Anda di halaman 1dari 19

ANALASIS MATERI AJAR

SUHU DAN KALOR

A. Faktual
- Ketika siang hari, kabel-kabel yang berada dipohon-pohon, gedung dan
tiang-tiang akan memanjang sehingga terlihat longgar. Tetapi ketika sore
atau malam hari, kable-kabel tersebut akan mengencang. Hal ini terjadi
karena adanya pemuaian pada logam yang berada di dalam kabel.

- Pada rel-rel kereta api aka nada ruang kosong yang akan dibiarkan terbuka,
ruang kosong tersebut sengaja disediakan untuk memberi ruang untuk
pemuaian balok-balok rel yang tersambung

- Air ledeng dicampurkan dengan air es, hal ini akan mengakibatkan
perubahan suhu pada kedua air, air ledeng akan mengalami penurunan
suhu dan air es akan mengalami kenaikan suhu.
- Pada saat lilin dipanaskan, lilin akan mengalami perubahan wujud benda
dari zat padat menjadi zat cair.

- Letakkan sebuah sendok logam ke dalam mangkok yang berisi sup panas,
kemudia sentuh sendokyang terendam dalam sup, maka logam akan terasa
panas.

- Menaruh tangan diatas lilin pada jarak kira-kira 10 cm, kemudian kita
dapat merasakan udara hangat yang naik dari nyala lilin.

B. Konseptual
1. Suhu
Dalam kehidupan sehari-hari, suhu merupakan ukuran mengenai panas
atau dinginnya suatu zat atau benda.Oven yang panas dikatakan bersuhu tinggi,
sedangkan es yang membeku dikatakan memiliki suhu rendah.Suhu dapat
mengubah sifat zat, contohnya sebagian besar zat akan memuai ketika
dipanaskan. Sebatang besi lebih panjang ketika dipanaskan daripada dalam
keadaan dingin.Jalan dan trotoar beton memuai dan menyusut terhadap
perubahan suhu.Hambatan listrik dan materi zat juga berubah terhadap
suhu.Demikian juga warna yang dipancarkan benda, paling tidak pada suhu
tinggi.Kalau kita perhatikan, elemen pemanas kompor listrik memancarkan warna
merah ketika panas.Pada suhu yang lebih tinggi, zat padat seperti besi bersinar
jingga atau bahkan putih.Cahaya putih dari bola lampu pijar berasal dari kawat
tungsten yang sangat panas.Alat yang dirancang untuk mengukur suhu suatu zat
disebut termometer.Ada beberapa jenis termometer, yang prinsip kerjanya
bergantung pada beberapa sifat materi yang berubah terhadap suhu.Sebagian
besar termometer umumnya bergantung pada pemuaian materi terhadap naiknya
suhu.
 Alat ukur suhu (termometer)
Termometer umum saat ini terdiri dari tabung kaca dengan ruang di
tengahnya yang diisi air raksa atau alkohol yang diberi warna merah.Untuk
mengukur suhu secara kuantitatif, perlu didefinisikan semacam skala
numerik.Skala yang paling banyak dipakai sekarang adalah skala Celsius,
kadang disebut skala Centigrade. Di Amerika Serikat, skala Fahrenheit juga
umum digunakan. Skala yang paling penting dalam sains adalah skala absolut
atau Kelvin. Satu cara untuk mendefinisikan skala suhu adalah dengan
memberikan nilai sembarang untuk dua suhu yang bisa langsung dihasilkan.
 Skala thermometer
Untuk menentukan skala sebuah termometer diperlukan dua titik tetap:
titik lebur es sebagai titik tetap bawah dan titik didih air sebagai titik tetap
atas. Seorang astronom Swedia, Anders Celsius (1701-1744), adalah orang
yang pertama kali menetapkan skala suhu berdasarkan titik lebur es dan titik
didih air.Sesuai dengan penemunya, termometer yang ditemukan oleh Anders
Celsius dinamakan termometer skala Celsius.

