Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Cahaya memang menarik untuk dipelajari. Sejak berabad-abad yang lalu banyak ahli
yang tertarik untuk meneliti cahaya. Sebagai contoh adalah Newton dan Maxwell. Teori Newton
tentang cahaya terkenal dengan teori partikel cahaya sedangkan teori Maxwell terkenal dengan
gelombang elektromagnetik. Fisikawan lain yang juga tertarik akan cahaya adalah Huygens,
Thomas Young, dan Fresnell. Tokoh-tokoh fisika ini cukup banyak memberikan sumbangan
terhadap perkembangan teori tentang cahaya.
cahaya tergolong suatu gelombang namun cahaya tidak tergolong gelombang mekanik,
seperti halnya gelombang air atau gelombang tali. Melainkan gelombang elektromagnetik.
Gelombang jenis ini dapat merambat ke dalam ruang hampa. Contohnya cahaya matahari dapat
sampai ke bumi. Karena cahaya tergolong gelombang, maka cahaya juga memiliki difraksi,
interferensi cahaya, pemantulan, dispersi, dan pembiasan.
Cahaya juga merupakan gelombang transversal. Cahaya sangat dibutuhkan oleh manusia,
hewan, dan tumbuhan. Bulan bukanlah sumber cahaya, ia hanya memantulkan cahaya yang
diterimanya dari matahari. Jadi selain dipancarkan cahaya dapat dipantulkan. Cahaya merambat
lurus seperti yang dapat kita lihat pada cahaya yang keluar dari sebuah lampu teater di ruangan
yang gelap atau laser yang melintasi asap atau debu. Oleh karenanya cahaya yang merambat
digambarkan sebagai garis lurus berarah yang disebut sinar cahaya, sedangkan berkas cahaya
terdiri dari beberapa garis berarah.

Cahaya merupakan radiasi gelombang elektromagnetik yang dapat dideteksi mata


manusia. Karena itu, cahaya selain memiliki sifat-sifat gelombang secara umum misal dispersi,
interferensi, difraksi, dan polarisasi, juga memiliki sifat- sifat gelombang elektromagnetik, yaitu
dapat merambat melalui ruang hampa.
Pernahkah kamu mengamati pelangi? Mengapa pelangi terjadi pada saat gerimis atau
setelah hujan turun dan matahari tetap bersinar? Peristiwa terjadinya pelangi merupakan gejala
dispersi cahaya. Gejala dispersi cahaya adalah gejala peruraian cahaya putih (polikromatik)
menjadi cahaya berwarna-warni (monokromatik). Dan disini kami akan mencoba untuk
membahas bagaimana pelagi itu dapat terjadi dan yang terpenting adalah : apa itu cahaya, apa
saja jenis dari cahaya, dan mengapa cahaya dapat tertangkap olah mata, dan kegunaan cahaya
dalam kehidupan sehari-hari kita.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dari gelombang dan gelombang cahaya ?
2. Apakah sifat-sifat gelombang yang terdapat pada gelombang cahaya ?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dari gelombang dan gelombang cahaya
2. Mengetahui sifat-sifat gelombang yang terdapat pada gelommbang cahaya .

3. Untuk menambah wawasan penulis dan pembaca.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Gelombang

Gelombang merupakan suatu getaran yang merambat . Perambatan gelombang ada yang
memerlukan medium, seperti gelombang tali melalui tali dan ada pula yang tidak memerlukan medium
yang berarti bahwa gelombang tersebut dapat merambat melalui vakum ( hampa udara ) , seperti
gelombang listrik magnet dapat merambat dalam vakum. Perambatan gelombang dalam medium tidak
diikuti oleh perambatan media, tapi partikel-partikel mediumnya akan bergetar.

B. Macam-macam Gelombang

 Berdasarkan arah getar:

1. Gelombang transversal

Gelombang transversal adalah gelombang yang arah rambatannya tegak lurus dengan arah
rambatannya. Dengan kata lain suatu gelombang, dapat dikelompokkan menjadi gelombang transversal
jika partikel-partikel perantara atau mediumnya bergetar ke ats dan ke bawah membentuk arah tegak
lurus terhadap gelombang . Contoh : gelombang pada tali .

2. Gelombang longitudinal
Gelombang Longitudinal adalah gelombang yang arah rambatnya sejajar dengan arah getarnya.
Contohnya adalah gelombang bunyi.

 Berdasarkan arah rambatnya

1. Gelombang mekanik

Gelombang mekanik yaitu gelombang yang dalam perambatannya membutuhkan medium.


Contoh gelombang mekanik adalah gelombang bunyi.

2. Gelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetik yaitu gelombang yang dalam perambatannya tidak membutuhkan
medium.Contoh gelombang elekromagnetik adalah gelombang cahaya.

 Berdasarkan amplitudonya:

1. Gelombang berjalan

Gelombang berjalan adalah gelombang yang amplitudonya tetap pada titik yang dilewatinya.

3. Gelombang stasioner
Gelombang stasioner adalah gelombang yang amplitudonya tidaktetap pada titik yang
dilewatinya, yang terbentuk dari interferensidua buah gelombang datang dan pantul yang masing-
masingmemiliki frekuensi dan amplitudo sama tetapi fasenya berlawanan.

C. Sifat-sifat pada Gelombang

1. Pemantulan Gelombang (Refleksi Gelombang)

Pemantulan gelombang terjadi jika gelombang mengenai suatu penghalang. Penghalang atau
bidang pantul dapat berupa bidang datar atau bidang lengkung. Misalnya gelombang permukaan air
ketika mengenai suatu penghalang maka gelombang dipantulkan dengan arah pantulan yang
bergantung pada arah gelombang datang dan bidang pantulnya.

2. Pembiasan Gelombang (Refraksi Gelombang)

Pada pemantulan gelombang, gelombang yang tiba di batas medium akan dipantulkan ke arah semula.
Pada pembiasan, gelombang yang mengenai bidang batas antara dua medium, sebagian akan
dipantulkan dan sebagian lagi akan diteruskan atau dibiaskan. Gelombang yang dibiaskan ini akan
mengalami pembelokan arah dari arah semula tergantung pada mediumnya. Pada medium kedua, cepat
rambat gelombang mengalami perubahan dan perubahan ini pun tergantung pada mediumnya. Dengan
kata lain, pembiasan gelombang adalah pembelokan arah lintasan gelombang etelah melewati bidang
batas antara dua medium yang berbeda. Pada gambar di samping diperlihatkan pembiasan cahaya
dari medium udara dengan indeks bias n, ke medium air yang memiliki indeks bias n2.

Menurut Hukum Snellius tentang pembiasan:


1. Sinar datang, garis normal, dan sinar bias, terletak pads satu hidang datar.
2. Sinar yang datang dari medium dengan indeks bias kecil ke medium dengan indeks bias yang
lebih besar dibiaskan mendekati garis normal, dan sebaliknya.
3. Perbandingan nilai sinus sudut datang (sin i) terhadap sinus sudut bias (sin r) dari satu
medium ke medium lainnya selalu tetap. Perbandingan ini disebut sehagai indeks bias relatif
suatu medium terhadap medium lain. Secara matematis Hukum Snellius dapat
dirumuskansebagai berikut:

n1 sin i = n2sin r

3.Dispersi Gelombang

Dispersi Gelombang merupakan perubahan bentuk gelombang ketika melewati suatu medium.
Dispersi cahaya terjadi ketika cahaya putih (polikromatik) melalui prisma kaca membentuk
spektrum warna-warna. Contohnya adalah pelangi . Dispersi Gelombang merupakan perubahan
bentuk gelombang ketika melewati suatu medium. Dispersi cahaya terjadi ketika cahaya putih
(polikromatik) melalui prisma kaca membentuk spektrum warna-warna. Contohnya adalah
pelangi .

