Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PERPINDAHAN KALOR I

CARA PERPINDAHAN KALOR

OLEH :

YOGI SOLID SIANIPAR


18205003

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2019
1. Pengertian Perpindahan Kalor

Perpindahan Kalor adalah bentuk kalor yang dapat berpindah dari benda yang
bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Sedangkan kalor ini merupakan
suatu bentuk energi atau dapat juga didefinisikan sebagai jumlah panas yang ada
dalam suatu benda.

A. Kalor

Jika dua buah benda,yang salah satu benda mula-mula lebih panas dari pada
benda yang lain,saling bersentuhan,maka suhu kedua benda tersebut akan sama setelah
waktu yang cukup lama. Benda yang bersuhu tinggi member energi ke benda yang
bersuhu rendah. Energi yang diberikan karena perbedaan suhu antara dua buah benda
disebut kalor. Jadi, kalor merupakan bentuk energi yang berpindah dari benda yang
suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah ketika benda bersentuhan.

Satuan kalor menurut SI atau MKS yaitu joule ( J ) sedang menurut cgs yaitu
erg adapun untuk jenis makanan yaitu kalori.
1 kalori = 4,2 joule ; 1 joule = 0,24 kalori
1 kkal (kilokalori) = 1000 kal ( kalori ) = 4200 joule = 4,2 kj (kilojoule)

B. Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor


Jika kita memanaskan suatu zat maka jumlah kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu zat tersebut tergantung berapa jumlah massa air,zat,dan nilai kenaikan
suhu zat tersebut. Secara umum jika kita memanaskan suatu zat tertentu maka jumlah
kalor yang diperlukan akan sebanding dengan massa dan kenaikan suhunya. bahwa jenis
zat sangat menentukan jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu zat
tersebut. Ketergantungan jumlah yang diperlukan untuk menaikkan suhu terhadap jenis
zat disebut dengan istilah kalor jenis yang diberi simbol dengan c.

Kalor jenis (c) adalah jumlah panas yang harus ditambahkan atau dihilangkan

pada satu satuan massa zat itu untuk mengubah temperature 1 .

Persamaan kalor yaitu : Q = m c ∆T

Keterangan :
Q = banyaknya kalor satuan joule (J)
c = kalor jenis zat satuan J / kg °C
m = massa zat satuan kg
∆ T = perubahan suhu satuan °C

Hal-hal berkenaan mengenai berbagai peristiwa tentang perpindahan kalor


beserta cara perpindahannya. Dan pemecahan dalam berbagai masalah yang berkaitan
dengan perpindahan kalor beserta contoh dalam kehidupan sehari-hari.

Satu Kilokalori (1 kkal) adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1
Kg air sebesar 1oC. Zat yang berbeda (dengan massa zat yang sama, misalnya 1 Kg)
memerlukan kuantitas kalor yang berbeda untuk menaikkan suhunya sebesar 1 oC .
Secara umum,kalor jenis zat merupakan fungsi suhu zat tersebut meskipun variasinya
cukup kecil terhadap variasi suhu. Sebagai contoh, dalam rentang suhu 0 oC – 100oC,
kalor jenis air berubah kurang dari 1% dari nilainya sebesar 1,00 cal/groC pada 15oC.
Jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu yang sama dari suatu benda tentu
saja berada dibandingkan dengan benda lain. Perbandingan antara jumlah kalor yang
diberikan dengan kenaikan suhu suatu benda disebut dengan kapasitas kalor dan diberi
simbol dengan C.

Kapasitas kalor ( C ) adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu


seluruh benda sebesar satu derajat. Kapasitas kalor dinyatakan dalam J K-1 atau J (oC)-1.
Rumus : Q = C ∆T
Keterangan :
C = kapasitas kalor zat, (J/K atau J/oC atau kal/oC)
Q = jumlah kalor yang diberikan pada zat (joule (J) atau kal)
∆T = perubahan suhu zat, (K atau oC)
Untuk menentukan kalor jenis zat dapat digunakan alat yang disebut kalorimeter.
Hubungan antara kapasitas kalor C dengan kalor jenis c suatu zat dapat
diperoleh dengan
Rumus :

Keterangan :
C = kapasitas kalor zat, (J/K atau J/oC atau kal/oC)
c = kalor jenis zat satuan J / kg °C
m = massa zat satuan kg

C. Kalor Laten dan Perubahan Wujud

Sebuah benda dapat berubah wujud ketika suhunya dinaikkan atau diturunkan.
Apabila suatu zat padat,misalnya es,dipanaskan,ia akan menyerap kalor dan berubah
wujud menjadi zat cair. Perubahan wujud zat dari padat menjadi cair ini disebut
melebur. Suhu zat yang mengalami peleburan disebut titik lebur zat. Kejadian yang
sebaliknya adalah membeku,yaitu perubahan wujud zat dari cair menjadi padat. Suhu
di mana zat mengalami pembekuan disebut titik beku.

