Anda di halaman 1dari 26

KALOR DAN TERMODINAMIKA GAS

KALOR DAN TERMODINAMIKA GAS

1. Pengantar
Materi perkuliahan dalam Bab VIII kalor dan termodinamika berisikan kapasitas
kalor dan perpindahan kalor, hukum gas ideal, hukum awal (zeroth law/hukum ke-0),
hukum pertama termodinamika, hukum kedua termodinamika, hukum ketiga
termodinamika, dan aplikasi di kehutanan.
Kalor adalah tenaga panas yang dapat diteruskan ataupun diterima oleh satu
benda ke benda lain secara hantaran (konduksi), penyinaran (radiasi), atau aliran
(konveksi). Kalor adalah suatu bentuk energi, terdiri dari kalor jenis (kapasitas kalor
spesifik, c), kapasitas kalor (atau nilai air) benda, kalor yang diserap (heat of gained)
atau yang dilepas benda, kalor lebur (heat of fusion, H f), kalor uap (heat of vaporation,
HO) cairan, kalor sublimasi benda padat, kelembaban mutlak (absulute humidity) gas,
kelembaban relatif (relative humidity, RH) dan titik embun (dew point).
Termodinamika adalah ilmu pengetahuan tentang transformasi energi, perubahan
keadaan, dan kesetimbangan sekumpulan partikel yang membentuk gas, zat cair atau zat
padat, terutama yang berhubungan dengan sifat termal. Meliputi hukum gas ideal,
hukum awal (hukum 0) termodinamika yang menyatakan bahwa dua sistem dalam
keadaan setimbang, hukum pertama termodinamika tentang kekekalan energi, hukum
kedua termodinamika terkait dengan entropi, dan hukum ketiga termodinamika terkait
dengan temperatur nol absolut.
2. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan mahasiswa dapat mengetahui
tentang konsep kalor dan termodinamika.
3. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan mahasiswa dapat :
1. Menerapkan konsep termodinamika dalam mesin kalor
2. Dapat menganalisis proses-proses hukum pertama termodinamika
3. Mengaplikasikan hukum kedua termodinamika dalam kehidupan sehari - hari
4. Mendeskripsikan persamaan umum gas ideal pada persoalan fisika sehari-hari
5. Mendeskripsikan usaha, kalor, dan energi dalam berdasarkan hukum utama
termodinamika.
4.1. Kalor
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kalor adalah: 1) tenaga panas
yang dapat diteruskan ataupun diterima oleh satu benda ke benda lain secara hantaran
(konduksi), penyinaran (radiasi), atau aliran (konveksi); 2) panas;
Kalor dapat dibedakan dua konsep pokok, yaitu: 1) rasa kepanasan (hot) yang
disebut temperatur atau suhu. 2) besaran yang dapat menyebabkan adanya perubahan
temperatur yang disebut kalor (heat).
KALOR DAN TERMODINAMIKA GAS

4.1.1. Kapasitas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kapasitas adalah: 1) ruang yang
tersedia; daya tampung; 2) daya serap (panas, listrik, dan sebagainya); 3)keluaran
maksimum; kemampuan berproduksi; 4) kemampuan kapasitor untuk menghimpun
muatan listrik (diukur dalam satuan farad);
Menurut Bueche (1992) bahwa kalor adalah suatu bentuk energi. Satuan SI
adalah joule. Satuan lain yang digunakan untuk kalor adalah kalori (1 kal = 4,184 J) dan
British thermal unit (1 Btu = 1054 J). Kalori yang digunakan oleh ahli gizi disebut kalori
besar dan sebenarnya adalah satu kilo kalori (1 Kal = 10 3 kal).
1. Kalor jenis (kapasitas kalor spesifik, c) zat adalah kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu satu satuan massa zat tersebut sebanyak satu derajat. Kalau kalor
sebanyak ΔQ diperlukan untuk menaikkan suhu zat dengan massa m sebanyak ΔT,
maka kapasitas kalor spesifik zat itu :

dalam sistem SI, c mempunyai satuan J/kg. K yang sama dengan J/kg. 0C. Juga
digunakan secara luas adalah satuan kal/g. 0C, dimana 1 kal/g.0C = 4.184 J/kg.0C.
Setiap zat mempunyai kapasitas kalor jenis (specific heat capacity) atau kalor jenis
(specific heat) sendiri, yang berubah-ubah sedikit dengan temperatur. Untuk air, c =
4.184 J/kg.0C = 1 kal/g.0C.
2. Kapasitas kalor (atau nilai air) benda ialah kalor yang diperlukan untuk menaikan
suhu seluruh benda sebanyak satu derajat. Mengingat definisinya, kapasitas kalor
benda dengan massa m (atau berat w) dan kapasitas kalor spesifik c adalah mc.
3. Kalor yang diserap (heat of gained) atau yang dilepas benda bermassa m dengan
kapasitas kalor spesifik c, yang mengalami perubahan T (tanpa disertai oerubahan
fase adalah :

4. Kalor lebur (heat of fusion, Hf) benda padat berkristal adalah jumlah kalor yang
diperlukan untuk melebur satu satuan massa pada suhu tetap. Kalor ini sama dengan
kalor yang dilepas satu satuan massa lelehan sewaktu membeku pada suhu yang tetap
tadi. Kalor lebur air pada 00C adalah 80 kal/g atau 335 kJ/kg.
5. Kalor uap (heat of vaporation, HO) cairan adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk
menguapkan satu satuan massa cairan pada suhu tetap, untuk air pada 1000C, HO kira-
kira 540 kal/g atau 2,26 MJ/kg.
6. Kalor sublimasi benda padat adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk mengubah
satu satuan massa padatan menjadi uap pada suhu tetap.
7. Kelembaban mutlak (absulute humidity) gas (biasanya udara) adalah massa uap air
yang ada dalam satu satuan volume gas itu. Satuannya kg/m3 atau g/cm3.
8. Kelembaban relatif (relative humidity, RH) adalah hasil bagi antara massa uap air per
satuan volume yang ada di udara dengan massa uap air per satuan volume yang ada di
udara jenuh pada suhu yang sama.
9. Titik embun (dew point) adalah kandungan air dalam udara yang lebih dingin pada
keadaan jenuh adalah lebih kecil daripada kandungan air dalam udara yang lebih
panas pada keadaan jenuh. Apabila udara didinginkan akan dicapai suatu suhu
KALOR DAN TERMODINAMIKA GAS

dimana udara menjadi jenuh. Suhu ini disebut suhu (titik) embun. Pada suhu di bawah
titik embun, air embun akan ke luar dari udara tersebut.
Perubahan fase pada contoh di atas dapat dijelaskan lebih lengkap dengan
Gambar VIII-1 berikut.

