Anda di halaman 1dari 10

THERMOMETER

Fachrul Sakti Anggodo


Akademi Minyak dan Gas Balongan

ABSTRAK
Pada termometer dilakukan dengan menentukan titik tetap bawah (titik
beku) dan titik tetap atas (titik didih). Penentuan titik tetap bawah (titik beku)
dilakukan dengan memanaskan es batu pada Hot Plate dan ketika es mulai mencair
maka selanjutnya meletakkan termometer pada es yang sedang mencair tersebut
kemudian memperhatikan pergerakan air raksa yang menurun dan ketika air raksa
tersebut telah berhenti bergerak maka beri penanda pada kertas grafik sebagai
titik tetap bawah. Sementara untuk menentukan titik tetap atas (titik didih)
dilakukan dengan memanaskan air dengan suhu normal pada Hot Plate sampai
mendidih selanjutnya meletakkan termometer pada air yang sedang mendidih
tersebut dan memperhatikan pergerakan air raksa pada termometer yang
bergerak naik, setelah air raksa berhenti bergerak maka beri penanda pada kertas
grafik sebagai tiitk tetap atas. Berdasarkan data pengamatan diperoleh titik tetap
bawah yaitu 0 X dan titik tetap atas yaitu 124 X. Jika dibandingkan dengan
o 0

termometer skala Celcius, perbandingannya yaitu 31 : 25  C.


  o

Pad suhu campuran dilakukan dengan menyediakan dua wadah air dan satu
wadah kosong. Dua wadah tersebut diisikan air dengan volume yang sama yautu 0,1 L.
Wadah pertama berisi air dengan suhu normal, air tersebut kemudian diukur suhunya
dengan menggunakan termometer zat cair dengan skala celcius. Suhu air yang
terukur yaitu 29,4 C. Untuk wadah air yang lainnya dipanaskan menggunakan Hot
o

Plate kemudian pada wadah tersebut diletakkan termometer zat cair dengan skala
Celcius, air tersebut dipanaskan hingga mencapai suhu 75 C. Kemudian air normal dan
o

air panas tersebut dituang pada wadah kosong


ABSTRAK
In the experiment making a scale on the thermometer is done by determining the
lower fixed point (freezing point) and the upper fixed point (boiling point).
Determination of the lower fixed point (freezing point) is done by heating the ice
cube on the Hot Plate and when the ice starts to melt then put the thermometer on
the melting ice then pay attention to the movement of mercury decreasing and
when the mercury has stopped moving then give a marker on paper chart as bottom
fixed point. While to determine the upper fixed point (boiling point) is done by
heating water with normal temperature on the Hot Plate until it boils then put the
thermometer in the boiling water and pay attention to the movement of mercury
on the thermometer that moves up, after the mercury stops moving then give a
marker on graph paper as a fixed top. Based on observational data, the lower fixed
point is 0oX and the upper fixed point is 1240X. When compared with a Celsius scale
thermometer, the ratio is 31: 25 oC.
In the experiment the temperature of the mixture is carried out by
providing two water containers and one empty container. The two containers are
filled with water with the same volume yautu 0.1 L. The first container contains
water with normal temperature, the water is then measured by using a liquid
thermometer on a celsius scale. The measured water temperature is 29.4oC. For
other water containers heated using Hot Plate then the liquid thermometer on the
container is placed on a Celsius scale, the water is heated to a temperature of
75oC. Then the water is normal and the hot water is poured into an empty container
simultaneously, then the water temperature is measured as the mixture
temperature. The measured temperature is 50.5oC. Based on observational data it
can be understood that after being mixed, hot water releases heat and cold water
will receive heat so that the temperature will be the same. This can be understood
in the principle of Black, which explains that if two different objects are mixed, the
hot object calms the cold object so that the final temperature is the same. The
amount of heat absorbed by cold objects is equal to the amount of heat released by
a hot object
Kata kunci : thermometer,suhu,objek,celcius,derajat,nilai,
PENDAHULUAN
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu (temperatur).
Istilah termometer berasal dari bahasa latin thermo yang berarti panas dan meter
yang berarti mengukur. Betapa pentingnya mengetahui suhu tubuh sebagai langkah
awal untuk pencegahan suatu penyakit maupun suatu bentuk usaha kita dalam
menjaga kesehatan. Kondisi suhu tubuh yang normal adalah sekitar 37  Celcius.o

Peningkatan suhu tubuh diatas suhu normal merupakan suatu gejala penyakit. Pada
kemajuan teknologi yang sangat pesat saat ini, sudah banyak dijumpai beragam jenis
termometer. Namun, semua termometer diproduksi dan ditujukan untuk manusia

DASAR TEORI
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu (temperatur).
Istilah termometer berasal dari bahasa latin thermo yang berarti panas dan meter
yang berarti mengukur. Betapa pentingnya mengetahui suhu tubuh sebagai langkah
awal untuk pencegahan suatu penyakit maupun suatu bentuk usaha kita dalam
menjaga kesehatan. Kondisi suhu tubuh yang normal adalah sekitar 37  Celcius.o

Peningkatan suhu tubuh diatas suhu normal merupakan suatu gejala penyakit. Pada
kemajuan teknologi yang sangat pesat saat ini, sudah banyak dijumpai beragam jenis
termometer. Namun, semua termometer diproduksi dan ditujukan untuk manusia
normal. Ini berarti semua perangkat tersebut hanya dapat digunakan oleh manusia
pada kondisi normal. Berangkat dari permasalahan diatas maka penulis
merencanakan dan membuat termometer digital dengan fasilitas keluaran suara
sehingga bisa dimanfaatkan oleh para tuna netra sekaligus dapat memberikan
kemudahan bagi orang yang memiliki keterbatasan penglihatan untuk mengetahui
suhu. Rancang bangun alat pengukur suhu digital dengan keluaran suara ini
bermanfaat bagi masyarakat terutama bagi penyandang tuna netra untuk
memperoleh data suhu tubuhnya (Arifin, 2010). Untuk menentukan skala sebuah
termometer diperlukan dua titik tetap: titik lebur es sebagai titik tetap bawah
dan titik didih air sebagai titik tetap atas. Seorang astronom Swedia, Anders Celsius
(1701-1744), adalah orang yang pertama kali menetapkan skala suhu berdasarkan
titik lebur es dan titik didih air. Sesuai dengan penemunya, termometer yang
ditemukan oleh Anders Celsius dinamakan termometer skala Celsius

       Termometer Skala Celsius


Termometer adalah alat untuk mengukur suhu. Untuk mengetahui suhu benda
yang diukur, termometer perlu diberi skala. Proses memberi skala pada
termometer dinamakan kalibrasi. Bagaimanakah caranya? Kalian dapat
mengkalibrasi termometer dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1.      Menentukan Titik Tetap Bawah
Masukkan ujung bawah termometer secara tegak lurus ke dalam bejana yang
berisi es murni. Tunggu beberapa saat sampai es melebur yang ditandai dengan
adanya air dalam bejana. Apabila tinggi permukaan raksa pada pipa kapiler sudah
tidak berubah lagi, artinya suhu termometer sama dengan suhu es yang sedang
melebur.  Berilah tanda tepat pada permukaan raksa itu dan tulislah dengan
angka. Untuk termometer skala Celsius, titik tetap bawah ditulis 0 C. o

2.      Menentukan Titik Tetap Atas


Masukkan ujung bawah termometer ke dalam bejana yang berisi air murni.
Panaskan air sampai mendidih. Tunggu beberapa saat sampai suhu termometer sama
dengan suhu air mendidih. Apabila tinggi permukaan raksa pada pipa kapiler sudah
tidak berubah lagi, artinya suhu termometer sama dengan suhu air mendidih. Berilah
tanda tepat pada permukaan raksa itu dan tulislah dengan angka. Untuk
termometer skala Celsius, titik tetap atas ditulis 100 C.
o

3.      Membuat Pembagian Skala


Setelah titik tetap bawah dan titik tetap atas ditetapkan, selanjutnya
jarak antara kedua titik tetap ini dibagi menjadi beberapa bagian yang sama. Pada
termometer skala Celsius, kedua titik tetap ini dibagi menjadi 100 bagian yang sama.
Jadi, setiap bagian skala menunjukkan suhu 1 C.
o

Pembagian skala ini dapat diperluas dengan memberi angka-angka


tambahan, baik di bawah titik tetap bawah maupun di atas titik tetap atas.
Angka-angka di bawah titik tetap bawah diberi angka negatif, sedangkan
angka-angka di atas titik tetap atas diberi angka lebih dari 100 C.
o
 
     Termometer Skala Kelvin
Para ilmuwan lebih suka menggunakan termometer skala Kelvin. Oleh karena
itu, dalam SI (Sistem Internasional) satuan suhu adalah kelvin (K). Skala Kelvin tidak
dikalibrasi berdasarkan titik lebur es dan titik didih air, tetapi dikalibrasi
berdasarkan energi yang dimiliki oleh partikel-partikel dalam benda. Apabila suhu
benda turun, gerak partikel lambat. Sebaliknya, apabila suhu benda naik gerak
partikel cepat. Ketika suhu benda mencapai –273,15 C, biasanya dibulatkan menjadi
o

–273 C, partikel-partikel tidak bergerak sama sekali. Suhu   –273 C merupakan suhu
o o

paling rendah yang dapat dimiliki benda. Oleh karena itu, suhu –273 C dinamakan suhu o

nol mutlak.
Ilmuwan yang pertama kali mengusulkan pengukuran suhu berdasarkan suhu
nol mutlak adalah Lord Kelvin (1824-1907), fisikawan berkebangsaan Inggris. Sesuai
dengan nama penemunya, skala suhu yang digunakan dinamakan skala Kelvin.
Penulisan suhu Kelvin tanpa menggunakan simbol derajat ( ), tetapi cukup ditulis
o

dengan K. Suhu paling rendah yang dapat dimiliki benda adalah –273 C. Dalam skala o

Kelvin, suhu –273 C sama dengan 0 K (nol mutlak). Perlu diketahui, suhu skala Kelvin
o

tidak mengenal suhu negatif. Gambar 6.2menunjukkan perbandingan skala Celsius


dan skala Kelvin.
Seperti telah diuraikan di atas, –273 C sama dengan 0 K atau 0 C = 273 K. Oleh karena
o o

itu, pada skala Kelvin titik lebur es 0 C diberi angka 273 K dan titik didih air 100 C
o o

diberi angka 373 K. Jadi   0 C = 273 K dan 100 C = 373 K.


o o

      Termometer Skala Fahrenheit


Dalam termometer skala Fahrenheit, yang biasa digunakan di Amerika
Serikat, suhu titik lebur es 32 F dan suhu titik didih air 212 F. Jadi, antara titik lebur
o o

es dan titik didih air dibagi menjadi 180 bagian yang sama. Pada skala Celsius antara
titik lebur es dan titik didih air dibagi menjadi 100 bagian yang sama. Jadi,
perbandingan skala suhu Celsius t  dan t  adalah atau  Artinya, perubahan suhu
C F

sebesar satu derajat Celsius sama dengan perubahan sebesar derajat Fahrenheit.


Untuk mengubah suhu dari Fahrenheit ke Celsius (atau sebaliknya) harus
diperhatikan bahwa pada saat termometer skala Celsius menunjukkan angka 0 C o

skala Fahrenheit menunjukkan angka 32 F. Dengan demikian,


o

Kalor dapat mengubah wujud zat. Kalian tentu masih ingat bahwa zat dapat
berwujud padat, cair atau gas. Perubahan wujud zat bergantung pada jumlah kalor
yang diterima atau jumlah kalor yang dilepaskan oleh zat yang bersangkutan. Zat
padat dapat berubah wujud menjadi zat cair apabila zat itu menerima kalor. Zat cair
dapat berubah wujud menjadi gas apabila zat itu menerima kalor. Sebaliknya, gas
dapat berubah wujud menjadi zat cair apabila melepaskan kalor. Zat cair dapat
berubah wujud menjadi zat padat apabila melepaskan kalor. Sebagai contoh, es (zat
padat) berubah wujud menjadi air (zat cair) apabila dipanaskan. Artinya, es
menerima kalor. Air (zat cair) berubah wujud menjadi uap (gas) apabila dipanaskan.
Artinya, air menerima kalor. Sebaliknya, uap air akan berubah wujud menjadi air
apabila didinginkan. Artinya, uap air melepaskan kalor. Air (zat cair) akan berubah
wujud menjadi es (zat padat) apabila didinginkan. Artinya, air melepaskan
kalor (Pribadi, 2013).
Kalian telah mempelajari bahwa zat terdiri atas partikel-partikel yang
dapat bergerak bebas. Kalian telah mengetahui bahwa ada gaya tarik-menarik
antar partikel. Apabila zat padat dipanaskan energi getaran partikel-partikelnya
bertambah besar dan jarak antar partikel menjadi bertambah. Akibatnya, ukuran
zat padat menjadi bertambah. Pertambahan ukuran zat akibat pemanasan inilah
yang dinamakan pemuaian. Pemuaian dapat terjadi pada zat padat, zat cair, dan gas.
Salah satu peristiwa pemuaian zat padat adalah gelas kosong yang diisi dengan air
mendidih menjadi retak. Peristiwa  ini terjadi karena bagian dalam gelas memuai
terlebih dahulu daripada bagian luar gelas. Pemuaian zat padat dibedakan menjadi
tiga, yaitu: pemuaian panjang, pemuaian luas, dan pemuaian volume.  Apabila zat padat
dipanaskan, zat padat itu akan memuai ke segala arah. Artinya, ukuran panjang, luas,
dan volumenya menjadi bertambah. Untuk benda padat yang berbentuk batang
dengan luas penampang kecil, misalnya jarum jahit, kita hanya dapat memperhatikan
pemuaian panjang saja. Untuk mempelajari pemuaian panjang.Sebagaimana telah
diuraikan sebelumnya, bentuk zat cair selalu mengikuti bentuk wadahnya. Oleh
karena itu, dalam zat cair hanya dikenal pemuaian volume. Kalian telah mempelajari
bahwa pemuaian zat cair merupakan prinsip kerja termometer.  Pemuaian zat cair
berbeda-beda, tergantung pada jenis zat cair.  Kalian telah mempelajari bahwa baik
zat padat maupun zat cair mengalami pemuaian volume. Akan tetapi, pemuaian
volume zat cair biasanya lebih besar daripada pemuaian volume zat padat. Dalam
kehidupan sehari-hari kalian dapat menjumpai peristiwa yang menunjukkan bahwa
pemuaian zat cair lebih besar dari pada pemuaian zat padat. Misalnya, ketika kalian
memanaskan air dengan menggunakan teko. Ketika air dan teko dipanaskan, keduanya
memuai. Perhatikan bahwa ketika air akan mendidih terdapat air yang tumpah. Hal ini
menunjukkan bahwa air (zat cair) memuai lebih besar daripada teko (zat padat). Nah,
sekarang coba sebutkan beberapa contoh lain yang menunjukkan bahwa zat cair
memuai lebih besar daripada zat padat

METODOLOGI
Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam percobaan,menentukan
hasil thermometer yang ditetapkan pada perubahan suhu yang sudah
ditentukan,kemudian memeriksa sebuah tanda dalam menentukan sebuah suhu yang
dipercobakan

DATA DAN PENGOLAHAN DATA


Diketahui :      kelembaban 1 = 66,3 %

                        kelembaban 2 = 70,4 %

                         kelembaban 3 = 68,5 %

                        kelembaban 4 = 68,5%

                        kelembaban 5 =72,1 %

Ditanya    :  kelembaban rata-rata =..….?

                        Jawab   :  kelembaban rata-rata

                                                =  kel 1 + kel 2 + kel 3+kel 4+kel 5

                                                    5
                         = 66,3% +70,4 % +68,5 %+68,5%+72,1%

                                                             5

                                                = 69,16 %

  jadi rata-rata kelembaban udara di ruangan tersebut adalah 69,16  %

 
b.      Rata-rata pengukuran suhu dengan Thermohygrometer digital

     Diketahui : Suhu 1 = 31,30C

                        Suhu 2 = 31,30C

                         Suhu 3 = 31,40C

                        Suhu 4 = 31,40C

                        Suhu 5 = 31,60C

     Ditanya    :  kelembaban rata-rata =..….?

     Jawab       :  kelembaban rata-rata

           

                        =  suhu 1 + suhu 2 + suhu 3+ suhu 4+ suhu5

                                                             5

                        = 31,30C +31,3 0C +31,4 0C+31,40C+31,60C

                      = 31,40C

            jadi rata-rata suhu udara di ruangan tersebut adalah 31,4 0C

B.     Pengukuran menggunakan Slingpiscrometer

Suhu (0C) Suhu (0F)


Lokasi/titi
SH
k RH DP
(grains/l
pengambila (%) (0F)
Basa Kerin Basa Kerin b)
n
h g h g
1 26 32 78,8 89,6 62 131 75

2 25,5 31,5 77,9 88,7 60 126 74

3 25 31 77 87,8 60 122 72,8

60,6 73,9
Rata-rata 25,5 31,5 77,9 88,7 126,33
7 3

                        Keterangan :    RH = Relative humidity (%)

                                                SH = Spesific humidity (grains/lb)

                                                DP = Dew Point (0F)

PEMBAHASAN

Pada percobaan membuat skala pada termometer dilakukan dengan


menentukan titik tetap bawah (titik beku) dan titik tetap atas (titik didih).
Penentuan titik tetap bawah (titik beku) dilakukan dengan memanaskan es batu
pada Hot Plate dan ketika es mulai mencair maka selanjutnya meletakkan
termometer pada es yang sedang mencair tersebut kemudian memperhatikan
pergerakan air raksa yang menurun dan ketika air raksa tersebut telah berhenti
bergerak maka beri penanda pada kertas grafik sebagai titik tetap bawah.
Sementara untuk menentukan titik tetap atas (titik didih) dilakukan dengan
memanaskan air dengan suhu normal pada Hot Plate sampai mendidih selanjutnya
meletakkan termometer pada air yang sedang mendidih tersebut dan
memperhatikan pergerakan air raksa pada termometer yang bergerak naik, setelah
air raksa berhenti bergerak maka beri penanda pada kertas grafik sebagai tiitk
tetap atas. Berdasarkan data pengamatan diperoleh titik tetap bawah yaitu 0 X dan o

titik tetap atas yaitu 124 X. Jika dibandingkan dengan termometer skala Celcius,
0

perbandingannya yaitu 31 : 25  C.   o

Pada percobaan suhu campuran dilakukan dengan menyediakan dua wadah air
dan satu wadah kosong. Dua wadah tersebut diisikan air dengan volume yang sama
yautu 0,1 L. Wadah pertama berisi air dengan suhu normal, air tersebut kemudian
diukur suhunya dengan menggunakan termometer zat cair dengan skala celcius.
Suhu air yang terukur yaitu 29,4 C. Untuk wadah air yang lainnya dipanaskan
o

menggunakan Hot Plate kemudian pada wadah tersebut diletakkan termometer zat


cair dengan skala Celcius, air tersebut dipanaskan hingga mencapai suhu 75 C. o

Kemudian air normal dan air panas tersebut dituang pada wadah kosong secara
bersamaan, kemudian diukur suhu air tersebut sebagai suhu campuran. Suhu yang
terukur yaitu sebesar 50,5 C. Berdasarkan data pengamatan tersebut dapat
o

dipahami bahwa setelah dicampur, air panas melepaskan kalor dan air dingin akan
menerima kalor sehingga suhunya akan sama. Hal ini dapat dipahami pada Asas Black
yang menjelaskan bahwa jika dua buah benda yang berbeda suhunya dicampurkan,
benda yang panas memberi kalor pada benda yang dingin sehingga suhu akhirnya sama.
Adapun jumlah kalor yang diserap benda dingin sama dengan jumlah kalor yang
dilepas benda panas.

Pada percobaan pemuaian zat cair dilakukan dengan memasukan air dengan
suhu normal pada tabung erlenmeyer, kemudian erlenmeyer ditutup dengan
menggunakan sumbat karet dua lubang, dimana pada lubang pertama diletakkan
termometer dengan suhu awal yaitu 37,2 C dan pada lubang kedua diletakkan pipa
o

plastik yang terisi air penuh. Labu Erlenmeyer tersebut kemudian diletakkan pada
bak plastik. Percobaan ini dilakukan dengan tiga perlakuan, perlakuan pertama pada
bak plastik diisikan air es dengan suhu 31,4 C, teramati air pada pipa plastik menurun
o

habis. Perlakuan kedua, labu Erlenmeyer diletakkan pada Hot Plate hingga suhu air
pada erlenmeyer mencapai 17,7 C, teramati air pada pipa plastik naik. Perlakuan
o

ketiga, labu Erlenmeyer yang dipanaskan tadi diletakkan pada bak plastik dimana bak
plastik tersebut telah diisi air dingin dengan suhu 12,2 C. Teramati, dimana air pada
o

pipa kacamenurun. Berdasarkan data pengamatan tersebut dapat dipahami


bahwa pemuaian zat cair adalah bertambahnya suatu ukuran volume air diakibatkan
adanya kenaikan suhu pada air tersebut. Zat cair akan memuai bila dipanaskan dan
akan menyusut apabila didinginkan. Hal ini sesuai dengan teori yang ada yaitu bahwa
semakin tinggi suhu yang diberikan pada suatu zat cair maka semakin besar pula
muai volume pada zat cair tersebut

KESIMPULAN
Mampu menentukan beberapa jenis thermometer, Dapat mengolah data hasil analisis ,
thermometer ,Mampu menentukan kadar suhu yang berbeda,
Mampu menentukan beberapa rumus yang diperhitungkan, Dapat mengkaji hasil data yang
diperoleh

REFERENSI
[1] Agriandita, Isnani. Yanasari. 2017. Modul Praktikum Fisika Dasar. Indramayu : Akamigas
Balongan.
[2] Halliday, Resnick Walker.2010. Fisika Dasar 1 . Ciracus : Erlangga.
[3] Burhanudin,Achmad.2012. Pengukuran dan Ketidakpastian.
http://inueds.blogspot.com/2012/10/Pengukuran-dan-ketidakpa
stian/ (Diakses 17 November 2017)
[4] Rachman,Aditya.2010.Definisi pengukuran dan Penilaian menurut para ahli.
http://mahasiswaupiserang.blogspot.com/2014/08/definisi-pengu
kuran-dan-penilaian-menurut-para-ahli (Diakses 19 November
2017)

Anda mungkin juga menyukai