1. Pengantar
Materi perkuliahan dalam Bab VIII kalor dan termodinamika berisikan kapasitas
kalor dan perpindahan kalor, hukum gas ideal, hukum awal (zeroth law/hukum ke-0),
hukum pertama termodinamika, hukum kedua termodinamika, hukum ketiga
termodinamika, dan aplikasi di kehutanan.
Kalor adalah tenaga panas yang dapat diteruskan ataupun diterima oleh satu
benda ke benda lain secara hantaran (konduksi), penyinaran (radiasi), atau aliran
(konveksi). Kalor adalah suatu bentuk energi, terdiri dari kalor jenis (kapasitas kalor
spesifik, c), kapasitas kalor (atau nilai air) benda, kalor yang diserap (heat of gained)
atau yang dilepas benda, kalor lebur (heat of fusion, H f), kalor uap (heat of vaporation,
HO) cairan, kalor sublimasi benda padat, kelembaban mutlak (absulute humidity) gas,
kelembaban relatif (relative humidity, RH) dan titik embun (dew point).
Termodinamika adalah ilmu pengetahuan tentang transformasi energi, perubahan
keadaan, dan kesetimbangan sekumpulan partikel yang membentuk gas, zat cair atau zat
padat, terutama yang berhubungan dengan sifat termal. Meliputi hukum gas ideal,
hukum awal (hukum 0) termodinamika yang menyatakan bahwa dua sistem dalam
keadaan setimbang, hukum pertama termodinamika tentang kekekalan energi, hukum
kedua termodinamika terkait dengan entropi, dan hukum ketiga termodinamika terkait
dengan temperatur nol absolut.
2. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan mahasiswa dapat mengetahui
tentang konsep kalor dan termodinamika.
3. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan mahasiswa dapat :
1. Menerapkan konsep termodinamika dalam mesin kalor
2. Dapat menganalisis proses-proses hukum pertama termodinamika
3. Mengaplikasikan hukum kedua termodinamika dalam kehidupan sehari - hari
4. Mendeskripsikan persamaan umum gas ideal pada persoalan fisika sehari-hari
5. Mendeskripsikan usaha, kalor, dan energi dalam berdasarkan hukum utama
termodinamika.
4.1. Kalor
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kalor adalah: 1) tenaga panas
yang dapat diteruskan ataupun diterima oleh satu benda ke benda lain secara hantaran
(konduksi), penyinaran (radiasi), atau aliran (konveksi); 2) panas;
Kalor dapat dibedakan dua konsep pokok, yaitu: 1) rasa kepanasan (hot) yang
disebut temperatur atau suhu. 2) besaran yang dapat menyebabkan adanya perubahan
temperatur yang disebut kalor (heat).
KALOR DAN TERMODINAMIKA GAS
4.1.1. Kapasitas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kapasitas adalah: 1) ruang yang
tersedia; daya tampung; 2) daya serap (panas, listrik, dan sebagainya); 3)keluaran
maksimum; kemampuan berproduksi; 4) kemampuan kapasitor untuk menghimpun
muatan listrik (diukur dalam satuan farad);
Menurut Bueche (1992) bahwa kalor adalah suatu bentuk energi. Satuan SI
adalah joule. Satuan lain yang digunakan untuk kalor adalah kalori (1 kal = 4,184 J) dan
British thermal unit (1 Btu = 1054 J). Kalori yang digunakan oleh ahli gizi disebut kalori
besar dan sebenarnya adalah satu kilo kalori (1 Kal = 10 3 kal).
1. Kalor jenis (kapasitas kalor spesifik, c) zat adalah kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu satu satuan massa zat tersebut sebanyak satu derajat. Kalau kalor
sebanyak ΔQ diperlukan untuk menaikkan suhu zat dengan massa m sebanyak ΔT,
maka kapasitas kalor spesifik zat itu :
dalam sistem SI, c mempunyai satuan J/kg. K yang sama dengan J/kg. 0C. Juga
digunakan secara luas adalah satuan kal/g. 0C, dimana 1 kal/g.0C = 4.184 J/kg.0C.
Setiap zat mempunyai kapasitas kalor jenis (specific heat capacity) atau kalor jenis
(specific heat) sendiri, yang berubah-ubah sedikit dengan temperatur. Untuk air, c =
4.184 J/kg.0C = 1 kal/g.0C.
2. Kapasitas kalor (atau nilai air) benda ialah kalor yang diperlukan untuk menaikan
suhu seluruh benda sebanyak satu derajat. Mengingat definisinya, kapasitas kalor
benda dengan massa m (atau berat w) dan kapasitas kalor spesifik c adalah mc.