Gambar VIII-1. Perubahan Fase Zat (Benda)


Sumber : Hamid (2007)
Menurut Hamid (2007) dari uraian tersebut di atas dikenal temperatur tetap pada
perubahan fase zat, yaitu:
1. titik embun = titik uap
2. titk lebur = titik beku dan
3. titik sublimasi = titik lenyap.
Dari uraian tersebut di atas juga dikenal istilah kalor laten, yaitu kalor yang diperlukan atau
dilepaskan pada saat perubahan fase zat. Kalor laten tersebut adalah:
1. kalor pengembunan = kalor penguapan
2. kalor lebur = kalor beku dan
3. kalor sublimasi = kalor pelenyapan.
4.1.2. Perpindahan Kalor
Menurut Bueche (1992) bahwa kalor atau energi termal berpindah melalui
konduksi, konveksi dan radiasi.
1. Konduksi
Konduksi adalah peristiwa di mana energi termal berpindah dalam zat akibat
tumbukan antara molekul-molekul zat tersebut. Semakin panas benda semakin besar EK
rata-rata molekul-molekulnya. Bila antara dua benda bersentuhan terdapat suatu
perbedaan suhu, molekul dalam benda yang lebih panas yang memilikienergi lebih
tinggi, memindahkan energi ke molekul dalam benda yang lebih dingin yang memiliki
energilebih rendah. Ini berlangsung apabila terjadi tumbukan antara kedua jenis molekul
itu. Timbul aliran energi, energi termal, dari benda yang panas ke benda yang dingin.
Perhatikan sekeping zat dengan luas penampang A, dan tebal L. Suhu permukaan
T1 dan T2 sehingga perbedaan suhu di antara kedua permukaan ΔT = T1- T2. Besaran
(T1- T2)/L disebut gradien suhu. Gradien suhu adalah perubahan suhu terhadap jarak.
Jumlah kalor ΔQ yang berpindah dari permukaan 1 ke permukaan 2 dalam waktu
ΔT adalah :
KALOR DAN TERMODINAMIKA GAS

k adalah tetapan perbandingan dan bergantung pada zat disebut koefisien konduktivitas
termal zat. Satuan k yang khas adalah kal/s.cm. 0C dan W/m.K, dengan 1 watt (W) =1 J/s.
Dalam sistem Imperial Btu/jam.ft.0F. Harus diperhatikan dengan seksama satuan ΔQ, t, L,
dan T sesuai dengan k yang dipakai.
1 kal/s.cm.0C =418,4 W/m.K dan 1 Btu.in/h.ft. 0F = 0,144 W/m.K.
Jumlah kalor tiap detik di rumuskan:

dengan :
H = Jumlah kalor yang merambat tiap detik (J/s)
k = Koefisien konduksi termal (J/msK)
A = luas penampang batang (m)
L = Panjang batang (m)
∆T = perbedaan suhu antara kedua ujung batang (K)
Tahanan termal (nilai R) dari suatu lempeng (ditentukan oleh persamaan aliran kalor
dalam bentuk :

Satuan SI-nya adalah m2.K/W. Satuan biasanya adalah ft.h. 0F/Btu, di mana 1 ft.h. 0F/Btu
= 0,176 m2.
Untuk beberapa lempeng dengan luas permukaan yang sama yang terletak berderet, nilai R
kombinasi adalah :

dengan : R1...adalah nilai-nilai R dari masing-masing lempeng.


Aplikasi contoh soal :
Sebatang logam dengan panjang 2 meter, memiliki luas penampang 20 cm2 dan
perbedaan suhu kedua ujungnya 500C. Jika koefisien konduksi termalnya 0,2 kal/ms0C,
tentukan jumlah kalor yang dirambatkan per satuan luas persatuan waktu!
Diketahui : L = 2 m; A = 20 cm2 = 2 x 10-3 m2; k = 0,2 kal/ms0C; ∆ T = 500C
Ditanya : H
Jawab :

2. Konveksi
Konveksi energi termal terjadi bila zat (benda) yang panas berpindah mendesak zat
(benda) yang lebih dingin. Contoh perpindahan kalor secara konveksi misalnya ketika
sobat hitung masak air, ketika air mendidih terjadi perpindahan kalor dari api kompor ke
panci kemudian ke air. Perpindahan ini juga diiringi perpindahan atau bergeraknya
medium berupa air.
Laju perpindahan kalor secara konveksi dapat dirumuskan :
KALOR DAN TERMODINAMIKA GAS

Perambatan kalor yang disertai perpindahan massa atau perpindahan partikel-


partikel zat perantaranya seperti partikel udara disebut konveksi. Untuk menghitung laju
kalor secara konveksi, yang merambat tiap detik dapat digunakan persamaan :

dengan :
H = Laju perpindahan (J/s)
h = koefisien konveksi termal (j/sm2K)
A = Luas permukaan (m2)
∆T = Perbedaan suhu (K)
Aplikasi contoh soal :
Suatu fluida dengan koefisien konveksi termal 0,01 kal/ms 0C memiliki luas penampang
aliran 20 cm2, jika fluida tersebut mengalir dari dinding yang bersuhu 100 0C ke dinding
lainya yang bersuhu 200C, kedua dinding sejajar, berapakah besarnya kalor yang
dirambatkan?
Diketahui : h = 0,01 kal/ms0C; A = 20 cm2 = 2 x 10-3 m2; ∆T = (1000C-200C) = 800C
Jawab :

3. Radiasi
Radiasi adalah cara energi termal berpindah dalam vakum dan ruangan kosong di
antara molekul-molekul. Dan radiasi adalah peristiwa gelombang elektromagnetik. Misalkan
permukaan luas A, mempunyai suhu mutlak T dan hanya memancarkan e sebanyak energi
yang dikeluarkan permukaan benda hitam. Dengan demikian e merupakan emisivitas
permukaan tadi, dan energi per detik (yaitu daya) yang dipancarkan oleh permukaan tersebut
disebut hukum Stefan-Boltzman :

dengan :
Q = Kalor yang dipancarkan benda (J)
T = suhu mutlak (K)
e = emisitas bahan
σ = Tetapan stefan-Boltzman (5,67 x10-8 W/m2K4 )
A = Luas Penampang benda (m2)
Semua benda yang suhunya di atas nol mutlak akan memancarkan energi. Bila
suatu benda pada suhu multak T berada dalam daerah dengan suhu T 0, maka energi
mutlak yang dipancarkan oleh benda tadi adalah :

Aplikasi contoh soal :


1. Sebuah lampu pijar menggunakan kawat wolfram dengan luas 10-6 m2 dan
emisivitasnya 0,5. Bila bola lampu tersebut berpijar pada suhu 1.000 K selama 5
sekon (σ = 5,67 x 10-8 W/m2K4 ), hitunglah jumlah energi radiasi yang dipancarkan!
Diketahui : T = 1.000 K; A = 10-6 m2; t = 5 s; e = 0,5; σ = 5,67 x 10-8 W/m2K4
KALOR DAN TERMODINAMIKA GAS

Ditanya : Q
Jawab :

=
2. Benda hitam sempurna luas permukaannya 1 m 2 dan suhunya 27 ºC. Jika suhu
sekelilingnya 77 ºC, hitunglah:
a. kalor yang diserap persatuan waktu persatuan luas
b. energi total yang dipancarkan selama 1 jam.
Jawab:
Diketahui : benda hitam, e = 1; T1 = 300 K; T2 = 350 K; σ = 5,67.10-8 watt m-2K-4
a. Kalor yang diserap per satuan waktu :

4.2. Hukum Gas Ideal


Menurut Bueche (1992) bahwa gas ideal adalah suatu gas yang memenuhi
hukum gas ideal. Gas yang termasuk gas ideal adalah Udara, Nitrogen, Oksigen,
Helium, Hidrogen dan Neon. Hampir semua gas yang stabil secara kimia bersifat ideal,
jika keadaanya jauh dari keadaan dimana gas dapat mengembun atau bahkan membeku.
1. Satu mole (mol) zat adalah sejumlah zat yang mengandung jumlah partikel sebanyak
jumlah atom karbon yang ada dalam 12 gram karbon-12. Secara praktis digunakan
satuan kilomole (kmol) yaitu massa (dalam Kg) yang secara numerik adalah sama
dengan berat molekul (atau berat atom) zat tersebut.Contohnya 1 kmol O 2 adalah 32
Kg gas O2.
2. Hukum gas ideal adalah tekanan absolut/mutlak p dan n kilomole gas yang
mempunyai volume V ada hubungannya dengan temperatur T sesuai :

dimana R = 8314 j/kmol. dan K disebut konstanta gas universal. Bila volume
berisikan m kilogram gas yang mempunyai massa molekul (atau massa atomik) m,
maka n = m/M.
3. Keadaan khusus dari hukum gas ideal, yang diperoleh dengan mempertahankan
semua besaran, kecuali dua buah dalam keadaan konstan, adalah :
Hukum Boyle (n, T konstan) : pV = konstan
Hukum Charles (n, p konstan) : V/T = konstan
Hukum Gay-Lussac (n, V konstan) : P/T = konstan.
Dalam keadaan normal suatu gas didefinisikan sebagai berikut: T = 273,15 K = 0 oC
p = 1,013 x 105 Pa = 1 atm. Dan 1 kmol gas ideal bervolume 22,4 m 3, karena itu
dalam keadaan normal (atau baku) 2 kg gas H2 volumenya sama dengan 32 kg gas
O2 atau 28 kg gas N2.
Hukum gas yang membicarakan perubahan keadaan dari p1, V1, T1 menjadi p2, V2, T2
menggunakan hukum Gas Ideal dalam bentuk : p1V1/T1 = p2V2/T2 (untuk n
konstan).
KALOR DAN TERMODINAMIKA GAS

Aplikasi contoh soal :


1. Sejumlah gas oksigen pada tekanan luar 101 kPa, suhu 5 0C ternyata bervolume
0,0200 m3. Berapakah volumenya bila tekanan diubah menjadi 108 kPa dan suhunya
dinaikkan menjadi 30 0C ?
p1V1/T1 = p2V2/T2 atau V2=V1(p1/ p2)(T2/T1)
tetapi T1 = 5 + 273 = 278 K, dan T2 = 30 + 273 = 303 0K, maka :
V2=V1(p1/p2)(T2/T1) =0,020 m3 (101/108)(303/278) = 0,0204 m3.
2. Suatu gas ideal dengan volume 1 liter pada 1 atm dan suhu –20 0C. Sampai berapa
atmosfir tekanan harus diberikan kepada gas tersebut agar volumenya menjadi 0,5
liter bila temperatur 40 0C.
p1V1/T1 = p2V2/T2 atau p2 = p1 (V1/V2)(T1/T2)
maka :
p2 = (1 atm)(1/0,5){(273+40)/(273-20)} = 2,47 atm.
4.3. Termodinamika
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) termodinamika adalah ilmu
pengetahuan tentang transformasi energi, perubahan keadaan, dan kesetimbangan
sekumpulan partikel yang membentuk gas, zat cair atau zat padat, terutama yang
berhubungan dengan sifat termal.
Termodinamika merupakan bagian dari cabang Fisika yang namanya
termofisika (thermal physics). Termodinamika adalah ilmu yang mempelajari hubungan
antara energi dan kerja dari suatu sistem. Termodinamika hanya mempelajari besaran-
besaran yang berskala besar (makroskopis) dari sistem yang dapat diamati dan diukur
dalam eksperimen. Besaran-besaran yang berskala kecil (mikroskopis) dipelajari dalam
teori kinetik gas (kinetic theory of gas) atau fisika statistik (statistical physics).
Menurut Warnana (2007) secara umum variabel keadaan dari sistem
termodinamika dapat digolongkan menjadi 2 (dua) besaran, yakni:
1. Besaran ekstensif, yakni variabel keadaan yang berbanding lurus dengan massa atau
volume (ukuran) dari sistem. Perbandingan antara besaran ekstensif dengan massa
disebut besaran spesifik (biasanya disimbolkan dengan huruf kecil).
2. Besaran intensif, yakni variabel keadaan yang tidak bergantung pada massa atau
volume dari sistem.
Tabel VIII-1. Pemakaian Besaran Intensif Dan Besaran Ekstensif
Sistem Besaran intensif Besaran ekstensif
Hidrostatik Tekanan (P) Volume (V)
Tegangan tali Tegangan (τ) Panjang (L)
Film Tipis Tegangan permukaan ( ) Luasan (A)
Sel elektrokimia Emf (ε) Muatan (Z)
Papan dielektrik Medan listrik (E) Polarisasi
Batang paramagnetik Medan listrik (H) Magnetisasi (M)
Sistem lainnya Temperatur (T) Entropi (S)
Sistem umum Gaya umum pergeseran
Sumber : Warnana (2007)
KALOR DAN TERMODINAMIKA GAS

4.3.1. Hukum ke 0 termodinamika


Hukum ke 0 termodinamika berbunyi : hukum ke nol berbunyi “Jika dua benda
berada dalam keseimbangan termal dengan benda ketiga, maka ketiga benda tersebut
berada dalam keseimbangan termal satu sama lain”. Untuk lebih memahami tentang isi
hukum ke 0 termodinamika, maka bunyi hukum ini dapat ditulis ulang dengan kata-kata
yang lebih sederhana yaitu Jika benda A mempunyai temperatur yang sama dengan
benda B dan benda B mempunyai temperatur yang sama dengan benda C maka
temperatur benda A akan sama dengan temperatur benda C atau disebut ketiga benda
(benda A, B dan C) berada dalam kondisi kesetimbangan termal. Kondisi ini dapat
digambarkan sebagai berikut:

Gambar VIII-2. Konsep Hukum Ke Nol Termodinamika (Djukarna,2014)


Tekhnologi yang menggunakan prinsip hukum ke nol termodinamika
Teknologi yang terkait dengan konsep hukum ke nol termodinamika
berhubungan dengan kesetimbangan termal antara benda benda yang saling bersentuhan.
Penerapan termodinamika secara teknik (dalam perencanaan) yaitu :
 Sistem pembangkit listrik tenaga uap :
Energi kimia atau energi nuklir dikonversikan menjadi energi termal dalam ketel
uap atau reaktor nuklir. Energi ini dilepaskan ke air, yang berubah menjadi uap.
Energi uap ini digunakan untuk menggerakkan turbin uap, dan energi mekanis yang
dihasilkan digunakan untuk menggerakkan generator untuk menghasilkan daya
listrik.
 Sistem pembangkit listrik tenaga air : energi potensial air dikonversikan menjadi
energi mekanis melalui penggunaan turbin air. Energi mekanis ini kemudian
dikonversikan lagi menjadi energi listrik oleh generator listrik yang disambungkan
pada poros turbinnya.
 Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) adalah stasiun pembangkit listrik termal di
mana panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit
listrik.
 Motor pembakaran : energi kimiawi bahan bakar dikonversikan menjadi kerja
mekanis. Campuran udara bahan bakar dimampatkan dan pembakaran dilakukan
oleh busi. Ekspansi gas hasil pembakaran mendorong piston, yang menghasilkan
putaran pada poros engkol.
 Pembuatan termometer, prinsip bahwa temperatur tubuh kita yang di kontakkan
dengan kaca termometer, dan kaca termometer yang melakukan kontak internal
KALOR DAN TERMODINAMIKA GAS

dengan merkuri/alkohol di anggap bertemperatur sama karena berada dalam


pertimbangan termal.
 refrigerasi dan pengkondisian udara
 sistem pemanasan surya
 pesawat terbang
 Dalam kehidupan sehari hari hukum ke nol ini banyakan ditemukan atau di gunakan.
Seperti pada saat kita memasukkan es batu kedalam air hangat, yang terjadi yaitu es
batu akan mencair (suhu es meningkat) dan suhu air hangat menjadi turun, kemudian
lama kelamaan es nya mencair semua dan tinggalah air dingin.
Aplikasi contoh soal :
1. Andi berniat membuat suatu termometer setelah mengikuti kuliah termodinamika.
Ketika Andi mencelupkan termometernya pada air membeku dan air mendidih,
termometernya menunjukkan angka -300A dan 800A.
a. Berapakah pembacaan termometer Andi pada suhu ruang, 25 0C?
b. Termometer Andi menunjukkan Angka 1000A ketika disentuhkan ke suatu besi
panas. Berapa suhu besi tersebut dalam derajat Fahrenheit?
Jawab:
Cara mudah untuk menjawabnya buat saja perbandingan kedua termometer. Berikut
lengkapnya.

Jadi termometer Celcius menunjukkan temperatur 25 0C, maka termometer Andi akan
menunjukkan -2,50A.

Termometer Andi menunjukan 1000A maka termometer Fahrenheit akan menunjukan


temperatur 244,720F.
KALOR DAN TERMODINAMIKA GAS

4.3.2. Hukum Termodinamika I


Hukum I termodinamika: berbicara tentang prinsip kekekalan energi yang
berbunyi “Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan tetapi energi dapat
diubah dari suatu bentuk energi ke bentuk energi yang lainnya”.
Menurut Amoranto (2012) Hukum 1 termodinamika dibagi menjadi empat
proses, yaitu :
a. Proses Isobarik (tekanan tetap)
Proses isobarik adalah proses perubahan gas dengan tahanan tetap. Pada garis P –
V proses isobarik dapat digambarkan pada Gambar VIII-3.

Proses Isobarik Proses Isotermis Proses Isokhoris

Proses Adiabatis Proses Gabungan

Gambar VIII-3. Proses Perubahan (Perpusku, 2015)


Usaha proses isobarik dapat ditentukan dari luas kurva di bawah grafik P – V.
)
Kerja:

Kalor :

Perubahan dalam energi :

R =konstata gas universal = 8,31 J/mol.K


Cp= kapasitas panas tekanan konstan
KALOR DAN TERMODINAMIKA GAS

b. Proses Isotermis (suhu tetap)


Proses isotermis adalah proses perubahan gas dengan suhu tetap. Perhatikan
grafik pada Gambar VIII-3.
Kerja:
Gas Ideal :

Pada proses ini berlaku hukum Boyle = .


Karena suhunya tetap maka pada proses isotermis ini tidak terjadi perubahan energi
dalam ∆U= O. Sedang usahanya dapat dihitung dari luas daerah di bawah kurva,
besarnya seperti berikut.
∫ ∫
Perubahan dalam energi :

Kalor :

c. Proses Isokhoris (volume tetap)


Proses isokhoris adalah proses perubahan gas dengan volume tetap. Pada grafik
P.V dapat digambarkan seperti pada Gambar VIII-3. Karena volumenya tetap berarti
usaha pada gas ini nol :

Kerja:

Kalor :

Perubahan dalam energi :

n =jumlah mol
CV= kapasitas panas tekanan konstan
d. Proses Adiabatis (kalor tetap)
Proses isotermis U = 0, proses isokoris, W = 0, dan proses adiabatis Q = 0 ?
Berdasarkan hukum I termodinamika maka proses adiabatis memiliki sifat dibawah.

Kerja :
KALOR DAN TERMODINAMIKA GAS

∫ ∫

( ) ( )

Perubahan dalam energi :

e. Proses Gabungan
Proses-proses selain 4 proses ideal di atas dapat terjadi. Untuk memudahkan
penyelesaian dapat digambarkan grafik P – V prosesnya. Dari grafik tersebut dapat
ditentukan usaha proses sama dengan luas kurva dan perubahan energi dalamnya :

Sedangkan gabungan proses adalah gabungan dua proses adiabatis yang berkelanjutan.
Pada gabungan proses ini berlaku hukum I termodinamika secara menyeluruh.

