Anda di halaman 1dari 2

BAB II

METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan


2.1.1 Alat yang digunakan:
1. Alat Ion Exchanger 7. Pipet Ukur 10 ml
2. Conductivity meter 8. Pipet Tetes
3. Gelas kimia 250 ml 9. Neraca Digital
4. Erlenmeyer 250 ml 10. Botol Semprot
5. Buret 50 ml 11. Kaca arloji
6. Statif 12. Spatula

2.1.2 Bahan yang digunakan:


1. Air Keran
2. Aquadest
3. Resin kation
4. Larutan EDTA 0,01 M
5. Indikator EBT
6. CaCO3
7. Larutan buffer pH 10

2.2 Prosedur Kerja


2.2.1 Pengoperaian Ion Exchanger
1. Menimbang 7,5 gram kapur kemudian melarutkannya ke dalam air
PDAM sebanyak ± 6,5 liter.
2. Mengisi wadah penampung air intake pada alat ion exchanger dengan
air PDAM yang telah ditambahkan kapur.
3. Mengatur valve pada alat ion exchanger agar aliran air dapat melalui
resin kation dan resin anion.
4. Memastikan alat ion exchanger telah terhubung dengan arus listrik.
5. Menyalakan alat ion exchanger dan mengatur flowrate air intake.
6. Mengambil sampel air keluaran ion exchanger setiap 10 menit selama
50 menit.
7. Menganalisa kadar total hardness pada sampel tersebut.
8. Mengukur Konduktivitas sampel menggunakan alat Conductivity meter.
9. Menghitung total dissolve pada sampel.

2.2.2 Analisa Total Hardness


1. Memipet 50 ml sample air lalu memasukannya ke dalam Erlenmeyer
250 ml dan mengencerkannya dengan aquadest samapai 100 ml.
2. Menambahkan 5 ml larutan buffer pH 10 dan 5 tetes indicator EBT ke
dalam larutan tersebut.
3. Menitrasi dengan larutan EDTA sampai terjadi perubahan warna merah
menjadi biru.
4. Menghitung total hardness yang ada pada sample air
V EDTA × M EDTA ×100 ×1000
Total Hardness=
V sampel

Anda mungkin juga menyukai