Anda di halaman 1dari 14

DOSEN PEGAMPU : DR. ANDI WAHYUDI M.PD.

Suhu dan Kalor


Kelompok 6:
Devri Azizan Maulana (211300253)
Emi Liana (211300273)
Laila Rahmawati (211300259)
Renie Ria Rusmawati ( 211300279 )
SUHU
suhu merupakan besaran untuk menyatakan ukuran derajat panas
atau dinginnya suatu benda. Meski dapat dinyatakan secara
kualitatif, suhu sebaiknya dinyatakan dengan kuantitatif dengan
satuan derajat tertentu.
Suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap
atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam
bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat getaran.
1. Jumlah radiasi yang diterima suatu benda perhari, perbulan,
pertahun, serta permusim.
FAKTOR YANG 2. Adanya pengaruh tempat, yaitu daratan atau lautan.
3. Adanya pengaruh dari ketinggian tempat dari permukaan bumi.
MEMPENGARUHI 4. Dipengaruhi secara tidak langsung oleh pembawaan angin, apakah
angin yang membawa panas atau dingin.
5. Adanya pengaruh panas laten , yakni panas yang disimpan di dalam
atmosfer bumi.
6. Adanya pengaruh dari penutup tanah, di mana tanah yang ditutupi
vegetasi temperaturnya akan lebih rendah dibandingkan dengan
tanah yang tanpa vegetasi.
7. Tipe tanah juga mempengaruhi suhu, semakin gelap tanah maka
semakin tinggi pula indeks suhunya, begitu juga sebaliknya.
8. Sudut datangnya sinar matahari juga mempengaruhi suhu. Sudut
datangnya sinar matahari yang lurus, akan jauh lebih panas jika
dibandingkan dengan yang sudut datangnya matahari dari arah
miring
1. Termometer Klinis (Termometer ini biasa dipakai oleh dokter untuk
Macam-macam mengukur suhu badan pasiennya.)
2. Termometer Ruangan (Termometer ini merupakan alat pengukur suhu yang
alat pengukur suhu dipakai di suatu ruangan untuk memantau suhu di sana. Alat ini biasa
dimanfaatkan oleh orang-orang yang berada di negara dengan empat
musim.)
3. Termometer Inframerah (biasa dipakai untuk mengukur suhu tubuh saat
pandemi. Alat pengukur suhu satu ini dapat mengukur suhu pada arteri tanpa
menyentuh tubuh sama sekali.)
4. Termometer Digital (Alat ini tidak menggunakan alkohol ataupun air raksa.
Dalam mengukur suhu, termometer digital memakai sifat pemuaian pada
logam, sehingga pengukuran suhu menjadi lebih cepat dan tepat dilakukan.)
5. Termometer Laboratorium (Alat ini yang biasanya berisi air raksa atau
alkohol guna mengukur suhu. Adapun suhu cairan yang dimasukkan pun
cukup bervariasi, disesuaikan dengan kebutuhan.)
6. Termokopel
- Termometer Zat Padat (termometer bimetal, yang menggunakan logam sebagai
bahan untuk mengukur suhu pada suatu benda. Lalu ada termometer termokopel
yang memakai aliran listrik guna menentukan besaran suhu.)
- Termometer Zat Cair (termometer laboratorium yang memakai skala mulai dari
-10 derajat celcius. Lalu ada termometer untuk mengukur suhu badan yang
menggunakan skala antara 35 derajat celcius sampai 42 derajat celcius.)
Skala Suhu
1. Celcius (C) : skala suhu yang paling sering dipakai, baik di Indonesia maupun
di luar negeri. Dalam melakukan perbandingan antara dingin dan panas,
skala Celcius air membeku pada suhu 0 derajat celcius. Sementara skala
celcius pada air mendidih adalah 100 derajat celcius.
2. Farenheit (F) : skala pengukur suhu yang paling banyak dipakai di negara
Amerika Serikat. Adapun di skala ini, air mendidih ada pada suhu 212 derajat
F, sementara air membeku ada pada skala 32 derajat Fahrenheit.
3. Kelvin (K) : skala inilah yang diketahui tidak memiliki derajat. Sebagai
perbandingan, dalam skala ini air mendidih pada suhu 373,15 Kelvin, dan air
membeku pada suhu 273,15 Kelvin.
4. Reamur (R) : skala pengukur suhu yang ditemukan oleh Antoine Ferchault de
Reamur pada tahun 1730. Pada skala ini, suhu untuk air mendidih yaitu
sebesar 80 derajat Reamur, dan suhu pada air membeku sebesar 0 derajat
Reamur.
Rumus Menghitung Suhu
1. Rumus dari skala Celcius ke skala Fahrenheit : T (derajat C) = 9/5 T derajat Celsius + 32
2. Rumus dari skala Celcius ke skala Reamur : T (derajat R) = 4/5 T derajat R
3. Rumus dari skala Celcius ke Kelvin : T (K) = T derajat C + 273
4. Rumus dari skala Fahrenheit ke skala Celcius : T (derajat C) = 5/9 T derajat F – 32
5. Rumus dari skala Fahrenheit ke skala Reamur : T (derajat R) = 4/9 T derajat F – 32
6. Rumus dari skala Fahrenheit ke Kelvin : T (K) = 5/9 ( T derajat F – 32) + 273
7. Rumus dari skala Reamur ke Celcius : T (derajat C) = 5/4 T derajat R
8. Rumus dari skala Reamur ke Fahrenheit : T (derajat F) = 9/4 T derajat F + 32
9. Rumus dari skala Reamur ke Kelvin : T (K) = 5/4 T derajat R + 273
10. Rumus dari skala Kelvin ke skala Celcius : T (derajat C) = TK – 273
11. Rumus dari skala Kelvin ke skala Fahrenheit : T (derajat F) = 9/5 (TK-273) + 32
12. Rumus dari skala Kelvin ke skala Reamur : T (derajat R) = 4/5 TK – 273
Perubahan yang Terjadi Akibat Suhu
1. Mencair: yaitu benda yang berubah wujud menjadi cair. Contohnya
adalah es batu, sesaat setelah dikeluarkan dari lemari es dan terkena
sinar matahari, maka es batu akan berubah menjadi cair lagi.
2. Menguap, yaitu perubahan wujud menjadi uap. Contohnya adalah air
yang dididihkan di dalam panci akan mengeluarkan uap panas. Jadi air
akan berubah menjadi molekul- molekul uap.
3. Menyublim, yaitu perubahan wujud zat menjadi gas. Contohnya yaitu
kapur barus yang diletakkan di dalam lemari. Lama kelamaan tentu
kapur barus tersebut akan semakin mengecil akibat berubah menjadi
gas.
Kalor
Kalor adalah salah satu bentuk energi yang bisa berpindah dari benda dengan suhu
yang lebih tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah jika keduanya dipertemukan
atau bersentuhan. Dua benda yang memiliki suhu yang berbeda ketika
dipertemukan maka akan muncul kalor yang mengalir atau berpindah.

