Termometer X dengan titik tetap bawah Xb dan titik tetap atas Xa. Termometer Y
dengan titik tetap bawah Yb dan titik tetap atas Ya.
Keterangan:
Xa = titik tetap atas termometer X
Xb = titik tetap bawah termometer X
Tx = suhu pada termometer X
Ya = titik tetap atas termometer Y
Yb = titik tetap bawah termometer Y
Ty = suhu pada termometer Y
PEMUAIAN
Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan suhu
atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor.
Pemuaian terjadi pada 3 zat yaitu pemuaian pada zat padat, pada zat cair, dan pada zat
gas.
Pemuaian pada zat padat ada 3 jenis yaitu pemuaian panjang (untuk satu demensi),
pemuaian luas (dua dimensi) dan pemuaian volume (untuk tiga dimensi). Sedangkan
pada zat cair dan zat gas hanya terjadi pemuaian volume saja, khusus pada zat gas
biasanya diambil nilai koofisien muai volumenya sama dengan 1/273.
Pemuaian panjang
Pemuaian luas adalah pertambahan ukuran luas suatu benda karena menerima kalor.
pertambahan ukuran volume suatu benda karena menerima kalor. Pemuaian volume
terjadi benda yang mempunyai ukuran panjang, lebar dan tebal. Contoh benda yang
mempunyai pemuaian volume adalah kubus, air dan udara.
KALOR
kalor di defnisikan sebagai suatu bentuk energi yang dapat berpindah atau
mengalir dari benda yang memiliki kelebihan kalor menuju benda yang
kekurangan kalor. Kalor biasanya dinyatakan dalam suhu. Satuan kalor di dalam
satuan Internasional yaitu Joule, satuan kalor lainnya ialah kalori. 1 kalori di
definisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan
sebanyak 1 kg air sebesar 1⁰C.
Keterangan :
Q = Kalor (J)
m : Massa Benda (kg)
c = Kalor Jenis (J Kg oC)
ΔT = Perubahan Suhu (oC)
KALOR JENIS
Kapasitas kalor diartikan sebagai banyaknya kalor yang diserap oleh suatu benda
bermassa tertentu untuk menaikkan suhu sebesar 1⁰C. Satuan kapasitas kalor dalam
sistem International yaitu J/K
Untuk mengetahui banyaknya kalor yang dilepas atau diterima oleh suatu zat
digunakan persamaan :
Q = m.c.ΔT
Dimana :
Q = banyaknya kalor yang dilepas atau diterima oleh suatu benda (Joule)
m = massa benda yang menerima atau melepas kalor (kg)
c = kalor jenis zat (J/Kg⁰C)
ΔT = perubahan suhu (⁰C)
Untuk menentukan kalor jenis suatu zat digunakan persamaan :
C = Q / m.ΔT
Dimana :
C = kalor jenis zat (J/Kg⁰C)
Q = banyaknya kalor yang dilepas atau diterima oleh suatu benda
(Joule)
m = massa benda yang menerima atau melepas kalor (kg)
ΔT = perubahan suhu (⁰C)
Untuk menentukan kapasitas kalor suatu zat digunakan persamaan :
C = Q / ΔT
Dimana :
C = kapasitas kalor (J/K)
Q = banyaknya kalor (J)
ΔT = perubahan suhu (K)
PENGERTIAN
Asas Black adalah hukum fisika yang berkaitan dengan suhu zat
yang bercampur/bersentuhan. Secara singkat, kalor yang diterima
oleh suatu benda sama dengan kalor yang dilepas oleh benda lain.
Pernyataan ini dikenal dengan asas Black. ASAS BLACK
merupakan kaidah yang berasal dari Hukum Kekekalan Energi,
yaitu jumlah seluruh energi selalu tetap. Joseph Black (1728-1799),
seorang fisikawan asal Inggris, adalah orang pertama yang
mengukur kalor yang dilepas dan yang diterima jika dua benda
yang berbeda suhu disentuhkan.
Joseph Black memperoleh hasil sebagai berikut:
1. Jika dua benda bercampur, benda yang panas akan memberikan
kalornya kepada benda yang dingin. Akibatnya, suhu kedua
benda menjadi sama.
2. Kalor yang diserap oleh benda yang dingin sama dengan kalor
yang dilepaskan oleh benda yang panas.
Secara matematis, asas Black dapat dituliskan dengan rumus:
Q(lepas) = Q (terima)
Akan tetapi, pada kenyataannya, pernyataan tersebut tidak selalu dapat dibuktikan dengan
percobaan. Hal ini disebabkan ada kalor yang berubah menjadi energi bentuk lain sehingga
seolah-olah hilang.
Jadi, pernyataan hukum kekekalan energi untuk kalor di atas hanya berlaku untuk keadaan ideal
saja.
Konveksi dapat terjadi pada zat cair atau gas. Ada dua jenis perpindahan
kalor secara konveksi, yaitu :
a. Konveksi Alamiah : konveksi yang dipengaruhi gaya apung tanpa
faktor luar, dan disebabkan oleh karena adanya perbedaan massa jenis
benda. Contohnya pada pemanasan air.
b. Konveksi Paksa : konveksi yang terjadi karena adanya pengaruh faktor
luar (contoh tekanan), dan perpindahan kalor dilakukan dengan
sengaja/dipaksakan. Contohnya pada kipas angin dan radiator mobil.
Perpindahan Kalor Secara Radiasi