Anda di halaman 1dari 93

BY : KELOMPOK 2

TEMPERATUR
DAN PEMUAIAN
Pengertian, Jenis Termometer, Skala, Cara kerja, Hubungan
Kalor Dan Temperatur, Asas Black, Pemuaian, Hukum Yang
Berkaitan dengan Pemuaian Gas, Perpindahan Kalor, Contoh
Soal dan pembahasan, Latihan Soal

STT-PLN JAKARTA
PENGERTIAN
TEMPERATUR DAN
TERMOMETER
1
 Temperatur adalah ukuran panas atau dinginnya suatu objek secara
telatif. Panas-dinginnya suatu benda berkaitan dengan energi termis
yang terkandung dalam benda tersebut.
 Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur perubahan
temperatur suatu benda. Istilah termometer berasal dari bahasa
latin thermo yang berarti rahang dan meter yang berarti untuk
mengukur.
JENIS-JENIS
TERMOMETER
2
1. Termometer Alkohol
Termometer yang sering digunakan saat ini terdiri dari tabung
kaca, dimana ada jenis termometer yang pada bagian tengah tabungnya
terdapat alkohol. Kelebihan dari termometer alkohol
 Alkohol lebih murah.
 Alkohol teliti, sebab untuk kenaikan suhu yang kecil alkohol
mengalami perubahan volume yang besar.
 Alkohol dapat mengukur suhu yang sangat dingin bahkan suhu
daerah kutub karena titik beku suhu alkohol sangat rendah yaitu -
1150C.
 Memiliki koefisien muai yang besar.
Kekurangan dari termometer alkohol
 Alkohol memiliki titik didih rendah yaitu 78 0C, sehingga
pemakaiannya terbatas (antara lain tidak dapat mengukur suhu air
ketika mendidih ).
 Alkohol tidak berwarna, sehingga harus diberi warna terlebih dahulu
agar mudah dilihat.
 Alkohol membasahi (melekat) pada dinding kaca.
 Kalor jenisnya tinggi sehingga membutuhkan energi yang besar untuk
menaikkan suhu.
2. Termometer Raksa
Termometer air rakasa adalah termometer yang pada umumnya
sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Termometer ini terdiri
dari bola gelas dan pipa yang berisi sejumlah air raksa tertentu.
Kelebihan termometer air raksa yaitu :
 Raksa mudah dilihat karena mengkilap.
 Volume raksa berubah secara teratur ketika terjadi perubahan suhu.
 Raksa tidak membasahi kaca ketika memuai atau menyusut.
 Jangkauan suhu raksa cukup lebar dan sesuai untuk pekerjaan
laboratorium.
 Raksa dapat terpanasi secara merata sehingga menunjukkan suhu
cepat dan tepat.
 Pemuaiannya teratur dan mudah menyesuaikan diri dengan suhu
sekitarnya
 Titik didihnya tinggi, yaitu 3570C
Kelemahan raksa
 Raksa sangat mahal
 Raksa tidak dapat digunakan utuk mengukur suhu yang sangat
rendah.
 Raksa termasuk zat berbahaya (beracun) sehingga termometer raksa
berbahaya jika tabungnya pecah.
3. Termometer Klinis
Termometer ini biasanya digunakan para dokter & perawat untuk
mengukur suhu tubuh manusia.
4. Termometer Dinding
Pada umumnya termometer dinding dipasang tegak di dinding
sebuah ruang dan digunakan untuk mengukur suhu ruangan.
5. Termometer maksimum / minimum
Termometer maksimum/ minimum digunakan untuk mengukur
suhu dalam sebuah rumah kaca, yaitu rumah yang digunakan untuk
menanm tanaman sebagai bahan penelitian, umumnya diukur dengan
menggunakan termometer max & min six.
6. Termometer Bimetal
Termometer bimetal adalah yang menggunakan lembaran bimetal
(dua logam yang jenisnya berbeda dan kecepatan pemuaiannya juga
berbeda).
7. Termometer Hambatan
Termometer hambatan menggunakan sifat elektris suatu materi.
Pada termometer hambatan, biasanya diukur perubahan hambatan
listrik suatu kumparan kawat tipis atau silinder karbon atau kristal
germanium. Karena hambatan listrik biasanya dapat diukur secara tepat,
maka termometer hambatan bisa mengukur suhu secara lebih tepat
daripada termometer biasa.
8. Termokopel
Termokopel adalah sensor suhu yang banyak digunakan untuk
mengubah perbedaan suhu dalam benda menjadi perubahan tegangan
listrik (voltase).
SKALA TERMOMETER
3
 Penetapan skala suhu dilakukan untuk mengetahui tingkat
kenormalan keadaan udara ataupun suhu pada tubuh manusia atau
objek tertentu dalam suatu lingkungan.
 Secara umum, ada empat macam skala termometer yang paling
dikenal yaitu Celsius, Fahrenheit, reamur dan Kelvin.
 Penetapan skala suhu Terdapat dua skala suhu yang sering
digunakan, antara lain skala celcius dan skala Fahrenheit. Skala yang
paling banyak digunakan saat ini adalah skala celcius. Skala fahreheit
paling banyak digunakan di Amerika Serikat, skala suhu yang cukup
penting dalam bidang sains adalah skala mutlak atau Kelvin.
 Selanjutnya akan dibahas masing-masing dari skala thermometer
yang ada antara lain :
1. Celcius
 Penemu : Anders Celsius (1742)
 Satuan : Derajat Celcius
 Simbol : 0C
 Titik Beku : 00C
 Titik didih : 1000C
 Temperatur normal tubuh manusia yang diukur dalam skala celcius
adalah sekitar 370C.
2. Fahrenheit
 Penemu : Gabriel Fahrenheit (1686-1736)
 Satuan : Derajat Fahrenheit
 Simbol : 0F
 Titik Beku : 320F
 Titik didih : 2120F
3. Kelvin
 Penemu : Lord Kelvin (1824-1907)
 Satuan : Kelvin
 Simbol :K
 Titik Beku : 273K
 Titik didih : 373K
4. Reamur
 Penemu : René Antoine Ferchault de Réaumur ( 1683 – 1757 )
 Satuan : Reamur
 Simbol :R
 Titik Beku : 0oR
 Titik didih : 80oR
 Untuk menyatakan satu nilai suhu
pada skala termometer tertentu ke
skala termometer yang lain dapat
dilakukan konversi skala suhu.