Tabel VIII-1. Kesimpulan Proses Hukum I Termodinamika


Proses W Q ΔAU
Isokhorik 0
Isobarik
Isotermis 0

Adiabatik 0

Sumber : Amoranto (2012)


Aplikasi Hukum Pertama Termodinamika
Menurut Khuriati (2007) bahwa prinsip dan metode termodinamika digunakan
oleh para insinyur untuk merancang mesin-mesin pembakar internal, pembangkit energi
nuklir dan konvensional, sistem pengondisi udara, sistem penggerak propulsi roket,
misil, pesawat terbang, kapal, dan kendaraan darat, sistem magnet dan listrik, dan
termolistrik.
Hukum pertama termodinamika menyatakan bahwa energi tidak bisa diciptakan
dan tidak bisa dihilangkan, namun energi hanya dapat berubah bentuk. Dapat dikatakan
bahwa jumlah energi yang masuk sama dengan jumlah energi yang keluar dari sistim.
Bila diaplikasikan pada boiler, turbin, dan peralatan lain dengan cara mengubah panas
menjadi kerja atau sebaliknya mengubah kerja menjadi panas :
1) Boiler aliran panas yang masuk sistim semuanya akan berubah menjadi kenaikan
enthalpy.
KALOR DAN TERMODINAMIKA GAS

2) Turbin uap mengubah panas dari fluida yang masuk menjadi kerja mekanis. Pada
turbin uap pembangkit listrik, turbin memutar generator, sehingga W diubah menjadi
energi listrik.
3) Turbin Air pembangkit listrik, turbin memutar generator, sehingga mengubah energi
kinetis (mekanis) menjadi energi listrik, seperti terdapat pada Pembangkit Listrik
Tenaga Air (PLTA).

Refrigerator Mesin
Gambar VIII-4. Contoh Aplikasi Hukum Pertama Termodinamika
Aplikasi contoh soal (Atikah, N., 2013) :
1. Sejumlah 6 m Mol gas hidrogen suhunya dinaikkan dari 20 0C menjadi 110 0C pada
tekanan tetap. Jika konstanta gas umum R = 8,314J/mol.K, tentukan:
a) perubahan energi dalam
b) usaha yang dilakukan gas
c) kalor yang diperlukan
Penyelesaian:
Diketahui: n = 6 mMol =0,006 mol; T1 = 20 0C = (20 + 273) K = 293 K
T2 = 110 0C = (110 + 273)K = 383 K; R = 8,314 J/mol.K
Ditanyakan: a) ΔU …?
b) W …?
c) Q …?
Jawab:
a). ΔU = 3/2nR(T2 –T1)
= 3/2 (0,006 . 8,314 (383 - 293)) J
= 3/2 (4,489) J
= 6,734 J
KALOR DAN TERMODINAMIKA GAS

b). W = P (V2 – V1)→P = nR→V1 = T1; V2 = T2


W = nR (T2 – T1)
W = 0,006 x 8,314 (383 - 293)
W = 4,489 J
c). Q = ΔU + W
Q = (6,734 + 4,489) J = 2,245 J
2. Gas helium 0,0003 mol pada tekanan tetap. Suhunya dinaikkan dari 10 0C menjadi
700C, diketahui R = 8,314 J/mol.K, hitunglah kalor yang diperlukan?
Penyelesaian:
Diketahui: n = 0,0003 mol
T1 = 10 0C = (10 + 273) K = 283 K
T2 = 70 0C = (70 + 273)
R = 8,314 J/mol.K
Ditanyakan: Q ….?
Jawab:
Q = ΔU + W→ΔU = 3/2nR (T2 – T1)→W = P (V2 – V1) = nR(T2 – T1)
ΔU = 3/2nR (T2 – T1)
ΔU = 3/2{(0,0003 x 8,314 (343 - 283)}
ΔU = 3/2 (0,149) J
ΔU = 0,224 J
W = nR(T2 – T1)
W = 0,0003 x 8,314 (343 – 283)
W = 0,149 J
Jadi, kalor yang diperlukan:
Q = ΔU + W
Q = (0,224 + 0,149) J
Q = 0,373 J
4.3.3. Hukum Termodinamika II
Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini menyatakan
bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk
meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya.
Hukum II termodinamika:
 Diformulasikan pada tahun 1860 melalui penelitian mesin kalor Carnot
 Mempelajari kecenderungan arah reaksi
 Meramalkan spontanitas reaksi
1. Mesin Carnot
Adalah mesin kalor hipotetis yang beroperasi dalam suatu siklus reversibel yang
disebut siklus Carnot. Model dasar mesin ini dirancang oleh Nicolas Léonard Sadi
Carnot, seorang insinyur militer Perancis pada tahun 1824. Model mesin Carnot
kemudian dikembangkan secara grafis oleh Emile Clapeyron 1834, dan diuraikan secara
matematis oleh Rudolf Clausius pada 1850-an dan 1860-an. Dari pengembangan
Clausius dan Clapeyron inilah konsep dari entropi mulai muncul.
KALOR DAN TERMODINAMIKA GAS

Mesin Carnot merupakan mesin kalor yang adapat mengubah energi (kalor)
menjadi bentuk lainnya (usaha mekanik). Pada prnsipnya cara kerja mesin kalor ada tiga
proses penting yaitu:
1) Proses penyerapan kalor dari sumber panas yang sering disebut sebagai reservoir
(tandon) panas.
2) Usaha yang dilakukan oleh mesin.
3) Proses pembuangan kalor pada tempat yang bersuhu rendah, tempat ini sering disebut
reservoir (tandon) dingin.
Siklus carnot merupakan suatu siklus termodinamika yang melibatkan proses
isotermal, isobarik, dan isokorik. Misalnya, terdapat suatu siklus termodinamika yang
melibatkan proses isotermal, isobarik, dan isokorik. Sistem menjalani proses isotermal
dari keadaan A sampai B, kemudian menjalani proses isobarik untuk mengubah sistem
dari keadaan B ke keadaan C. Akhirnya proses isokorik membuat sistem kembali ke
keadaan awalnya (A). Proses dari A ke keadaan B, kemudian ke keadaan C, dan
akhirnya kembali ke keadaan A, menyatakan suatu siklus.

Berdasarkan diatas besar usaha yang bermanfaat adalah luas daerah ABCA.
Secara matematis dapat ditulis seperti berikut :

Usaha bernilai positif jika arah proses dalam siklus searah putaran jam, dan bernilai
negatif jika berlawanan arah putaran jarum jam. Perubahan energi dalam ΔU untuk satu
siklus sama dengan nol (ΔU = 0) karena keadaan awal sama dengan keadaan akhir.
Siklus Carnot
Nicolas Leonardi Sadi Carnot, seorang insinyur berkebangsaan Perancis pada
tahun 1824 mengembangkan sebuah model mesin ideal selanjutnya disebut mesin
Carnot, yaitu mesin yang paling efisien. Siklus Carnot terdiri atas empat proses, yaitu
dua proses isotermal dan dua proses adiabatik, yaitu:
KALOR DAN TERMODINAMIKA GAS

Gambar VIII-5. Langkah Proses Siklus Carnot (Fisikazone, 2014)

