Anda di halaman 1dari 13

A.

PENGERTIAN KALOR

Kalor adalah salah satu bentuk energi yang dapat berpindah dari satu benda ke benda lainnya

karena adanya perbedaan suhu. Ketika dua benda yang memiliki perbedaan suhu bertemu maka

kalor akan mengalir (berpindah) dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah.

Contohnya ketika kita mencampurkan air dingin dengan air panas, maka kita akan mendapatkan

air hangat. Banyak yang tidak tahu perbedaan antara suhu dan kalor, Suhu adalah nilai yang

terukur pada termometer, sedangkan kalor adalah energi yang mengalir dari satu benda ke benda

lainnya. Adapula ilmuan dari Amerika bernama Benjamin Thompson mengatakan bahwa kalor

bukanlah zat alir, melainkan energi yang terjadi karena adanya proses mekanik, seperti gesekan.

B. RUMUS DANSATUAN KALOR

Satuan kalor adalah Kalori (Kal) atau Joule (J). Kalori adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan

untuk memanaskan 1 gram air agar suhunya menjadi 1 derajat Celcius.

1 Kalori = 4,2 Joule

1 Joule = 0,24 Kalori

Rumus Kalor :

Keterangan :

Q = Kalor (J)

m : Massa Benda (kg)

c = Kalor Jenis (J Kg oC)

ΔT = Perubahan Suhu (oC)


C. KALOR DAN PERUBAHAN PADA BENDA

1. Kalor Dapat Mengubah Suhu Zat

Pada hakikatnya, setiap benda yang suhunya lebih dari nol mutlak, maka benda tersebut

memiliki Kalor. Kandungan kalor inilah yang akan menentukan berapa suhu tersebut. Apabila

benda ini dipanaskan maka benda tersebut menerima tambahan kalor sehingga suhunya

meningkat. Sedangkan apabila benda tersebut didinginkan maka benda tersebut melepaskan

kalor sehingga suhunya menurun.

2. Kalor Dapat Mengubah Wujud Zat

Beberapa benda jika diberikan kalor dalam satuan tertentu, benda tersebut akan mengalami

perubahan wujud. Contohnya adalah ketika es dipanaskan (diberi kalor) maka es (wujud padat)

tersebut akan menjadi air (Wujud Gas), dan apabila pemanasan terus dilakukan maka air tadi

juga akan menjadi Gas. Titik dimana suatu zat akan berubah menjadi Zat Cair disebut Titik Cair

atau Titik Lebur benda.

D. KALOR JENIS DAN KAPASITAS KALOR


Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa jika kalor diberikan pada dua benda yang berbeda,

maka akan menghasilkan suhu yang berbeda pula, Contohnya ketika minya dan air dipanaskan

dengan suhu yang sama maka minyak akan memiliki perubahan suhu 2 kali lebih besar

dibandingkan air.  Hal Ini disebabkan oleh perbedaan kalor jenis yang dimiliki suatu benda.

Kalor Jenis Benda adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu dari 1 kg

massa benda tersebut menjadi 1 derjat celcius. Satuan dari Kalor Jenis adalah Kalori /

GramoCelcius atau dalam Sistem Internasional ditetapkan dengan Joule / Kilogram oCelcius.

Kalor Jenis dapat dituliskan dalam persamaan berikut :

KALOR JENIS
Keterangan :

Q = Kalor (J)

m : Massa Benda (kg)


c = Kalor Jenis (J Kg oC)

ΔT = Perubahan Suhu (oC)

Sedangkan kapasitas kalor adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu zat

tersebut sebanyak 1 derajat Celcius. Jika kalor Q menghasilkan suhu sebesar t maka kapasitas

kalor dapat dirumuskan

RUMUS KAPASITAS KALOR


E. PERPINDAHAN KALOR

Seperti yang telah kami jelaskan di awal bahwa perpindahan kalor terjadi dari benda bersuhu

tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Ada tiga jenis perpindahan kalor yang dapat terjadi, yaitu :