3. Kalor yang diserap (heat of gained) atau yang dilepas benda bermassa m dengan
kapasitas kalor spesifik c, yang mengalami perubahan T (tanpa disertai oerubahan
fase adalah :
4. Kalor lebur (heat of fusion, Hf) benda padat berkristal adalah jumlah kalor yang
diperlukan untuk melebur satu satuan massa pada suhu tetap. Kalor ini sama dengan
kalor yang dilepas satu satuan massa lelehan sewaktu membeku pada suhu yang tetap
tadi. Kalor lebur air pada 00C adalah 80 kal/g atau 335 kJ/kg.
5. Kalor uap (heat of vaporation, HO) cairan adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk
menguapkan satu satuan massa cairan pada suhu tetap, untuk air pada 1000C, HO kira-
kira 540 kal/g atau 2,26 MJ/kg.
6. Kalor sublimasi benda padat adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk mengubah
satu satuan massa padatan menjadi uap pada suhu tetap.
7. Kelembaban mutlak (absulute humidity) gas (biasanya udara) adalah massa uap air
yang ada dalam satu satuan volume gas itu. Satuannya kg/m3 atau g/cm3.
8. Kelembaban relatif (relative humidity, RH) adalah hasil bagi antara massa uap air per
satuan volume yang ada di udara dengan massa uap air per satuan volume yang ada di
udara jenuh pada suhu yang sama.
9. Titik embun (dew point) adalah kandungan air dalam udara yang lebih dingin pada
keadaan jenuh adalah lebih kecil daripada kandungan air dalam udara yang lebih
panas pada keadaan jenuh. Apabila udara didinginkan akan dicapai suatu suhu
KALOR DAN TERMODINAMIKA GAS
dimana udara menjadi jenuh. Suhu ini disebut suhu (titik) embun. Pada suhu di bawah
titik embun, air embun akan ke luar dari udara tersebut.
Perubahan fase pada contoh di atas dapat dijelaskan lebih lengkap dengan
Gambar VIII-1 berikut.
k adalah tetapan perbandingan dan bergantung pada zat disebut koefisien konduktivitas
termal zat. Satuan k yang khas adalah kal/s.cm. 0C dan W/m.K, dengan 1 watt (W) =1 J/s.
Dalam sistem Imperial Btu/jam.ft.0F. Harus diperhatikan dengan seksama satuan ΔQ, t, L,
dan T sesuai dengan k yang dipakai.
1 kal/s.cm.0C =418,4 W/m.K dan 1 Btu.in/h.ft. 0F = 0,144 W/m.K.
Jumlah kalor tiap detik di rumuskan:
dengan :
H = Jumlah kalor yang merambat tiap detik (J/s)
k = Koefisien konduksi termal (J/msK)
A = luas penampang batang (m)
L = Panjang batang (m)
∆T = perbedaan suhu antara kedua ujung batang (K)
Tahanan termal (nilai R) dari suatu lempeng (ditentukan oleh persamaan aliran kalor
dalam bentuk :
Satuan SI-nya adalah m2.K/W. Satuan biasanya adalah ft.h. 0F/Btu, di mana 1 ft.h. 0F/Btu
= 0,176 m2.
Untuk beberapa lempeng dengan luas permukaan yang sama yang terletak berderet, nilai R
kombinasi adalah :
2. Konveksi
Konveksi energi termal terjadi bila zat (benda) yang panas berpindah mendesak zat
(benda) yang lebih dingin. Contoh perpindahan kalor secara konveksi misalnya ketika
sobat hitung masak air, ketika air mendidih terjadi perpindahan kalor dari api kompor ke
panci kemudian ke air. Perpindahan ini juga diiringi perpindahan atau bergeraknya
medium berupa air.
Laju perpindahan kalor secara konveksi dapat dirumuskan :
KALOR DAN TERMODINAMIKA GAS
dengan :
H = Laju perpindahan (J/s)
h = koefisien konveksi termal (j/sm2K)
A = Luas permukaan (m2)
∆T = Perbedaan suhu (K)
Aplikasi contoh soal :
Suatu fluida dengan koefisien konveksi termal 0,01 kal/ms 0C memiliki luas penampang
aliran 20 cm2, jika fluida tersebut mengalir dari dinding yang bersuhu 100 0C ke dinding
lainya yang bersuhu 200C, kedua dinding sejajar, berapakah besarnya kalor yang
dirambatkan?
