Anda di halaman 1dari 42

Pendahuluan

Di SMP anda telah mempelajari tentang suhu, pemuaian, dan kalor. Pada bab
ini materi-materi tersebut dipelajari ulang dan pembahasan kuantitatifnya lebih
dikembangkan.

Aplikasi kalor dalam bidang teknologi mungkin terdapat dirumah anda, yaitu
lemari es, suatu mesin yang fungsinya antara lain mengubah air menjadi es.
Aplikasi perpindahan kalor di alam anda jumpai pada sirkulasi udara di pantai.
Pada siang hari (gambar di bawah) bertiup angin dari darat, disebut angin laut.
Sebaliknya, pada malam hari bertiup angin dari darat menuju ke laut, disebut
angin darat. Bagaimana air dapat menjadi es dalam lemari es? Mengapa angin
laut bertiup siang hari dan angin darat bertiup malam hari? Untuk dapat
menjawab kedua pertanyaan tersebut, ayo pelajari materi ini dengan antusias.

1.

Bahan Ajar Suhu dan Kalor 1


A. Suhu dan Pemuaian

Pada
Mengkalibrasi
subbab initermometer dengan
anda harus skala sembarang.
mampu:
Memaparkan faktor-faktor yang mempengaruhi besar pemuaian zat padat, zat cair, dan gas.
Membedakan besar pemuaian (panjang, luas, dan volume) pada berbagai zat secara
kuantitatif.

Ayo Cek
Sebelum Kemampuan
mempelajari materi Prasyarat
subbab ini, kerjakan soal-soal berikut ini di buku latihan anda.
Jika berhasil mengerjakannya dengan baik, anda akan mudah mempelajari materi berikutnya.
1. Sebutkan alasan mengapa tangan anda tidak dapat digunakan sebagai alat pengukur
suhu.
2. Sebutkan sifat-sifat termometrik zat yang bisa digunakan untuk mengukur suhu.
3. Sebutkan beberapa contoh yang menunjukkan bahwa zat memuai.
4. Berikan beberapa contoh yang dapat menunjukkan bahwa muai zat cair umumnya lebih
1. Termometer
Suhu merupakan derajat panas atau dinginnya suatu benda. Suhu termasuk
besaran skalar dengan satuan pokoknya adalah Kelvin (K). Alat untuk
mengukur suhu adalah termometer. Termometer memanfaatkan sifat
termometrik zat untuk mengukur suhu. Sifat termometrik zat adalah sifat fisis
zat yang berubah jika dipanaskan, misalnya volume zat cair, panjang logam,
hambatan listrik seutas kawat platina, tekanan gas pada volume tetap, dan
warna pijar kawat (filament) lampu.

a. Ada Berapa Jenis Termometer?


Termometer yang paling umum digunakan untuk mengukur suhu dalam
keseharian adalah termometer yang terbuat dari kaca dan diisi dengan zat cair,
yang tergolong termometer zat cair adalah termometer klinis, termometer
dinding, dan termometer maksimum/minimum. Selain termometer zat cair,
jenis-jenis termometer lainnya adalah termometer bimetal, termometer
hambatan, termokopel, termometer gas, dan pirometer.

b. Kalibrasi Termometer
Kalibrasi termometer adalah kegiatan menetapkan skala sebuah
termometer yang belum memiliki skala. Suhu termasuk besaran pokok dalam
fisika. Oleh karena itu, seperti besaran-besaran pokok yang lain, suhu
mempunyai standar. Standar untuk suhu disebut titik tetap. Ada dua titik tetap,
yaitu titik tetap bawah dan titik tetap atas.
Pada kenyataannya, suhu yang diketahui tetap ialah suhu pada waktu
benda mengalami perubahan wujud. Untuk pengukuran suhu yang tidak begitu
tinggi digunakan titik lebur es sebagai titik tetap bawah dan titik didih air
sebagai titik tetap atas. Menurut termometer yang banyak digunakan saat ini,
titik tetap bawah adalah titik lebur es murni dan ditandai dengan angka 0.

Bahan Ajar Suhu dan Kalor 2


Alasan menyebut es murni adalah karena ketidakmurnian es (misalnya,
bercampur dengan garam) akan menyebabkan titik lebur es lebih rendah (di
bawah nol). Titik tetap atas adalah suhu uap di atas air yang sedang mendidih
pada tekanan 1 atm dan ditandai dengan angka 100. Alasan menyebut 1 atm
adalah karena titik didih air sangat dipengaruhi oleh tekanan udara di atas
permukaan air. Mengapa suhu air mendidih tidak digunakan sebagai titik tetap
atas? Hal ini karena ketidakmurnian akan menyebabkan titik didih air lebih
tinggi (di atas 100), sedangkan suhu uap tidak terpengaruh.
Skala suhu yang ditetapkan berdasarkan titik lebur es dan titik didih air
disebut skala Celsius, sesuai dengan nama orang yang pertama kali
menganjurkan cara ini, yaitu seorang astronom Swedia bernama Anders
Celsius (1701-1744)

c. Hubungan Panjang Kolom Raksa dan Bacaan Suhu


Panjang kolom raksa dalam pipa kaca menentukan bacaan suhu yang
ditunjukkan oleh termometer. Grafik pada Gambar 1.1 menunjukkan
bagaimana panjang kolom raksa X berubah terhadap bacaan suhu dalam skala
Celsius. Perhatikan, hubungan antara X dengan suhu adalah linear.
Jika X menyatakan panjang kolom raksa pada suhu sembarang
yang tidak diketahui, X dan X 100 masing-masing
menyatakan panjang kolom raksa pada titik lebur es ( 0
) dan titik didih air ( 100 ), suhu sembarang dapat
dirumuskan
Hubungan suhu dan panjang kolom raksa
X X 0
Gambar 1.1 Hubungan =
Linear antara panjang 100 X 100 X 0
kolom raksa X dan suhu
(1-1)

Bahan Ajar Suhu dan Kalor 3


Contoh Kaitan Suhu dan Panjang Kolom Raksa

Suatu termometer raksa yang belum dikalibrasi dicelupkan dalam es yang sedang
melebur, air mendidih, dan suatu cairan yang suhunya (tidak diketahui). Jika
diketahui x 0 = 5,0 cm; x 100 = 25,0 cm; x = 7,8 cm. berapakah suhu ?

Jawab:
Metode 1 (menggunakan rumus persamaan (1-1))
Diberikan x 0 = 5,0 cm; x 100 = 25,0 cm; x = 7,8 cm.
Dengan demikian, suhu dapat dihitung dengan
Persamaan (1-1)
X X 0
=
100 X 100 X 0
7,85,0
=
100 25,05,0
2,8
=
100 20
( 2,8 ) (100)
= =14
20

Metode 2 (tanpa rumus)


Suhu 0 ekuivalen dengan panjang raksa 5,0 cm.
Suhu 100 ekuivalen dengan panjang raksa 25,0 cm.
Perubahan dalam untuk perubahan panjang 1 cm raksa adalah
( 100 )( 0 ) 100
= =5 /cm
(25,05,0 ) cm 20
Panjang kolom raksa dari 0 ke = 7,8 5,0 = 2,8 cm
Suhu cairan = 2,8 cm x 5 /cm = 14
d. Skala Kelvin
Di SMP telah anda ketahui bahwa setiap zat disusun oleh partikel-
partikel yang bergetar. Tampak bahwa suhu adalah ukuran energy kinetic rata-
rata partikel dalam suatu benda. Kelajuan gerak pertikel secara bertahap
berkurang dengan turunnya suhu. Saat suhu mencapai kira-kira -273,16,
gerak pertikel berhenti, sehingga tidak ada lagi panas yang dapat diukur. Jadi,
pada suhu ini energi kinetjk partikel sama dengan nol. Suhu inilah yang
merupakan suhu paling rendah yang mungkin dapat dimiliki oleh suatu benda.
Suhu ini disebut nol mutlak.
Ilmuan pertama yang mengusulkan pengukuran suhu berdasarkan suhu
nol mutlak adalah seorang ahli fisika Inggris, Lord Kelvin (1824-1907). Skala
suhu yang ditetapkannya disebut skala Kelvin. Suhu-suhu pada skala Kelvin

Bahan Ajar Suhu dan Kalor 4


diukur dalam derajat yang disebut kelvin, diberi lambing K (bukan K
). Suhu terendah pada skala ini diberi tanda 0 K yang sama dengan
-273,16. Satu kelvin (1 K) pada skala Kelvin sama dengan 1 pada
skala Celsius. Pada skala Kelvin tidak dikenal angka-angka negatif.
Kesetaraan antara angka-angka yang ditunjukkan oleh skala Celsius dan
skala Kelvin ditunjukkan pada Gambar 1.2.

Hubungan antara skala Celsius dengan skala Kelvin dapat


dinyatakan dengan persamaan berikut.
(1-2)
T =t +273

Dengan T adalah angka pada skala Kelvin dan t adalah angka pada skala
Gambar 1.2 Skala
Celsius.
Celsius dan skala
Kelvin Misalnya, t=27 , maka T =27+273=300 K .
Kalangan ilmuwan lebih menyukai skala Kelvin karena skala ini
tidak dikalibrasi berdasarkan titik lebur dan titik didih air, tetapi dikalibrasi
berdasarkan batasan energi yang dimiliki oleh benda itu sendiri. Suhu nol
mutlak berarti partikel di dalam benda sama sekali tidak memiliki energi
kinetik. Jika benda A memiliki energi kinetik tiap partikel sebesar 2x energi
kinetik tiap partikel benda B, berarti suhu mutlak benda A adalah 2x suhu
mutlak benda B. Oleh karena itu, ilmuan menetapkan satuan SI untuk suhu
adalah kelvin. Skala Kelvin disebut juga skala termodinamik atau skala
mutlak.
e. Skala Fahrenheit
Dalam penggunaan sehari-hari, di Amerika Serikat masih digunakan
termometer dengan skala Fahrenheit. Pada skala Fahrenheit, titik lebur es
diberi angka 32 dan titik didih air diberi angka 212. Skala ini diberi nama
skala Fahrenheit sesuai dengan nama ilmuwan yang membuatnya pertama
kali, yaitu ahli fisika berkebangsaan Jerman, Gabriel Fahrenheit (1686-1736).
Hubungan antara skala Fahrenheit dengan skala Celsius ditunjukkan
pada Gambar 1.3. hubungan ini dapat dinyatakan dengan persamaan berikut.
Gambar 1.3 Skala
Celsius dan skala F : C=180 :100=9 :5
Kelvin
( t f 32 ) :t c =9 :5

(1-3)

Bahan Ajar Suhu dan Kalor 5


Uji Kemampuan Diri
1. Suhu suatu ruangan menunjukkan angka 32 jika diukur dengan
termometer Celsius. Tentukanlah suhu ruangan jika diukur dengan:
a. Fahrenheit
b. Kelvin

2. Pemuaian
Pernahkah Anda memperhatikan kaca jendela sebuah rumah yang tiba-tiba
retak ketika terkena cahaya matahari? Pernahkah Anda memperhatikan rel
kereta api yang merenggang (ada celah kecil) diantara sambungan rel kereta api
ketika pagi hari, tetapi ketika siang hari celah tersebut nampak merapat? Atau
pernahkah Anda mengalami kesulitan membuka tutup botol ketika tutup
tersebut dalam keadaan dingin? Fenomena-fenomena tersebut menunjukkan
kepada kita bahwa pada dasarnya setiap benda atau zat, baik itu zat padat, zat
cair, ataupun gas akan memuai (mengalami pertambahan panjang, luas, atau
volume) ketika dipanaskan, dan sebaliknya, ketika benda atau zat tersebut
didinginkan akan menyusut (mengalami pengurangan panjang, luas, atau
volume). Pengecualian pada air, karena air memiliki sifat anomali sehingga
perilaku pemuaian dan penyusutannya berbeda pada rentang suhu 0 C hingga
4 C.
Akan tetapi, pemuaian atau penyusutan ini sangat dipengaruhi oleh
karakteristik zat atau benda itu sendiri. Artinya, untuk masing-masing zat
yang berbeda, perilaku pemuaiannya pun akan berbeda. Gambar 1.4
menunjukkan celah yang terdapat pada sambungan jembatan yang sengaja
dibuat demi kepentingan pemuaian logam jembatan tersebut.

Karakteristik pemuaian pada suatu zat atau benda berbeda-beda, baik itu
untuk zat padat, zat cair, dan gas. Berikut akan dibahas mengenai pemuaian
pada masing-masing zat padat, cair, dan gas.
Gambar 1.4
Persambungan
ekspansi termal 1. Pemuaian Zat Padat
pada jembatan Pada umumnya, zat padat akan memuai bila dipanaskan dan menyusut
bila didinginkan. Penjelasannya secara fisis, pada saat zat padat belum

Bahan Ajar Suhu dan Kalor 6


dipanaskan, partikel-partikel pada zat padat akan bergerak (bervibrasi). Ketika
zat padat dipanaskan, gerakan (vibrasi) partikel-partikel tersebut akan lebih
cepat sehingga jarak antar partikelnya akan menjadi semakin besar (berjauhan).
Semakin besarnya jarak antar partikel direpresentasikan oleh adanya
pertambahan ukuran zat padat, baik itu pertambahan panjang, luas, ataupun
volume.
a. Pemuaian Panjang
Sebuah benda atau zat padat yang berbentuk batang tipis (seperti kawat
logam yang berdiameter kecil) ketika dipanaskan akan mengalami perubahan
panjang ke arah panjangnya, sehingga benda-benda seperti ini dikatakan
mengalami pemuaian panjang. Oleh karena bentuknya yang dominan ke arah
panjangnya, sehingga aspek pemuaian luas dan volumenya relatif sangat kecil
dibandingkan pemuaian panjangnya, sehingga pemuaian luas dan volumenya
dapat diabaikan.
L0

Gambar 1.6. Pemuaian panjang pada zat padat

Perbedaan pertambahan panjang ini disebabkan oleh perbedaan koefisien


muai panjang yang didefinisikan sebagai berikut.

Koefisien muai panjang ( ) suatu bahan adalah perbandingan antara


pertambahan panjang ( l ) terhadap panjang awal benda ( l 0 ) per satuan
kenaikan suhu ( T ). Secara matematis, dinyatakan

(1-4)
l
l
= 0
T
Pemuaian panjang

l= l 0 T

(1-5)
(1-6)
l=l t l 0

Bahan Ajar Suhu dan Kalor 7


(1-7)
T =T T 0

Dengan
l t = panjang akhir benda (m)
T = suhu akhir benda ( atau K)
T 0 = suhu awal benda ( atau K)
Pada Tabel 1.1 ditunjukkan koefisien muai berbagai zat pada suhu
kamar. Koefisien muai panjang seing juga disebut koefisien muai linear

Tabel 1.1 Koefisien muai berbagai zat pada suhu kamar

Koefisien
Koefisien muai
1 muai volume
Zat Zat 1
panjang

2,1
6
Aluminium 24 10 Air 4
10
1,12
Kuningan dan Perunggu 19 106 Alkohol 3
10
1,24
6
Tembaga 17 10 Benzena 3
10
6
Kaca (biasa) 9 10 Aseton 1,5 103
4,85
6
Kaca (pyrex) 3,2 10 Gliserin
103
1,82
Timah hitam 29 106 Raksa 3
10
Baja 11 106 Terpentin 9,0 103
Invar 0,9 106 Bensin 9,6 103
3,67
6
Baja 12 10 Udara
103
3,665
Helium 3
10

Bahan Ajar Suhu dan Kalor 8


Sumber: Collage Physics, Serway R.A., Faughn, J.S.

Contoh Pertambahan Panjang Batang Baja

Karena suhunya ditingkatkan dari


0 menjadi 100 , sebatang
baja yang panjangnya 1 m bertambah
panjang 1 mm. berapakah pertambahan
panjang sebatang baja yang panjangnya 60
cm jika dipanaskan dari 10 sampai
130 ?

Jawab:
Gunakan persamaan (1-5) untuk menghitung .
l 1= l 01 T Dengan T 1=100 0=100

l 1 (1 mm)
= =
l 01 T 1 ( 1 m ) (100 )

Gunakan persamaan (1-5) untuk menghitung .


l 2= l 02 T Dengan T 2=130 10 =120

(1 mm)
( 0,6 m ) ( 120 )=0 , 72 mm
( 1 m ) (100 )

Bahan Ajar Suhu dan Kalor 9


b. Pemuaian luas
Jika benda padat berbentuk persegi panjang dipanaskan, terjadi pemuaian
dalam arah memanjang dan arah melebar. Dengan kata lain, benda padat
mengalami pemuaian luas. Pemuaian luas berbagai zat bergantung pada
koefisien muai luas.
Koefisien muai luas ( ) suatu bahan adalah fraksi pertambahan luas
benda ( A ) teradap luas awal benda ( A 0 ) per satuan kenaikan suhu (
T ). Secara matematis, dinyatakan
(1-8)
A
A
= 0
T
Pemuaian panjang
(1-9)
A= A 0 T
Dengan
A=A A t = pertambahan luas (m2)
2
A = luas akhir benda (m )
l
Jika perubahan suhu sangat kecil (sebesar dT), maka akan
l dihasilkan perubahan luas yang juga kecil, yaitu sebesar dA. Dengan
l0
demikian, persamaan (1-9) dapat ditulis sebagai:
(1-9)
P0 P A= A 0 T
p
Gambar 1.5 Pemuaian Pertambahan luas tentu dapat terjadi karena pertambahan panjang
luas terjadi pada benda
yang memiliki panjang dan lebar (Gambar 1.5). Dengan demikian, terdapat hubungan antara
dan lebar koefisien muai panjang dan koefisien muai luas yaitu:
(1-10)
=2
Tahu Lebih Lanjut

Bagaimana mendapatkan hubungan antara dan ? Untuk menurunkan hubungan ini,


kita tinjau suatu pelat logam berbentuk persegi empat dengan panjang sisi l 0 . Luas bidang
pelat adalah:
2
A 0=l 0 l 0 =l 0 (*)
Setelah dipanaskan, pelat akan mengalami pertambahan panjang sebesar dl dan perubahan luas
sebesar dA. Perlu diketahui bahwa dl dan dA menunjukkan pertambahan panjang dan luas yang
sangat kecil. Besarnya dA dapat dicari dengan cara yang cukup sederhana.
Perhatikan trik matematika berikut:
l 0 2 dl=2l 0 dl
dA d (*)
dA= dl=
dl dl
Subtitusikan persamaan (**) dan (*) ke persamaan dA= A0 T , maka diperoleh:
dA= A0 T
Bahan Ajar Suhu dan Kalor 10
Contoh Pertambahan Luas Permukaan Bola Ketika Dipanaskan

1
Sebuah bola berongga terbuat dari perunggu (koefisien muai linear = 18
106
pada suhu 0 , jari-jarinya 1 m. jika bola tersebut dipanaskan sampai 50 ,
berapa pertambahan luas permukaan bola tersebut?

Jawab:
1
Koefisien muai luas
=2 =2 ( 18 106 )=36 106
Pada T 0=0 , jari-jari r 0=1 m , sehingga luas bola pada T 0=0 adalah
2 2
1 m =4 m
A 0=4 r 20=4
Bola dipanaskan sampai T =50 , berarti T =500=50 ,
c. Pemuaian volume
Jika benda padat berbentuk balok dipanaskan, maka akan terjadi
pemuaian dalam arah memanjang, melebar, dan meninggi. Dengan kata lain,
benda padat mengalami pemuaian volume. Pemuaian volume
berbagai zat bergantung pada koefisien muai volume.
Koefisien muai volume ( ) suatu bahan adalah fraksi
pertambahan volume terhadap volume awal benda ( V 0 ) per
Gambar 1.6 Pemuaian Volume satuan kenaikan suhu ( T ). Secara matematis, dinyatakan
(1-
V
V
= 0
T
11)
Pemuaian panjang
(1-12)
V = V 0 T
Dengan
V =V V 0 = pertambahan volume (m3)
V = volume akhir benda (m3)
Tahu Lebih Lanjut

Bagaimana mendapatkan hubungan antara dan ? Untuk menurunkan hubungan ini,


kita tinjau suatu pelat logam berbentuk persegi empat dengan panjang sisi l 0 . Luas bidang
pelat adalah:
2
A 0=l 0 l 0 =l 0 (*)
Setelah dipanaskan, pelat akan mengalami pertambahan panjang sebesar dl dan perubahan luas
sebesar dA. Perlu diketahui bahwa dl dan dA menunjukkan pertambahan panjang dan luas yang
sangat kecil. Besarnya dA dapat dicari dengan cara yang cukup sederhana.
Perhatikan trik matematika berikut:
l 0 2 dl=2l 0 dl
dA d (*)
dA= dl=
dl dl
Subtitusikan persamaan (**) dan (*) ke persamaan dA= A0 T , maka diperoleh:
dA= A0 T Bahan Ajar Suhu dan Kalor 11
Tahu Lebih Lanjut
Uji Kemampuan Diri
1. Sebuah kawat aluminium yang panjangnya 2 m dipanaskan hingga
mengalami perubahan temperatur sebesar 50 dari temperatur
awalnya. Hitunglah panjang kawat setelah dipanaskan!
2. Sebuah lempeng aluminium yang luasnya 4 m2 dipanaskan hingga
mengalami peningkatan temperature sebesar 40 dari
temperatur awal. Hitunglah luas lempengan setelah dipanaskan!
3. Sebuah balok tembaga yang bervolume 2 m3 dipanaskan hingga
mengalami peningkatan temperatur 50 dari temperatur awal.
Hitunglah volume balok tembaga tersebut setelah dipanaskan!

2. Pemuaian Zat Cair


Sifat zat cair adalah selalu mengikuti bentuk wadahnya. Jika air
dituangkan ke dalam botol, bentuk air mengikuti bentuk botol. Jadi,
wadah berarti volume. Oleh karena itu, zat cair hanya memiliki muai
volume (tidak memiliki muai panjang dan muai luas). Sehingga untuk zat
cair, yang diketahui selalu koefisien muai volumenya (lihat Tabel 1.1).

Persamaan kuantitatif untuk muai volume zat cair


Persamaan untuk menghitung pemuaian volume zat cair persis sama dengan
persamaan untuk menghitung pemuaian volume zat padat. Hal terpenting yang
perlu anda tekankan adalah pemuaian volume zat cair lebih besar daripada
pemuaian volume zat pada untuk kenaikan suhu yang sama. Karena itu, jika
suatu wadah berisi zat padat cair hampir penuh dipanaskan, pada suhu tertentu
zat cair dalam wadah akan tumpah. Kasus ini ditunjukkan pada contoh di
bawah ini.

Contoh Volume Cairan yang Tumpah dari Bejana yang Dipanaskan

Sebuah bejana A L, 95% volumenya diisi alkohol. Jika suhu awal bejana 0 dan
bejana ini dipanaskan sampai 7 0 , berapakah volume alkohol yang tumpah?
Koefisien muai panjang baja 0,000011/ ; koefisien muai alcohol 0,001/ .

Jawab:
Zat padat (bejana baja) Zat cair (alkohol)
3 3 3
V 0,baja =4 L=4000 cm V 0,alk =95 4000 cm =3800 cm
baja=0,000011 / alk =0,001/
Suhu awal T 0=0 Suhu awal T 0=0
Suhu akhir T =70 Suhu akhir T =70

Bahan Ajar Suhu dan Kalor 12


Ditanya: Volume alcohol yang tumpah ( V alk V baja )
Kenaikan suhu T =T T 0=700=70
Kenaikan volume bejana ( V baja ) dan volume alkohol ( V alk ) untuk T =70
dapat anda hitung dengan persamaan (1-12).
V baja = baja V 0,baja T
3 baja V 0, baja T karena baja=3 baja
0,0000
11) ( 4000 cm 3 ) (70) 9,24 c m 3
3
V alk = alk V 0, alk T
0,0000 11) ( 3 3
3800 cm ) (70) 266 c m
Volume bejana dan alkohol pada suhu T 0=70 adalah
V baja=V 0,baja + V baja
3
4000+ 9,24=4009,24 c m
V alk =V 0,alk + V alk
3800+266=4066 c m3
Jadi, volume alkohol yang tumpah adalah
Apa yang dimaksud dengan anomali air?

Beberapa zat tidak selalu memuai jika dipanaskan.


Di antara suhu-suhu tertentu, zat tersebut dapat
menyusut. Jika kita mulai memanaskan es pada
suhu 10 , es memuai sama seperti zat padat
lainnya sampai es mencapai suhu 0 . Di
antara suhu 0 dan 4 air menyusut dan
mencapai volume minimum pada suhu 4
(Gambar 1.7). Sewaktu menyusut, massa air tetap.

m
Ini berarti massa jenis air ( = ) mencapai
V
maksimum pada suhu 4 (zat cair umumnya
mencapai massa jenis maksimum pada titik
bekunya). Di atas 4 , air akan memuai jika Gambar 1.7 Anomali Air, di
mana volume air 1,0000 kg air
dipanaskan. Jadi, pada suhu di antara 0 dan sebagai fungsi suhu
4 air menyusut dan di atas suhu 4 air
memuai. Sifat pemuaian air yang tidak teratur ini
disebut anomali air (anomali berarti
ketidakteraturan). Zat lain yang memiliki sifat
anomaly seperti air adalah paraffin dan bismuth

Bahan Ajar Suhu dan Kalor 13


nfo
Bagaimana ikan dan tumbuh-tumbuhan dalam danau bertahan
hidup selama musim dingin?

Anomali air sangat penting bagi kehidupan ikan dan tumbuh-tumbuhan di dalam air
pada saat cuaca sangat dingin. Ketika air dingin dalam telaga atau danau mencapai
suhu di bawah 4 , pertambahan volume air karena pemuaian akan
memperkecil massa jenis air yang lebih dingin. Air lebih dingin yang massa
jenisnya lebih kecil akan bergerak ke permukaan telaga. Sedangkan, air
4 yang massa jenisnya lebih besar akan tenggelam ke dasar telaga.
Hasilnya, air di permukaan akan membeku terlebih dahulu, sebab air di
permukaanlah yang mencapai suhu 0 . Jadi, di permukaan air akan
terbentuk lapisan es, air di bawah lapisan es pada telaga atau danau yang
dalam tidak pernah membeku, sehingga ikan dan tumbuh-tumbuhan di dalam
danau mampu bertahan hidup menghadapi msuim dingin (lihat Gambar 1.9).

Gambar 1.9 Suhu air dalam sebuah danau yang ditutupi es

3. Pemuaian Gas
Pada bagian ini kita batasi pembahasan kita hanya untuk
menunjukkan bahwa, seperti halnya zat padat dan zat cair, gas juga
mengalami pemuaian. Bagaimanakah kita memperlihatkan bahwa gas
memuai? Mudah saja. Lakukan percobaan dengan menggunakan labu
berpipa berikut.

Bahan Ajar Suhu dan Kalor 14


Eksperimen Pemuaian Gas
Tujuan : Mengamati pemuaian gas
Peralatan : Labu ukur berpipa, gelas kimia, penyekat karet, alat pengering rambut dan air.
Metode
1. Menyusun peralatan percobaan seperti yang
diperintahkan guru.
2. Menandai ketinggian air pada pipa kaca dengan
spidol, kemudian panaskan labu ukur dengan
meniupkan udara panas melalui alat pengering
rambut.
3. Mengamati ketinggian air pada pipa kaca.
Analisi
1. Berikan analisis mengenai data ketinggian air pada
pipa kaca sebelum dan setelah labu ukur dipanaskan.
2. Berdasarkan hasil pengamatan, apakah kamu dapat
membuktikan bahwa gas memuai bila di panaskan?
Jelaskan!
3. Simpulkan hasil pengamatan dan analisis yang telah
kamu lakukan

Pada saat labu ukur dipanaskan, udara dalam labu ukur turut panas
dan memuai. Udara yang mengembang tersebut kemudian menekan air
di dalam pipa kaca. Menyebabkan tinggi air berubah. Jadi, pemuaian gas
dapat teramati melalui perbedaan tinggi air di dalam pipa kaca. Sifat gas
ini dapat kamu temukan dalam kehidupan sehari-hari misalnya pada
balon udara. Pemuaian gas dapat ditentukan secara kuantitatif. Penentuan
persamaan gas ini akan dibahas di pembahasan Termodinamika.

Gambar 1.10 Udara yang paanas akan


memuai dan menekan dinding balon
sehingga balon terangkat

Bahan Ajar Suhu dan Kalor 15


B. Kalor dan Perubahan Wujud

Pada
Menganalisis
subbab inipengaruh kalor terhadap
anda harus mampu:suhu dan wujud benda.
Menjelaskan peristiwa perubahan wujud dan karakteristiknya serta memberikan contoh
dalam kehidupan sehari-hari.
Memberikan gambaran tentang faktor yang mempengaruhi peristiwa perubahan wujud.
Melakukan analisis kuantitatif tentang perubahan wujud

Ayo Cek
Sebelum Kemampuan
mempelajari materi Prasyarat
subbab ini, kerjakan soal-soal berikut ini di buku latihan anda.
Jika berhasil mengerjakannya dengan baik, anda akan mudah mempelajari materi berikutnya.
1. Apa yang dimaksud dengan kalor jenis air 4200 J /kg ?
2. Tulis persamaan kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu!
3. Berapa kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 250 g air dari 20 sampai
100 ?
4. Tuliskan persamaan kalor untuk mengubah wujud zat!
5. Hitung banyak kalor yang diperlukan untuk mendidihkan 5 kg air pada 100 (

1. Pengertian Kalor dan Perbedaannya dengan Suhu


Anda telah mengetahui bahwa jika gelas berisi air ledeng dicelupkan
sebagian ke dalam bak berisi air panas, air ledeng mengalami kenaikan suhu
dan air panas mengalami penurunan suhu. Ini menunjukkan terjadinya
perpindahan energy dari benda bersuhu tinggi (air panas) ke benda bersuhu
lebih rendah (air ledeng). Untuk lebih meyakinkan, anda dapat mencelup gelas
air ledeng yang sama ke dalam bak berisi air es. Akan anda amati sekarang, air
ledeng mengalami penurunan suhu dan air es
mengalami kenaikan suhu. Uraian tersebut dengan
jelas mempertegas kesimpulan bahwa
perpindahan energi secara alami selalu terjadi dari
benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu lebih
Joseph Black
(16 April 1728 - 6 Desember 1799) adalah rendah.
seorang dokter dan ahli kimia Skotlandia, yang Energi yang berpindah disebut kalor. Dengan
dikenal untuk penemuannya panas laten, panas demikian, dapat kita definisikan kalor sebagai
spesifik, dan karbon dioksida. Dia adalah profesor
Kedokteran di University of Glasgow (di mana ia energi yang berpindah dari benda yang suhunya
juga menjabat sebagai dosen di Kimia). James lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah
Watt, yang ditunjuk sebagai pembuat instrumen
filosofis di universitas yang sama pada 1775, ketika kedua benda bersentuhan.
berkonsultasi dengan Black pada percobaan Karena kalor timbul akibat perbedaan suhu,
dengan mesin uap skala kecil. Watt dan Black sampai dengan pertengahan abad ke-18, istilah
juga bekerja sama dalam sebuah proyek untuk
memproduksi natrium hidroksida,. Namun, Black kalor dan suhu memiliki arti yang sama. Joseph
tidak diketahui memiliki kepentingan bisnis Black pada tahun 1760 merupakan orang pertama
dalam proses, yang tidak menikmati sukses
komersial bangunan kimia di kedua Universitas yang menyatakan perbedaan antara suhu dan
Edinburgh dan Universitas Glasgow diberi nama kalor. Suhu adalah derajat panas atau dinginnya
setelah Hitam.
suatu benda yang diukur dengan termometer,

Bahan Ajar Suhu dan Kalor 16


sedangkan kalor adalah sesuatu yang mengalir dari benda panas ke benda lebih
dingin untuk menyamakan suhunya. Sekarang telah anda ketahui bahwa suhu
sesungguhnya adalah ukuran energi kinetik rata-rata partikel (berkaitan dengan
gerak partikel-partikel) dalam suatu benda. Sedangkan dalam fisika, istilah
kalor selalu mengacu pada energi yang berpindah dari satu benda ke benda
lainnya karena perbedaan suhu. Begitu proses perpindahan energi ini berhenti,
kalor tidak lagi memiliki arti. Jadi, kalor bukanlah jumlah energi yang
terkandung dalam suatu benda. Oleh karena itu, tidaklah tepat menyatakan
bahwa suatu benda mengandung kalor.
Secara sederhana, kita dapat menyatakan beda antara suhu, kalor, dan
energi dalam sebagai berikut. Suhu merepresentasikan energ kinetik seluruh
molekul zat. Energi dalam adalah ukuran energi seluruh molekul dalam zat.
Sedangkan, Kalor adalah perpindahan sebagian energi dalam dari suatu zat ke
zat lain karena adanya perbedaan suhu.
2. Satuan Kalor
Kalor energi yang berpindah sehingga satuan kalor sama dengan satuan
energi, yaitu Joule. Satu kalori adalah jumlah energi yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu 1 gram air sebanyak 1 . Jika dilakukan penyetaraan
maka 1 Joule setara dengan 0,24 kalori. Selain Joule dan kalori, elektronvolt
yang disingkat eV juga digunakan sebagai satuan. Satu elektronvolt setara
dengan 1,602 1019 Joule. Satuan elektronvolt biasanya digunakan dalam
pembahasan skala atom. Dalam pembahasan perpindahan energi, ada juga
besaran laju perpindahan energi atau pemakaian energi yang lebih dikenal
sebagai daya dan satuannya adalah J/s atau watt.
3. Kalor Mempengaruhi Suhu Benda
Ketika air mulai dipanaskan dalam panci, kalor yang diterimanya sedikit
dan suhunya meningkat sedikit. Setelah diberikan kalor terus-menerus,
ternyata suhu air bertambah sampai air mencapai titik didihnya. Hal ini
menunjukkan suhu benda saja? Pembahasan berikut akan menjawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut.
a. Kalor dan Kenaikan Suhu Benda
Sebelum membahas hubungan kalor dan kenaikan suhu, kamu dapat
melakukan kegiatan berikut terlebih dahulu.

Bahan Ajar Suhu dan Kalor 17


Eksperimen Kenaikan Suhu Air
Tujuan : Mengamati kenaikan suhu air pada selang waktu yang berbeda-beda.
Peralatan : Kompor listrik 250 W, air mineral (500 ml), bejana air (dengan tutupnya),
stopwatch atau arloji, dan termometer.
Metode
1. Menuangkan air ke dalam bejana, kemudian
mengukur suhunya.
2. Memanaskan air dalam bejana dengan nyala yang
tetap.
3. Mengukur suhu air pada detik ke-15, 45, 90, 150,
dan 240.
Analisi
1. Bagaimana hubungan antara kalor yang diberikan
terhadap kenaikan suhu air?
2. Jika kalor yang lepas ke lingkungan diabaikan,
gambarkan hubungan antara kalor yang diberikan
pada air terhadap kenaikan suhu air!
3. Bagaimana bentuk hubungan energi kalor yang
diberikan pada air terhadap suhu air?

Peristiwa perpindahan energi dalam bentuk kalor memberikan gambaran


bahwa kalor mengubah suhu suatu benda. Untuk kenaikan suhu yang besar,
dibutuhkan jumlah kalor yang lebih banyak. Jadi, Q (kalor yang diberikan )
sebanding dengan kenaikan suhu ( T . Semakin besar kenaikan suhu
benda, semakin besar pula kalor yang dibutuhkan. Pernyataan ini dapat
dituliskan dalam bentuk persamaan berikut.
(1-13)
QT

Notasi dibaca sebanding


b. Kalor dan Massa Benda
Sekarang, kita akan membahas hubungan kalor dan massa benda. Tetapi
kamu akan melakukan kegiatan berikut terlebih dahulu.

Bahan Ajar Suhu dan Kalor 18


Eksperimen
Pengaruh Massa Zat terhadap Kalor
Tujuan : Mengamati pengaruh massa zat terhadap jumlah kalor yang dibutuhkan.
Peralatan : Kompor listrik 250 W, air mineral, bejana air, stopwatch atau arloji, dan
termometer.
Metode
1. Menyiapkan peralatan percobaan seperti pada eksperimen kenaikan suhu.
2. Menuangkan air sebanyak 250 gram ke dalam bejana, kemudian mengukur suhunya.
3. Memanaskan air dalam bejana sampai suhu air meningkat 5 , kemudian
mencatat waktu yang dibutuhkan untuk mencapai keadaan tersebut.
4. Menambahkan 50 gram air ke dalam bejana. Biarkan beberapa saat sampai suhu
campuran seragam.
5. Memanaskan kembali air tersebut sampai diperoleh kenaikan suhu 5 , kemudian
mencatat waktu yang dibutuhkan untuk mencapai keadaan tersebut.
6. Mengulangi langkah 4 dan langkah 5 sampai jumlah air dalam bejana bermassa 500
gram
Analisi
1. Apakah hubungan antara kalor yang diberikan terhadap jumlah massa air yang
dipanaskan?
2. Jika kalor yang lepas ke lingkungan diabaikan, gambarkan hubungan kalor yang
diberikan pada air terhadap massa air tersebut!
3. Bagaimana bentuk hubungan energi dalam bentuk kalor yang diberikan pada air
terhadap jumlah massa air dalam bejana?

Berdasarkan eksperimen, kamu akan menemukan bahwa untuk kenaikan


suhu yang sama, dibutuhkan jumlah kalor yang lebih besar bila massa zat yang
dipanaskan lebih banyak.
(1-14)
Qm

Pengaruh massa benda terhadap jumlah kalor yang diberikan dapat


diketahui dengan melakukan variasi jumlah air yang dipanaskan untuk
kenaikan suhu air yang tetap.

c. Kalor dan Jenis Zat


Apakah jumlah kalor yang diterima atau diberikan tiap benda itu sama?
Untuk mengetahuinya, kita akan melakukan kegiatan berikut.

Bahan Ajar Suhu dan Kalor 19


Eksperimen
Pengaruh Jenis Zat terhadap Kalor yang Dibutuhkan
Tujuan : Mengamati pengaruh jenis zat terhadap jumlah kalor yang dibutuhkan.
Peralatan : Kompor listrik 250 W, air mineral, alkohol dan paraffin, bejana air, stopwatch atau
arloji, dan termometer.
Metode
1. Menyiapkan peralatan percobaan seperti pada eksperimen kenaikan suhu.
2. Menuangkan air sebanyak 500 gram ke dalam bejana dan memanaskan sampai suhu
25 .
3. Suhu air 25 dianggap titik awal pemanasan. Air dipanaskan lagi sampai suhu
60 dan mencatat waktu yang dibutuhkan agar suhu air naik dari 25
sampai 60 .
4. Menghitung jumlah kalor yang dibutuhkan untuk memanaskan air.
5. Mengulangi langkah 3 dan 4, tetapi zat dipanaskan diganti parafin dan kemudian
alkohol.
6. Mengamati pengaruh perubahan zat yang dipanaskan terhadap jumlah kalor yang
dibutuhkan.
Analisi
1. Bagaimana hubungan antara kalor yang diberikan terhadap jenis zat yang dipanaskan?
2. Jika kalor yang lepas ke lingkungan diabaikan, apakah setiap zat membutuhkan kalor
yang sama untuk kenaikan suhu yang sama?
3. Bagaimana dengan besarnya energi dalam bentuk kalor yang diberikan pada berbagai
zat untuk massa dan kenaikan suhu yang sama?

Setiap zat membutuhkan jumlah kalor yang berbeda untuk menaikkan


suhunya. Besaran yang mempengaruhi suatu zat dalam menerima kalor untuk
menaikkan suhunya ini dikenal dengan nama kalor jenis dengan lambing c
dan satuan J/kg .
(1-15)
Qc

Jadi, berdasarkan persamaan (1-13) hingga (1-15), dapat dikatakan bahwa


jumlah kalor yang dibutuhkan untuk memanaskan zat sebanding dengan
kenaikan suhu, jumlah zat, dan jenis zat yang digunakan. Jika dituliskan dalam
bentuk persamaan, akan diperoleh persamaan berikut.
(1-16)
Q=m c T
Dengan
Q = kalor yang diberikan (J)

Bahan Ajar Suhu dan Kalor 20


m = massa benda (kg)
c = kalor jenis benda (J/kg .)
T = kenaikan suhu benda ( )
4. Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor
Kalor jenis adalah sifat khas suatu zat yang menggambarkan jumlah kalor
yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1 . Secara
matematis, kalor jenis dapat dituliskan sebagai berikut.
Q
c=
mT

(1-17)

Setiap zat mempunyai harga kalor jenisnya masing-masing.Tabel 1.2


Tabel 1.2 Kalor Jenis beberapa zat
menunjukkan harga kalor jenis beberapa zat pada
suhu 20 . Pada Tabel 1.2, kamu dapat melihat
Kalor Jenis (
Zat
J /kg ), bahwa air mempunyai kalor jenis yang besar. Ini
Air 4180 berarti, untuk kenaikan suhu yang sama, air mampu
Alkohol 2400
Aluminium 900 menyerap kalor dalam jumlah yang lebih banyak
Besi 450
Timah hitam 130 dibandingkan zat lainnya. Hal ini menyebabkan air
Tembaga 390 sering digunakan sebagai zat penyimpan energi
Raksa 140
Perak 230 termal yang berasal dari matahari seperti pada panel
Kayu 1700 energi surya. Air juga sering digunakan sebagai
Es (-5 ) 2100
Protein 1700 cairan pendingin pada berbagai jenis mesin atau
Tubuh manusia 3470
Sumber: Microsoft Encarta
sistem pembangkit energi.

Kalor sebesar Q joule diperlukan untuk


menaikkan suhu zat sebesar T . Jadi, kalor
yang diperlukan untuk menaikkan satu suhu 1
ialah Q/ T . Sementara itu, apakah yang
Tahu Lebih Lanjut
dimaksud dengan kapasitas kalor? Kapasitas kalor adalah jumlah kalor yang
dibutuhkan untuk menaikkan suhu zat sebesar 1 .

Q
c=
T

(1-18)

c=mc

(1-19)

Bahan Ajar Suhu dan Kalor 21


Di mana Q = jumlah kalor (Joule), C = kapasitas kalor ( J / ), dan
T = kenaikan suhu )

Contoh Kalor yang diberikan

Berapakah besar kalor yang diperlukan untuk memanaskan 2 kg air dari suhu 32
hingga 80 ?

Jawab:
Diketahu: m=2 kg , T =T 2T =8032=48
Ditanyakan: Q = ..?
Penyelesaian:
5
Q=m c T =2 4.190 48=4,0224 10 J

Uji Kemampuan Diri

Untuk menaikkan suhu 0,5 kg besi sebesar 30 dibutuhkan kalor sebesar


6.750 Joule. Tentukan:
a. Kapasitas kalor besi,
b. Kalor jenis besi, dan
c. Kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu sebesar 40 .

5. Kalor Laten
Secara umum, suhu setiap benda akan naik jika dialiri kalor. Namun
demikian, ada suatu kondisi suhu benda tetap walaupun diberikan kalor. Hal ini
terjadi ketika benda mengalami perubahan fase. Misalnya es yang melebur, air
yang menguap, dan sebagainya. Saat melebur, es menggunakan kalor untuk
mengubahnya wujudnya. Begitu pula dengan air saat menguap.
Besarnya kalor yang dibutuhkan untuk mengubah fase m kilogram zat
disebut sebagai kalor laten, yang dinyatakan sebagai:

Q=m L

(1-20)

Dengan
Q = besarnya kalor (J)
L = panas laten zat (J/kg)

Bahan Ajar Suhu dan Kalor 22


Tahu Lebih Lanjut
Untuk zat yang melebur, kita gunakan kalor laten peleburan Lf (Tabel

1.3), sedangkan untuk penguapan, kita gunakan kalor laten penguapan Lv


(Tabel 1.4),

Tabel 1.3 Kalor laten peleburan Tabel 1.4 Kalor laten penguapan
berbagai zat pada suhu kamar
Panas Laten Panas Laten
Zat Peleburan ( Zat Penguapan (
J /kg ), J /kg ),
Oksigen 1,38 x 104 Oksigen 2,13 x 105
Etil alkohol 1,04 x 105 Etil alkohol 8,54 x 105
Es 3,33 x 105 Es 2,26 x 106
Sulfur 3,81 x 104 Sulfur 3,26 x 105
Timbal 2,45 x 104 Timbal 8,70 x 105
Aluminium 3,97 x 105 Aluminium 1,14 x 107
Perak 8,82 x 104 Perak 2,33 x 106
Emas 6,44 x 104 Emas 1,58 x 106
Tembaga 1,34 x 105 Tembaga 5,06 x 106
Sumber: Microsoft Encarta Sumber: Microsoft Encarta

Contoh Kalor yang diberikan

Hitunglah besar energi kalor yang dibutuhkan untuk mengubah 5 es yang


bermassa 100 g menjadi air bersuhu 10 ?

Jawab:
Diketahu:
T 0=5 ,T lebur es=0 , T akhir =10 , mes=100 g=0,1 kg , ces =2.100 J /kg ,
c air =4.200 J /kg , Les= 3,33 x 105
Ditanyakan: Q untuk meleburkan es= ..?
Penyelesaian:
Hitunglah energi untuk menaikkan suhu dari 5 hingga 0 .
Q1=mes c es T es=0,1 2.100 ( 0(5 ) )=1.050 J
Hitunglah energi untuk meleburkan es. Gunakan panas laten peleburan.
5
Q2=mes l es=0,1 3,33 x 10 =33.300 J
Hitunglah energi untuk menaikkan suhu air menjadi 10 .
Q3=mair c air T air =0,1 4.200 ( 100 )=4.200 J
Kalor total dalam proses ini adalah

Bahan Ajar Suhu dan Kalor 23


6. Asas Black
Hukum kekekalan energy menyatakan bahwa energi bersifat kekal. Joseph
Black (1720-1799), seorang ilmuwan Inggris telah melakukan perhitungan
mengenai pertukaran kalor pada suatu zat dan menyimpulkan bahwa kalor
yang dilepaskan oleh suatu zat akan sama dengan kalor yang diterima oleh zat
lainnya. Hukum kekekalan energi inilah yang dikenal sebagi asas Black
(1-
Q T T T a
H= =kA =kA b
T l l
21)

nfo
Apa yang terjadi jika astronaut di permukaan bulan menuangkan
sejumlah air pada 20 dari termosnya ke dalam suatu bejana?

Telah anda ketahui bahwa tekanan di atas permukaan air menentukan titik didih air.
Makin kecil tekanan, makin rendah titik didih air. Di bulan tidak ada atmosfer, sehingga
tekanan di atas permukaan air adalah nol. Jadi, air akan mendidih dengan dahsyat. Kalor
laten untuk mendidihkan air diambil dari air itu sendiri, sehingga air mendingin dan
akhirnya membeku menjadi es.

7. Perubahan Wujud Zat


Benda-benda di alam ditemukan dalam tiga wujud utama, yaitu padat, cair,
dan gas. Suatu zat dapat berubah wujud melalui proses tertentu.Gambar. 1.11
menunjukkan perubahan wujud zat. Menyublim adalah perubahan wujud dari
padat menjadi gas, misalnya kapur barus yang dibiarkan di udara terbuka.
Melebur adalah perubahan wujud dari padat menjadi cair, misalnya es yang
mencair. Membeku adalah perubahan wujud dari cair menjadi padat seperti air
yang didinginkan. Menguap adalah perubahan wujud dari cair menjadi gas,
misalnya air yang mendidih. Mengembun adalah perubahan wujud gas
menjadi cair, misalnya butiran air yang muncul setelah es dimasukkan ke
dalam sebuah gelas. Proses perubahan wujud suatu zat dipengaruhi oleh kalor
yang diberikan pada zat dan tidak harus mengikuti proses dari padat-cair-gas

Gambar 1.11 Diagram Perubahan Wujud ZatBahan Ajar Suhu dan Kalor 24
atau sebaliknya. Benda
padat dapat langsung
berubah menjadi gas
atau sebaliknya.

nfo
Bagaimana anjing mendinginkan tubuhnya?

Pada cuaca panas, kulit kita berkeringat. Keringat


ini menguap dan kalornya diambil dari tubuh kita
sendiri, sehingga tubuh kita menjadi lebih dingin.

Tidak seperti kita, anjing tidak memiliki kulit yang


berkeringat. Ketika cuaca panas, anjing
menjulurkan lidahnya agar terjadi penguapan pada Gambar 1.13 Anjing
air ludahnya, dan tubuh anjing menjadi lebih mendinginkan tubuhnya
dingin.

Gambar 1.10 Suhu air dalam sebuah danau yang ditutupi es

C. Perpindahan Kalor

Pada
Membedakan
subbab iniperpindahan
anda harus kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi.
mampu:
Menentukan faktor-faktor yang berpengaruh pada peristiwa perpindahan kalor melalui
konduksi, konveksi, dan radiasi.
Member contoh melalui percobaan peristiwa konduksi, konveksi, dan radiasi dalam
kehidupan sehari-hari, serta penerapannya dalam bentuk teknologi sederhana.
Mendemonstrasikan cara mengurangi/mencegah perpindahan kalor melalui konduksi,
konveksi dan radiasi.

Terdapat tiga mekanisme proses perpindahan kalor antarmedium, yaitu


konduksi, konveksi, dan radiasi. Perpindahan kalor secara konduksi adalah
perpindahan kalor dengan cara menempelkan langsung dua medium yang
berbeda temperatur. Misalnya, kita memasak air dengan panci aluminum yang
terhubung langsung tanpa ada pemisah. Perpindahan kalor secara konveksi
adalah perpindahan kalor melalui aliran massa suatu medium perantara.
Misalnya, pada radiator pendingin mesin menggunakan air sebagai medium alir
penghantar kalor. Sedangkan perpindahan kalor secara radiasi adalah

Bahan Ajar Suhu dan Kalor 25


perpindahan kalor melalui pancaran radiasi gelombang elektromagnetik.
Misalnya, sinar matahari yang sampai ke bumi tanpa medium apa pun di
ruangan hampa udara.

Gambar 1.14 Pada peristiwa api unggun dapat terjadi tiga perpindahan
kalor sekaligus, yaitu (a) Konduksi pada batang besi, (b) konveksi di atas
api unggun karena aliran udara, (c) radiasi di samping api unggun

1) Perpindahan Kalor Secara Konduksi


Konduksi, atau disebut juga hantaran, merupakan salah satu cara
perpindahan kalor melalui suatu perantara zat tanpa disertai perpindahan
bagian-bagian dari zat itu. Misalnya, ketika kita memanaskan logam pada salah
satu ujungnya, maka lambat laun ujung lainnya akan menjadi panas karena
adanya perpindahan kalor melalui logam tersebut. Contohnya, apabila
seseorang memasak dengan menggunakan panci, maka api dari kompor akan
memanaskan bagian dasar panci terlebih dahulu sebelum kemudian seluruh
permukaan badan panci menjadi panas.
Kemampuan zat atau benda dalam menghantarkan kalor juga berbeda-
beda. Oleh karena itu, kemampuan benda-benda di alam dalam menghantarkan
kalor dibedakan kedalam dua kelompok: konduktor dan isolator. Konduktor
adalah kelompok benda-benda yang mudah menghantarkan kalor. Contoh
konduktor adalah tembaga, besi, aluminium, dan sejenisnya. Sedangkan
isolator adalah kelompok benda-benda yang sukar menghantarkan kalor.
Contoh isolator adalah kayu, karet, plastik, dan sejenisnya. Secara umum,
bahan- bahan yang terbuat dari logam umumnya merupakan konduktor kalor,
sedangkan bahan- bahan yang terbuat dari non logam umumnya merupakan
isolator kalor
Laju perpindahan kalor pada konduksi adalah:

Bahan Ajar Suhu dan Kalor 26


(1-
Q T T T a
H= =kA =kA b
T l l
22)
T bT a
Dengan merupakan perbedaan temperature per satuan panjang atau
l
yang disebut juga sebagai gradien suhu.
H = laju kalor (J/s)
k = konduktivitas termal (W/ms )
A = luas penampang aliran (m2)
T b = temperatur tinggi ( )
T a = temperatur tinggi ( )
l = panjang penghantar ( m )

Contoh Laju Perpindahan Kalor Secara Konduksi

Sebuah silinder aluminium dengan luas penampang 25 cm2 dan panjang 10 cm dipasang
sebagai penghubung antara dinding bertemperatur berbeda, yakni 30 dan 80 .
Hitunglah arus kalor yang mengalir melalui silinder aluminium tersebut ?

Jawab:
2 3 2
Diketahu: A=25 cm =2,5 10 m , l=10 cm=0,1 m ,k =205 W /ms
T a=30 , T b =80
Ditanyakan: H = ..?
Penyelesaian:
Gunakan persamaan (1-20)
T T a
H=kA b
l
8030
(
( 205 ) ( 2,5 103 )
0,1 )=256,25 J / s

2) Perpindahan Kalor Secara Konveksi


Konveksi merupakan salah satu cara perpindahan kalor melalui suatu
zat disertai oleh perpindahan zat tersebut. Perpindahan kalor secara konveksi
hanya terjadi pada zat cair dan gas (fluida). Perpindahan kalor secara konveksi
dinamakan juga aliran panas, karena bagian- bagian zat itu terus mengalir
selama pemanasan. Misalnya, perpindahan kalor melalui air yang dipanaskan.
Ketika air dipanaskan, maka bagian air yang panas akan berkurang massa
jenisnya, sehingga akan naik ke permukaan. Tempat air panas tersebut akan
digantikan oleh air dingin yang juga akan mengalami hal serupa dengan air
Tahu sebelumnya.
panas Lebih LanjutProses seperti ini terus berulang hingga akhirnya seluruh

bagian air menjadi panas.


Laju perpindahan kalor pada konduksi adalah:

Bahan Ajar Suhu dan Kalor 27


(1-
Q
H= =h A T
T

23)
Dengan
H = laju kalor (J/s)
h = koefisien konveksi bahan (Wm-2 K1 )
A = luas penampang yang bersentuhan dengan fluida (m2)
T = beda suhu antara benda dan fluida (K atau )

Perpindahan panas secara konveksi juga terjadi pada udara, sehingga


terjadi apa yang dinamakan angin darat dan angin laut. Angin laut terjadi pada
siang hari. Air lebih lambat menyerap panas dari tanah, sehingga pada siang
hari udara di atas lautan lebih dingin daripada udara di atas daratan. Akibatnya
massa jenis udara di atas daratan lebih kecil. Oleh karenanya, udara di atas
daratan akan naik dan tempatnya digantikan oleh udara di atas lautan, sehingga
terjadi aliran angin dari laut ke darat yang dinamakan angin laut. Angin darat
terjadi pada malam hari. Udara di atas daratan lebih cepat dingin dibandingkan
udara di atas lautan, sehingga udara di atas lautan akan naik dan tempatnya
diisi oleh udara di atas daratan, dan terjadi aliran angin dari darat ke laut yang
dinamakan angin darat.

nfo
Mengapa Elang dapat Terbang di Ketinggian Tanpa Mengepakkan
Sayapnya?

Beberapa jenis burung menggunakan gerakan kalor


untuk membantu terbang, misalnya burung elang.
Burung ini terbang tinggi tanpa mengepakkan
sayapnya karena menggunakan putaran angin
Konveksi dalam Zat Cair
konveksi
Tujuan : Mengamati konveksi dalam zat cair. Gambar 1.15 Elang terbang
Peralatan : Gelas kimia, termometer, tripod (kaki tiga), pembakar
tanpaBunsen, air mineral,
mengepakkan sayap zat
warna .
Metode
1. Masukkan air ke dalam gelas kimia, dan tempatkan beberapa butir zat warna pada
Eksperimen
bagian kanan bawah gelas.
Tahu Lebih
2. Memanaskan airLanjut
dalam gelas, posisi pembakaran Bunsen tepat di bawah butir-butir zat
warna.
3. Mengukur suhu air
Analisi
1. Apa yang terjadi dengan butiran zat warna? Berikan analisis berdasarkan hasil
pengamatan tersebut.
2. Pada posisi manakah air bersuhu paling tinggi dan yang paling rendah?
3. Gambarkan sketsa pola pergerakan partikel air tersebut.
Bahan Ajar Suhu dan Kalor 28
Radiasi atau pancaran merupakan cara perpindahan kalor tanpa
perpindahan zat perantara. Misalnya pancaran sinar matahari. Panas dari
matahari dapat sampai ke bumi, walaupun jarak antara bumi dan matahari
sangat jauh dan diantara bumi dan matahari terdapat ruang hampa.
(1-
4
P=eA T

24)
Dengan
P = daya/laju kalor (W)
e = emisivitas bahan (Wm-2 K1 )
= konstanta Stefan (5,67 x 10-8 Wm-2 K4 )
A = luas benda yang memancarkan panas (m2)
T = suhu benda (K atau )

Aplikasi
Aplikasi Kalor pada Sistem AC

Untuk menghasilkan pendinginan pada kabin kendaraan,


panas dalam kabin harus dipindahkan. Hal ini dilakukan
dengan menggunakan sistem terpadu dalam sebuah air
conditioner. Panas akan dipindahkan oleh coolant fluida
melalui fin-fin pada condensor. Dalam hal ini, terjadi
perpindahan kalor melalui konduksi dan konveksi.

Sifat pancaran dari berbagai permukaan benda juga berbeda-beda.


Beberapa jenis benda tercatat ada yang mudah menyerap dan memancarkan
radiasi kalor dan beberapa jenis benda lainnya ada yang tidak mudah menyerap
dan memancarkan radiasi kalor. Berdasarkan sejumlah penyelidikan diketahui
bahwa benda hitam lebih mudah menyerap dan memancarkan kalor
dibandingkan dengan benda selain hitam. Oleh karena itu, apabila pada siang
hari yang terik kita menggunakan pakaian berwarna hitam, maka kita akan
merasakan panas yang lebih dibandingkan apabila kita menggunakan pakaian
yang berwarna selain hitam.

Tahu Lebih Lanjut


Tahu Lebih Lanjut

Bahan Ajar Suhu dan Kalor 29


Contoh Laju Perpindahan Kalor Secara Radiasi

Terdapat sebuah bola tembaga padat berjari-jari 7 cm. bola tersebut memiliki laju kalor 400
J/s. Berapakah suhu bola tersebut? Asumsikan bola adalah benda hitam sempurna.

Jawab:
22
Diketahu: A=4 r 2=4 7 2=616 c m2 =6,16 102 m2 , P=400 J /s
7
Ditanyakan: T = ..?
Penyelesaian:
Gunakan persamaan (1-22)
P 400
T 4= = =11 1010 K 4
eA 1 5,67 10 6,16 10
8 2

4 4 4 4
T = T = 11 1010= 1.100 108 =5,759 102=575,9 K

Uji Kemampuan Diri


1) Satu permukaan balok besi berpenampang kecil mempunyai suhu tetap
500 , sedangkan suhu permukaan yang lain dijaga tetap 150
. Jika panjang balok 10 cm, berapa besar laju perpindahan kalor
per satuan luas melewati balk besi tersebut? (Konduktivitas termal besi
73 W/mK)
2) Udara dengan suhu 25 bertiup melewati permukaan pelat panas
dan kalor berasal dari bagian dalam pelat. Pelat ini berukuran (40 x 40)
cm dan suhu permukaannya dijaga tetap pada suhu 300 . Jika
koefisien perpindahan kalor konveksi pad permukaan pelat 30 W/m 2K.
a. Tentukan jumlah kalor yang berpindah dan
b. Hitunglah suhu di dalam pelat (k=205 g/K) bila pelat terbuat
dari aluminium dengan tebal 1 cm.
3) Sebuah benda sumber panas dianggap sebagai benda hitam sempurna
dengan luas permukaan 100 mm 2 dan suhu 927 . Hitunglah kalor
yang dipancarkan benda tersebut!

Setelah kamu menyelasaikan Bab ini, cobalah untuk membuat peta konsep
yang kamu pahami dan tidak harus sama dengan yang ada di buku. Jika
ada yang tidak di ketahui cobalah konsultasikan dengan guru atau pihak
Refleksi
yang di anggap mampu. Bahan Ajar Suhu dan Kalor 30
A. PILIHAN GANDA

1. Suhu adalah . . . . .
A. Besaran yang menyatakan sifat dari suatu benda yang memiliki kalor
B. Besaran yang mempunyai kalor dan mengalir dari benda panas ke
benda dingin
C. Besaran yang memiliki kalor dan mengalir dari benda dingin ke benda
panas
D. Besaran yang menyatakan banyaknya kalor yang keluar dari suatu
benda dingin ke benda panas
E. Besaran yang menyatakan derajat panas atau dinginnya suatu benda

2. Bentuk energi yang pindah karena adanya perbedaan suhu disebut . . . . .


A. Kalor
B. Kalori
C. Radiasi
D. Konduksi
E. Konveksi

3. Suhu suatu zat bila diukur dengan termometer Celcius menunjukkan


angka 25 . Jika suhu benda tersebut diukur dengan termometer
Fahrenheit menunjukkan angka . . . . .
A. 14
B. 20
C. 45
D. 77
E. 318

4. Besi yang diberikan kalor akan mengalami pertambahan panjang, luas,


ataupun volumenya. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa setiap benda bila diberi kalor akan mengalami . . . . .
A. Pemuaian
B. Penyusutan
C. Pertambahan luas
D. Perubahan wujud
E. Perubahan bentuk

5. Sebuah panjang memiliki panjang 100 m. jika diketahui koefisien muai


panjang baja sebesar 12 106 / , berapakah pertambahan panjang
baja jika baja mengalami kenaikan suhu dari 20 menjadi 4 2 .
....

Bahan Ajar Suhu dan Kalor 31


A. 2,54 cm
B. 2,64 cm
C. 2,65 cm
D. 3,01 cm
E. 3,64 cm

6. Sebatang besi pada suhu 20 memiliki panjang 4 m dan lebar 20 cm.


Jika besi tersebut dipanaskan hingga mencapai 40 dan koefisien
muai panjang besi sebesar 12 106 / , luas besi setelah dipanaskan
adalah . . . . .
A. 0,0800384 m2
2
B. 0,8003840 m
C. 8,0038400 m2
2
D. 80,038400 m
2
E. 800,38400 m

7. Berikut ini yang merupakan contoh dari pengaruh kalor terhadap


perubahan suhu adalah . . . . .
A. Ban sepeda yang meletus karena panas
B. Air yang meluap saat direbus
C. Air raksa pada termometer naik bila didekatkan dengan kalor
D. Air direbus menjadi panas
E. Terbentuknya embun dipagi hari

8. Hitunglah banyak kalor yang diperlukan untuk mengubah suhu 500 gram
air dari 20 menjadi 50 , bila diketahui kalor jenis air sebesar
4.200 J / Kg . . . . .
A. 22000 J
B. 42000 J
C. 36000 J
D. 63000 J
E. 93000 J

9. Sebuah tembaga bermassa 4 kg dengan suhu 20 menerima kalor


sebanyak 15400 J. Jika kalor jenis tembaga tersebut 385 J / Kg , suhu
tembaga tersebut akan menjadi . . . . .
A. 20
B. 30
C. 40
D. 50
E. 60

10. Berikut ini disajikan beberapa perubahan wujud benda


1) Mencair
2) Membeku

Bahan Ajar Suhu dan Kalor 32


3) Mengembun
4) Menguap
Manakah diantara perubahan wujud di atas ini yang melepaskan kalor . . . .

A. (1) dan (2)


B. (1) dan (3)
C. (2) dan (3)
D. (2) dan (4)
E. (4) dan (1)

11. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk mengubah wujud suatu benda
bergantung dari . . . . .
A. Massa benda dan kalor jenis benda
B. Massa benda dan perubahan suhu benda
C. Perubahan suhu benda dan kalor jenis benda
D. Kalor jenis benda dan kalor laten
E. Massa benda dan kalor laten

12. Proses menyebarnya bau harum dari minyak wangi (parfum) yang
diletakkan di kamar merupakan contoh pemanfaatan perubahan wujud
benda dari . . . . .
A. Padat menjadi cair
B. Padat menjadi gas
C. Cair menjadi gas
D. Cair menjadi padat
E. Gas menjadi padat

13. Banyak kalor yang diperlukan untuk menguapkan 1 kg air pada suhu
100 jika diketahui kalor uap = 540 kal/g adalah . . . . .
A. 540 kal
B. 5400 kal
C. 54000 kal
D. 540000 kal
E. 5400000 kal

14. Perhatikan gambar-gambar berikut!


I. III.

II. IV.

Perpindahan kalor secara radiasi ditunjukkan oleh gambar . . . . .

A. I dan II
B. I dan III

Bahan Ajar Suhu dan Kalor 33


C. II dan III
D. II dan IV
E. I dan IV

15. Joseph Black mengungkapkan bahwa apabila benda panas dan benda
dingin digabungkan (dicampur), maka jumlah kalor yang dilepaskan pada
benda panas sama dengan jumlah kalor yang diterima benda dingin.
Pernyataan tersebut sesuai dengan prinsip kekekalan . . . . .
A. Suhu
B. Energi
C. Kalor jenis
D. Momentum
E. Kapasitas kalor

Bahan Ajar Suhu dan Kalor 34


B. PILIHAN GANDA

1. Apa yang dimaksud dengan Suhu dan Kalor?


2. Perhatikan grafik berikut!

Grafik di atas menunjukkan pemanasan 1 Kg es. Jika kalor jenis es


2.100 J / Kg , kalor lebur es 336.000 J /Kg dan kalor jenis air
adalah 4.200 J / Kg , maka tentukanlah kalor yang dibutuhkan
dalam proses dari P-Q-R!

3. Berapakah panjang logam mula-mula, jika logam tersebut dipanaskan


hingga suhunya 80 lalu panjangnya menjadi 115 cm.Dan
diketahui koefisien muai panjang logam 3.103 / dan mula-mula
suhunya 30
4. Tuliskan dan Jelaskan 3 Jenis perpindahan kalor!
5. Sebanyak 200 gram air pada suhu 80 dicampur dengan 300
gram air pada suhu 20 . Suhu campuran pada keadaan setimbang
jika Cair = 1 kal/g adalah . . . .

6.

Bahan Ajar Suhu dan Kalor 35


RANGKUMAN
Kalor merupakan salah satu bentuk energi; oleh karenanya kalor dapat
berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dari satu keadaan ke keadaan
lainnya. Kalor dapat berpindah karena adanya perbedaan suhu. Sebuah
benda yang dipanaskan (diberi kalor) maka benda tersebut akan
mengalami kenaikan suhu. Semakin banyak kalor yang diserap atau
diterima oleh suatu benda, semakin besar pula kenaikan suhunya.
Umumnya kalor berpindah dari benda yang suhunya tinggi ke benda lain
yang suhunya rendah.

Berbicara mengenai perpindahan kalor, maka setidaknya ada tiga cara


kalor dapat berpindah. Pertama, kalor dapat berpindah secara konduksi,
yaitu proses perpindahan kalor melalui suatu zat perantara tanpa disertai
perpindahan bagian-bagian dari zat itu. Kedua, perpindahan kalor secara
konveksi, yaitu proses perpindahan kalor melalui suatu zat disertai
perpindahan zat tersebut. Ketiga, perpindahan kalor secara radiasi, yaitu
perpindahan kalor tanpa perpindahan zat perantara.

Banyaknya kalor yang diterima atau dilepaskan oleh suatu benda


bergantung dari sifat bendanya, yaitu kapasitas kalor suatu benda dan
kalor jenis benda tersebut. Kapasitas kalor didefinisikan sebagai
banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu suatu benda
sebesar 1 C atau 1 K. Sedangkan kalor jenis suatu zat didefinisikan
sebagai banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1
kilogram zat tersebut sebesar 1 C atau 1 K. Kalor jenis zat merupakan
sifat termal zat terhadap kemampuannya menyerap kalor, dan nilainya
akan berbeda-beda bergantung zat masing-masing.

Tidak semua kalor berguna dalam menaikkan suhu. Ada juga kalor yang
digunakan suatu zat untuk berubah wujud. Kalor yang digunakan suatu
zat untuk berubah wujud dinamakan kalor laten. Kalor laten itu sendiri
terdiri dari kalor lebur (kalor beku) dan kalor didih (kalor uap).

Bahan Ajar Suhu dan Kalor 36


Kunci Jawaban
Uji Kompetensi

A. Pilihan Ganda
1. E
2. A
3. D
4. A
5. B
6. B
7. D
8. D
9. B
10. C
11. E
12. C
13. D
14. E
15. B

B. Essay
1. Suhu merupakan Besaran yang menyatakan derajat panas atau
dinginnya suatu benda. Kalor merupakan bentuk energi yang
berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang
suhunya lebih rendah ketika benda bersentuhan.
2. Diketahui:

m=1 Kg
C air =4.200 J / Kg
Les=336.000 J / Kg
C es=2.100 J / Kg
Ditanyakan: QP Q R ?
Jawab:
Proses P-Q ( Q1 )
T 1 =5
T 2 =0
T =0(5)=5
Q1=mc T
Q1=( 1 ) ( 2.100 ) (5 )
Q1=10.500 J
Proses Q-R ( Q 2 )
Q2=m . L
Q2=( 1 ) (336.000)
Q2=336.000 J

Bahan Ajar Suhu dan Kalor 37


Banyak kalor yang diperlukan pada proses P-Q-R adalah:
Q=Q 1 +Q 2
Q=10.500+336.000
Q=346.500 J

3. Diketahui:

L=115 cm m
3
=3 10 /

T 1 =30

T 2 =80

T =80 30 =50

Ditanyakan: l 0 ?

Jawab:

L=l 0 +l 0 T
6
1+12 10
50)
115=l 0

115=l 0 (1+0,15)

l 0=100 cm

4. Perpindahan kalor ada 3, yaitu Konduksi, Konveksi, dan Radiasi.

Konduksi adalah perpindahan kalor melalui zat penghantar tanpa


disertai perpindahan bagian-bagian zat itu. Perpindahan kalor dengan
cara konduksi pada umumnya terjadi pada zat padat

Konveksi adalah perpindahan kalor melalui zat penghantar yang


disertai dengan perpindahan bagian-bagian zat itu. Pada umumnya zat
penghantar yang dipakai berupa zat cair dan gas.

Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa memerlukan zat perantara.


Pancaran kalor hanya terjadi dalam gas atau ruang hampa.

Bahan Ajar Suhu dan Kalor 38


5. Diketahui:

m1=200 gram

m2=300 gram

T 1=80T c

T 2=T c 2 0

Ditanyakan: T campuran=T c ?

Jawab:

Qlepas =Qterima

m1 c 1 T 1 =m2 c 2 T 2

( 200 ) ( 1 ) ( 80T c )=( 300 ) ( 1 ) (T c 20)

( 2 ) (1 ) ( 80T c ) =( 3 ) ( 1 ) (T c 20)

1602 T c =3 T c 60

5 T c =220

T c =44

Bahan Ajar Suhu dan Kalor 39


GLOSARIUM
Anomali: sifat pemuaian pada air yang menunjukkan keanehan pada
rentang suhu 0 C hingga 4 C, dimana pada rentang suhu
tersebut seiring peningkatan suhu terjadi penyusutan
volume air (volumenya berkurang).

Kalor: salah satu bentuk energi yang berkaitan dengan perubahan


suhu (kenaikan atau penurunan suhu) suatu benda.

Kalor jenis: banyaknya kalor atau energi panas yang diperlukan untuk
menaikkan suhu satu kilogram zat sebesar satu satuan derajat
(1 C atau 1 K). Kalor jenis merupakan sifat termal zat
terhadap kemampuannya menyerap kalor.

Kalor laten: Kalor yang diperlukan suatu zat untuk berubah wujud.

Kapasitas kalor: Banyaknya kalor atau energi panas yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu suatu benda sebesar satu satuan derajat.

Konduksi: Cara perpindahan kalor melalui suatu perantara zat tanpa


disertai perpindahan bagian-bagian dari zat itu. Konduksi
disebut juga hantaran.

Konveksi: cara perpindahan kalor melalui suatu zat disertai perpindahan


zat tersebut.

Pemuaian: Perubahan fisis suatu bahan karena adanya perubahan suhu.


Biasanya direpresentasikan oleh adanya pertambahan
ukuran.

Radiasi: Cara perpindahan kalor tanpa perpindahan zat perantara.


Radiasi disebut juga pancaran.

Suhu: derajat panas atau dingin suatu benda. Didefinisikan pula


sebagai suatu besaran fisika yang dimiliki bersama antara
dua buah benda atau lebih yang berada dalam kesetimbangan
termal.

Sifat termometrik: Sifat fisis suatu zat yang berubah bila suhunya berubah.

Termometer: Alat pengukur suhu yang bekerja berdasarkan sifat


termometrik.

Bahan Ajar Suhu dan Kalor 40


DAFTAR PUSTAKA

Fishbane, Paul M, et.al. (2005). Physics for Scientists and Engineers with
Modern Physics. New Jersey: Pearson Educational Inc.

Halliday, D., Resnick, R. (1997). Physics , terjemahan: Patur Silaban dan


Erwin Sucipto.Jakarta: Erlangga.

Muslim, dkk. (2006). Konsep Dasar Fisika. Bandung. UPI Press

Serway, R.A & John W. Jewett. (2004). Physics for Scientists and Engineers.
Thomson Brooks/Cole.

Sulistyanto, H & Edy Wiyono. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI
Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.

Tim SEQIP. (2007). Buku IPA Guru Kelas 5. Jakarta: Dirjen Dikdasmen
Depdiknas Tipler, P.A. (1998). Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta:
Erlangga.

Bahan Ajar Suhu dan Kalor 41


RIWAYAT PENYUSUN

Penyusun bernama lengkap Janli


Novrenli Makitulung, anak pertama dari
pasangan suami istri Jansen Makitulung dan
Lisna Selfi, dilahirkan pada tanggal 01
November 1995 di Pelamonia, RS.Wirabuana,
Ujung Pandang. Penulis memulai pendidikan
tingkat SD Inpes Lanraki I Makassar, dan selesai
pada tahun 2007.
Pada tahun 2007 melanjutkan studi di SMP Negeri 9 Pasangkayu, Kab.
Mamuju Utara. Dan selesai pada tahun 2010. Kemudian lanjut ke SMA
Negeri 1 Pasangkayu pada tahun 2010 dan selesai pada tahun 2013. Dan saat
ini melanjutkan Pendidikan Perguruan Tinggi di Universitas Tadulako
sementara semester genap (6) di Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Tadulako, Palu.

Bahan Ajar Suhu dan Kalor 42

Anda mungkin juga menyukai