Nim : 072002100013
Resume Fisika Dasar 2
GELOMBANG
Dengan
v = kecepatan rambat
= Panjang gelombang
5. Dispersi Gelombang
Dispersi yaitu peristiwa terurainya sinar cahaya yang merupakan
campuran dari beberapa panjang gelombang menjadi komponen-
komponennya karena adanya pembiasan. Dispersi terjadi karena adanya
perbedaan deviasi untuk setiap panjang gelombang, yang disebabkan oleh
perbedaan kelajuan masingmasing gelombang pada saat melewati medium
pembias. jika sinar cahaya putih jatuh pada salah satu sisi prisma, cahaya
putih itu akan terburai menjadi komponen-komponennya dan spektrum
lengkap cahaya tampak akan terlihat.
Jika gelombang merambat pada medium di mana laju gelombang
dalam medium itu tidak bergantung pada frekuensi atau panjang
gelombang, maka medium itu dinamakan medium tak dispersif dan
gelombangnya dinamakan gelombang tak dispersif. Sebaliknya, dalam
medium dispersif laju gelombang bergantung pada frekuensi atau panjang
gelombang dan gelombangnya dinamakan gelombang dispersif. Pada
gelombang dispersif, hubungan antara dan k tidak linear. Contoh
gelombang dispersif adalah gelombang elektromagnetik yang merambat
dalam plasma dan gelombang pada permukaan air.
6. Dispolarisasi Gelombang
Polarisasi adalah peristiwa terserapnya sebagian arah getar gelombang
sehingga hanya tinggal memiliki satu arah saja. Polarisasi hanya akan
terjadi pada gelombang transversal, karena arah gelombang sesuai dengan
arah polarisasi, dan sebaliknya, akan terserap jika arah gelombang tidak
sesuai dengan arah polarisasi celah tersebut.
d. Pemanfaatan Gelombang
3. Simpangan
Selama gelombang merambat, simpangan suatu pada medium selalu
berubah-ubah yaitu mulai dari nilai minimumnya sampai nilai
maksimumnya. Nilai maksimum dan minimum diperoleh secara periodek.
4. Amplitudo
Amplitudo adalah simpangan maksimum yang dilewati oleh suatu
medium. Amplitudo gelombang adalah panjang simpangan Maksimum.
5. Periode Periode
adalah waktu osilasi yang diperlukan oleh suatu benda untuk kembali
osilasi yang semula. Misalkan suatu titik berada pada simpangan nol.
6. Frekuensi
Frekuensi adalah banyaknya osilasi setiap detik pada suatu medium.
7. Kecepatan Osilasi
Kecepatan osilasi adalah untuk mengetahui berapa cepat terjadi
perubahan simpangan pada medium. Pada gelombang transversal,
kecepatan osilasinya dilihat naik turun simpangannya, sedangkan untuk
gelombang longitudinal, kecepatan osilasinya dilihat dari cepatnya getaran
maju mundur.
BAB 2
CARA MENGHITUNG INTENSITAS GEMPA
1. Penjelasan
Gempa bumi adalah peristiwa pelepasan energi secara tibatiba didalam kerak
bumi yang mengakibatkan getaran di permukaan Gempa bumi adalah peristiwa
pelepasan energi secara tibatiba didalam kerak bumi yang mengakibatkan getaran di
permukaan.
Perambatan gelombang seismik dari pusat gempa ke stasiun pengamatan
ditangkap pada sebuah alat yang dinamakan seismometer. Seismometer merekam
gerakan tanah akibat gempa bumi dan rekaman datanya disebut dengan seismogram.
Seismogram ini dapat digunakan untuk menentukan parameter gempa bumi,
diantaranya waktu kejadian gempa, kedalaman hiposenter, posisi episenter, intensitas
dan kekuatan gempa bumi. Penentuan parameter ini melalui bantuan beberapa
software diantaranya matlab, seisgram 2k dan geopsy.
Teknik seismik array merupakan sebuah metode perekaman data seismik yang
menggunakan paling sedikit tiga seismometer dengan konfigurasi tertentu.
Keunggulannya adalah data perekaman sinyal seismik yang diolah dengan
menggunakan teknik array akan menghasilkan sinyal yang memiliki rasio sinyal
terhadap noise yang lebih baik dibandingkan dengan hasil sinyal dari seismogram
tunggal.
