LANDASAN TEORI
2.1 Refrigerator
2.1.1 Penjelasan Refrigerator
Refrigerator merupakan suatu alat yang dirancang untuk mendinginkan
suatu ruang atau media yang berada di dalamnya. Refrigerator pada umumnya
menggunakan suatu siklus yang dikenal dengan siklus kompresi uap. Siklus
kompresi uap menggunakan media pendingin yaitu refrigeran yang bersirkulasi
melewati 4 komponen utama sistem refrigerasi (kompresor, kondensor, alat
ekspansi dan evaporator). Media pendingin/refrigeran memungkinkan terjadinya
efek pendinginan dimana kalor dari suatu ruang (Refrigerated Space) diserap oleh
evaporator sehingga temperatur ruang tersebut menurun.
Prinsip pendinginan merupakan terapan dari teori perpindahan kalor dan
termodinamika. Berbagai konsep, model, dan hukum termodinamika dan
perpindahan kalor dikembangkan dari konsep yang dikembangkan dari dunia fisika,
model khusus dan juga hukum yang digunakan untuk memecahakan masalah dan
sistem rancangan. Massa dan energi merupakan dua konsep dasar yang menjadi titik
tolak perkembangan sains rekayasa (engineering science). Hukum pertama dan
kedua termodinamika serta persamaan laju perpindahan kalor merupakan contoh
yang tepat untuk hal ini.
a. Sifat termodinamika
Sifat termodinamika merupakan bagian yang penting dalam menganalisis
dalam sistem termal adalah penemuan sifat termodinamika yang bersangkutan.
Suatu sifat adalah karakteristik atau ciri dari bahan yang dapat dijajaki dalam
hal perubahan sifat-sifatnya, tetapi keduanya bukan merupakan sifat itu sendiri,
melainkan merupakan hal yang dilakukan terhadap suatu sistem untuk merubah
suatu sifatnya. Kerja dan kalor dapat diukur hanya pada pembatas sistem atau
jumlah energi yang dipindahkan tergantung pada terjadinya perubahan.
5
6
Oleh karena itu, termodinamika berkisaran pada energi maka seluruh sifat-
sifat termodinamika berkaitan dengan energi. Dalam hal ini sifat-sifat
thermodinamika yang diutamakan adalah tekanan, suhu, rapat massa, volume
spesifik, kalor spesifik, entalpi, dan sifat cair uap dari suatu keadaan.
b. Suhu (t)
Dari suatu bahan menyatakan keadaan termal dan kemampuannya untuk
bertukar energi dengan bahan lain yang bersentuhan dengannya. Jadi suatu
bahan yang suhunya lebih tinggi akan memberikan kepada bahan yang suhunya
lebih rendah. Titik acuan bagi skala Celcius adalah titik beku air (0°C) dan
titikdidih air (100°C).
d. Tekanan (P)
Tekanan adalah gaya normal (tegak lurus) yang diberikan oleh suatu fluida
persatuan luas benda yang terkena gaya tersebut. Tekanan absolut adalah
ukuran diatas nol (tekanan yang sebenarnya berada diatas nol). Tekanan
pengukuran (gaugepressure) diukur diatas tekanan atmosfer suatu tempat (nol
tekanan pengukuran = tekanan atmosfer ditempat tersebut). Satuan yang
dipakai untuk tekanan adalah Newton/m2 disebut juga Pascal (Pa).
g. Kalor spesifik
Kalor spesifik dari suatu bahan adalah jumlah energi yang diperlukan
untuk menaikkan satu-satu massa bahan tersebut sebesar 1°K. Oleh karena
itu,besaran ini dipengaruhi oleh cara proses berlangsung, maka cara
kalorditambahkan atau dilepaskan harus disebutkan. Nilai pendekatan untuk
nilaispesifik dari beberapa bahan yang penting adalah sebagai berikut :
h. Entalpi (h)
Perubahan entalpi (h) adalah jumlah kalor yang dilepaskan atau diberikan
persatuan massa melalui proses tekanan konstan. Sifat entalpi dapat juga
dinyatakan laju perpindahan kalor untuk proses yang padanya terjadi
penguapan atau pengembunan, misalnya proses dalam ketel air atau koil
pendinginan udara dimana uap air mengembun.
i. Entropi (s)
Walaupun entropi memiliki arti teknis dan filosofi, tapi sifat ini hanya
digunakan dalam hal khusus dan terbatas. Entropi terdapat pada banyak grafik
dantabel-tabel sifat bahan.
