Anda di halaman 1dari 4

Nama : Suci Maharani

Nim : 072002100013
Tugas : Resume Batuan Sedimen Klastik

 Pengertian Batuan Sedimen Klastik


Batuan sedimen klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari
pengendapan kembali detritus atau pecahan batuan asal yang berupa batuan
metamorf, batuan beku, atau batuan sedimen itu sendiri
Batuan sedimen klastik ini terbentuk dari proses pengendapan bahan lepas
berupa fragman batuan/mineral hasil pelapukan atau perombakan batuan lain yang
terangkut dari tempat asalnya oleh air, es yang kemudian mengalami litifikasi atau
pembatuan.
Batuan sedimen juga dapat diartikan sebagai batuan yang diperoleh dari
perubahan ukuran atau hancurnya batu besar menjadi batu keil secara mekanik
sehingga sifat kimiawi batu tersebut masih sama dengan batuan asalnya. Ahli
geologi menggunakan istilah klastik dengan mengacu pada batuan sedimen serta
partikel dalam transportasi sedimenbaik dalam suspensi atau lapisan dan pada
endapan.

 Proses Pembentukan Batuan Sedimen Klastik


Diawali dengan pelapukan batuan sedimen itu sendiri maupun jenis-jenis
batuan lainnya. Hasil pelapukan berupa fragman yang terbawa oleh aliran air
kemudian diendapkan di sungai danau atau rawa. Pengendapan tersebut
berlangsung secara mekanis yang terbagi menjadi 2 jenis menurut ukuran butir
batu. Batuan yang memiliki ukuran besar terjadi akibat proses pengendapan
langsung setelah peristiwa erupsi gunung api. Batuan yang terbentuk akan
dikategorikan dalam batuan detritus kasar. Sedangkan batuan yang berukuran
kecil terbentuk akibat proses pengendapan yang terjadi di zona laut dangkal
maupun laut dalam.
Dalam proses pengendapan, batuan sedimen akan mengalmi diagenesa. Diseut
diagenesa karena proses-proses yang akan terjadi pada material endapan
berlangsung pada suhu rendah, baik selama litifikasi maupun sesudahnya.
Diagenesa ini bertujuan untuk membuat material endapan menjadi batuan yang
keras. Tahapam diagenesa meliputi:
1. Kompaksi sedimen pada tahap diagenesa yang pertam ini, material
sedimenakan dimampatkan satu dengan yang lain. Pemampatan tersebut
terjadi akibat adanya tekanan berupa bebab berat yang berasal dari atas
material sedimen.setelah dimampatkan, volume material sedimen akan
menurun, sedangkan kerapatan antar butiran menjadi semakin tinggi.
2. Sementasi, dalam tahap kedua yang ini material yang berada di antara rongga
butir sedimen akan mengendap dan mengikat sebelum maupun sesudah
diagenesa.
3. Rekristalisasi tahap ini merupakan proses pengkristalan ulang suatu mineral.
Mineral tersebut diperoleh dari pelarutan material sedimen sebelum maupun
sesudah diagenesa.
4. Autigenesis, pada tahap ini akan dibentuk mineral yang merupakan pastikel
baru pada suatu sedimen. Mineral tersebut berupa silika karbonat gypsum,
klorita, dan lain sebagainya.
5. Metasomatisme merupakan tahap akhir, yakni bergantinya material sedimen
tanpa disertai penuruna volume material aslinya.

 Contoh Batuan Sedimen Klastik


1. Konglomerat
Batu ini memiliki struktur butiran kasar dengan ukuran fragman erkisar antara
2-256 mm. Konglomerat terdiri dari gabungan kerikil, dengan berbagai jumlah
pasir dan lumpur di tempat antara butir-butir besar. Konglomerat adalah
komposit yang diurutkan dari berbagai macam ukuran butir bulat mulai dari
pasir sampai batu bulat.  Konglomerat tersusun dari beberapa mineral seperti
granit, rijang, kuarsa dan lain- lain. Mineral- mineral penyusun konglomerat
tersebut bisa saja hanya sejenis, dan bisa juga campuran.

Gambar Konglomerat

2. Batu Breksi
Butiran pada batu breksi bersifat coarse. Hal tersebut karena mineral- mineral
penyusunnya terdiri dari kuarsa, kuarsit, granit, rijang dan batu gamping.
Ukuran fragmen breksi hampir sama dengan ukuran fragmen konglomerat,
yakni dikelompokkan dalam ukuran batu kasar. Hanya saja, fragmen breksi
berbentuk runcing dan memiliki sudut, sedangkan konglomerat berbentuk
bulat. Fragmen breksi berasal dari akumulasi fragmen yang terkumpul dan
mengendap pada dasar lereng. Fragmen tersebut juga bisa diperoleh dari hasil
material longsoran yang mengalami litifikasi.

Gambar Batu Breksi

3. Batu Pasir
Batu pasir mengacu pada batuan sedimen dengan butiran antara 1/16
milimeter dan 2 mm, yang sudah tersemen bersama melalui proses litifikasi.
Oleh karena itu batu pasir tidak memiliki mineral tertentu, namun dalam
praktiknya, batupasir biasanya hampir semua kuarsa. Kebanyakan batupasir
memiliki sejumlah kecil lempung mineral, hematit, ilmenit, feldspar, dan mika
lainnya yang menambahkan warna dan karakter pada matriks kuarsa.
Komposisi batu pasir bermacam- macam. Ada yang tersusun dari bijih besi,
pecahan batu sabak, klorit, riolit dan batu basal. Ada juga yang tersusun dari
mineral kuarsa dan feldspar yang keberadaannya mudah ditemui di lapisan
kulit bumi.

Gambar Batu Pasir

4. Batu Silt
Silt atau lempung adalah istilah ukuran yang digunakan untuk bahan yang
lebih kecil dari pasir (umumnya 1/16 sampai 1/256 milimeter) Ini terutama
terdiri dari butiran butiran bulat yang disortir dengan baik. Lumpur di dalam
siltstone ini sangat murni, tidak mengandung pasir dan tidak ada tanah liat. atu
ini tersusun dari mineral silika, alumina, kaolin, vermikulit, haloisit dan lain-
lain.

Gambar Siltstone

5. Serpih (Shale/Mudstone)
Shale adalah batuan halus, cukup sampai halus yang terbentuk dari pemadatan
butiran dengan ukuran bulat dan dan sangat kecil dengan ukuran partikel
kurang dari 1/256 mm. Warnanya bervariasi, misalnya Serpih hitam kaya akan
bahan organik (ini menununjukkan deposit di lingkungan perairan yang
tenang, seperti laguna, laut dangkal, dan zona pasang surut. Sedimen yang
membentuk serpih kemungkinan besar dideposit secara bertahap di lingkungan
yang tidak bergejolak, seperti danau, laguna, dataran banjir, dan cekungan laut
dalam.

Anda mungkin juga menyukai