Konsep suhu (temperatur) berasal dari ide kualitatif tentang “panas” dan“dingin” yang didasarkan atas
indera perasa. Suatu benda yang rasanya panas padaumumnya memiliki suhu yang lebih tinggi daripada
benda yang dingin. Jadi, suhumerupakan suatu besaran yang menunjukkan ukuran derajat panas atau
dinginnyasuatu benda. Dapatkah kalian menentukan suhu benda hanya dengan sentuhan
atauperasaan? Ketika kalian menyentuh dua zat cair dengan tangan, misalnya bejana berisiair hangat
dan bejana berisi campuran air dan es, berdasarkan perasaan kalian dapatmenentukan benda yang
suhunya lebih tinggi. Air yang suhunya lebih tinggi adalahair yang terasa lebih panas. Akan tetapi, karena
hanya dengan perasaan, kalian tidakdapat menentukan suhu benda dengan tepat.
Skala suhu
a. Menentukan Titik Tetap Bawah Masukkan ujung bawah termometer secara tegak lurus
ke dalam bejana yang berisi es murni. Tunggu beberapa saat sampai es melebur yang
ditandai dengan adanya air dalam bejana. Apabila tinggi permukaan raksa pada pipa kapiler
sudah tidak berubah lagi, artinya suhu termometer sama dengan suhu es yang sedang
melebur. Berilah tanda tepat pada permukaan raksa itu dan tulislah dengan angka. Untuk
termometer skala Celsius, titik tetap bawah ditulis 0oC.
b. Menentukan Titik Tetap Atas Masukkan ujung bawah termometer ke dalam bejana yang
berisi air murni. Panaskan air sampai mendidih. Tunggu beberapa saat sampai suhu
termometer sama dengan suhu air mendidih. Apabila tinggi permukaan raksa pada pipa
kapiler sudah tidak berubah lagi, artinya suhu termometer sama dengan suhu air mendidih.
Berilah tanda tepat pada permukaan raksa itu dan tulislah dengan angka. Untuk termometer
skala Celsius, titik tetap atas ditulis 100oC.
c. Membuat Pembagian Skala Setelah titik tetap bawah dan titik tetap atas ditetapkan,
selanjutnya jarak antara kedua titik tetap ini dibagi menjadi beberapa bagian yang sama.
Pada termometer skala Celsius, kedua titik tetap ini dibagi menjadi 100 bagian yang sama.
Jadi, setiap bagian skala menunjukkan suhu 1oC. Pembagian skala ini dapat diperluas
dengan memberi angka-angka tambahan, baik di bawah titik tetap bawah maupun di atas
titik tetap atas. Angka-angka di bawah titik tetap bawah diberi angka negatif, sedangkan
angka-angka di atas titik tetap atas diberi angka lebih dari 100oC.
Definisi dari termometer zat cair adalah termometer yang berisikan zat cair yang digunakan
sebagai indikator perubahan suhu yang terjadi. Jadi bukan zat penyusunnya yang cair yah, tapi
wujud zat yang digunakan untuk mengukur itu cair.
Ambillah contoh termometer klinis yang menggunakan air raksa. Raksa seperti yang kita ketahui
pada tabel periodik kimia, adalah logam berat merkuri. Dikarenakan titik lebur raksa yang
rendah yaitu -38 C dan titik didih 356,7 C, maka raksa digunakan sebagai pengisi termometer
klinis atau termometer ruangan.
ermometer air raksa adalah termometer yang sangat sering kita jumpai, khususnya bagi siswa
SMP dan SMA. Dalam 3 jenis laboratorium mulai dari lab fisika, lab biologi dan juga
laboratorium kimia, pasti akan menemukan termometer air raksa.
Termometer air raksa, seperti yang dijelaskan pada jenis jenis termometer, merupakan salah satu
contoh termometer zat cair yang berisikan zat merkuri atau raksa. Air raksa tersebut digunakan
sebagai indikator pengukuran suhu.
Skala Termometer Air Raksa
Termometer air raksa, secara teori dapat mengukur suhu mulai dari -37°C hingga 356°C (-35
hingga 673°F), akan tetapi atas dasar keamanan, termometer air raksa hanya digunakan untuk
mengukur suhu dari skala -37°C hinga 120°C.
Contoh lain dari termometer zat cair adalah termometer maksimum-minimum yang dibuat oleh
Six-Bellani. Oleh karena itu termometer ini biasa disebut termometer maksimum-minimum Six-
Bellani.
Ini adalah macam termometer yang menggunakan air raksa dan juga alkohol dalam pengukuran
suhu atau temperatur. Jenis termometer ini masuk dalam jenis termometer zat cair.
Termometer jenis ini digunakan dalam pengukuran suhu harian, makanya disebut termometer
maksimum-minimum. Penemu termometer maksimum-minimum adalah Six-Bellani. Suhu
harian atau suhu dalam skala waktu tertentu, biasanya mengukur suhu dalam 24 jam.
Macam macam termometer | Pengertian termometer zat padat adalah termometer yang
menggunakan reaksi yang terjadi pada zat padat sebagai indikator perubahan suhu. Contoh dari
jenis termometer zat padat adalah termometer termokopel dan termometer hambatan.
3. Termometer gas
Pengertian termometer gas adalah alat pengukur suhu yang menggunakan perubahan dan besar
tekanan gas sebagai indikator perubahan suhu. Nilai tekanan yang terjadi pada tabung tertutup
tersebut kemudian dikonversi sebagai suhu benda atau zat yang diukur tersebut.
4. Termometer Optik
Ini merupakan jenis termometer yang menggunakan prinsip warna dan cahaya. Pengertian
termometer optik adalah alat pengukur suhu yang menyesuaikan warna cahaya dan kilauan zat
atau radiasi termal dengan indikator konversi yang ada pada alat tersebut. Salah satu contoh
termometer dari jenis termometer optik adalah Pirometer.
Termometer optik juga dapat berupa mendeteksi radiasi termal yang dimiliki oleh benda
tersebut. Contoh dari termometer optik ini adalah termometer inframerah.
5. Termometer Listrik
Macam macam termometer | Ini adalah jenis termometer yang dapat dapat dikatakan sebagai
termometer padat, perbedaannya hanyalah, indikator utama adalah perambatan listrik itu sendiri
dan hambatan yang dialaminya.
Termometer jenis ini dikategorikan sebagai termometer dengan akurasi tinggi dan juga memiliki
harga yang mahal. Salah satu contoh termometer dari jenis termometer listrik adalah termometer
resistor atau termometer hambatan.
5. Termometer Alkohol
Termometer alkohol adalah salah satu jenis termometer zat cair. Macam termometer ini
menggunakan zat pengisi tabung berupa alkohol, seperti etanol ataupun asetat isoamyl dan juga
nitrogen.
Alasan kenapa termometer alkohol muncul ada dua, yaitu karena termometer air raksa berbahaya
dan juga sulit dibuat, dan alasan kedua adalah termometer air raksa tidak akurat dan bahkan tidak
mampu untuk suhu lebih rendah dari -37°C.
Dikarenakan sifat alkohol khususnya etanol yang berbeda dengan air raksa, maka batasan suhu
minimum dan suhu maksimum juga berbeda.
Skala minimum atau suhu terendah yang dapat diukur oleh termometer alkohol adalah -114,9°C.
Skala tertinggi atau suhu tertinggi yang dapat diukur adalah 78°C.
Pemuaian
Pengertian Pemuaian
Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan suhu
atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor.
Pemuaian terjadi pada 3 zat yaitu pemuaian pada zat padat, pada zat cair, dan pada zat
gas.
Pemuaian pada zat padat ada 3 jenis yaitu pemuaian panjang (untuk satu demensi),
pemuaian luas (dua dimensi) dan pemuaian volume (untuk tiga dimensi). Sedangkan pada
zat cair dan zat gas hanya terjadi pemuaian volume saja, khusus pada zat gas biasanya
diambil nilai koofisien muai volumenya sama dengan 1/273.
Pemuaian panjang
adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena menerima kalor. Pada
pemuaian panjang nilai lebar dan tebal sangat kecil dibandingkan dengan nilai panjang
benda tersebut. Sehingga lebar dan tebal dianggap tidak ada. Contoh benda yang hanya
mengalami pemuaian panjang saja adalah kawat kecil yang panjang sekali.
Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu panjang awal benda,
koefisien muai panjang dan besar perubahan suhu. Koefisien muai panjang suatu benda
sendiri dipengaruhi oleh jenis benda atau jenis bahan.
