Anda di halaman 1dari 25

NAMA : SISKA MARINDA

NIM : 14 644 009


KELAS : 1A/S1 TERAPAN
PRODI : TEKNIK KIMIA INDUSTRI

KALOR
KALOR
• Definisi Kalor
Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat.
Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda
yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor
yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya
rendah maka kalor yang dikandung sedikit.
Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang
dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung pada 3 faktor
• massa zat
• jenis zat (kalor jenis)
• perubahan suhu

Sehingga secara matematis dapat dirumuskan :


Q = m.c.(t2 – t1)
Dimana :
Q adalah kalor yang dibutuhkan (J)
m adalah massa benda (kg)
c adalah kalor jenis (J/kgC)
(t2-t1) adalah perubahan suhu (C)
Kalor dapat dibagi menjadi 2 jenis
• Kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu
• Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud (kalor laten), persamaan
yang digunakan dalam kalor laten ada dua macam Q = m.U dan Q =
m.L. Dengan U adalah kalor uap (J/kg) dan L adalah kalor lebur (J/kg)

Dalam pembahasan kalor ada dua kosep yang hampir sama tetapi
berbeda yaitu kapasitas kalor (H) dan kalor jenis (c)
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu benda sebesar 1 derajat celcius.
H = Q/(t2-t1)

Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk


menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1 derajat celcius. Alat yang digunakan
untuk menentukan besar kalor jenis adalah kalorimeter.
c = Q/m.(t2-t1)
Bila kedua persamaan tersebut dihubungkan maka terbentuk persamaan
baru
H = m.c
Analisis grafik perubahan wujud pada es yang dipanaskan sampai
menjadi uap. Dalam grafik ini dapat dilihat semua persamaan kalor
digunakan.

Keterangan :
Pada Q1 es mendapat kalor dan digunakan menaikkan suhu es,
setelah suhu sampai pada 0 C kalor yang diterima digunakan untuk
melebur (Q2), setelah semua menjadi air barulah terjadi kenaikan suhu
air (Q3), setelah suhunya mencapai suhu 100 C maka kalor yang
diterima digunakan untuk berubah wujud menjadi uap (Q4), kemudian
setelah berubah menjadi uap semua maka akan kembali terjadi kenaikan
suhu kembali (Q5).
• Hubungan antara kalor dengan energi listrik
• Kalor merupakan bentuk energi maka dapat berubah dari satu bentuk
kebentuk yang lain. Berdasarkan Hukum Kekekalan Energi maka energi
listrik dapat berubah menjadi energi kalor dan juga sebaliknya energi kalor
dapat berubah menjadi energi listrik. Dalam pembahasan ini hanya akan
diulas tentang hubungan energi listrik dengan energi kalor. Alat yang
digunakan mengubah energi listrik menjadi energi kalor adalah ketel
listrik, pemanas listrik, dll.
Besarnya energi listrik yang diubah atau diserap sama dengan besar kalor
yang dihasilkan. Sehingga secara matematis dapat dirumuskan.
W=Q
Untuk menghitung energi listrik digunakan persamaan sebagai berikut :
W = P.t
Keterangan :
W adalah energi listrik (J)
P adalah daya listrik (W)
t adalah waktu yang diperlukan (s)