4. Difraksi gelombang
Peristiwa difraksi atau lenturan dapat terjadi jika sebuah
gelombang melewati sebuah penghalang atau melewati
sebuah celah sempit. Pada suatu medium yang serba sama,
gelombang akan merambat lurus. Akan tetapi, jika pada
medium tersebut gelombang terhalangi, bentuk dan arah
perambatannya dapat berubah. Perhatikan Gambar
disamping . Sebuah gelombang pada permukaan air
merambat lurus. Kemudian, gelombang tersebut terhalang oleh sebuah penghalang yang
memiliki sebuah celah sempit. Gelombang akan merambat melewati celah sempit tersebut. Celah
sempit seolah-olah merupakan sumber gelombang baru. Oleh karena itu. setelah melewati celah
sempit gelombang akan merambat membentuk Imgkaran-lingkaran dengan celah sempit tersebut
sebagai pusatnya.

5. Interferensi Gelombang

Keterangan:
(a) Dua Gelombang Sefase
(b) Dua gelombang berlawanan fase
Dua gelombang disebut sefase, jika kedua gelombang tersebut memiliki frekuensi sama
dan pada setiap saat yang sama memiliki arah simpangan yang sama pula. Adapun dua
gelombang disebut berlawanan fase, jika kedua gelombang tersebut memiliki frekuensi sama,
dan pada setiap seal yang sama memiliki arah simpangan yang berlawanan.
Untuk mengamati interterensi dari dua buah gelombang dapat digunakan sebuah tangki rink
(ripple tank). Pertemuan kedua gelombang akan mengalami interferensi. lika pertemuan kedua
gelombang saling menguatkan, disebut interferensi maksimum atau interferensi konstruktif.
Peristiwa ini terjadi jika pada titik pertemuan tersebut kedua gelombang sefase. Akan tetapi, jika
pertemuan gelombang saling melemahkan, disebut interferensi minimum atau interferensi
destruktif. Peristiwa ini terjadi jika pada titik pertemuan tersebut kedua gelombangnya
berlawanan fase.
Jika dua gelombang sefase dan dua gelombang berlawanan fase mengalami interferensi, akan
didapatkan seperti gambar dibawah ini:

Keterangan:

(a) Interferensi maksimum(interferensi konstruktif) dua gelombang sefase


(b) Interferensi minimum (interferensi destruktif)dua gelombang berlawanan fase

6. Polarisasi Gelombang
Gelombang yang hanya merambat pada satu bidang disebut gelombang terpolarisasi linier,
sedangkan gelombang yang merambat tidak pada satu bidang disebut gelombang takterpolarisasi.

Keterangan :
(a) Gelombang terpolarisasi linier pada arah vertical

(b) Gelombang terpolarisasi linier pada arah horizontal


(c) Gelombang tak terpolarisasi

Gelombang cahaya terpolarisasi adalah gelombang cahaya yang getarannya hanya dalam satu
bidang, proses untuk mengubah cahaya tak terpolarisasi menjadi cahaya terpolarisasi dikenal sebagai
polarisasi.
BAB III

METODE PENELITIAN

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang kami gunakan adalah studi kepustakaan, dimana kami mencari informasi-
informasi mengenai gelombang cahaya dari buku-buku dan debgan cara browsing di internet.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat : Di sekolah dan dirumah .

Waktu : Dilakukan mulai hari Jum’at tanggal 31 Agustus 2012


s/d Senin tanggal 2 September 2012.

3. Teknik Penelitian

Teknik penelitian yang digunakan dalam menyusun makalah ini adalah Deskriptif Koperatif.

BAB IV

PEMBAHASAN

PEMBAHASAN
Pengertian Cahaya
Cahaya adalah nama yang diberikan manusia pada radiasi yang dapat dilihat oleh mata
manusia. Cahaya merupakan sejenis energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat
mata dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Pada bidang fisika, cahaya adalah radiasi
elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat mata maupun yang tidak. Selain itu,
cahaya adalah paket partikel yang disebut foton. Kedua definisi tersebut merupakan sifat yang
ditunjukkan cahaya secara bersamaan sehingga disebut "dualisme gelombang-partikel". Jadi
sebenarnya cahaya itu sendiri merupakan salah satu bentuk energi. Energi ini bergerak bersama
gelombang itu sendiri.
Gelombang elektromagnetik dapat digambarkan sebagai dua buah gelombang yang
merambat secara transversal pada dua buah bidang tegak lurus yaitu medan magnetik dan medan
listrik. Merambatnya gelombang magnet akan mendorong gelombang listrik, dan sebaliknya,
saat merambat, gelombang listrik akan mendorong gelombang magnet. Diagram di atas
menunjukkan gelombang cahaya yang merambat dari kiri ke kanan dengan medan listrik pada
bidang vertikal dan medan magnet pada bidang horizontal.
Cahaya juga merupakan dasar ukuran meter: 1 meter adalah jarak yang dilalui cahaya
melalui vakum pada 1/299,792,458 detik. Kecepatan cahaya dalam sebuah vakum adalah
299.792.458 meter per detik (m/s) atau 1.079.252.848,8 kilometer per jam (km/h) atau 186.282.4
mil per detik (mil/s) atau 670.616.629,38 mil per jam (mil/h). Cahaya juga memiliki sifat
sebagai partikel yang biasa disebut foton. Karena itulah cahaya bisa juga dipandang sebagai
kumpulan banyak partikel yang tidak bermassa yang bergerak dengan kecepatan 3×10^8 m/s.
Cahaya dibagi menjadi dua jenis yaitu : cahaya polikromatik dan cahaya
monokromatik. Cahaya polikromatik adalah cahaya yang terdiri atas banyak warna dan
panjang gelombang. Contoh cahaya polikromatik adalah cahaya putih. Sedangkan cahaya
monokromatik adalah cahaya yang hanya terdiri atas satu warna dan satu panjang gelombang.
Contoh cahaya monokromatik adalah cahaya merah dan ungu. Dispersi Cahaya (Disperse Light
Wave). Dan contoh konkrit tentang kedua jenis cahaya di atas yakni, peristiwa pembiasan warna
pelangi. Peristiwa terjadinya pelangi merupakan gejala dispersi cahaya. Gejala dispersi cahaya
adalah gejala peruraian cahaya putih (polikromatik) menjadi cahaya berwarna-warni
(monokromatik). Di depan telah disinggung bahwa cahaya putih merupakan cahaya
polikromatik, artinya cahaya yang terdiri atas banyak warna dan panjang gelombang. Jika cahaya
putih diarahkan ke prisma maka cahaya putih akan terurai menjadi cahaya merah, jingga, kuning,
hijau, biru, nila, dan ungu. Cahaya-cahaya ini memiliki panjang gelombang yang berbeda. Setiap
panjang gelombang memiliki indeks bias yang berbeda. Semakin kecil panjang gelombangnya
semakin besar indeks biasnya. Indeks bias cahaya tersebut adalah ungu > nila > biru > hijau >
kuning > jingga > merah. Perhatikan di samping! Seberkas cahaya polikromatik diarahkan ke
prisma. Cahaya tersebut kemudian terurai menjadi cahaya merah, jingga, kuning, hijau, biru,
nila, dan ungu. Tiap- tiap cahaya mempunyai sudut deviasi yang berbeda.
Cahaya mempunyai sifat-sifat tertentu. Sifat-sifat cahaya banyak manfaatnya bagi
kehidupan.
1. Cahaya Merambat Lurus
Saat berjalan di kegelapan, kita memerlukan senter. Cahaya dari lampu senter arah
rambatannya menurut garis lurus. Atau ketika kita melihat cahaya matahari yang menerobos
masuk melalui genting. Kedua hal tersebut membuktikan bahwa cahaya merambat lurus.
Kegiatan yang dapat untuk membuktikan bahwa cahaya merambat lurus adalah dengan
menggunakan karton yang diberi lubang seperti gambar di samping. Ketika lobang karton
disusun lurus kita dapat melihat cahaya lilin, namun ketika salah satu lobang digeser kita tidak
bisa lagi melihat cahaya tersebut. Sifat cahaya yang selalu merambat lurus ini dimanfaatkan
manusia pada pembuatan lampu senter dan lampu kendaraan bermotor.
2. Cahaya Dapat Menembus Benda Bening
Amatilah ketika kamu berjalan di bawah cahaya matahari. Ke mana pun kamu berjalan,
selalu diikuti oleh bayanganmu sendiri. Bayang-bayang tubuhmu akan hilang ketika kamu masuk
ke dalam rumah atau berlindung di balik pohon yang besar. Bayangan terbentuk karena cahaya
tidak dapat menembus suatu benda. Ketika cahaya mengenai tubuhmu, cahaya tidak dapat
menembus tubuhmu sehingga terbentuklah bayangan. Begitu pula ketika cahaya mengenai
rumahmu dan pohon yang besar. Bayangan adalah daerah gelap yang terbentuk akibat cahaya
tidak dapat menembus suatu benda. Bayangan dibedakan menjadi dua, yakni bayangan nyata dan
bayangan maya. Bayangan maya (semu) adalah bayangan yang dapat dilihat mata, tapi tidak
dapat ditangkap pada layar, sedangkan bayangan nyata adalah bayangan yang dapat ditangkap
layar.