Intensitas sebuah gempa yang biasanya diukur dengan intensitas
Mercalli. Intensitas ini terdiri dari angka I sampai dengan X dengan akselerasi dan
fenomena yang berbeda-beda pada setiap tingkatnya.
Intensitas I (1) akselerasi dalam cm/det2 adalah < 1 dengan fenomena hanya
dapat dirasakan oleh seismograf. Intensitas II (2) dengan akselerasi 1-2 cm/det2 dapat
dirasakan dalam kondisi yang sangat baik, intensitas III (3) akselerasi 2-3 cm/det2
getaran getaran, beberapa orang dapat merasakannya, intensitas IV akselerasi 3-6
cm /det2 getaran jalan raya yang berat. Intensitas V dengan akselerasi 6-15 cm/det2,
umumnya dapat dirasakan, benda yang tergantung bergoyang, intensitas VI dengan
akselerasi 15-30 cm/det2 reaksi yang mengejutkan, benda-benda yang terjadi, pohon
bergeser, intensitas VII akselerasinya dengan 30-60 cm/det2 banyak bangunan rusak
ringan muncul gelombang di udara, akselerasi VIII dengan 60-160 cm/det2 panik dan
bangunan yang rapuh akan mengalami kerusakan. Intensitas IX dengan akselerasi
160-300 cm/det2 banyak bangunan rusak parah, intensitas X dengan akselerasi 300-
600 banyak bangunan rubuh dan pergeseran tanah.
Intensitas XI dengan akselerasi 6001500 umumnya bangunan runtuh dan
intensitas XII dengan akselerasi 1500 cm/det2 batuan terbelah, perubahan permukaan
tanah, terdapat berbagai macam pergeseran tanah. Magnitudo (Skala Richter )
Magnitudo gempa bumi dihitung dengan menggunakan rumus : m = 1,3 + 0,6
Io. Dalam rumus ini, m = magintudo, Io adalah berdasarkan pada skala
Mercalli. Sebagai contoh, jika Anda memiliki gempa bumi dengan intensitas XII (12),
maka magnitudonya adalah m = 1, 3 + 0,6 x 12 = 8,5 Skala Richter.
Cara kedua menghitung besaran adalah dengan menggunakan rumus berikut:
m = 2,2 +1,8 log ao. Dalam rumus ini m adalah magintudo dan "ao" adalah akselerasi
dalam cm/det2. Sebagai contoh, jika kita memiliki gempa bumi dengan akselerasi
1400 cm/det2, magnitudonya adalah m = 2,2 + 1,8 x log 1400 = 7,8. Bagaimana
dengan energi yang ditemukan? Jika kita sudah berhasil menentukan besaran besaran,
kita dapat menghitung besaran energi yang terbuang. Untuk menghitung energi E, kita
menggunakan rumus: log E = 11,4 + 1, 5m. Sebagai contoh, jika Anda menghitung
kekuatan gempa sekitar 7,6, maka rumusnya adalah: Log E= 11,4 +1,5 x 7,6 = 22. Ini
adalah dari logaritma energi. Cara kedua untuk menghitung besaran energi adalah
dengan menggunakan rumus log E = 16,4 + 1,5 log A/T) + 2,5 log D . Formula A ini
memiliki amplitudo yang lebih baik dari yang lain. misalnya menyebut bahwa
gelombang permukaan menunjukkan akselerasi mikron (1/1000 mm); T adalah
periode gelombang dalam detik. D adalah jarak episentrum dalam derajat. Untuk
mencari D , rumus yang digunakan : D=Ec/110.6 yaitu jarak dari Anda berada ke
episentrum (dalam km). Sebagai contoh, jika amplitudo A adalah 1070 mikron, T
adalah 20 detik dan D adalah 115?; Anda akan menemukan log E = 16,4 + 1,5 x log
(1070/20) + 2,5 x log 115 = 24. Dengan inv log 24 Anda akan dapat menghitung
energi yang dilepas adalah 1,4 x 1024 J.
CAHAYA
1. Pengertian Cahaya
Sudah sejak lama para ilmuwan menyadari bahwa cahaya merupakan bentuk
energi radiasi. Cahaya, sinar X, gelombang radio dan sinar gamma semuanya
merupakan radiasi elektromagnetik. Disebut demikian karena semua itu terjadi
sebagai akibat perubahan dalam medan listrik dan magnet. Beberapa tahun berselang,
para ilmuwan sangat yakin bahwa cahaya dan radiasi energi lainnya terdiri dari
gelombang elektromagnetik yang berombak melewati angkasa. Ketika dalam
perjalanan perpindahan tempat dari satu tempat ke tempat lain Cahaya bertingkah
laku seperti sistem gelombang, tetapi dalam ruang hampa, cahaya mempunyai
kecepatan yang pasti. Dari sifat cahaya yang demikian ini maka kecepatan cahaya
memegang peranan penting dalam penelitian astronomi dan fisika. Karena pentingnya
maka kecepatan cahaya harus diukur seteliti mungkin.
