Nim : 072002100013
Tugas : Resume fisika dasar
Jurusan : Teknik Geologi
TEMPERATUR
1. Pengertian
Merupakan bagian dari thermodinamika mempelajari tentang temperatur perubahan
panas. Temperatur didefinisikan sebagai ukuran panas atau dinginnya sebuah benda. Panas
adalah transfer energi satu ke energi lainny. Zat dari benda yang lebih panas akan berpindah
ke yang lebih dingin sesuai dengan waktu suhu antara kedua buah benda akan sama/
kesetimbangan thermal. Secara kuantitatif dapat diketahui dengan menggunakan alat yang
disebut termometer. Suhu dapat diukur dengan menggunakan termometer yang berisi air
raksa atau alkohol. Kata termometer ini diambil dari dua kata yaitu thermo yang artinya
panas dan meter yang artinya mengukur.
Termometer yang paling dikenal adalah Celcius, Reamur, Fahrenheit, dan Kelvin.
Setiap satuan termometer memiliki perbandingan yang berbeda antara satu jenis termometer
dengan termometer lainnya. Adapun perbandingan termometer mengikuti perbandingan
sebagai berikut :
C:R:(F-32) = 5:4:9 dan K = C + 273 (derajat)
Keterangan :
C = Satuan derajat Celcius
R = Satuan derajat Reamor
F = Satuan derajat Fahrenheit
K = Satuan derajat Kelvin
Derajat Kelvin dimulai dari 273 derajat, bukan dari -273 derajat. Sedangkan, derajat
Celcius dimulai dari 0 derajat. Maka dari itu, untuk mengubah suhi tersebut ke suhu yang
lain, sebaiknya menggunakan atau mengubahnya ke derajat Celcius terkebuh dahulu, karena
jika menggunakan Kelvin akan lebih rumit mengubahnya ke suhu yang lain.
- Air raks tidak membasahi dinding pipa kapiler, sehingga pengukurannya menjadi
teliti.
- Air raksa mudah dilihat karena mengkilat.
- Air raksa cepat mengambil panas dari suhu benda yang sedang diukur.
- Jangkauan suhu air raksa cukup lebar, karena air raksa membeku pada suhu 40 0C
dan mendidih pada suhu 360 0C.
- Volume air raksa berubah secara teratur.
Termometer Alkohol.
Keuntungan menggunakan alkohol sebagai pengisi termometer, antara lain :
3. Pemuaian Termal
Pemuaian termal adalah perubahan suatu benda yang bisa menjadi bertambah
panjang, lebar, luas, atau berubah volumenya karena terkena panas (kalor ). Pemuaian
setiap benda akan berbeda-beda terggantung pada suhu di sekitar dan koefisien muai
atau daya muai dari benda tersebut. Perubahan panjang akibat panas kan mengikuti :
L = Lo {1 + α.Δt)
Keterangan :
Lt = panjang pada suhu t
Lo = panjang pada suhu awal,
α = koefisien muai panjang/kofisien muai linier
Δt = besarnya perubahan suhu
Suatu benda akan mengalami muai panjang apabila benda itu hanya memiliki
(dominan dengan) ukuran panjangnya saja. Muai luas terjadi pada benda apabila
benda itu memiliki ukuran panjang dan lebar, sedangkan muai volum terjadi apabila
benda itu memiliki ukuran panjang, lebar, dan tinggi.
∆A = Ao.B.∆t
Keterangan :
Vt = Vo ( 1+y.∆t )
atau
∆V = Vo.y.∆t
Keterangan :
Pemuaian yang di pengaruhi suhu dan panas dapat di alami pada 3 medium zat yaitu :
1. Pemuaian zat padat Umumnya zat padat akan mengalami pemuaian jika
dipanaskan. Pemuaian zat padat tergantung pada 3 faktor yaitu :
a.) Panjang awal sebelum dipanaskan
b.) Kenaikan suhu
c.) Jenis bahan Jenis bahan yang berbeda akan mempengaruhi besar dan panjang hasil
pemuaian benda tersebut. Dikarenakan benda memilik koefisien yang berbeda.
Sebagai contoh berikut beberapa benda padat dengan nilai koesien benda tersebut.