 Gambar Perbandingan Skala


Suhu Termometer
1. Skala Celsius dengan skala Reamur

5 4
𝑇𝐶 = 𝑇𝑅 ↔ 𝑇𝑅 = 𝑇𝐶
4 5
Dimana:
 TC = suhu skala Celsius (oC)
 TR = suhu skala Reamur (oR)

2. Skala Celsius dengan skala Fahrenheit


5 9
𝑇𝐶 = 𝑇𝐹 − 32 ↔ 𝑇𝐹 = 𝑇𝐶 + 32
9 5
Dimana:
 TC = suhu skala Celsius (oC)
 TF = suhu skala Fahrenheit (oF)
3. Skala Celsius dengan skala Kelvin

𝑇𝐶 = 𝑇𝐾 − 273 ↔ 𝑇𝐾 = 𝑇𝐶 + 273

Dimana:
 TC = suhu skala Celsius (oC)
 TK = suhu skala Kelvin (K)
 Skala termometer yang kita buat
dapat dikonversikan ke skala termometer
yang lain apabila pada saat menentukan
titik tetap kedua termometer berada
dalam keadaan yang sama. Misalnya, kita
akan menentukan skala termometer X
dan Y.
 Termometer X dengan titik tetap bawah
Xb dan titik tetap atas Xa. Termometer Y
dengan titik tetap bawah Yb dan titik
tetap atas Ya.

𝑇𝑋 − 𝑋𝐵 𝑇𝑦 − 𝑌𝑏
=
𝑋𝑎 − 𝑋𝑏 𝑌𝑎 − 𝑌𝑏
 Gambar Pembandingan
Termometer X dan Y
CARA KERJA
TERMOMETER
4
Adapun cara kerja termometer secara umum adalah :
 Sebelum terjadi perubahan suhu, volume air raksa berada pada
kondisi awal.
 Perubahan suhu lingkungan disekitar termometer direspon air raksa
dengan perubahan volume.
 Volume merkuri akan mengembang jika suhu meningkat dan akan
menyusut ketika suhu menurun.
 Skala pada termometer akan menunjukkan nilai suhu sesuai keadaan
lingkungan.
HUBUNGAN KALOR
DENGAN TEMPERATUR
5
Kalor adalah suatu bentuk energi yang dapat berpindah karena
adanya perbedaan suhu. Secara alamiah berpindah dari benda yang
suhunya tinggi ke benda yang suhunya rendah ketika kedua benda
tersebut disentuhkan atau dicampur. Satuan kalor adalah joule (J) atau
kalori (kal).
Banyak kalor yang dilepas atau diterima oleh suatu zat (Q) yaitu:
 Sebanding dengan massa zat (m), satuannya kg,
 Sebanding dengan kalor jenis zat (c), satuannya J/kg°c,
 Sebanding dengan kenaikan suhunya (∆t), satuannya°c.
Secara sistematis dituliskan :