Selama hampir tiga abad para ilmuwan secara bertahap menyempurnakan dan
memperbaiki teknik perhitungan itu. Sampai kini diketahui kecepatan cahaya dalam
sekitar 1 bagian dari 100.000, Kecepatan Cahaya mencapai 300.000 km per detik
(3.108 m/detik). Jelasnya cahaya adalah radiasi apa saja yang panjang gelombangnya
merangsang sensasi kecemerlangan atau iluminasi pada retina mata. Panjang
gelombang ini berkisar antara 0,00004 cm sampai 0,000076 cm. Radiasi tipe tertentu
seperti cahaya ultraviolet dan inframerah adalah sama dengan cahaya yang dapat
dilihat meskipun panjang gelombangnya lebih pendek atau lebih panjang dari pada
panjang gelombang cahaya yang dapat dilihat itu. Pada akhirnya pengertian cahaya
disini adalah mencakup semua panjang gelombang yang bertingkah laku serupa
dengan cahaya yang merangsang penglihatan.
Kalau cahaya bertemu dengan bentuk materi tertentu, maka tingkah lakunya
berbeda – beda. Misalnya, kalau cahaya bertemu dengan benda tak tembus cahaya
(Benda yang tidak meneruskan cahaya), benda itu akan mengeluarkan bayangan.
Banyak perdebatan pada waktu dahulu tentang apakah cahaya terdiri atas
gelombang atau partikel bergantung pada observasi terhadap bayangan. Seandainya
cahaya yang terdiri seberkas partikel – partikel terbang, kalau dalam perjalanannya
membentur hambatan tak tembus cahaya, maka dia berhenti. Partikel – partikel yang
lain akan lolos dari pinggir hambatan, seperti yang diperlihatkan Gambar 1 dibawah
ini.
Kalau benda itu tidak terlalu tak tembus cahaya, sebagaian cahaya akan
diteruskan menembus benda itu dalam kecepatan yang berkurang. Dalam hal ini,
cahaya itu dibiaskan atau dibengkokkan. Biasanya sejumlah besar cahaya diserap oleh
benda itu. Wujudnya sebagaian cahaya lenyap dan energinya berubah ke dalam
bentuk lain. Efek penyerapan yang umum ialah perubahan energi cahaya menjadi
kalor. Cepatnya goyangan kesana kemari dalam medan listrik dan medan magnet
yang terlibat dalam gelombang cahaya menyebabkan elektron dalam benda itu
bergetar. Akibatnya, molekul – molekul bergerak dengan lebih giat dan benda itu
menjadi lebih panas. Harus di ingat makin cepat molekul tersebut bergetar maka
makin panas benda itu.
Energi cahaya tidak selalu diubah secara langsung menjadi panas. Kalau
cahaya menghantam permukaan logam yang bersih dalam ruang hampa udara, maka
cahaya itu akan menggiatkan dengan kuat sebagaian elektron sehingga elektron –
elektron itu melompat keluar dari logam dan terbang ke udara di sekitarnya. Ini
disebut efek fotoelektrik yang dipergunakan dalam kamera televisi dan peralatan
kamera listrik lainnya. Cahaya juga menyebabkan perubahan kimia pada banyak zat.
Cahaya dapat memutihkan berbagai bahan pewarna, menyebabkan iritasi pada kulit,
atau menyebabkan perubahan tidak kentara dalam perak klorida pada filem fotografis.
Pada manusia, efek fotokimia yang terpenting terjadi dalam zat retina mata yang
disebut visual warna lembayung. Pigmen ini sebagaian diputihkan oleh cahaya dan
perubahan kimia yang terjadi merupakan bagian terpenting dalam proses melihat.