Gelombang merupakan suatu getaran yang merambat. Sedangkan gelombang cahaya adalah salah
satu contoh dari gelombang elektromagnetik, karena dalam perambatannya cahaya tidak memerlukan
medium.

Dibawah ini adalah sifat-sifat dari gelombang cahaya yaitu sebagai berikut ,

 Dispersi Cahaya (Disperse Light Wave)


Dispersi cahaya merupakan gejala penyebaran gelombang ketika menjalar melalui celah
sempit atau tepi tajam suatu benda. Seberkas cahaya polikromatik jika melalui prisma akan
mengalami proses penguraian warna cahaya menjadi warna-warna monokromatik. Dispersi
cahaya terjadi jika ukuran celah lebih kecil dari panjang gelombang yang melaluinya.
Gejala Dispersi cahaya adalah gejala peruraian cahaya putih (polikromatik) menjadi
cahaya berwarna-warni (monokromatik). Cahaya putih merupakan cahaya polikromatik,
artinya cahaya yang terdiri atas banyak warna dan panjang gelombang. Jika cahaya putih
diarahkan ke prisma, maka cahaya putih akan terurai menjadi cahaya merah, jingga, kuning,
hijau, biru, nila, dan ungu.
Cahaya-cahaya ini memiliki panjang gelombang yang berbeda. Setiap panjang
gelombang memiliki indeks bias yang berbeda. Semakin kecil panjang gelombangnya
semakin besar indeks biasnya. Disperi pada prisma terjadi karena adanya perbedaan indeks
bias kaca setiap warna cahaya. Perhatikan Gambar dibawah ini !

Gambar Dispersi cahaya pada Prisma


Seberkas cahaya polikromatik diarahkan ke prisma. Cahaya tersebut kemudian terurai
menjadi cahaya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Tiap-tiap cahaya
mempunyai sudut deviasi yang berbeda. Selisih antara sudut deviasi untuk cahaya ungu dan
merah disebut sudut dispersi. Besar sudut dispersi dapat dituliskan sebagai berikut:

Φ = δu - δm = (nu – nm)β
Keterangan:
Φ : sudut dispersi
nu : indeks bias sinar ungu
nm : indeks bias sinar merah
δu : deviasi sinar ungu δm=deviasi sinar merah
δm : deviasi sinar merah

Cahaya putih seperti cahaya matahari termasuk jenis cahaya polikromatik. Cahaya
polikromatik adalah cahaya yang tersusun atas beberapa komponen warna. Cahaya putih
tersusun atas spektrum-spektrum cahaya yang berwarna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila,
dan ungu. Spektrum warna yang tidak dapat diuraikan lagi disebut cahaya monokromatik.
Cahaya putih dapat diuraikan. Saat melewati prisma, cahaya putih akan mengalami dispersi
(penguraian). Contoh peristiwa dispersi cahaya yang terjadi secara alami adalah peristiwa
terbentuknya pelangi. Sifat-sifat cahaya dapat dimanfaatkan dalam pembuatan berbagai macam
alat, diantaranya periskop, teleskop, kaleidoskop, dan lup.

Gejala dispersi cahaya adalah gejala peruraian cahaya putih (polikromatik) menjadi
cahaya berwarna-warni (monokromatik). Cahaya putih merupakan cahaya polikromatik, artinya cahaya
yang terdiri atas banyak warna dan panjang gelombang. Jika cahaya putih diarahkan ke prisma,maka
cahaya putih akan terurai menjadi cahaya merah, jingga, kuning, h ijau, biru, nila, danungu.
Cahaya-cahaya ini memiliki panjang gelombang yang berbeda. Setiap panjang gelombang memiliki
indeks bias yang berbeda. Semakin kecil panjang gelombangnya semakin besar indeks biasnya.
Dispersi cahaya pada prisma terjadi karena adanya perbedaan indeks bias kaca setiap
warna cahaya. Perhatikan gambar berikut .

Seberkas cahaya polikromatik diarahkan ke prisma. Cahaya tersebut kemudian terurai menjadi
cahaya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Tiap-tiap cahaya mempunyai sudut deviasi yang
berbeda. Selisih antara sudut deviasi untuk cahaya ungu dan merah disebut sudut dispersi.

Penerapan Dispersi:

Contoh peristiwa dispersi pada kehidupan sehari -hari adalah pelangi. Pelangi hanya
dapat kita lihat apabila kita membelakangi matahari dan hujan terjadi di depan kita. Jika
seberkas cahayam a t a h a r i m e n g e n a i t i t i k - t i t i k a i r y a n g b e s a r , m a k a s i n a r i t u
d i b i a s k a n o l e h b a g i a n d e p a n permukaan air. Pada saat sinar memasuki titik air, sebagian
sinar akan dipantulkan oleh bagian belakang permukaan air, kemudian mengenai
permukaan depan, dan akhirnya dibiaskan oleh p e r m u k a a n d e p a n . K a r e n a
d i b i a s k a n , m a k a s i n a r i n i p u n d i u r a i k a n m e n j a d i p e k t r u m matahari.Peristiwa
inilah yang kita lihat di langit dan disebut pelangi.