𝑄 = 𝑚. 𝑐. ∆𝑇

Keterangan :
Q = kalor yang dilepas atau diterima (joule)
 m = massa zat (kg)
c = kalor jenis zat (joule/kg°C)
 ∆T = T-Tₒ = perubahan suhu (°C)
T = suhu mula-mula zat (°C)
 Tₒ = suhu akhir zat (°C)
Rumus-rumus yang berkaitan dengan kalor antara lain :
1. Kalor Jenis Zat
Kalor jenis suatu zat adalah banyaknya kalor yang diperlukan oleh
suatu zat untuk menaikkan suhu 1 kg zat itu sebesar 1°C. Rumus Kalor
Jenis yaitu:
𝑄
𝑐 =
𝑚. ∆𝑇
Keterangan :
Q = kalor yang dilepas atau diterima (joule)
 m = massa zat (kg)
c = kalor jenis zat (joule/kg°C)
 ∆T = T-Tₒ = perubahan suhu (°C)
T = suhu mula-mula zat (°C)
 Tₒ = suhu akhir zat (°C)
2. Kalor Lebur
Kalor lebur adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk meleburkan
1 kg zat padat menjadi 1 kg zat cair pada titik leburnya. Rumus kalor
Lebur yaitu:
𝑄 = 𝑚. 𝐿
Keterangan:
L = kalor lebur (joule/kg)
Q = kalor yang dilepas atau diterima (joule)
 m = massa zat (kg)
3. Kalor Uap
Kalor uap adalah banyaknya kalor yang digunakan untuk menguapkan
satu satuan zat pada titik didihnya. Rumus Kalor Uap yaitu:
𝑄 = 𝑚. 𝑈
Keterangan:
U = kalor uap (joule/kg)
Q = kalor yang dilepas atau diterima (joule)
 m = massa zat (kg)
4. Kapasitas Kalor
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan suatu zat untuk
menaikkan suhu zat 1°C. Rumus Kapasitas Kalor yaitu:
𝐶 = 𝑄 / ∆𝑇
Keterangan:
C = kapasitas kalor (joule/°C)
Q = kalor yang dilepas atau diterima (joule)
 m = massa zat (kg)
ASAS BLACK
6
 Kalor yang dilepaskan air panas akan sama besarnya dengan kalor
yang diterima susu yang dingin. Kalor merupakan energi yang dapat
berpindah, prinsip ini merupakan prinsip hukum kekekalan energi.
Hukum kekekalan energi dirumuskan pertama kali oleh Joseph Black
(1728 – 1899). Oleh karena itu, penyataan tersebut juga dikenal
sebagai asas black.
 Asas Black adalah suatu prinsip dalam termodinamika yang
dikemukakan oleh Joseph Black. Asas ini menjabarkan beberapa hal,
yaitu sebagai berikut.
1. Jika dua buah benda yang berbeda yang suhunya dicampurkan,
benda yang panas memberi kalor pada benda yang dingin
sehingga suhu akhirnya sama.
2. Jumlah kalor yang diserap benda dingin sama dengan jumlah
kalor yang dilepas benda panas.
3. Benda yang didinginkan melepas kalor yang sama besar dengan
kalor yang diserap bila dipanaskan.
 Bunyi Asas Black :
"Pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas zat
yang suhunya lebih tinggi sama dengan banyaknya kalor yang
diterima zat yang suhunya lebih rendah“
 Secara sistematis dituliskan :

𝑸𝒍𝒆𝒑𝒂𝒔 = 𝑸𝒕𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂
𝑚1 𝑐1 ∆𝑇1 = 𝑚2 𝑐2 ∆𝑇2
𝑚1 𝑐1 (𝑇1 – 𝑇𝐶 ) = 𝑚2 𝑐2 (𝑇𝑐 – 𝑇2 )
Keterangan:
 m1 = massa benda 1 yang suhunya tinggi (kg)
 m2 = massa benda 2 yang suhunya rendah (kg)
 c1 = kalor jenis benda 1 (J/kgoC)
 c2 = kalor jenis benda 2 (J/kgoC)
 T1 = suhu mula-mula benda 1 (oC atau K)
 T2 = suhu mula-mula benda 2 (oC atau K)
 Tc = suhu akhir atau suhu campuran (oC atau K)
PEMUAIAN
7
 Pemuaian adalah bertambahnya ukuran benda akibat kenaikan suhu
zat tersebut. Pemuaian dapat terjadi pada zat padat, cair, dan gas
dan dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu :
1. Ukuran benda semula
2. Kenaikan suhu
3. Jenis zat
 Pemuaian terdiri dari 3 jenis benda yaitu pemuaian zat padat, zat cair,
serta zat gas. Untuk pemuaian zat padat terdiri dari :
1. Pemuaian panjang.
2. Pemuaian luas.
3. Pemuaian volume.
A. Pemuaian Zat Padat
1. Pemuaian Panjang
Pemuaian panjang adalah bertambahnya ukuran panjang suatu
benda karena menerima kalor.

𝐿 = 𝐿0 1 + 𝛼 𝑡2 − 𝑡1
∆𝐿 = 𝐿0 . 𝛼. (𝑡2 − 𝑡1 )
Keterangan:
L = Panjang setelah pemanasan atau pendinginan (m)
 L0 = Panjang awal (m)
 ∆L = Pertambahan Panjang (m)
α = Koefisien muai panjang ( /0C )
 t1 = Suhu mula-mula ( 0C )
 t2 = Suhu akhir ( 0C )
2. Pemuaian Luas
Pemuaian luas adalah bertambahnya ukuran Panjang dan lebar
suatu benda karena menerima kalor.

