Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Didalam laboratorium, pertukaran kalor dalam proses fisika dan kimia


diukur dengan kalorimeter, suatu wadah tertutup yang dirancang secara khusus
untuk tujuan ini. Kalor jenis suatu zat adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu satu gram zat sebesar satu derajat celcius. Kapasitas kalor suatu
zat adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu sejumlah zat
sebesar satu derajat celcius. Kalor jenis merupakan sifat intensif. Sedangkan kalor
capasity termasuk sifat ekstensif. Hubungan antara kapasitas kalor dan kalor jenis
suatu zat adalah
C=m × s
Dimana m adalah zat dalam gram. Perlu diketahui bahwa panas spesifik memiliki
satuan J /g ℃ dan kapasitas panas memiliki satuan J /g (Chang, 2003).
Jika kita mengetahui panas spesifik dan jumlah dari zat, maka
perubahan dalam temperatur dari sampel, ∆T, dalam memberikan jumlah
panas, Q, yang terserap atau terlepas dalam suatu proses. Perhitungan yang
digunakan dalam menghitung perubahan panas:
Q = m × s × ∆T … (2)
Q = C × ∆T … (2)
Dimana ∆T adalah perubahan temperature, yang dimana ∆T = T awal– Takhir.
Simbol perubahan untuk Q adalah sama untuk perubahan entalpi. Nilai Q
positif untuk proses endotermik dan negatif pada proses eksotermik (Chang,
2003).
Jika panas mengalir memasuki suatu objek, temperatur dari objek akan
meningkat (mengandaikan jika tidak terjadi pergantian fase). Perubahan
temperature bergantung dari definisi ini. Eksperimen mengatakan bahwa sejumlah
panas Q dibutuhkan untuk merubah temperature dari suatu material yang
proporsional dengan massanya m dari material yang ada, yang dimana perubahan
temperatur disebut ∆T. Pengertian ini dapat dituliskan dalam:
Q = m × c × ∆T
Dimana c adalah karakteristik dari material yang disebut panas spesifik. Karena c
= Q/m ∆T, satuan dari panas spesifik adalah J/kg °C. Harga dari c bergantung
sampai pada suatu titik pada temperatur 9 dan juga sedikit pada tekanan, namun
untuk perubahan temperatur yang tidak begitu besar, c dapat di anggap konstan
(Giancoli, 2005).
Kerja, kalor, dan energi adalah konsep dasar termodinamika dan dari
ketiganya yang paling pokok adalah kerja. Kerja dilakukan selama proses, jika
proses itu dapat digunakan untuk menghasilkan perubahan ketinggian suatu beban
pada suatu tempat dilingkungannya. Dapat dikatakan bahwa kerja dilakukan oleh
sistem jika beban sudah dinaikkan dilingkungannya, dan bahwa kerja dilakukan
pada sistem jika beban diturunkan. Energi adalah kapasitas sistem untuk
melakukan kerja, jika kita melakukan kerja pada sistem yang terisolasi artinya kita
menambah kapasitasnya untuk melakukan kerja pada sistemyang terisolasi,
energinya berkurang karena sistem itu dapat elakukan kerja lebih sedikit daripada
sebelumnya. Eksperimen menunjukkan bahwa energi sitem (kemampuannya
untuk melakukan kerja) dapat diubah dengan cara yang berbeda dengan kerja
yaitu sendiri (Brady, 2003).
Termodinamika mempelajari hubungan bermacam macam bentuk tenaga
dalam sutu sistem. Seperti diketahui, tenaga ada bermacam-macam, misalnya
tenaga listrik, tebaga kimia, tenaga radiasi, tenaga cahaya, tenapa panas, dan
sebagainya. Termodinamika hanya mempelajari hubungan antara tenaga awal dan
akhir dari sistem tersebut. Tenaga dari sistem itu dikenal dengan jumlah tenaga
potensial dan tenaga kinetiknya. Tenaga potensial dikenal sebagaitenaga yang
dimilki oleh sistem karen kedudukannya. Tenaga kinetik dikenal sebagai tenaga
dari sitem karena gerakannya. Termodinamika pertama juga dapat disebut dengan
hukum kekekalan energi. Artinya, tenaga tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan, atau apabila suatu tenaga hilang maka akan timbul tenaga dalam
bentuk lain yang jumlahnya sama. Apabila suatu sitem menerima panas sebesar
dQ dan temperatur setinggi dT maka kapasitas panas dapat dituliskan sebagai
berikut:
C= dq/dt = dE + PdV / dT
C disini menyatakan kapasitas panas, dQ menyatakan jumlah kalor yang diterima
dan dT menyatakan temperatur (Sukardjo, 2013).
Panas pembentukan ialah panas reaksi pada pembentukan satu molekul
suatu zat dari unsur unsurnya. Jika aktivitas pereaksinya satu, hal ini disebut
sebagai panas pembentukan standar, DH. Untuk gas, zat cair dan zat padat
keadaan standarnya ialah keadaannya pada tekanan satu atmosfer. Untuk gas
nyata, keadaan standarnya tidak pada satu atmosfer tetapi perbedaannya tidak
besar. Untuk larutan, keadaan standar ialah keadaan pada saat a=1. Dengan
menganggap entalpi unsur-unsur dalam keadaan standar pada 25 oC maka paans
pembentukan senyawa dalam keadaan standar, sama dengan entalpinya. DH 25
o
C=DH CH4= -17.890 kal. Kecuali dari reaksi langsung panas pembentukan juga
dapat dicari dari panas reaksi. Duatu senyawa dengan DH (-) disebut eksoterm,
dan DH (+) disebut dengan endoterm (Sukardjo, 2013).