Bagan terjadinya proses pelangi yaitu :

 Pemantulan ( refleksi )

Pemantulan (refleksi) atau pencerminan adalah proses terpancarnya kembali cahaya dari
permukaan benda yang terkena cahaya. Contoh peristiwa pemantulan cahaya adalah saat kita
bercermin. Bayangan tubuh kita akan terlihat di cermin, karena cahaya yang dipantulkan tubuh
kita, saat mengenai permukaan cermin, dipantulkan, atau dipancarkan kembali hingga masuk ke
mata kita. Pemantulan pada cermin, termasuk pemantulan teratur. Pemantulan teratur terjadi
pada benda yang permukaannya rata dan mengkilap/licin. Pada benda semacam ini, cahaya
dipantulkan dengan arah yang sejajar, sehingga dapat membentuk bayangan benda dengan sangat
baik. Pada benda yang permukaannya tidak rata, cahaya yang datang dipantulkan dengan arah
yang tidak beraturan. Pemantulan semacam ini disebut pemantulan

Pemantulan cahaya ada 2 yaitu :

1. Pemantulan Difuse ( pemantulan cahaya baur) yaitu : pemantulan cahaya kesegala arah

2. Pemantulan cahaya teratur : yaitu pemantulan cahaya yang mempunyai arah teratur
 Bila seberkas cahaya jatuh pada suatu permukaan maka cahaya ada yang dipantulkan oleh
permukaan tersebut
 Sifat-sifat pemantulan berkas cahaya itu diselidiki oleh Willebord Snellius(1581-1626). Dari hasil
penyelidikan ini dapat dihasilkan suatu hukum yang disebut.
 Interferensi Cahaya
Interferensi cahaya terjadi jika dua (atau lebih) berkas cahaya kohern dipadukan. Di
bagian ini kita akan mempelajari interferensi antar dua gelombang cahaya kohern. Dua berkas
cahaya disebut kohern jika kedua cahaya itu memeiliki beda fase tetap. Interferensi destruktif
(saling melemahkan) terjadi jika kedua gelombang cahaya berbeda fase 180o. Sedangkan
interferensi konstruktif(saling menguatkan) terjadi jika kedua gelombang cahaya sefase atau
beda fasenya nol. Interferensi destruktif maupun interferensi konstruktif dapat diamati pada
pola interferensi yang terjadi.
Pola interferensi dua cahaya diselidiki oleh Fresnel dan Young. Fresnel melakukan
percobaan interferensi dengan menggunakan rangkaian dua cermin datar untuk menghasilkan
dua sumber cahaya kohern dan sebuah sumber cahaya di depan cermin. Young menggunakan
celah ganda untuk menghasilkan dua sumber cahaya kohern.
1. Percobaan Fresnel dan Young

Gambar. Diagram eksperimen interferensi Fresnel. Bayangan sumber cahaya monokromatis S 0 oleh kedua cermin
(S1 dan S2) berlaku sebagai 2 sumber cahaya kohern yang pola interferensinya ditangkap oleh layar.
Pada gambar diatas, sumber cahaya monokromatis S0 ditempatkan di depan dua
cermin datar yang dirangkai membentuk sudut tertentu. Bayangan sumber cahaya S0 oleh
kedua cermin, yaitu S1 dan S2 berlaku sebagai pasangan cahaya kohern yang
berinterferensi. Pola interferensi cahaya S1 dan S2 ditangkap oleh layar. Jika terjadi
interferensi konstruktif, pada layar akan terlihat pola terang. Jika terjadi interferensi
destruktif, pada kayar akan terlihat pola gelap.
2. Interferensi celah ganda
Pada eksperimen Young, dua sumber cahaya kohern diperoleh dari cahaya
monokromatis yang dilewatkan dua celah. Kedua berkas cahaya kohern itu akan
bergabung membentuk pola-pola interferensi.

Gambar. Skema eksperimen Young


Inteferensi maksimum (konstruktif) yang ditandai pola terang akan terjadi jika kedua
berkas gelombang fasenya sama. Ingat kembali bentuk sinusoidal fungsi gelombang
berjalan pada grafik simpangan (y) versus jarak tempuh (x). Dua gelombang sama
fasenya jika selisih jarak kedua gelombang adalah nol atau kelipatan bulat dari panjang
gelombangnya.

Gambar. Selisih lintasan kedua berkas adalah d sin θ


Berdasarkan gambar di atas, selisih lintasan antara berkas S1dan d sin θ, dengan d
adalah jarak antara dua celah.
Jadi interferensi maksimum (garis terang) terjadi jika
d sin θ = n λ, dengan n =0, 1, 2, 3, …
Pada perhitungan garis terang menggunakan rumus di atas, nilai n = 0 untuk terang
pusat, n = 1 untuk terang garis terang pertama, n = 2 untuk garis terang kedua, dan
seterusnya.
Interferensi minimum (garis gelap) terjadi jika selisih lintasan kedua sinar
merupakan kelipatan ganjil dari setengah panjang gelombang. Diperoleh, d sin θ = (n – ½
)λ, dengan n =1, 2, 3, …
Pada perhitungan garis gelap menggunakan rumus di atas, n = 1 untuk terang garis
gelap pertama, n = 2 untuk garis gelap kedua, dan seterusnya. Tidak ada nilai n = 0 untuk
perhitungan garis gelap menggunakan rumus di atas.
3. Interferensi pada lapisan tipis
Interferensi dapat terjadi pada lapisan tipis seperti lapisan sabun dan lapisan minyak.
Jika seberkas cahaya mengenai lapisan tipis sabun atau minyak, sebagian berkas cahaya
dipantulkan dan sebagian lagi dibiaskan kemudian dipantulkan lagi. Gabungan berkas
pantulan langsung dan berkas pantulan setelah dibiaskan ini membentul pola interferensi.

Gambar. Interferensi cahaya pada lapisan tipis


Seberkas cahaya jatuh ke permukaan tipis dengan sudut datang i. Sebagian berkas
langsung dipantulkan oleh permukaan lapisan tipis (sinar a), sedangkan sebagian lagi
dibiaskan dulu ke dalam lapisan tipis dengan sudut bias r dan selanjutnya dipantulkan
kembali ke udara (sinar b).
Sinar pantul yang terjadi akibat seberkas cahaya mengenai medium yang indeks
biasnya lebih tinggi akan mengalami pembalikan fase (fasenya berubah 180o), sedangkan
sinar pantul dari medium yang indeks biasnya lebih kecil tidak mengalami perubahan
fase. Jadi, sinar a mengalami perubahan fase 180o, sedangkan sinar b tidak mengalami
perubahan fase. Selisih lintasan antara a dan b adalah 2d cos r.
Oleh karena sinar b mengalami pembalikan fase, interferensi konstruktif akan terjadi
jika selisih lintasan kedua sinar sama dengan kelipatan bulat dari setengah panjang
gelombang (λ). Panjang gelombang yang dimaksud di sini adalah panjang gelombang
cahay pada lapisan tipis, bukan panjang gelombang cahaya pada lapisan tipis dapat
ditentukan dengan rumus:
λ = λ0/n.
Jadi, interferensi konstruktif (pola terang) akan terjadi jika
2d cos r = (m – ½ ) λ ; m = 1, 2, 3, …
dengan m = orde interferensi.
interferensi destruktif (pola gelap) terjadi jika
2d cos r = m λ ; m = 0, 1, 2, 3, …

Interferensi adalah penjumlahan superposisi dari dua gelombang cahaya atau lebih yang
menimbulkan pola gelombang yang baru. Interferensi dapat bersifat membangun dan merusak. Bersifat
membangun jika beda fase kedua gelombang sama sehingga gelombang baru yang terbentuk adalah
penjumlahan dari kedua gelombang tersebut. Bersifat merusak jika beda fasenya adalah 180 derajat,
sehingga kedua gelombang saling menghilangkan.

Syarat Interferensi Cahaya : Kedua sumber cahaya harus bersifat kokeren (Kedua sumber cahaya
mempunyai beda fase,frekuensi dan amplitudo sama).
 Difraksi Cahaya/Pembelokan Cahaya

Difraksi Cahaya adalah kecenderungan gelombang yang dipancarkan dari sumber


melewati celah yang terbatas untuk menyebar ketika merambat. Menurut prinsip Huygens,
setiap titik pada front gelombang cahaya dapat dianggap sebagai sumber sekunder gelombang
bola.
Gelombang ini merambat ke luar dengan kecepatan karakteristik gelombang. Gelombang
yang dipancarkan oleh semua titik pada muka gelombang mengganggu satu sama lain untuk
menghasilkan gelombang berjalan. Prinsip Huygens juga berlaku untuk gelombang
elektromagnetik.
1. Difraksi celah tunggal
Setiap titik pada celah tunggal dapat dianggap sebagai sumber gelombang sekunder. Selisih
antara kedua berkas yang terpisah sejauh d adalah d sin θ.