Diketahui : h = 0,01 kal/ms0C; A = 20 cm2 = 2 x 10-3 m2; ∆T = (1000C-200C) = 800C
Jawab :
3. Radiasi
Radiasi adalah cara energi termal berpindah dalam vakum dan ruangan kosong di
antara molekul-molekul. Dan radiasi adalah peristiwa gelombang elektromagnetik. Misalkan
permukaan luas A, mempunyai suhu mutlak T dan hanya memancarkan e sebanyak energi
yang dikeluarkan permukaan benda hitam. Dengan demikian e merupakan emisivitas
permukaan tadi, dan energi per detik (yaitu daya) yang dipancarkan oleh permukaan tersebut
disebut hukum Stefan-Boltzman :
dengan :
Q = Kalor yang dipancarkan benda (J)
T = suhu mutlak (K)
e = emisitas bahan
σ = Tetapan stefan-Boltzman (5,67 x10-8 W/m2K4 )
A = Luas Penampang benda (m2)
Semua benda yang suhunya di atas nol mutlak akan memancarkan energi. Bila
suatu benda pada suhu multak T berada dalam daerah dengan suhu T 0, maka energi
mutlak yang dipancarkan oleh benda tadi adalah :
Ditanya : Q
Jawab :
=
2. Benda hitam sempurna luas permukaannya 1 m 2 dan suhunya 27 ºC. Jika suhu
sekelilingnya 77 ºC, hitunglah:
a. kalor yang diserap persatuan waktu persatuan luas
b. energi total yang dipancarkan selama 1 jam.
Jawab:
Diketahui : benda hitam, e = 1; T1 = 300 K; T2 = 350 K; σ = 5,67.10-8 watt m-2K-4
a. Kalor yang diserap per satuan waktu :
dimana R = 8314 j/kmol. dan K disebut konstanta gas universal. Bila volume
berisikan m kilogram gas yang mempunyai massa molekul (atau massa atomik) m,
maka n = m/M.
3. Keadaan khusus dari hukum gas ideal, yang diperoleh dengan mempertahankan
semua besaran, kecuali dua buah dalam keadaan konstan, adalah :
Hukum Boyle (n, T konstan) : pV = konstan
Hukum Charles (n, p konstan) : V/T = konstan
Hukum Gay-Lussac (n, V konstan) : P/T = konstan.
Dalam keadaan normal suatu gas didefinisikan sebagai berikut: T = 273,15 K = 0 oC
p = 1,013 x 105 Pa = 1 atm. Dan 1 kmol gas ideal bervolume 22,4 m 3, karena itu
dalam keadaan normal (atau baku) 2 kg gas H2 volumenya sama dengan 32 kg gas
O2 atau 28 kg gas N2.
Hukum gas yang membicarakan perubahan keadaan dari p1, V1, T1 menjadi p2, V2, T2
menggunakan hukum Gas Ideal dalam bentuk : p1V1/T1 = p2V2/T2 (untuk n
konstan).
KALOR DAN TERMODINAMIKA GAS
Jadi termometer Celcius menunjukkan temperatur 25 0C, maka termometer Andi akan
menunjukkan -2,50A.
Kalor :
Kerja:
∫
Kalor :
n =jumlah mol
CV= kapasitas panas tekanan konstan
d. Proses Adiabatis (kalor tetap)
Proses isotermis U = 0, proses isokoris, W = 0, dan proses adiabatis Q = 0 ?
Berdasarkan hukum I termodinamika maka proses adiabatis memiliki sifat dibawah.
Kerja :
KALOR DAN TERMODINAMIKA GAS
∫ ∫
( ) ( )
e. Proses Gabungan
Proses-proses selain 4 proses ideal di atas dapat terjadi. Untuk memudahkan
penyelesaian dapat digambarkan grafik P – V prosesnya. Dari grafik tersebut dapat
ditentukan usaha proses sama dengan luas kurva dan perubahan energi dalamnya :
Sedangkan gabungan proses adalah gabungan dua proses adiabatis yang berkelanjutan.