Proses Pada Siklus Carnot berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Proses AB adalah pemuaian isotermal pada suhu T 1. Pada proses ini sistem menyerap
kalor Q1 dari reservoir bersuhu tinggi T1 dan melakukan usaha WAB.
2. Proses BC adalah pemuaian adiabatik. Selama proses ini berlangsung suhu sistem
turun dari T1 menjadi T2 sambil melakukan usaha WBC.
3. Proses CD adalah pemampatan isoternal pada suhu T 2. Pada proses ini sistem
menerima usaha WCD dan melepas kalor Q2 ke reservoir bersuhu rendah T2.
4. Proses DA adalah pemampatan adiabatik. Selama proses ini suhu sistem naik dari
T2 menjadi T1 akibat menerima usaha WDA.
Siklus Carnot merupakan dasar dari mesin ideal yaitu mesin yang memiliki
efisiensi tertinggi yang selanjutnya disebut mesin Carnot. Usaha total yang dilakukan
oleh sistem untuk satu siklus sama dengan luas daerah di dalam siklus pada diagram p –
V. Mengingat selama proses siklus Carnot sistem menerima kalor Q 1 dari reservoir
bersuhu tinggi T1 dan melepas kalor Q2 ke reservoir bersuhu rendah T2, maka usaha
yang dilakukan oleh sistem menurut hukum I termodinamika adalah sebagai berikut :
→ →
Dalam menilai kinerja suatu mesin, efisiensi merupakan suatu faktor yang penting.
Untuk mesin kalor, efisiensi mesin (η) ditentukan dari perbandingan usaha yang
dilakukan terhadap kalor masukan yang diberikan. Secara matematis dapat dituliskan
sebagai berikut.

Untuk siklus Carnot berlaku hubungan , sehingga efisiensi mesin Carnot dapat
dinyatakan sebagai berikut.
KALOR DAN TERMODINAMIKA GAS

Keterangan:
η : efisiensi mesin Carnot
T1 : suhu reservoir bersuhu tinggi (K)→Tt
T2 : suhu reservoir bersuhu rendah (K) →Tr
Q2 : kalor yang dibuang mesin pada reservoir dingin (J)
Q1 : kalor yang diserap mesin dari reservoir panas (J)
W : usaha/kerja yang dihasilkan mesin (J)
Aplikasi contoh soal :
1. Mesin Carnot bekerja pada suhu tinggi 600 K, untuk menghasilkan kerja mekanik.
Jika mesin menyerap kalor 600 J dengan suhu rendah 400 K, maka usaha yang
dihasilkan adalah….
Pembahasan

Hilangkan saja 100% untuk memudahkan perhitungan :

2. Sebuah mesin carnot menggunakan reservoir suhu tinggi 327 0C, mempunyai
efisiensi 60%. Agar efisiensi mesin Carnot naikmenjadi 80% dengan suhu rendahnya
tetap maka suhu tinggi mesin Carnot harus diubah menjadi?
Pembahasan
Diketahui : T1=327 0C = 600K; η1=60%; η1=80%;
Kondisi mula-mula :
( )
Kondisi akhir :
( )

2. Mesin pendingin
Menurut Kittel and Kroemer (1980) prinsip kerja mesin pendingin, contohnya
lemari es dan penyejuk ruangan, yaitu mengalirkan kalor keluar dari lingkungan sejuk ke
lingkungan hangat. Sistem menerima kerja sebesar W dan menyerap kalor dengan suhu
reservoir rendah T2 dan Q2, serta membuang sejumlah kalor yang lebih besar ke
reservoir tinggi T1 dan Q1. Untuk kerja mesin pendingin dapat ditentukan:

Dengan :
Kp =koefisien performasi
T2 = suhu pada reservoir rendah (K) )→Tt
T1 = suhu pada reservoir tinngi (K) →Tr
W = usaha (Joule)
Q1 = kalor yang diserap (Joule)
Q2 = kalor yang dilepas (Joule)
KALOR DAN TERMODINAMIKA GAS

Aplikasi contoh soal : (2017 Fisika Study Center)

1. Sebuah mesin pendingin memiliki reservoir suhu rendah sebesar −15 0C. Jika selisih
suhu antara reservoir suhu tinggi dan suhu rendahnya sebesar 40 0C, tentukan
koefisien performansi mesin tersebut!
Pembahasan:
Data mesin Tr = −150C = (−15 + 273) K = 258 K; Tt − Tr = 400C
Cp =....

2. Sebuah kulkas memiliki suhu rendah –130C dan suhu tinggi 270C. Jika kalor yang
dipindahkan dari reservoir suhu rendah adalah 1.300 joule, tentukan usaha yang
diperlukan kulkas!
Pembahasan
Data mesin pendingin
Tr = − 130C = (− 13 + 273) K = 260 K
Tt = 270C = 37 + 273) = 300 K
Qr = 1300 j
W = ....
Rumus koefisien performansi jika diketahui usaha dan kalor :
Dimana
W = usaha yang diperlukan untuk memindahkan kalor dari suhu rendah
Qr = kalor yang dipindahkan dari suhu rendah
Sehingga jika digabung dengan rumus sebelumnya diperoleh :

3. Sebuah lemari es memiliki koefisien performansi 6. Jika suhu ruang di luar lemari es
adalah 28 0C, berapakah suhu paling rendah di dalam lemari es yang dapat diperoleh?
Jawaban :
Diketahui: Kp = 6, dan T1 = 28 0C.
Koefisien performansi maksimum diperoleh sebagai berikut:

dengan T1 adalah suhu tinggi dan T2 adalah suhu rendah. Dari persamaan tersebut
diperoleh:
( )
Dari soal diketahui T1 = (28 + 273) K = 301 K dan KP = 6,0 sehingga suhu paling
rendah di dalam lemari es T2 dapat dihitung:
( )
KALOR DAN TERMODINAMIKA GAS

3. Entropi (Sholehah, A., 2015)


Entropi adalah salah satu besaran termodinamika yang mengukur energi dalam
sistem per satuan temperatur yang tak dapat digunakan untuk melakukan usaha. Ketika
suatu sistem menyerap sejumlah kalor Q dari reservoir yang memiliki temperatur
mutlak, entropi sistem tersebut akan meningkat dan entropi reservoirnya akan menurun
sehingga perubahan entropi sistem dapat dinyatakan dengan persamaan :

Satuan Internasional joule per kelvin (J/K).


