Anda di halaman 1dari 20

Batuan Sedimen : Pengertian,

Pembentukan dan Macam


Contoh

Bumi adalah planet dalam tata surya yang bisa dihuni oleh manusia, tanaman
dan tumbuhan. Bumi terdiri dari tiga unsur yang sangat berpengaruh bagi
penduduknya. Tiga unsur tersebut adalah tanah, air, dan udara. Tanah menjadi
komponen penting bagi manusia dalam pelaksanaan kehidupannya. Tanah
memiliki senyawa tertentu yang bermanfaat bagi manusia.

Penjelasan Materi Artikel Batuan Sedimen Lengkap :


 Pengertian Batuan Sedimen
 Proses Pembentukan Batuan Sedimen
 Tekstur Batuan Sedimen
 Contoh Macam Jenis Batuan Sedimen
Senyawa tanah bisa saja berbentuk seperti batu, humus, dan pasir. Batu adalah
komponen yang memiliki struktur kompleks dan menarik dipelajari. Salah
satu batuan yang sering ditemui adalah batuan sedimen. Batuan sedimen
memiliki ciri dan perbedaan dengan batuan lain.

Pengertian Batuan Sedimen


Batuan yang terbentuk dari proses litifikasi atau pembatuan disebut
dengan batuan sedimen. Batuan ini adalah hasil dari proses erosi dan
pelapukan yang terbawa arus dan kemudian diendapkan. Proses pembentukan
batuan sedimen diawali dari pengikisan pada batuan beku. Gerakan tersebut bisa
disebabkan pengaruh air, es, angin, atau aktivitas manusia, hewan, serta
tumbuhan.

Batuan sedimen biasanya tersusun secara berlapis-lapis dan mendatar. Secara


kimiawi, batuan sedimen tersusun dari penguapan larutan kalsium karbonat,
garam, silika dan material lainnya.

Proses Pembentukan Batuan Sedimen


Pengikisan yang terjadi oleh pengaruh air, es, angin dan aktivitas makhluk hidup
diatas mengawali pembentukan pada batuan sedimen. Partikel yang terkikis
kemudian begerak sesuai dengan media yang mengikutinya. Pada satu titik
tertentu berhenti dan menggerombol pada tempat tersebut. Selanjutnya, partikel
yang berkumpul mengalami proses pengendapan atau disebut sedimentasi. Ada
tiga proses sedimentasi pada batuan, yaitu :
1. Proses
Sedimentasi Kimiawi
Proses ini merupakan proses pengendapan yang melalui perubahan komposisi
pada mineral-mineral dalam suatu batuan secara kimiawi. Proses sedimentasi
kimiawi diakibatkan komponen kimia berasal dari luar masuk menembus pori-
pori dan kemudian menjadi bagian dari batuan tersebut.

Setelah mineral tersebut masuk dalam batuan, reaksi kimia akan terjadi pada
mineral baru dengan mineral yang sudah lama menetap dalam batu. Setelah
terjadi pencampuran akan dilanjutkan dengan kristalisasi yang menjadi proses
akhir dalam pembentukan batuan sedimen.

2. Proses Sedimentasi Mekanik


Proses sedimentasi mekanik adalah proses pengendapan disebabkan oleh
aktivitas mekanik atau pergerakan banyak hal. Penyebabnya bisa dari air,
gravitasi, es, angin atau bahkan pergerakan makhluk hidup dari manusia,
tumbuhan dan hewan.

3. Proses Sedimentasi Biologis (Organik)


Proses sedimentasi biologis atau diakibatkan oleh makhluk hidup adalah karena
proses hancurnya bebatuan karena tingkah laku manusia, hewan dan tumbuhan.
Sesudah hancur, batuan tersebut menjadi partikel kecil dan terbawa menuju
tempat baru sehingga akan beradaptasi dengan lingkungan baru tersebut.
Batuan sedimen juga mengalami proses pengompakan dan pemadatan dari
endapan hingga menjadi batuan sedimen utuh. Proses pemadatan disebut
dengan proses diagenesa. Proses ini terjadi diatara suhu 300oC dan
tekanan atmosfer antara 1-2 kilobar atau 300MPa. Proses diagnesa berlangsung
mulai dari penguburan sedimen sampai terangkat di atas permukaan Bumi.

