Nim : 22129132
Suhu didefinisikan sebagai ukuran atau derajat panas atau derajat panas atau dinginnya suatu
benda. Benda yang panas mempunyai suhu tinggi dan benda yang dingin mempunyai suhu rendah.
Apabila suatu benda dirobab maka sifat fisik benda juga akan berubah. Sifat-sifat benda yang bisa
berubah akibat adanya perubahan suhu disebut sifat termometrik. Berdasarkan sifat termometrik
sebuah benda maka dibuatlah alat pengukur suhu yang dinamakan termometer.
Secara sederhana kita dapat menyatakan beda antara suhu, kalor, dan
1. Jenis-jenis thermometer
Berbagai jenis termometer dibuat berdasarkan kepada beberapa sifat termometrik zat, seperti
pemuaian zat padat. Pemuaian zat cair, pemuaian gas, tekanan zat cair, tekanan udara, regangan zat
padat, hambatan listrik, dan lain-lain Dengan demikian termometer ada berbagai macam pula.
1. Termometer Alkohol
dibaca
2. Termometer Raksa
Lebih teliti
-39C-357C
suhu benda
suhu tersebut.
3. Termometer Bimetal
b) Kurang akurat
4. Termometer Klinis
diuku
b) Kurang akurat
Yang diukur
b) Cepat respon dan pergerakan benda dapat diukur dan suhu transien
kesempatan berbahaya
1700C
2. Skala thermometer
Penentuan skala termometer memerlukan dua titik referensi yaitu titik tetap bawah dan titik tetap
atas. Titik tetap bawah diambil dari titik beku air, pada tekanan normal dan titik tetap atas
ditentukan berdasarkan titik didih air. Terdapat tiga macaw skala termometer yang seringdigunakan
dalam pengukuran suhu yaitu skala Celcius, Skala Fahrenheit dan skala Kelvin.
Contoh:
b. Suhu suatu benda 68° F, berapa suhu benda tersebut suhu tersebut dalam derajat Kelvin?
Jawab
Kalor
Kalor merupakan suatu bentuk energi yang bisa berpindah dari suatu benda ke benda lain, yakni dari
benda bersuhu panas ke benda yang bersuhu rendah bila kedua benda bersentuhan. Saat dua benda
yang suhunya berbeda bersentuhan, maka kedua benda akan saling menuju suhu yang sama. Suhu
yang sama ini dikatakan bahwa kedua benda berada dalam kesetimbangan termal. Gelas berisi air
ledeng dicelupkan sebagian ke dalam bak berisi air
Panas, air ledeng tersebut mengalami kenaikan suhu dan air panas mengalami
Bersuhu tinggi (air panas) ke benda bersuhu lebih rendah (air ledeng). Dengan
Itu dapat disimpulkan bahwa perpindahan energi secara alami selalu terjadi dari
Benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu lebih rendah. Energi yang berpindah
Contoh: terdapat dua gelas yang masing-masing berisi air panas dan air dingin, aimya dicampurkan
kedalam sebuah gelas, maka suhu air tersebut akan sating menuju kesetimbangan termal yang
berada antam suhu air panas dan suhu air dingin.
Suhu untuk untuk energi kalor dinyatakan dalam Joule sebagai peughargaan kepada James Prescot
Joule yang melakukan percobaan untuk menghitung jumlah energi panas (energi kalor) tersebut.
Thosep Black merupakan orang pertama yang menyadari bahwa kenaikan suhu suatu benda dapat
digunakan untuk menentukan banyaknya energi kalor (Q) yang diserap oleh benda. Jika sejumlah
kalor (Q) menghasilkan perubahan suhu (t) maka kapasitas kalor (C) dapat didefinisikan
C = Q / ΔT
Keterangan:
Dari percobaan selanjutnya ternyata banyaknya kalor yang diperlukan untuk perubahan suhu
sebanding dengan massa benda (m) untuk setiap jenis benda.
Q = m.c.ΔT
Keterangan:
Q = banyaknya kalor yang diterima atau dilepas oleh suatu zat benda tertentu (J)
Besaran C disebut kalor jenis benda. Kalor jenis benda merupakan karateristik ternal suatu benda.
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg benda itu sebesar 1 K
C = Q / m.ΔT
Keterangan:
C = m.c
Keterangan:
Kalor lebur
Q=mxL
Kalor uap
Q=mxU
Kalor Jenis
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dipelukan oleh 1 kilogram zat itu untuk
Menaikkan suhunya sebesar 1 derajat celcius. Satuan Kalor Jenis dalam SI : joule
Perkilogram derajat celcius. Kapasitas kalor (C) adalah perbandingan antara jumlah
C = m.c
Dengan:
Berikut.
Q = C.Δt
Laten. Kalor jenis ini tidak menaikkan suhu benda tetapi merubah wujud
Benda. Biasanya kalor ini juga sering disebut kalor transisi. Jumlah Kalor
Laten dirumuskan
= m. L
Dengan :
Apabila kepada suatu benda diberikan tambahan energi kalor maka benda tersebut akan mengalami
perubahan. Perubahan tersebut antara lain
1. Untuk benda yang mengalami perubahan suhu, jumlah energi kalor yang dibutuhkan oleh benda
Q = m.c.ΔT untuk setiap kenaikan suhu
2. Pemuaian benda, Disamping kalor dapat digunakan untuk perubahan suhu.Energi kalor dapat
menyebabkan benda mengalami perubahan (memuai). Pemuaian benda ada 3 macam yaitu
perubahan panjang (muai panjang), muai luas dan muai volume.
a) Pemuaian panjang
Jika suatu benda padat dipanaskan maka benda padat tersebut memuai kesegala arah. Namun untuk
menyederhanakan perhitungan kita dapat hanya memperhatikan pemuaian pada arah
memanjangnya. Apabila 3 batang logam yang berbeda jenisnya dipanaskan pada suhu yang sama,
maka setelah pemanasan pertumbahan panjang masing-masing logam tidak sama. Hal ini
disebabkan adanya perbedaan koefisien muai panjang (a) setiap jenis bahan.Koefisien muai panjang
(a) suatu bahan adalah perbandingan antara perubahan panjang (L) terhadap panjang awal benda
(Lo) persatuan kenaikan suhu t
Rumus pemuaian panjang ini dapat dituliskan dengan model matematika dan penjelasan sebagai
berikut.
Keterangan:
ΔL = Perubahan Panjang
L0 = Panjang awal
ΔT = Perubahan Temperatur
b) Pemuaian luas
Apabila benda padat berbentuk persegi panjang dipanaskan, maka terjadi pertambahan panjang
pada arah memanjang dan arah melebar Dengan demikian benda padat mengalami pemuaian luas.
Pemuaian luas berbagai zat tergantung kepada koefisien muai luasnya (β). Koefisien muai luas (β)
suatu bahan adalah perbandingan antara pertambahan luas bahan terhadap luas awal benda untuk
setiap kenaikan suhu (t)
Keterangan:
ΔA = Perubahan Luas
A0 = Luas awal
ΔT = Perubahan Temperatur
c) Pemuaian Volume
Bila benda padat berbentuk balok, dipanaskan, ukan terjadi pemuaian dalam arah panjang, lebar dan
tinggi yang biasa disebut dengan pemuaian volume (V), Pemuaian volume suatu zat tergantung pada
koefisien muai Volume) Koefisien muai volume suatu bahan adalah perbandingan antara
pertambahan volume (V) terhadap volume naval ( Vo) benda persatuan kenaikan suhu (t)
Suatu zat dapat berada dalam fase padat, cair dan gas, penambahan kalor pada suatu zat tidak selalu
menaikkan suhunya. Atau pelepasan panas (kalor) pada suatu zat tidak selalu menurunkan suhu zat
tersebut, ketika panas (kalor) diberikan pada suatu zat mungkin akan merubah fasenya dari padat ke
cair atau dari cair ke gas. Perubahan fase seperti itu terjadi pada tekanan dan temperatur tertentu
untuk sebagian besar zat. Kalor yang diperlukan oleh sebuah zat untuk mengubah fasenya disebut
kalor laten yang dilambangkan dengan L. Kalor yang diperlukan (atau dilepaskan) untuk mengubah
fase suatu zat bermassa m adalah:
Q=mL
Jika terjadi perubahan fase dari padat menjadi cair maka kalor latennya disebut kalor peleburan (Lt).
Jika tadi pembaban fase dari cair menjadi uap maka kalor latennya disebut kalor penguapan (Lu)
Selama terjadi perubahan fase tidak terjadi perubahan suhu (temperatur). Berbagai macam
perubahan fase zat dapat digambarkan sebagai berikut:
1 = menyublim 4 = 5 mengembun
2 = menyublim 5 = membeku
3 = menguap 6 = mencair
Perubahan yang terjadi pemanasan 1 kg bongkahan es dari suhu -20C secara continiu sampai
menjadi uap air dengan suhu 140 C pada tekanan tetap, selama proses dianggap tidak ada massa
yang hilang.
Perpindahan kalor
Kalor berpindah dari suatu benda atau sistem bersuhu tinggi ke benda atau sistem bersuhu rendah.
Ada tiga cara untuk kalor berpindah dari suatu benda ke benda lain yakni dengan cara konduksi,
konveksi dan radiasi.
Apabila benda A yang bersuhu tinggi disentuhkan dengan benda B yang bersuhu rendah, maka akan
terjadi perpindahan kalor dari benda. A ke benda B.
Molekul-molekul pada benda A memiliki energi yang lebih besar dan kemudian dipindahkan ke
benda B melalui tumbukan atom-atom logam yang bersinggungan. Atom-atom yang berenergi tinggi
mentransfer energi ke atom-atom disebelahnya. Situasi ini berlanjut sampai kedua benda mencapai
titik kesetimbangan termal. Perpindahan kalor seperti ini disebut konduksi. Jadi konduksi adalah
perpindahan kalor melalui suatu benda akibat interaksi molekuler
Kelajuan kalor berpindah secara konduksi sebanding dengan luas penampang benda dan selisih suhu
antara kedua benda dan berbanding terbalik dengan panjang atau ketebalan benda. Jika jumlah
kalor yang berpindah dinyatakan dengan Q selang waktu 1, luas penampang A dan panjang batang
maka kelajuan perpindahan kalor secara adalah = k.A
Dimana k adalah konstanta konduktivitas termal atau disebut juga kemampuan bahan
mengantarkan kalor: Nilai k bededa sesuai dengan jenis bendanya. Satuan k adalah w/m²
bedasarkan kemampuan menghantarkankalor secara konduksi benda dibedakan atas dua bagian
yaitu konduktor dan isolator. Dimana benda-benda bersifat konduktor dan isolator ini sangat banyak
dalam kehidupan kita.
Benda yang terbuat dari logam akan terasa hangat atau panas jika ujung benda dipanaskan, misalnya
ketika memegang kembang api yang sedang dibakar.
Perpindahan kalor secara konveksi dapat terjadi pada benda yang bersifat fluida (cair dan gas). Pada
perpindahan kalor secara konveksi ini kalor dipindahkan dari molekul-molekul yang panas ke
molekul-molekul yang dingin, jadi energi kalor dihantarkan oleh molekul-molekul. Yang bergerak.
Kelajuan kalor yang berpindah secara konveksi dalam suatu fluida sebanding dengan luas permukaan
(A) benda yang sating bersentuhan dan selisih suhu antara benda yang bersentuhan (t).