Bila rumus kalor yang digunakan adalah Q = m.c.(t2 – t1) maka diperoleh
persamaan:
P.t = m.c.(t2 – t1)
1. TERMOMETER
Termometer adalah alat yang digunakan
untuk mengukur suhu (temperatur), ataupun
perubahan suhu. Istilah termometer berasal dari
bahasa Latin thermo yang berarti panas dan meter
yang berarti untuk mengukur. Prinsip kerja
termometer ada bermacam-macam, yang paling
umum digunakan adalah termometer air raksa.
Jenis termometer
Berikut ini jenis-jenis termometer yang umum dikenal:
1. Termometer Air Raksa: Termometer air raksa adalah termometer cairan
yang menggunakan air raksa sebagai pengisinya. Termometer air raksa
merupakan thermometer yang banyak digunakan dibandingkan dengan
termometer alkohol. Termometer air raksa sering disebut termometer
maksimum karena dapat mengukur suhu yang sangat tinggi. Jika suhu
panas, air raksa akan memuai sehingga kita akan melihat air raksa pada
tabung kaca naik. Ketika suhu turun, air raksa akan tetap berada pada
posisi ketika suhu panas. Hal itu disebabkan adanya konstraksi yang
menghambat air raksa untuk kembali ke keadaan semula. OIeh karena itu,
untuk mengembalikan air raksa ke posisi dasar, kita harus mengibas-
ngibaskan termometer ini dengan kuat.
2. Termometer Alkohol: Termometer alkohol adalah termometer
cairan yang menggunakan alkohol sebagai pengisinya. Alkohol lebih
peka daripada air raksa sehingga ketika memuai, perubahan
volumenya lebih terlihat jelas. Termometer alkohol disebut juga
termometer minimum karena mampu mengukur suhu yang sangat
rendah. Untuk menghindari gaya gravitasi bumi, termometer minimum
diletakkan mendatar. Apabita suhu dingin, cairan alkohol akan
bergerak ke kiri dan membawa indeks penunjuk berwarna. Sebaliknya,
apabila suhu naik, indeks penunjuk berwarna akan tetap berada di
posisinya walaupun cairan alkohol mengembang dan bergerak ke
kanan.
3. Termometer Klinis: Termometer klinis adalah termometer yang
digunakan untuk mengukur suhu badan yang banyak dimanfaatkan di
bidang kedokteran. Suhu badan dapat diukur dengan termometer klinis
melalui rongga mulut, ketiak, atau di antara lekukan tubuh lainnya.
Suhu manusia normal berkisar pada 37°C dan tidak pernah lebih
rendah dan 35°C dan tidak pernah lebih dari 42°C. Termometer klinis
bisa dibedakan menjadi dua, yaitu termometer klinis analog dan
termometer klinis digital. Perbedaan keduanya terletak pada
penampilan nilai suhu. Pada termometer klinis analog, nilai suhu
ditampilkan oleh naiknya air raksa dan kita mengetahui nilainya
dengan melihat angka yang dicapai oleh air raksa pada pipa kapiler.
Sementara itu, pada termometer klinis digital, nilai suhu ditampilkan
langsung dalam bentuk angka yang tertera pada layar kecil
termometer.
4. Termometer Inframerah: Termometer inframerah digunakan untuk
mengukur suhu benda yang sangat panas. benda yang bergerak cepat,
atau benda yang tidak boleh disentuh karena berbahaya. Termometer
inframerah bisa juga disebut termometer laser, jika menggunakan sinar
laser untuk mengukur suhu benda.
5. Termometer Bimetal Mekanik: Termometer bimetal mekanik adalah
termometer yang terbuat dari dua buah kepingan logam yang memiliki
koefisien muai yang berbeda. Bimetal merupakan gabungan dari dua
kata, yaitu bi dan metal. Bi artinya duo dan metal artinya logam. Dua
kepingan logam pada termometer bimetal mekanik akan melengkung
jika terjadi perubahan suhu. Prinsip kerja dari termometer bimetal
adalah pada suhu tinggi, keping bimetal akan melengkung ke arah
logam yang memiliki koefisien muai lebih tinggi. Sebaliknya, jika suhu
rendah, keping bimetal akan melengkung ke arah logam yang memiliki
koefisien muai yang lebih rendah.
2. PERPINDAHAN PANAS
Perpindahan panas adalah salah satu dari displin ilmu teknik
termal yang mempelajari cara menghasilkan panas, menggunakan
panas, mengubah panas, dan menukarkan panas di antara sistem fisik.
Perpindahan panas diklasifikasikan menjadi konduktivitas termal,
konveksi termal, radiasi termal, dan perpindahan panas melalui
perubahan fasa.
Konduksi termal adalah pertukaran mikroskopis langsung dari
energi kinetik partikel melalui batas antara dua sistem. Ketika suatu
objek memiliki temperatur yang berbeda dari benda atau lingkungan di
sekitarnya, panas mengalir sehingga keduanya memiliki temperatur
yang sama pada suatu titik kesetimbangan termal. Perpindahan panas
secara spontan terjadi dari tempat bertemperatur tinggi ke tempat
bertemperatur rendah, seperti yang dijelaskan oleh hukum kedua
termodinamika.
Konveksi terjadi ketika aliran bahan curah atau fluida (gas atau
cairan) membawa panas bersama dengan aliran materi. Aliran fluida
dapat terjadi karena proses eksternal, seperti gravitasi atau gaya apung
akibat energi panas mengembangkan volume fluida. Konveksi paksa
terjadi ketika fluida dipaksa mengalir menggunakan pompa, kipas, atau
cara mekanis lainnya.
2.1 Konduksi
Konduksi adalah perpindahan kalor melalui zat penghantar tanpa
disertai perpindahan bagian-bagian zat itu. Perpindahan kalor dengan
cara konduksi pada umumnya terjadi pada zat padat. Suatu zat dapat
menghantar kalor disebut konduktor, seperti berbagai jenis logam.
Sedangkan zat penghantar kalor yang buruk disebut isolator, pada
umumnya benda-benda non logam. Contoh konduksi adalah
memanaskan batang besi di atas nyala api. Apabila salah satu ujung
besi dipanaskan, kemudian ujung yang lain dipegang, maka semakin
lama ujung yang dipegang semakin panas. Hal ini menunjukkan bahwa
kalor atau panas berpindah dari ujung besi yang dipanaskan ke ujung
besi yang dipegang.
2.2 KONVEKSI
Konveksi adalah perpindahan kalor melalui zat penghantar yang disertai
dengan perpindahan bagian-bagian zat itu. Pada umumnya zat penghantar yang
dipakai berupa zat cair dan gas. Kalor berpindah karena adanya aliran zat yang
dipanaskan akibat adanya perbedaan massa jenis (berat jenis). Massa jenis
bagian yang dipanaskan lebih kecil daripada massa jenis bagian zat yang tidak
dipanaskan. Contoh konveksi adalah memanaskan air dalam panci hingga
mendidih. Peristiwa sehari-hari yang berhubungan dengan konveksi kalor
adalah terjadinya angin darat dan angin kalor.

