Mahzaniar*
Fakultas Hukum, Universitas Muslim Nusantara, Indonesia
Abstract
The discussion of this article is about an overview of the service system for the poor and how to overcome it based on law no.23 of
1992. The health care system for the poor will be very efficient, because it is in cooperation with the existing puskesmas. And citizens
who are able to help provide donors to the community who are less able in health. How the implementation of health services is given
kelurahan sei rengas gems and constraints faced in the health services of the poor and how to overcome them. From the results of
observations made it is known that the health service is very good and cooperate with the existing puskesmas dikelurahan. The
constraints faced at the time of the service is not in the constraints or problems when health services because the community is very
concerned with their health, and each other mutually help to maintain health by donating funds for those who need it.
Keywords: Health, Health Law, Poor People
How to Cite: Mahzaniar, (2017). Tinjauan Yuridis Sistem Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin,
Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, 9 (2): 171-176
171
Mahzaniar, Tinjauan Yuridis Sistem Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin
172
Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial 9 (2) (2017): 171-176
tidak memiliki cukup biaya. Padahal si pasien Kemiskinan mungkin sulit dihapus dari muka
ini kemungkinan membutuhkan pertolongan bumi ini. Bahkan negara-negara maju sekalipun,
segera guna menyelamatkan jiwa si pasien. kemiskinan masih menjadi momok. Di
Begitu ironis apabila niatan untuk memberikan Indonesia, kemiskinan merupakan salah satu
pertolongan tersbut bergantung pada mampu permasalahan besar yang tengah dihadapi,
atau tidaknya si pasien nantinya membayar jasa dengan jumlah penduduk miskin yang cukup
pelayanan medis dari pihak yang memberi besar di antara negara-negara berkembang
pertolongan. Selain itu, sungguh memilukan bila lainnya. Pelayanan rumah sakit yang hangat dan
seorang ibu dan anak (bayi yang dilahirkan) tulus sangat dibutuhkan warga kecil untuk
tidak diperbolehkan hanya gara-gara belum menikmati kesehatan. Untuk itu, pemerintah
membayar kekkurangan biaya persalinan. harus lebih tegas dalam mengawasi rumah sakit
Kepentingan orang miskin terhadap hak yang bisa menampung pasien miskin melalui
pelayanan kesehatan perlu diperhatikan oleh Peraturan Pemerintah. Upaya pemerintah
hukum. Meskipun hubungan antara pasien untuk memberikan pelayanan kesehatan
dengan lembaga penyedia jasa diawali dari terhadap warga miskin melalui JAMKESMAS
hubungan kontraktual keperdataan namun masih belum dapat terealisasi dengan baik.
perikatan ini tidak boleh menjadi beban bagi si Banyak pasien pengguna JAMKESMAS yang
miskin. Alasan kekurangan biaya pada diri dipersulit dengan urusan administrasi.
pasien, hendaknya tidak menjadi dasar untuk Pemerintah perlu memberikan perhatian
menolak perikatan terapeutik antara pasien khusus untuk menangani masalah ini. Hal ini
dengan lembaga penyedia jasa medis. karena kesehatan merupakan hak dasar setiap
Beberapa kali media massa baik cetak warga negara. Negara wajib memberi jaminan
maupun elektronik menyuguhkan kasus-kasus kesehatan kepada warganya, termasuk warga
yang terkait dengan masalah kesehatan seperti miskin.
terjadinya kasus gizi buruk serta masalah Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H
buruknya pelayanan Rumah Sakit Pusat dan Undang-Undang Nomor 23/ 1992 tentang
maupun Daerah. Buruknya layanan kesehatan kesehatan, menetapkan bahwa setiap orang
masih menjadi keluhan kalangan masyarakat berhak mendapat pelayanan kesehatan. Maka,
yang kurang mampu di Indonesia. Buruknya setiap individu, keluarga, dan masyarakat
pelayanan tersebut dapat dilihat dari berbagai berhak memperoleh perlindungan terhadap
aspek. Mulai dari antrean panjang yang kurang kesehatanya, dan negara bertanggungjawab
kondusif, kerumitan dalam mengurus syarat- mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi
syarat administrasi, sampai adanya calo dalam penduduknya termasuk masyarakat miskin dan
pengurusan pelayanan kesehatan gratis bagi tidak mampu. Angka kesehatan masyarakat
warga miskin yang kerap dijadikan lahan bisnis miskin yang masih rendah tersebut diakibatkan
untuk bebrapa oknum. Bahkan sejumlah karena sulitnya akses terhadap pelayanan
penolakan yang dilakukan beberapa rumah kesehatan. Kesulitan akses pelayanan
sakit besar di Indonesia kepada warga kurang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tidak
mampu pun masih sering terjadi. Selain itu adanya kemampuan secar ekonomi karena
adanya permintaan uang muka sebagai syarat biaya pengobatan penyakit yang relatif mahal.
masuk perawatan hingga pungutan pungutan Bagi warga miskin untuk mendapatkan
liar untuk memperoleh kartu berobat gratis. pelayanan kesehatan yang memuaskan adalah
Kartu berobat gratis merupakan salah hal yang sangat sulit. Mereka harus memenuhi
satu program pemerintah yang sangat baik berbagai macam syarat yang ditentukan oleh
namun juga belum cukup meringankan pihak rumah sakit. Syarat-syarat tersebut
penderitaan warga kecil dalam menggratiskan menjadi alat untuk mempersulit pasien warga
biaya pengobatan. Faktanya, di lapangan miskin untuk memperoleh pelayanan
banyak dijumpai berbagai kejanggalan dalam kesehatan. Pihak rumah sakit terlalu
memperoleh akses kesehatan yang semestinya.
173
Mahzaniar, Tinjauan Yuridis Sistem Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin
174
Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial 9 (2) (2017): 171-176
berkerja sama juga pada lintas sektoral, berbagai macam syarat yang ditentukan oleh
puskesmas, dalam penyuluhan kesehatan pihak rumah sakit. Syarat-syarat tersebut
tersebut. Pihak setempat dalam pelayanan menjadi alat untuk mempersulit pasien dari
kesehatan lebih meninjau dan memperhatikan warga miskin untuk memperoleh pelayanan
warganya yang kurang mampu dan memberi kesehatan. Pihak rumah sakit terlalu
kartu jaminan kesehtan buat keluarga yang mementingkan syarat daripada pelayanan yang
kurang mampu, dengan cara mendatangi ke diberikan. Pasien kalangan kurang mampu
rumah warga yang kurang mampu, seringkali mendapat perlakuan yang berbeda
menanyakan apa sudah memiliki kartu dari pihak rumah sakit. Mereka dijadikan
kesehatan, dan merujuk berobat ke puskesmas pasien kelas dua. Pihak rumah sakit lebih
terdekat bila masyarakat tersebut belum mendahulukan pasien yang memiliki uang
mempunyai kartu kesehatan. Dan bagi daripada pasien yang menggunakan kartu
masyarakat yang kurang mampu,juga mendapat kesehatan. Pelayanan kesehatan bagi
bantuan oleh pihak kelurahan setempat dari masyarakat miskin masih belum dapat
donatur-donatur yang ada yang sudah mau ikut dirasakan. Masyarakat golongan miskin
serta dalam berpartisipasi memberikan seringkali tidak mendapatkan pelayanan yang
bantuan dana, dan langsung memberikan layak. Mereka harus dihadapkan dengan
bantuannya kepada masyarakat yang berbagai syarat yang mempersulit. Ditambah
membutuhkan. lagi dengan sikap diskriminasi yang dilakukan
Tanggapan masyarakat terhadap oleh pihak rumah sakit. Dalam hal ini,
pelayanan bagi masyarakat miskin berdasarkan pemerintah perlu meninjau kembali kinerja
undang-undang no 2 tahun 1992, sangat rumah sakit khususnya dalam pelayanan
mendukung pelayanan kesehatan yang terhadap warga kurang mampu.Permasalahan
diberikan oleh badan kesehatan. Masyarakat utama pelayanan kesehatan saat ini antara lain
umum mengibau jangan ada perbedaaan adalah masih tingginya disparitas status
pelayanan yang diberikan badan kesehatan oleh kesehatan antar tingkat sosial ekonomi, antar
masyarakat yang kurang mampu. Karena bagi kawasan, dan antara perkotaan dengan
mereka mendapatkan kesehatan penting perdesaan.