Berdasarkan proses diagenesa dibagi menjadi tiga macam, yaitu :


– Diagnesa Eogenik adalah proses awal pembentukan batuan sedimen yang
terletak di bawah permukaan air.
– Diagnesa Mesogenik adalah proses diagnesa pada saat penguburan batuan
sedimen yang berada dalam posisi semakin dalam dari tanah.
– Diagnesa Telogenik adalah diagnesa yang ada pada batuan sedimen
terungkap kembali diatas permukaan bumi diakibatkan oleh erosi dan pengaruh
pengangkatan tanah karena gaya tertentu.

Tekstur Batuan Sedimen


Tekstur batuan sedimen ada berbagai macam dan berbeda-beda. Batuan
sedimen dapat memiliki tekstur klastika atau non-klastika. Batuan sedimen bisa
juga bertekstur kristalin jika batuan sedimen dalam satu kelompok kompak dan
bersama-sama terjadi rekristalisasi atau proses pengkristalan kembali. Batuan
sedimen kristalin ini biasanya jenis batu gamping dan batuan yang kaya silika.

Batuan sedimen dengan tekstur klastik adalah batuan yang dibentuk dari
penghancuran batuan lain. pecahan tersebut kemudian dibawa menuju tempat
lain dan terdeposisi (terbiasa dengan lingkungan) sampai
pada tahan diagenesa. Sedangkan batuan sedimen bertekstur non-klastik yaitu
masuk dalam batuan sedimen kimiawi dan organik.

Contoh Jenis – Jenis Batuan Sedimen


Apakah anda tahu bahwa batuan sedimen juga ada dalam berbagai jenis ? Batuan
sedimen bisa dibagi dalam beberapa jenis klasifikasi seperti berikut

1. Batu Konglomerat
Batu yang terdiri dari material kerikil
bulat, batu-batu dan pasir yang terikat satu sama lain adalah batu konglomerat.
Batu konglomerat disusun dari bahan-bahan yang terlepas karena pengaruh gaya
berat batu. Kemudian bahan tersebut memadat dan saling terikat dengan baik.
Fungsi dari batu ini adalah untuk bahan pendukung bangunan.

2. Batu Pasir

Seperti namanya, batu pasir terdiri atas


susunan butiran-butiran pasir. Biasanya batu pasir berwarna merah, kuning, atau
abu-abu. Batu ini terbuat dari bahan-bahan lepas dikarenakan padatnya gaya
berat sehingga satu partikel dengan yang lain saling terikat. Batu pasir dipakai
untuk material penyusun kaca atau gelas dan dapat digunakan sebagai konstruksi
bangunan.

3. Batu Gamping
Batu dengan bentuk sedikit lunak dengan
warna putih bercampur abu-abu disebut dengan batu gamping. Batu ini mampu
membentuk gas karbondioksida jika mendapat sedikit tetesan asam. Batu
gamping tersusun dari cangkang binatang lunak yang sudah mati, seperti kerang,
siput, dan binatang laut lain. Batu gamping dapat digunakan sebagai bahan baku
semen.

4. Batu Serpih

Batu serpih terbuat dari bahan yang halus


dan lepas disebabkan karena gaya berat batu padat dan saling terikat satu sama
lain. Batu ini merupakan batu yang memiliki bau khas, seperti tanah liat dan
memiliki butiran halus serta memiliki warna beragam. Ada warna abu-abu,
hitam, hijau, merah, dan kuning. Batu ini berguna sebagai bahan bangunan.

5. Stalaktit dan Stalagmit


Endapan-endapan pada gua yang
berwarna-warni, mulai dari coklat, keemasa, krem, kuning, atau putih disebut
dengan stalaktit dan stalagmit. Keduanya terbentuk dari larutan air yang turun
ke gua yang berasal dari tetesan atap gua menuju dasarnya. Air yang menetes
tersebut memiliki kandungan kapur semakin lama membeku dan menumpuk
menjadi batuan kapur.

Batuan kapur pada gua berbentuk runcing-runcing dengan warna-warni yang


indah menjadi daya tarik pada gua tersebut. Stalaktit dan stalagmit berfungsi
sebagai pemandangan yang jarang ditemui bagi pengunjung. Karena keajaiban
tersebut hanya bisa dilihat di dalam gua sehingga tidak stalaktit dan stalagmit
tidak bisa ditemukan di luar gua.