Bila ingin menentukan panjang akhir setelah pemanasan maka digunakan persamaan
sebagai berikut :
Yang perlu diperhatikan adalah didala rumus tersebut banyak sekali menggunakan
lambang sehingga menyulitkan dalam menghapal. Disarankan untuk sering menggunakan
rumus tersebut dalam mengerjakan soal dan tidak perlu dihapal.
Pemuaian luas
adalah pertambahan ukuran luas suatu benda karena menerima kalor. Pemuaian luas
terjadi pada benda yang mempunyai ukuran panjang dan lebar, sedangkan tebalnya
sangat kecil dan dianggap tidak ada. Contoh benda yang mempunyai pemuaian luas
adalah lempeng besi yang lebar sekali dan tipis.
Seperti halnya pada pemuian luas faktor yang mempengaruhi pemuaian luas adalah luas
awal, koefisien muai luas, dan perubahan suhu. Karena sebenarnya pemuaian luas itu
merupakan pemuian panjang yang ditinjau dari dua dimensi maka koefisien muai luas
besarnya sama dengan 2 kali koefisien muai panjang. Pada perguruan tinggi nanti akan
dibahas bagaimana perumusan sehingga diperoleh bahwa koefisien muai luas sama
dengan 2 kali koefisien muai panjang.
Untuk menentukan pertambahan luas dan volume akhir digunakan persamaan sebagai
berikut :
Pemuaian volume
adalah pertambahan ukuran volume suatu benda karena menerima kalor. Pemuaian
volume terjadi benda yang mempunyai ukuran panjang, lebar dan tebal. Contoh benda
yang mempunyai pemuaian volume adalah kubus, air dan udara. Volume merupakan
bentuk lain dari panjang dalam 3 dimensi karena itu untuk menentukan koefisien muai
volume sama dengan 3 kali koefisien muai panjang. Sebagaimana yang telah dijelskan
diatas bahwa khusus gas koefisien muai volumenya sama dengan 1/273
Persamaan yang digunakan untuk menentukan pertambahan volume dan volume akhir suatu
benda tidak jauh beda pada perumusan sebelum. Hanya saja beda pada lambangnya saja.
Perumusannya adalah
Konsep panas atau kalor
Kalor seringkali dikaitkan dengan suhu namun keduanya berbeda karena suhu merupakan ukuran
satuan derajat panas. Kalor sendiri adalah jumlah atau kuantitas panas yang dilepas atau diserap
oleh sebuah benda.
Kalor pertama kali ditemukan oleh Antonnie Laurent Lavoiser (1743 – 1794), seorang ahli
kimia terkemuka dari Prancis.
Menurut penelitian yang dilakukan para ahli, perpindahan kalor dapat dibagi menjadi tiga jenis
yakni: konduksi ( perpindahan kalor tanpa perpindahan massa ), konveksi ( perpindahan kalor
yang diikuti perpindahan medium/zat perantara ) dan radiasi ( perpindahan kalor tanpa
medium/zat perantara ).
PANAS
Pengertian :
Panas memakai satuan Joule (J) yang diambil dari nama belakang sang penemu asal Inggris,
James Prescott Joule (1818–1889). Berdasarkan hasil studi diketahui bahwa panas akan
bergerak dari daerah suhu tinggi ke rendah.
Bila dua benda memiliki suhu berbeda dan saling bersentuhan, terjadilah pertukaran energi
sehingga keduanya punya suhu yang seimbang. Jumlah energi yang tersalur merupakan jumlah
besaran energi yang ditukar. Sebenarnya tak banyak begitu perbedaan antara panas dengan kalor
sebab dua-duanya justru saling mendukung teori.
Asas black
Jika masih kurang jelas mengenai gambaran dari asas black ini anda bisa melihat di
ringkasan dibawah ini berserta rumus asas black yang sudah kami siapkan untuk anda
agar anda bisa lebih memahami mengenai rumus asas black ini
Apabila dua buah benda yang memiliki suhu yang berbeda dicampurkan maka benda
yang memiliki panas akan memberikan kalor kepada benda yang dingin sehingga pada
akhirnya suhu dari kedua benda tersebut sama
Jumlah dari kalor yang diserap oleh benda dingin itu sama dengan jumlah kalor yang
dilepaskan benda panas
Benda yang didinginkan itu akan melepas kalor yang sama besar dengan kalor yang
diserap jika benda itu dipanaskan
Pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepaskan zat yang suhunya lebih tinggi itu
sama dengan banyaknya kalor yang diterima zat yang memiliki suhu yang lebih rendah
Qlepas = Qterima
Note :
Qlepas itu adalah jumlah dari kalor yang dilepaskan oleh zat
Qterima adalah jumlah dari kalor yang diterima oleh zat
Atau
Note :
M1 adalah masa dari benda yang memiliki tingkat temperatur yang lebih tinggi
C1 adalah kalor jenis benda yang memiliki tingkat temperatur yang lebih tinggi
T1 adalah temperatur benda yang memiliki tingkat temperatur yang lebih tinggi
Ta adalah temperatur akhir dari pencampuran kedua buah benda
M2 adalah massa dari benda yang memiliki tinggkat temperatur yang lebih rendah
C2 adalah kalor jenis benda yang memiliki tingkat temperatur yang lebih rendah
T2 adalah temperatur dari benda yang memiliki tingkat temperatur yang lebih rendah
Pencampuran antara dua zat itu sesungguhnya memiliki kalor yang hilang ke lingkungan
sekitarnya, misalkan wadah atau tempat yang digunakan untuk mencampurkan benda itu
menyerap kalor sebesar hasil kali antara massa, kenaikan suhu, dan juga jenis kalor, dan rumus
asas black diatas itu hanya berlaku kepada dua jenis zat cair yang sejenis misalkan air dengan air,
dan tempat pencampuran atau wadahnya tidak ikut menyerap
Calorimeter
Kalorimetri
Sebuah kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur perubahan energi
termal atau perpindahan panas. Lebih khusus lagi, mengukur kalori. Kalori adalah
jumlah energi yang dibutuhkan untuk menaikkan satu gram air dengan satu derajat
Celcius. Dengan demikian, kalorimeter mengukur perubahan suhu yang telah diketahui
jumlah airnya. Jika reaksi dilakukan dalam bejana reaksi, atau jika massa diukur dari
zat dipanaskan yang ditempatkan dalam air kalorimeter, perubahan suhu air
memungkinkan kita untuk menghitung perubahan energi panas.
Fungsi kalorimeter tergantung pada kekekalan energi dalam sebuah sistem terisolasi
tertutup. Kalorimeter secara cermat terisolasi sehingga perpindahan panas kedalam
atau keluar diabaikan. Perhatikan contoh berikut ini.
Contoh Soal: Sebuah sampel 0.500 kg air dalam kalorimeter dengan suhu 15,0 º C.
Sebuah balok seng 0,0400 kg dengan suhu 115,0 º C ditempatkan di dalam air. Kalor
jenis seng adalah 388 J / kg • º C. Cari suhu akhir dari sistem.
Solusi: panas yang hilang oleh balok seng akan sama dengan kenaikan panas oleh air
dalam kalorimeter. Dalam rangka untuk mengatur kenaikan panas secara matematis
sama dengan kehilangan panas, salah satu dari persyaratan harus dibuat negatif atau
perubahan suhu harus dibalik. Anda juga harus mencatat bahwa suhu akhir air dan
balok seng akan sama ketika kesetimbangan tercapai.
Contoh Soal:. Sebuah balok aluminium dengan massa 100 g pada suhu 100,0 º C
ditempatkan dalam 100 g air pada 10,0 º C.. Suhu akhir campuran adalah 25,0 º C.
Berapa kalor jenis dari aluminium yang ditentukan oleh percobaan?
Ringkasan
Contoh soal
1. Sebanyak 300 gram air dipanaskan dari 30 C menjadi 50 C. Jika massa jenis air
o o
∆T = 50 C – 30 C = 20 C
o o o
Q = 6.000 kal
Jadi, banyaknya kalor yang diterima air tersebut adalah 6.000 kalor.
2. Air sebanyak 0,5 kg yang bersuhu 100 C dituangkan ke dalam bejana dari
o
aluminium yang memiliki massa 0,5 kg. Jika suhu awal bejana sebesar 25 C, kalor
o
jenis aluminium 900 J/kg C, dan kalor jenis air 4.200 J/kg C, maka tentukan suhu
o o
m = 0,5 kg
air
T = 100 C
air
o
T = 25 C
bjn
o
c = 4.200 J/kg C
air
o
c = 900 J/kg C
bjn
o
m × c × ∆T = m × c × ∆T
air air air bjn bjn bjn
m × c × (T – T
air air air termal ) = m × c × (T
bjn bjn – T )
termal bjn