Pengertian kalor juga dapat disebut sebagai energy panas yang dimiliki oleh suatu
zat tertentu yang untuk mendeteksinya perlu menggunakan alat pengukur suhu
benda tersebut.
Rumus Kalor
Rumus Perpindahan Kalor Rumus Kalor Jenis
Q = m.c.ΔT c = Q / m.ΔT Rumus Kapasitas Kalor
Keterangan: Keterangan: C = Q / ΔT
Q = Banyaknya kalor yang c = Kalor jenis zat (J/kg0C)
diterima atau dilepas oleh Q = Banyaknya kalor yang Keterangan :
suatu zat benda tertentu (J) dilepas atau diterima oleh C = Kapasitas kalor (J/K)
m = Massa benda yang suatu benda (Joule)
menerima atau melepas kalor m = Massa benda yang
Q = Banyaknya kalor (J)
(kg) menerima atau melepas kalor ΔT = Perubahan suhu
c = Kalor jenis zat (J/kg0C) (kg) (K)
ΔT = Perubahan suhu (0C) ΔT = Perubahan suhu (0C)

Rumus Menentukan Kapasitas Kalor Itu Sendiri Rumus Kalor Lebur dan Uap
C = m.c Kalor lebur : Q = m x L
Keterangan:
Kalor uap: Q = m x U
C = Kapasitas kalor (J/K)
M = Massa benda yang menerima atau melepas Ketentuan:
kalor (kg) L = Kalor lebur zat (Joule/kilogram)
c = Kalor jenis zat (J/kg.K) U = Kalor uap zat (Joule/kilogram)
Jenis-jenis Kalor

1. Kalor Pembentukan ( Hf) : kalor yang menghasilkan atau dibutuhkan untuk
membuat 1 mol senyawa dalam unsur- unsurnya, seperti berupa gas yang ditulis
dengan rumus molekulnya. Contoh kalor pembentukan adalah C12, O2, Br2, H2.