Berikut adalah sifat entropi, yaitu :
1. Jika suatu gas uap ditekan atau diekspansikan tanpa gesekan dan tanpa
penambahan atau pelepasan kalor selama proses berlangsung, maka
8
j. Konservasi massa
Massa adalah suatu “konsep” yang mendasar, karena itu tidak mudah
untuk didefinisikan. Definisi massa sering dirumuskan dengan menunjukan
padahukum Newton, yaitu :
l. Proses adiabatik
Adiabatik berarti tidak ada kalor yang dipindahkan, jadi q = 0. Proses
adiabatik dapat terjadi jika pembatas sistem diberi sekat penahan alirankalor.
Tetapi walaupun sistem tidak disekat asalkan laju energi total didalam sistem
jauh lebih besar dibandingkan dengan energi yang dimasukan atau dikeluarkan
ke lingkungan dalam bentuk kalor, maka proses tersebut dapat dikatakan
dengan adiabatik.
m. Kerja kompresi
Suatu contoh yang dapat dijadikan sebagai model proses adiabatik adalah
pengkompresian suatu gas. Perubahan energi kinetik dan potensial serta laju
perpindahan kalor (q) didapat :
10
Q mh1 h2
Artinya, daya yang dibutuhkan sama dengan laju aliran massa dikalikan
dengan perubahan entalpi. Kerja W berharga negatif untuk kompresor dan
positifuntuk mesin.
n. Kompresi isentropic
Kompresi isentropic merupakan bahan lain yang tersedia untuk
memperkirakan perubahan entalpi selama proses berlangsung kompresi. Jika
kompresi bersifat adiabatik dan tanpa gesekan maka kompresi tersebut terjadi
pada entropi tetap.
o. Perpindahan kalor
Analisis perpindahan kalor digali dari hukum thermodinamika tentang
konservasi massa energi, hukum kedua dan ketiga persamaan tentang
konduksi, radiasi dan konveksi. Persamaan ini dikembangkan dari
pengalaman gejala fisika tentang energi yang merupakan ungkapan matematis
dari model-model yang dibuat untuk menjelaskan gejala tersebut. Perpindahan
kalor melalui suatubahan padat yeng disebut peristiwa konduksi, menyangkut
pertukaran energitingkat molekuler. Sebaliknya, radiasi adalah proses yang
membawa energi dalam jalan pelompatan proton dari suatu permukaan ke
permukaan yang lain. Radiasi dapat memindahkan energi menyebrangi energi
ruang vakum yang tidak tergantung pada medium perantara untuk
menghubungkan dua permukaan.
Perpindahan kalor konveksi tergantung pada konduksi antara permukaan
bendapadat dengan fluida terdekat yang bergerak.
11
Compressor
b. Kondensor
Tujuan dari kondensor adalah untuk mengkondensasikan udara menjadi
mencairkan gas refrigeran yang telah dikompresikan bertekanan tinggi,
bertemperatur tinggi yang keluar dari kompresor. Kondensor dibagi menjadi
dua bagian, yaitu : Air Cooled Type dan Water Cooled Type, kapasitas : 720
kcal/h. Gambar :
c. Liquid Receiver
Liquid Receiver menyimpan refrigeran yang telah dikondensasikan dalam
bentuk cairan secara berkala sebelum melalui expantion valve (katup ekspansi).
Gambar :
d. Sight Glass
Dalam sight glass akan memberikan informasi keadaan dari refrigeran
(bercampur dengan air, kualitas dari refrigeran, dan lain-lain) alat ini dipasang
diantara pipa cairan refrigeran diantara kondensor dan expantion valve.
Gambar :
g. Evaporator
Adalah bagian alat dari refrigeration system yang digunakan untuk
menguapkan refrigeran dengan cara menangkap panas dari lingkungan.
Dengan kata lain alat ini menguapkan cairan refrigeran dengan cara head
exchanging (pertukaran panas) antara temperatur rendah, tekanan rendah
cairan refrigeran dengan udara.
