Anda di halaman 1dari 10

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Resin Akrilik

Resin akrilik adalah turunan etilen yang mengandung gugus vinil dalam
rumus strukturnya. Resin akrilik yang dipakai di kedokteran gigi adalah jenis ester
terdiri dari:
a. Asam akrilik, CH2 + CHOOH
b. Asam metakrilat, CH2=C(CH3)COOH
Polimetil metakrilat (PMMA) merupakan material dasar dari resin akrilik
dibidang kedokteran gigi. Resin akrilik digunakan sebagai basis gigitiruan sejak
pertengahan tahun 1940-an. 2,12,13

2.1.1 Resin Akrilik Sebagai Basis Gigitiruan


Bahan untuk basis gigitiruan lepasan idealnya harus memenuhi kriteria
sebagai berikut: 3,12,14,15
a. Tidak beracun, tidak mengiritasi dan tidak terpengaruh lingkungan mulut
sehingga tidak larut atau mengabsorbsi cairan mulut.
b. Mempunyai pemuaian termal yang sesuai dengan bahan gigi
c. Mempunyai kekuatan mekanis yang cukup
d. Tidak berubah bentuk pada saat pembuatan dan pemakaian
e. Mudah pembuatan dengan biaya yang ekonomis
f. Mudah dimanipulasi
g. Mudah dibersihkan
h. Warna sesuai dengan warna jaringan sekitarnya
Sampai saat ini resin akrilik masih digunakan sebagai bahan basis gigitiruan
di bidang kedokteran gigi karena resin akrilik mempunyai sifat estetik dan kekuatan
relatif baik serta mudah dimanipulasi tetapi kekurangannya, resin akrilik mempunyai
sifat porus. 3,13

Universitas Sumatera Utara


5

2.1.2 Klasifikasi Resin Akrilik


Resin akrilik diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu resin akrilik polimerisasi
panas, polimerisasi sinar dan polimerisasi kimia: 15
a. Resin akrilik polimerisasi panas (heat cured resin acrylic) adalah tipe resin
akrilik yang proses polimerisasinya terjadi setelah pemanasan pada temperatur
tertentu.
b. Resin akrilik polimerisasi sinar (light cured resin acrylic) adalah tipe resin
akrilik yang proses polimerisasinya menggunakan sinar tampak.
c. Resin akrilik polimerisasi kimia (self/cold cured resin acrylic) adalah tipe
resin akrilik yang tidak memerlukan pemanasan dalam proses polimerisasinya.

2.2 Resin Akrilik Polimerisasi Panas


Resin akrilik polimerisasi panas adalah resin jenis poli (metil) metakrilat yang
polimerisasinya dengan pemanasan. Energi termal yang diperlukan untuk
polimerisasi bahan-bahan tersebut diperoleh dengan menggunakan pemanasan air.
Resin akrilik polimerisasi panas digunakan untuk bahan pembuatan anasir gigitiruan,
basis gigitiruan, bahan reparasi gigitiruan dan pembuatan sendok cetak fisiologis.
Resin akrilik polimerisasi panas dengan pemanasan air dilakukan dengan dua cara,
yaitu pemanasan air menggunakan kompor atau waterbath. 15
Resin akrilik polimerisasi panas memiliki sifat tidak berwarna, transparan dan
padat. Untuk mempermudah penggunaanya dalam kedokteran gigi, polimer diwarnai
untuk mendapatkan warna dan derajat kebeningan.Warna serta sifat optik tetap stabil
dibawah kondisi mulut yang normal dan sifat-sifat fisiknya telah terbukti sesuai untuk
aplikasi kedokteran gigi.2
Keuntungan basis dari bahan ini adalah penampilan yang baik, mudah dalam
pembuatannya, permukaan akhir yang baik, dan ikatan kimia yang sangat baik.
Namun disamping keuntungan, bahan ini juga memiliki kerugian, yaitu adanya
monomer sisa, kekuatan yang rendah, kekuatan lentur cukup rendah, dapat menyerap
air serta larut dalam beberapa cairan.2,16-18