Pada gambar tersebut menjelaskan bahwa model sinar cahaya dari ikan
kemudian mengalami pembelokan setelah melewati batas permukaan air.
a. Jumlah sinar cahaya dari suatu obyek jumlahnya tidak terbatas.
b. Dalam konsep dasar optik, sinar yang melewati medium akan terjadi
pembiasan/pembelokan maupun dipantulkan.
c. Perjalanan sinar cahaya dapat tidak terbatas, dan perjalanan sinar dari ikan tersebut
secara acak keluar dari ikan menembus permukaan air tersebut (gambar paling kiri).
d. Ketika terjadi pembauran sinar dari pantulan tempat yang berbeda menimbulkan
persepsi yang salah bahwa sinar cahaya tersebut berasal dari satu titik.
e. Kesulitan lain seperti yang ditunjukkan pada gambar diatas yang paling kanan
menunjukkan hamburan sinar cahaya dari beberapa tempat di tubuh ikan, sehingga
ikan tersebut dapat dilihat dari beberapa tempat.
4. PEMANTULAN CAHAYA
1. Pengertian Pemantulan Cahaya
Apabila cahaya jatuh pada benda hambatan. Sebagaian cahaya itu akan
dipantulkan. Cahaya itu melambung kembali dari permukaan seperti
melambungnya bola dari lantai. Maka sinar cahaya tersebut dipantulkan.
Pemantulan cahaya yang mengenai suatu permukaan benda, akan dipantulkan
kembali tergantung dari kondisi benda tersebut. Jika seluruh bidang pemantul dari
benda tersebut halus, akan terjadi pemantulan teratur artinya sinar itu dipantulkan
dengan teratur. Permukaan bidang ini tidak selalu rata, jika berbentuk lengkung
yang halus rata dan landai, maka sinar tersebut dipantulkan dan sebagaian besar
sinar cahaya tersebut jatuh diatasnya.
Sinar Cahaya yang menimpa suatu bidang disebut sinar insiden, dari bahasa
latin “incendere” yang berarti menimpa. Apabila sinar jatuh pada suatu bidang
secara tegak lurus, sinar itu akan dipantulkan kembali. Seperti yang terlihat pada
gambar 4 di bawah ini.
Cermin Lengkung dibagi menjadi dua yaitu cermin cekung dan cermin
cembung, fokus utama sebuah cermin lengkung adalah seperti tampak pada gambar
sebelumnya, adalah titik F dimana sinar yang sejajar dan sangat dekat dengan titik
pusat atau sumbu optik cermin di fokuskan. Fokus ini nyata untuk cermin cekung
(konkaf) dan maya untuk cermin cembung (Konveks). Fokus ini terletak pada sumbu
optik dan berada ditengah – tengah antara titik pusat kelengkungan (C) dan cermin
tersebut.
Cermin cembung hanya menghasilkan bayangan nyata tegak dari benda yang
diletakkan didepannya. Ukuran bayangannya berkurang (lebih kecil dari bendanya).
Pada gambar diatas terdapat tigaa sinar istimewa paada cermin cekung yaitu :
1. Setiap sinar datang yang sejajar dengan sumbu utama akan dipantulkan menuju
titik fokus di depan lena.
2. Setiap sinar datang yang menuju titik fokus di depan lensa cermin akan
dipantulkan menjadi sejajar dengan sumbu utaama.
3. Setiap sinar datang yang menuju titik pusat cermin (R) akan dipantulkan kembali
dari R yang merupakann jari-jari kelengkungan cermin.
Perhat
ikan gambar diatas, terdapat tiga sinar istimewa pada cermin cembung yaitu :
1. Setiap sinar dataang yang sejajar dengan sumbu utama akan dipantulkan seolah-
olah berasal dari titik fokus dibelakang lensa.
2. Setiap sinar datang yang menuju titik fokus di belakang lensa akan dipantulkan
menjadi sejajar dengan sumbu utama.
3. Setiap sinar yang menuju titik pusat cermin (R) akan dipantulkan kembalu dari R
yang merupkn jari-jari kelengkungan.
BAB 3
ALAT-ALAT OPTIK
12.1 Mata
Mata anda termasuk alat optik yang memiliki keterbatasan. Mata anda tidak bisa
melihat benda yang ukurannya sangat kecil seperti virus dan bakteri. Mata anda juga
tidak dapat melihat secara jelas benda yang sangat jauh seperti Bulan, Matahari dan
bintang. Untuk mengamati benda-benda yang tidak dapat dilihat dengan jelas dilihat oleh
mata, manusia menciptakan alat bantu penglihatan yang dinamakan alat optik.