Pada gabungan proses ini berlaku hukum I termodinamika secara menyeluruh.
Adiabatik 0
2) Turbin uap mengubah panas dari fluida yang masuk menjadi kerja mekanis. Pada
turbin uap pembangkit listrik, turbin memutar generator, sehingga W diubah menjadi
energi listrik.
3) Turbin Air pembangkit listrik, turbin memutar generator, sehingga mengubah energi
kinetis (mekanis) menjadi energi listrik, seperti terdapat pada Pembangkit Listrik
Tenaga Air (PLTA).
Refrigerator Mesin
Gambar VIII-4. Contoh Aplikasi Hukum Pertama Termodinamika
Aplikasi contoh soal (Atikah, N., 2013) :
1. Sejumlah 6 m Mol gas hidrogen suhunya dinaikkan dari 20 0C menjadi 110 0C pada
tekanan tetap. Jika konstanta gas umum R = 8,314J/mol.K, tentukan:
a) perubahan energi dalam
b) usaha yang dilakukan gas
c) kalor yang diperlukan
Penyelesaian:
Diketahui: n = 6 mMol =0,006 mol; T1 = 20 0C = (20 + 273) K = 293 K
T2 = 110 0C = (110 + 273)K = 383 K; R = 8,314 J/mol.K
Ditanyakan: a) ΔU …?
b) W …?
c) Q …?
Jawab:
a). ΔU = 3/2nR(T2 –T1)
= 3/2 (0,006 . 8,314 (383 - 293)) J
= 3/2 (4,489) J
= 6,734 J
KALOR DAN TERMODINAMIKA GAS
Mesin Carnot merupakan mesin kalor yang adapat mengubah energi (kalor)
menjadi bentuk lainnya (usaha mekanik). Pada prnsipnya cara kerja mesin kalor ada tiga
proses penting yaitu:
1) Proses penyerapan kalor dari sumber panas yang sering disebut sebagai reservoir
(tandon) panas.
2) Usaha yang dilakukan oleh mesin.
3) Proses pembuangan kalor pada tempat yang bersuhu rendah, tempat ini sering disebut
reservoir (tandon) dingin.
Siklus carnot merupakan suatu siklus termodinamika yang melibatkan proses
isotermal, isobarik, dan isokorik. Misalnya, terdapat suatu siklus termodinamika yang
melibatkan proses isotermal, isobarik, dan isokorik. Sistem menjalani proses isotermal
dari keadaan A sampai B, kemudian menjalani proses isobarik untuk mengubah sistem
dari keadaan B ke keadaan C. Akhirnya proses isokorik membuat sistem kembali ke
keadaan awalnya (A). Proses dari A ke keadaan B, kemudian ke keadaan C, dan
akhirnya kembali ke keadaan A, menyatakan suatu siklus.
Berdasarkan diatas besar usaha yang bermanfaat adalah luas daerah ABCA.
Secara matematis dapat ditulis seperti berikut :
Usaha bernilai positif jika arah proses dalam siklus searah putaran jam, dan bernilai
negatif jika berlawanan arah putaran jarum jam. Perubahan energi dalam ΔU untuk satu
siklus sama dengan nol (ΔU = 0) karena keadaan awal sama dengan keadaan akhir.
Siklus Carnot
Nicolas Leonardi Sadi Carnot, seorang insinyur berkebangsaan Perancis pada
tahun 1824 mengembangkan sebuah model mesin ideal selanjutnya disebut mesin
Carnot, yaitu mesin yang paling efisien. Siklus Carnot terdiri atas empat proses, yaitu
dua proses isotermal dan dua proses adiabatik, yaitu:
KALOR DAN TERMODINAMIKA GAS
Proses Pada Siklus Carnot berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Proses AB adalah pemuaian isotermal pada suhu T 1. Pada proses ini sistem menyerap
kalor Q1 dari reservoir bersuhu tinggi T1 dan melakukan usaha WAB.
2. Proses BC adalah pemuaian adiabatik. Selama proses ini berlangsung suhu sistem
turun dari T1 menjadi T2 sambil melakukan usaha WBC.
3. Proses CD adalah pemampatan isoternal pada suhu T 2. Pada proses ini sistem
menerima usaha WCD dan melepas kalor Q2 ke reservoir bersuhu rendah T2.