Perpindahan panas adalah energi yang berpindah akibat adanya perbedaan
temperatur. Panas dapat berpindah dari suatu zat yang lebih panas ke zat yang
lebih dingin. Mekanisme Perpindahan panas ada 3 yaitu konduksi, konveksi, dan
radiasi. Konduksi didefinisika sebagai perpindahan panas yang melalui suatu
media yang diam atau perbedaan temperatur terdapat di dalam suatu media yang
diam (merambat). Laju perpindahan kalor secara konduksi bergantung pada
panjang L, luas penampang A, konduktivitas termal k atau jenis bahan, beda suhu
T. Oleh karena itu, banyak panas Q yang dapat berpindah selama waktu t tertentu
ditulis dengan persamaan berikut :
H = kA atau Q = kAt
Makin besar nilai k suatu bahan, makin mudah zat itu menghantarkan kalor.
Bahan konduktor mempunyai nilai k besar, sedangkan bahan isolator mempunyai
nilai k kecil. Konveksi didefinisikan sebagai perpindahan panas yang terjadi
antara permukaan dengan fluida yang mengalir disekitarnya, dengan
menggunakan media penghantar berupa fluida(cairan/gas). Perpindahan panas
konveksi terdiri dari tiga jenis, yaitu konveksi paksa aliran dalam, aliran luar, dan
alamiah. Apabila aliran fluida disebabkan oleh blower/fan maka disebut konveksi
paksa dan apabila disebabkan oleh gradient massa jenis maka disebut konveksi
alamiah. Pada umumnya laju perpindahan panas dapat dinyatakan dengan hokum
persamaan pendinginan Newton,yaitu sebagai berikut
Q= h. A . (Ts - Tf )
Dimana, Q= Laju perpindahan panas (Watt), h= Koefisien konveksi ( W / m2. K ),
A= Luas permukaan kolektor surya m2, Ts= Temperatur plat ( K ), Tf=
Temperatur fluida ( K ). Radiasi dapat didefinisikan sebagai perpindahan panas
yang terjadi karena pancaran/ sinaran / radiasi gelombang elektro-magnetik, tanpa
memerlukan media perantara. Pada proses radiasi, energi termis diubah menjadi
energi radiasi. Energi ini termuat dalam gelombang elektromagnetik, khususnya
daerah inframerah (700 nm - 100 µm). Saat gelombang elektromagnetik tersebut
berinteraksi dengan materi energi radiasi berubah menjadi energi termal. Untuk
benda hitam, radiasi termal yang dipancarkan per satuan waktu per satuan luas
pada temperatur T kelvin adalah :
E = eσ T4
Dimana σ adalah konstanta Boltzmann : 5,67 x 10-8 W/ m 2 K4, e adalah emitansi
(0 ≤ e ≤ 1) (Sumiati, 2013).
Suatu bahan biasanya mengalami perubahan temperatur bila terjadi
perpindahan panas antara bahan dengan lingkungannya. Pada suatu situasi
tertentu, aliran panas ini tidak merubah temperaturnya. Hal ini terjadi bila bahan
mengalami perubahan fasa. Misalnya padat menjadi cair (mencair), cair menjadi
uap (mendidih) dan perubahan struktur kristal (zat padat). Energi yang diperlukan
disebut kalor transformasi. Kalor yang diperlukan untuk merubah fasa dari bahan
bermassa m adalah
Q=ML
Dimana L = panas laten, M = Massa. Panas Sensible adalah besaran panas yang
diperoleh atau hilang saat perubahan suhu terjadi. Dapat dihitung dengan:
Sensible Heat = M.C.t
Dimana M = Massa (kg), C= Panas Spesifik, t = Perubahan temperatur. Panas
spesifik (C) adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan temperatur
dari 1 gr massa bahan sebesar 1 oC (Sumiati, 2013).
Kalorimeter bom, yaitu untuk reaksi pada volume konstan kalor reaksinya
juga disebut DE. Tetapi, kebanyakan reaksi-reaksi kimiawi tidak berlangsung
dalam kalorimeter bom. Pada pembakaran suatu sukrosa misalnya, baik pada
reaksi yang berlangsung didalam kalorimeter bom ataupun di atmosfer terbuka.
Hal ini dikarenakan dalam kedua kasus satu-satunya bentuk perpindahan energi
antara campuran reaksi dan kelilingnya adalah sebagai kalor. Perubahannya
berhubungan dengan kalor reaksi yang diukur untuk reaksi yang berlangsung pada
keadaan tekanan konstan dan dengan kerja terbatas, yaitu jenis kerja tekanan-
volume. Fungsi yang dapat memenuhi disebut entalpi (Petrucci, 1987).

Anda mungkin juga menyukai