Pada dasarnya mata bekerja berdasarkan prinsip kerja lensa cembung. Lensa mata
memiliki keunggulan dari lensa biasa karena lensa mata memiliki kemampuan untuk
memipih dan mencembung. Pembahasan pada mata difokuskan pada lensa mata. Adapun
bagian-bagian mata lainnya semuanya berfungsi membantu mengoptimalkan fungsi lensa
mata.
Bagian paling luar mata disebut kornea. Dibelakang kornea terdapat cairan yang
diesebut aqueous humor. Dibelakang cairan ini terdapat terdapat lensa yang dapat diatur
kepipihannya. Lensa ini dinamakan lensa kristalin. Adapun kepipihan lensa diatur oleh
otot- otot mata. Di depan lensa mata terdapat iris. Iris ini berfungsi sebagai diafragma,
yaitu bagian mata yang mengatur sedikit banyaknya cahaya yang masuk kedalam lensa
mata. Apabila keadaan sangat terang, diafragma akan mengecil. Sebaliknya apabila
suasana agak gelap atau bahkan gelap, diafaragma akan membesar.
Agar dapat dilihat dengan jelas, bayangan benda harus jatuh pada retina (bintik
kuning). Jika bayangan jatuh di bintik kuning, bayangan akan diteruskan oleh saraf
matamenuju otak. Saat rangsang sampai di otak itulah orang menyadari bahwa dia dalam
keadaan melihat.
Mata normal dapat melihat benda dengan jelas paling dekat pada jarak kurang
lebih 25 cm dan terjauh pada jarak tak hingga. Apabila mata melihat suatu objek benda
tanpa mengubah kepipihan lensa, dikatakan mata tak berakomodasi. Sebaliknya apabila
dipipihkan atau dicembungkan, mata dikatakan berakomodasi. Akomodasi diperlukan
agar bayangan benda yang dilihat mata dapat jatuh tepat diretina. Selanjutnya,
kemampuan mata untuk mengubah bentuk lensa mata disebut daya akomodasi.
Mata dapat melihat dengan jelas jika letak benda berada dalam jangkauan
penglihatan diantara titik dekat mata (punctum proximum/PP) dan titik jauh mata
(punctum remotum/PR). Titik dekat mata adalah titik terdekat yang masih dapat dilihat
secara jelas dengan mata berakomodasi maksimum. Adapun titik jauh mata jauh adalah
titik terjauh yang masih dapat dilihat dengan mata tak berakomodasi.
Cacat mata dan kaca mata
Mata normal sering disebut mata emetrop. Mata normal mempunyai titik dekat
25 cm dan titik jauh tak terhingga. Apabila mata mempunyai titik dekat tidak sama
dengan 25 cm dan titik jauh tak terhingga, mata itu dikatakan mata cacat.
a. Rabun jauh (miopi)
Rabun jauh juga sering disebut kabur jauh atau terang dekat. Seseorang yang
menderita rabun jauh dapat melihat dengan jelas pada jarak 25 cm. Titik dekatnya lebih
pendek dari pada titik dekat mata normal (S n < 25 cm) dan titik jauhnya lebih pendek
dari pada titik jauh mata normal. Akibatnya, penderita rabun jauh tidak dapat melihat
dengan jelas benda-benda yang letaknya jauh, sebap bayangan benda jatuh didepan
retina seperti nampak pada gambar (1a). Agar dapat melihat dengan jelas maka
penderita rabun jauh harus dibantu dengan kaca mata negatif, seperti pada gambar (1b).
Orang berusia lanjut biasanya tidak dapat melihat dengan jelas benda yang sangat
jauh atau terlalu dekat. Hal ini disebapkan titik dekatnya lebih panjang dari pada titik
dekat mata normal dan titik jauhnya lebih pendek daripada titk jatuh mata normal. Cacat
mata seperti ini disebut presbiopi. Presbiopi disebapkan oleh melemahnya daya
akomodasi mata. Itulah sebapnya kebanyakan orang yang berusia lanjut tidak dapat
membaca pada jarak baca normal, tetapi pada jarak lebih jauh dari 25 cm. Cacat mata
presbiopi dapat diatasi dengan kacamata berlensa rangkap atau bifokal. Lensa negatif
untuk melihat benda jauh dan lensa positif untuk melihat benda dekat.
d. Astigmatisma
Astigmatisma adalah cacat mata yang disebapkan oleh tidak meratanya kornea
mata. Akibatnya sinar-sinar yang masuk kemata terbias tidak merata. Hal ini
mengakibatkan penderita astigmatisme tidak dapat membedakan garishorizontal dan
garis vertikal secara bersamaan. Cacat astigmatisme dapat ditolong dengan kacamata
berlensa silindris.