Entropi merupakan banyaknya energi (kalor) yang tidak dapat diubah menjadi
usaha.
 Entropi pada Proses Temperatur Konstan
Jika suatu sistem pada suhu mutlak T mengalami proses reversibel dengan menyerap
sejumlah kalor Q maka kenaikan entropi ∆S dapat dituliskan:

dengan :
∆S= perubahan entropi (J/K)
S1 = entropi mula-mula (J/K)
S2 = entropi akhir (J/K)
Pada proses isobar :
 Entropi pada Proses Temperatur Berubah
Pada proses yang mengalami perubahan temperatur, entropi dituliskan sebagai
berikut :
Keterangan:
∆S = perubahan entropi (J/K)
S1= entropi mula-mula (J/K)
S2 = entropi akhir (J/K)
c = kalor jenis (J/kg K)
m = massa (kg)
T1= suhu mula-mula (K)
T2 = suhu akhir (K)
 Menyatakan derajat ketidakteraturan sistem
 Hanya dapat dihitung dari proses-proses reversibel

 Pada proses isobar :


Perhitungan Entropi:
 Bila proses kimia melibatkan perubahan fasa zat pada suhu tetap

 Bila proses kimia melibatkan perubahan suhu dalam fasa tetap


KALOR DAN TERMODINAMIKA GAS

Proses Irreversibel :
 Pada proses reversibel  variabel yang berubah hanya satu
 Pada proses irreversibel  variabel yang berubah lebih dari satu
 Perhitungan entropi pada proses irreversibel dilakukan dengan menghitung entropi
pada tahap – tahap reversibel

Aplikasi contoh soal :


1. Suatu sistem menyerap kalor sebesar 60 kJ pada suhu 270C. Berapakah perubahan
entropi sistem ini?
Penyelesaian:
Diketahui : Q = 60 kJ = 60. 000 J; T = 270C = 300 K
Ditanyakan : ΔS?
Jawab:

Jadi Perubahan Entropi Adalah 200 J/K.


2. Hitunglah perubahan entropi yang dialami air 5 g yang berubah menjadi uap pada
suhu 1000C dan tekanan luar standar?
Diketahui : m = 5 g; Hu = 540 kal/g; 1000C=373 K
Dit : ΔS

Logam 300 g dengan c = 0,093 kal/g. 0C yang semula bersuhu 900C didinginkan
sampai suhu 700C. Hitunglah perubahan entropinya.
Diketahui:
Dengan memakai pendekatan
Pembahasan :

3. Kalor sebesar 1.200 J mengalir secara spontan dari reservoir panas bersuhu 600 K ke
reservoir dingin bersuhu 300 K. Tentukanlah jumlah entropi dari sistem tersebut,
anggap tidak ada perubahan lain yang terjadi.
Jawab :
Diketahui : Q =1.200 J; T1 = 600 K; T2 = 300 K
KALOR DAN TERMODINAMIKA GAS

Perubahan entropi reservoir panas :

Perubahan entropi reservoir dingin :

Total perubahan entropi total adalah jumlah aljabar perubahan entropi reservoir

4.3.4. Hukum termodinamika III


Hukum III termodinamika: terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini
menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua
proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga
menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol
absolut bernilai nol.
“ Entropi kristal murni pada suhu nol absolut adalah nol”
 Pada suhu nol absolut (T = 0K)
- Tidak terjadi pergerakan atom
- Tidak ada kekacauan termal
- Struktur kristalin dianggap sempurna
Energi bebas gibbs :
 Menunjukkan perubahan entropi total dari sistem
 Batasan  suhu dan tekanan tetap
G = H – TS
G = H – TS (suhu tetap)
G = - TS (tekanan tetap)
Aplikasi contoh soal :
1) Hitung perubahan entropi untuk 10 mol gas amonia dari 27 hingga 527 pada tekanan
tetap. Cp= 29,9 +2,61.10-3TJK-1mol-1.

Untuk 10 mol, ΔS = 306,4 J/K


2) CaO+CO2 → CaCO3 ΔH298=-178,3 kJ ΔS298=-160,5 J/K

3) Hitung perubahan entropi dari 30 gram alumunium yang dipanaskan dari 500
sampai 700 OC. Titik leleh 660 OC, kalor pelelehan 393 J g-1 dan kapasitas kalor zat
padat dan zat cair masing-masing adalah : (31,8 + 3,15 .10-3 T) JK-1 mol-1 dan (34,3 +
1,12 .10-3 T) JK-1 mol-1.
Jawaban :
Ada tiga tahapan disini.
Pertama : alumunium memanas dari suhu 500 ke 660
Kedua : alumunium mencair dari 660 dalam wujud padat menjadi 660 dalam wujud
cair. Ada panas latent yang berperan
KALOR DAN TERMODINAMIKA GAS

Ketiga : alumunium dalam wujud cair memanas dari suhu 660 menjadi 700 0C
Gambar dari prosesnya adalah :

m = 30 g
panas Latent pelelehan (L) = 393 j/gram
path (a)
Cp = 31.8 + 3.15 x10-3 T
ΔS = mCp(dT/T) masukkan Cp dan diintegralkan diperoleh
ΔS = mx(31.8 ln(T/T0) + (3.15/2)x10-3(T-T0)
ΔSa = 272,4206767 j/K
path (b)
ΔH = mxL
ΔH = 30 x 393 = 11790 j
ΔSb = ΔH /T = 11790 j/660 K
ΔSb = 17,86363636 j/K
path (c)
Cp = 34.3 + 1.12 x10-3 T
ΔS = mCpdT/T masukkan Cp dan diintegralkan diperoleh
ΔS = mx(34.3 ln(T/T0) + (1.12/2)x10-3(T-T0)
ΔSc = 61,21887452 j/K
S total = Sa + Sb + Sc
S total = 272,4206767 + 17,86363636 + 61,21887452 j/K
S total = 351,5031876 j/K
4.4. Aplikasi di Kehutanan
Secara umum termodinamika dapat dimanfaatkan untuk: 1. menjelaskan kerja
beberapa sistem termodinamis. 2. menjelaskan mengapa suatu sistem termodinamis
tidak bekerja sesuai dengan yang diharapkan. 3. menjelaskan mengapa suatu sistem
termodinamis sama sekali tidak mungkin dapat bekerja. 4. landasan teoritis para insinyur
perencana dalam mendisain suatu sistem termodinamis; misalnya: motor bakar, pompa
termal, motor roket, pusat pembangkit tenaga listrik, turbin gas, mesin pendingin, kabel
transmisi superkonduktor, laser daya tinggi, dan mesin pemanas surya.
Termodinamika memusatkan perhatiannya pada faham mengenai: 1. ketetapan
energi. 2. ketetapan entropi, dalam arti, proses yang menghasilkan entropi mungkin
dapat terjadi, namun proses yang menghapuskan entropi mustahil terjadi. 3. entropi yang
dapat digunakan untuk menentukan jumlah daya berguna maksimum yang dapat
diperoleh dari berbagai sumber energi untuk melakukan kerja.
Pemanfaatan termodinamika menurut versi pertama datang dari Fisikawan dan
Kimiawan, yang lebih condong menggunakan termodinamika untuk meramalkan dan
menghubungkan pelbagai sifat zat di bawah pengaruh kalor dan mengembangkan data
termodinamis. Versi kedua berasal dari para Insinyur (Engineer), yang lebih condong
KALOR DAN TERMODINAMIKA GAS