Jika zat cair ini kita panaskan terus akan menguap dan berubah wujud menjadi
gas. Perubahan wujud zat dari cair menjadi uap (gas) disebut menguap. Pada peristiwa
penguapan dibutuhkan kalor. Hal ini dapat kita buktikan, ketika kita mencelupkan jari
tangan kita ke dalam cairan spiritus atau alcohol. Spiritus atau alcohol adalah zat cair
yang mudah menguap, untuk melakukan penguapan ini,spiritus atau alcohol menyerap
panas dari jari kita,sehingga jari tangan kita terasa dingin. Peristiwa lain yang
memperlihatkan bahwa proses penguapan membutuhkan kalor adalah mendidih.
Menguap hanya terjadi pada permukaan zat cair dan dapat terjadi pada sembarang
suhu,sedangkan mendidih terjadi pada seluruh bagian zat cair dan hanya terjadi pada
suhu tertentu yang disebut titik didih. Proses kebalikan dari menguap adalah
mengembun, yaitu perubahan wujud dari uap menjadi cair.

Ketika sedang berubah wujud,baik melebur, membeku, menguap dan


mengembun, suhu tetap, walaupun ada pelepasan atau penyerapan kalor. Dengan
demikian, ada sejumlah kalor yang dilepaskan atau diserap pada saat perubahaan wujud
zat, tetapi tidak digunakan untuk menaikkan atau menurunkan suhu. Kalor semacan ini
disebut kalor laten dan disimbolkan dengan huruf L. Besar kalor ini ternyata bergantung
juga pada jumlah zat yang mengalami perubahan wujud (massa benda). Jadi,kalor laten
adalah kalor yang dibutuhkan oleh suatu benda untuk mengubah wujudnya per satuan
massa. Dengan demikian, dapat dirumuskan bahwa :
Q = mL
Kalor laten beku besarnya sama dengan kalor laten lebur dan biasanya disebut dengan
kalor lebur. Kalor lebur es Lf pada suhu dan tekanan normal sebesar 334 kJ/kg. Kalor
laten uap besarnya sama dengan kalor laten embun dan biasanya disebut dengan kalor
uap. Kalor uap air Lv, pada suhu dan tekanan normal sebesar 2256 kJ/kg.

2. Asas Black

Menurut asas Black apabila ada dua benda yang suhunya berbeda kemudian disatukan
atau dicampur maka akan terjadi aliran kalor dari benda yang bersuhu tinggi menuju
benda yang bersuhu rendah. Aliran ini akan berhenti sampai terjadi keseimbangan
termal (suhu kedua benda sama). Secara matematis dapat dirumuskan :

Q lepas = Q terima
Yang melepas kalor adalah benda yang suhunya tinggi dan yang menerima kalor adalah
benda yang bersuhu rendah. Bila persamaan tersebut dijabarkan maka akan diperoleh :
Q lepas = Q terima
m1.c1.(t1 – ta) = m2.c2.(ta-t2)

jika menggunakan asas Black pada benda yang bersuhu tinggi digunakan (t1 – ta) dan
untuk benda yang bersuhu rendah digunakan (ta-t2). Dan rumus kalor yang digunakan
tidak selalu yang ada diatas bergantung pada soal yang dikerjakan.

3. Perpindahan Kalor

Kalor berpindah dari benda yang suhunya tinggi ke benda yang suhunya rendah. Ada 3
cara perpindahan kalor : 1. Konveksi (aliran), 2. Konduksi (hantaran), 3. Radiasi
(pancaran).

1. Konveksi (aliran)

Adalah proses dimana panas dipindahkan oleh gerak masa molekul – molekul dari
suatu tempat ke tempat yang lain. Konveksi hanya terjadi pada zat yang dapat mengalir
(fluida) yaitu zat cair dan gas. Ada 2 jenis konveksi, yaitu konveksi alami dan konveksi
paksa.
Pada konveksi alami, pergerakan fluida terjadi akibat perbedaan massa jenis. Pada
konveksi paksa, fluida yang telah dipanaskan langsung diarahkan ke tujuannya oleh
sebuah peniup (blower) atau pompa. Konveksi alami terjadi misalnya pada system
ventilasi rumah, terjadinya angin darat dan angin laut, dan aliran asap pada cerobong
asap pabrik. Konveksi paksa misalnya terjadi pada system pendingin mesin pada mobil,
alat pengering rambut, dan pada reactor pembangkit tenaga nuklir.
Sedangkan contoh konveksi secara umum yaitu es batu yang mencair dalam air panas.
Panas dari air panas berpindah ke es batu. Panas berpindah bersama mengalirnya air
panas ke es batu. Panas tersebut menyebabkan es batu meleleh.
Laju perpindahan kalor secara konveksi bergantung pada luas permukaan benda
(A) yang bersentuhan, koefisien konveksi (h), waktu (t), dan beda suhu (∆T) antara
benda dengan fluida. Banyaknya kalor yang dihantarkan secara konveksi dapat dihitung
dengan persamaan berikut :

P = Q / t atau P = h A ∆T
Nilai h adalah koefisien konveksi yang diperoleh secara percobaan dan tergantung
pada bentuk dan arah benda.