2.3 RADIASI
Pengertian radiasi adalah perpindahan kalor tanpa memerlukan zat
perantara. Pancaran kalor hanya terjadi dalam gas atau ruang hampa, misalnya
penghantaran panas matahari ke bumi melalui ruang hampa udara. Alat yang
digunakan untuk mengetahui adanya pancaran kalor yang dinamakan
termoskop. Termoskop diferensial dipakai untuk menyelidiki sifat pancaran
berbagai permukaan. Contoh radiasi adalah perpindahan panas dari cahaya
matahari ke bumi. Radiasi kalor juga dapat terjadi pada lampu pijar listrik yang
sedang menyala dan api unggun yang sedang menyala. Pada saat kita berada di
sekitar api unggun yang sedang menyala, tubuh kita terasa hangat karena
adanya radiasi kalor yang dipancarkan oleh api unggun.
3. PERUBAHAN WUJUD
Perubahan wujud zat adalah perubahan termodinamika dari satu
fase benda ke keadaan wujud zat yang lain.
Perubahan wujud zat ini bisa terjadi karena peristiwa pelepasan
dan penyerapan kalor.Perubahan wujud zat terjadi ketika titik tertentu
tercapai oleh atam/senyawa zat tersebut yang biasanya dikuantitaskan
dalam angka suhu. Semisal air untuk menjadi padat harus mencapai
titik bekunya dan air menjadi gas harus mencapai titik didihnya.

3.1 Jenis Perubahan Wujud


Perubahan wujud zat digolongkan menjadi enam peristiwa sebagai
berikut:

• Membeku
Peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi padat. Dalam peristiwa ini
zat melepaskan energi panas. Contoh peristiwa mencair yaitu air yang
dimasukkan dalam freezer akan menjadi es batu, lilin cair yang
didinginkan.
• Mencair
Peristiwa perubahan wujud zat dari padat menjadi cair. Dalam
peristiwa ini zat memerlukan energi panas. Contoh peristiwa
mencair yaitu pada batu es yang berubah menjadi air, lilin
yang dipanaskan.
• Menguap
Peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi gas. Dalam
peristiwa ini zat memerlukan energi panas. Contohnya air yang
direbus jika dibiarkan lama-kelamaan akan habis, bensin yang
dibiarkan berada pada tempat terbuka lama-lama juga akan
habis berubah menjadi gas.
• Mengembun
Peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi cair. Dalam
peristiwa ini zat melepaskan energi panas. Contoh mengembun
adalah ketika kita menyimpan es batu dalam sebuah gelas
maka bagian luar gelas akan basah, atau rumput di lapangan
pada pagi hari menjadi basah padahal sore harinya tidak hujan
• Menyublim
Peristiwa perubahan wujud dari padat menjadi
gas. Dalam peristiwa ini zat memerlukan energi
panas. Contoh menyublim yaitu pada kapur barus
(kamper) yang disimpan pada lemari pakaian
lama-lama akan habis.
• Mengkristal
Peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi
padat. Dalam peristiwa ini zat melepaskan energi
panas. Contoh mengkristal adalah pada peristiwa
berubahnya uap menjadi salju.
• Recombinasi
perubahan wujud zat dari plasma menjadi gas.
• Ionisasi
• perubahan wujud zat dari gas menjadi plasma.
4. ASAS BLACK
Asas Black adalah suatu prinsip dalam termodinamika yang
dikemukakan oleh Joseph Black. Asas ini menjabarkan:
• Jika dua buah benda yang berbeda yang suhunya dicampurkan, benda yang
panas memberi kalor pada benda yang dingin sehingga suhu akhirnya sama
• Jumlah kalor yang diserap benda dingin sama dengan jumlah kalor yang
dilepas benda panas
• Benda yang didinginkan melepas kalor yang sama besar dengan kalor yang
diserap bila dipanaskan