6. Batu Breksi

Batu breksi terdiri dari batuan yang


terpecah menjadi beberapa bagian dan kemudian menjadi satu. Pecahan tersebut
berasal dari letusan gunung berapi. Batu breksi juga terbentuk dari elemen yang
dilemparkan ke udara dalam jarak tinggi lalu akhirnya mengalami pengendapan
di suatu tempat. Fungsi batu breksi adalah bahan kerajinan dan bangunan.

7. Batu Lempung
Warna dari batu lempung biasanya
berwarna keemasa, coklat, abu-abu, atau merah. Batu lempung terbuat dari
proses pelapukan batuan beku yang membentuk material lempung di sekitar
batuan induk. Lalu batu induk akan masuk dalam proses pengendapan dan
menjadi batu lempung. Fungsi dari batu lempung adalah sebagai bahan dari
kerajinan.
Batuan Metamorf : Ciri Ciri,
Klasifikasi dan Contoh Macam
Jenis

Batuan adalah satu atau lebih mineral yang terkumpul menjadi satu fungsi. Salah
satu penyusun batuan adalah kerak bumi. Berdasarkan kejadian kerak bumi, ada
tiga jenis klasifikasi batuan, yakni : batuan beku, batuan sedimen, dan batuan
metamorf. Tiga batuan tersebut memiliki nama latin masing-masing,
yaitu igneous rocks, sedimentary rocks, dan metamorphic rocks.

Penjelasan Materi Artikel Batuan Metamorf Lengkap :

 Pengertian Batuan Metamorf


 Faktor Pembentukan Batuan Metamorf
 Karakteristik Batuan Metamorf
 Macam Jenis Batuan Metamorf

Batuan metamorf atau bisa juga disebut batuan malihan terbentuk dari
proses metamorfisme. Batuan ini juga memiliki jenis beragam dan berciri khas
dalam struktur dan tesktur batu tersebut. Batuan ini memiliki peran penting bagi
pengamatan tekanan dan suhu yang berada jauh di dalam permukaan bumi.

Pengertian Batuan Metamorf


Batuan metamorf dalam pembentukannya mengalami proses metamorfisme.
Proses ini ada dalam fase padat namun tidak melewati fase cair. Temperatur yang
dibutuhkan sekitar 200 derajat Celcius sampai 6500 derajat Celcius. Tanpa
adanya proses metaformisme, batuan ini tidak bisa terbentuk.

Batuan malihan yaitu batuan yang berasal dari batuan-batuan lain sebagai induk,
seperti batuan sedimen atau batuan beku. Batuan induk tersebut juga bisa
berasal dari batuan itu sendiri namun dengan syarat sudah melalui proses
mineralogi, struktur dan tekstur yang disebabkan oleh perubahan temperatur
dan tingginya tekanan pada batuan induknya

Temperatur dan tekanan tinggi dari batuan induk tersebut akan berakibat
merubah struktrur dan tekstur batuan tersebut. Batuan yang terbentuk akan
menyesuaikan sifatnya sesuai dengan material pembentuknya. Sehingga, bisa
saja antara satu batuan dengan yang lain memiliki perbedaan struktur dan
tekstur disebabkan proses metamorfismenya.

Proses Pembentukan Batuan Metamorf


Proses yang terjadi saat pembentukan batuan metamorf disebabkan oleh
beberapa faktor. Seperti perubahan tekanan, aktivitas kimia, dan temperatur
batu induknya. Di bawah ini dijelaskan mengenai faktor yang berpengaruh saat
proses pembentukan batuan malihan atau metamorf.

1. Perubahan Tekanan
Tekanan (pressure) adalah faktor yang berfungsi mengontrol proses
pembentukan batuan ini. Perubahan tekanan semakin tinggi bisa menyebabkan
rekristalisasi (pengkristalan ulang) pada mineral dalam kandungan batuan induk
sebelumnya. Tekanan yang terjadi kurang lebih antara 1 – 10.000 bar (Jackson)

Perubahan tekanan ini juga dipengaruhi oleh berbagai hal. Pada umumnya,
pengaruh utama berasa dari aktivitas tektonik dan vulkanik bumi. Penumpukan
endapan dari batuan – batuan juga dapat menyebabkan tekanan berubah – ubah.