Gambar. Pola difraksi celah tunggal.


Analogi dengan pola interferensi celah ganda Young, pola terang difraksi celah tunggal
diperoleh jika:
d sin θ = n λ, dengan n = 0, 1, 2, 3, …
dengan d adalah lebar celah.
Interferensi minimum (garis gelap) terjadi jika
d sin θ = (n – ½ )λ, dengan n = 1, 2, 3, …

2. Difraksi pada kisi


Kisi difraksi terdiri atas banyak celah dengan lebar yang sama. Lebar tiap celah pada kisi
difraksi disebut konstanta kisi dan dilambangkan dengan d. Jika dalam sebuah kisi sepanjang 1
cm terdapat N celah konstanta kisinya adalah:

Pola terang oleh kisi difraksi diperoleh jika:


d sin θ = n λ, dengan n =0, 1, 2, 3, …
dengan d adalah konstanta kisi dan θ adalah sudut difraksi.
Interferensi minimum (garis gelap) terjadi jika
d sin θ = (n – ½ )λ, dengan n =1, 2, 3, …

Gambar. Skema difraksi oleh kisi.


Dalam optika dikenal difraksi Fresnel dan difraksi Fraunhofer. Difraksi Fresnel terjadi jika
gelombang cahaya melalui celah dan terdifraksi pada daerah yang relatif dekat, menyebabkan
setiap pola difraksi yang teramati berbeda-beda bentuk dan ukurannnya, relatif terhadap jarak.
Difraksi Fresnel juga disebut difraksi medan dekat.
Difraksi Fraunhofer terjadi jika gelombang medan melalui celah atau kisi, menyebabkan
perubahan hanya pada ukuran pola yang teramati pada daerah yang jauh. Gelombang-gelombang
cahaya yang keluar dari celah atau kisi pada difraksi Fraunhofer hampir sejajar. Difraksi
fraunhofer juga disebut difraksi medan jauh.
Jika sebuah gelombang permukaan air tiba pada suatu celah sempit, maka gelombang ini akan
mengalami lenturan/pembelokan sehingga terjadi gelombang-gelombang setengah lingkaran yang
melebar di daerah belakang celah tersebut. Gejala ini disebut difraksi.

Cahaya bila di jatuhkan pada celah sempit /penghalang, akan terjadi peristiwa difraksi.

Beberapa Peristiwa Difraksiyaitu sebagai berikut :

— 1. Difraksi Cahaya pada Celah Tunggal

Bila cahaya monokhromatik (satu warna) dijatuhkan pada celah sempit,


maka cahaya akan di belokan /dilenturkan seperti gambar disamping.

Difraksi pada celah sempit, bila cahaya yang


dijatuhkan polikhromatik (cahaya putih\banyak warna), selain akan
mengalami peristiwa difraksi, juga akan terjadi peristiwa interferensi,
hasil interferensi menghasilkan pola warna pelangi.

Gambar peristiwa difraksi pada celah tunggal

Berkas cahaya jatuh pada celah tunggal, seperti pada gambar , akan dibelokan dengan sudut
belok θ. Pada layar akan terlihat pola gelap dan terang. Pola gelap dan terang akan terjadi bila
mengalami peristiwa interferensi

— 2. Difraksi Cahaya pada Celah Banyak (kisi Difraksi)


Kisi/celah banyak, sering digunakan dalam kehidupan
sehari-hari terutama untuk dinding bangunan.

Kisi difraksi yang ada di laboratorium Fisika adalah Kaca yang


digores dengan intan, sehingga dapat berfungsi sebagai celah
banyak.

Jika seberkas sinar monokromatik jatuh pada kisi difraksi,


akan terjadi peristiwa difraksi dan interferensi seperti pada
gambar berikut

Skhema, saat berkas sinar jatuh pada kisi difraksi


Hasil difraksi dan Interferensi, akan terlihat pola gelap dan terang pada layar
 Refraksi ( Pembiasan )

Pembiasan adalah pembelokan arah rambat cahaya, saat


melewati dua medium yang berbeda kerapatannya. Pembiasan cahaya dimanfaatkan manusia
dalam pembuatan berbagai alat optik. Apabila cahaya merambat dari zat yang kurang rapat ke
zat yang lebih rapat, cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal. Misalnya cahaya merambat
dari udara ke air. Sebaliknya, apabila cahaya merambat dari zat yang lebih rapat ke zat yang
kurang rapat, cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal. Misalnya cahaya merambat dari air
ke udara.
Pembiasan cahaya sering kamu jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya dasar kolam
terlihat lebih dangkal daripada kedalaman sebenarnya. Gejala pembiasan juga dapat dilihat pada
pensil yang dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air. Pensil tersebut akan tampak patah.
Cahaya yang melalui bidang batas antara dua medium, akan mengalami perubahan arah rambat atau
pembelokan. Peristiwa perubahan arah rambat cahaya dapat pada batas dua medium tersebut pada
dasarnya disebabkan adanya perbedaan kecepatan merambat cahaya pada satu medium dengan
medium yang lain. Peristiwa inilah yang disebut sebagai pembiasan cahaya. Kayu, bila dicelupkan
kedalam minuman yang ada di dalam gelas, akan nampak terpatahkan. Peristiwa ini karena pembiasan.
Pembiasan adalah pembelokan arah rambat cahaya, saat melewati dua medium yang berbeda
kerapatannya. Pembiasan cahaya dimanfaatkan manusia dalam pembuatan berbagai alat optik.
Apabila cahaya merambat dari zat yang kurang rapat ke zat yang lebih rapat, cahaya akan
dibiaskan mendekati garis normal. Misalnya cahaya merambat dari udara ke air. Sebaliknya,
apabila cahaya merambat dari zat yang lebih rapat ke zat yang kurang rapat, cahaya akan
dibiaskan menjauhi garis normal. Misalnya cahaya merambat dari air ke udara.
Pembiasan cahaya sering kamu jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya dasar kolam
terlihat lebih dangkal daripada kedalaman sebenarnya. Gejala pembiasan juga dapat dilihat pada
pensil yang dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air. Pensil tersebut akan tampak patah.

Pelangi adalah salah satu contoh pembiasan. Jika


sinar melalui medium udara yang kurang rapat ke medium yang lebih rapat seperti titik-titik air hujan,
akan terjadi peristiwa pembiasan. Kenapa warnanya pelangi, karean sinar yang jatuh pada titik-titik air
hujan polikromatik, sinar putih, warnanya jadi terurai. Terurai karena tiap-tiap warna berbeda indeks
biasnya.

Sifat-Sifat Cahaya
Cahaya Merambat Lurus
Sifat Cahaya ini dapat kamu perhatikan pada saat cahaya matahari masuk kedalam suatu ruang melalui celah yang sempit pada
pintu maupun jendela, cahaya yang masuk itu akan kelihatan merambat lurus. Contoh lain cahaya memiliki cahaya lurus yaitu

 Cahaya senter membentuk garis lurus


 Cahaya mercusuar dipinggir pantai membentuk garis lurus.

Cahaya Dapat Dipantulkan


Pada dasarnya cahaya akan dipantulkan jika mengenai suatu permukaan. Contoh pemantulan cahaya antara lain:
 Bayangan saat bercermin
 Bayangan pada air jernih
 Alat periskop

Cahaya Dapat Dibiaskan


Sifatnya ini yaitu merambat ke segala arah. Pada saat cahaya tersebut merambat melalui dua medium yang tidak sama kerapatan
optiknya maka cahaya juga akan mengalami perubahan arah rambat(dibelokan). Contoh cahaya dapat dibiaskan antara lain:

 Pensil, paku, bolpoin tampak patah ketika dimasukkan dalam gelas berisi air jernih.
 Ikan dalam akuarium akan terlihat lebih besar dan dekat.
 Kolam atau sungai yang berair jernih akan terkesan dangkal.
 Melihat bintang dengan teleskop
 Melihat benda kecil dengan menggunakan lup atau mikroskop.