Universitas Sumatera Utara


6

2.2.1 Komposisi
Komposisi resin akrilik polimerisasi panas terdiri dari: 2,12,15
1. Bubuk mengandung :
a. Polimer : Polimetilmetakrilat sebagai unsur utama
b. Benzoil peroksida sebagai inisiator : (0,2-0,5%),
c. Reduces Translucency : Titanium dioksida
d. Pewarna dalam partikel polimer yang dapat disesuaikan dengan
jaringan mulut : 1% fiber (menyerupai serabut-serabut pembuluh
kecil)
e. Fiber : Serat nilon atau serat akrilik
f. Plasticizer : Dibutil pthalat
g. Partikel inorganik : Seperti serat kaca, zirconium silikat
2. Cairan mengandung :
a. Monomer : Metal methacrylate, berupa cairan jernih yang mudah
menguap
b. Stabilisator (0.006%) sebagai inhibitor atau hidrokuinon sebagai
pencegah polimerisasi selama penyimpanan
c. Cross linking agent : 2 % ethylene glycol dimetacrylate, bermanfaat
membantu penyambungan dua molekul polimer sehingga rantai
menjadi panjang dan untuk meningkatkan kekuatan dan kekerasan
resin akrilik.
d. Plasticizer : Dibutil pthalat

2.2.2 Sifat – Sifat


Sifat resin akrilik polimerisasi panas sebagai bahan basis protesa sangat
penting untuk ketepatan dan fungsi gigi tiruan itu sendiri. Beberapa sifat-sifat resin
akrilik polimerisasi panas adalah:
a. Berat Molekul
Resin akrilik polimerisasi panas memiliki berat molekul polimer yang tinggi
yaitu 500.000-1.000.000 dan berat molekul monomernya yaitu 100. Berat molekul

Universitas Sumatera Utara


7

polimer ini akan bertambah hingga mencapai angka 1.200.000 setelah berpolimerisasi
dengan benar. Rantai polimer dihubungkan antara satu dengan lainnya oleh gaya Van
der Waals dan ikatan antar rantai molekul. Bahan yang memiliki berat molekul tinggi
mempunyai ikatan rantai molekul yang lebih banyak dan mempunyai kekakuan yang
besar dibandingkan polimer yang memiliki berat molekul yang lebih rendah.20
Dimana tingkat kekakuan yang dimiliki oleh resin akrilik polimerisasi panas adalah
2400 MPa.1,21
b. Konduktivitas Termal
Konduktivitas termal adalah pengukuran termofisika mengenai seberapa baik
panas disalurkan melalui suatu bahan. Basis resin mempunyai konduktivitas termal
yang rendah yaitu 0,0006 (0C/cm). 15
c. Solubilititas
Meskipun basis gigi tiruan resin larut dalam berbagai pelarut dan sejumlah
kecil monomer dilepaskan, basis resin umumnya tidak larut dalam cairan yang
terdapat dalam rongga mulut. 14
d. Densitas
Resin akrilik memiliki densitas yang relatif rendah yaitu sekitar 1,15-1,19
g/cm3. Hal ini disebabkan resin akrilik terdiri dari kumpulan atom-atom ringan,
seperti karbon, oksigen, dan hidrogen. 20
e. Penyerapan Air
Bahan resin akrilik mempunyai sifat yaitu menyerap air secara perlahan-lahan
dalam jangka waktu tertentu. 3
f. Porositas
Adanya gelombang permukaan dapat mempengaruhi sifat fisik, estetika dan
kebersihan basis protesa. Porositas cenderung terjadi pada bagian basis protesa yang
lebih tebal.Porositasnya tersebut akibat dari penguapan monomer yang tidak bereaksi
serta polimer berberat molekul rendah, bila temperatur resin mencapai atau melebihi
titik didih bahan tersebut.2