2. Aktivitas Kimia
Aktivitas kimia berpengaruh dalam pembentukan batuan malihan, yaitu
mengubah dan merekristalisasi batuan induk sebelumnya yang tidak perlu
melewati fase cair. Tempetur saat aktivitas kimia berlangsung sekitar 350 derajat
Celcius sampai 1200 derajat Celcius. Sedangkan tekanan yang terbentuk ada
diantara 1 – 10000 bar (Jackson)

Bentuk dari aktivitas kimia yang sering dijumpai adalah fluida dan gas pada
jaringan batuan induk. Aktivitas kimia berperan untuk mengubah komposisi kimia
dan mineral dalam batuan metamorf. Fluida yang mudah ditemukan
yaitu karbondioksida, asam hidroklorik, air, dan hidroflorik. Pada umumnya zat
kimia tersebut berguna sebagai katalis dalam reaksi kimia.

3. Perubahan Temperatur
Temperatur yang berubah bisa diakibatkan karena perubahan gradient
geothermal atau dapat disebut dengan intrusi magma. Selain hal tersebut,
gesekan antar massa batuan menyebabkan temperatur mudah berubah dan akan
berujung saat proses metamorfisme berlangsung.

Perubahan temperatur dapat terjadi dalam suhu sekitar 350 sampai 1200 derajat
Celcius. Suhu atau temperatur berfungsi sebagai pengontrol saat proses
pembentukan batuan berlangsung agar tidak memasuki fase cair terlebih dahulu.
Sehingga proses metamorfisme berjalan lancar dan menghasilkan batuan yang
sempurna.
Ciri
Karakteristik Batuan Metamorf
Batuan metamorf memiliki karakteristik dan ciri-ciri yang memudahkan
mengenalinya. Rincian mengenai ciri khas batuan malihan atau metamorf akan
dijelaskan dengan jelas di bawah ini.

1. Warna
Karena proses metamorfisme yang beragam dan berbeda mengakibatkan
warnanya bervariasi. Mulai dari feldspar, kwarsa dan mika. Feldspar berciri khas
adanya belahan pada warna batuan. Belahan tegak lurus dan memiliki warna
merah bisa juga disebut ortoklas. Jika berbentuk kristal dan berwarna abu-abu
/putih adalah plagioklas.

Kemudian warna kwarsa, yaitu putih susu atau putih jernih. Batuan dengan
warna ini tidak memiliki belahan dengan berbagai bentuk. Yang terakhir
adalah mika, yakni batuan yang memiliki belahan dan berwarna putih yang
bernama muskovit dan hitam yang disebut dengan nama biotit.

2. Struktur
Ada dua struktur yaitu foliasi dan non-foliasi.

 Foliasi bermakna sebagai lapisan pada batuan metamorf dengan


bentuk menyerupai belahan. Hal tersebut merupakan hasil dari aktivitas
penjajaran beberapa mineral yang berasal dari penyusun utama
batuannya.
 non-foliasi adalah batuan metamorf tanpa belahan. Tidak adanya
belahan dalam batuan ini karena proses penjajaran beberapa yang
berasal dari penyusun utamanya tidak terlihat sehingga tidak bisa
diamati.

3. Tekstur
Tekstur yaitu terdiri dari bentuk, ukuran, dan susunan butir mineral- mineral
batuan tersebut. Akan tetapi ada dua tekstur yang biasanya mudah dijumpai,
yaitu relik dan kristaloblastik. Relik atau bisa disebut sisa adalah tekstur batuan
asal dari batuan metamorf masih bisa diamati dan terlihat jelas dengan memakai
mata telanjang.

Kemudian kristaloblastik yaitu mineral dalam kandungan batuan sudah


terkristalisasi. Namun sebelum batuan tersebut menjadi batuan metamorf, bisa
saja terjadi proses kristalisasi tambahan agar proses metamorfisme semakin baik
dan menghasilkan batu dengan kandungan cukup baik.

4. Bentuk Kristal
Bentuk kristal sebagai kandungan batuan ini terbagi menjadi tiga jenis, yaitu
euhedral, subhedral, dan anhedral. Euhedral yaitu kristal sempurna namun
dibatasi dengan tegas, jelas, dan teratur oleh bidang kristal yang ideal. Bentuk
kristal ini adalah yang paling baik diantara ketiga jenis yang ada. Kedua adalah
subhedral, definisi subhedral adalah kandungan batuan yang memiliki kristal
terbatasi dengan tidak jelas dan sebagian tidak teratur oleh bidang kristal yang
ada. Yang terakhir yakni anhedral, Anhedral adalah kristal yang dibatasi oleh
bidang kristal dengan sifat tidak teratur.

