Didalam laboratorium, pertukaran kalor dalam proses fisika dan kimia
diukur dengan kalorimeter, suatu wadah tertutup yang dirancang secara khusus untuk tujuan ini. Kalor jenis suatu zat adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu satu gram zat sebesar satu derajat celcius. Kapasitas kalor suatu zat adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu sejumlah zat sebesar satu derajat celcius. Kalor jenis merupakan sifat intensif. Sedangkan kalor capasity termasuk sifat ekstensif. Hubungan antara kapasitas kalor dan kalor jenis suatu zat adalah C=m × s Dimana m adalah zat dalam gram. Perlu diketahui bahwa panas spesifik memiliki satuan J /g ℃ dan kapasitas panas memiliki satuan J /g (Chang, 2003). Jika kita mengetahui panas spesifik dan jumlah dari zat, maka perubahan dalam temperatur dari sampel, ∆T, dalam memberikan jumlah panas, Q, yang terserap atau terlepas dalam suatu proses. Perhitungan yang digunakan dalam menghitung perubahan panas: Q = m × s × ∆T … (2) Q = C × ∆T … (2) Dimana ∆T adalah perubahan temperature, yang dimana ∆T = T awal– Takhir. Simbol perubahan untuk Q adalah sama untuk perubahan entalpi. Nilai Q positif untuk proses endotermik dan negatif pada proses eksotermik (Chang, 2003). Jika panas mengalir memasuki suatu objek, temperatur dari objek akan meningkat (mengandaikan jika tidak terjadi pergantian fase). Perubahan temperature bergantung dari definisi ini. Eksperimen mengatakan bahwa sejumlah panas Q dibutuhkan untuk merubah temperature dari suatu material yang proporsional dengan massanya m dari material yang ada, yang dimana perubahan temperatur disebut ∆T. Pengertian ini dapat dituliskan dalam: Q = m × c × ∆T Dimana c adalah karakteristik dari material yang disebut panas spesifik. Karena c = Q/m ∆T, satuan dari panas spesifik adalah J/kg °C. Harga dari c bergantung sampai pada suatu titik pada temperatur 9 dan juga sedikit pada tekanan, namun untuk perubahan temperatur yang tidak begitu besar, c dapat di anggap konstan (Giancoli, 2005). Kerja, kalor, dan energi adalah konsep dasar termodinamika dan dari ketiganya yang paling pokok adalah kerja. Kerja dilakukan selama proses, jika proses itu dapat digunakan untuk menghasilkan perubahan ketinggian suatu beban pada suatu tempat dilingkungannya. Dapat dikatakan bahwa kerja dilakukan oleh sistem jika beban sudah dinaikkan dilingkungannya, dan bahwa kerja dilakukan pada sistem jika beban diturunkan. Energi adalah kapasitas sistem untuk melakukan kerja, jika kita melakukan kerja pada sistem yang terisolasi artinya kita menambah kapasitasnya untuk melakukan kerja pada sistemyang terisolasi, energinya berkurang karena sistem itu dapat elakukan kerja lebih sedikit daripada sebelumnya. Eksperimen menunjukkan bahwa energi sitem (kemampuannya untuk melakukan kerja) dapat diubah dengan cara yang berbeda dengan kerja yaitu sendiri (Brady, 2003). Termodinamika mempelajari hubungan bermacam macam bentuk tenaga dalam sutu sistem. Seperti diketahui, tenaga ada bermacam-macam, misalnya tenaga listrik, tebaga kimia, tenaga radiasi, tenaga cahaya, tenapa panas, dan sebagainya. Termodinamika hanya mempelajari hubungan antara tenaga awal dan akhir dari sistem tersebut. Tenaga dari sistem itu dikenal dengan jumlah tenaga potensial dan tenaga kinetiknya. Tenaga potensial dikenal sebagaitenaga yang dimilki oleh sistem karen kedudukannya. Tenaga kinetik dikenal sebagai tenaga dari sitem karena gerakannya. Termodinamika pertama juga dapat disebut dengan hukum kekekalan energi. Artinya, tenaga tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, atau apabila suatu tenaga hilang maka akan timbul tenaga dalam bentuk lain yang jumlahnya sama. Apabila suatu sitem menerima panas sebesar dQ dan temperatur setinggi dT maka kapasitas panas dapat dituliskan sebagai berikut: C= dq/dt = dE + PdV / dT C disini menyatakan kapasitas panas, dQ menyatakan jumlah kalor yang diterima dan dT menyatakan temperatur (Sukardjo, 2013). Panas pembentukan ialah panas reaksi pada pembentukan satu molekul suatu zat dari unsur unsurnya. Jika aktivitas pereaksinya satu, hal ini disebut sebagai panas pembentukan standar, DH. Untuk gas, zat cair dan zat padat keadaan standarnya ialah keadaannya pada tekanan satu atmosfer. Untuk gas nyata, keadaan standarnya tidak pada satu