 Termometer Skala Celsius


Termometer adalah alat untuk mengukur suhu.Untuk mengetahui suhu
benda yang diukur, termometer perlu diberi skala. Proses memberi skala pada
termometer dinamakan kalibrasi. Bagaimanakah caranya?mengkalibrasi
termometer dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Menentukan Titik Tetap Bawah


Masukkan ujung bawah termometer secara tegak lurus ke dalam bejana
yang berisi es murni.Tunggu beberapa saat sampai es melebur yang ditandai
dengan adanya air dalam bejana. Apabila tinggi permukaan raksa pada pipa
kapiler sudah tidak berubah lagi, artinya suhu termometer sama dengan suhu
es yang sedang melebur. Berilah tanda tepat pada permukaan raksa itu dan
tulislah dengan angka. Untuk termometer skala Celsius, titik tetap bawah
ditulis 0oC.

b. Menentukan Titik Tetap Atas


Masukkan ujung bawah termometer ke dalam bejana yang berisi air
murni.Panaskan air sampai mendidih. Tunggu beberapa saat sampai suhu
termometer sama dengan suhu air mendidih. Apabila tinggi permukaan raksa
pada pipa kapiler sudah tidak berubah lagi, artinya suhu termometer sama
dengan suhu air mendidih. Berilah tanda tepat pada permukaan raksa itu dan
tulislah dengan angka. Untuk termometer skala Celsius, titik tetap atas ditulis
100oC.

c. Membuat Pembagian Skala


Setelah titik tetap bawah dan titik tetap atas ditetapkan, selanjutnya jarak
antara kedua titik tetap ini dibagi menjadi beberapa bagian yang sama. Pada
termometer skala Celsius, kedua titik tetap ini dibagi menjadi 100 bagian yang
sama. Jadi, setiap bagian skala menunjukkan suhu 1oC.

Pembagian skala ini dapat diperluas dengan memberi angka-angka


tambahan, baik di bawah titik tetap bawah maupun di atas titik tetap
atas.Angka-angka di bawah titik tetap bawah diberi angka negatif, sedangkan
angka-angka di atas titik tetap atas diberi angka lebih dari 100 oC.Termometer
skal Celsius ditunjukkan pada Gambar.

Gambar 1.1 Termometer berskala Celcius

 Termometer Skala Kelvin


Para ilmuwan lebih suka menggunakan termometer skala Kelvin. Oleh
karena itu, dalam SI (Sistem Internasional) satuan suhu adalah kelvin (K).
Skala Kelvin tidak dikalibrasi berdasarkan titik lebur es dan titik didih air,
tetapi dikalibrasi berdasarkan energi yang dimiliki oleh partikel-partikel dalam
benda. Apabila suhu benda turun, gerak partikel lambat. Sebaliknya, apabila
suhu benda naik gerak partikel cepat. Ketika suhu benda mencapai –273,15 oC,
biasanya dibulatkan menjadi –273oC, partikel-partikel tidak bergerak sama
sekali. Suhu –273oC merupakan suhu paling rendah yang dapat dimiliki
benda. Oleh karena itu, suhu –273oC dinamakan suhu nol mutlak.

Ilmuwan yang pertama kali mengusulkan pengukuran suhu berdasarkan


suhu nol mutlak adalah Lord Kelvin (1824-1907), fisikawan berkebangsaan
Inggris. Sesuai dengan nama penemunya, skala suhu yang digunakan
dinamakan skala Kelvin. Penulisan suhu Kelvin tanpa menggunakan simbol
derajat (o), tetapi cukup ditulis dengan K. Suhu paling rendah yang dapat
dimiliki benda adalah –273oC. Dalam skala Kelvin, suhu –273 oC sama dengan
0 K (nol mutlak). Perlu diketahui, suhu skala Kelvin tidak mengenal suhu
negatif. Gambar berikut menunjukkan perbandingan skala Celsius dan skala
Kelvin.

Gambar 1.2 Termometer berskala Celcius dan Fahrenheit

Seperti telah diuraikan di atas, –273 oC sama dengan 0 K atau 0 oC = 273 K.


Oleh karena itu, pada skala Kelvin titik lebur es 0 oC diberi angka 273 K dan
titik didih air 100oC diberi angka 373 K. Jadi,

0oC = 273 K dan 100oC = 373 K.

Dengan demikian,

t o C=(t +273) K
atau
t K =(t−273 )o C .

 Termometer Skala Fahrenheit


Dalam termometer skala Fahrenheit, yang biasa digunakan di Amerika
Serikat, suhu titik lebur es 32 oF dan suhu titik didih air 212 oF. Jadi, antara
titik lebur es dan titik didih air dibagi menjadi 180 bagian yang sama. Pada
skala Celsius antara titik lebur es dan titik didih air dibagi menjadi 100 bagian
yang sama. Jadi, perbandingan skala suhu Celsius tC dan tF adalah

t C 100 5 5
= = tC = t F .
t F 180 9 atau 9

Artinya, perubahan suhu sebesar satu derajat Celsius sama dengan


5
perubahan sebesar 9 derajat Fahrenheit. Untuk mengubah suhu dari
Fahrenheit ke Celsius (atau sebaliknya) harus diperhatikan bahwa pada saat
termometer skala Celsius menunjukkan angka 0 oC skala Fahrenheit
menunjukkan angka 32oF. Dengan demikian, diperoleh

9
t F = 5 t C +32 o
atau
5
t C = 9 ( t F −32o ) .
2. Pemuaian
Pada umumnya, peningkatan suhu suatu zat akan diiringi oleh
peningkatan volume zat, yang disebut pemuaian. Pemuaian adalah pristiwa
pertambahan panjang, luas, atau volume suatu benda ketika di
panaskan.Suatu benda umumnya akan mengalami pemuaian apabila
dipanaskan dan mengalami penyusutan saat didinginkan. Pemuaian terjadi
pada semua wujud benda, baik pada benda padat, cair, atau gas. Pada saat zat
menerima energi panas, partikel-partikelnya akan bergerak cepat sehingga
saling menjauh dan memerlukan ruang yang lebih besar. Jadi, dapat dikatakan
zat tersebut memuai.

a. Pemuaian Zat Padat


Semua benda padat apabila dipanaskan mengalami perubahan panjang, luas
dan volume.
1) Muai panjang
Benda yang bentuknya berupa batang dimana ukuran luas dan
volume bisa diabaikan, ketika suhu dinaikkan akan mengalami muai panjang.
Panjang setelah pemuaian dirumuskan:

Lt =L0 ( 1+α . ∆ t )

∆ L=L0 . α . ∆ t

Keterangan:
Lt   = panjang setelah memuai (m)
Lo = panjang mula-mula (m)
α   = koefisien muai panjang (/°C)
Δt  = perubahan suhu (°C)
ΔL  = perubahan panjang (m)

Tabel 1.1 Koefisien muai panjang berbagai jeniz zat padat

2) Muai luas
Benda yang berbentuk pipih atau plat mempunyai ukuran luas, bila dipanaskan
akan memuai pada arah panjang dan lebar sehingga menyebabkan
pertambahan luas.
Gamber 1.3 Plat logam ABCD jika dipanaskan
akan memuai menjadi A’ B’ C’ D’

Luas setelah pemuaian dirumuskan:

A=A 0 (1+ β . ∆ t )

∆ A= A0 . β . ∆ t
Keterangan:
A   = luas setelah memuai (m2)
Ao = luas mula-mula (m2)
β   = koefisien muai luas (/°C)
Δt  = perubahan suhu  (°C)
ΔA  = perubahan luas (m2)

3) Muai Volume
Benda yang mempunyai ukuran panjang, lebar, dan tebal
(mempunyai volum) bila dipanaskan benda tersebut akan memuai pada semua
arah sehingga menyebabkan pertambahan volume.Volume benda setelah
pemuaian:

V =V 0 ( 1+ γ . ∆ t )

∆ V =V 0 . γ . ∆ t

Keterangan:
V   = volum setelah memuai (m3)
Vo = volum mula-mula (m3)
γ   = koefisien muai volume  (/°C)
Δt  = perubahan suhu  (°C)
ΔV  = perubahan volume (m3)

b. Pemuaian Zat Cair


Zat cair akan memuai volumenya jika dipanaskan. Sebagai contoh, ketika kita
memanaskan panci yang berisi penuh dengan air, apa yang akan terjadi pada
air di dalam panci tersebut? Pada suhu yang sangat tinggi, sebagian dari air
tersebut akan tumpah. Hal ini berarti volume air di dalam panci tersebut
memuai atau volumenya bertambah.

Gambar 1.4 Anomali Air

Sebagian besar zat akan memuai secara beraturan terhadap penambahan suhu.
Akan tetapi, air tidak mengikuti pola yang biasa. Bila sejumlah air pada suhu
0oC dipanaskan, volumenya menurun sampai mencapai suhu 4 oC. Kemudian,
suhu di atas 4 oC air berperilaku normal dan volumenya memuai terhadap
bertambahnya suhu, seperti Gambar diatas.Pada suhu di antara 0 oC dan 4 oC
air menyusut dan di atas suhu 4 oC air memuai jika dipanaskan.Sifat pemuaian
air yang tidak teratur ini disebut anomali air. Dengan demikian, air memiliki
massa jenis yang paling tinggi pada 4 oC.
Tabel 1.2 Koefisien muai volume zat cair

c. Pemuaian Zat Gas


Salah satu perbedaan antara zat gas dengan zat padat dan cair adalah
volume zat gas dapat diubah-ubah dengan mudah.Misal, sebuah tabung gas
elpiji.Gas akan mengalami pemuaian apabila dipanaskan. Peristiwa pemuaian
pada zat gas mudah diamati daripada pemuaian pada zat padat. Pemuaian
pada zat gas ditunjukkan oleh gelembung-gelembung udara yang keluar dari
dalam pipa kapiler yang ada pada labu didih.

 Untuk volume terhadap perubahan suhu pada tekanan tetap

V =V o {1+ γ p ( t 1−t 2 ) }

Keterangan:

V = volume gas pada suhu t (m3)

Vo = volume gas mula-mula (m3)

γ p = koefisien muai panjang pada tekanan tetap (/0C)

t 1 = suhu mula-mula (0C)

t 2 = suhu akhir (0C)

 Tekanan terhadap perubahan suhu pada volume tetap

P=P o {1+ γ p ( t 2−t 1 ) }

Keterangan:

P = Tekanan gas pada suhu t (m3)


Po = Tekanan gas mula-mula (m3)

γ p = koefisien muai panjang pada tekanan tetap (/0C)

t 1 = suhu mula-mula (0C)

t 2 = suhu akhir (0C)

 Muai volume gas


t
(
V =V o 1+
273 )
3. Kalor
a. Persamaan Kalor
Kalor mengalir dengan sendirinya dari suatu bendayang suhunya lebih tinggi
ke benda lain dengan suhuyang lebih rendah. Pada abad ke-18 diilustrasikan
alirankalor sebagai gerakan zat fluida yang disebut kalori.Bagaimanapun, fluida
kalori tidak pernah dideteksi.Selanjutnya pada abadke-19, ditemukan
berbagaifenomena yang berhubungan dengan kalor, dapatdideskripsikan secara
konsisten tanpa perlu menggunakanmodel fluida. Model yang baru ini
memandang kalorberhubungan dengan kerja dan energi. Satuan kalor
yangmasih umum dipakai sampai saat ini yaitu kalori. Satukalori didefinisikan
sebagai kalor yang dibutuhkan untukmenaikkan suhu 1 gram air sebesar 1ᵒC.
Terkadang satuanyang digunakan adalah kilokalori (kkal) karena dalamjumlah
yang lebih besar, di mana 1 kkal = 1.000 kalori.Satu kilokalori (1 kkal) adalah
kalor yang dibutuhkan untukmenaikkan suhu 1 kg air sebesar 1ᵒC.
 Kalor jenis (c) dan Kapasitas kalor (C)
Apabila sejumlah kalor diberikan pada suatu benda,maka suhu benda
itu akan naik. Kemudian yang menjadipertanyaan, seberapa besar kenaikan
suhu suatu bendatersebut? Pada abad ke-18, sejumlah ilmuwan
melakukanpercobaan dan menemukan bahwa besar kalor Q yangdiperlukan
untuk mengubah suhu suatu zat yangbesarnya ∆ T sebanding dengan massa
m zat tersebut.Pernyataan tersebut dapat dinyatakan dalam persamaan:
Q = m .c .∆ T

dengan:

Q = banyaknya kalor yang diperlukan ( J) c = kalor jenis zat (J/kgᵒC)


M = massa suatu zat yang diberi kalor (kg) ∆ T= kenaikan/perubahan
suhu zat (ᵒC)

Dari persamaan tersebut, c adalah besarankarakteristik dari zat yang


disebut kalor jenis zat.Kalor jenis suatu zat dinyatakan dalam satuan
J/kgᵒC(satuan SI yang sesuai) atau kkal/kgᵒC. Untuk air pada suhu15ᵒC dan
tekanan tetap 1 atm, c air = 1 kkal/kgoC =4,19 × 103 J/kgᵒC.Tabel kalor jenis
dibawah memperlihatkan besar kalor jenis untukbeberapa zat pada suhu 20
ᵒC. Sampai batas tertentu, nilaikalor jenis (c) bergantung pada suhu
(sebagaimanabergantung sedikit pada tekanan), tetapi untuk perubahansuhu
yang tidak terlalu besar, c seringkali dianggap konstan.

Tabel 1.3 Kalor Jenis (pada tekanan tetap 1atm dan suhu 20 ᵒC)

Kalor Jenis (c)


Zat
kkal/ kg ᵒC J/ kgᵒC

Aluminium 0,22 900

Tembaga 0,093 390

Kaca 0,20 840

Besi atau baja 0,11 450

Timah hitam 0,031 130

Marmer 0,21 860

Perak 0.056 230

Kayu 0,4 1.700

Alkohol (etil) 0,58 2.400

Air raksa 0,033 140

Air

Es (- 5ᵒC) 0,50 2.100

Cair (15ᵒC) 1,00 4.186

Uap (110ᵒC) 0,48 2.010

Tubuh manusia 0,33 3.470


(rata -rata)

Protein 0,4 1.700


Untuk suatu zat tertentu, misalnya zatnya berupabejana kalorimeter
ternyata akan lebih memudahkan jikafaktor massa (m) dan kalor jenis (c)
dinyatakan sebagaisatu kesatuan. Faktor m dan c ini biasanya
disebutkapasitaskalor, yaitu banyaknya kalor yang diperlukan
untukmenaikkan suhu suatu zat sebesar 1ᵒC.Kapasitas kalor (C ) dapat
dirumuskan:

Q
C = m.c atau C=
∆T

Dari persamaan-persamaan di atas, besarnya kaloryang diperlukan untuk


menaikkan suhu suatu zat adalah:

Q = m .c .∆ T = C .∆ T

dengan:

Q = banyaknya kalor yang diperlukan (J)

m = massa suatu zat yang diberi kalor (kg)

c = kalor jenis zat (J/kgᵒC)

∆T = kenaikan/perubahan suhu zat (ᵒC)

C = kapasitas kalor suatu zat (J/ᵒC)

b. Asas Black
Apabila dua zat atau lebih mempunyai suhu yangberbeda dan terisolasi
dalam suatu sistem, maka kalor akanmengalir dari zat yang suhunya lebih
tinggi ke zat yangsuhunya lebih rendah. Dalam hal ini, kekekalan
energimemainkan peranan penting. Sejumlah kalor yang hilangdari zat yang
bersuhu tinggi sama dengan kalor yang didapatoleh zat yang suhunya lebih
rendah.Hal tersebut dapat dinyatakan sebagai Hukum KekekalanEnergi Kalor,
yang berbunyi:
Kalor yang dilepas = Kalor yang diserap
Q1 = Q2
Persamaan tersebut berlaku pada pertukaran kalor,yang selanjutnya disebut
Asas Black. Hal ini sebagaipenghargaan bagi seorang ilmuwan dari Inggris
bernamaJoseph Black (1728 - 1799).

c. Kalorimeter
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kalor.Kalorimeter
umumnya digunakan untuk menentukan kalor jenis suatu zat.Kalorimeter
menggunakan teknik pencampuran dua zat di dalam suatu wadah. Jika kalor
jenis suatu zat diketahui, kalor jenis zat lain yang dicampur dengan zat tersebut
dapat diketahui.

4. Perubahan wujud zat


Wujud zat dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu zat padat, zat cair dan
zat gas. Wujud suatu zat dapat berubah dari wujud zat yang satu menjadi
wujud yang lain. Perubahan wujud dapat disebabkan karena pengaruh
kalor.Perubahan wujud zat selain karena penyerapan kalor, dapat juga karena
pelepasan kalor.Setiap terjadi perubahan wujud terdapat nama-nama tertentu.
Berikut adalah skema perubahan wujud zat beserta nama perubahan wujud zat
tersebut.

Gambar 1.5 Diagram perubahan wujud zat

Pada saat es sedang mencair atau pada saat air sedang menguap suhunya
tetap, walaupun kalor terus diberikan. Dengan kata lain pada saat zat
mengalami perubahan wujud, suhu zat tersebut tetap, sehingga selama terjadi
perubahan wujud zat seakan-akan kalor tersebut disimpan. Kalor yang
tersimpan tersebut disebut kalor laten, yang diberi lambang "L". Banyaknya
kalor yang diserap atau dilepaskan selama terjadi perubahanwujud dapat
dinyatakan dengan persamaan:
Q=m. L
dengan
Q = banyak kalor yang diserap atau dilepaskan (Joule)
m = massa zat yang mengalami perubahan wujud (Kg)
L = kalor laten peleburan (Joule/Kg)

Tabel 1.4 Titik lebur, Titik didih, Kalor lebur, dan Kalor Didih berbagai zat
Zat Titik Lebur Kalor Lebur Titik Didih Kalor Didih
Normal (oC) Normal (oC) (J/Kg)
(J/Kg)

Helium -269,65 5,23 ×103 -268,93 209 ×103


Hidrogen -259,31 58,6 ×103 -252,89 452 ×10 3
Nitrogen -209,97 25,5 ×103 -195,81 201 ×103
Oksigen 218,79 13,8 ×103 -182,97 213 ×103
Alkohol -144 104,2× 103 78 853 ×103
Raksa -39 11,8×10 3 357 272 ×103
Air 0,00 334 × 103 100,00 2256 ×103
Sulfur 119 38,1 ×103 444,60 326 ×103
Timah 327,3 24,5 ×103 1750 871 ×103
Hitam

Antimon 630,50 165 ×103 1440 561 ×103


Perak 960,80 88,3 ×103 2193 2336 ×103
Emas 1063,00 64,5 ×103 2660 1578 ×103
Tembaga 1083 134 ×10 3 1187 5069 ×103

Perubahan wujud es sampai menjadi uap jenuh, beserta persamaan kalor yang
diserap dapat digambarkan seperti bagan di bawah ini.
 Dari es dengan suhu ¿ 0 ° C sampai es 0 ° C , kalor yang diserap :
Q 1=m es . C es . ∆ t
 Dari es dengan suhu 0 ° C sampai air 0 ° C (es melebur), kalor yang diserap :
Q2=mes . Les
 Dari es dengan suhu 0 ° C sampai air 100 ° C , kalor yang diserap :
Q 3=ma . Ca . ∆ t , ma=mes
 Dari es dengan suhu 100 ° C sampai uap 100 ° C , kalor yang diserap :
Q4 =ma . Lu
 Dari es dengan suhu 100° C sampai uap jenuh, kalor yang diserap :
Q 5=mu . Cu . ∆ t

5. Perpindahan kalor
Beras yang dimasukkan ke dalam panci berisi air dan diletakkan di atas
kompor menyala, lama-kelamaan akan menjadi nasi. Api kompor mengeluarkan
kalor yang berpindah dari panci ke air kemudian air menjadi panas dan
memanaskan beras sehingga beras menjadi nasi.

Dikengetahui bahwa kalor merupakan salah satu bentuk energi dan dapat
berpindah apabila terdapat perbedaan suhu.Secara alami kalor berpindah dari
zat yang suhunya tinggi ke zat yang suhunya rendah.Bagaimana kalor dapat
berpindah? Apabila ditinjau dari cara perpindahannya, ada tiga cara dalam
perpindahan kalor yaitu:

 Konduksi
Ketika kamu sedang duduk di kursi paling belakang dan ingin memberikan
buku kepada temanmu yang duduk di kursi paling depan, apa yang akan kamu
lakukan? Kamu dapat memberikan buku itu kepada temanmu yang duduk di
depanmu, lalu temanmu itu memberikannya kepada temanmu yang duduk di
depannya lagi.

Demikian seterusnya sampai buku itu itu diterima oleh teman yang kamu
tuju.Buku dapat sampai ke teman yang kamu tuju karena adanya perpindahan
buku dari tangan ke tangan yang lainnya.Apakah temanmu yang memberikan
buku ikut berpindah?Jelaslah buku dapat berpindah tetapi teman-temanmu
tidak ikut berpindah.

Ujung besi yang telah dipanaskan ketika dipegang lama kelamaan


akanterasa semakin panas. Hal ini disebabkan adanya perpindahan kalor yang
melalui besi.Peristiwa perpindahan dari ujung besi kalor yang dipanaskan ke
ujung besi yang kamu pegang mirip dengan perpindahan buku yang kamu
lakukan, di mana molekul-molekul besi yang menghantarkan kalor tidak ikut
berpindah.Perpindahan kalor seperti ini dinamakan perpindahan kalor secara
hantaran atau konduksi.

Apakah setiap zat dapat menghantarkan kalor secara konduksi?Ambillah


sepotong kayu, kemudian ujung yang satu dipanaskan sedang ujung kayu yang
lainnya kamu pegang.Apakah ujung yang kamu pegang terasa panas?Ternyata
tidak panas.Hal ini berarti bahwa pada kayu tidak terjadi perpindahan kalor
secara konduksi.

Bahan yang dapat menghantarkan kalor disebut konduktor kalor, misalnya


besi, baja, tembaga, seng, dan aluminium (jenis logam). Adapun penghantar
yang kurang baik/penghantar yang buruk disebut isolator kalor, misalnya kayu,
kaca, wol, kertas, dan plastic (jenis bukan logam).

 Konveksi
Perpindahan kalor secara konveksi terjadi pada zat cair dan gas.
Perpindahan kalor secara konveksi terjadi karena adanya perbedaan massa
jenis dalam zat tersebut. Perpindahan kalor yang diikuti oleh perpindahan
partikel-partikel zatnya disebut konveksi/aliran.Selain perpindahan kalor
secara konveksi terjadi pada zat cair, ternyata konveksi juga dapat terjadi pada
gas/udara. Peristiwa konveksi kalor melalui penghantar gas sama dengan
konveksi kalor melalui penghantar air.

 Radiasi
Bagaimanakah energi kalor matahari dapat sampai ke bumi?Telah kita
ketahui bahwa antara matahari dengan bumi berupa ruang hampa udara,
sehingga kalor dari matahari sampai ke bumi tanpa melalui zat
perantara.Perpindahan kalor tanpa melalui zat perantara atau medium ini
disebut radiasi/hantaran. Contoh perpindahan kalor secara radiasi, misalnya
pada waktu kita mengadakan kegiatan perkemahan, di malam hari yang dingin
sering menyalakan api unggun. Saat kita berada di dekat api unggun badan kita
terasa hangat karena adanya perpindahan kalor dari api unggun ke tubuh kita
secara radiasi. Walaupun di sekitar kita terdapat udara yang dapat
memindahkan kalor secara konveksi, tetapi udara merupakan penghantar kalor
yang buruk (isolator). Jika antara api unggun dengan kita diletakkan sebuah
penyekat atau tabir, ternyata hangatnya api unggun tidak dapat kita rasakan
lagi. Hal ini berarti tidak ada kalor yang sampai ke tubuh kita, karena
terhalang oleh penyekat itu. Dari peristiwa api unggun dapat disimpulkan
bahwa

 dalam peristiwa radiasi, kalor berpindah dalam bentuk cahaya, karena cahaya
dapat merambat dalam ruang hampa, maka kalor pun dapat merambat dalam
ruang hampa;
 radiasi kalor dapat dihalangi dengan cara memberikan tabir/penutup yang
dapat menghalangi cahaya yang dipancarkan dari sumber cahaya.

Anda mungkin juga menyukai