𝐴 = 𝐴0 1 + 𝛽 𝑡2 − 𝑡1
∆𝐴 = 𝐴0 . 𝛽. (𝑡2 − 𝑡1 )
Keterangan:
A = Luas setelah pemanasan atau pendinginan (m2)
 A0 = Luas awal (m2)
 ∆A = Pertambahan Luas (m2)
β = Koefisien muai luas ( /oC )
 t1 = Suhu mula-mula ( oC )
 t2 = Suhu akhir ( oC )
Catatan : 𝛽 = 2 𝛼
2. Pemuaian Volume
Pemuaian Volume adalah pertambahan ukuran volume suatu
benda karena menerima kalor
∆𝑉 = 𝑉0 . 𝛾. 𝑡2 − 𝑡1
𝑉 = 𝑉0 . 1 + 𝛾. 𝑡2 − 𝑡1
Keterangan :
V = Volume akhir (m3)
 Vo = Volume mula-mula (m3)
 ΔV = Pertambahan volume (m3)
𝛽 = Koefisien muai volume zat cair (/oC)
 t1 = Suhu mula-mula ( oC )
 t2 = Suhu akhir ( oC )
Catatan : 𝛾 = 3 𝛼
B. Pemuaian Zat Cair
Pemuaian pada zat cair mempunyai rumus:

∆𝑉 = 𝑉0 . 𝛽. 𝑡2 − 𝑡1
𝑉 = 𝑉0 . 1 + 𝛽. 𝑡2 − 𝑡1

Keterangan :
V = Volume akhir (m3)
 Vo = Volume mula-mula (m3)
 ΔV = Pertambahan volume (m3)
𝛽 = Koefisien muai volume zat cair (/oC)
 t1 = Suhu mula-mula ( oC )
 t2 = Suhu akhir ( oC )
C. Pemuaian Zat Gas
Perumusan muai volume pada tekanan tetap dapat dituliskan:

𝛥𝑇
𝑉2 𝑉1 (1 + 𝛾 )
= 273

Keterangan:
 V2 = volume gas pada suhu akhir (m3)
 V1 = volume gas pada suhu awal (m3)
 ΔT = kenaikan suhu (K)
γ = koefisien muai volume (1/273)
HUKUM-HUKUM YANG
BERKAITAN DENGAN
PEMUAIAN GAS
8
 Pemuaian gas pada suhu tetap/ isotermis (hukum boyle):

P1.V1 = P2.V2
atau :
P.V = konstan

Dengan :
 V = volume gas pada suhu t ( m3 )
 P = tekanan (N/m2 atau pa )
 Pemuaian gas pada tekanan tetap/ isobarik (hukum gay lussac):

V1 : T1 = V2 : T2
atau
V : T = konstan

Dengan :
 V = volume gas pada suhu t ( m3 )
 T = suhu mutlak (K)
 Pemuaian gas pada volume tetap/ isokorik (hukum tekanan):

P1 : T1 = P2 : T2
atau
P : T = konstan

Dengan :
 V = volume gas pada suhu t ( m3 )
 P = tekanan (N/m2 atau pa )
 Jika ketiga hukum diatas digabung, diperoleh persamaan umum gas
ideal

𝑃1 𝑉1 𝑃2 𝑉2
=
𝑇1 𝑇2

Keterangan:
 𝑃1 =Tekanan 1 (N/m2 atau pa )
 𝑃2 = Tekanan 2 (N/m2 atau pa )
 𝑉1 = Volume 1 (m3)
 𝑉2 = Volume 2(m3)
 𝑇1 = Suhu 1 (K)
 𝑇2 = Suhu 2 (k)
PERPINDAHAN KALOR
9
A. Konduksi
 Konduksi, atau disebut juga hantaran, merupakan salah satu cara
perpindahan kalor melalui suatu perantara zat tanpa disertai
perpindahan bagian-bagian dari zat itu
 Contoh:
1. ketika kita memanaskan logam pada salah satu ujungnya, maka
lambat laun ujung lainnya akan menjadi panas karena adanya
perpindahan kalor melalui logam tersebut
2. seseorang memasak dengan menggunakan panci, maka api dari
kompor akan memanaskan bagian dasar panci terlebih dahulu
sebelum kemudian seluruh permukaan badan panci menjadi
panas.
 Laju perpindahan kalor secara konduksi dapat dirumuskan:

𝑇2 −𝑇1
𝑄𝐾𝑜𝑛𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 = 𝑘. 𝐴.
∆𝑥

Dimana:
 K = Konduktifitas thermal material (W/m °C)
 A = Luas permukaan perpindahan panas karena konduksi (m2 )
 T1= Suhu awal (°C)
 T2= Suhu akhir (°C)
 x = Ketebalan material (m)
B. Konveksi
 Konveksi merupakan salah satu cara perpindahan kalor melalui suatu
zat disertai oleh perpindahan zat tersebut. Perpindahan kalor secara
konveksi hanya terjadi pada zat cair dan gas (fluida).
 Contoh:
1. Ketika air dipanaskan, air bagian bawah yang menjadi panas
akan naik ke permukaan. Air bagian atas yang juga akan
mengalami hal serupa hingga akhirnya seluruh bagian air
menjadi panas.
2. Terjadinya angin darat pada malam hari dan angin laut pada
siang hari
 Laju perpindahan kalor secara konveksi dapat dirumuskan:

𝑄𝐾𝑜𝑛𝑣𝑒𝑘𝑠𝑖 = ℎ. 𝐴. 𝑇2 − 𝑇1

Dimana:
 h = convection heat transfer (W/m °C)
 A = Luas permukaan perpindahan panas karena konveksi (m2 )
 T1 = Suhu awal (°C)
 T2 = Suhu akhir (°C)
C. Radiasi
 Radiasi atau pancaran merupakan cara perpindahan kalor tanpa
perpindahan zat perantara.
 Contoh:
1. Pancaran sinar matahari sampai atmosfir bumi

 Laju Penyerapan kalor yang dipancarkan secara radiasi dirumuskan:


𝑄𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑠𝑖 = 𝜀. 𝜎. 𝐴. (𝑇24 − 𝑇14 )
Dimana:
 = Emisivitas dari permukaan yang nilainya antara 0    1
 = Konstanta Stefan-Boltzmann 5,67 x 10-8 W/m2K4
A = Luas perpindahan panas karena radiasi (m2 )
 T1 = Temperatur absolut (K)
 T2 = Temperatur lingkungan udara/gas (K)
SOAL DAN
PEMBAHASAN
10
1) Sebuah benda yang terbuat dari baja memiliki panjang 1000 cm.
Berapakah pertambahan panjang baja itu, jika terjadi perubahan
suhu sebesar 50°C?

 Diketahui :
L0 = 1000 cm = 1 meter
T1 = 0 °C
T2 = 50 °C
∆T = T2 – T1 =50 °C
α = 12 × 10-6 °C-1 (lihat di tabel koefisien muai panjang)

 Ditanyakan :
∆L = ...?
 Jawab:
L = L0 (1 + α.∆.T)
L = L0 + L0.α.∆T
L – L0 = L0.α.∆T
∆L = L0.α.∆T
∆L = 1 m × 12 × 10-6 C-1 × 50 °C
∆L = 6 x 10-4 m

 Jadi, pertambahan panjang benda tersebut sebesar 6 x 10-4 m


2. Sebuah besi bervolume 1 m3 dipanaskan dari 0oC sampai 1.000oC.
Jika massa besi pada suhu 0oC adalah 7.200 kg dan koefisien muai
panjangnya 1,1 ×10-5/oC, hitunglah massa jenis besi pada suhu
1.000oC!

 Diketahui:
V0 = 1 m3
T1 = 0 oC
T2 = 1.000oC
m = 7.200 kg
γ = 3α = 3(1,1 × 10-5 /oC) = 3,3 × 10-5/oC
∆T = T2 – T1 = 1000oC – 0oC = 1000oC
 Ditanyakan:
ρ besi setelah dipanaskan?
 Jawab:
Volume besi setelah dipanaskan adalah:
V = V0(1 + γ∆T)
V = 1 m3 [1 + (3,3 × 10-5/oC)(1000 oC)]
V = 1 m3 (1 + 3,3 × 10-2)
V = 1 m3 (1 + 0,033)
V = 1 m3 (1,033)
V = 1,033 m3
 Setelah dipanaskan, volume benda berubah tetapi massanya tetap.
𝑚
𝜌=
𝑉
7200 𝑘𝑔
𝜌=
1,003 𝑚3
𝜌 = 6.969,99𝑘𝑔/𝑚3
 Jadi, massa jenis besi menjadi 6.969,99 kg/m3.
3. Es bersuhu 0 °C dan memiliki massa 5 Kg
diletakkan di atas sebuah batu berbentuk
pelat dengan luas penampang 0,4 m2 dan
tebal 20 cm. Kemudian batu tersebut
diletakkan di atas uap air bersuhu 120 °C.
Jika dibutuhkan waktu 30 menit untuk Es
tersebut mencair, maka tentukan
konduktivitas termal batu tersebut? Diketahui
kalor lebur es adalah 334400 J/kg.