2. Kalor Penguraian ( Hd) : bentuk kalor yang dihasilkan atau dibutuhkan untuk
mengurai 1 mol senyawa menjadi unsur- unsur yang lain.

3. Kalor Pembakaran ( Hc) : kalor yang didapat atau diperlukan untuk membakar 1
mol zat, yakni unsur atau senyawanya.

4. Kalor Netralisasi ( Hn) : jenis kalor yang didapatkan atau dibutuhkan untuk
membentuk 1 mol H20 dari reaksi antara asam dan basa. Kalor ini termasuk dalam
reaksi eksoterm karena adanya reaksi kenaikan suhu.

5. Kalor Pelarutan ( Hs) : jenis kalor yang didapatkan atau dibutuhkan untuk
melarutkan 1 mol zat yang awalnya padat menjadi larutan.
Perubahan Kalor
1. Kalor bisa mengubah suhu zat : masing- masing benda pada dasarnya memiliki suhu
yang lebih rendah dari nol mutlak, jadi zat benda tersebut pasti memiliki kalor.
Kandungan inilah yang kemudian akan menjadikannya penentu seberapa kalor yang
dimiliki suhu benda tersebut. Jika zat benda tersebut dipanaskan, maka akan menerima
tambahan kalor sehingga suhunya menjadi meningkat atau bertambah. Sebaliknya, jika
zat benda tersebut didinginkan maka akan melepaskan kalor yang menyebabkan
suhunya menjadi turun.
2. Kalor bisa mengubah wujud zat : pada beberapa jenis zat benda jika diberikan kalor
dalam satuan tertentu, maka zat benda tersebut akan mengalami perubahan. Misalnya
es yang dipanaskan atau diberi kalor maka akan terjadi perubahan wujud dari yang
semula padat menjadi cair atau bentuk gas. Jika proses pemanasan terus dilakukan
maka zat air tersbut akan berubah lagi menjadi wujud zat gas. Hal ini terjadi ketika zat
yang akan berubah bentuk dari titik zat cait menjadi titik lebur benda.
Macam-macam
Perpindahan Kalor
1. Konduksi ➡️ Perpindahan kalor secara konduksi terjadi dengan melewati zat
perantara seperti logam tanpa disertai perpindahan partikel- partikel secara
permanen di dalam zat itu sendiri. Contohnya ketika memanaskan ujung logam,
maka ujung logam lainnya juga ikut panas. Hal ini terjadi karena adanya hantaran
kalor dari suhu yang tinggi menuju suhu yang lebih rendah. Memanaskan ujung
logam akan membuat partikel logam membuat getaran pada partikel lain yang
terhubung dengannya.
2. Konveksi➡️ Konveksi adalah salah satu perpindahan kalor yang melewati suatu
zat disertai dengan perpindahan bagian-bagian zat- zat itu sendiri. Perpindahan
secara konveksi ini bisa terjadi pada zat cair atau gas.
3. Radiasi➡️ Radiasi adalah perpindahan kalor yang tidak menggunakan zat
perantara sama sekali. Radiasi tidak sama dengan konduksi dan konveksi dalam
memindahkan kalor. Perpindahan kalor secara radiasi tidak selalu mengharuskan
kedua benda untuk bertemu atau saling bersentuhan karena kalor tersebut dapat
berpindah tanpa zat perantara.
Hubungan Suhu dan
Kalor

Suhu dan kalor saling berkaitan karena keduanya


memiliki hubungan sebab-akibat. Perpindahan
kalor dapat dibuktikan dan diukur dengan suhu.
Salah satu contohnya adalah udara di siang hari
terasa lebih panas di malam hari. Hal ini karena di
siang hari, matahari memancarkan energi panas
dan terasa sampai di bumi. Tapi di malam hari, kita
tidak mendapat cahaya matahari sehingga suhunya
tidak setinggi di siang hari.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai