A. Faktual
- Ketika siang hari, kabel-kabel yang berada dipohon-pohon, gedung dan
tiang-tiang akan memanjang sehingga terlihat longgar. Tetapi ketika sore
atau malam hari, kable-kabel tersebut akan mengencang. Hal ini terjadi
karena adanya pemuaian pada logam yang berada di dalam kabel.
- Pada rel-rel kereta api aka nada ruang kosong yang akan dibiarkan terbuka,
ruang kosong tersebut sengaja disediakan untuk memberi ruang untuk
pemuaian balok-balok rel yang tersambung
- Air ledeng dicampurkan dengan air es, hal ini akan mengakibatkan
perubahan suhu pada kedua air, air ledeng akan mengalami penurunan
suhu dan air es akan mengalami kenaikan suhu.
- Pada saat lilin dipanaskan, lilin akan mengalami perubahan wujud benda
dari zat padat menjadi zat cair.
- Letakkan sebuah sendok logam ke dalam mangkok yang berisi sup panas,
kemudia sentuh sendokyang terendam dalam sup, maka logam akan terasa
panas.
- Menaruh tangan diatas lilin pada jarak kira-kira 10 cm, kemudian kita
dapat merasakan udara hangat yang naik dari nyala lilin.
B. Konseptual
1. Suhu
Dalam kehidupan sehari-hari, suhu merupakan ukuran mengenai panas
atau dinginnya suatu zat atau benda.Oven yang panas dikatakan bersuhu tinggi,
sedangkan es yang membeku dikatakan memiliki suhu rendah.Suhu dapat
mengubah sifat zat, contohnya sebagian besar zat akan memuai ketika
dipanaskan. Sebatang besi lebih panjang ketika dipanaskan daripada dalam
keadaan dingin.Jalan dan trotoar beton memuai dan menyusut terhadap
perubahan suhu.Hambatan listrik dan materi zat juga berubah terhadap
suhu.Demikian juga warna yang dipancarkan benda, paling tidak pada suhu
tinggi.Kalau kita perhatikan, elemen pemanas kompor listrik memancarkan warna
merah ketika panas.Pada suhu yang lebih tinggi, zat padat seperti besi bersinar
jingga atau bahkan putih.Cahaya putih dari bola lampu pijar berasal dari kawat
tungsten yang sangat panas.Alat yang dirancang untuk mengukur suhu suatu zat
disebut termometer.Ada beberapa jenis termometer, yang prinsip kerjanya
bergantung pada beberapa sifat materi yang berubah terhadap suhu.Sebagian
besar termometer umumnya bergantung pada pemuaian materi terhadap naiknya
suhu.
Alat ukur suhu (termometer)
Termometer umum saat ini terdiri dari tabung kaca dengan ruang di
tengahnya yang diisi air raksa atau alkohol yang diberi warna merah.Untuk
mengukur suhu secara kuantitatif, perlu didefinisikan semacam skala
numerik.Skala yang paling banyak dipakai sekarang adalah skala Celsius,
kadang disebut skala Centigrade. Di Amerika Serikat, skala Fahrenheit juga
umum digunakan. Skala yang paling penting dalam sains adalah skala absolut
atau Kelvin. Satu cara untuk mendefinisikan skala suhu adalah dengan
memberikan nilai sembarang untuk dua suhu yang bisa langsung dihasilkan.
Skala thermometer
Untuk menentukan skala sebuah termometer diperlukan dua titik tetap:
titik lebur es sebagai titik tetap bawah dan titik didih air sebagai titik tetap
atas. Seorang astronom Swedia, Anders Celsius (1701-1744), adalah orang
yang pertama kali menetapkan skala suhu berdasarkan titik lebur es dan titik
didih air.Sesuai dengan penemunya, termometer yang ditemukan oleh Anders
Celsius dinamakan termometer skala Celsius.
Dengan demikian,
t o C=(t +273) K
atau
t K =(t−273 )o C .
t C 100 5 5
= = tC = t F .
t F 180 9 atau 9
9
t F = 5 t C +32 o
atau
5
t C = 9 ( t F −32o ) .
2. Pemuaian
Pada umumnya, peningkatan suhu suatu zat akan diiringi oleh
peningkatan volume zat, yang disebut pemuaian. Pemuaian adalah pristiwa
pertambahan panjang, luas, atau volume suatu benda ketika di
panaskan.Suatu benda umumnya akan mengalami pemuaian apabila
dipanaskan dan mengalami penyusutan saat didinginkan. Pemuaian terjadi
pada semua wujud benda, baik pada benda padat, cair, atau gas. Pada saat zat
menerima energi panas, partikel-partikelnya akan bergerak cepat sehingga
saling menjauh dan memerlukan ruang yang lebih besar. Jadi, dapat dikatakan
zat tersebut memuai.
Lt =L0 ( 1+α . ∆ t )
∆ L=L0 . α . ∆ t
Keterangan:
Lt = panjang setelah memuai (m)
Lo = panjang mula-mula (m)
α = koefisien muai panjang (/°C)
Δt = perubahan suhu (°C)
ΔL = perubahan panjang (m)
2) Muai luas
Benda yang berbentuk pipih atau plat mempunyai ukuran luas, bila dipanaskan
akan memuai pada arah panjang dan lebar sehingga menyebabkan
pertambahan luas.
Gamber 1.3 Plat logam ABCD jika dipanaskan
akan memuai menjadi A’ B’ C’ D’
A=A 0 (1+ β . ∆ t )
∆ A= A0 . β . ∆ t
Keterangan:
A = luas setelah memuai (m2)
Ao = luas mula-mula (m2)
β = koefisien muai luas (/°C)
Δt = perubahan suhu (°C)
ΔA = perubahan luas (m2)
3) Muai Volume
Benda yang mempunyai ukuran panjang, lebar, dan tebal
(mempunyai volum) bila dipanaskan benda tersebut akan memuai pada semua
arah sehingga menyebabkan pertambahan volume.Volume benda setelah
pemuaian:
V =V 0 ( 1+ γ . ∆ t )
∆ V =V 0 . γ . ∆ t
Keterangan:
V = volum setelah memuai (m3)
Vo = volum mula-mula (m3)
γ = koefisien muai volume (/°C)
Δt = perubahan suhu (°C)
ΔV = perubahan volume (m3)
Sebagian besar zat akan memuai secara beraturan terhadap penambahan suhu.
Akan tetapi, air tidak mengikuti pola yang biasa. Bila sejumlah air pada suhu
0oC dipanaskan, volumenya menurun sampai mencapai suhu 4 oC. Kemudian,
suhu di atas 4 oC air berperilaku normal dan volumenya memuai terhadap
bertambahnya suhu, seperti Gambar diatas.Pada suhu di antara 0 oC dan 4 oC
air menyusut dan di atas suhu 4 oC air memuai jika dipanaskan.Sifat pemuaian
air yang tidak teratur ini disebut anomali air. Dengan demikian, air memiliki
massa jenis yang paling tinggi pada 4 oC.
Tabel 1.2 Koefisien muai volume zat cair
V =V o {1+ γ p ( t 1−t 2 ) }
Keterangan:
Keterangan:
dengan:
Tabel 1.3 Kalor Jenis (pada tekanan tetap 1atm dan suhu 20 ᵒC)
Air
Q
C = m.c atau C=
∆T
Q = m .c .∆ T = C .∆ T
dengan:
b. Asas Black
Apabila dua zat atau lebih mempunyai suhu yangberbeda dan terisolasi
dalam suatu sistem, maka kalor akanmengalir dari zat yang suhunya lebih
tinggi ke zat yangsuhunya lebih rendah. Dalam hal ini, kekekalan
energimemainkan peranan penting. Sejumlah kalor yang hilangdari zat yang
bersuhu tinggi sama dengan kalor yang didapatoleh zat yang suhunya lebih
rendah.Hal tersebut dapat dinyatakan sebagai Hukum KekekalanEnergi Kalor,
yang berbunyi:
Kalor yang dilepas = Kalor yang diserap
Q1 = Q2
Persamaan tersebut berlaku pada pertukaran kalor,yang selanjutnya disebut
Asas Black. Hal ini sebagaipenghargaan bagi seorang ilmuwan dari Inggris
bernamaJoseph Black (1728 - 1799).
c. Kalorimeter
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kalor.Kalorimeter
umumnya digunakan untuk menentukan kalor jenis suatu zat.Kalorimeter
menggunakan teknik pencampuran dua zat di dalam suatu wadah. Jika kalor
jenis suatu zat diketahui, kalor jenis zat lain yang dicampur dengan zat tersebut
dapat diketahui.
Pada saat es sedang mencair atau pada saat air sedang menguap suhunya
tetap, walaupun kalor terus diberikan. Dengan kata lain pada saat zat
mengalami perubahan wujud, suhu zat tersebut tetap, sehingga selama terjadi
perubahan wujud zat seakan-akan kalor tersebut disimpan. Kalor yang
tersimpan tersebut disebut kalor laten, yang diberi lambang "L". Banyaknya
kalor yang diserap atau dilepaskan selama terjadi perubahanwujud dapat
dinyatakan dengan persamaan:
Q=m. L
dengan
Q = banyak kalor yang diserap atau dilepaskan (Joule)
m = massa zat yang mengalami perubahan wujud (Kg)
L = kalor laten peleburan (Joule/Kg)
Tabel 1.4 Titik lebur, Titik didih, Kalor lebur, dan Kalor Didih berbagai zat
Zat Titik Lebur Kalor Lebur Titik Didih Kalor Didih
Normal (oC) Normal (oC) (J/Kg)
(J/Kg)
Perubahan wujud es sampai menjadi uap jenuh, beserta persamaan kalor yang
diserap dapat digambarkan seperti bagan di bawah ini.
Dari es dengan suhu ¿ 0 ° C sampai es 0 ° C , kalor yang diserap :
Q 1=m es . C es . ∆ t
Dari es dengan suhu 0 ° C sampai air 0 ° C (es melebur), kalor yang diserap :
Q2=mes . Les
Dari es dengan suhu 0 ° C sampai air 100 ° C , kalor yang diserap :
Q 3=ma . Ca . ∆ t , ma=mes
Dari es dengan suhu 100 ° C sampai uap 100 ° C , kalor yang diserap :
Q4 =ma . Lu
Dari es dengan suhu 100° C sampai uap jenuh, kalor yang diserap :
Q 5=mu . Cu . ∆ t
5. Perpindahan kalor
Beras yang dimasukkan ke dalam panci berisi air dan diletakkan di atas
kompor menyala, lama-kelamaan akan menjadi nasi. Api kompor mengeluarkan
kalor yang berpindah dari panci ke air kemudian air menjadi panas dan
memanaskan beras sehingga beras menjadi nasi.
Dikengetahui bahwa kalor merupakan salah satu bentuk energi dan dapat
berpindah apabila terdapat perbedaan suhu.Secara alami kalor berpindah dari
zat yang suhunya tinggi ke zat yang suhunya rendah.Bagaimana kalor dapat
berpindah? Apabila ditinjau dari cara perpindahannya, ada tiga cara dalam
perpindahan kalor yaitu:
Konduksi
Ketika kamu sedang duduk di kursi paling belakang dan ingin memberikan
buku kepada temanmu yang duduk di kursi paling depan, apa yang akan kamu
lakukan? Kamu dapat memberikan buku itu kepada temanmu yang duduk di
depanmu, lalu temanmu itu memberikannya kepada temanmu yang duduk di
depannya lagi.
Demikian seterusnya sampai buku itu itu diterima oleh teman yang kamu
tuju.Buku dapat sampai ke teman yang kamu tuju karena adanya perpindahan
buku dari tangan ke tangan yang lainnya.Apakah temanmu yang memberikan
buku ikut berpindah?Jelaslah buku dapat berpindah tetapi teman-temanmu
tidak ikut berpindah.
Konveksi
Perpindahan kalor secara konveksi terjadi pada zat cair dan gas.
Perpindahan kalor secara konveksi terjadi karena adanya perbedaan massa
jenis dalam zat tersebut. Perpindahan kalor yang diikuti oleh perpindahan
partikel-partikel zatnya disebut konveksi/aliran.Selain perpindahan kalor
secara konveksi terjadi pada zat cair, ternyata konveksi juga dapat terjadi pada
gas/udara. Peristiwa konveksi kalor melalui penghantar gas sama dengan
konveksi kalor melalui penghantar air.
Radiasi
Bagaimanakah energi kalor matahari dapat sampai ke bumi?Telah kita
ketahui bahwa antara matahari dengan bumi berupa ruang hampa udara,
sehingga kalor dari matahari sampai ke bumi tanpa melalui zat
perantara.Perpindahan kalor tanpa melalui zat perantara atau medium ini
disebut radiasi/hantaran. Contoh perpindahan kalor secara radiasi, misalnya
pada waktu kita mengadakan kegiatan perkemahan, di malam hari yang dingin
sering menyalakan api unggun. Saat kita berada di dekat api unggun badan kita
terasa hangat karena adanya perpindahan kalor dari api unggun ke tubuh kita
secara radiasi. Walaupun di sekitar kita terdapat udara yang dapat
memindahkan kalor secara konveksi, tetapi udara merupakan penghantar kalor
yang buruk (isolator). Jika antara api unggun dengan kita diletakkan sebuah
penyekat atau tabir, ternyata hangatnya api unggun tidak dapat kita rasakan
lagi. Hal ini berarti tidak ada kalor yang sampai ke tubuh kita, karena
terhalang oleh penyekat itu. Dari peristiwa api unggun dapat disimpulkan
bahwa
dalam peristiwa radiasi, kalor berpindah dalam bentuk cahaya, karena cahaya
dapat merambat dalam ruang hampa, maka kalor pun dapat merambat dalam
ruang hampa;
radiasi kalor dapat dihalangi dengan cara memberikan tabir/penutup yang
dapat menghalangi cahaya yang dipancarkan dari sumber cahaya.