12.2Kamera
Kamera adalah alat optik yang menghasilkan gambar melalui proses fotografi,
yaitu menghasilkan gambar dengan cahaya pada film. Gambar yang dihasilkan kamera
adalah negatif, yaitu gambar tembus cahaya yang warnanya berlawanan dengan warna
benda aslinya. Selanjutnya gambar negatif ini diproses menjadi gambar foto(gambar
positif)
Bagian utama dari sebuah kamera adalah lensa cembung, celah diafragma dan
film. Lensa cembung berfungsi sebagai penghasil bayangan benda yang dipotret. Agar
benda dapat dipotret bayangan benda harus jatuh di film. Bayangan tersebut akan
terekam di film jika ada
cahaya yang mengenai film melali celah diafragma. Dengan mengatur lebar celah inilah
intensitas cahaya yang mengenai film dapat diatur. Untuk mendapatkan foto yang baik,
selain intensitas cahaya, fokus kamera juga harus diatur. Yang dimaksud dengan fokus
kamera adalah kesesuaian jarak bayangan denga jarak benda. Proses terjadinya
bayangan pada kamera digambarkan seperti pada gambar(3).
12.3Lup
Lup merupakan sebuah lensa cembung. Benda yang akan dilihat dengan lup
harus berada pada jarak kurang dari jarak fokus lup. Sehingga bayangan yang terbentuk
adalah maya, diperbesar, dan tegak. Karena benda yang dilihat dengan lup tampak lebih
besar, lup sering disebut sebagai kaca pembesar. Pemakaian lup dapat dilakukan dengan
cara mata berakomodasi dan mata takberakomodasi.
h
S
n
S
M n..................................................................................... (12.2b)
a
S
1 1 1
Berdasarkan persamaa
dan untuk lup S’ = - Sn, jarak benda dapat ditentukan
f S S'
dengan cara sebagai berikut.
1 1 1
f S S'
S f
S S n .......................................................................................... (12.3)
n
f
sehinga
S S
M n n 1........................................................................(12.4)
a f
S
12.3.2. Mata tak berakomodasi
Mob S '..................................................................................
ob (12.8)
S
ob
Syarat agar mata tidak berakomodasi, Sok’ harus tak terhingga, sehingga pada lensa
okuler berlaku persamaan:
Sok = fok
Sehingga perbesaran oleh lensa okuler
Mob S '................................................................................
ob (12.12)
S
ob
agar mata berakomodasi maksimum, bayangan yang dibentuk oleh lensa okuler tepat
jatuh pada jarak mata normal atau Sok’ = - Sn, sehingga
1 1 1
Sok Sn
f ok
f .S
S ok n
ok
S f
n ok
S Mok n
f
1.................................................................................... (12.12)
ok
1) ......................................................................... (12.14)
SMn Sob ' (
tot
So fok
b
Jalannya sinar dapat dilihat pada gambar(7). Panjang mikroskop dinyatakan dengan
persamaan d = Sob’ + Sob.............................................................(12.15)
Gambar 12.7. Skema pembentukan bayangan dengan mata berakomodasi
Gambar 12.8. Skema pembentukan bayangan pada teropong bintang dengan mata
berakomodasi
Sob’ = fob...................................................................................(12.16)
Untuk lensa okuler
1 1 1
Sok Sn
f ok
tan f ob
So Sob '
tan
k Sok
Sok
BB
'
So
b'
f ob (Sn f ok )...................................................................
(12.18)
fok . Sn
Panjang teropong
d = Sob’ + Sok...............................................................................(12.19)
Sob’ = fob.......................................................................................(12.20)
Lensa
okuler 1
1 1
Sok '
So
k fok
Panjang teropong
d = fob + fok..................................................................................(12.21)
Perbesaran bayangan
f
ob
f ok
(12.22)
Gambar 12.9. Skema pembentukan bayangan pada teropong bintang untuk mata
tidak berakomodasi
DAFTAR PUSTAKA
Jewett, Serway. 2010. Physics for Scientists and Engineers, California State Polytechnic
University, Pomona.
Erlangga, Jakarta.
Kadri, M., Tanjung, Y., dan Sudarma, T. 2016. Fisika Dasar 2. HarapaN
Cerdas. Medan.