Bunyi Asas Black adalah sebagai berikut:


"Pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas zat yang suhunya
lebih tinggi sama dengan banyaknya kalor yang diterima zat yang suhunya
lebih rendah"
Rumus Asas Black
Secara umum rumus Asas Black adalah

Qlepas = Qterima

Keterangan:
Qlepas adalah jumlah kalor yang dilepas oleh zat
Qterima adalah jumlah kalor yang diterima oleh zat
• dan rumus berikut adalah penjabaran dari rumus diatas :

(M1 X C1) (T1-Ta) = (M2 X C2) (Ta-T2)

Cara cepat/mudah
(M1 X T1 + M2 X T2) / (M1 + M2)
Keterangan :
M1 = Massa benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih
tinggi
C1 = Kalor jenis benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih
tinggi
T1 = Temperatur benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih
tinggi
Ta = Temperatur akhir pencampuran kedua benda
M2 = Massa benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah
C2 = Kalor jenis benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih
rendah
T2 = Temperatur benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih
rendah
CONTOH SOAL
• Contoh Soal Kalor
1. Berapa panas yang dilepaskan jika 50 gr besi (c = 460
J/kg K) turun suhunya dari 100°C menjadi 20°C?

Penyelesaian:
Diketahui: m = 50gr = 0,05 kg
c = 460 J/kg K
Δt = 100°C - 20°C = 80°C

Ditanya: Q = ?

Jawab: Q = m . c. Δt
Q = 0,05 kg . 460 J/kg K. 80°C = 1840 joule
2. Aluminium dengan massa 0,1 kg suhunya mula - mula 10 °C.
Jika diketahui kalor jenis alumunium 900 joule/kg°C, berapakah
suhu akhir yang dihasilkan jika diberi kalor sebesar 8.100 joule?

Penyelesaian:
Diketahui: m = 0,1 kg
c = 900 joule/kg°C
Q = 8.100 joule

Ditanya: suhu akhir = ?

Jawab = Q = m . c. Δt
8.100 joule = 0,1 kg. 900 joule/kg°C. Δt
Δt = 8.100joule : 90 joule/kg°C
Δt = 90°C
Jadi, suhu akhir yang dihasilkan: 90°C + 10°C = 100°C
• Contoh soal asas Black
• 3.. Sepotong besi panas bermassa 1 kg dan bersuhu 100 oC
dimasukkan ke dalam sebuah wadah berisi air bermassa 2 kg dan
bersuhu 20 oC. Berapa suhu akhir campuran ? Kalor jenis besi =
450 J/kg Co, kalor jenis air = 4200 J/kg Co.
Pembahasan :
Diketahui :
m besi = 1 kg,
Tbesi = 100 oC,
m air = 2 kg,
Tair = 20 oC,
c besi = 450 J/kg Co,
c air = 4200 J/kg Co.
Ditanya :
T campuran ?
• Jawab :
Besi bersuhu lebih tinggi daripada air sehingga besi
yang melepaskan kalor, air yang menyerap kalor.
(m) (c) (delta T) = (m) (c) (delta T)
(1)(450)(100-T) = (2)(4200)(T-20)
(450)(100-T) = (8400)(T-20)
45000 – 450T = 8400 T – 168000
45000 + 168000 = 8400 T + 450 T
213000 = 8850 T
T = 213000 : 8850
T = 24 oC
Suhu akhir campuran besi panas dan air dingin ketika
keduanya berada dalam kesetimbangan termal adalah
24 oC.

Anda mungkin juga menyukai