Gambar :
h. Dual
Alat ini digunakan untuk menghentikan kompresor pada saat tekanan
berlebihan dari tekanan normal operasi dan akan kembali dihidupkan jika
kembali normal. Dan akan menghentikan kompresor untuk mengurangi
tekanan pada tekanan rendah untuk membuat pompa bekerja pada tekanan
15
Gambar :
j. Thermostat
Alat ini mengontrol solenoid valve dengan tujuan untuk memelihara
temperatur udara pada outlet evaporator dan temperatur ruangan pada
temperatur konstan. Daerah udara dapat dikontrol : 30-50°C.
Gambar :
16
k. Temperatur
Alat ini akan menemukan volume keluar penukar dengan mengukur
temperatur dalam sistem.
Gambar :
b. Diagram ph
Diagram ph merupakan diagram dengan sumbu x menunjukan enthalpy
(h)dan sumbu y menunjukkan tekanan (P). Seperti terlihat dalam gambar 1
(klik gambar untuk perbesar). Biasanya diagram P-h juga dilengkapi dengan
garis- garis besaran lain, seperti garis suhu, entropi, dan volume jenis
Selain garis-garis besaran terebut diatas, terdapat pula kubah saturasi
(ditunjukkan dengan garis merah). Kubah ini merupakan kubah yang
menunjukkan fasa zat. Didalam kubah merupakan daerah dimana fasa dari zat
berupa campuran gas dan cair.
Di bagian kanan terdapat garis saturasi gas (gas jenuh). Di garis ini zat dalam
keadaan tepat jenuh gas. Jika sedikit saja ke kiri maka sudah ada bagian yang
mencair dan jika sedikit saja ke kanan maka sudah terjadi superheated.
Superheated adalah keadaan dimana pada saat suatu zat yang sudah dalam
keadaan gas jenuh, kemudian mengalami kenaikan suhu
Di bagian kiri terdapat garis saturasi cair (Cair jenuh). Di garis ini zat dalam
keadaan tepat cair jenuh. Jika sedikit saja ke kanan maka sebagian zat akan
menguap menjadi gas dan sedikit saja ke kiri maka zat akan menjadi keadaan
subcooled. Subcooled adalah keadaan pada saat suatu zat yang sudah menjadi
cair jenuh kemudian mengalami penurunan suhu.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat garis lurus dengan arah ke kanan. Garis
tersebut dimulai dari sebelah kiri kubah atau dengan kata lain awalnya zat dalam
18
keadaan subcooled.
Proses 1 ke 2, zat dalam keadaan subcooled tersebut menerima kalor
sehingga terjadi keniakan suhu sampai zat menjadi saturasi cair. Enthalpy pada
zat tersebut naik. Pada titik 2 zat dalam keadaan saturasi cair. Proses
2 ke 3, Zat tersebut menerima kalor akibatnya enthalpy naik. Dalam tahapini kalor
yang diterima tidak mengubah suhu zat, melainkan merubah fasa menjadi gas.
Zat yang tadinya berupa saturasi cair mulai berubah menjadi gas (menguap).
Antara titik 2 dan titik 3 berfasa campuran. Semakin dekat dengan titik 3 semakin
banyak zat yang berfasa gas. Sebaliknya semakin dekat dengan titik 2, semakin
banyak zat yang berfasa cair. Di titik 3 keadaan zat menjadi saturasi gas (gas
jenuh) di mana semua zat berfasa gas. Proses 3 ke 4, Setelah berfasa saturasi gas,
zat tersebut menerima kalor akbatnya entalphy terus naik. Pada proses ini terjadi
kenaikan suhu sehingga zat menjadi keadaan superheated.
mobil diam di dalam ruangan namun AC mobil tidak dinyalakan. Hal ini dilakukan
untuk mendapat perbedaan hasil yang diperoleh dengan dan tanpa injektor plastik.
Terakhir membandingkan hasil pengamatan nilai COP sistem AC dengan
menyemprotkan air kondensasi ke kondensor dengan sistem AC tanpa
menyemprotkan air kondensasi ke kondensor.
Setelah melakukan penelitian ini,penulis dapat memberikan informasi
tentang desain alat alternatif injector plastik untuk membantu mendinginkan
temperatur refrigerant pada kondensor. Dan peningkatan nilai COP refrigerant
jenis R-134a setelah menggunakan air kondensasi yang disemprotkan oleh alat
injektor plastik pada kondensor mengalami peningkatan sebesar 2,118 dari yang
sebelumnya nilai COP tanpa dipengaruhi oleh alat injektor plastik pada kondensor
sebesar 1,714.
H ≥ 100 (Q)0-113
2.3 Pompa
2.3.1 Penjelasan Tentang Pompa
Pompa merupakan suatu alat yang digunakan untuk memberikan energi
kinetik atau energi potensial pada fluida non compressible (cairan) shingga fluida
tersebut dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lain. Setiap pompa
memiliki karakteristik sendiri tergantung pada desain dari pompa tersebut.
Berdasarkan prinsip kerjanya pompa terbagi atas dua jenis :
a. Positive Displacement Pump
Pada pompa Positive displacement, aliran fluida didasarkan atas
mekanisme penghisapan dan kempa/desak. Contoh pompa ini adalah pompa
ulir, pompa roda gigi, pompa torak dan lain-lain. Pompa jenis ini dapat
digunakan untuk mengalirkan fluida dengan viskositas yang relatif besar. Salah
satu jenis pompainiyang banyak digunakan adalah pompa roda gigi.
Karakteristik dari pompa roda gigi sangat dipengaruhi oleh putaran dari
motor yang digunakan.
b. Dynamic Pump
Pada pompa dinamik, energi ditambahkan pada fluida dengan cara
melewatkan fluida pada sudu yang berputar cepat. Contoh pompa ini adalah
pompa radial/sentrifugal, pompa aksial.
Pada pompa sentrifugal energi yang ditambahkan pada fluida tergantung
pada sudu dari impeller. Kecepatan yang keluar tersebut merupakan kecepatan
absolut dengan komponen kecepatan putar (tangensial) dan kecepatan yang
mengikuti impeller (relatif).
25
Kecepatan fluida ini kemudian berkurang dan menjadi tinggi kenaikan (H)
disudu pengarah atau pada rumah spiral pompa.
Daya pada fluida yang melalui impeller dirumuskan dengan euler Turbo
Machine Equations :
Sehingga :
1. Overhung Pump
Pompa dengan posisi impeller tergantung di satu sisi (overhanging). Pompa
jenis ini untuk aplikasi low-medium capacity dan low-medium head.
c. Bentuk dari volute yang semakin melebar ketika menuju discharge nozzle
dari pada posisi awal fluida memasuki volute. Ketika fluda dari impeller
menabrak sisi volute maka kecepatan dari fluida tersebut akan meningkat.
Percepatan yang terjadi pada kondisi ini sangat berhubungan dengan
energikinetiknya.
29
d. Kemudian bentuk volute yang lebar pada posisi keluar fluida dari impeller
akan memperlambat gerakan dari fluida. Sesaat ketika fluida mencapai
poisisi akhir volute, energi kinetik akan ditransformasikan menjadi tekanan.
Tekanan ini lah yang akan menggerakkan fluida keluar dari pompa melalui
discharge nozzle yang kemudian mengalir menuju pipa keluaran.
Dimana :
n = kecapatan putaran impeller dalam rpm
30
Dari titik 1 fluida mengalir ke bagian belakang dari sudu impeller yang
melengkung, supaya mendapatkan paenghantaran dan pengaliran yang baik maka
jumlah sudu impeller harus tertentu, karena adanya gaya sentrifugal pada sudu
impeller.
jadi akibat dari berputarnya impeller dengan kecepatan U dan bentuk sudu
impeller yang sedemikian rupa didapat kecepatan relative aliran fluida dibagian
masuk sudu impeller W1 dan saluran kelar W2. Besarnya kecepatan W didapat dari
persamaan kontinuitas. Diameter impeller dibagian keluar D2 dan pada bagian
masuk D1. Lebar sudu b2 hanya sedikit lebih kecil dari pada dibagian masuk b1,
sehingga pada umumnya W2 lebih kecil dari W1. Pada titik 2 dari gambar 12 fluida
mempunyai kecepatan keluar mutlak C2. Kecepatan keliling impeller pada sisi
keluar U2 adalah :
31
Dimana :
W = kecepatan relative aliran fluida pada sisi keluar impeller
β2 = sudut keluar aliran fluida Untuk pompa sentrifugal
sudut impeller yang berguna adalah 150 – 300 maksimum
sampai 500.
Jika pompa dibuat bertingkat, sesudah keluar dari sudu fluida melalui ruang
3 tanpa sudu dan sampai didalam sudu pengarah dengan kecepatan aliran fluida C2.
tapi bila konstruksi pompa dibuat sederhana dimana fluida yang keluar dari impeller
langsung masuk kedalam rumah pompa, maka kecepatan mutlak aliran fluida keluar
C2 harus diarahkan sedemikian rupa, perpindahan fluida dari impeller kerumah
pompa sedapat mungkin bisa bebas tanpa tumbukan.
dalam satuan Head disebut dengan Net Positive Suction Head (NPSH). Jadi, NPSH
dapat dinyatakan sebagai ukuran keamanan pompa terhadap kavitasi. NPSH terdiri
dari 2 jenis yaitu :
1. NPSHa (Net Positive Suction Head available)
NPSHa merupakan kebutuhan tekanan maksimum yang terdapat pada sisi hisap
yang bernilai positif. Nilai NPSHa dirumuskan dengan persamaan berikut :
𝑃𝑎 𝑝𝑣
Hsv = - – hs - hls
Dimana :
hsv = NPSH yang tersedia (m)
Pa = Tekanan atmosfer (kgf/m2)
Pv = Tekanan uap jenuh (kgf/m2)
𝛾 = Berat jenis zat cair (kgf/m2)
hs = Head hisap statis (m)
his = Kerugian head dalam pipa hisap (m)
Hsvn = . Hn
Dimana :
hsvn = NPSH yang dibutuhkan (m)
𝜎 = Koefisien kavitasi (gambar 2.13)
Hn = Head system
33
𝑄 0,5
Ns = n
𝐻 0,75
Dimana :
ns = Kecepatan spesifik pompa n = Putaran pompa
(rpm)
Q = Kapasitas terbaik (m3)
H = Head system (m)
Setelah mendapatkan nilai dari NPSHa dan NPSHr maka dapat mengetahui
apakah pompa tersebut mengalami kavitasi atau tidak dengan membandingkan niali
NPSHa dengan NPSHr. Jika NPSHa > NPSHr maka pompa tidak mengalami
kavitasi begitupun sebaliknya.
1. Pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang digunakan dalam
fasilitas gathering station, suatu unit pengumpul fluida dari sumur
produksisebelum diolah dan dipasarkan, adalah pompa bertipe sentrifugal.
2. Pada industri perkapalan pompa sentrifugal banyak digunakan untuk
memperlancar proses kerja di kapal.
2.3.6 Kavitasi
Kavitasi merupakan gejala timbulnya gelembung udara karena
menguapnyazat cair yang sedang mengalir. Hal ini dapat terjadi saat zat cair tersebut
tekanannya berkurang hingga dibawah tekanan uap jenuhnya sehingga fluida
menguap saat tekanannya cukup rendah. Dalam hal ini temperatur fluida lebih besar
dari temperatu jenuhnya.
Kavitasi berawal dari kecepatan fluida yang tinggi saat memasuki pompa
sehingga tekanannya rendah dan menyebabkan titik didihnya menurun. Saat fluida
mencapai titik didihnya maka menguap dan timbul gelembung-gelembung yang
bergerak dengan kecepatan tinggi yang akan menabrak sudu.
Pada pompa yang rawan terjadi kavitasi yaitu sisi hisapnya. Kavitasi pada
pompa akan berakibat pada :
a. Suara berisik dan getaran dari pompa.
b. Menurunya performa pompa secara tiba-tiba.
35
b. Motor Bensin
Motor bensin merupakan salah satu jenis penggerak mula yang
mengkonversikan energi thermal menjadi energi mekanik. Energi thermal
tersebut diperoleh dari pembakaran bahan bakar dan udara.
Motor bensin itu sendiri adalah mesin pembakaran dalam (Internal
Combustion Engine) yang dimana proses pembakarannya terjadi pada ruang
bakar. Lain halnyadengan pembakaran luar yang mana proses pembakarannya
terjadi diluar mesin yang kemudian energi panas tersebut dipindahkan ke fluida
kerja mesin melalui dinding pemisah.
2 tak selesai untuk satu proses kerja (siklus). Proses up ward stroke dan
down ward stroke akan terus bekerja silih berganti.
η0 = ηV ηT ηM
Dimana:
ηV : efisiensi volumetrisη
T : efisiensi termal
ηM: efisiensi mekanis