4. Proses DA adalah pemampatan adiabatik. Selama proses ini suhu sistem naik dari
T2 menjadi T1 akibat menerima usaha WDA.
Siklus Carnot merupakan dasar dari mesin ideal yaitu mesin yang memiliki
efisiensi tertinggi yang selanjutnya disebut mesin Carnot. Usaha total yang dilakukan
oleh sistem untuk satu siklus sama dengan luas daerah di dalam siklus pada diagram p –
V. Mengingat selama proses siklus Carnot sistem menerima kalor Q 1 dari reservoir
bersuhu tinggi T1 dan melepas kalor Q2 ke reservoir bersuhu rendah T2, maka usaha
yang dilakukan oleh sistem menurut hukum I termodinamika adalah sebagai berikut :
→ →
Dalam menilai kinerja suatu mesin, efisiensi merupakan suatu faktor yang penting.
Untuk mesin kalor, efisiensi mesin (η) ditentukan dari perbandingan usaha yang
dilakukan terhadap kalor masukan yang diberikan. Secara matematis dapat dituliskan
sebagai berikut.
Untuk siklus Carnot berlaku hubungan , sehingga efisiensi mesin Carnot dapat
dinyatakan sebagai berikut.
KALOR DAN TERMODINAMIKA GAS
Keterangan:
η : efisiensi mesin Carnot
T1 : suhu reservoir bersuhu tinggi (K)→Tt
T2 : suhu reservoir bersuhu rendah (K) →Tr
Q2 : kalor yang dibuang mesin pada reservoir dingin (J)
Q1 : kalor yang diserap mesin dari reservoir panas (J)
W : usaha/kerja yang dihasilkan mesin (J)
Aplikasi contoh soal :
1. Mesin Carnot bekerja pada suhu tinggi 600 K, untuk menghasilkan kerja mekanik.
Jika mesin menyerap kalor 600 J dengan suhu rendah 400 K, maka usaha yang
dihasilkan adalah….
Pembahasan
2. Sebuah mesin carnot menggunakan reservoir suhu tinggi 327 0C, mempunyai
efisiensi 60%. Agar efisiensi mesin Carnot naikmenjadi 80% dengan suhu rendahnya
tetap maka suhu tinggi mesin Carnot harus diubah menjadi?
Pembahasan
Diketahui : T1=327 0C = 600K; η1=60%; η1=80%;
Kondisi mula-mula :
( )
Kondisi akhir :
( )
2. Mesin pendingin
Menurut Kittel and Kroemer (1980) prinsip kerja mesin pendingin, contohnya
lemari es dan penyejuk ruangan, yaitu mengalirkan kalor keluar dari lingkungan sejuk ke
lingkungan hangat. Sistem menerima kerja sebesar W dan menyerap kalor dengan suhu
reservoir rendah T2 dan Q2, serta membuang sejumlah kalor yang lebih besar ke
reservoir tinggi T1 dan Q1. Untuk kerja mesin pendingin dapat ditentukan:
Dengan :
Kp =koefisien performasi
T2 = suhu pada reservoir rendah (K) )→Tt
T1 = suhu pada reservoir tinngi (K) →Tr
W = usaha (Joule)
Q1 = kalor yang diserap (Joule)
Q2 = kalor yang dilepas (Joule)
KALOR DAN TERMODINAMIKA GAS
1. Sebuah mesin pendingin memiliki reservoir suhu rendah sebesar −15 0C. Jika selisih
suhu antara reservoir suhu tinggi dan suhu rendahnya sebesar 40 0C, tentukan
koefisien performansi mesin tersebut!
Pembahasan:
Data mesin Tr = −150C = (−15 + 273) K = 258 K; Tt − Tr = 400C
Cp =....
2. Sebuah kulkas memiliki suhu rendah –130C dan suhu tinggi 270C. Jika kalor yang
dipindahkan dari reservoir suhu rendah adalah 1.300 joule, tentukan usaha yang
diperlukan kulkas!
Pembahasan
Data mesin pendingin
Tr = − 130C = (− 13 + 273) K = 260 K
Tt = 270C = 37 + 273) = 300 K
Qr = 1300 j
W = ....
Rumus koefisien performansi jika diketahui usaha dan kalor :
Dimana
W = usaha yang diperlukan untuk memindahkan kalor dari suhu rendah
Qr = kalor yang dipindahkan dari suhu rendah
Sehingga jika digabung dengan rumus sebelumnya diperoleh :
3. Sebuah lemari es memiliki koefisien performansi 6. Jika suhu ruang di luar lemari es
adalah 28 0C, berapakah suhu paling rendah di dalam lemari es yang dapat diperoleh?