 Gambar Soal nomor 3


 Diketahui:
A = 0,4 m2
d = 20 cm = 0,2 m
T1 = 120 °C
T2 = 0 °C
t = 30 menit = 1800 s
m(es) = 5 Kg
L(es) = 334400 J/kg

 Ditanya :
k = .. ?
 Penyelesaian:

𝑄 = 𝑀𝑒𝑠 𝐿𝑒𝑠 = 5 334400 = 1,672. 106 𝐽


Jadi kalor yang diterima oleh Es untuk melebur dalam waktu 30 menit
adalah 1,672 . 106 J. Karena 30 menit = 1800 detik, Artinya dalam 1
detik kalor yang diterima es adalah :

𝑄 1,672. 106 𝐽
𝐻= = = 929,89𝐽/𝑠
𝑡 1800 𝑠
Sehingga diperoleh laju kalor yang diterima oleh Es adalah 928,89 J/s.
Laju kalor ini merupakan laju kalor yang dihantarkan oleh batu.
 Karena proses perpindahan kalor yang terjadi tanpa disertai dengan
perpindahan materi batu maka kita gunakan rumus perpindahan
kalor secara konduksi.

𝑄 𝑘𝐴∆𝑇 𝑘𝐴(𝑇1 −𝑇2 )


𝐻= = = ; maka
𝑡 𝑑 𝑑
𝑑𝐻
𝑘=
𝐴(𝑇1 − 𝑇2 )
(0,2)(928,89)
𝑘=
0,4(120 − 0)

 Jadi, konduktivitas termal batu tersebut adalah 3,87 J/ms°C.


4. 500 gram es bersuhu −10oC hendak dicairkan hingga menjadi air
yang bersuhu 5oC. Jika kalor jenis es adalah 0,5 kal/goC, kalor lebur
es adalah 80 kal/gr, dan kalor jenis air 1 kal/goC, tentukan banyak
kalor yang dibutuhkan!
 Diketahui:
m = 500 gram = 0,5 kg
ces = 0,5 kal/groC = 0,0005 kal/kgoC
cair = 1 kal/groC = 0,001 kal/kgoC
Les = 80 kal/gr = 0,08 kal/kg
T1 = −10oC
T2 = 5oC
∆𝑇𝑒𝑠 = 0°𝐶 − 𝑇1 = 0oC – (-10oC) = 10 oC
∆𝑇𝑎𝑖𝑟 = 𝑇2 − 0°C = 5oC – (0oC) = 5 oC

 Ditanya:
Q = …..?
 Penyelesaian:
 Untuk menjadikan es − 10oC hingga menjadi air 5oC ada tiga proses
yang harus dilalui:
→ Proses untuk menaikkan suhu es dari −10oC menjadi es bersuhu
0oC, kalor yang diperlukan namakan Q1
Q1 = m.ces.ΔTes = (0,5kg)(0,0005 kal/kgoC)(10 oC) = 0,0025 kalori
 → Proses meleburkan es 0oC menjadi air suhu 0oC, kalor yang
diperlukan namakan Q2
Q2 = mLes = (0,5kg)( 0,08 kal/kg) = 0,04 kalori
 → Proses menaikkan suhu air 0oC hingga menjadi air 5oC, kalor yang
diperlukan namakan Q3
Q3 = mcairΔTair = (0,5 kg)( 0,001 kal/kgoC)( 5 oC) = 0,0025 kalori
 Kalor total yang diperlukan:
Q = Q1 +Q2 + Q3 = 0,0025 kalori + 0,04 kalori + 0,0025 kalori =
0,045 kalori
5. Di bawah ini adalah grafik kalor
terhadap suhu dari 1 kg uap pada
tekanan normal. Kalor didih air
2256 x 103 J/kg dan kalor jenis
air 4,2 x 103 J/kg K, maka berapa
kalor yang dilepas pada
perubahan dari uap menjadi air?

 Gambar Soal Nomor 5


 Diketahui:
m = 1 kg
U = 2256 x 103 J/kg
cair = 4,2 x 103 J/kg K

 Ditanyakan:
Quap ke air = …?

 Penyelesaian:
Q = m.U
Q = (1 kg)(2.256 x 103 J/kg)
Q = 2256 x 103 Joule
Q = 2,256 x 106 Joule
6. Sebuah benda yang terbuat dari baja memiliki panjang
2000 cm. Berapakah pertambahan panjang baja itu, jika
terjadi perubahan suhu sebesar 50°C?
Diketahui :

𝐿0 = 2000 𝑐𝑚
∆𝑇 = 50°C

α = 12 × 10−6 °C −1 (lihat di tabel koefisien muai panjang)

Ditanyakan :

∆L = ...?
Jawab:
𝐿 = 𝐿0 + 𝐿0 𝛼∆𝑇
𝐿 − 𝐿0 = 𝐿0 𝛼∆𝑇
∆𝐿 = 𝐿0 𝛼∆𝑇
∆𝐿 = 2000 × 12 × 10−6 × 50
∆𝐿 = 120 𝑐𝑚
Jadi, pertambahan panjang benda tersebut sebesar 120 𝑐𝑚
7. Sebuah bejana memiliki volume 1 liter pada suhu 25°𝐶.
Jika koefisien muai panjang bejana 2 × 10−5 /°𝐶, maka
tentukan volume bejana pada suhu 75°𝐶!
Diketahui:

10−5 10−5
𝛾 = 3𝛼 = 3 × 2 × =6×
℃ ℃
∆𝑇 = 75℃ − 25℃ = 50℃
𝑉0 = 1𝐿

Ditanyakan:

𝑉 =…?
Jawab:
𝑉 = 𝑉0 (1 + 𝛾 × ∆𝑇)
𝑉 = 1(1 + 6 × 10−5 × 50)
𝑉 = 1(1 + 3 × 10−3 )
𝑉 = 1(1 + 0,003)
𝑉 = 1 × 1,003
𝑉 = 1,003 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟

Jadi, volume bejana setelah dipanaskan adalah 1,003 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟


8. Gas ideal berada di dalam suatu ruang pada mulanya
mempunyai volume V dan suhu T. Jika gas dipanaskan
sehingga suhunya berubah menjadi 5/4 𝑇 dan tekanan
berubah menjadi 3𝑃 maka volume gas berubah menjadi?
Diketahui :
Volume awal (𝑉1 ) = 𝑉
Suhu awal (𝑇1 ) = 𝑇
Suhu akhir (𝑇2 ) = 5/4 𝑇
Tekanan awal (𝑃1) = 𝑃
Tekanan akhir (𝑃2) = 3𝑃
Ditanya :

Volume akhir (𝑉2 )


Jawab :
𝑉 3𝑉2
𝑃1 𝑉1 𝑃2 𝑉2 =
1 5
= 4
𝑇1 𝑇2
5
𝑃𝑉 (3𝑃)𝑉2 𝑉 = 3𝑉2
4
=
𝑇 5 5𝑉 3
𝑇 𝑉2 = :
4 4 1
5𝑉 1
𝑉2 = ×
4 3
5𝑉
𝑉2 =
12

5
Volume gas berubah menjadi kali volume awal.
12
9. Air sebanyak 3 𝑘𝑔 bersuhu 10℃ dipanaskan hingga
bersuhu 35℃ . Jika kalor jenis air 4.186 𝐽/𝑘𝑔℃ ,
tentukan kalor yang diserap air tersebut?
Diketahui:
𝑚 = 5 𝑘𝑔
𝑐 = 4.186 𝐽/𝑘𝑔℃
∆𝑇 = (35 – 10)℃ = 25℃
Ditanyakan:
𝑄 = …?
Jawab:
𝑄 = 𝑚𝑐∆𝑇
𝑄 = 5 𝑘𝑔 × 4.186 𝐽/𝑘𝑔℃ × 25℃
𝑄 = 523.25 𝐽
10. Air sebanyak 100 gram yang memiliki
temperatur 25℃ dipanaskan dengan energi
sebesar 1.000 kalori. Jika kalor jenis air
1 𝑘𝑎𝑙/𝑔℃ , tentukanlah temperatur air
setelah pemanasan tersebut!
Diketahui:
𝑚 = 100 𝑔𝑟𝑎𝑚

𝑇0 = 25℃
𝑄 = 1000 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟𝑖

C = 1 𝑘𝑎𝑙/𝑔℃,
Ditanya:
∆T =. . ?
Jawab:
Q = mc∆T
Q
∆T =
mc
1000kal
∆T =
100gram × 1kal/g℃
∆T = 10℃
𝛥𝑇 = 𝑇 – 𝑇0
10°𝐶 = 𝑇 – 25°𝐶
𝑇 = 35°𝐶
Jadi, temperatur akhir air setelah pemanasan adalah 35℃.
LATIHAN SOAL
11
1. Sebuah bejana memiliki volume 1 liter pada suhu 25oC. Jika
koefisien muai panjang bejana 2 × 10-5/oC, maka tentukan volume
bejana pada suhu 75oC!
2. Sebuah bejana tembaga dengan volume 100 cm3 diisi penuh dengan
air pada suhu 30oC. Kemudian keduanya dipanasi hingga suhunya
100oC. Jika α tembaga = 1,8 × 10-5/oC dan γ air = 4,4 × 10-4/oC.
Berapa volume air yang tumpah saat itu?
3. Suatu termometer X mengukur suhu es sedang melebur pada −100X
dan mengukur suhu air mendidih pada 1100X. Termometer Celcius
mengukur suhu benda tersebut adalah 400C. Berapa suhu benda
tersebut jika diukur dengan termometer X?
4. Benda hitam sempurna luas permukaannya 1 m2 dan suhunya 27 ºC.
Jika suhu sekelilingnya 77 ºC . Hitunglah kalor yang diserap per
satuan waktu per satuan luas!
5. Sebuah kalorimeter awalnya memiliki suhu
20°C. Air sebanyak 0,2 kilogram yang
bersuhu 34°C kemudian dimasukkan ke
dalam kalorimeter.Jika suhu akhirnya 30°C,
dan anggap saja pertukaran kalor hanya
terjadi antara air dan kalorimeter, tentukan
kapasitas kalor dari kalorimeter! (Kalor jenis
air = 4200 J/kg°C)