2. Konduksi (hantaran)

Konduksi ialah pemindahan panas yang dihasilkan dari kontak langsung antara
permukaan-permukaan benda. Konduksi terjadi hanya dengan menyentuh atau
menghubungkan permukaan-permukaan yang mengandung panas. Setiap benda
mempunyai konduktivitas termal (kemampuan mengalirkan panas) tertentu yang akan
mempengaruhi panas yang dihantarkan dari sisi yang panas ke sisi yang lebih dingin.
Semakin tinggi nilai konduktivitas termal suatu benda, semakin cepat ia mengalirkan
panas yang diterima dari satu sisi ke sisi yang lain.Misalnya perpindahan kalor dari
bagian sendok yang terendam dalam air panas ke ujung sendok yang di pegang tanpa
disertai perpindahan partikel
 Hantaran benda terhadap panas

 Konduktor
1. Konduktor adalah benda-benda yang dapat menghantarkan panas.
2. Bahan yang dapat digunakan untuk penghantar panas adalah logam dan kaca.
3. Macam-macam logam antara lain aluminium, besi, baja, perak dan kuningan.
Sedangkan kaca yang tahan panas adalah pyrex.
4. Aluminium adalah jenis logam penghantar yang paling cocok untuk bahan
membuat alat
masak seperti penggorengan, panci dst.

 Isolator

1. Isolator adalah benda-benda yang tidak dapat menghantarkan panas.


2. Macam-macam isolator yaitu:
 Kayu, dimanfaatkan untuk membuat peralatan dapur misalnya sendok nasi.
 Plastik, dimanfaatkan untuk membuat peralatan dapur misalnya gelas dan piring
 Kain, digunakan untuk bahan alat atau serbet
 Styrofom, digunakan untuk mengemas makan dan minuman hangat.
 Ebonit, digunakan untuk pegangan agar tidak cepat panas, misalnya pegangan ceret
dan
pamci.
 Karet, biasanya dicampur dengan bahan plastik, misalnya pada pegangan seterika.

 Laju kalor konduksi

Laju kalor konduksi sebanding dengan luas permukaan benda, sebanding dengan beda
suhu antara kedua ujung benda dan berbanding terbalik dengan ketebalan dinding.
Dapat ditulis dengan rumus:

Dengan k adalah konduktivitas termal zat.

3. Radiasi

Merupakan proses terjadinya perpindahan panas (kalor) tanpa menggunakan zat


perantara. Perpindahan kalor secara radiasi tidak membutuhkan zat perantara,
contohnya anda bisa melihat bagaimana matahari memancarkan panas ke bumi dan api
yang memancarkan hangat ke tubuh anda. Kalor dapat di radiasikan melalui bentuk
gelombang cahaya, gelombang radio dan gelombang elektromagnetik. Radiasi juga
dapat dikatakan sebagai perpindahan kalor melalui media atau ruang yang akhirnya
diserap oleh benda lain. Contoh radiasi dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat saat
anda menyalakan api unggun, anda berada di dekat api unggun tersebut dan anda akan
merasakan hangat. Satu lagi, pernahkah anda berjalan di atas aspal tanpa menggunakan
alas kaki di siang hari? Menurut anda apa yang membuat aspal tersebut terasa panas saat
siang hari? karena mendapat radiasi panas dari matahari dan Permukaan hitam dan
kusam adalah penyerap dan pemancar radiasi yang baik,

Laju pemancaran kalor oleh permukaan hitam, menurut Stefan dinyatakan sebagai
berikut.
Energi total yang dipancarkan oleh suatu permukaan hitam sempurna dalam bentuk
radiasi kalor tiap satuan waktu, tiap satuan luas permukaan sebanding dengan pangkat
empat suhu mutlak permukaan itu.

Secara matematis, laju kalor radiasi ditulis dengan persamaan :

Dengan σ adalah konstanta. Stefan Boltzmann dengan nilai 5,67 x 10-8 W/m2K4.
Persamaan tersebut berlaku untuk benda dengan permukaan hitam sempurna. Untuk
setiap permukaan dengan emisivitas e = (0 ≤ e ≤ 1) memiliki nilai diantara 0 dan 1.
Sedangkan benda penyerap sempurna sekaligus pemancar sempurna, yaitu benda hitam
sempurna nilai e = 1. dan Untuk benda pemantul sempurna atau benda putih (penyerap
paling buruk) nilai e = 0.

Anda mungkin juga menyukai