Nim : 072002100013
Resume Fisika Dasar 2
GELOMBANG
Dengan
v = kecepatan rambat
= Panjang gelombang
b. Klasifikasi Gelombang
c. Sifat-Sifat Gelombang
1. Pemantulan (Refleksi) Gelombang
Tentunya sahabat sudah sangat mengerti tentang pemantulan ini, jadi
secara garis besar saya rasa kita sudah sepaham. Dalam pemantulan
gelombang berlaku hukum pemantulan gelombang, yaitu : Besar sudut
datangnya gelombang sama dengan sudut pantul gelombang. Gelombang
datang, gelombang pantul, dan garis normal terletak pada satu bidang
datar.
6. Dispolarisasi Gelombang
Polarisasi adalah peristiwa terserapnya sebagian arah getar gelombang
sehingga hanya tinggal memiliki satu arah saja. Polarisasi hanya akan
terjadi pada gelombang transversal, karena arah gelombang sesuai dengan
arah polarisasi, dan sebaliknya, akan terserap jika arah gelombang tidak
sesuai dengan arah polarisasi celah tersebut.
d. Pemanfaatan Gelombang
Sangat banyak pemanfaatan dari gelombang dengan
mempertimbangkan berbagai sifat gelombang yang ada di sekitar kita.
Beberapa diantaranya adalah
1. Gelombang TV dan Radio untuk komunikasi.
2. Gelombang Micro yang dimanfaatkan untuk memasak makanan atau yang
kita kenal dengan microwave.
3. Gelombang bunyi yang sangat membantu bidang kesehatan, yaitu
Ultrasonik pada peralatan USG untuk memeriksa ada tidaknya penyakit.
e. Besaran-Besaran Gelombang
Diantara besaran – besaran gelombang adalah sebagai berikut:
1. Panjang Gelombang
Pada saat kita mengamati gelombang pada permukaan air ketika kita
menjatuhkan batu di atas permukaan air. Maka akan terlihat puncak dan
lembah yang disebut dengan panjang gelombang yaitu jarak dua puncak
yang berdekatan atau jarak dua lembah yang berdekatan.
3. Simpangan
Selama gelombang merambat, simpangan suatu pada medium selalu
berubah-ubah yaitu mulai dari nilai minimumnya sampai nilai
maksimumnya. Nilai maksimum dan minimum diperoleh secara periodek.
4. Amplitudo
Amplitudo adalah simpangan maksimum yang dilewati oleh suatu
medium. Amplitudo gelombang adalah panjang simpangan Maksimum.
5. Periode Periode
adalah waktu osilasi yang diperlukan oleh suatu benda untuk kembali
osilasi yang semula. Misalkan suatu titik berada pada simpangan nol.
6. Frekuensi
Frekuensi adalah banyaknya osilasi setiap detik pada suatu medium.
7. Kecepatan Osilasi
Kecepatan osilasi adalah untuk mengetahui berapa cepat terjadi
perubahan simpangan pada medium. Pada gelombang transversal,
kecepatan osilasinya dilihat naik turun simpangannya, sedangkan untuk
gelombang longitudinal, kecepatan osilasinya dilihat dari cepatnya getaran
maju mundur.
BAB 2
CARA MENGHITUNG INTENSITAS GEMPA
1. Penjelasan
Gempa bumi adalah peristiwa pelepasan energi secara tibatiba didalam kerak
bumi yang mengakibatkan getaran di permukaan Gempa bumi adalah peristiwa
pelepasan energi secara tibatiba didalam kerak bumi yang mengakibatkan getaran di
permukaan.
Perambatan gelombang seismik dari pusat gempa ke stasiun pengamatan
ditangkap pada sebuah alat yang dinamakan seismometer. Seismometer merekam
gerakan tanah akibat gempa bumi dan rekaman datanya disebut dengan seismogram.
Seismogram ini dapat digunakan untuk menentukan parameter gempa bumi,
diantaranya waktu kejadian gempa, kedalaman hiposenter, posisi episenter, intensitas
dan kekuatan gempa bumi. Penentuan parameter ini melalui bantuan beberapa
software diantaranya matlab, seisgram 2k dan geopsy.
Teknik seismik array merupakan sebuah metode perekaman data seismik yang
menggunakan paling sedikit tiga seismometer dengan konfigurasi tertentu.
Keunggulannya adalah data perekaman sinyal seismik yang diolah dengan
menggunakan teknik array akan menghasilkan sinyal yang memiliki rasio sinyal
terhadap noise yang lebih baik dibandingkan dengan hasil sinyal dari seismogram
tunggal.
Intensitas sebuah gempa yang biasanya diukur dengan intensitas
Mercalli. Intensitas ini terdiri dari angka I sampai dengan X dengan akselerasi dan
fenomena yang berbeda-beda pada setiap tingkatnya.
Intensitas I (1) akselerasi dalam cm/det2 adalah < 1 dengan fenomena hanya
dapat dirasakan oleh seismograf. Intensitas II (2) dengan akselerasi 1-2 cm/det2 dapat
dirasakan dalam kondisi yang sangat baik, intensitas III (3) akselerasi 2-3 cm/det2
getaran getaran, beberapa orang dapat merasakannya, intensitas IV akselerasi 3-6
cm /det2 getaran jalan raya yang berat. Intensitas V dengan akselerasi 6-15 cm/det2,
umumnya dapat dirasakan, benda yang tergantung bergoyang, intensitas VI dengan
akselerasi 15-30 cm/det2 reaksi yang mengejutkan, benda-benda yang terjadi, pohon
bergeser, intensitas VII akselerasinya dengan 30-60 cm/det2 banyak bangunan rusak
ringan muncul gelombang di udara, akselerasi VIII dengan 60-160 cm/det2 panik dan
bangunan yang rapuh akan mengalami kerusakan. Intensitas IX dengan akselerasi
160-300 cm/det2 banyak bangunan rusak parah, intensitas X dengan akselerasi 300-
600 banyak bangunan rubuh dan pergeseran tanah.
Intensitas XI dengan akselerasi 6001500 umumnya bangunan runtuh dan
intensitas XII dengan akselerasi 1500 cm/det2 batuan terbelah, perubahan permukaan
tanah, terdapat berbagai macam pergeseran tanah. Magnitudo (Skala Richter )
Magnitudo gempa bumi dihitung dengan menggunakan rumus : m = 1,3 + 0,6
Io. Dalam rumus ini, m = magintudo, Io adalah berdasarkan pada skala
Mercalli. Sebagai contoh, jika Anda memiliki gempa bumi dengan intensitas XII (12),
maka magnitudonya adalah m = 1, 3 + 0,6 x 12 = 8,5 Skala Richter.
Cara kedua menghitung besaran adalah dengan menggunakan rumus berikut:
m = 2,2 +1,8 log ao. Dalam rumus ini m adalah magintudo dan "ao" adalah akselerasi
dalam cm/det2. Sebagai contoh, jika kita memiliki gempa bumi dengan akselerasi
1400 cm/det2, magnitudonya adalah m = 2,2 + 1,8 x log 1400 = 7,8. Bagaimana
dengan energi yang ditemukan? Jika kita sudah berhasil menentukan besaran besaran,
kita dapat menghitung besaran energi yang terbuang. Untuk menghitung energi E, kita
menggunakan rumus: log E = 11,4 + 1, 5m. Sebagai contoh, jika Anda menghitung
kekuatan gempa sekitar 7,6, maka rumusnya adalah: Log E= 11,4 +1,5 x 7,6 = 22. Ini
adalah dari logaritma energi. Cara kedua untuk menghitung besaran energi adalah
dengan menggunakan rumus log E = 16,4 + 1,5 log A/T) + 2,5 log D . Formula A ini
memiliki amplitudo yang lebih baik dari yang lain. misalnya menyebut bahwa
gelombang permukaan menunjukkan akselerasi mikron (1/1000 mm); T adalah
periode gelombang dalam detik. D adalah jarak episentrum dalam derajat. Untuk
mencari D , rumus yang digunakan : D=Ec/110.6 yaitu jarak dari Anda berada ke
episentrum (dalam km). Sebagai contoh, jika amplitudo A adalah 1070 mikron, T
adalah 20 detik dan D adalah 115?; Anda akan menemukan log E = 16,4 + 1,5 x log
(1070/20) + 2,5 x log 115 = 24. Dengan inv log 24 Anda akan dapat menghitung
energi yang dilepas adalah 1,4 x 1024 J.