Cahaya dapat diuraikan


Contohnya:

 Terjadinya pelangi
 Gelembung sabun yang terkena cahaya akan nampak memiliki banyak warna.
 Cakram warna yang diputar akan membentuk warna putih.

Cahaya Dapat Menembus Benda Bening


Contohnya:

 Cahaya menembus kaca atau gelas bening.

Cahaya Dapat Mengalami Interferensi


Interferensi adalah penggabungan dari dua gelombang ataupun lebih.

Cahaya Dapat Mengalami Difraksi (Pelenturan)


Pada saat celah sempit, cahaya akan mengalami Difraksi (Pelenturan) gelombang yaitu peristiwa pembelokan arah rambat
gelombang yang disebabkan oleh karena melewati celah sempit.

Cahaya Dapat Mengalami Polarisasi


Polarisasi Cahaya adalah peristiwa dimana terserapnya sebagian arah getar cahaya sehingga cahaya tersebut akan kehilangan
sebagaian besar arah getarnya.

2.2 Fotometri
Fotometri ialah ilmu yang mempelajari tentang pengukuran kwantita cahaya. Ada beberapa
kwantitas cahaya yaitu:
a. Kuat/ Intensitas Cahaya (I)
Kuat cahaya merupakan jumlah arus cahaya yang dapat dipancarkan dari sumber cahaya tiap
satuan sudut ruang. Satuan kuat cahaya adalah Iilin(I)/ candela (Cd). Satu iilin internasional ialah
kuat cahaya yang memberikab cahaya sebanyak 1/20 kali banyaknya cahaya yang dipancarkan
oleh 1cm2 platina pada titik lebur.
b. Arus Cayaha (Fluks Cahaya=F)
Banyaknya tenaga cahaya yang dipancarkan dari sumber cahaya tiap satu satuan waktu.
satuan arus cahaya adalah Lumen (Lm) yang didefinisikan sebagai satuLumenadalah arus cahaya
yang dipancarkan dari sumber cahaya sekuat 1 kandela steradial. atau arus cahaya yang
dipancarkan dari sumber cahaya yang menubus bidang serluad 1 m2 dari kulit bola yang berjari-
jari 1m di mana pusat bola terdapat 1 Iilin internasional.
c. Kuat Penerangan (E)
Jumlah arus cahaya tiap satuan luas. satuan penarangan adalah Luks, satu Luks didefinisikan
sebagai kuat penerangan bidang yang tiap 1m2 bidang tersebut menerima arus cahaya 1 Lumen.
Jika arus cahaya (F) menerangi merata suatu bidang seluas A m2 maka kuat penerangan
bidang tersebut sebesar: E= .
d. Terang Cahaya (E)
Besar kuat cahaya tiap cm2 dari luas permukaan sumber cahaya yang dilihat (kalua sumber
cahaya berupa bola maka luas permukaanya dapat dilihat berupa luas lingkaran).
Rumus: e = I/A
Apabila ada 2 bola lampu yang berpijar mempunyai kuat cahya yang sama tetapi lampuyang
kecil kelihatan lebih terang dari pada lampu yang besar. Dalam Hal ini dikatakan terang cahaya
(e) lampu kecil lebih terang dari pada lampu yang besar.

2.3 Alat Pengukur Cahaya


2.3.1 Alat Pengukur Kuat Cahaya
 Fotometer Sederhana
Terdiri dari sebuah kertas ditengah-tengah terdapat bintik minyak. Bintik minyak yang
mendapat cahaya lebih terang dari satu pihak akan terlihat lebih tua dari pada sekelilingnya dan
lebih mudah tembus cahaya dari pada sekelilingnya. Sedangkan kalau kedua belah pihak
mendapat penerangan yang sama kuat, bintik minyak ini tidak dapat dibedakan sekelilingnya.
Fotometer ini dipindah-pindahkan/digeser-geser diantara dua sumber cahaya di mana salah satu
I-nya telah diketahui.
Maka:
I1 I2
=
R12 R22

 Fotometer Buatan Lummer Dan Brodhun


Melalui fotometer ini mata sekaligus dapat melihat bidang B kanan dan kiri yang mendapat
penyinaran dari sumber cahaya I1 dan I2.
Luks meter biasanya dipakai untuk menentukan waktu oxposure (pencahayaan) sedangkan
waktu pencahayaan berbanding terbalik dengan kuat penerangan bidang. Dengan
mempergunakan luks meter maka diperoleh data kuat penerangan, yaitu:
1. Cahaya matahari 100.000 luks.
2. Lampu-lampu gedung bioskop 50.000 luks.
3. Ruangan aula 300 luks.
4. Ruangan membaca 150 luks.
5. Bulan purnama 0,2 luks.
6. Bintang malam hari 0,003 luks.
Ruangan membaca mempunyai kuat penerangan 150 luks agar tidak merusak kesehatan mata
dan tidak cepat lelah.
2.3.2 Alat Pengukur Kuat Peneranga Cahaya Yakni Luks Meter
Di dalam alat ini terdapat foto sel yang hanya menghasilkan listrik kalau dijatuhi cahaya.

2.4 Penggunaan Sinar Dalam Bidang Kedokteran


Sinar sangat berguna dalam bidang kedokteran baik sebagai pembantu dalam memperoleh
informasi maupun terapi. Demikian pula sinar berkaitan dengan ketajaman penglihatan. Sebagai
contoh, lampu operasi. Lampu ini dipakai pada waktu operasi: dengan bantuan cermin cekung
untuk memperoleh sinar yang benderang. Di bawah ini akan dibahas penggunaan sinar menurut
panjang gelombang.
2.4.1 Sinar Tampak
Sinar tampak digunakan untuk mengetahui secara langsung apakah bagian-bagian tubuh baik
luar maupun dalam mengalami suatu kelainan; untuk itu dapat diperinci sebagai berikut:
1. Transilluminasi
Transilluminasi yaitu transmisi cahaya melalui jaringan tubuh untuk mengetahui apakah ada
gejala hidrosefalus ( kepala mengandung cairan oleh karena belum sempurna pembentukan
tulang tengkorak) atau ada kelainan di dalam tubuh. Cahay yang masuk itu akan dihamburkan
sedemikian rupa sehingga membentuk cahaya yang spesifik. Selain transilluminasi dipergunakan
untuk menentukan pneumetoraks, kelainan testes dan payudara.
2. Endoskop
Alat yang dipergunakan untuk melihat ruang di dalam tubuh. Alat ini terdiri dari fiberglas,
lampu. Sinar-sinar yang melalui fiberglas akan dipantulkan secara sempurna sehingga gambaran
di dalam tubuh dapat terlihat dengan mudah. Di samping itu sifat fiberglas mudah dibengkokkan.
3. Sistoskop
Prinsip sama dengan endoskop. Alat ini dipergunakan untuk melihat struktur di dalam
kandung kencing.

4. Protoskop
Prinsip sama dengan endoskop, diperuntukan melihat struktur rektum (dubur
5. Bronkhoskop
Alat ini untuk melihat bronkus paru-paru.