 Gambar Soal Nomor 5


JAWABAN LATIHAN SOAL
11.5
1. Soal Nomor 1 :

 Diketahui:
V0 = 1 Liter
T1 = 25oC
T2 = 75oC
γ = 3α = 3 × 2 × 10-5/oC = 6 × 10-5/oC
∆T = T2 – T1 = 75oC – 25oC = 50oC

 Ditanyakan:
V = …?
 Jawab:
V = V0 (1 + γ . ∆T)
V = 1 Liter (1 + 6 × 10-5 °C-1 × 50 oC)
V = 1 Liter (1 + 3 × 10-3)
V = 1 Liter(1 + 0,003)
V = 1 Liter× 1,003
V = 1,003 Liter
Jadi, volume bejana setelah dipanaskan adalah 1,003 liter.
2. Soal Nomor 2 :

 Diketahui:
V0 tembaga = V0 air = 100 cm3 = 10-4 m3
T1 = 30 oC
T2 = 100 oC
∆T = T2 – T1 = 100 oC – 30 oC = 70 oC
α tembaga = 1,8 × 10-5/oC
γ tembaga = 3α = 3 × 1,8 × 10-5 = 5,4 × 10-5/oC
γ air = 4,4 × 10-4/oC

 Ditanyakan:
V air yang tumpah = …?
 Jawab:
Untuk tembaga:
Vt = V0(1 + γ∆T)
Vt = 10-4 m3(1 + 5,4 × 10-5 /oC × 70 oC)
Vt = 10-4 m3(1 + 3,78 × 10-3)
Vt = 10-4 m3(1 + 0,00378)
Vt = 10-4 m3(1,00378)
Vt = 100378 x 10-9 m3
Untuk air:

Vt = V0(1 + γ∆T)
Vt = 10-4 m3 (1 + 4,4 × 10-4 /oC × 70 oC)
Vt = 10-4 m3 (1 + 3,08 × 10-2)
Vt = 10-4 m3 (1 + 0,0308)
Vt = 10-4 m3 (1,0308)
Vt = 10308 x 10-8 m3

 Jadi, volume air yang tumpah adalah sebagai berikut :

V air tumpah = Vt air – Vt tembaga


V air tumpah = 10308 x 10-8 m3– 100378 x 10-9 m3
V air tumpah = 270,2 x 10-8 m3
3. Soal Nomor 3 :

 Diketahui:
Xb = −100X
Xa = 1100X
Tc = 400C
Titik tetap atas termometer Celcius adalah 1000C dan titik tetap
bawahnya adalah 00C sehingga:
Ca = 1000C
Cb = 00 C
 Ditanyakan:
Tx =..?
 Jawab:

Tx – Xb Tc – Cb
=
Xa – Xb Ca – Cb
Tx – (−10°X) 40°C – 0°C
=
110 X – (−10 X) 100°C – 0°C
° °

Tx + 10°X 40°C
°
=
120 X 100°C
100°C (Tx + 10°X) = 40°C × 120°X
100°CTx + 1000°X°C = 4800°X°C
°CTx + 10°X°C = 48°X°C
Tx = 48°X°C – 10°X°C
Tx = 38°X
 Jadi, suhu benda tersebut apabila diukur dengan termometer X
adalah 380X.
4. Soal Nomor 4 :

 Diketahui:
Benda hitam, maka e = 1
A = 1 m2
T1 = 300 K
T2 = 350 K
σ = 5,67.10-8 watt m-2K-4
 Ditanya:
QRadiasi
 Jawaban:
QRadiasi = e A σ ( T24 – T14)
= 1. 1 m2 . 5,67.10-8 m-2K-4 (350K4 – 300K4) = 391,72 watt/m2
5. Soal Nomor 5 :

 Diketahui:
KalorimeterΔTkal = 30°C – 20°C = 10°C
Air
m = 0,2 kg
cair = 4200 J/kg°C
ΔTair = 34 – 30 = 4°C

Ditanyakan:
Ckal =….?
 Penyelesaian:
𝑄𝑘𝑎𝑙 = 𝑄𝑎𝑖𝑟
𝐶𝑘𝑎𝑙 ∆𝑇𝑘𝑎𝑙 = 𝑚𝑎𝑖𝑟 𝑐𝑎𝑖𝑟 ∆𝑇𝑎𝑖𝑟
𝐶𝑘𝑎𝑙 10°𝐶 = 0,2𝑘𝑔𝑥4200J/kg°Cx(4°C)
𝐶𝑘𝑎𝑙 = 336J/°C

 Catatan:
C (ce besar)untuk lambang kapasitas kalor.
c (ce kecil) untuk lambang kalor jenis.
Jika massa tidak diketahui di soal bisa dicari dari rumus massa jenis
atau rapat massa ρ = m/V atau m = ρV
TO BE CONTINUED

Anda mungkin juga menyukai