menggunakan data termodinamis dan gagasan dasar ketetapan energi serta produksi
entropi untuk menganalisis perilaku sistem yang kompleks.
Menurut Warnana (2007) aplikasi termodinamika adalah mesin automotif,
turbin, pompa, kompresor, pembangkit tenaga nuklir dan uap, sistem pendorong pesawat
terbang dan roket, pemanas, ventilasi dan AC, sistem pembakaran, sistem energi
alternatif: piranti termoelektrik dan termionik, pembangkit tenaga sel surya, sistem
geotermal, pembangkit tenaga angin, aplikasi biomedis: sistem life-support, dan organ
buatan (artifisial).
5. Rangkuman
1. Kalor adalah tenaga panas yang dapat diteruskan ataupun diterima oleh satu benda ke
benda lain secara hantaran (konduksi), penyinaran (radiasi), atau aliran (konveksi).
Kalor dapat dibedakan dua konsep pokok, yaitu: 1) rasa kepanasan (hot) yang disebut
temperatur atau suhu. 2) besaran yang dapat menyebabkan adanya perubahan
temperatur yang disebut kalor (heat).
2. Gas ideal adalah suatu gas yang memenuhi hukum gas ideal. Keadaan khusus dari
hukum gas ideal, yang diperoleh dengan mempertahankan semua besaran, kecuali
dua buah dalam keadaan konstan, adalah :
Hukum Boyle (n, T konstan) : pV = konstan
Hukum Charles (n, p konstan) : V/T = konstan
Hukum Gay-Lussac (n, V konstan) : P/T = konstan.
3. Termodinamika adalah ilmu pengetahuan tentang transformasi energi, perubahan
keadaan, dan kesetimbangan sekumpulan partikel yang membentuk gas, zat cair atau
zat padat, terutama yang berhubungan dengan sifat termal.
1) Konsep hukum ke nol termodinamika berhubungan dengan kesetimbangan termal
antara benda benda yang saling bersentuhan.
2) Hukum I termodinamika: berbicara tentang prinsip kekekalan energi yang
berbunyi “Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan tetapi energi
dapat diubah dari suatu bentuk energi ke bentuk energi yang lainnya”, melalui
proses : isobaris p = tetap, isotermis U = 0, isokoris, W = 0, dan adiabatis Q = 0.
3) Hukum II termodinamika terkait dengan entropi. Entropi merupakan banyaknya
energi (kalor) yang tidak dapat diubah menjadi usaha.
4) Hukum III termodinamika: terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini
menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua
proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum.
4. Aplikasi termodinamika adalah mesin automotif, turbin, pompa, kompresor,
pembangkit tenaga nuklir dan uap, sistem pendorong pesawat terbang dan roket,
pemanas, ventilasi dan AC, sistem pembakaran, sistem energi alternatif: piranti
termoelektrik dan termionik, pembangkit tenaga sel surya, sistem geotermal,
pembangkit tenaga angin, aplikasi biomedis: sistem life-support, dan organ buatan
(artifisial).
KALOR DAN TERMODINAMIKA GAS

Entropi
Entropi adalah fungsi keadaan, dan merupakan kriteria yang menentukan apakah suatu
keadaan dapat dicapai dengan spontan dari keadaan lain. (Taro Saito, Kimia Anorganik
1 hal. 42)
Entropi merupakan besaran termodinamika yang menyatakan derajat ketidakteraturan
partikel. Jika sistem kemasukan kalor, maka entropi bertambah., dan sebaliknya jika
kalor keluar maka entropi berkurang. Menentukan entropi (S) suatu sistem tidak mudah
karena menyangkut energi yang di kandungnya. Akan tetapi besarnya peribahan entropi
(ΔS) dalam suatu peristiwa dapat di hitung dari besarnya kalor yang masuk atau yang
keluar. Kalor dapat menambah ketidakteraturan (entropi) partikel sistem, tetapi
perubahan itu tidak linier, dan bergantung pada suhu sistem. Seperti energi dalam (U)
dan entalpi (H), Entropi adalah besaran termodinamika yang nilainya tergantung pada
keadaan awal dan keadaan akhir dan tidak di pengaruhi oleh jalan yang di tempuh. Oleh
sebab itu, ΔS proses reversibel sama dengan irreversibel walaupun kalor yang di serap
tidak sama.
qir = ΔU + P (V2 – V1)
Perubahan entropi suatu proses di hitung dari qr dan bukan dari qir, baik prosesnya
reversibel maupun irreversibel.
ΔS = qr/T
Karena qr lebih besar dari qir maka dalam proses irreversibel :
ΔS > qir/T
Hukum ke-2 termodinamika menyatakan bahwa entropi, S, sistem yang terisolasi dalam
proses spontan meningkat. Dinyatakan secara matematis
ΔS > 0 (Taro Saito, Kimia Anorganik 1 hal. 43)
ΔS > 0, prosesnya irreversibel = spontan
ΔS = 0, prosesnya reversibel = kesetimbangan
ΔS ≥ 0, prosesnya alami yakni irreversibel atau reversibel = tidak spontan.
Pengarang : Taro Saito (diterjemahkan oleh Ismunandar)
Penerbit : Iwanami Publishing Company
Tahun : 1996
MUKI KAGAKU by Taro Saito
© 1996 by Taro Saito
Reproduced by permission of Iwanami Shoten, Publishers, Tokyo

Entalpi (H) adalah jumlah total dari semua bentuk energi. Entalpi (H) suatu zat
ditentukan oleh jumlah energi dan semua bentuk energi yang dimiliki zat yang
jumlahnya tidak dapat diukur dan akan tetap konstan selama tidak ada energi yang
masuk atau keluar dari zat. . Misalnya entalpi untuk air dapat ditulis H H20 (l) dan untuk
es ditulis H H20 (s).
Untuk menyatakan kalor reaksi pada tekanan tetap (qp ) digunakan besaran yang
disebut Entalpi ( H ).
Untuk reaksi kimia :
∆H = Hp – Hr
Hp = entalpi produk
KALOR DAN TERMODINAMIKA GAS

Hr = entalpi reaktan
Reaksi pada tekanan tetap : qp = ∆H ( perubahan entalpi )
Reaksi pada volume tetap : qv = ∆E ( perubahan energi dalam )
Perubahan kalor atau entalpi yang terjadi selama proses penerimaan atau
pelepasan kalor dinyatakan dengan ” perubahan entalpi (ΔH) ” . Harga entalpi zat
sebenarnya tidak dapat ditentukan atau diukur. Tetapi ΔH dapat ditentukan dengan cara
mengukur jumlah kalor yang diserap sistem. Misalnya pada perubahan es menjadi air,
yaitu 89 kalori/gram. Pada perubahan es menjadi air, ΔH adalah positif, karena entalpi
hasil perubahan, entalpi air lebih besar dari pada entalpi es. Pada perubahan kimia selalu
terjadi perubahan entalpi. Besarnya perubahan entalpi adalah sama besar dengan selisih
antara entalpi hasil reaksi dan jumlah entalpi pereaksi.
KALOR DAN TERMODINAMIKA GAS

Anda mungkin juga menyukai