Alluminium
\2,4 x 10-5
Besi
1,2 x 10
Tembaga
1,7 x 10
Emas
1,4 x 10
Kaca Pyrex
0,32 x 10
2. Pemuaian Zat Cair Zat cair akan mengalami pemuaian jika ada kenaikan suhu. Zat
cair hanya akan mengalami pemuaian volume karena sifatnya yang selalu mengikuti
bentuk wadahnya. Pemuaian zat cair lebih besar dari pada pemuaian zat padat untuk
kenaikan suhu yang sama.
Air
0, 0004
Alkohol etil
0, 0011
Alkohol metil
0, 0012
Aseton
0, 0005
Gliserin
0, 00053
Papaverin
0,001
Tarventin
0, 00105
3. Pemuaian pada Gas Gas akan mengalmi pemuaian jika ada kenaikan suhu. Gas
hanya akan mengalami pemuaian volume. Hal-hal yang berkaitan dengan pemuaian
gas adalah Volume, suhu, dan tekanan. Pemuaian gas dapat terjadi pada dua keadaan
yaitu:
a.) Pemuaian gas pada tekanan tetap
b.) Pemuaian gas pada volume tetap
Pemuaian Volume tetap suatu gas dalam keadadn tempat tertutup di panaskan
sehingga suhu naik sebesar Δt. Volume udara dibatasi sehingga udara tidak dapat
mengembang. Hal ini menyebabkan tekanan udara bertambah sebesar Δp. Rumusnya
adalah :
Pt = P0 (1 + . Δt )
Δp = . P0.
Dimana
Δp: perubahan tekanan (atm )
Δt: perubahan suhu (0C)
P0: tekanan mula-mula (atm)
Pt: tekanan akhir (atm)
keterangan :
q = laju perpindahan panas, W
k = konduktivitas panas, W/moC
A = luas perpindahan panas, m2
Konduktivitas Panas
Tetapan kesetimbangan (k) adalah sifat fisik bahan atau material yang disebut
konduktivitas thermal. Satuan yang digunakan untuk konduktivas thermal adalah
kal//m K. Untuk mengubah satuan ini ke Btu/jam ft R dikalikan dengan 242,9 dan
untuk mengubah menjadi W/m K atau J/m K dikalikan dengan 4,186. Nilai
konduktivitas fluida bervariasi, nilai tertinggi adalah logam dan paling rendah
adalah bahan berbentuk serbuk yang telah dihampakan dari udara. Data-data
konduktivitas thermaldapat dilihat pada tabel B. Zat padat dengan konduktivitas
rendah digunakan untuk bahan isolasi kalor, yakni untuk membuat aliran kalor
minimum.
Penyebab lain peristiwa konduksi adalah getaran atom zat padat di sekitar posisi
setimbangnya. Ketika atom-atom di lokasi pemanasan bergetar lebih kencang
maka atom-atom yang bertetangga ikut bergetar lebih kencang dari sebelumnya.
Getaran kencang atom tetangga ini diikuti oleh tetangga yang lebih jauh. Begitu
seterusnya sehingga terjadi perpindahan getaran atom. Pada akhirnya semua atom
dalam zat bergetar lebh kencang. Ini merepresentasikan fenomena perambatan
kalor. Karena tidak ada atom yang berpindah (hanya getaran yang lebh kencang
saja yang berpindah) maka ini pun merupakan peristiwa konduksi.
Keterangan
4. Radiasi Gelombang
Gelombang elektromagnetik yang diperoleh dari perubahan medan magnet dan
medan listrik secara berurutan, dimana arah vektor getar medan listrik dan vektor
medan magnet saling tegak lurus. Menurut teori Maxwell yang berbunyi “Jika
perubahan medan magnet bisa menghasilkan medan listrik, maka sebaliknya jika
perubahan medan magnet bisa menghasilkan magnet”.
Adapun sifat dari gelombang elektromagnetik adalah :
Pada saat bersamaan, medan magnet dan medan listrik mengalami perubahan.
Medan magnet dan medan listrik memiliki harga maksimum dan minimum
pada tempat dan pada saat yang sama.
Gelombang elektromagnetik yang tidak memiliki muatan tidak dapat disimpan
dalam medan listrik maupun medan magnet.
Merambat arah garis lurus.
Gelombang transversal.
Gelombang elektromagnetik bisa mengalami refleksi, pemantulan, refraksi,
pembiasan, perpaduan, interferensi, difraksi, hamburan atau lenturan,
polarisasi, dan pengkutuban.