walaupun mereka orang tidak mempunyai Kendala-kendala yang di hadapi dalam
apapun. kelompok kesehatan masyarakat pelayanan kesehatan dan tidak mendapatkan
ditandai dengan cara pengorganisasian yang kendala-kendala apapun karena semua warga
umumnya secara bersama-sama dalam suatu sangat menuruti prosedur yang di berikan
organisasi. dalam menjaga kesehatan. Namun dalam
Tujuan utamanya untuk memelihara dan penanggulangan yang dilakukan dalam
meningkatkan kesehatan serta mencegah kesehatan warga kurang mampu dengan cara
penyakit, serta sasarannya untuk kelompok dan ikut sertanya semua kalangan dalam melayani
masyarakat.Kesehatan merupakan hal yang kesehatan yang dilakukan. Contohnya dalam
sangat penting bagi semua umat manusia tanpa mengadapi warga yang terkena penyakit
membedakan status sosialnya. Jika seseorang demam berdarah, pihak kelurahan juga turut
sakit, dia tidak akan mampu melaksanakan serta dalam hal tersebut, dengan turun tangan
berbagai tugas dan kewajibannya. Hal tersebut memeriksa AB dan mengambil hasilnya,
akan berdampak bagi kelangsungan hidupnya kemudian memberitahu ke puskesmas untuk
dan keluarganya. Oleh karena itu, semua orang memeriksa warga yang terkena demam
berlomba-lomba menjaga kesehatan mereka. berdarah, kemudian melaporkan ke kantor
Tapi sayang sekali, penyakit sering tiba-tiba kecamatan agar melakukan penyemprotan di
datang dalam kehidupan manusia. rumah korban, dan di rumah semua warga agar
Bagi warga miskin untuk mendapatkan tidak ada korban seperti itu lagi.
pelayanan kesehatan yang memuaskan adalah
hal yang sangat sulit. Mereka harus memenuhi
175
Mahzaniar, Tinjauan Yuridis Sistem Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin
SIMPULAN
Perapan pelayanan kesehatan di
kelurahan setempat yaitu dengan melalui
posyandu-posyandu yang ada dan melalui
penyuluhan PKK agar mereka lebih memahami
kesehatan dan berkerjasama juga dengan lintas
sektoral, puskesmas dalam penyuluhan
kesehatan tersebut. Masyarakat miskin di
kelurahan setempat memberikan tanggapan
yang positif atas pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada masyarakat miskin di
kelurahan setempat. Kendala-kendala yang di
hadapi dalam pelayanan kesehatan di
kelurahan setempat tidak ada karena warga
kelurahan sangat turut serta melayani
kesehatan bagi warga yang kurang mampu, dan
warga yang mampu juga memberikan donatur-
donatur untuk pelayanan kesehatan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Singarimbun, M.,(1976), “Penduduk Dan Kemiskinan”
Jakarta: Bharatara Karya Aksara.
Penny, D.H., (1976), “Penduduk Dan Kemiskinan”
Jakarta: Bharata Karya Aksara.
Wie, T.K., (1981), “Pemerataan Kemiskinan
Ketimpangan”, Jakarta: Sinar Harapan
Hendrik, (2010), “Etika Dan Hukum Kesehatan”
Jakarta: Buku Kedokteraan EGC.
Ns. Ta’adi, Ns., (2011), “Hukum Kesehatan” Jakarta:
Buku Kedokteraan EGC.
Notoatmodjo, S., (2011) “Kesehatan Masyarakat”
Jakarta: Rineka Cipta
Peraturan Perundang-undang
Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 Tentang
Kesehatan.
Undang-Undang No. 40 Tahun 2001 Tentang Sistem
Jaminan Sosial.
Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah
Sakit.
-Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 Tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial.
Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012
Tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan
Kesehatan.
Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 Tentang
Jaminan Kesehatan.
Internet
http://www.artikata.com/arti-352171-suatu.html
http://bvbx666.blog.com
176