Anda di halaman 1dari 16

Nama : Suci Maharani

Nim : 072002100013
Tugas : Resume fisika dasar
Jurusan : Teknik Geologi

TEMPERATUR
1. Pengertian
Merupakan bagian dari thermodinamika mempelajari tentang temperatur perubahan
panas. Temperatur didefinisikan sebagai ukuran panas atau dinginnya sebuah benda. Panas
adalah transfer energi satu ke energi lainny. Zat dari benda yang lebih panas akan berpindah
ke yang lebih dingin sesuai dengan waktu suhu antara kedua buah benda akan sama/
kesetimbangan thermal. Secara kuantitatif dapat diketahui dengan menggunakan alat yang
disebut termometer. Suhu dapat diukur dengan menggunakan termometer yang berisi air
raksa atau alkohol. Kata termometer ini diambil dari dua kata yaitu thermo yang artinya
panas dan meter yang artinya mengukur.
Termometer yang paling dikenal adalah Celcius, Reamur, Fahrenheit, dan Kelvin.
Setiap satuan termometer memiliki perbandingan yang berbeda antara satu jenis termometer
dengan termometer lainnya. Adapun perbandingan termometer mengikuti perbandingan
sebagai berikut :
C:R:(F-32) = 5:4:9 dan K = C + 273 (derajat)
Keterangan :
C = Satuan derajat Celcius
R = Satuan derajat Reamor
F = Satuan derajat Fahrenheit
K = Satuan derajat Kelvin
Derajat Kelvin dimulai dari 273 derajat, bukan dari -273 derajat. Sedangkan, derajat
Celcius dimulai dari 0 derajat. Maka dari itu, untuk mengubah suhi tersebut ke suhu yang
lain, sebaiknya menggunakan atau mengubahnya ke derajat Celcius terkebuh dahulu, karena
jika menggunakan Kelvin akan lebih rumit mengubahnya ke suhu yang lain.

2. Cara mengukur suhu


Satuan Internasional untuk temperatur atau suhu menggunakan satuan Kelvin ( K).
Sebagai Satuan Internasional, Kelvin tidak memerlukan tanda derajat dalam
penulisannya. Misalnya cukup ditulis 20K saja, tidak perlu 20°K . Sedangkan skala-skala
lain yang umum digunakan adalah Celcius, Fahrenheit, dan Reamor.
Pada skala Celcius, 0 derajat Celcius adalah titik dimana air membeku dan 100
derajat Celcius adalah titik didih air pada tekanan 1 atmosfer. Skala ini adalah yang
paling sering digunakan di dunia. Skala Celcius juga sama dengan Kelvin sehingga cara
mengubahnya ke Kelvin cukup ditambahkan 273 ( atau 273.15 untuk lebih tepatnya ).
Skala Fahrenheit adalah skala umumyang dipakai di Amerika Serikat. Suhu air membeku
adalah 32 derajat Fahrenheit dan titik didih air adalah 212 derajat Fahrenheit.
Perbandingan titik beku dan titik didih untuk satuan skala suhu dapat di tuliskan
sebagai berikut :
Celcius Reamor Farenhait Kelvin
Titik didih 100 80 212 373
Titik beku 0 0 32 273
Selisih kedua 100 80 180 100
titik
Perbandingan 5 4 9 5

Sehingga dapat dikonversikan sebagai berikut :


Dari Ke
Celcius Reamor Kelvin Farenhait
Celcius - 5/4 9/4 + 32 C + 273
Reamor 5/4 R - 9/4 R + 32 5/4R + 32
Kelvin 9/4 (F-32) 4/9 (F-32) - -
Farenhait K-273 4/5 – 273 - -

Berdasarkan perbandingan dan persamaan konversi tersebut dapat digunakan sebagai


dasar dalam pembuatan termometer. Sebuah termometer biasanya terdiru dari sebuah pipa
kaca berongga yang berisi zat cair (alkohol atau air raksa), dan bagian atas acairan adalah
ruang hampa udara. Termometer dibuat berdasarkan prinsip bahwa volume zat cair akan
berubah apabila dipanaskan atau di dinginkan. Volume zat cair akan bertambah apabila
dipanaskan, sedangkan apabila didinginkan volume zat cair akan berkurang. Naik atau
turunnya zat cair tersebut digunakan sebagai acuan untuk menentukan suhu suatu benda.
Perubahan volume zat cair dalam pipa dapat digunakan untuk mengukur volume.
Seperti kita ketahui bahwa zat cair sebagai bahan pengisi termometer ada dua macam, yaitu
air raksa dan alkohol. Ada beberapa keuntungan dan kerugian dari penggunaan bahan
tersebut adalah :
Termometer air raksa.
Berikut ini beberapa keuntungan air raksa sebagai pengisi termometer antara lain :