5. Komposisi Mineral
Mineral yang mendukung proses metamorfisme antara lain garnet, andalusi,
kyanit, silimanit, dan stauroli. Mineral yang berfungsi sebagai pembentuk batuan
metamorf disebut dengan mineral metamorfik. Suhu dan tekanan yang tinggi
mampu membentuk mineral ini agar mampu membentuk batuan tersebut.
Klasifikasi Jenis Batuan Metamorf
Batuan Malihan atau Metamorf dapat dibedakan menjadi 3 jenis dalam proses
pembentukannya yang menyebabkan batuan ini terbentuk menjadi beraneka
macam. Berikut ini adalah tiga jenis batuan metamorf berdasarkan proses
terbentuknya :

1. Batuan Metamorf Kontak


Batuan Malihan/Metamorf kontak atau thermal adalah batuan metamorf yang
terbentuk karena adanya sebuah peningkatan suhu atau pemanasan dan
perubahan kimia yang terjadi karena intrusi magma.

Contoh : Batu marmer yang terbentuk dari batu gamping atau batu kapur.

2. Batuan Metamorf Dinamo


Batuan Metamorf dinamo adalah suatu batuan yang terbentuk karena terdapat
tekanan yang cukup besar disertai dengan pemanasan serta tumbukan. Tekanan
tersebut bisa berasal dari lapisan bertumpuk yang terdapat di atas batu dalam
jangka waktu yang lama.

Contoh : Batu Sabak yang diketahui berasal dari tanah liat. Kemudian Batubara
yang terbentuk dari sisa-sisa jasad hewan serta tumbuhan di daerah rawa.

3. Batuan Metamorf Thermal-Pneumatolik


Batuan Metamorf thermal-pneumatolik yaitu suatu batuan yang terbentuk karena
terdapat zat-zat tertentu memasuki batuan yang pada saat itu sedang mengalami
sebuah proses metamorfosis batuan.

Contoh : Batu Topaz, Zamrud dan Permata

Macam Contoh Batuan Metamorf


1. Batu Sabak (Slate)
Batu sabak memiliki warna hijau dan
hitam. Batu ini bisa dipecah-pecah menjadi beberapa lempeng tipis. Batu sabah
dapat digunakan sebagai bahan bangunan atau bahan kerajinan yang berestetika
tinggi.

 Asal : Metamorfisme Shale dan Mudstone


 Komposisi : Quartz, Muscovite, Illite
 Struktur : Foliated (Slaty Cleavage)
 Derajat metamorfisme : Rendah
 Ukuran butir : Very fine grained
 Warna : Abu-abu, hitam, hijau, merah
 Ciri khas : Mudah membelah menjadi lembaran tipis

2. Batu Marmer (Marble)

Batu marmer bisa juga disebut batu


pualam. Batu ini berasal dari batu gamping atau batu kampur namun memiliki
warna berbeda. Ada juga beberapa pita warna dan kristal dengan berbagai
tekstur terkandung dalam batu marmer atau batu pualam ini. Batu ini berfungsi
sebagai bahan utama pembuatan ubin.

 Asal : Metamorfisme batu gamping, dolostone


 Komposisi : Kalsit atau Dolomit
 Struktur : Non foliasi
 Derajat metamorfisme : Rendah – Tinggi
 Ukuran butir : Medium – Coarse Grained
 Warna : Bervariasi
 Ciri khas : Tekstur berupa butiran seperti gula, terkadang terdapat fosil,
bereaksi dengan HCl.

3. Batu Ganes (Gneiss)

Biasanya batu ganes memiliki warna putih


dengan sedikit campuran abu-abu. Ditemukan juga goresan yang terdiri dari
beberapa mineral yang mempunyai bentuk tipis dan berjajar. Kegunaan batu
ganes adalah untuk bahan kerajinan.

