DI
S
U
S
U
N
OLEH :
Perubahan suhu pada suatu benda dapat mengakibatkan perubahan besaran lain
pada benda itu. Misalnya volume,tekanan, dn daya hantar listriknya. Sifat – sifat suatu
besaran pada benda yang dipengaruhi suhu disebut sifat termometrik, sedangkan besaran –
besaran itu disebut besaran – besaran termometrk.
Sifat – sifat termometrik yang dimiliki besaran pada suatu zat dapat digunakan
sebagai petunjuk tinggi rendahnya suhu sekitarnya. Fakta tersebut digunakan dalam
pembuatan alat pengukur suhu yang dikenal sebagai termometer.
Sifat termometrik berupa perubahan volume zat digunakan dalam termometer raksa
dan termometer alkohol serta termometer bimetal. Sifat termometrik berupa perubahan daya
hantar listrik suatu zat digunakan dalam termometer elektrik atau termometer digital. Zat
yang digunakan dalam termometer sebagai petunjuk suhu disebut zat termometrik.
Prinsip dasar pembuatan termometer disebut pirometer (pyrometer). Pirometer dapat
digunakan untuk mengukur suhu sangat tinggi dari kejauhan tanpa perlu menyentuh benda
yang diukur suhunya.
a. Kalibrasi Termometer
Pada termometer alkohol dan termometer air raksa perubahan terjadi
berdasarkan sifat pemuaian bahannya ketika temperature berubah. Kalibrasi
termometer adalah proses membuat skala pada sebuah termometer. Berikut
ini beberapa langkah melakukan kalibrasi termometer :
1) Siapkan termometer, baik termometer air raksa dan juga termometer
alkohol.
2) Siapkan es dan air secukupnya.
3) Siapkan sebuah pemanas air yang bisa digunakan untuk memanaskan air
hingga mendidih.
4) Didihkan air lalu masukkan termometer ke dalam wadah yang berisi air
yang sedang dipanaskan. Ketika air semakin panas atau suhu air
meningkat, permukaan air raksa atau alkohol bergerak keatas. Setelah air
mendidih, permukaan atas alkohol atau air raksa berhenti bergerak. Ini
adalah temperatur titik didih air atau titik uap. Tandai ujung kolom air
raksa atau alkohol tersebut. Pastikan angka pada termometer
menunjukkan 100o C.
Termometer Fahrenheit
Adalah termometer yang menggunakan skla fahrenheit. Skala ini
ditemukan oleh GABRIEL DANIEL FAHRENHEIT, sesorang ilmuan
jerman. Pada skala fahrenheit, es mencair pada suhu 32℉ dan air
mendidih pada suhu 212℉ untuk tekanan udara sebesar 1 atm. Jarak
antara titik lebur es dan titik didih air adalah 180 skala fahrenheit
Termometer Reamur
Adalah termometer yang menggunakan skala reamur. Pada skala
reamur air mendididh pada suhu 0° R dan air mendidih pada suhu 80
° R untuk tekana udara 1 atm. Jarak antara titik lebur es dan tititk didih
air adalah 80 skala reamur
Termometer Kelvin
Adalah termometer yang menggunakan skala Kelvin. Skala ini
ditemukan oleh WILLIAM THOMSON KELVIN , seorang ilmuan
Inggris. Pada skala Kelvin,es mencair pada suhu 273 K dan air
mendidih pada suhu 373K untuk tekanan udara sebesar 1 atm.jarak
antara titik lebur es dan titik didih air adalah 100 skala Kelvin
KALOR
Kalor adalah salah satu bentuk energi yang mengalir karna perbedaan suhu.
Kalor memiliki dimensi sama dengan dimensi energi secara umum, yaitu [M][L][T]-1
dengan satuan SI yang disebut joule (J). Kalor merupakan besaran turunan.
Ketika dua benda yang memiliki perbedaan suhu bertemu maka kalor akan mengalir
(berpindah) dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah.
Contoh dikehidupan sehari - hari adalah etika kita mencampurkan air dingin dengan
air panas, maka kita akan mendapatkan air hangat.
