OLEH :
Perpindahan Kalor adalah bentuk kalor yang dapat berpindah dari benda yang
bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Sedangkan kalor ini merupakan
suatu bentuk energi atau dapat juga didefinisikan sebagai jumlah panas yang ada
dalam suatu benda.
A. Kalor
Jika dua buah benda,yang salah satu benda mula-mula lebih panas dari pada
benda yang lain,saling bersentuhan,maka suhu kedua benda tersebut akan sama setelah
waktu yang cukup lama. Benda yang bersuhu tinggi member energi ke benda yang
bersuhu rendah. Energi yang diberikan karena perbedaan suhu antara dua buah benda
disebut kalor. Jadi, kalor merupakan bentuk energi yang berpindah dari benda yang
suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah ketika benda bersentuhan.
Satuan kalor menurut SI atau MKS yaitu joule ( J ) sedang menurut cgs yaitu
erg adapun untuk jenis makanan yaitu kalori.
1 kalori = 4,2 joule ; 1 joule = 0,24 kalori
1 kkal (kilokalori) = 1000 kal ( kalori ) = 4200 joule = 4,2 kj (kilojoule)
Kalor jenis (c) adalah jumlah panas yang harus ditambahkan atau dihilangkan
Keterangan :
Q = banyaknya kalor satuan joule (J)
c = kalor jenis zat satuan J / kg °C
m = massa zat satuan kg
∆ T = perubahan suhu satuan °C
Satu Kilokalori (1 kkal) adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1
Kg air sebesar 1oC. Zat yang berbeda (dengan massa zat yang sama, misalnya 1 Kg)
memerlukan kuantitas kalor yang berbeda untuk menaikkan suhunya sebesar 1 oC .
Secara umum,kalor jenis zat merupakan fungsi suhu zat tersebut meskipun variasinya
cukup kecil terhadap variasi suhu. Sebagai contoh, dalam rentang suhu 0 oC – 100oC,
kalor jenis air berubah kurang dari 1% dari nilainya sebesar 1,00 cal/groC pada 15oC.
Jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu yang sama dari suatu benda tentu
saja berada dibandingkan dengan benda lain. Perbandingan antara jumlah kalor yang
diberikan dengan kenaikan suhu suatu benda disebut dengan kapasitas kalor dan diberi
simbol dengan C.
Keterangan :
C = kapasitas kalor zat, (J/K atau J/oC atau kal/oC)
c = kalor jenis zat satuan J / kg °C
m = massa zat satuan kg
Sebuah benda dapat berubah wujud ketika suhunya dinaikkan atau diturunkan.
Apabila suatu zat padat,misalnya es,dipanaskan,ia akan menyerap kalor dan berubah
wujud menjadi zat cair. Perubahan wujud zat dari padat menjadi cair ini disebut
melebur. Suhu zat yang mengalami peleburan disebut titik lebur zat. Kejadian yang
sebaliknya adalah membeku,yaitu perubahan wujud zat dari cair menjadi padat. Suhu
di mana zat mengalami pembekuan disebut titik beku.
Jika zat cair ini kita panaskan terus akan menguap dan berubah wujud menjadi
gas. Perubahan wujud zat dari cair menjadi uap (gas) disebut menguap. Pada peristiwa
penguapan dibutuhkan kalor. Hal ini dapat kita buktikan, ketika kita mencelupkan jari
tangan kita ke dalam cairan spiritus atau alcohol. Spiritus atau alcohol adalah zat cair
yang mudah menguap, untuk melakukan penguapan ini,spiritus atau alcohol menyerap
panas dari jari kita,sehingga jari tangan kita terasa dingin. Peristiwa lain yang
memperlihatkan bahwa proses penguapan membutuhkan kalor adalah mendidih.
Menguap hanya terjadi pada permukaan zat cair dan dapat terjadi pada sembarang
suhu,sedangkan mendidih terjadi pada seluruh bagian zat cair dan hanya terjadi pada
suhu tertentu yang disebut titik didih. Proses kebalikan dari menguap adalah
mengembun, yaitu perubahan wujud dari uap menjadi cair.
2. Asas Black
Menurut asas Black apabila ada dua benda yang suhunya berbeda kemudian disatukan
atau dicampur maka akan terjadi aliran kalor dari benda yang bersuhu tinggi menuju
benda yang bersuhu rendah. Aliran ini akan berhenti sampai terjadi keseimbangan
termal (suhu kedua benda sama). Secara matematis dapat dirumuskan :
Q lepas = Q terima
Yang melepas kalor adalah benda yang suhunya tinggi dan yang menerima kalor adalah
benda yang bersuhu rendah. Bila persamaan tersebut dijabarkan maka akan diperoleh :
Q lepas = Q terima
m1.c1.(t1 – ta) = m2.c2.(ta-t2)
jika menggunakan asas Black pada benda yang bersuhu tinggi digunakan (t1 – ta) dan
untuk benda yang bersuhu rendah digunakan (ta-t2). Dan rumus kalor yang digunakan
tidak selalu yang ada diatas bergantung pada soal yang dikerjakan.