1. Perpindahan Kalor Secara Konduksi

Perpindahan Kalor secara konduksi adalah perpindahan kalor melalui suatu zat perantara (logam)

tanpa disertai perpindahan partikel – partikel zat tersebut secara permanen. Contohnya adalah

ketika kita memanaskan salah satu ujung logam, maka ujung logam lainnya akan ikut panas

karena terjadi hantaran kalor dari suhu tinggi ke suhu rendah. Ketika memanaskan salah satu

ujung logam, maka partikel yang terdapat pada ujung logam tersebut akan bergetar dan membuat

getaran terjadi pada partikel lain yang terhubung dengannya. Sehingga seluruh partikel logam

tersebut akan bergetar walaupun hanya satu ujung logam yang dipanaskan, nah hal ini lah yang

akan merangsang terjadinya perpindahan kalor.


Baca juga : Pengertian, Sifat, Bentuk, dan Jenis -Jenis Magnet

2. Perpindahan Kalor Secara konveksi

Perpindahan kalor secara konveksi adalah perpindahan kalor melalui suatu zat yang disertai

dengan perpindahan bagian-bagian zat tersebut. Konveksi dapat terjadi pada zat cair atau gas.

Ada dua jenis perpindahan kalor secara konveksi, yaitu :

a. Konveksi Alamiah

Konveksi alamiah adalah konveksi yang dipengaruhi gaya apung tanpa faktor luar, dan

disebabkan oleh karena adanya perbedaan massa jenis benda. Contohnya adalah pada pemanasan

air, massa jenis partikel air yang sudah panas akan naik menjauh dari api dan digantikan dengan

partikel air lain yang suhunya lebih rendah. Proses ini membuat seluruh partikel zat cair tersebut

akan panas sempurna.

b. Konveksi Paksa

Konveksi paksa adalah konveksi yang terjadi karena adanya pengaruh faktor luar (contoh

tekanan), dan perpindahan kalor dilakukan dengan sengaja/dipaksakan. Artinya aliran panas

kalor dipaksa menuju ke tempat yang ingin dituju dengan bantuan faktor luar seperti tekanan.

Contohnya adalah pada kipas angin yang akan membawa udara dingin ke tempat yang panas,

dan radiator mobil yang memiliki sistem pendingin mesin.

Baca juga : Pengertian, Rumus, dan Satuan Daya

3. Perpindahan Kalor Secara Radiasi


Perpindahan kalor secara Radiasi adalah proses perpindahan kalor yang tidak menggunakan zat

perantara. Perpindahan kalor secara radiasi berbeda dengan konduksi dan konveksi. Pada

Radiasi, agar terjadinya perpindahan kalor, kedua benda tidak harus bersentuhan karena kalor

dapat berpindah tanpa zat perantara. Artinya kalor tersebut akan di pancarkan ke segala arah oleh

sumber panas, dan akan mengalir ke segala arah. Contohnya adalah saat kita dekat dengan api

unggun dari sudut manapun, maka kita tetap akan merasakan kehangatan dari sumber api, contoh

lainnya adalah panas matahari yang sampai ke bumi dan planet – planet lain.

4. Pencegahan perpindahan kalor

Perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi dapat dicegah dengan mengisolasi

ruangan tersebut. Contoh sederhana penerapan cara ini adalah pada termos. Termos digunakan

untuk menjaga suhu air tetap panas dengan mencegah perpindahan kalornya.

F. KALORIMETER
Kalorimeter ini terdiri atas dua buah bejana dari tembaga yang kalor jenisnya belum diketahui.

Bejana tembaga kecil diletakkan dalam bejana lain yang lebih besar. Agar kedua bejana tidak

bersentuhan, diantara kedua bejana tersebut diletakkan isolator sebagai bahan penyekat kalor,

contohnya gabus. Bahan isolator ini berfungsi untuk menahan kalor yang ada di dalam

kalorimeter agar tidak keluar serta tidak ada kalor yang masuk dari luar. Umumnya tutup yang

digunakan terbuat dari bahan kayu yang juga dapat berfungsi sebagai isolator yang baik. Pada

tutupnya terdapat dua buah lubang yang berguna untuk meletakkan termometer dan pengaduk.

Pada waktu sampel logam dimasukkan ke dalam kalorimeter, air di dalamnya tidak perlu diaduk

agar sistem dapat mencapai keseimbangan termal dengan segera. Batang pengaduk ini biasanya

terbuat dari bahan yang sama dengan bejana kalorimeter.


Suhu dan Kalor
Suhu dan Kalor – Pengantar

Suhu adalah ukuran yang menyatakan energi panas tersimpan dalam suatu benda. Benda bersuhu
tinggi berarti memiliki energi panas yang tinggi, begitu juga sebaliknya. Kalor adalah
perpindahan energi panas yang terjadi dari benda bersuhu yang lebih tinggi ke benda bersuhu
lebih rendah.

Lihat juga materi lainnya:


Dioda
GLBB & Gerak Jatuh Bebas

Skala Termometer
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu benda. Terdapat 4 skala umum
yang digunakan untuk termometer

 Celcius (oC)
 Reamur (oR)
 Fahrenheit (oF)
 Kelvin (K)

Konversi antar 4 skala tersebut ditunjukkan oleh tabel berikut.

Celcius Reamur Fahrenheit Kelvin


Celcius T T T + 32 T + 273
Reamur T 1 T + 32 T + 273
Fahrenheit   (T-32) (T-32) 1 (T-32) + 273
Kelvin T-273 (T-273) T (T-273)+32 1

Skala Celcius dan Fahrenheit umum digunakan pada pengukuran suhu di kehidupan sehari-hari,
sedangkan skala suhu yang  ditetapkan sebagai Satuan Internasional adalah skala Kelvin.

Perhitungan Kalor Perubahan Zat


Kalor dapat berakibat pada perubahan suhu atau wujud suatu zat. Penerimaan kalor akan
meningkatkan suhu dan dapat mengubah zat padat menjadi cair atau zat cair menjadi gas,
sedangkan pelepasan kalor akan menurunkan suhu dan dapat mengubah zat cair menjadi padat
atau zat gas menjadi zat cair. Kalor yang diterima atau dilepas oleh suatu benda dapat dihitung
dengan rumus berikut.
Dimana Q adalah banyak kalor (J), m adalah massa benda (Kg), c adalah kalor jenis (J/KgoC)
dan  adalah perubahan suhu (oC). Apabila benda mengalami perubahan wujud, maka jumlah
energi yang digunakan tersebut dihitung dengan rumus m.L, dimana L adalah kalor jenis
perubahan wujud zat. Satuan ukur kalor adalah kalori, dimana satu kalori adalah jumlah energi
panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 gram air sebesar 1oC. 1 Kalori disetarakan
dengan 4.2 Joule.

Perpindahan Panas
Perpindahan panas dapat dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan medium perantaranya. Tiga jenis
perpindahan panas tersebut adalah konduksi, konveksi, dan radiasi.

1. Konduksi

Konduksi berarti energi panas bergerak tanpa disertai pergerakan permanen medium yang
menjadi penghantar panas. Contoh konduksi adalah rambatan panas pada material logam seperti
besi, kawat, dan alumunium. Pada level molekuler, konduksi terjadi karena adanya tubrukan
antara molekul berkecapatan lebih tinggi dengan molekul berkecepatan lebih rendah. Hal ini
menghasilkan peningkatan energi kinetik molekular yang selanjutnya meningkatkan suhu.

2. Konveksi

Konveksi adalah perpindahan panas yang terjadi seiring dengan perpindahan zat perantara atau
medum. Contoh dari konveksi adalah pendinginan ruangan dengan AC dan pemanasan air. Pada
level molekular, peningkatan suhu akan berpengaruh pada peningkatan volume dan juga
kerapatan medium. Medium yang lebih renggang akan bergerak ke bawah, dan medium yang
rapat bergerak ke atas. Medium yang lebih renggang adalah medium yang bersuhu lebih rendah,
sebaliknya medium lebih rapat berarti suhu lebih tinggi. Pergerakan antar medium inilah yang
mengakibatkan perpindahan panas.

3. Radiasi

Radiasi adalah penghantaran energi panas tanpa dibutuhkan penghantar. Panas ditransmisikan
dengan emisi gelombang elektromagnetik. Pada level molekular, radiasi panas terjadi karena
pergerakan acak momentum dan atom akibat radiasi elektromagnetik. Setiap benda akan
mengeluarkan radiasi termal, bergantung dari panas yang dimiliki. Semakin panas objek tersebut
makan semakin besar radiasinya. Salah satu contoh radiasi panas adalah perpindahan energi
panas dari matahari ke bumi dan benda-benda antariksa lainnya.
Ketiga jenis perpindahan panas tersebut dapat terjadi sekaligus pada suatu proses pemanasan.
Contohnya adalah proses memanaskan panci berisi air di atas kompor seperti pada gambar
berikut. Rambatan panas api dari kompor ke panci adalah proses radiasi, kemudian air yang
panas di bagian bawah panci akan bergerak ke atas bertukar posisi dengan air di bagian atas
menghasilkan transfer panas melalui konveksi, dan panas yang terdapat di pemegang panci yang
terbuat dari logam dapat dihantarkan ke tangan melalui proses konduksi.

Sumber gambar: machinedesign.com

Asas Black
Asas Black adalah hukum yang menyatakan bahwa untuk semua pertukaran energi panas (kalor),
maka kalor yang diterima materi bersuhu lebih rendah akan sama besar dengan kalor yang
dilepas oleh materi bersuhu lebih tinggi. Secara matematis, Asas Black dinyatakan sebagai
berikut.
Jika terdapat dua materi dengan suhu berbeda dicampurkan menjadi satu, asas black dapat
digunakan untuk mengetahui suhu akhir campuran. Penerapannya secara matematis adalah
sebagai berikut.

Keterangan:

m1 = Massa materi bersuhu lebih tinggi


c1 = Kalor jenis materi bersuhu lebih tinggi
T1 = Suhu materi bersuhu lebih tinggi
m2 = Massa materi bersuhu lebih rendah
c2 = Kalor jenis materi bersuhu lebih rendah
T2 = Suhu materi bersuhu lebih rendah
Tm = Suhu akhir campuran

Contoh Soal Suhu dan Kalor + Pembahasan

Soal Suhu dan Kalor 1

Kratos mencampur 4 kg air bersuhu 100oC dengan 8 kg air bersuhu 50oC. Berapa suhu akhir
campuran?

Jawab

Diketahui:
m1 = 4 Kg
m2 = 8 Kg
c1 = c2 = c
T1 =100 oC
T2 = 50 oC

Ditanyakan: Tm?
Soal Suhu dan Kalor 2

Perhatikan grafik pemanasan 1 Kg es berikut ini!

Jika kalor jenis es 2.100 J/KgoC, kalor lebur es 336.000 J/KgoC, dan kalor jenis air adalah 4.200
J/KgoC, maka kalor yang dibutuhkan dalam proses dari P-Q-R adalah …. (UN Fisika SMP/MTs
2015)

Jawab

Diketahui:
ces = 2.100 J/KgoC
cair = 4.200 J/KgoC
m = 1 Kg

Ditanyakan: QPQR?

Soal Suhu dan Kalor 3

Perhatikan gambar thermometer Fahrenheit dan Celcius berikut ini!


Nilai X adalah …. (UN Fisika SMP 2015)

Jawab:

Diketahui:  TF = 95oF

Ditanyakan: TC

TC = (95-32) * 5/9 = 63 * 5/9 = 35oC

Anda mungkin juga menyukai