Suhu dan kalor merupakan sesuatu yanng berbeda. Suhu adalah nilai yang terukut
pada termometer, sedangkan kalor adalah energi yang mengalir dari sutau benda ke benda
lainnya.
Jika sejumlah Q kalor diberian pada suatu benda bermassa M hingga menyebabkan
kenaikan suhu benda sebesar ∆ T , maka besar kenaikan suhu tersebut sebanding dengan
besar kalor dan berbanding terbaik dengan massa benda itu, serta berbanding terbalik pula
dengan suatu besaran karakteristik benda yang disebut kalor jenis / kalor spesifik.
Dalam bentuk persamaan, pernyataan diatas dapat dituliskan sebagai :
∆ T = Q / m . c atau Q=m.c.∆T
∆ T = perubahan suhu benda
Q = kalor (J)
M = massa (kg)
C = kalor jenis (J/kg.oC atau J/kg.k)
kalor jenis benda adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikan atau
menurunkan suhu 1 kilogram massa benda sebesar 1oC atau 1 K.
Kalor jenis merupakan besaran spesifik yang berbeda – beda nilainya untuk setiap
jenis zat. Makin besar kalor jenis suatu zat , makin banyak kalor yang diperlukan untuk
menaikan suhu zat itu. Kalor jenis benda dapat diukur dengan kalori meter
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan atau
menurunkan suhu benda sebesar 1oC / 1 K.
Kapasitas kalor (C) dirumuskan sebagai :
C=m.c
M = massa
c = kalor jenis benda
Dengan demikian dapat dinyatakan juga dengan :
Q = C delta T
Q = kalor (J)
C = kalor jenis (J/kg.oC atau J/kg.k)
delta T = besar kenaikan suhu benda (oC / K)
Rumus umum :
Q=m.L
b) Kalor uap (Lu)
Kalor uap adalah besar kalor yang diperlukan oleh 1 kilogram zat tersebut untuk
berubah dari wujud padat ke wujud uap.
Rumus umum :
Q=m.L
GAS
Air Gas
100 -------------------------------------------------------- --------------------- Air Mendidih
D E
suhu
AIR
Es Air
0 ---------- --------------------------------------------------------------- Es Melebur
B C
ES
waktu
-10
A
Grafik tersebut menunjukan hubungan antara kalor dan perubahan wujud zat. Proses
perubahan wujud zat ditunjukkan pada saat grafik berupa garis horrizontal dan nilai suhu
bersesuaian dengan garis horizontal tersebut merupakan titik perubahan wujudnya
PEMUAIAN ZAT
Besar kecilnya pemuaian dipengaruhi ukuran benda dan besar perubahan suhunya.
Selain itu, besar-kecilnya pemuaian pada benda juga dipengaruhi besaran karakteristik
benda yang disebut koefisien muai. Berdasarkan bentuk geometri benda, pemuaian dapat
terjadi dalam hal panjang, luas, dan volume benda.
A. Pemuaian zat padat.
Dapat ditinjau dari pemuaian panjang, pemuaian luas, dan pemuaian volume.
Pemuaian zat padat terjadi karena benda padat tersebut mengalami perubahan suhu dari
suhu rendah ke tinggi. Besarnya pemuaian zat padat tergantung dari koefisien muai dari
benda padat tersebut.
Hampir semua zat padat akan memuai jika dipanaskan. Setiap benda padat yang
dipanaskan akan mengalami pemuaian panjang, pemuaian luas dan pemuaian volume.
Pemuaian itu dapat berupa bertambah panjang (linear), bertambah luas, atau bertambah
volumenya. Hal ini karena partikel-partikel benda akan bergerak lebih cepat jika suhunya
dinaikkan. Karena gerakan inilah partikel membutuhkan ruang yang lebih luas untuk
bergerak. Akibatnya, volume zat padat tersebut bertambah besar.
1) Muai Panjang / Muai Linear Zat Padat.
Muai panjang berbagai macam benda padat dapat diselidiki dengan alat
Musschenbroek. Jika batang logam yang dipasang pada alat Musschenbroek dipanaskan
maka batang logam akan bertambah panjang. Namun, pertambahan panjang batang logam
yang satu dengan yang lain berbeda. Artinya, tingkat pemuaian logam-logam tersebut juga
berbeda. Logam yang paling besar pemuaiannya akan mendorong jarum penunjuk hingga
berputar paling jauh, sedangkan logam yang pemuaiannya paling kecil akan mendorong
jarum penunjuk berputar paling dekat. Jika digunakan batang logam aluminium, baja, dan
besi maka logam aluminium memuai paling besar, sedangkan besi adalah logam yang
memuai paling kecil.
Untuk memahami koefisien muai panjang zat padat, mari kita perhatikan uraian berikut ini.
Sebatang tongkat tembaga pada suhu 0oC panjangnya 10 m. Jika tongkat tembaga tersebut
dipanaskan sampai 100oC maka panjangnya menjadi 10,017 m. Berapakah pertambahan
panjang tembaga jika suhunya hanya naik 1oC? Pada suhu 0oC, panjang tembaga 10 m (l0),
pada suhu 100oC (t) panjangnya 10,017 m (lt).
Pertambahan panjang 1 m tembaga jika suhunya naik dari 0oC – 1oC adalah
Pertambahan panjang 1 m benda tiap kenaikan suhu 1 oC ini disebut koefisien muai
panjang (α). Jadi, koefisien muai panjang suatu benda adalah bilangan yang menunjukkan
pertambahan panjang suatu benda tiap satuan panjang jika suhu benda tersebut naik 1 oC.
Dengan demikian, jika dinyatakan bahwa koefisien muai panjang tembaga adalah
0,000017/oC maka berarti setiap 1 meter tembaga yang suhunya dinaikkan 1 oC akan
bertambah panjang 0,000017 meter. Jika ditulis dalam persamaan maka :
Sebatang tongkat logam pada suhu t1 panjangnya l1 dan pada suhu t2 panjangnya l2.
Dengan proses matematika dapat diperoleh persamaan sebagai berikut.
Pemuaian dalam zat padat sebenarnya terjadi ke semua arah, yaitu memanjang,
melebar, dan menebal. Namun, pengukuran pemuaian panjang pada benda padat sudah
dianggap cukup memadai untuk mewakili pemuaian luas. Misalnya, menghitung pemuaian
luas sebuah benda yang berupa lembaran tipis berbentuk persegi panjang dengan
menghitung terlebih dahulu muai panjang dan muai lebarnya dengan persamaan yang
berlaku pada pemuaian panjang.
Jika pada suhu t1 luas benda adalah A1 dan pada suhu t2 luasnya A2 maka berlaku
persamaan muai luas dengan pendekatan sebagai berikut.
A2 = A1 {1+2α (t2-t1)}
atau
A2 = A1 {1+β (t2-t1)}
A2 = A1 {1+β . Δt}
β = 2α
Untuk membuktikan adanya muai ruang pada benda yang berbentuk bola dapat
menggunakan alat s’Gravesande. Jika bola dipanaskan, bola memuai, volumenya
bertambah besar sehingga tidak dapat masuk ke dalam gelang. Setelah beberapa saat,
gelang ikut panas dan bola dapat masuk kembali ke dalam gelang. Itu berarti, panas pindah
dari bola ke gelang dan diameter gelang membesar.
a. zat padat jika dipanaskan akan memuai dan volumenya bertambah besar.
b. pemuaian benda berongga akan memperbesar rongganya (arah pemuaiannya kel
uar rongga).
c. panas dapat berpindah dari satu benda ke benda lainnya.