3. Perpindahan Kalor
Kalor berpindah dari benda yang suhunya tinggi ke benda yang suhunya rendah. Ada 3
cara perpindahan kalor : 1. Konveksi (aliran), 2. Konduksi (hantaran), 3. Radiasi
(pancaran).
1. Konveksi (aliran)
Adalah proses dimana panas dipindahkan oleh gerak masa molekul – molekul dari
suatu tempat ke tempat yang lain. Konveksi hanya terjadi pada zat yang dapat mengalir
(fluida) yaitu zat cair dan gas. Ada 2 jenis konveksi, yaitu konveksi alami dan konveksi
paksa.
Pada konveksi alami, pergerakan fluida terjadi akibat perbedaan massa jenis. Pada
konveksi paksa, fluida yang telah dipanaskan langsung diarahkan ke tujuannya oleh
sebuah peniup (blower) atau pompa. Konveksi alami terjadi misalnya pada system
ventilasi rumah, terjadinya angin darat dan angin laut, dan aliran asap pada cerobong
asap pabrik. Konveksi paksa misalnya terjadi pada system pendingin mesin pada mobil,
alat pengering rambut, dan pada reactor pembangkit tenaga nuklir.
Sedangkan contoh konveksi secara umum yaitu es batu yang mencair dalam air panas.
Panas dari air panas berpindah ke es batu. Panas berpindah bersama mengalirnya air
panas ke es batu. Panas tersebut menyebabkan es batu meleleh.
Laju perpindahan kalor secara konveksi bergantung pada luas permukaan benda
(A) yang bersentuhan, koefisien konveksi (h), waktu (t), dan beda suhu (∆T) antara
benda dengan fluida. Banyaknya kalor yang dihantarkan secara konveksi dapat dihitung
dengan persamaan berikut :
P = Q / t atau P = h A ∆T
Nilai h adalah koefisien konveksi yang diperoleh secara percobaan dan tergantung
pada bentuk dan arah benda.
2. Konduksi (hantaran)
Konduksi ialah pemindahan panas yang dihasilkan dari kontak langsung antara
permukaan-permukaan benda. Konduksi terjadi hanya dengan menyentuh atau
menghubungkan permukaan-permukaan yang mengandung panas. Setiap benda
mempunyai konduktivitas termal (kemampuan mengalirkan panas) tertentu yang akan
mempengaruhi panas yang dihantarkan dari sisi yang panas ke sisi yang lebih dingin.
Semakin tinggi nilai konduktivitas termal suatu benda, semakin cepat ia mengalirkan
panas yang diterima dari satu sisi ke sisi yang lain.Misalnya perpindahan kalor dari
bagian sendok yang terendam dalam air panas ke ujung sendok yang di pegang tanpa
disertai perpindahan partikel
Hantaran benda terhadap panas
Konduktor
1. Konduktor adalah benda-benda yang dapat menghantarkan panas.
2. Bahan yang dapat digunakan untuk penghantar panas adalah logam dan kaca.
3. Macam-macam logam antara lain aluminium, besi, baja, perak dan kuningan.
Sedangkan kaca yang tahan panas adalah pyrex.
4. Aluminium adalah jenis logam penghantar yang paling cocok untuk bahan
membuat alat
masak seperti penggorengan, panci dst.
Isolator
Laju kalor konduksi sebanding dengan luas permukaan benda, sebanding dengan beda
suhu antara kedua ujung benda dan berbanding terbalik dengan ketebalan dinding.
Dapat ditulis dengan rumus:
3. Radiasi
Laju pemancaran kalor oleh permukaan hitam, menurut Stefan dinyatakan sebagai
berikut.
Energi total yang dipancarkan oleh suatu permukaan hitam sempurna dalam bentuk
radiasi kalor tiap satuan waktu, tiap satuan luas permukaan sebanding dengan pangkat
empat suhu mutlak permukaan itu.
Dengan σ adalah konstanta. Stefan Boltzmann dengan nilai 5,67 x 10-8 W/m2K4.
Persamaan tersebut berlaku untuk benda dengan permukaan hitam sempurna. Untuk
setiap permukaan dengan emisivitas e = (0 ≤ e ≤ 1) memiliki nilai diantara 0 dan 1.
Sedangkan benda penyerap sempurna sekaligus pemancar sempurna, yaitu benda hitam
sempurna nilai e = 1. dan Untuk benda pemantul sempurna atau benda putih (penyerap
paling buruk) nilai e = 0.