Keterangan :
Gerakan naik dan turun kacang hijau, kedelai, dan lainnya pada saat dipanaskan.
Bila kita berdiri diruang terbuka yang terkena sinar matahari, kita akan merasakan panas meskipun
badan kita tidak bersentuhan langsung dengan matahari. Begitu juga apabila kita dekat dengan api
unggun, kita akan merasas hangat walaupun badan kita fidak bersentuhan langsung dengan api
unggun tersebut. Adanya rasa hangat tersebut menunjukkan bahwa telah terjadi perpindahan kalor,
tetapt tidak secara konduksi maupun konveksi. Proses perpindahan kalor seperti ini disebut
perpindahan kalor secara radiasi. Radiasi merupakan suatu peristiwa dimana elektromagnetik benda
memancarkan kalor berupa gelombang
Suatu benda yang secara sempurna mampu menyerap dan memancarkan gelombang
elektromagnetik disebut benda hitam. Dari hasi pengukuran yang dilakukan oleh Stevan dan
Boltmann diperoleh 1juole perpindaban kalor pads benda hitam dirumuskan dengan :
Keterangan :
Asas black
Asas Black dikemukakan oleh Joseph Black, di mana asas ini merupakan suatu prinsip dalam
termodinamika yang berbunyi: “pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas oleh zat
yang suhunya lebih tinggi sama dengan banyaknya kalor yang diterima oleh zat yang suhunya lebih
rendah.” Pada asas Black berlaku: Jika dua buah benda dengan suhu yang berbeda dicampurkan,
maka benda yang lebih panas akan memberi kalor pada benda yang lebih dingin hingga suhu
keduanya sama.
Jumlah kalor yang diserap oleh benda dingin sama dengan jumlah kalor yang dilepas oleh benda
panas. Benda yang didinginkan akan melepas kalor yang sama besar dengan kalor yang diserap bila
benda tersebut dipanaskan.
Q lepas =Q terima
Dengan:
T1 = temperatur benda
T2 = temperatur benda 2
Catatan: Pada pencampuran antara dua zat, sesungguhnya terdapat kalor yang hilang ke lingkungan
sekitar. Misalnya, wadah pencampuran akan menyerap kalor sebesar hasil kali antara massa, kalor
jenis dan kenaikan suhu wadah dan rumus cepat di atas hanya berlaku untuk dua jenis zat cair yang
sejenis (air dengan air) dan wadahnya dianggap tidak ikut menyerap.
Contoh Soal
1. 500 gram es bersuhu −12oC dipanaskan hingga suhu −2oC. Jika kalor jenis es adalah 0,5
Kal/goC, tentukan banyak kalor yang dibutuhkan, nyatakan dalam satuan joule!
Jawaban:
M = 500 gram
T1 = −12oC
T2 = −2oC
C = 0,5 kalori/groC
Q = ....?
Q = mcΔT
2. 500 gram es bersuhu 0oC hendak dicairkan hingga keseluruhan es menjadi air
Yang bersuhu 0oC. Jika kalor jenis es adalah 0,5 kal/goC, dan kalor lebur es adalah
Jawaban:
M = 500 gram
L = 80 kalori/gr
Q = ....?
Q = mL
Memiliki kalor jenis 0,20 kal/g°C dan bermassa 200 g. Ke dalam wadah kemudian
Dituangkan air panas bersuhu 90°C sebanyak 800 g. Jika kalor jenis air adalah 1
Jawaban:
Kalor yang berasal dari air panas 90°C saat pencampuran, sebagian diserap oleh
Air yang bersuhu 20° dan sebagian lagi diserap oleh wadah. Tidak ada keterangan
Terkait dengan suhu awal wadah, jadi anggap saja suhunya sama dengan suhu air
Data :
-Air panas
M1 = 800 g
C1 = 1 kal/g°C
-Air dingin
M2 = 100 g
C2 = 1 kal/g°C