Universitas Sumatera Utara


8

Porositas dapat memberikan pengaruh yang tidak menguntungkan pada kekuatan


resin akrilik. Ada 2 jenis porositas yang dapat kita temukan pada basis gigi tiruan
yaitu shrinkage porosity dan gaseous porosity. Shrinkage porosity kelihatan sebagai
gelembung yang tidak beraturan bentuk diseluruh permukaan gigi tiruan sedangkan
gaseous porosity terlihat berupa gelembung kecil halus yang uniform, biasanya
terjadi terutama pada protesa yang tebal dan dibagian yang lebih jauh dari sumber
panas.20

2.2.2.1 Kekasaran Permukaan


Kekasaran permukaan (Ra: Roughness average) adalah karakteristik suatu
permukaan benda yang bergelombang (tidak teratur). Kekasaran permukaan dihitung
sebagai penyimpangan rata-rata aritmetik terhadap lembah/dasar permukaan dan
puncak permukaan.5 Kekasaran permukaan juga dirumuskan sebagai ketidak
sempurnaan permukaan yang relatif halus dan merata, yang tingginya, lebarnya, dan
arahnya menentukan pola dominan dari seluruh permukaan.2
Uji sampel kekasaran permukaan diukur dengan menggunakan suatu alat
bernama biofilm profilometer dimana sebuah jarum (stylus) melintasi lapisan
permukaan dan sebuah penguat jiplakan dari profil/gambar digunakan. 6
Kekasaran permukaan pada bahan resin akrilik sangat penting diperhatikan,
karena apabila suatu mikroorganisme melekat ke permukaan yang kasar maka
mikroorganisme akan berkolonisasi dan hal ini dapat mempengaruhi kesehatan
mulut terutama jaringan yang berkontak dengan basis gigi tiruan akrilik.
Kebanyakan mikroorganisme yang hadir dirongga mulut yaitu mikroorganisme yang
menyebabkan karies, penyakit periodontal dan denture stomatitis.22,23 Hal ini terjadi
karena permukaan dapat bertindak sebagai reservoir, dengan tidak teraturnya
permukaan, dan pembentukan celah yang menyediakan kesempatan bagi retensi
mikroorganisme dan perlindungan terhadap kekuatan pelepasan, bahkan sewaktu
pembersih bahan basis gigi tiruan berbasis resin akrilik. 4-6

Universitas Sumatera Utara


9

Penelitian Alves, dkk (2007), mengungkapkan pengaruh pemolesan kimia dan


manual terhadap kekasaran permukaan spesimen resin akrilik dan didapatkan bahwa
pemolesan kimia menunjukkan nilai kekasaran permukaan yang lebih tinggi tanpa
menghiraukan tipe aktivasi resin (kimia atau termal) ketika dibandingkan dengan
pemolesan manual.4 Namun menurut Compos dkk, mengungkapkan bahwa kekasaran
permukaan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti jenis resin yang dipakai, teknik
polimerisasi, dan lamanya prosedur desinfeksi. 24

2.2.2.2 Manipulasi

Resin akrilik polimerisasi panas umumnya diproses dalam sebuah kuvet


dengan menggunakan teknik compression-molding. Bubuk dan cairan dicampur
dengan perbandingan volume 3:1 atau 2:1 berdasarkan berat.14
Bahan yang dicampur melewati empat tahap yaitu:
a. Tahap I : tahap basah, seperti pasir (wet and stage)
b. Tahap II : tahap lengket berserat (tacky fibrous) selama polimer larut
dalam monomer (sticky stage)
c. Tahap III : tahap lembut, seperti adonan, sesuai untuk diisi ke dalam
mould (dough stage / gel stage)
d. Tahap IV : tahap kaku, seperti karet (rubbery stage). Setelah pembuangan
malam, adonan resin akrilik yang telah mencapai dough stage dimasukkan
ke dalam mold gips. 14
Kuvet ditempatkan di bawah tekanan ke dalam waterbath dengan waktu dan
suhu terkontrol untuk memulai polimerisasi resin akrilik polimerisasi panas.
Waterbath diisi dengan air, kemudian suhu dan waktu diatur. Pemanasan dimulai
pada suhu kamar dan dinaikkan terus hingga suhu 700C selama 30 menit, lalu suhu
700C dipertahankan selama 60 menit, setelah itu suhu dinaikkan menjadi 1000C dan
dipertahankan selama 30 menit, setelah itu suhu pelan-pelan diturunkan hingga suhu
ruangan.
Setelah prosedur polimerisasi, kuvet dibiarkan dingin secara perlahan hingga
mencapai suhu kamar untuk memungkinkan pelepasan internal stress yang cukup