Cepat rambat gelombang hanya dapat dipengaruhi oleh permitivitas listrik ruang
hampa (ε o = 8,85 x 10 -12 C/Nm 2 , dan permeabilitas jenis ruang hampa (µ o = 4π
x 10 -7 Wb/Am) Jika nilai permitivitas dan permeabilitas disubstitusikan, maka
diperoleh c = 3 x 108 m /s.
d. Cahaya Tampak
Cahaya tampak area spektrum elektromagnetik yang bisa dideteksi langsung
oleh mata. Cahaya ini tersusun atas 7 warna yang berbeda. Dalam spektrum
cahaya tampak, cahaya merah memiliki panjang gelombang yang paling besar,
sementara yang berwarna tidak memiliki panjang gelombang yang paling
pendek.
e. Sinar Ultraviolet
Sinar ultraviolet merupakan gelombang elektromagnetik dengan panjang
gelombang berkisar 3 – 10 nm. Frekuensi berkisar 8 x 10 14 – 3 x
10 16 Hz. Radiasi ini diberi nama ultraviolet karena berhubungan dengan
frekuensi yang lebih besar dibandingkan frekuensi cahaya ungu pada sektrum
cahaya tampak.
f. Sinar X
Sinar ini memiliki panjang gelombang 10 -3 – 10 -8 m. Frekuensinya berkisar 3
x 10 16 – 3 x 10 19 Hz. Sinar X merupakan jenis radiasi berenergi tinggi yang
dapat dengan mudah menembus berbagai jenis materi.
g. Sinar Gamma
Jenis spektrum elektromagnetik yang terakhir adalah sinar gamma. Sinar ini
memiliki panjang gelombang terpendek yang berkisar 0,6 x 10 -14 – 10 -10 m
dan memiliki frekuensi paling besar dibandingkan dengan spektrum lainnya,
yaitu berkisar 3 x 10 8 – 5 x 10 22 Hz. Sumber sinar gamma didapat dari reaksi
radioaktivitas inti dan nuklir.
Fenomena Thermodinamika
Termodinamika berasal dari kata thermos (panas) dan dynamic (gerak atau perubahan)
adalah cabang ilmu fisika yang mempelajari tentang panas dan temperatur serta hubungan
keduanya pada energi gerak. Secara umum Termodinamika dapat dimanfaatkan untuk:
1. menjelaskan kerja beberapa sistem termodinamis.
2. menjelaskan mengapa suatu sistem termodinamis tidak bekerja sesuai dengan yang
diharapkan.
3. menjelaskan mengapa suatu sistem termodinamis sama sekali tidak mungkin dapat bekerja.
4. landasan teoritis para Insinyur perencana dalam mendisain suatu sistem termodinamis;
misalnya: motor bakar, pompa termal, motor roket, pusat pembangkit tenaga listrik, turbin
gas, mesin pendingin, kabel transmisi superkonduktor, LASER daya tinggi, dan mesin
pemanas surya.
Hukum-hukum thermodinamika dibagi menjadi :
1. Hukum thermodinamika 1 menunjukkan hukum kekekaln energi. Dimana bunyinya
“Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, melainkan hanya dapat diubah
bentuknya saja”. Adapun persamaan dari hukum thermodinamika 1 ini adalah :
Dimana Q adalah kalor/panas yang diterima atau dilepas (joule), W adalah energi atau
usaha (joule), ΔU adalah perubahan energi (joule). Dimana joule adalah satuan
internasional untuk energi atau usaha.
Dari persamaan tersebut dapat diketahui bahwa seluruh kalor yang diterima atau
dilepas oleh benda akan dijadikan usaha ditambahkan dengan peerubahan energi.
Dari persamaan tersebut didapatkan ΔU = Q – W, dimana energi dalam ΔU sistem =
kalor (Q) yang ditambahkan ke sistem dikurangi denga kerja yang dilakukan oleh
sistem. Pada sistem terisolasi Q = 0 dan W = 0 tidak ada perubahan energi dalam.
Adapun rumus persamaan gas ideal adalah :
1. PV = nRt
2. U = (3/2) Nrt
Perlu kita ketahui, gas dengan jumlah parrtikel sebesar N ada dalam bejana yang tidak
bocor. Selama komposisi gas tidak berubah, dalam arti tidak terjadi reaksi kimiawi
yang dapat mengubah jumlah partikel gas dan tidak terjadi peristiwa difusi; maka
dalam eksperimen, volume dan tekanan gas dapat diubah-ubah sesuai dengan
kebutuhan. Ini berarti, pada volume tertentu (V), gas dapat diberi temperatur (T)
berapa saja. Dapat pula, pada temperatur (T) tertentu, gas dapat diberi harga volume
(V) berapa saja.
Diferensial Total, Parsial, Eksak, dan Tak Eksak
Diferensial total dari x adalah dx yang nilainya sama dengan perubahan x karena y
berubah ditambah dengan perubahan x karena z berubah. Secara matematis dapat
dinyatakan:
dx = (∂x / ∂y)z dy + (∂x / ∂z)y dz
Isometrik adalah proses thermodinamika yang tidak mengubah nilai suhu sitem ΔT =
0
Dimana n adalah jumlah zat yang dinyatakan dengan satuan mol, R adalah konstanta
gas, dan T adalah suhu.
Adibatik adalah proses thermodinamika yang tidak mengubah nilai kalor sistem Q = 0
Pada gas monoatomic, usaha yang dilakukan pada proses adiabatik dapat dinyatakan
dalam persamaan :
Usaha yang dilakukan mesin carnot dapat dinyatakan dengan mengaplikasikan Hukum
Thermodinamika 1.
Dikarenakan pada siklus carnot berlaku hubungan , efisiensi mesin Carnot juga dapat
dinyatakan dengan :
Jika dapat dilihat pada rumus efisiensi tersebut nilai efisiensi 100% dapat diperoleh jika
. Hal ini tidak mungkin terjadi didunia nyata sehingga daoat disimpulkan bahwa
tidak ada sistem di dunia yang mampu mencapai efisiensi 100%.
TEKANAN HIDROSTATIS
Tekanan hidrostatis adalah tekanan yang diberikan oleh air ke semua arah pada titik ukur
manapun akibat adanya gaya gravitasi. Tekanan hidrostatis akan meningkat seiring dengan
bertambahnya kedalaman diukur dari permukaan air. Akibat gaya gravitasi, berat partikel air
akan menekan partikel dibawahnya, dan begitu pula partikel-partikel air di bawahnya akan
saling menekan hingga ke dasar air sehingga tekanan dibawah akan lebih besar dari tekanan
diatas. Jadi, semakin dalam kita menyelam dari permukaan air, maka akan semakin banyak
volume air yang ada di atas kita dengan permukaan air sehingga tekanan yang diberikan air
pada tubuh kita (tekanan hidrostatis) akan semakin besar. Secara umum, dapat dirumuskan:
Ph = p.g.h
Keterangan :
Ph : tekanan hidrostatik (Pa)
p : massa jenis zat cair (kg/m3 )
g : percepatan gravitasi (m/s2 )
h : kedalaman zat cair dari permukaan (m)
Jadi semakin besar jarak titik ukur dengan permukaan air, maka akan semakin besar tekanan
hidrostatis pada titik tersebut. Fenomena ini dapat dilihat pada gambar dibawah dimana
semakin besar ketinggian air, maka akan semakin besar pula tekanan hidrostatis di dasar
bejana. Akibatnya, air akan muncrat lebih jauh pada bejana sebelah kanan karena tekanan
yang lebih tinggi dibandingkan bejana di sebelah kiri. Tekanan mutlak adalah penjumlah
tekanan yang terdapat dalam suatu zat ditambah dengan tekanan luar (atmosfer). Adapun
rumus tekanan mutlak adalah :
Tekanan mutlak zat cair
P = P0 = p.g.h
Tekanan gauge (alat ukur)
P = Pgauge + P0
Tekanan total yang diterima oleh si pemancing adalah sebesar tekanan atmosfer (kita
senantiasa menerima tekanan atmosfer setiap saat), sehingga: P1 = Patm Tekanan
total yang diterima penyelam bertangki kuning adalah sebesar tekanan atmosfer
ditambah tekanan hidrostatis pada kedalaman h2, sehingga: P2 = ρ g h2 + Patm
Tekanan total yang diterima penyelam bertangki merah adalah sebesar tekanan
atmosfer ditambah tekanan hidrostatis pada kedalaman h3, sehingga: P3 = ρ g h3 +
Patm.
Hukum pokok hidrostatika menyatakan semua titik yang terletak pada satu bidang
datar dalam satu jenis zat cair memiliki tekanan yang sama.
P1 = P2