 Asal : Metamorfisme regional siltstone, shale, granit


 Komposisi : Kuarsa, feldspar, amphibole, mika
 Struktur : Foliated (Gneissic)
 Derajat metamorfisme : Tinggi
 Ukuran butir : Medium – Coarse grained
 Warna : Abu-abu
 Ciri khas : Kuarsa dan feldspar tampak berselang-seling dengan lapisan
tipis kaya amphibole serta mika.

4. Batu Kuarsit (Quartzite)


Batu Kuarsit adalah batuan pasir yang
berubah karena terkena suhu tinggi. Batu ini berwarna coklat, merah, abu-abu,
dan kekuningan pada umumnya. Batu kuarsit bermanfaat untuk bahan kerajinan
dan material konstruksi jalan raya.

 Asal : Metamorfisme sandstone (batupasir)


 Komposisi : Kuarsa
 Struktur : Non foliasi
 Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi
 Ukuran butir : Medium coarse
 Warna : Abu-abu, kekuningan, cokelat, merah
 Ciri khas : Lebih keras dibanding glass

5. Batu Sekis (Schist)

Warna batu sekis adalah ungu, hijau, dan


hitam. Batu sekis biasanya memiliki mineral yang terpisah dan berubah menjadi
berkas gelombang yang ditunjukkan kilaunya oleh kristal. Batu sekis dapat
digunakan untuk sumber mika utama sebagai komponen penting dalam industri
elektronika.

 Asal : Metamorfisme siltstone, shale, basalt


 Komposisi : Mika, grafit, hornblende
 Struktur : Foliated (Schistose)
 Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi
 Ukuran butir : Fine – Medium Coarse
 Warna : Hitam, hijau, ungu
 Ciri khas : Foliasi yang kadang bergelombang, terkadang terdapat kristal
garnet

6. Batu Milonit (Mylonite)

Batu milonit memiliki bentuk yang terdiri


atas butir-butir halus, berwarna abu-abu, biru, coklat, kehitaman, dan bisa
dibelah. Batu ini bermanfaat sebagai bahan kerajinan yang bernilai seni tinggi.

 Asal : Metamorfisme dinamik


 Komposisi : Kemungkinan berbeda untuk setiap batuan
 Struktur : Non foliasi
 Derajat metamorfisme : Tinggi
 Ukuran butir : Fine grained
 Warna : Abu-abu, kehitaman, coklat, biru
 Ciri khas : Dapat dibelah-belah

7. Batu Tanduk (Hornfels)


Batu Tanduk terbentuk ketika shale dan
claystone mengalami metamorfosis oleh temperatur dan intrusi beku, batu ini
terbentuk di dekat dengan sumber panas seperti dapur magma, dike, sil. Hornfels
bersifat padat tanpa foliasi.

 Asal : Metamorfisme kontak shale dan claystone


 Komposisi : Kuarsa, mika
 Struktur : Non foliasi
 Derajat metamorfisme : Metamorfisme kontak
 Ukuran butir : Fine grained
 Warna : Abu-abu, biru kehitaman, hitam
 Ciri khas : Lebih keras dari pada glass, tekstur merata

8. Batu Filit (Phyllite)

Batu Filit adalah batuan metamorf yang


umumnya tersusun atas sericite mica, kuarsa dan klorit. Terbentuk dari
kelanjutan proses metamorfosisme dari Slate.

 Asal : Metamorfisme Shale


 Komposisi : Mika, kuarsa
 Stuktur : Foliated (Slaty-Schistose)
 Derajat metamorfisme : Rendah – Intermediate
 Ukuran butir : Halus
 Warna : Merah, kehijauan
 Ciri khas : Membelah mengikuti permukaan gelombang

9. Serpentinit (Serpentinite)

Serpentinit adalah batuan yang terdiri


atas satu atau lebih mineral serpentine dimana mineral ini dibentuk oleh proses
serpentinisasi (serpentinization). Serpentinisasi merupakan proses metamorfosis
temperatur rendah yang menyertakan tekanan dan air, sedikit silica mafic dan
batuan ultramafic teroksidasi dan ter-hidrolize dengan air menjadi serpentinit.

 Asal : Batuan beku basa


 Komposisi : Serpentine
 Struktur : Non foliasi
 Ukuran butir : Medium grained
 Warna : Hijau terang / gelap
 Ciri khas : Kilap berminyak dan lebih keras dibanding kuku jari

Anda mungkin juga menyukai