Pemuaian volume zat tergantung jenis zat padatnya. Sebuah benda padat pada suhu
0oC volumenya V0, pada suhu toC, volumenya Vt. Pertambahan volume tiap satuan suhu
benda padat adalah sebesar :
Bilangan yang menunjukkan pertambahan volume suatu benda tiap satuan volume
jika suhunya naik 1oC disebut koefisien muai ruang (γ). Jadi,
Jika volume zat padat pada t1 adalah V1 dan volume pada t2 adalah V2 maka berlaku
Untuk zat padat yang angka muainya sangat kecil, berlaku persamaan
V2 = V1 {1 + γ (t2-t1)}
V2 = V1 {1 + γ Δt}
Hubungan antara koefisien muai ruang (γ) dengan koefisien muai panjang (α) dapat
dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut.
γ = 3α
Pada konstruksi jembatan, pada setiap sambungan diberikan ruang kosong (spasi)
yang berfungsi untuk menghindari tekanan antara bagian jembatan dengan jalan akibat
terjadinya pemuaian zat padat.
Secara sederhana laju perpindahan kalor bisa dirumuskan sebagai kalor yang
mengalir persatuan waktu. Laju perpidahan kalor secara koduksi dirumuskan sebagai
perkalian antara konduktivitas kalor (k) dengan luas penampang (A)dan selisih suhu kedua
titik ( T2-T1) dibagi dengan jarak kedua titik (x). Rumus laju perpindahan kalor nya:
Ujung logam akan terasa panas jika ujung yang lain dipanaskan, misalnya saat kita
mengaduk adonan gula, air panas, dan kopi dengan menggunakan sendok logam;
saat kita memegang kawat logam kembang api yang sedang menyala
Knalpot akan panas ketika mesin motor dihidupkan
Mentega akan meleleh ketika diletakkan di wajan yang tengah dipanaskan
Tutup panci terasa panas saat panci digunakan untuk memasak
Air akan mendidih ketika dipanaskan menggunakan panci logam dan sejenisnya
Contoh perpindahan kalor secara konveksi misalnya ketika sobat hitung masak air,
ketika air mendidihterjadi perpindahan kalor dari api kompor ke panci kemudian ke air.
Perpindahan ini juga diiringi perpindahan atau bergeraknya medium berupa air. Laju
perpindahan kalor secara konveksi dapa dirumuskan
h = adalah tetapan konveksi. Setiap benda memiliki tetapan konveksi yang berbeda.
Semakin mudah benda itu menyerap atau melepas kalor dan memindahkannya maka
semakin besar nilai tetapan ini. A adalah luas penampang melintang dan T2-T1 adalah
selisih suhu.
Dengan e adala emisivitas benda, dimana jika benda hitam mempunyai nilai e = 1 jka
benda berwarna hitam dan e bernilai 0 (nol) jika benda berwarna putih. σ adalah konstanta
Setfan-Boltzman σ = 5,67 x10-8C. A adalah luas permukaan benda dan T adalah suhu dalam
kelvin.
Tubuh terasa hangat ketika dekat dengan api atau jenis panas lainnya. Misalkan saat
tangan kita didekatkan pada kompor gas yang sedang menyala, hangatnya tubuh
ketika dekat dengan api unggun
Panas matahari sampai ke bumi meski melewati ruang hampa
Menjemur pakaian memanfaatkan perpindahan panas secara radiasi
Menetaskan telur ayam/bebek dengan lampu
Menjemur pakaian saat siang hari
Perpindahan Kalor Secara Radiasi Mencegah Perpindahan Kalor
Energi kalor dapat dicegah untuk berpindah dengan mengisolasi ruang tersebut.
Misalnya, pada penerapan beberapa peralatan rumah tangga, seperti termos dan setrika
listrik.
a. Termos
b. Setrika Listrik
Mengapa pakaian yang disetrika menjadi halus atau tidak kusut? Di dalam setrika
listrik terdapat filamen dari bahan nikelin yang berbentuk kumparan. Kurnparan nikelin ini
ditempatkan pada dudukan besi. Ketika listrik mengalir, filamen setrika listrik menjadi
panas. Panas ini dikonduksikan pada dudukan besi dan akhirnya dikonduksikan pada
pakaian yang disetrika. Dengan demikian, setrika mengkonduksi kalor pada pakaian yang
disetrika.