Universitas Sumatera Utara


10

sehingga meminimalkan perubahan bentuk basis.2 Selanjutnya dilakukan pemisahan


kuvet dan harus dilakukan secara hati-hati untuk mencegah fraktur atau distorsi
gigitiruan.Setelah dikeluarkan dari kuvet basis gigitiruan akrilik siap untuk diproses
akhir dan dipoles. 19

2.3 Larutan Cuka Apel


Cuka apel merupakan minuman kesehatan dari proses fermentasi alami buah
apel. Penyajian buah apel dalam bentuk cuka adalah optimalisasi manfaat zat yang
terkandung dalam buah apel. Proses fermentasi alaminya membuat kandungan nutrisi
cuka apel semakin besar, terutama kandungan enzim dan asam amino. Cuka apel
yang dibuat dari sari buah apel bertambah popular sebagai minuman kesehatan
karena, antara lain sebagai pencegah asam urat, penyakit jantung dan paru, dan
sejumlah penyakit lain.9
Salah satu zat aktif yang terdapat dalam buah apel adalah tanin yang berwarna
coklat muda. Tanin merupakan senyawa polifenol yang bila berkontak dengan resin
akrilik dapat menyebabkan kerusakan kimiawi pada permukaan resin akrilik.
Perusakan secara kimia menimbulkan kekasaran pada permukaan resin akrilik
sehingga dapat menyebabkan retak atau crazing dan penurunan kekuatan serta
kekerasan. Senyawa fenol dapat berdifusi ke dalam lempeng akrilik dan mulai
menyebabkan perusakan kimiawi resin akrilik.9-11
Kandungan fenol dalam larutan cuka apel kemungkinan dapat mempengaruhi
sifat resin akrilik, terutama sifat fisis. Sifat fisis resin akrilik antara lain adalah
kekasaran. Kekasaran yang optimal diperlukan untuk mencegah kemungkinan
terjadinya penyerapan air dan kelarutan pada basis gigi tiruan yang terbuat dari resin
akrilik. Penyerapan air dan kelarutan tersebut dapat terjadi waktu dilakukan
pembersihan gigi tiruan secara rutin sehari-hari.9-11

2.3.1 Aturan Pemakaian Larutan Cuka Apel


Aturan pemakaian larutan cuka apel yang ideal adalah 2 sendok makan cuka
apel (30ml) dicampur dengan air 150 ml dan diminum 3 kali dalam sehari.

Universitas Sumatera Utara


11

Pada pemakai gigi tiruan yang mengkonsumsi cuka apel sebagai minuman kesehatan,
setiap kali minum diperkirakan larutan cuka apel akan kontak dan tinggal didalam
rongga mulut selama 15 menit.9

Universitas Sumatera Utara


12

2.4 Kerangka Teori

Resin
ResinAkrilik
Akrilik

Pengertian Polimerisasi Sinar Klasifikasi

Polimerisasi Kimia

Polimerisasi Panas

Komposisi Sifat Fisik

Powder Liquid

Titanium Kekasaran Penyerapan Air Kelarutan


Polimetilmetrakilat Fiber
Dioxide

Cross lingking
Metilmetakrilat Inhibitorhydroquin
agent
Bersifat Asam Larutan Cuka
Larutan Apel
Cuka
Apel

Universitas Sumatera Utara


13

2.5 Kerangka Konsep

Resin Akrilik Polimerisasi Panas

Kemis Biologis Fisis Mekanis

Larutan Cuka Apel


Kekasaran Permukaan

Bersifat Asam

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai