Standar kompetensi :
➢ Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai
perubahan energi
Kompetensi Dasar :
➢ Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat
Indikator :
➢ Mendefinisikan pengertian suhu
➢ Mendefinisikan pengertian kalor
➢ Melakukan eksperimen kalorimeter
➢ Menyebutkan peristiwa perubahan wujud zat
➢ Mengidentifikasi perubahan wujud zat
Konsep Prasyarat :
➢ Suhu
Konsep Esensial :
➢ Kalor
➢ Kalor jenis
➢ Kapasitas kalor
➢ Pemuaian
Didekatkan
Logam A PANAS Logam B DINGIN
Logam A Logam B
Tabel 1b.1. Perbandingan Skala Termometer Termometer Titik Beku Air Titik
Didih Air Pembagian Skala
Kita juga dapat melakukan pengkonversian skala dari satu termometer ke termometer
lain. Sebagai contoh, suhu suatu benda menunjukkan skala X ketika diukur dengan
termometer X yang memiliki Tb = Xb dan Ta = Xa. Maka ketika suhu benda tersebut
diukur dengan menggunakan termometer Y yang memiliki Tb = Yb dan Ta = Ya,
skala Y akan menunjukkan angka yang dapat dihitung dengan persamaan 1 berikut:
X-XbXa-Xb= Y-YbYa-Yb
Contoh : Kita mau mengkonversi suhu dari skala termometer Celsius ke skala
termometer Fahrenheit. Kita ketahui bahwa titik tetap bawah Celsius (Cb = 0) dan
titik tetap atasnya (Ca = 100), dan untuk titik tetap bawah Fahrenheit (Fb = 32) dan
titik tetap atasnya (Fa = 212), sehingga hasil konversinya adalah :
C-CbCa-Cb= F-FbFa-Fb
C-0 100-0=F-32212-32
C=100180 ( F-32)
C= 59 (F-32)
c) Pemuaian
Pada umumnya suatu zat akan memuai ketika dipanaskan, dan menyusut
ketika didinginkan. Walaupun pemuaian ini biasanya cukup kecil untuk bisa diamati,
namun fenomena ini sangat penting karena gaya yang dihasilkan sangat besar dan
harus diperhitungkan untuk merancang bangunan-bangunan tertentu. Pada saat
sebuah benda dipanaskan, gerakan molekul-molekulnya semakin cepat, sehingga
pergeserannya semakin besar.
Besarnya pemuaian suatu benda ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya: jenis
bendanya, ukuran benda mula-mula, dan lamanya pemanasan.
b) Pemuaian Luas
Jika suatu benda berbentuk bujur sangkar (mempunyai luas) tipis dengan sisi
Lo dipanaskan sehingga suhunya berubah sebesar Δt, maka bujur sangkar akan
memuai pada kedua sisinya.
Karena setiap sisi memuai sebesar ΔL, maka akan membentuk bujur sangkar baru
denga sisi (Lo + ΔL), sehingga luas akhir benda adalah :
At = ( Lo + ΔL )2
At = 2L0 + 2L0 ΔL + (ΔL)2
Mengingat ΔL cukup kecil, maka nilai (ΔL)2 mendekati nol sehingga dapat diabaikan.
Dengan menggunakan anggapan ini kita memperoleh luas akhir benda menjadi,
At = L02+ 2L0 ΔL
Dengan memasukan ΔL = Lo α Δt, L02 = Ao, dan β = 2α, maka luas akhir benda
setelah pemuaian menjadi,
At = Ao ( 1 + β Δt)
Dengan,
At : Luas akhir (m2)
Ao : Luas mula-mula (m2)
β : Koefisien muai luas (0C-1 atau K-1)
Δt : Perubahan suhu (0C atau K)
Perubahan luas akibat pemuaian adalah :
ΔA = A - Ao
ΔA = Ao α Δt
c) Pemuaian Volume
Jika suatu benda berbentuk kubus dengan sisi Lo, dipanaskan sehingga
suhunya berubah sebesar Δt, maka kubus akan memuai pada ketiga sisinya.
Volume benda mula-mula adalah :
Vo = Lo3
Karena setiap sisi memuai sebesar ΔL, maka akan terbentuk kubus baru dengan sisi
(Lo + ΔL). Jadi, volume akhir benda adalah
Vt = (Lo + ΔL)3
Vt = Lo3 + 3Lo2 ΔL + 3Lo(ΔL)2 + (ΔL)3
Mengingat ΔL cukup kecil, maka nilai (ΔL)2 dan (ΔL)3 mendekati nol sehingga dapat
diabaikan. Dengan menggunakan anggapan ini kita peroleh volume akhir benda
menjadi,
Vt = Lo3 + 3Lo2 ΔL
Dengan memasukan ΔL = Lo α Δt, Vo = Lo3 dan γ = 3 α, maka volume akhir benda
setelah pemuaian menjadi,
Vt = Vo ( 1 + γ Δt )
Dengan,
Vt : volume akhir benda (m3)
Vo : volume mula-mula benda (m3)
γ : koefisien muai volume (0C-1 atau K-1)
Δt : Perubahan suhu (0C atau K)
Perubahan volume akibat pemuaian adalah
ΔV = Vt – Vo
ΔV = Vo γ Δt
3. Pemuaian Gas
Sama halnya dengan zat cair, pemuain gas termasuk pemuaian volume atau
pemuaian ruang. Berdasarkan koefisien muai volume untuk semua jenis gas adalah
sama yaitu, γ = 1273 oC-1
Volume mula-mula suatu gas adalah Vo, kemudian gas itu dipanaskan pada tekanan
tetap hingga suhunya naik sebesar Δt, dan volumenya bertambah sebesar ΔV, maka
secara matematis dapat ditulis sebagai berikut,
ΔV = Vo γ Δt ΔV = 1273 V0Δt
Vt = Vo + ΔV Vt = V0 (1 + 1273 Δt)
Dengan,
Vt : Volume akhir benda (m3)
Vo : Volume mula-mula benda (m3)
γ : Koefisien muai volume (℃-1 atau K-1)
Δt : Perubahan suhu (oC atau K)
ΔV : Perubahan volume (m3)
2. KALOR
Kalor adalah energi yang ditransfer dari satu benda ke benda lain karena
perbedaan suhu kedua benda.
Pentransferan energi panas (termis) suatu sistem yang sering dinyatakan sebagai
energi ineternal akan terjadi bila suatu sistem yang panas dan sistem yang dingin
saling didekatkan dan disentuhkan satu sama lain, maka energi internal akan
ditransfer dari sistem yang panas ke sistem yang lebih dingin dalam bentuk kalor.
Satuan kalor adalah kalori (kal). Satu kalori didefiniskan sebagai jumlah energi panas
yang diperlukan untuk menaikan suhu satu gram air sebesar 1oC atau 1 K. Karena
kalor merupakan bentuk lain dari energi, maka satuan kalor secara SI sama dengan
satuan energi yaitu joule (J).
1 kal = 4,184 joule ≈ 4,2 joule
Di Amerika Serikat satuan kalor yang digunakan sehari-hari adalah Btu (British
thermal unit), yang didefinisikan sebagai jumlah energi yang dibutuhkan untuk
menaikan suhu satu pound air dari 63 derajat Fahrenheit hingga 64 derajat Fahrenheit
(sebesar satu derajat Fahrenheit).
Jika Btu dihubungkan dengan kalori dan joule maka kesetaraannya adalah,
1 Btu = 252 kal = 1.054 joule
C. PERCOBAAN KALORIMETER
1.1 Alat dan bahan
➢ Neraca [Ohauss, triple beam, 311 gram, 0.01 gram] 1 buah
➢ Kalorimeter [bejana pengaduk, tutup dan jaket] 1 buah
➢ Termometer [-10 – 0 – 100]oC 2 buah
➢ Becker glass 600 ml 1 buah
➢ Pemanas bunsen 1 buah
➢ Kasa 1 buah
➢ Lup 1 buah
➢ Statip dengan batangnya dan penjepit 1 set
➢ Gelas staenless dengan penutup 1 buah
➢ Zat padat, air, es
➢ Lap meja
1.2 Prosedur
Percobaan 1: Menentukan Kapasitas Kalor Kalorimeter
1. Ukur dan catat masa kalorimeter beserta pengaduknya (m1). Perhatikan ketika
setiap akan melakukan pengukuran, teliti harga skala nol pada alat ukur yang
akan digunakan.
2. Isi 1/3 volume kalorimeter dengan air, ukur dan catat massa kalorimeter
dengan air (m2) serta suhu kalorimeter beserta air di dalamnya (td).
3. Isi gelas staenless dengan dengan air sekitar 1/3 volumenya, panaskan air
tersebut hingga suhu di atas 75oC, catat suhu air panas sebagai tp.
4. Masukan air panas ke dalam kalorimeter berisi air tadi dengan cepat dan hati-
hati.
5. Aduk pelan-pelan dan perhatikan kenaikan suhu pada kalorimeter, jika dalam
waktu yang lama tidak terjadi kenaikan suhu, catat suhu dalam keadaan ini
(ts).
6. Ukur dan catat masa kalorimeter beserta isisnya (m3).
7. Ulangi langkah 1-6 sebanyak 3 kali!
8. Bersihkan semua alat.
D. KALOR JENIS
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diperlukan atau dilepas suatu zat
untuk menaikkan atau menurunkan suhu 1 kg zat tersebut sebesar 10C atau 1 K.
Kalor jenis beberapa zat pada 20°C dan tekanan tetap 1 atm adalah sebagai berikut :
Tabel. Kalor Jenis beberapa zat pada 20 0C (1 atm) Zat Kalor jenis (J kg-1k-1)
E. KAPASITAS KALOR
Jika pada air dan alkohol dengan massa sama diberikan kalor yang sama
banyaknya maka kenaikkan suhu pada alkohol lebih besar daripada air. Dalam
peristiwa tersebut dikatakan alkohol memiliki kapasitas kalor yang lebih besar
daripada air.
Sehingga banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu yang sama dari
benda yang berbeda pada umumnya berbeda besarnya. Perbandingan banyaknya
kalor yang diberikan terhadap kenaikkan suhu benda dinamakan kapasitas kalor atau
kapasitas panas.
Kata ”kapasitas‟ dapat memberikan pengertian yang kurang tepat karena kata
tersebut menyatakan ‘banyaknya kalor yang dapat dimiliki oleh sebuah benda’ yang
dalam fisika tidak memiliki arti. Yang sebenarnya diartikan oleh kata tersebut adalah
‘banyak energi yang harus diberikan dalam bentuk kalor untuk menaikkan suhu suatu
benda sebesar 1 derajat.’
Jika kalor yang dibutuhkan sebesar Q untuk menaikkan suhu suatu benda sebesar t,
maka kapasitas kalor (C) benda tersebut dapat durumuskan :
C = Q/t atau Q = C.t
Dengan :
Q : kalor yang diserap atau dilepas (J atau kalori)
Δt : perubahan suhu (K atau 0C)
C : kapasitas kalor (J/K atau kal/0C)
Dari persaman di atas, kapasitas kalor didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang
diperlukan untuk menaikkan atau menurunkan suhu benda sebesar 10C atau 1 K.
Terdapat perbedaan pengertian antara kapasitas kalor (C) dengan kalor jenis (c),
tetapi secara matematis keduanya mempunyai hubungan :
C = m.c
Dengan :
C : kapasitas kalor (J/K atau kal/0C)
c : kalor jenis (J/kg K)
m : massa benda (kg)
Zat dapat berada dalam tiga wujud yaitu, wujud padat, cair, dan gas. Padat
adalah wujud zat yang memilki bentuk dan volume yang tetap selama tidak ada
pengaruh dari luar, cair adalah wujud zat yang memiliki volume yang tetap sedang
bentuknya selalu berubah disesuaikan dengan tempatnya, gas adalah wujud zat yang
memiliki volume dan bentuk yang tidak tetap, gas akan selalu mengisi seluruh
ruangan yang ditempatinya.
3. Kalor Penguapan
Menguap merupakan perubahan wujud zat dari cair menjadi uap (gas), sedang
kalor uap adalah kalor yang diperlukan untuk mengubah wujud 1 kg x menjadi uap.
Menguap tidak sama dengan mendidih. Menguap dapat diamati pada saat memasak
air, jika tutup panci dibuka (misalnya, pada suhu 40oC, 50oC, dst). Ternyata pada
tutup panci sudah ada bintik-bintik air. Penguapan terjadi pada saat itu hanya pada
permukaan air saja, sedangkan pada peristiwa mendidih terjadi penguapan total dari
dasar sampai permukaan air. Pada waktu mendidih, suhu zat tetap sekalipun
pemanasan terus dilakukan. Semua kalor yang diberikan kepada zat digunakan untuk
mengubah wujud dari cair menjadi uap. Suhu tetap ini disebut titik didih yang
besarnya sangat bergantung pada tekanan dipermukaan zat tersebut. Titik didih zat
pada tekanan 1 atm disebut titik didih normal.
Penguapan zat penting artinya bagi kehidupan sehari-hari. Garam diperoleh dengan
jalan menguapkan air laut, hujan terjadi karena penguapan air, penerapan lain pada
saat proses penguapan keringat. Penguapan ini adalah cara tubuh kita mengatur suhu
badan. Pada saat suhu darah naik sedikit di atas suhu normal, kelenjar hypothalamus
mendeteksi kenaikan suhu ini, kemudian mengirim sinyal ke kelenjar keringat agar
meningkatkan produksi keringat. Keringat ini keluar dari pori-pori, kemudian
menguap. Kalor yang diperlukan untuk menguapkan keringat diambil dari tubuh kita
sendiri sehingga tubuh menjadi lebih dingin. Ketika tubuh kita berkeringat karena
berolahraga, janganlah berdiri di tempat yang aliran anginnya kuat. Aliran angin kuat
akan menyebabkan turunnya ketahanan tubuh kita terhadap infeksi. Akibatnya tubuh
mudah terserang penyakit.
Empat cara untuk mempercepat penguapan, yaitu :
a. Memanaskan
Jika suatu zat cair dipanaskan, maka kecepatan molekul-molekul menjadi besar.
Lebih banyak molekul-molekul yang dapat meninggalkan zat cair dan menjadi uap.
Penguapan berjalan lebih cepat.
Tabel E.2.1. Titik lebur dan kalor lebur berbagi zat pada tekanan 1 atm
Jika zat padat dipanaskan pada tekanan rendah, ada kemungkinan zat itu tidak
melebur, tetapi langsung menjadi gas, peristiwa itu disebut menyublim (melenyap).
Kalor yang diperlukan untuk menyublim tiap satuan massa disebut kalor sublimasi
dan suhunya disebut titik sublimasi.
1. Perubahan Wujud Es Menjadi Uap
Sejumlah massa es yang suhunya di bawah 0oC dipanaskan (diberi kalor) hingga
suhunya di atas 100oC maka sejumlah massa es tersebut berubah wujud seluruhnya
menjadi uap.
Grafik E.3.1. Pemanasan es pada tekanan 1 atmosfer
Keterangan :
A-B : Sejumlah energi kalor diberikan kepada es sehinnga suhu es naik dari –t oC
menjadi 0oC. Seluruh massa masih berbentuk zat padat yaitu es.
B-C : Sejumlah energi kalor diberikan untuk mengubah wujud zat sehingga es
menjadi air dengan suhu tetap yaitu 0oC.
C-D : Sejumlah energi kalor diberikan untuk menaikkan suhu dari 0oC hingga air
mendidih pada suhu 100oC. Seluruh massa masih berbentuk wujud zat cair
yaitu air.
D-E : Sejumlah energi kalor diberikan untuk mengubah wujud zat sehingga zat cair
yang mendidih berubah menjadi uap, pada suhu tetap yaitu 100oC.
E-F : Sejumlah energi kalor diberikan untuk menaikkan suhu uap dari 100oC menjadi
toC. Seluruh massa sudah berbentuk uap.
DAFTAR PUSTAKA
Wiladi, Hasan, S.Pd., M.Si., dan Kamajaya, M.Sc. 2002. Fisika Untuk SMU Kelas I
Jilid I B. Grafindo Media Pratama : Bandung
Tipler, Paul A .1998 . Fisika Untuk Sains dan Teknik ( Edisi Tiga ) Jilid 1.
Erlangga : Jakarta
Kaginan, Marthen. 2003. Seribu Pena Fisika SMU Kelas 1. Erlangga : Jakarta
Taranggono, Agus dan Subagyo, Hari. 2004. Sains Fisika untuk SMA kelas 1.
Erlangga : Jakarta
Sumarsono, Joko. 2008. Fisika Untuk SMA Kelas X. Pusat perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Peta Konsep
KALOR
ZAT
Bagan materi
Anomali
air