2.4.2 Ungu Ultra


Sinar ungu ultra mempunyai efek fisik, kimia dan biologis, di samping itu sinar ungu ultra
dipakai untuk sterilisasi oleh karena mempunyai sifat bakterisid. Sinar ungu ultra mempunyai
efek terhadap kulit yaitu dalam hal pembentukan vitamin D. Demikian pula ungu ultra dapat
menyebabkan kulit kemerah-merahan (erithema), dengan mempergunakan sifat ini maka telah
ada usaha untuk mengobati penderita vitiligo (kulit putih), selain itu menyebabkan edema kulit,
pigmentasi (melanin kulit) dan pembentukan vitamin D. Terhadap mata menyebabkan foto
keratitis dan katarak pada lensa mata dan cairan mata bisa mengalami fluoresen yang bersifat
sementara tanpa perubahan patologis.
Untuk mengatasi penderita artritis yaitu dengan memakai lampu kromayer. Ungu ultra dapat
diperoleh dari sinar matahari, tekanan rendah lampu merkuri, lampu matahari/sun lamp, dan
lampu cahaya hitam yang kesemuanya itu merupakan emisi rendah. Ada sumber ungu ultra yang
emisi tinggi yaitu lampu gas merkuri dengan tekanan tinggi, arkus xenon dengan tekanan tinggi.
Spektrum ungu ultra dari masing-masing lampu sebagai berikut.
1. Lampu merkuri tekanan rendah (253 nm).
2. Lampu merkuri tekanan tinggi (200-230 nm).
3. Lampu fluoresen (lebih besar dari 320 nm).
4. Lampu cahaya hitam (336).

2.4.3 Merah Infra


Merah infra dihasilkan oleh lampu berfilter merah dengan daya 250 watt, 750 watt, sinar
matahari, emisi lampu pijar, lampu fluoresen dan temperatur tinggi komponen listrik.

Kegunaan akan merah infra:


1. Sebagai diameter pada penderita artritis.
2. Emisi infra merah fotografi di mana radiasi yang dipancarkan oleh tubuh kemudian
ditangkap/dideteksi sebagai thermogram.
3. Reflective infra red phoography yaitu menggunaka panjang gelombang 700-900 nm, untuk
menunjukkan aliran vena pada kulit.
4. Juga dipergunakan untuk fotografi terhadap pupil mata tanpa suatu rangsangan.
2.4.4 Sinar biru
Energi sinar diserap oleh molekul tertentu secara selektif. Berdasarkan sifat ini maka pada
tahun 1958telah diusahakan fototerapi dengan sinar biru (-450 nm) terhadap penderita penyakit
kuning. Alat ini dapat membangkitkan panjang gelombang yang dikehendaki (biru, merah,
kuning, dan hijau) kemudian mempergunakan electrode diletakkan pada penderita untuk
pengobatan berbagai penyakit.

2.5 Laser
Laser adalah singkatan dari kata light amplification by stimulated emission of radiaton. Yang
berarti menghasilkan sumber cahaya dengan intensitas yang besar dan fase koheren. Sinar laser
merupakan sumber cahaya yang diemisi sebagai berkas cahaya yang monokhromatis yang
masing – masing gelombang dalam satu fase bersama – sama dengan berkas cahaya lainnya yang
berdekatan ( cahaya koheren ) dan paralel.
Sinar laser dimanfaatkan pada bidang medis. Pada beberapa penyakit mata, sinar laser
digunakan secara rutin untuk koagulasi darah yang memblokir pembuluh darah vena. Dalam
penggunaan sinar laser sebagai foto koagulasi harus diketahui minimum reaktif dose ( MRD)
misalnya MRD untuk penembakan pada retina sebesar 50 um yaitu kira – kira 2,4 mJ selam 0,25
detik. Unutk foto koagulasi penyinaran dapat 10 – 50 kali MRD dengan penembakan dalam
waktu 0,25 detik. Selain penggunaan laser sebagai foto koagulasi, laser juga dipakai untuk
memperoleh bayangan tiga dimensi yang dikenal sebagai “ Holography “ kadang kala laser juga
digunakan pula untuk pengobatan pada beberapa tipe kanker.
Selain mempunyai manfaat, penggunaan laser juga mempunyai akibat. Akibat dari
penggunaan laser tersebut, yaitu mengakibatkan kerusakan pada jaringan yang terjadi oleh
karena menggunakan sinar laser pada jaringhan mencapai temperature 1000C.

2.5.1 Macam-macam Laser


Berdasarkan material pembentukan laser maka dikenal bermacam-macam laser, yaitu:
1. Laser p-n Junction
Belum banyak digunakan, beroperasi pada daerah merah dengan kepadatan arus
103 A/cm2 atau lebih, serta pulsa 10-100 ns ( nano second)
2. Laser He-Ne
Beroperasi pada daerah merah dengan spectrum 633 nm. Laser ini bekerja melalui suatu
tekanan yang rendah serupa dengan neon dengan daya 100 mW.
3. Laser Argon
Memberikan tingkat daya kontinyu yang tinggi (1-15 W) dengan spektrum 515 nm.
Kegunaannya : untuk foto coagulase pembuluh darah di dalam mata penderita yang mengalami
diabetes retinophaty.
4. Laser CO2
Member daya 50-500 W. dipakai untuk memotong plastik logam setebal 1 cm.
5. Laser Solid State
Ada dua macam yaitu:
1. Laser rubi (ImJ) bekerja dengan spektrum 693 nm pada daerah merah.
2. Laser (Nd: YAG) mempenyai daya 2 W/mm dengan spektrum 1.064 nm pada daerah merah
infra.