- Air raks tidak membasahi dinding pipa kapiler, sehingga pengukurannya menjadi
teliti.
- Air raksa mudah dilihat karena mengkilat.
- Air raksa cepat mengambil panas dari suhu benda yang sedang diukur.
- Jangkauan suhu air raksa cukup lebar, karena air raksa membeku pada suhu 40 0C
dan mendidih pada suhu 360 0C.
- Volume air raksa berubah secara teratur.

Sedangkan beberapa kerugian yang di miliki air raksa sebagai berikut :


- Air raksa harganya mahal.
- Air raksa tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu yang sangat rendah.
- Air raksa termasuk zat beracun sehingga berbahaya apabila tabungnya pecah.

Termometer Alkohol.
Keuntungan menggunakan alkohol sebagai pengisi termometer, antara lain :

- Alkohol harganya murah.


- Alkohol lebih teliti, sebab untuk kenaikan suhu yang kecil ternyata alkohol
mengalami perubahan volume yang besar.
- Alkohol dapat mengukur suhu yang sangat rendah, sebab titik beku alkohol -130
derajat Celcius.

Kerugian menggunakan alkohol sebagai pengisi termometer, antara lain :

- Membasahi dinding kaca.


- Titik didihnya rendah ( 78 0C).
- Alkohol tidak berwarna, sehingga perlu memberi pewarna dahulu agar dapat dilihat.

3. Pemuaian Termal
Pemuaian termal adalah perubahan suatu benda yang bisa menjadi bertambah
panjang, lebar, luas, atau berubah volumenya karena terkena panas (kalor ). Pemuaian
setiap benda akan berbeda-beda terggantung pada suhu di sekitar dan koefisien muai
atau daya muai dari benda tersebut. Perubahan panjang akibat panas kan mengikuti :

L = Lo {1 + α.Δt)
Keterangan :
Lt = panjang pada suhu t
Lo = panjang pada suhu awal,
α = koefisien muai panjang/kofisien muai linier
Δt = besarnya perubahan suhu

Suatu benda akan mengalami muai panjang apabila benda itu hanya memiliki
(dominan dengan) ukuran panjangnya saja. Muai luas terjadi pada benda apabila
benda itu memiliki ukuran panjang dan lebar, sedangkan muai volum terjadi apabila
benda itu memiliki ukuran panjang, lebar, dan tinggi.
∆A = Ao.B.∆t
Keterangan :

At = yaitu luas benda setelah memuai ( m2 )

Ao = yaitu luas benda mula-mula ( m2 )

B = yaitu koefisien muai luas ( /°C )

∆t = yaitu kenaikan suhu ( °C )

Dan untuk perubahan volum dirumuskan dengan :

Vt = Vo ( 1+y.∆t )

atau

∆V = Vo.y.∆t

Keterangan :

Vt = volum pada suhu t

V0 = volum pada suhu awal

y = (3 kali α ) yaitu koefisen muai volum

∆t = besarnya perubahan suhu

Pemuaian yang di pengaruhi suhu dan panas dapat di alami pada 3 medium zat yaitu :

1. Pemuaian zat padat Umumnya zat padat akan mengalami pemuaian jika
dipanaskan. Pemuaian zat padat tergantung pada 3 faktor yaitu :
a.) Panjang awal sebelum dipanaskan
b.) Kenaikan suhu
c.) Jenis bahan Jenis bahan yang berbeda akan mempengaruhi besar dan panjang hasil
pemuaian benda tersebut. Dikarenakan benda memilik koefisien yang berbeda.
Sebagai contoh berikut beberapa benda padat dengan nilai koesien benda tersebut.

Jenis Zat Padat Koefisien muaia panjang

Alluminium
\2,4 x 10-5

Perunggu atau tembaga


1,9 x 10
Baja
1,1 x 10

Besi
1,2 x 10

Tembaga
1,7 x 10

Emas
1,4 x 10

Kaca Pyrex
0,32 x 10

2. Pemuaian Zat Cair Zat cair akan mengalami pemuaian jika ada kenaikan suhu. Zat
cair hanya akan mengalami pemuaian volume karena sifatnya yang selalu mengikuti
bentuk wadahnya. Pemuaian zat cair lebih besar dari pada pemuaian zat padat untuk
kenaikan suhu yang sama.

Jenis zat Cair Koefisien muai Volume

Air
0, 0004

Alkohol etil
0, 0011

Alkohol metil
0, 0012

Aseton
0, 0005

Gliserin
0, 00053

Papaverin
0,001

Tarventin
0, 00105

3. Pemuaian pada Gas Gas akan mengalmi pemuaian jika ada kenaikan suhu. Gas
hanya akan mengalami pemuaian volume. Hal-hal yang berkaitan dengan pemuaian
gas adalah Volume, suhu, dan tekanan. Pemuaian gas dapat terjadi pada dua keadaan
yaitu:
a.) Pemuaian gas pada tekanan tetap
b.) Pemuaian gas pada volume tetap
Pemuaian Volume tetap suatu gas dalam keadadn tempat tertutup di panaskan
sehingga suhu naik sebesar Δt. Volume udara dibatasi sehingga udara tidak dapat
mengembang. Hal ini menyebabkan tekanan udara bertambah sebesar Δp. Rumusnya
adalah :

Pt = P0 (1 + . Δt )

Δp = . P0.
Dimana
Δp: perubahan tekanan (atm )
Δt: perubahan suhu (0C)
P0: tekanan mula-mula (atm)
Pt: tekanan akhir (atm)

Proses Perambatan Panas-Gelombang Radiasi

Perpindahan panas adalah ilmu yang mempelajari perpindahan energy karena


perbedaan temperature diantara benda atau material. Disamping itu, perpindahan
panas juga meramalkan laju perpindahan panas yang terjadi pada kondisi tertentu.
Persamaan fundamental didalam perpindahan panas merupakan persamaan kecepatan
yang menghubungkan kecepatan perpindahan panas diantara dua system dengan sifat
termodinamika dalam system tersebut.

Gabungan persamaan kecepatan, kesetimbangan energy, dan persamaan keadaan


termodinamis menghasilkan persamaan yang dapat memberikan distribusi
temperature dan kecepatan perpindahan panas. Jadi, pada dasarnya teori perpindahan
panas adalah termodinamika dengan persamaan kecepatan yang ditambahkan.

Mekanisme perpindahan panas dibagi menjadi tiga, yakni:


a. Aliran panas konduksi
b. Aliran panas konveksi
c. Aliran panas radiasi

1. Perpindahan Panas Secara Konduksi


Adanya gradien temperature akan terjadi perpindahan panas. Dalam benda padat
perpindahan panas timbul karena gerakan antar atom pada temperature yang
tinggi, sehingga atom-atom tersebut dapat memindahkan panas. Didalam cairan
atau gas, panas dihantar oleh tumbukan antar molekul. Persamaan dasar konduksi:
q = - k A 𝑑𝑇/dx

keterangan :
q = laju perpindahan panas, W
k = konduktivitas panas, W/moC
A = luas perpindahan panas, m2

Konduktivitas Panas
Tetapan kesetimbangan (k) adalah sifat fisik bahan atau material yang disebut
konduktivitas thermal. Satuan yang digunakan untuk konduktivas thermal adalah
kal//m K. Untuk mengubah satuan ini ke Btu/jam ft R dikalikan dengan 242,9 dan
untuk mengubah menjadi W/m K atau J/m K dikalikan dengan 4,186. Nilai
konduktivitas fluida bervariasi, nilai tertinggi adalah logam dan paling rendah
adalah bahan berbentuk serbuk yang telah dihampakan dari udara. Data-data
konduktivitas thermaldapat dilihat pada tabel B. Zat padat dengan konduktivitas
rendah digunakan untuk bahan isolasi kalor, yakni untuk membuat aliran kalor
minimum.

Penyebab lain peristiwa konduksi adalah getaran atom zat padat di sekitar posisi
setimbangnya. Ketika atom-atom di lokasi pemanasan bergetar lebih kencang
maka atom-atom yang bertetangga ikut bergetar lebih kencang dari sebelumnya.
Getaran kencang atom tetangga ini diikuti oleh tetangga yang lebih jauh. Begitu
seterusnya sehingga terjadi perpindahan getaran atom. Pada akhirnya semua atom
dalam zat bergetar lebh kencang. Ini merepresentasikan fenomena perambatan
kalor. Karena tidak ada atom yang berpindah (hanya getaran yang lebh kencang
saja yang berpindah) maka ini pun merupakan peristiwa konduksi.

2. Perpindahan Panas Secara Konveksi


Cara kedua perambatan kalor adalah konveksi. Pada cara ini kalor merambat
karena perpindahan molekul atau atom penyusun benda. Ketika satu bagian benda
menerima kalor maka atom-atom penyusunnya bergerak lebih cepat. Akibatnya,
atom-atom tersebut terdorong (berpindah) ke lokasi di mana atom-atom masih
bergetar lambat. Perpindahan atom yang telah bergerak cepat membawa energi
kalor. Dengan demikian terjadi perpindahan kalor dari lokasi yang bersuhu tinggi
ke lokasi yang bersuhu rendah.
Konveksi hanya terjadi di dalam benda yang memiliki atom atau molekul yang
dapat bergerak bebas. Benda seperti ini adalah fluida yang terdiri dari zat cair dan
gas. Jadi, konveksi terjadi dalam zat cair atau gas. Ketika air di dalam panci
dipanaskan maka bagian air yang menerima panas adalah bagian yang
bersentuhan dengan panci, khususnya bagian dasar panci. Namun, lama-lama
seluruh bagian air menjadi panas karena adanya aliran molekul air dari bawah ke
atas. Aliran tersebut mendesak air yang dingin yang berada di atas untuk turun
sehingga mengalami pemanasan. ketika yang dipanaskan. Fluida yang dipanaskan
akan memuai. Karena massa tidak berubah maka massa jenis fluida mengecil.
Akibatnya fluida tersebut akan bergerak ke atas. Benda yang massa jenis lebih
kecil akan berada di lapisan atas dan yang massa jenis besar akan berada di
lapisan bawah. Jika air dan minyak dicampur maka minyak pada akhirnya berada
di lapisan atas karena massa jenisnya lebih kecil dari pada air.
3. Perpindahan Panas Secara Radiasi
Bentuk ketiga perpindahan kalor adalah radiasi. Radiasi adalah perpindahan kalor
tanpa melalui medium. Ruang antara matahari dan bumi kebanyakan hampa.
Tetapi panas matahari dapat mencapai bumi. Ini salah satu bukti bahwa kalor
dapat merambat tanpa perlu medium.
Benda-benda yang kena radiasi, meradiasi energy yang energinya terdiri dari
fotonfoton yang bergerak dengan arah, fasa dan frekuensi yang serampangan.
Foton-foton tersebut ada yang diserap, direfleksi atau diteruskan melalui
permukaan tersebut. Tiga sifat permukaan yang mengukur kuantitas-kuantitas
tersebut adalah:
- Absortivitas (keteserapan), α adalah bagian radiasi yang diserap oleh bahan
- Reflektivitas (keterpantulan), ρ adalah bagian radiasi yang direfleksikan oleh
bahan
- Transmisivitas, η adalah bagian radiasi yang ditransmisikan oleh bahan Jumlah
ketiga fraksi adalah satu, yakni: α + ρ + η = 1

Adapun rumus dari perambatan panas secara radiasi adalah :

Keterangan

4. Radiasi Gelombang
Gelombang elektromagnetik yang diperoleh dari perubahan medan magnet dan
medan listrik secara berurutan, dimana arah vektor getar medan listrik dan vektor
medan magnet saling tegak lurus. Menurut teori Maxwell yang berbunyi “Jika
perubahan medan magnet bisa menghasilkan medan listrik, maka sebaliknya jika
perubahan medan magnet bisa menghasilkan magnet”.
Adapun sifat dari gelombang elektromagnetik adalah :

 Pada saat bersamaan, medan magnet dan medan listrik mengalami perubahan.
 Medan magnet dan medan listrik memiliki harga maksimum dan minimum
pada tempat dan pada saat yang sama.
 Gelombang elektromagnetik yang tidak memiliki muatan tidak dapat disimpan
dalam medan listrik maupun medan magnet.
 Merambat arah garis lurus.
 Gelombang transversal.
 Gelombang elektromagnetik bisa mengalami refleksi, pemantulan, refraksi,
pembiasan, perpaduan, interferensi, difraksi, hamburan atau lenturan,
polarisasi, dan pengkutuban.