Jawaban :
Diketahui: Kp = 6, dan T1 = 28 0C.
Koefisien performansi maksimum diperoleh sebagai berikut:
dengan T1 adalah suhu tinggi dan T2 adalah suhu rendah. Dari persamaan tersebut
diperoleh:
( )
Dari soal diketahui T1 = (28 + 273) K = 301 K dan KP = 6,0 sehingga suhu paling
rendah di dalam lemari es T2 dapat dihitung:
( )
KALOR DAN TERMODINAMIKA GAS
dengan :
∆S= perubahan entropi (J/K)
S1 = entropi mula-mula (J/K)
S2 = entropi akhir (J/K)
Pada proses isobar :
Entropi pada Proses Temperatur Berubah
Pada proses yang mengalami perubahan temperatur, entropi dituliskan sebagai
berikut :
Keterangan:
∆S = perubahan entropi (J/K)
S1= entropi mula-mula (J/K)
S2 = entropi akhir (J/K)
c = kalor jenis (J/kg K)
m = massa (kg)
T1= suhu mula-mula (K)
T2 = suhu akhir (K)
Menyatakan derajat ketidakteraturan sistem
Hanya dapat dihitung dari proses-proses reversibel
Proses Irreversibel :
Pada proses reversibel variabel yang berubah hanya satu
Pada proses irreversibel variabel yang berubah lebih dari satu
Perhitungan entropi pada proses irreversibel dilakukan dengan menghitung entropi
pada tahap – tahap reversibel
Logam 300 g dengan c = 0,093 kal/g. 0C yang semula bersuhu 900C didinginkan
sampai suhu 700C. Hitunglah perubahan entropinya.
Diketahui:
Dengan memakai pendekatan
Pembahasan :
3. Kalor sebesar 1.200 J mengalir secara spontan dari reservoir panas bersuhu 600 K ke
reservoir dingin bersuhu 300 K. Tentukanlah jumlah entropi dari sistem tersebut,
anggap tidak ada perubahan lain yang terjadi.
Jawab :
Diketahui : Q =1.200 J; T1 = 600 K; T2 = 300 K
KALOR DAN TERMODINAMIKA GAS
Total perubahan entropi total adalah jumlah aljabar perubahan entropi reservoir
3) Hitung perubahan entropi dari 30 gram alumunium yang dipanaskan dari 500
sampai 700 OC. Titik leleh 660 OC, kalor pelelehan 393 J g-1 dan kapasitas kalor zat
padat dan zat cair masing-masing adalah : (31,8 + 3,15 .10-3 T) JK-1 mol-1 dan (34,3 +
1,12 .10-3 T) JK-1 mol-1.
Jawaban :
Ada tiga tahapan disini.
Pertama : alumunium memanas dari suhu 500 ke 660
Kedua : alumunium mencair dari 660 dalam wujud padat menjadi 660 dalam wujud
cair. Ada panas latent yang berperan
KALOR DAN TERMODINAMIKA GAS
Ketiga : alumunium dalam wujud cair memanas dari suhu 660 menjadi 700 0C
Gambar dari prosesnya adalah :
m = 30 g
panas Latent pelelehan (L) = 393 j/gram
path (a)
Cp = 31.8 + 3.15 x10-3 T
ΔS = mCp(dT/T) masukkan Cp dan diintegralkan diperoleh
ΔS = mx(31.8 ln(T/T0) + (3.15/2)x10-3(T-T0)
ΔSa = 272,4206767 j/K
path (b)
ΔH = mxL
ΔH = 30 x 393 = 11790 j
ΔSb = ΔH /T = 11790 j/660 K
ΔSb = 17,86363636 j/K
path (c)
Cp = 34.3 + 1.12 x10-3 T
ΔS = mCpdT/T masukkan Cp dan diintegralkan diperoleh
ΔS = mx(34.3 ln(T/T0) + (1.12/2)x10-3(T-T0)
ΔSc = 61,21887452 j/K
S total = Sa + Sb + Sc
S total = 272,4206767 + 17,86363636 + 61,21887452 j/K
S total = 351,5031876 j/K
4.4. Aplikasi di Kehutanan
Secara umum termodinamika dapat dimanfaatkan untuk: 1. menjelaskan kerja
beberapa sistem termodinamis. 2. menjelaskan mengapa suatu sistem termodinamis
tidak bekerja sesuai dengan yang diharapkan. 3. menjelaskan mengapa suatu sistem
termodinamis sama sekali tidak mungkin dapat bekerja. 4. landasan teoritis para insinyur
perencana dalam mendisain suatu sistem termodinamis; misalnya: motor bakar, pompa
termal, motor roket, pusat pembangkit tenaga listrik, turbin gas, mesin pendingin, kabel
transmisi superkonduktor, laser daya tinggi, dan mesin pemanas surya.