atmosfer tetapi perbedaannya tidak besar. Untuk larutan, keadaan standar ialah keadaan pada saat a=1. Dengan menganggap entalpi unsur-unsur dalam keadaan standar pada 25 oC maka paans pembentukan senyawa dalam keadaan standar, sama dengan entalpinya. DH 25 o C=DH CH4= -17.890 kal. Kecuali dari reaksi langsung panas pembentukan juga dapat dicari dari panas reaksi. Duatu senyawa dengan DH (-) disebut eksoterm, dan DH (+) disebut dengan endoterm (Sukardjo, 2013). Perpindahan panas adalah energi yang berpindah akibat adanya perbedaan temperatur. Panas dapat berpindah dari suatu zat yang lebih panas ke zat yang lebih dingin. Mekanisme Perpindahan panas ada 3 yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi. Konduksi didefinisika sebagai perpindahan panas yang melalui suatu media yang diam atau perbedaan temperatur terdapat di dalam suatu media yang diam (merambat). Laju perpindahan kalor secara konduksi bergantung pada panjang L, luas penampang A, konduktivitas termal k atau jenis bahan, beda suhu T. Oleh karena itu, banyak panas Q yang dapat berpindah selama waktu t tertentu ditulis dengan persamaan berikut : H = kA atau Q = kAt Makin besar nilai k suatu bahan, makin mudah zat itu menghantarkan kalor. Bahan konduktor mempunyai nilai k besar, sedangkan bahan isolator mempunyai nilai k kecil. Konveksi didefinisikan sebagai perpindahan panas yang terjadi antara permukaan dengan fluida yang mengalir disekitarnya, dengan menggunakan media penghantar berupa fluida(cairan/gas). Perpindahan panas konveksi terdiri dari tiga jenis, yaitu konveksi paksa aliran dalam, aliran luar, dan alamiah. Apabila aliran fluida disebabkan oleh blower/fan maka disebut konveksi paksa dan apabila disebabkan oleh gradient massa jenis maka disebut konveksi alamiah. Pada umumnya laju perpindahan panas dapat dinyatakan dengan hokum persamaan pendinginan Newton,yaitu sebagai berikut Q= h. A . (Ts - Tf ) Dimana, Q= Laju perpindahan panas (Watt), h= Koefisien konveksi ( W / m2. K ), A= Luas permukaan kolektor surya m2, Ts= Temperatur plat ( K ), Tf= Temperatur fluida ( K ). Radiasi dapat didefinisikan sebagai perpindahan panas yang terjadi karena pancaran/ sinaran / radiasi gelombang elektro-magnetik, tanpa memerlukan media perantara. Pada proses radiasi, energi termis diubah menjadi energi radiasi. Energi ini termuat dalam gelombang elektromagnetik, khususnya daerah inframerah (700 nm - 100 µm). Saat gelombang elektromagnetik tersebut berinteraksi dengan materi energi radiasi berubah menjadi energi termal. Untuk benda hitam, radiasi termal yang dipancarkan per satuan waktu per satuan luas pada temperatur T kelvin adalah : E = eσ T4 Dimana σ adalah konstanta Boltzmann : 5,67 x 10-8 W/ m 2 K4, e adalah emitansi (0 ≤ e ≤ 1) (Sumiati, 2013). Suatu bahan biasanya mengalami perubahan temperatur bila terjadi perpindahan panas antara bahan dengan lingkungannya. Pada suatu situasi tertentu, aliran panas ini tidak merubah temperaturnya. Hal ini terjadi bila bahan mengalami perubahan fasa. Misalnya padat menjadi cair (mencair), cair menjadi uap (mendidih) dan perubahan struktur kristal (zat padat). Energi yang diperlukan disebut kalor transformasi. Kalor yang diperlukan untuk merubah fasa dari bahan bermassa m adalah Q=ML Dimana L = panas laten, M = Massa. Panas Sensible adalah besaran panas yang diperoleh atau hilang saat perubahan suhu terjadi. Dapat dihitung dengan: Sensible Heat = M.C.t Dimana M = Massa (kg), C= Panas Spesifik, t = Perubahan temperatur. Panas spesifik (C) adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan temperatur dari 1 gr massa bahan sebesar 1 oC (Sumiati, 2013). Kalorimeter bom, yaitu untuk reaksi pada volume konstan kalor reaksinya juga disebut DE. Tetapi, kebanyakan reaksi-reaksi kimiawi tidak berlangsung dalam kalorimeter bom. Pada pembakaran suatu sukrosa misalnya, baik pada reaksi yang berlangsung didalam kalorimeter bom ataupun di atmosfer terbuka. Hal ini dikarenakan dalam kedua kasus satu-satunya bentuk perpindahan energi antara campuran reaksi dan kelilingnya adalah sebagai kalor. Perubahannya berhubungan dengan kalor reaksi yang diukur untuk reaksi yang berlangsung pada keadaan tekanan konstan dan dengan kerja terbatas, yaitu jenis kerja tekanan- volume. Fungsi yang dapat memenuhi disebut entalpi (Petrucci, 1987).