2.5.2 Penggunaan Laser


a. Pada beberapa penyakit mata, sinar laser digunaka secara rutin untuk koagulasi darah dan
memblokir pembuluh darah vena.
Dalam penggunaan sinar laser sebagai foto koagulasi harus diketahui minimal reaktif dose
(MRD) misalnya MRD untuk penembakan pada retina sebesar 50 um yaitukira-kira 2,4 mJ
selama 0,2 detik. Untuk foto koagulasi penyinaran dapat 10 sampai 50 kali MRD (misalnya 24
sampai 120 mJ untuk 50 um), dengan penembakan dalam waktu 0,25 detik.
b. Selain penggunaan laser sebagai foto koagulasi laser juga dipakai untuk memperoleh bayangan
tiga dimensi yang dilakukan sebagai “holography”.
c. Kadangkala laser digunakan pula untuk pengobatan pada beberapa tipe kanker.
D. PEMANFAATAN ENERGI CAHAYA
Ada beberapa cara pemanfaatan energi cahaya yaitu:
1. Pemanasan Ruangan
Ada beberapa teknik penggunan energi panas matahari untuk pemanasan ruangan, yaitu:
a. Jendela
Ini merupakan teknik pemanasan dengan menggunakan energi panas matahari yang paling
sederhana. Hanya diperlukan sebuah lubang pada dinding untuk meneruskan panas matahari dari
luar masuk ke dalam bangunan. Ada jendela yang langsung tanpa ada kacanya dan ada yang
menggunakan kaca. Untuk mendapatkan panas yang optimal maka pada jendela dipasang kaca
ganda. Biasanya di daerah-daerah empat musim dinding/tembok bangunan diganti dengan kaca
agar matahari bebas menyinari dan menghangatkan ruangan pada saat musim dingin.
b. Dinding Trombe (Trombe Wall)
Dinding trombe adalah dinding yang diluarnya terdapat ruangan sempit berisi udara. Dinding
bagian luar dari ruangan sempit tersebut biasanya berupa kaca. Dinding ini dinamai berdasarkan
nama penemunya yaitu Felix Trombe, orang berkebangsaan Perancis.
Prinsip kerjanya adalah permukaan luar ruangan ini akan dipanasi oleh sinar matahari,
kemudian panas tersebut perlahan-lahan dipindahkan kedalam ruangan sempit. Selanjutnya
panas di dalam ruangan sempit tersebut akan dikonveksikan ke dalam bangunan melalui saluran
udara pada dinding trombe.
2. Kompor Matahari
Prinsip kerja dari kompor matahari adalah dengan memfokuskan panas yang diterima dari
matahari pada suatu titik menggunakan sebuah cermin cekung besar sehingga didapatkan panas
yang besar yang dapat digunakan untuk menggantikan panas dari kompor minyak atau kayu
bakar.
3. Pengeringan Hasil Pertanian
Hal ini biasanya dilakukan petani di desa-desa daerah tropis dengan menjemur hasil
panennya dibawah terik sinar matahari. Cara ini sangat menguntungkan bagi para petani karena
mereka tidak perlu mengeluarkan biaya untuk mengeringkan hasil panennya. Berbeda dengan
petani di negara-negara empat musim yang harus mengeluarkan biaya untuk mengeringkan hasil
panennya dengan menggunakan oven yang menggunakan bahan bakar fosil maupun
menggunakan listrik.
4. Pemanasan Air
Penyediaan air panas sangat diperlukan oleh masyarakat, baik untuk mandi maupun untuk
alat antiseptik pada rumah sakit dan klinik kesehatan. Penyediaan air panas ini memerlukan
biaya yang besar karena harus tersedia sewaktu-waktu dan biasanya untuk memanaskan
digunakan energi fosil ataupun energi listrik. Namun Dengan menggunakan pemanas air tenaga
surya maka hal ini bukan merupakan masalah karena pemanasan air dilakukan dengan menyerap
panas matahari dengan menggunakan kolektor sehingga tidak memerlukan biaya bahan bakar.
5. Pembangkitan listrik
Pembangkit listrik tenaga surya itu konsepnya sederhana, yaitu mengubah cahaya matahari
menjadi energi listrik. Cahaya matahari merupakan salah satu bentuk energi dari sumber daya
alam. Sumber daya alam matahari ini sudah banyak digunakan untuk memasok daya listrik di
satelit komunikasi melalui sel surya. Sel surya ini dapat menghasilkan energi listrik dalam
jumlah yang tidak terbatas langsung diambil dari matahari, tanpa ada bagian yang berputar dan
tidak memerlukan bahan bakar. Sehingga sistem sel surya sering dikatakan bersih dan ramah
lingkungan.
Contoh soal 1 : sebutkan 3 pemanfaatan cahaya bagi kehidupan manusia?
Jawaban : ada beberapa pemanfaatan energi cahaya bagi kehidupan manusia yaitu sebagai
berikut.
1) Sebagai pemanas ruangan
2) Untuk pengeringan hasil pertanian
3) Untuk pembangkit listrik
Contoh soal 2 : jelaskan konsep pembangkit lisrtik tenaga surya?
Jawaban : Pembangkit listrik tenaga surya itu konsepnya sederhana, yaitu mengubah cahaya
matahari menjadi energi listrik. Sumber daya alam matahari ini sudah banyak digunakan untuk
memasok daya listrik di satelit komunikasi melalui sel surya. Sel surya ini dapat menghasilkan
energi listrik dalam jumlah yang tidak terbatas langsung diambil dari matahari, tanpa ada bagian
yang berputar dan tidak memerlukan bahan bakar. Sehingga sistem sel surya sering dikatakan
bersih dan ramah lingkungan.

BAB V

PENUTUP
A.KESIMPULAN

Dari penjelasan diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa cahaya merupakan sejenis
energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang bisa dilihat dengan mata sehingga dengan
cahaya kita dapat melihat semua benda yang dapat membiaskan cahaya, dengan cahaya
kehidupan dapat berlangsung lebih baik, dan dengan adanya cahaya dan berbagai penelitian
tentang cahaya dapat kita temukan berbagai alat-alat yang dapat mempermudah kita dalam
melakukan berbagai kegiatan keseharian kita menjadi lebih mudah. Pada kesimpulannya

fenomena gelombang cahaya banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari, contohnya adalah pelangi.

Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat mata dengan panjang

gelombangsekitar 380–750 nm. Pada bidang fisika, cahaya adalah radiasi elektromagnetik, baik

dengan panjang gelombangkasat mata maupun yang tidak. Cahaya adalah paket partikel yang

disebut foton. Kedua definisi di atas adalah sifat yang ditunjukkan cahaya secara bersamaan sehingga

disebut "dualisme gelombang-partikel".

Cahaya memiliki beberapa macam sifat, yaitu : cahaya merambat lurus, cahaya dapat dipantulkan,

cahaya dapat dibiaskan, dan cahaya dapat diuraikan.

Cahaya meruapakan energi yang sangat penting untuk menunjang kehidupan makhluk hidup di

bumi. Hal ini disebabkan oleh peran cahaya yang sangat banyak, salah satunya sebagai sumber energi

yang dapat diubah menjadi energi listrilkyang sering disebut PLTS.

Di atas telah dijelaskan secara singkat pembangkit listrik tenaga surya. Yang diawali dengan

penjelasan konsekomponen-kompp kerja PLTS dan komponen-komponen yang mendukung

dihasilkannya tenaga listrik. Kemudian dijelaskan juga sistim kelistrikan tenaga surya. Dan terakhir target

yang dapat dicapai dengan adanya PLTS. Selain dari BIPV yaitu module yang dipasang di perumahan atau

bangunan-bangunan, sekarang juga telah dibahas kemungkinan pemasangan PLTS berkapasitas sangat

besar di satu wilayah tertentu. Hal ini dimungkinkan misalnya pemasangan di negara-negara yang

memiliki padang pasir.


Selain itu yang menarik adalah beberapa hasil karya pemanfaatan tenaga listrik dari cahaya matahari

di negara-negara berkembang seperti India, Mongol, negara-negara Eropa timur. Seperti hasil karya dari

Mongol tentang pemasangan PLTS bersekala kecil di rumah-rumah suku-suku yang tinggal di padang

rumput yang jauh dari jaringan listrik utama

Dari uraian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut.


1. Cahaya sendiri pada hakekatnya tidak dapat dilihat, kesan adanya cahaya apabila cahaya tersebut
mengenai suatu benda. Melalui pendekatan cahaya sebagai gelombang dan partikel maka
peristiwa refraksi, defraksi , dispersi, dan refleksi dapat dijelaskan dengan teori gelembang.
2. Melihat dari sifat cahaya bahwa cahaya itu; merambat lurus, dapat dipantulkan, cahayadapat
dibiaskan, dan dapat diuraikan (dispersi).
3. Sinar sangat berguna dalam bidang kedokteran yaitu sebagai pembantu dalam memperoleh
informasi maupun terapi.

SARAN
Saran penulis kepada pembaca yaitu agar pembaca diharapkan mencari tahu sesuatu yang
belum dimengerti atau diketahui agar wawasan pembaca bertambah, seperti halnya penulis yang
mendapatkan wawasan baru tentang cahaya. Penggunaan cahaya pada alat-alat medis memiliki dampak
negatif, dimana efek dari cahaya misalnya sinar-X sangat membahayakan tubuh. Oleh karena itu, dalam
penggunaannya harus sesuai dengan tahapan dan proses yang benar dan tepat. Dalam penulisan makalah ini

masih terdapat beberapa kekurangan dan kesalahan, baik dari segi penulisan maupun dari segi
penyusunan kalimat. Dari segi isi juga masih perlu ditambahkan. Oleh karena itu, saya sangat
mengharapkan kepada para pembaca makalah ini agar dapat memberikan kritikan dan masukan yang
bersifat membangun.

DAFTAR PUSTAKA

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->http://id.wikipedia.org/wiki/Cahaya


<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->http://gaungzelina.wordpress.com/2013/03/08/gelombang-

cahaya/#more-247
<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->http://ibumega.com/view-

pelajaran.php?e18a25f491406045be56b78afc31778f
<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->http://muyassaroh.wordpress.com/2009/03/14/apa-itu-cahaya/

<!--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->http://maqalah.blogspot.com/2012/02/makalah-cahaya.html

BAB II

Anda mungkin juga menyukai