Cepat rambat gelombang hanya dapat dipengaruhi oleh permitivitas listrik ruang
hampa (ε o = 8,85 x 10 -12 C/Nm 2 , dan permeabilitas jenis ruang hampa (µ o = 4π
x 10 -7 Wb/Am) Jika nilai permitivitas dan permeabilitas disubstitusikan, maka
diperoleh c = 3 x 108 m /s.

Spektrum gelombang elektromagnetik merupakan lanjutan dimana masing-masing


jenis gelombang elektromagnetik dijelaskan dalam rentang panjang
gelombang. Spektrum gelombang elektromagnetik dibagi menjadi :
a. Gelombang tv atau radio
Gelombang ini merupakan gelombang elektromagnetik paling panjang dengan
frekuensi terendah yang rentang dalam spektrum elektromagnetik. Panjang
gelombang radio berkisar 0,3-600 m dengan rentang  5 x 10 5 – 10 9 Hz.
b. Gelombang Mikro
Mempunyai panjang lebih pendek dan frekuensi lebih tinggi daripada radio
gelombang. Gelombang mikro diperoleh dari tabung vakum yang berdaya
tinggi perangkat semikonduktor, dioda Gunn, dioda, dan lain-lain. Rentang
panjang gelombang mikro berkisar 10 -3 – 0,3 m dan frekuensinya berkisar
10 9 – 3 x 10 11 Hz.

c. Sinar Infra Merah


Sinar infra merah atau infra merah mempunyai panjang gelombang lebih
pendek, namun frekuensi lebih tinggi dari pada gelombang mikro. Snar infra
merah dikenal juga dengan gelombang panas. Panjang gelombang berkisar 8 x
10 -7 – 10 -3 m. Frekuensinya berkisar 3 x 10 11 – 4 x 10 14 Hz.

d. Cahaya Tampak
Cahaya tampak area spektrum elektromagnetik yang bisa dideteksi langsung
oleh mata. Cahaya ini tersusun atas 7 warna yang berbeda. Dalam spektrum
cahaya tampak, cahaya merah memiliki panjang gelombang yang paling besar,
sementara yang berwarna tidak memiliki panjang gelombang yang paling
pendek.

e. Sinar Ultraviolet
Sinar ultraviolet merupakan gelombang elektromagnetik dengan panjang
gelombang berkisar 3 – 10 nm. Frekuensi berkisar 8 x 10 14 – 3 x
10 16 Hz. Radiasi ini diberi nama ultraviolet karena berhubungan dengan
frekuensi yang lebih besar dibandingkan frekuensi cahaya ungu pada sektrum
cahaya tampak.
f. Sinar X
Sinar ini memiliki panjang gelombang 10 -3 – 10 -8 m. Frekuensinya berkisar 3
x 10 16 – 3 x 10 19 Hz. Sinar X merupakan jenis radiasi berenergi tinggi yang
dapat dengan mudah menembus berbagai jenis materi.

g. Sinar Gamma
Jenis spektrum elektromagnetik yang terakhir adalah sinar gamma. Sinar ini
memiliki panjang gelombang terpendek yang berkisar 0,6 x 10 -14 – 10 -10 m
dan memiliki frekuensi paling besar dibandingkan dengan spektrum lainnya,
yaitu berkisar 3 x 10 8 – 5 x 10 22 Hz. Sumber sinar gamma didapat dari reaksi
radioaktivitas inti dan nuklir.

Fenomena Thermodinamika

Termodinamika berasal dari kata thermos (panas) dan dynamic (gerak atau perubahan)
adalah cabang ilmu fisika yang mempelajari tentang panas dan temperatur serta hubungan
keduanya pada energi gerak. Secara umum Termodinamika dapat dimanfaatkan untuk:
1. menjelaskan kerja beberapa sistem termodinamis.
2. menjelaskan mengapa suatu sistem termodinamis tidak bekerja sesuai dengan yang
diharapkan.
3. menjelaskan mengapa suatu sistem termodinamis sama sekali tidak mungkin dapat bekerja.
4. landasan teoritis para Insinyur perencana dalam mendisain suatu sistem termodinamis;
misalnya: motor bakar, pompa termal, motor roket, pusat pembangkit tenaga listrik, turbin
gas, mesin pendingin, kabel transmisi superkonduktor, LASER daya tinggi, dan mesin
pemanas surya.
Hukum-hukum thermodinamika dibagi menjadi :
1. Hukum thermodinamika 1 menunjukkan hukum kekekaln energi. Dimana bunyinya
“Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, melainkan hanya dapat diubah
bentuknya saja”. Adapun persamaan dari hukum thermodinamika 1 ini adalah :
Dimana Q adalah kalor/panas yang diterima atau dilepas (joule), W adalah energi atau
usaha (joule),  ΔU adalah perubahan energi (joule). Dimana joule adalah satuan
internasional untuk energi atau usaha.
Dari persamaan tersebut dapat diketahui bahwa seluruh kalor yang diterima atau
dilepas oleh benda akan dijadikan usaha ditambahkan dengan peerubahan energi.
Dari persamaan tersebut didapatkan ΔU = Q – W, dimana energi dalam ΔU sistem =
kalor (Q) yang ditambahkan ke sistem dikurangi denga kerja yang dilakukan oleh
sistem. Pada sistem terisolasi Q = 0 dan W = 0 tidak ada perubahan energi dalam.
Adapun rumus persamaan gas ideal adalah :
1. PV = nRt
2. U = (3/2) Nrt
Perlu kita ketahui, gas dengan jumlah parrtikel sebesar N ada dalam bejana yang tidak
bocor. Selama komposisi gas tidak berubah, dalam arti tidak terjadi reaksi kimiawi
yang dapat mengubah jumlah partikel gas dan tidak terjadi peristiwa difusi; maka
dalam eksperimen, volume dan tekanan gas dapat diubah-ubah sesuai dengan
kebutuhan. Ini berarti, pada volume tertentu (V), gas dapat diberi temperatur (T)
berapa saja. Dapat pula, pada temperatur (T) tertentu, gas dapat diberi harga volume
(V) berapa saja.
 Diferensial Total, Parsial, Eksak, dan Tak Eksak
Diferensial total dari x adalah dx yang nilainya sama dengan perubahan x karena y
berubah ditambah dengan perubahan x karena z berubah. Secara matematis dapat
dinyatakan:
dx = (∂x / ∂y)z dy + (∂x / ∂z)y dz

Diferensial total x adalah dx yang menggambarkan perubahan total x. Karena dx


merupakan perubahan infinit suatu fungsi yang benar-benar ada, maka dx disebut
diferensial eksak. Jika dx merupakan diferensial total dari fungsi x = x (y, z) yang benar-
benar tidak ada, maka dx disebut diferensial tak eksak. Dalam hal ini (∂x / ∂y)z dy
merupakan perubahan x karena y berubah, sedangkan z tidak berubah dan (∂x / ∂z)y dz
merupakan perubahan x karena z berubah, sedangkan y tidak berubah. Sedangkan (∂x /
∂y)z dinamai diferensial parsial x ke y dengan z tetap yang biasa ditulis sebagai M (yz)
dan (∂x / ∂z)y dinamai diferensial parsial x ke z dengan y tetap yang biasa ditulis sebagai
N (yz).
 Syarat Euler dan Dalil Rantai
Syarat Euler merupakan syarat yang diperlukan untuk membuktikan bahwa fungsi x =
x (y, z) merupakan fungsi yang benarbenar ada. Dapat pula dinyatakan, diferensial
total suatu fungsi yang benar-benar ada (yang memenuhi syarat Euler) adalah
diferensial eksak. Jika fungsi x = x (y, z), maka dx = (∂x / ∂y)z dy + (∂x / ∂z)y dz.
Fungsi ini dapat dilihat sebagai fungsi y = y (x, z) dengan dy = (∂y / ∂x)z dx + (∂y /
∂z)x dz. Jika dy disubstitusikan ke dx di atas diperoleh:
dx = (∂x / ∂y)z {(∂y / ∂x)z dx + (∂y / ∂z)x dz} + (∂x / ∂z)y dz atau
dx = {(∂x / ∂y)z (∂y / ∂x)z } dx + {(∂x / ∂y)z (∂y / ∂z)x + (∂x / ∂z)y } dz
yang berlaku untuk setiap dx dan dz. Hal ini terpenuhi jika
1. {(∂x / ∂y)z (∂y / ∂x)z } = 1 atau (∂x / ∂y)z = {1 / (∂y / ∂x)z }
2. {(∂x / ∂y)z (∂y / ∂z)x + (∂x / ∂z)y } = 0 atau {(∂x / ∂y)z (∂y / ∂z)x (∂z / ∂x)y} = -1
Untuk melukiskan keadaan gas yang ada dalam bejana dengan volume V, tekanan p,
temperatur T, dan jumlah partikel N. Jika bejana tidak bocor, maka jumlah partikel gas (N)
harganya selalu tetap. Besaran p, V, dan T saling berhubungan. Eksperimen menunjukkan,
jika dua besaran menjadi variabel bebas, maka satu besaran lainnya menjadi variabel terikat.
Hubungan ini dapat dinyatakan dalam bentuk implisit berikut.
f (p, V, T) = 0
Bentuk eksplisitnya ada tiga, yaitu:
(a). p = p (V, T)
(b). V = V (p, T)
(c). T = T (p, V)
Dari ketiga bentuk persamaan diatas didaptkan :
(a). dp = (∂p / ∂V)T dV + (∂p / ∂T)V dT
(b). dV = (∂V / ∂p)T dp + (∂V / ∂T)p dT
(c). dT = (∂T / ∂p)V dp + (∂T / ∂V)p dV

3. Hukum Thermodinamika 2 menyatakan arah reaksi sistem dapat dinyatakan


dalam berbagai bentuk. Hukum thermodinamika 2 berbunyi : “Kalor mengalir
secara alami dari benda panas ke benda dingin; kalor tidak mengalir secara
spontan dari benda dingin ke panas”. Hukum kedua ini berkaitan dengan mesin
pemanas dimana pada suatu sistem siklik tidak mungkin kalor yang diterima
mesin diubah semuanya menjadi kerja, selalu ada kalor yang dibuang oleh mesin.
Rumus efisiensi adalah :
η = W/Qi = 1- Q0/QI
Proses-Proses Dalam Thermodinamika :
 Isobarik adalah proses thermodinamika yang tidak mengubah nilai tekana sistem (
). Nilai usaha dapat dihitung dengan persamaan berikut : dari
rumus tersebut dapat diketahui bahwa apabila volume mengecil terjadi penyusutan
maka usaha bernilai negatif.
 Isokhorik adalah proses thermodinamika yang tidak mengubah nilai volume sistem
ΔU = 0 pada proses ini nilai usaha adalah 0 karena tidak terdapat suatu luasan bangun
yang terdapat pada gambar P-V

 Isometrik adalah proses thermodinamika yang tidak mengubah nilai suhu sitem ΔT =
0

Nilai usaha pada isometrk dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :

Dimana n adalah jumlah zat yang dinyatakan dengan satuan mol, R adalah konstanta
gas, dan T adalah suhu.
 Adibatik adalah proses thermodinamika yang tidak mengubah nilai kalor sistem Q = 0

Pada gas monoatomic, usaha yang dilakukan pada proses adiabatik dapat dinyatakan
dalam persamaan :

MESIN CARNOT (IDEAL)


Menurut Carnot siklus mesin pemanas harus reversibel(dapat balik) dan tidak terjadi
perubahan entropi. Ini adalah idealisasi karena kenyataannya kalor tidak seluruhnya diubah
menjadi kerja (ada yang hilang dalam bentuk gesekan/turbulensi). Mesin carnot bekerja
berdasarkan suatu proses thermodinamika yang membentuk siklus, disebut siklus carnot.
Pada siklus carnot, terdapat 4 proses yaitu pemuaian Isothermal dari A ke B, pemuaian
Adiabatik dari B ke C, pemampatan isothermal dari C ke D, dan pemampatan adiabatik dari
D ke A. Selama roses siklus carnot sistem menerima kalor Qh dari reservoir bersuhu tinggi
Th dan melepaskan kalor Qc ke reservoir bersuhu Tc.

Usaha yang dilakukan mesin carnot dapat dinyatakan dengan mengaplikasikan Hukum
Thermodinamika 1.

Sedangkan, untuk mengukur efisiensi mesin dapat digunakan persamaan-persamaan berikut :

Dikarenakan pada siklus carnot berlaku hubungan , efisiensi mesin Carnot juga dapat
dinyatakan dengan :

Jika dapat dilihat pada rumus efisiensi tersebut nilai efisiensi 100% dapat diperoleh jika
. Hal ini tidak mungkin terjadi didunia nyata sehingga daoat disimpulkan bahwa
tidak ada sistem di dunia yang mampu mencapai efisiensi 100%.

TEKANAN HIDROSTATIS
Tekanan hidrostatis adalah tekanan yang diberikan oleh air ke semua arah pada titik ukur
manapun akibat adanya gaya gravitasi. Tekanan hidrostatis akan meningkat seiring dengan
bertambahnya kedalaman diukur dari permukaan air. Akibat gaya gravitasi, berat partikel air
akan menekan partikel dibawahnya, dan begitu pula partikel-partikel air di bawahnya akan
saling menekan hingga ke dasar air sehingga tekanan dibawah akan lebih besar dari tekanan
diatas. Jadi, semakin dalam kita menyelam dari permukaan air, maka akan semakin banyak
volume air yang ada di atas kita dengan permukaan air sehingga tekanan yang diberikan air
pada tubuh kita (tekanan hidrostatis) akan semakin besar. Secara umum, dapat dirumuskan:
Ph = p.g.h
Keterangan :
Ph : tekanan hidrostatik (Pa)
p : massa jenis zat cair (kg/m3 )
g : percepatan gravitasi (m/s2 )
h : kedalaman zat cair dari permukaan (m)
Jadi semakin besar jarak titik ukur dengan permukaan air, maka akan semakin besar tekanan
hidrostatis pada titik tersebut. Fenomena ini dapat dilihat pada gambar dibawah dimana
semakin besar ketinggian air, maka akan semakin besar pula tekanan hidrostatis di dasar
bejana. Akibatnya, air akan muncrat lebih jauh pada bejana sebelah kanan karena tekanan
yang lebih tinggi dibandingkan bejana di sebelah kiri. Tekanan mutlak adalah penjumlah
tekanan yang terdapat dalam suatu zat ditambah dengan tekanan luar (atmosfer). Adapun
rumus tekanan mutlak adalah :
 Tekanan mutlak zat cair
P = P0 = p.g.h
 Tekanan gauge (alat ukur)
P = Pgauge + P0

Keterangan: P0 = tekanan luar (Pa atau atm).


Agar dapat lebih memahami prinsip tekanan, perhatikan gambar di bawah.

Tekanan total yang diterima oleh si pemancing adalah sebesar tekanan atmosfer (kita
senantiasa menerima tekanan atmosfer setiap saat), sehingga: P1 = Patm Tekanan
total yang diterima penyelam bertangki kuning adalah sebesar tekanan atmosfer
ditambah tekanan hidrostatis pada kedalaman h2, sehingga: P2 = ρ g h2 + Patm
Tekanan total yang diterima penyelam bertangki merah adalah sebesar tekanan
atmosfer ditambah tekanan hidrostatis pada kedalaman h3, sehingga: P3 = ρ g h3 +
Patm.

Hukum pokok hidrostatika menyatakan semua titik yang terletak pada satu bidang
datar dalam satu jenis zat cair memiliki tekanan yang sama.
P1 = P2

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan hidrostatis adalah :


1. Masa jenis zat cair
Jika massa jenis zat cair makin besar maka akan semakin besar pula tekanan
hidriostatisnya. Misalnya, ada tiga jenis zat cair, yaitu air, minyak, dan larutan garam
yang dimasukkan ke tiga wadah yang terpisah. Saat kita menunjuk titik dengan
kedalaman yang sama pada masing-masing cairan, maka efeknya akan
berbeda. Tekanan hidrostatis pada titik larutan garam akan lebih besar daripada air
biasa. Sementara, tekanan hidrostatis air akan lebih besar dibanding minyak.
2. Kedalaman zat cair
Semakin jauh suatu titik dalam zar cair dari permukaannya, maka akan semakin besar
tekanan hidrostatisnya. Maksudnya, tekanan hidrostatis akan semakin meningkat
seiring dengan bertambahnya kedalaman titik zat cair.
3. Percepatan gravitasi
Percepatan gravitasi juga dapat mempengaruhi tekanan hidrostatis pada zat cair.
Percepatan gravitasi yang dikombinasikan dengan massa zat cair maka akan
menghasilkan besaran berat zat cair (S)

Anda mungkin juga menyukai