Termodinamika memusatkan perhatiannya pada faham mengenai: 1. ketetapan
energi. 2. ketetapan entropi, dalam arti, proses yang menghasilkan entropi mungkin
dapat terjadi, namun proses yang menghapuskan entropi mustahil terjadi. 3. entropi yang
dapat digunakan untuk menentukan jumlah daya berguna maksimum yang dapat
diperoleh dari berbagai sumber energi untuk melakukan kerja.
Pemanfaatan termodinamika menurut versi pertama datang dari Fisikawan dan
Kimiawan, yang lebih condong menggunakan termodinamika untuk meramalkan dan
menghubungkan pelbagai sifat zat di bawah pengaruh kalor dan mengembangkan data
termodinamis. Versi kedua berasal dari para Insinyur (Engineer), yang lebih condong
KALOR DAN TERMODINAMIKA GAS
menggunakan data termodinamis dan gagasan dasar ketetapan energi serta produksi
entropi untuk menganalisis perilaku sistem yang kompleks.
Menurut Warnana (2007) aplikasi termodinamika adalah mesin automotif,
turbin, pompa, kompresor, pembangkit tenaga nuklir dan uap, sistem pendorong pesawat
terbang dan roket, pemanas, ventilasi dan AC, sistem pembakaran, sistem energi
alternatif: piranti termoelektrik dan termionik, pembangkit tenaga sel surya, sistem
geotermal, pembangkit tenaga angin, aplikasi biomedis: sistem life-support, dan organ
buatan (artifisial).
5. Rangkuman
1. Kalor adalah tenaga panas yang dapat diteruskan ataupun diterima oleh satu benda ke
benda lain secara hantaran (konduksi), penyinaran (radiasi), atau aliran (konveksi).
Kalor dapat dibedakan dua konsep pokok, yaitu: 1) rasa kepanasan (hot) yang disebut
temperatur atau suhu. 2) besaran yang dapat menyebabkan adanya perubahan
temperatur yang disebut kalor (heat).
2. Gas ideal adalah suatu gas yang memenuhi hukum gas ideal. Keadaan khusus dari
hukum gas ideal, yang diperoleh dengan mempertahankan semua besaran, kecuali
dua buah dalam keadaan konstan, adalah :
Hukum Boyle (n, T konstan) : pV = konstan
Hukum Charles (n, p konstan) : V/T = konstan
Hukum Gay-Lussac (n, V konstan) : P/T = konstan.
3. Termodinamika adalah ilmu pengetahuan tentang transformasi energi, perubahan
keadaan, dan kesetimbangan sekumpulan partikel yang membentuk gas, zat cair atau
zat padat, terutama yang berhubungan dengan sifat termal.
1) Konsep hukum ke nol termodinamika berhubungan dengan kesetimbangan termal
antara benda benda yang saling bersentuhan.
2) Hukum I termodinamika: berbicara tentang prinsip kekekalan energi yang
berbunyi “Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan tetapi energi
dapat diubah dari suatu bentuk energi ke bentuk energi yang lainnya”, melalui
proses : isobaris p = tetap, isotermis U = 0, isokoris, W = 0, dan adiabatis Q = 0.
3) Hukum II termodinamika terkait dengan entropi. Entropi merupakan banyaknya
energi (kalor) yang tidak dapat diubah menjadi usaha.
4) Hukum III termodinamika: terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini
menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua
proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum.
4. Aplikasi termodinamika adalah mesin automotif, turbin, pompa, kompresor,
pembangkit tenaga nuklir dan uap, sistem pendorong pesawat terbang dan roket,
pemanas, ventilasi dan AC, sistem pembakaran, sistem energi alternatif: piranti
termoelektrik dan termionik, pembangkit tenaga sel surya, sistem geotermal,
pembangkit tenaga angin, aplikasi biomedis: sistem life-support, dan organ buatan
(artifisial).
