Anda di halaman 1dari 3

3.

2 Pembahasan
Praktikum ini bertujuan mengamati secara visualisasi kondensasi lapisan film dan
pendidihan inti nukleat, mengamati kenaikkan panas pada alat heat exchanger, memeriksa
pengaruh penambahan flowrate, menghitung panas air dingin dan panas pada steam,
menghitung heat flux (Ф), menghitung koefisien perpindahan panas keseluruhan laju alir
dingin. Perpindahan kalor yang terjadi pada alat ini bersifat tidak langsung, artinya kalor
berpindah dari fluida satu ke fluida lainnya melalui sebuah dinding pembatas yang
menjaga agar kedua fluida tidak bercampur. Fluida yang digunakan pada praktikum ini
adalah air dan steam. Pemilihan air sendiri ialah karena air merupakan zat yag tidak mudah
menguap dan mudah ditemukan. Sedangkan steam yang didapat bersumber dari air yg
dipanaskan menggunakan heater.

Pada praktikum ini, jenis HE yang digunakan adalah shell and tube dan sistem
kerjanya steam to water. Air masuk melalui flowmeter menuju tube yang ada pada HE.
Kemudian air dipanaskan dengan steam dan keluar He, air dalam tube terjadi kenaikkan
temperature. Pada praktikum ini, variabel yang divariasikan adalah laju alir massa air
gr
masuk yaitu masing-masing sebesar 5, 6, 7, 8, 9, 10, dan 11 . Sedangkan variabel yang
s
diamati adalah T1, T2 dan T3, dimana T1 adalah temperatur pemanas, T2 adalah temperatur
air masuk dan T3 adalah temperatur air keluar.

ṁ vs Q
400

350

300

250

200

150

100

50

0
4 5 6 7 8 9 10 11 12

Grafik 1.1 Laju alir massa masuk vs Q


Pada grafik 1.1 ṁcool (g/s) vs Q (J/s) dapat dilihat bahwa data pertama mengalami
kenaikan dan data kedua mengalami penurunan yang sangat signifikan, data – data tersebut
adalah kesalahan pada saat melakukan praktikum yang disebabkan karena ketidakstabilan
alat pada saat itu, jadi data yang dibaca hanya data ketiga sampai ketujuh saja. Dapat
dilihat pada grafik 1.1 bahwa semakin besar laju alir maka semakin besar panas yang
diserap, ini membuktikan bahwa hubungan laju alir massa dan panas berbanding lurus dan
sesuai dengan teori yang dapat ditinjau dari rumusnya

ṁ vs heat flux
10000.00
9000.00
8000.00
7000.00
6000.00
5000.00
4000.00
3000.00
2000.00
1000.00
0.00
4 5 6 7 8 9 10 11 12

Grafik 1.2 Laju alir massa vs heat flux


Pada grafik 1.2 ṁ (g/s) vs Φ (J/m2.s) dapat dilihat bahwa data pertama mengalami
kenaikan dan data kedua mengalami penurunan yang sangat signifikan, data – data tersebut
adalah kesalahan pada saat melakukan praktikum yang disebabkan karena ketidakstabilan
alat pada saat itu, jadi data yang dibaca hanya data ketiga sampai ketujuh saja. Dapat
dilihat pada grafik 1.1 bahwa semakin besar laju alir maka semakin besar nilai heat flux
atau jumlah aliran panas yang melewati media. Hal ini membuktikan bahwa semakin besar
laju alir maka semakin besar laju aliran panas yang hilang pada saat proses berlangsung.
ṁ vs U
500.00
450.00
400.00
350.00
300.00
250.00
200.00
150.00
100.00
50.00
0.00
4 5 6 7 8 9 10 11 12

Grafik 1.3 Laju alir massa vs U


Pada grafik 1.3 ṁ (g/s) vs U (J/m2.s. ˚C) menunjukkan nilai U cenderung stabil, hal
ini dikarenakan selisih temperatur air pendingin masuk dan air pendingin keluar pada tiap
variasi laju alir massa memiliki selisih nilai yang sedikit. Semakin tinggi laju alir massa
maka semakin tinggi juga nilai koefisien perpindahan panas total ( U ). Hal ini terjadi
karena semakin besar laju alir massa maka semakin besar pula nilai koefisien konveksinya.

Anda mungkin juga menyukai