KALOR DAN TERMODINAMIKA GAS
Entropi
Entropi adalah fungsi keadaan, dan merupakan kriteria yang menentukan apakah suatu
keadaan dapat dicapai dengan spontan dari keadaan lain. (Taro Saito, Kimia Anorganik
1 hal. 42)
Entropi merupakan besaran termodinamika yang menyatakan derajat ketidakteraturan
partikel. Jika sistem kemasukan kalor, maka entropi bertambah., dan sebaliknya jika
kalor keluar maka entropi berkurang. Menentukan entropi (S) suatu sistem tidak mudah
karena menyangkut energi yang di kandungnya. Akan tetapi besarnya peribahan entropi
(ΔS) dalam suatu peristiwa dapat di hitung dari besarnya kalor yang masuk atau yang
keluar. Kalor dapat menambah ketidakteraturan (entropi) partikel sistem, tetapi
perubahan itu tidak linier, dan bergantung pada suhu sistem. Seperti energi dalam (U)
dan entalpi (H), Entropi adalah besaran termodinamika yang nilainya tergantung pada
keadaan awal dan keadaan akhir dan tidak di pengaruhi oleh jalan yang di tempuh. Oleh
sebab itu, ΔS proses reversibel sama dengan irreversibel walaupun kalor yang di serap
tidak sama.
qir = ΔU + P (V2 – V1)
Perubahan entropi suatu proses di hitung dari qr dan bukan dari qir, baik prosesnya
reversibel maupun irreversibel.
ΔS = qr/T
Karena qr lebih besar dari qir maka dalam proses irreversibel :
ΔS > qir/T
Hukum ke-2 termodinamika menyatakan bahwa entropi, S, sistem yang terisolasi dalam
proses spontan meningkat. Dinyatakan secara matematis
ΔS > 0 (Taro Saito, Kimia Anorganik 1 hal. 43)
ΔS > 0, prosesnya irreversibel = spontan
ΔS = 0, prosesnya reversibel = kesetimbangan
ΔS ≥ 0, prosesnya alami yakni irreversibel atau reversibel = tidak spontan.
Pengarang : Taro Saito (diterjemahkan oleh Ismunandar)
Penerbit : Iwanami Publishing Company
Tahun : 1996
MUKI KAGAKU by Taro Saito
© 1996 by Taro Saito
Reproduced by permission of Iwanami Shoten, Publishers, Tokyo
Entalpi (H) adalah jumlah total dari semua bentuk energi. Entalpi (H) suatu zat
ditentukan oleh jumlah energi dan semua bentuk energi yang dimiliki zat yang
jumlahnya tidak dapat diukur dan akan tetap konstan selama tidak ada energi yang
masuk atau keluar dari zat. . Misalnya entalpi untuk air dapat ditulis H H20 (l) dan untuk
es ditulis H H20 (s).
Untuk menyatakan kalor reaksi pada tekanan tetap (qp ) digunakan besaran yang
disebut Entalpi ( H ).
Untuk reaksi kimia :
∆H = Hp – Hr
Hp = entalpi produk
KALOR DAN TERMODINAMIKA GAS
Hr = entalpi reaktan
Reaksi pada tekanan tetap : qp = ∆H ( perubahan entalpi )
Reaksi pada volume tetap : qv = ∆E ( perubahan energi dalam )
Perubahan kalor atau entalpi yang terjadi selama proses penerimaan atau
pelepasan kalor dinyatakan dengan ” perubahan entalpi (ΔH) ” . Harga entalpi zat
sebenarnya tidak dapat ditentukan atau diukur. Tetapi ΔH dapat ditentukan dengan cara
mengukur jumlah kalor yang diserap sistem. Misalnya pada perubahan es menjadi air,
yaitu 89 kalori/gram. Pada perubahan es menjadi air, ΔH adalah positif, karena entalpi
hasil perubahan, entalpi air lebih besar dari pada entalpi es. Pada perubahan kimia selalu
terjadi perubahan entalpi. Besarnya perubahan entalpi adalah sama besar dengan selisih
antara entalpi hasil reaksi dan jumlah entalpi pereaksi.
KALOR DAN TERMODINAMIKA GAS