Anda di halaman 1dari 38

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Refrigerator
2.1.1 Penjelasan Refrigerator
Refrigerator merupakan suatu alat yang dirancang untuk mendinginkan
suatu ruang atau media yang berada di dalamnya. Refrigerator pada umumnya
menggunakan suatu siklus yang dikenal dengan siklus kompresi uap. Siklus
kompresi uap menggunakan media pendingin yaitu refrigeran yang bersirkulasi
melewati 4 komponen utama sistem refrigerasi (kompresor, kondensor, alat
ekspansi dan evaporator). Media pendingin/refrigeran memungkinkan terjadinya
efek pendinginan dimana kalor dari suatu ruang (Refrigerated Space) diserap oleh
evaporator sehingga temperatur ruang tersebut menurun.
Prinsip pendinginan merupakan terapan dari teori perpindahan kalor dan
termodinamika. Berbagai konsep, model, dan hukum termodinamika dan
perpindahan kalor dikembangkan dari konsep yang dikembangkan dari dunia fisika,
model khusus dan juga hukum yang digunakan untuk memecahakan masalah dan
sistem rancangan. Massa dan energi merupakan dua konsep dasar yang menjadi titik
tolak perkembangan sains rekayasa (engineering science). Hukum pertama dan
kedua termodinamika serta persamaan laju perpindahan kalor merupakan contoh
yang tepat untuk hal ini.

a. Sifat termodinamika
Sifat termodinamika merupakan bagian yang penting dalam menganalisis
dalam sistem termal adalah penemuan sifat termodinamika yang bersangkutan.
Suatu sifat adalah karakteristik atau ciri dari bahan yang dapat dijajaki dalam
hal perubahan sifat-sifatnya, tetapi keduanya bukan merupakan sifat itu sendiri,
melainkan merupakan hal yang dilakukan terhadap suatu sistem untuk merubah
suatu sifatnya. Kerja dan kalor dapat diukur hanya pada pembatas sistem atau
jumlah energi yang dipindahkan tergantung pada terjadinya perubahan.

5
6

Oleh karena itu, termodinamika berkisaran pada energi maka seluruh sifat-
sifat termodinamika berkaitan dengan energi. Dalam hal ini sifat-sifat
thermodinamika yang diutamakan adalah tekanan, suhu, rapat massa, volume
spesifik, kalor spesifik, entalpi, dan sifat cair uap dari suatu keadaan.

b. Suhu (t)
Dari suatu bahan menyatakan keadaan termal dan kemampuannya untuk
bertukar energi dengan bahan lain yang bersentuhan dengannya. Jadi suatu
bahan yang suhunya lebih tinggi akan memberikan kepada bahan yang suhunya
lebih rendah. Titik acuan bagi skala Celcius adalah titik beku air (0°C) dan
titikdidih air (100°C).

c. Suhu absolut (T)


Suhu absolut adalah derajat diatas suhu nol absolut yang dinyatakan
dengan skala Kelvin (K) yaitu = t°C + 273. Oleh karena itu, interval suhu pada
kedua skala suhu tersebut identik maka beda suhu pada Celcius dinyatakan
dengan Kelvin.

d. Tekanan (P)
Tekanan adalah gaya normal (tegak lurus) yang diberikan oleh suatu fluida
persatuan luas benda yang terkena gaya tersebut. Tekanan absolut adalah
ukuran diatas nol (tekanan yang sebenarnya berada diatas nol). Tekanan
pengukuran (gaugepressure) diukur diatas tekanan atmosfer suatu tempat (nol
tekanan pengukuran = tekanan atmosfer ditempat tersebut). Satuan yang
dipakai untuk tekanan adalah Newton/m2 disebut juga Pascal (Pa).

e. Tekanan atmosfir standar (atm)


Tekanan atmosfir standar adalah 101.325 Pa = 101.3 Mpa, tekanan dapat
diukur dengan instrument seperti ukuran tekanan (preassure gauge) atau
Manometer (yang diperlihatkan secara skematik).
7

f. Rapat massa dan volume spesifik


Rapat massa dari suatu fluida adalah massa yang mengisi satu-satuan
volume, sebaliknya volume spesifik adalah volume yang diisi oleh satu-satuan
massa, rapat massa dan volume spesifik saling berkaitan satu dengan yang
lainnya.

g. Kalor spesifik
Kalor spesifik dari suatu bahan adalah jumlah energi yang diperlukan
untuk menaikkan satu-satu massa bahan tersebut sebesar 1°K. Oleh karena
itu,besaran ini dipengaruhi oleh cara proses berlangsung, maka cara
kalorditambahkan atau dilepaskan harus disebutkan. Nilai pendekatan untuk
nilaispesifik dari beberapa bahan yang penting adalah sebagai berikut :

h. Entalpi (h)
Perubahan entalpi (h) adalah jumlah kalor yang dilepaskan atau diberikan
persatuan massa melalui proses tekanan konstan. Sifat entalpi dapat juga
dinyatakan laju perpindahan kalor untuk proses yang padanya terjadi
penguapan atau pengembunan, misalnya proses dalam ketel air atau koil
pendinginan udara dimana uap air mengembun.

i. Entropi (s)
Walaupun entropi memiliki arti teknis dan filosofi, tapi sifat ini hanya
digunakan dalam hal khusus dan terbatas. Entropi terdapat pada banyak grafik
dantabel-tabel sifat bahan.
Berikut adalah sifat entropi, yaitu :
1. Jika suatu gas uap ditekan atau diekspansikan tanpa gesekan dan tanpa
penambahan atau pelepasan kalor selama proses berlangsung, maka
8

bahan itu akan tetap.


2. Dalam proses yang akan disebutkan dalam butir, perubahan entalpi
menyatakan jumlah kerja persatuan massa yang diperlukan oleh poros
penekanan atau yang dilepaskan oleh proses ekspansi tersebut.
Hukum gas ideal, model idealisasi dari perilaku gas yang berhubungan
dengan tekanan, suhu, dan volume spesifik suatu gas ideal memenuhi
:

Dimana : P = Tekanan (Pa)


V = Volume spesifk (m/kg)
R = Terapan gas = 287 j/kg.K
T = Suhu absolute (ºK)
Persamaan gas ideal berlaku pada udara kering dan uap air dengan
derajat panas lanjut yang tinggi sekali dan tidak berlaku bagi uap air
serta refrigran yang suhunya dekat dengan kondisi jenuh.

j. Konservasi massa
Massa adalah suatu “konsep” yang mendasar, karena itu tidak mudah
untuk didefinisikan. Definisi massa sering dirumuskan dengan menunjukan
padahukum Newton, yaitu :

Dimana : m = Massa (kg)


v = Kecepatan (m/s)
a = Percepatan (m/s2)
t = Waktu (s)
9

k. Pemanasan dan pendinginan


Pada kebanyakan proses pemanasan dan pendinginan, misalnya pada
pemanas air, pada ketel, perubahan beberapa bagian energi diabaikan.
Seringkaliperubahan energi kinetik sebesar V2/2 dan energi potensial dari titik
yang satu ke titik yang lain sebesar 9,81 z dapat diabaikan jika terlalu kecil
dibandingkan dengan besarnya perubahan entalpi, kerja yang dilakukan atau
perpindahan kalor. Apabila dalam proses tidak ada kerja yang dilakukan oleh
pompa kompresor atau mesin, maka W = 0 karena itu persamaan energi
disederhanakan menjadi :

Q = m.h1 = m.h2 atau q = m (h2 – h1)

Dimana: Q = Laju Kalor (kWatt)


m = Laju aliran massa (kg/s)
h1-2 = Energi Entalpi (KJ/kg)
Artinya laju perpindahan kalor sama dengan laju aliran massa dikalikan
denganperubahan entalpi.

l. Proses adiabatik
Adiabatik berarti tidak ada kalor yang dipindahkan, jadi q = 0. Proses
adiabatik dapat terjadi jika pembatas sistem diberi sekat penahan alirankalor.
Tetapi walaupun sistem tidak disekat asalkan laju energi total didalam sistem
jauh lebih besar dibandingkan dengan energi yang dimasukan atau dikeluarkan
ke lingkungan dalam bentuk kalor, maka proses tersebut dapat dikatakan
dengan adiabatik.

m. Kerja kompresi
Suatu contoh yang dapat dijadikan sebagai model proses adiabatik adalah
pengkompresian suatu gas. Perubahan energi kinetik dan potensial serta laju
perpindahan kalor (q) didapat :
10

Q  mh1  h2

Dimana: Q = Laju Kalor (kWatt)


M = Laju aliran massa (kg/s)
h1-2 = Energi Entalpi (KJ/kg)

Artinya, daya yang dibutuhkan sama dengan laju aliran massa dikalikan
dengan perubahan entalpi. Kerja W berharga negatif untuk kompresor dan
positifuntuk mesin.

n. Kompresi isentropic
Kompresi isentropic merupakan bahan lain yang tersedia untuk
memperkirakan perubahan entalpi selama proses berlangsung kompresi. Jika
kompresi bersifat adiabatik dan tanpa gesekan maka kompresi tersebut terjadi
pada entropi tetap.

o. Perpindahan kalor
Analisis perpindahan kalor digali dari hukum thermodinamika tentang
konservasi massa energi, hukum kedua dan ketiga persamaan tentang
konduksi, radiasi dan konveksi. Persamaan ini dikembangkan dari
pengalaman gejala fisika tentang energi yang merupakan ungkapan matematis
dari model-model yang dibuat untuk menjelaskan gejala tersebut. Perpindahan
kalor melalui suatubahan padat yeng disebut peristiwa konduksi, menyangkut
pertukaran energitingkat molekuler. Sebaliknya, radiasi adalah proses yang
membawa energi dalam jalan pelompatan proton dari suatu permukaan ke
permukaan yang lain. Radiasi dapat memindahkan energi menyebrangi energi
ruang vakum yang tidak tergantung pada medium perantara untuk
menghubungkan dua permukaan.
Perpindahan kalor konveksi tergantung pada konduksi antara permukaan
bendapadat dengan fluida terdekat yang bergerak.
11

2.1.2 Gambar Rangkaian Refrigerator


Komponen kelistrikan pada kulkas satu pintu antara lain:
1. Thermostat yang berfungsi untuk kontrol suhu.
2. Switch Door yang berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan lampu
interior.
3. Lampu Interior berfungsi sebagai penerang ruang di dalam kulkas.
4. OverloadMotor Protector berfungsi melindungi motor kompresor dari
panas berlebih.
5. Motor Compressor berfungsi untuk mensirkulasikan refrigerant dalam
sistem.
6. PTC dan Run Capacitor berfungsi untuk membantu putaran motor
kompresor. PTC dan Run Capacitor hanya dipakai salah satu saja. Ada
kulkas yang menggunakan PTC dan ada kulkas menggunakan Run
Capacitor pada rangkaian blok motor kompresor.

Gambar 2.1 Rangkaian Refrigerator

2.1.3 Komponen Rangkaian Refrigerator


a. Kompresor
Kompresor adalah semacam pompa yang didesain untuk menaikkan
tekanandari refrigeran. Menurut hukun fisika, jika gas atau uap dikompresikan
maka temperaturnya juga akan naik. Ketika tekanan dan temperatur naik,
12

refrigeran cepat mengalami kondensasi pada kondensor. Gambar :

Compressor

Gambar 2.2 Kompresor

b. Kondensor
Tujuan dari kondensor adalah untuk mengkondensasikan udara menjadi
mencairkan gas refrigeran yang telah dikompresikan bertekanan tinggi,
bertemperatur tinggi yang keluar dari kompresor. Kondensor dibagi menjadi
dua bagian, yaitu : Air Cooled Type dan Water Cooled Type, kapasitas : 720
kcal/h. Gambar :

Gambar 2.3 Kondensor

c. Liquid Receiver
Liquid Receiver menyimpan refrigeran yang telah dikondensasikan dalam
bentuk cairan secara berkala sebelum melalui expantion valve (katup ekspansi).
Gambar :

Gambar 2.4 Liquid Receiver


13

d. Sight Glass
Dalam sight glass akan memberikan informasi keadaan dari refrigeran
(bercampur dengan air, kualitas dari refrigeran, dan lain-lain) alat ini dipasang
diantara pipa cairan refrigeran diantara kondensor dan expantion valve.
Gambar :

Gambar 2.5 Sight Glass


e. Strainer / Drier
Alat ini memisahkan air yang bisa berada pada pipa freon refrigeran. Jika
air masuk dalam sistem pipa, bukan hanya akan menghambat aliran refrigeran
yang dikarenakan air ini akan membeku, tetapi juga akan menyebabkan
terjadinya asam Hidrochloric, asam Floride Hydrogen. Ini akan menyebabkan
akibat yang kurang baik, sebagai contoh : karat pada komponen, adhesive
tembaga atau material elektrik isolator. Dengan standar : 1,4 inchi.
Gambar :

Gambar 2.6 Strainer (Filter)

f. Katup Ekspansi (Expansion valve)


Digunakan untuk mempertahankan derajat suhu super head dengan
14

mengontrol aliran refrigeran. Alat ini memiliki thermostatis Expantion Valve.


Digunakan untuk refrigeran : freon 12 (R12). Standar : daerah temperatur yang
dikontrol -40 - 10°C.
Gambar :

Gambar 2.7 Katup Ekspansi

g. Evaporator
Adalah bagian alat dari refrigeration system yang digunakan untuk
menguapkan refrigeran dengan cara menangkap panas dari lingkungan.
Dengan kata lain alat ini menguapkan cairan refrigeran dengan cara head
exchanging (pertukaran panas) antara temperatur rendah, tekanan rendah
cairan refrigeran dengan udara.
Gambar :

Gambar 2.8 Evaporator

h. Dual
Alat ini digunakan untuk menghentikan kompresor pada saat tekanan
berlebihan dari tekanan normal operasi dan akan kembali dihidupkan jika
kembali normal. Dan akan menghentikan kompresor untuk mengurangi
tekanan pada tekanan rendah untuk membuat pompa bekerja pada tekanan
15

rendah yang berhubungan dengan selenoid valve.


Daerah tekanan dapat dikontrol :

1. High Preassure : 8-30 kg/cm2

2. Low Preassure : 0,5-2 kg/cm2


3. Daerah tekanan diferensial : 50 mmHg – 6 kg/cm2
Gambar :

Gambar 2.9 Dual


i. Pressure Gauge
Alat ini akan memberikan informasi dan rendahnya tekanan pada sistem
daerah yang dapat dibaca. Daerah tekanan yang dapat dibaca :
1. High Preassure : 0-30kg/cm2

2. Low Preassure : 0-15kg/cm2

Gambar :

Gambar 2.10 Pressure Gauge

j. Thermostat
Alat ini mengontrol solenoid valve dengan tujuan untuk memelihara
temperatur udara pada outlet evaporator dan temperatur ruangan pada
temperatur konstan. Daerah udara dapat dikontrol : 30-50°C.
Gambar :
16

Gambar 2.11 Thermostat

k. Temperatur
Alat ini akan menemukan volume keluar penukar dengan mengukur
temperatur dalam sistem.
Gambar :

Gambar 2.12 Temperatur

2.1.4 Pengaplikasian Refrigerant dan Diagram ph R22


a. Pengaplikasian Refrigerant yaitu sebagai berikut :
 R – 717 (Amomia) digunakan untuk industry, terutama untuk pabrik
es yang besar dan system absorpsi
 R – 744 (Karbondioksida) digunakan untuk kapal laut dan industry
untuk membuat dry ice
 R – 764 (Sulfurdioksida) digunakan untuk lemari es yang
digunakanpada tahun 1920 – 1930
 R – 11 digunakan untuk water chiller, air conditioning besar dari 200
– 2000 ton
 R – 12 digunakan untuk lemari es, freezer, ice cream cabinet,
watercooler.
 R – 13 digunakan untuk laboratorium dan pekerjaan khusus
 R – 134 A digunakan untuk AC mobil, lemari es
 Hydrocarbon digunakan untuk ac, lemari es, water chiller
17

b. Diagram ph
Diagram ph merupakan diagram dengan sumbu x menunjukan enthalpy
(h)dan sumbu y menunjukkan tekanan (P). Seperti terlihat dalam gambar 1
(klik gambar untuk perbesar). Biasanya diagram P-h juga dilengkapi dengan
garis- garis besaran lain, seperti garis suhu, entropi, dan volume jenis
Selain garis-garis besaran terebut diatas, terdapat pula kubah saturasi
(ditunjukkan dengan garis merah). Kubah ini merupakan kubah yang
menunjukkan fasa zat. Didalam kubah merupakan daerah dimana fasa dari zat
berupa campuran gas dan cair.
Di bagian kanan terdapat garis saturasi gas (gas jenuh). Di garis ini zat dalam
keadaan tepat jenuh gas. Jika sedikit saja ke kiri maka sudah ada bagian yang
mencair dan jika sedikit saja ke kanan maka sudah terjadi superheated.
Superheated adalah keadaan dimana pada saat suatu zat yang sudah dalam
keadaan gas jenuh, kemudian mengalami kenaikan suhu

Gambar 2.13 Contoh Diagram P-h

Di bagian kiri terdapat garis saturasi cair (Cair jenuh). Di garis ini zat dalam
keadaan tepat cair jenuh. Jika sedikit saja ke kanan maka sebagian zat akan
menguap menjadi gas dan sedikit saja ke kiri maka zat akan menjadi keadaan
subcooled. Subcooled adalah keadaan pada saat suatu zat yang sudah menjadi
cair jenuh kemudian mengalami penurunan suhu.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat garis lurus dengan arah ke kanan. Garis
tersebut dimulai dari sebelah kiri kubah atau dengan kata lain awalnya zat dalam
18

keadaan subcooled.
Proses 1 ke 2, zat dalam keadaan subcooled tersebut menerima kalor
sehingga terjadi keniakan suhu sampai zat menjadi saturasi cair. Enthalpy pada
zat tersebut naik. Pada titik 2 zat dalam keadaan saturasi cair. Proses
2 ke 3, Zat tersebut menerima kalor akibatnya enthalpy naik. Dalam tahapini kalor
yang diterima tidak mengubah suhu zat, melainkan merubah fasa menjadi gas.
Zat yang tadinya berupa saturasi cair mulai berubah menjadi gas (menguap).
Antara titik 2 dan titik 3 berfasa campuran. Semakin dekat dengan titik 3 semakin
banyak zat yang berfasa gas. Sebaliknya semakin dekat dengan titik 2, semakin
banyak zat yang berfasa cair. Di titik 3 keadaan zat menjadi saturasi gas (gas
jenuh) di mana semua zat berfasa gas. Proses 3 ke 4, Setelah berfasa saturasi gas,
zat tersebut menerima kalor akbatnya entalphy terus naik. Pada proses ini terjadi
kenaikan suhu sehingga zat menjadi keadaan superheated.

2.1.5 Mencari Jurnal Tentang COP di Sistem Pendingin


Coefficient Of Performance (COP) merupakan salah satu indikator pada
suatu sistem refrigerasi yang sangat menentukan kerja dari sistem itu sendiri.
Dengan melihat nilai dari COP pada satu sistem refrigerasi kita dapat mengetahui
kerja dari sistem tersebut, apakah sistem bekerja sebagaimana mestinya atau tidak.
Karena kerja kompresor dalam sistem refrigerasi sangat tergantung dari nilai COP
tersebut, sedang kompresor dalam sistem refrigerasi merupakan jantung dari sistem
tersebut, jika nilai COP dari suatu sistem refrigerasi sangat tinggi maka sistem
tersebut tidak bekerja dengan baik atau tidak sesuai dengan kerja ideal, namun apa
bila nilai COP yang kecil berarti kompresor bekerja pada kondisi yang ideal.
Peningkatan COP dengan menggunakan air kondensasi ini merupakan
penelitian eksperimen yang dilakukan dengan lima tahap proses. Langkah pertama,
yaitu memasang termocouple pada pipa saluran keluar kondensor yang menuju
katup ekspansi, pipa saluran keluar evaporator yang menuju kompresor, dan pipa
saluran yang keluar kompresor menuju ke kondensor. Langkah kedua pengambilan
data pada saat mobil dinyalakan, AC mobil juga dinyalakan dan mobil diam di
dalam ruangan. Langkah ketiga pengambilan data pada saat mobil dinyalakan,
19

mobil diam di dalam ruangan namun AC mobil tidak dinyalakan. Hal ini dilakukan
untuk mendapat perbedaan hasil yang diperoleh dengan dan tanpa injektor plastik.
Terakhir membandingkan hasil pengamatan nilai COP sistem AC dengan
menyemprotkan air kondensasi ke kondensor dengan sistem AC tanpa
menyemprotkan air kondensasi ke kondensor.
Setelah melakukan penelitian ini,penulis dapat memberikan informasi
tentang desain alat alternatif injector plastik untuk membantu mendinginkan
temperatur refrigerant pada kondensor. Dan peningkatan nilai COP refrigerant
jenis R-134a setelah menggunakan air kondensasi yang disemprotkan oleh alat
injektor plastik pada kondensor mengalami peningkatan sebesar 2,118 dari yang
sebelumnya nilai COP tanpa dipengaruhi oleh alat injektor plastik pada kondensor
sebesar 1,714.

2.2 Turbin Air


2.2.1 Penjelasan Tentang Turbin Air
Turbin air dikembangkan pada abad 19 dan digunakan secara luas untuk
tenaga industri untuk jaringan listrik. Sekarang lebih umum dipakai untuk generator
listrik. Turbin kini dimanfaatkan secara luas dan merupakan sumber energi yang
dapat diperbaharukan. Turbin air berperan untuk mengubah energi air (energi
potensial, tekanan dan energi kinetik) menjadi energi mekanik dalam bentukputaran
poros. Putaran poros turbin ini akan diubah oleh generator menjadi tenagalistrik.
Berdasarkan prinsip kerjanya, turbin air dibagi menjadi dua kelompok:
a. Turbin Impuls (Cross-Flow, Pelton & Turgo)
untuk jenis ini, tekanan pada setiap sisi sudu geraknya runnernya – bagian
turbin yang berputar - sama.
b. Turbin Reaksi ( Francis, Kaplan propeller)
Daerah aplikasi berbagai jenis turbin air relatif spesifik. Pada beberapa
daerah operasi memungkinkan digunakan beberapa jenis turbin. Pemilihan
jenis turbin pada daerah operasi yang Overlaping ini memerlukan perhitungan
yang lebih mendalam. Pada dasarnya daerah kerja operasi turbin menurut
Keller 2 dikelompokkan menjadi:
20

Low Head Powerplant : dengan tinggi jatuhan air (Head) :S 10 M3


Medium Head Power Plant : dengan tinggi jatuhan antara Low Head dan
High- Head High Head Power Plant: dengan tinggi jatuhan air yang
memenuhi persamaan :

H ≥ 100 (Q)0-113

Dimana: H = Head (m)

Q = Desain debit (m3/s)


Secara umum hasil survey lapangan mendapatkan potensi pengembangan
PLTMH dengan tinggi jatuhan (Head) 6 - 60 m, yang dapat dikategorikan pada
head rendah dan medium.

Tabel 2.1 Daerah Operasi Turbin


Jenis Turbin Variasi Head, m
Kaplan dan Propeller 2 < H < 20
Francis 10 < H < 350
Pelton 50 < H < 1000
Crossfiow 6 < H < 100
Turgo 50 < H < 250

Gambar 2.14 Sebuah Sudu Turbin Francis


21

2.2.2 Klasifikasi Turbin Air


Dengan kemajuan ilmu Mechanical Fluida dan Hidrolics serta
memperhatikan sumber energi air yang cukup banyak tersedia di pedesaan akhirnya
timbullah perencanaan-perencanaan turbin yang divariasikan terhadap tinggi jatuh
( Head ) dan debit air yang tersedia. Dari itu maka masalah turbin air menjadi
masalah yang menarik dan menjadi objek penelitian untuk mencari sistem, bentuk
dan ukuran yang tepat dalam usaha mendapatkan Effisiensi turbin.

2.2.3 Standar ASME PTC 18


Dengan menggunakan standar ASME PTC 18 : 2002 dilakukan
perhitunganefisiensi turbin air bertipe francis dengan rumus :

2.2.4 Berdasarkan Model Aliran Air Masuk Runner


Berdasarkan model aliran air masuk runner, maka turbin air dapat dibagi
menjadi tiga tipe yaitu :
1. Turbin Aliran Tangensial
Pada kelompok turbin ini posisi air masuk runner dengan arah tangensial
atau tegak lurus dengan poros runner mengakibatkan runner berputar,
contohnya Turbin Pelton dan Turbin Cross-Flow.

Gambar 2.15 Turbin Aliran Tangensial


22

2. Turbin Aliran Aksial


Pada turbin ini air masuk runner dan keluar runner sejajar dengan poros
runner, Turbin Kaplan atau Propeller adalah salah satu contoh dari tipe turbin
ini.

Gambar 2.16 Turbin Aliran Aksial

3. Turbin Aliran Aksial – Radial


Pada turbin ini air masuk ke dalam Runner secara Radial dan keluar Runner
secara aksial sejajar dengan poros. Turbin Francis adalah termasuk dari jenis
turbin ini.

Gambar 2.17 Turbin Aksial-Radial


23

2.2.4 Pengaplikasian Turbin Air


Penerapan Turbin secara umum diindustri adalah untuk memproduksi
tenaga listrik. Hamper seluruh tenaga listrik diproduksi menggunakan Turbin dari
jenis tertentu. Turbin kadang kala merupakan bagian dari mesin yang lebih besar.
Sejumlah turbin gas, sebagai contoh dapat menunjuk ke mesin pembakaran dalam
yang berisi sebuah turbin, compressor, “kombustor” dan alternator. Turbin dapat
memiliki kepadatan tenaga (power density) yang luar biasa.
Sangat tinggi kemampuan mereka beroperasi pada kecepatan sangat tinggi.
Mesin utama dari space shuttle menggunakan turbo pums (mesin yang terdiri dari
sebuah pompa yang didorong oleh sebuah mesin turbin) untuk memberikan
propellant (oksigen cair dan hydrogen cair) ke ruang pembakaran mesin. Turbo
pump hydrogen cair ini sedikit lebih besar dari mesin mobil dan memproduksi
70.00 HP. akan menyebabkan terjadinya kerusakan mekanis pada pompa sehingga
bisa menyebabkan dinding akan berlubang atau bopeng. Peristiwa ini disebut
dengan erosi kavitasi sebagai akibat dari tumbukan gelembung-gelembung uap yang
pecahpada dinding secara terus menerus.

Pengaruh kavitasi secara umum adalah sebagai berikut :


 Berkurangnya kapasitas pompa
 Berkurangnya head (pressure)
 Terbentuknya gelembung-gelembung udara pada area bertekanan
rendahdi dalam selubung pompa (volute)
 Suara bising saat pompa berjalan.
 Kerusakan pada impeller atau selubung pompa (volute).
24

2.3 Pompa
2.3.1 Penjelasan Tentang Pompa
Pompa merupakan suatu alat yang digunakan untuk memberikan energi
kinetik atau energi potensial pada fluida non compressible (cairan) shingga fluida
tersebut dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lain. Setiap pompa
memiliki karakteristik sendiri tergantung pada desain dari pompa tersebut.
Berdasarkan prinsip kerjanya pompa terbagi atas dua jenis :
a. Positive Displacement Pump
Pada pompa Positive displacement, aliran fluida didasarkan atas
mekanisme penghisapan dan kempa/desak. Contoh pompa ini adalah pompa
ulir, pompa roda gigi, pompa torak dan lain-lain. Pompa jenis ini dapat
digunakan untuk mengalirkan fluida dengan viskositas yang relatif besar. Salah
satu jenis pompainiyang banyak digunakan adalah pompa roda gigi.
Karakteristik dari pompa roda gigi sangat dipengaruhi oleh putaran dari
motor yang digunakan.

Dimana : = Debit aliran (L/min)


n = Putaran pompa (rpm)
V = Volume yang dipindahkan (cm3/rpm)

b. Dynamic Pump
Pada pompa dinamik, energi ditambahkan pada fluida dengan cara
melewatkan fluida pada sudu yang berputar cepat. Contoh pompa ini adalah
pompa radial/sentrifugal, pompa aksial.
Pada pompa sentrifugal energi yang ditambahkan pada fluida tergantung
pada sudu dari impeller. Kecepatan yang keluar tersebut merupakan kecepatan
absolut dengan komponen kecepatan putar (tangensial) dan kecepatan yang
mengikuti impeller (relatif).
25

Kecepatan fluida ini kemudian berkurang dan menjadi tinggi kenaikan (H)
disudu pengarah atau pada rumah spiral pompa.

Gambar 2.18 Skema Pompa Dinamik

Daya pada fluida yang melalui impeller dirumuskan dengan euler Turbo
Machine Equations :

Dimana Pw adalah daya fluida g Q (H) yaitu Water Horse Power/WHP,


sedangkan daya yang diberikan pada pompa diberikan persamaan BHP = n.T,
padakenyataannya WHP akan selalu lebih kecil dibandingkan dengan BHP.
Sehingga efisiensi pompa merupakan perbandingan WHP dan BHP.
Persamaan tersebut menunjukan torsi, daya dan head merupakan fungsi
darikecepatan linier dari tepian rotor u1dan u2 dan kecepatan tangensial absolut
dari fluida Vt1 dan Vt2.
26

Sehingga :

Disubstitusikan pada persamaan (2).

Untuk pompa sentrifugal power yang diberikan dapat dihubungkan terhadap


kecepatan radial Vn = Vt tan , maka untuk tinggi tekan teoritis debit dapat
diperoleh dengan :

B adalah kedalaman sudu/Blade pada inlet dan oulet.


27

2.3.2 STANDAR API 610


Standar untuk pompa sentrifugal diatur oleh API (American Petroleum
Institute) dalam API 610, Centrifugal Pumps for Petroleum, Petrochemical and
Natural Gas Industries atau ISO 13709.
Pada API 610, pompa sentrifugal terbagi ke dalam 3 jenis yaitu:

1. Overhung Pump
Pompa dengan posisi impeller tergantung di satu sisi (overhanging). Pompa
jenis ini untuk aplikasi low-medium capacity dan low-medium head.

Gambar 2.19 Overhung Pump

2. Between Bearing Pump


Pompa dengan posisi impeller berada di antara bearing. Pompa jenis ini
untuk aplikasi medium-high capacity dan medium-high head.

Gambar 2.20 Between Bearing Pump


28

3. Vertically Suspended Pump


Pompa dengan posisi impeller tergantung secara vertical. Pompa jenis ini
untuk aplikasi medium-high capacity dan low head.

Gambar 2.21 Vertically Suspended Pump

2.3.3 Cara Kerja Pompa Sentrifugal


Berikut adalah proses kerja yang terjadi pada pompa Sentrifugal :
a. Fluida memasuki pompa lalu dialirkan dari suction nozle menuju impeler.
Dalam keadaan awal masuk, fluida masih dalam tekanan atmosfer.

b. Kecepatan putar dari impeller memberikan gaya centrifugal pada fluida.


Gaya tersebut akan menggerakkan fluida sepanjang impeller vane (baling-
baling impeller) dan keluar menuju sisi sempit dimana fluida memiliki gaya
yang melawan dinding volute yang kemudian keluar melalui discharge
nozzle.

c. Bentuk dari volute yang semakin melebar ketika menuju discharge nozzle
dari pada posisi awal fluida memasuki volute. Ketika fluda dari impeller
menabrak sisi volute maka kecepatan dari fluida tersebut akan meningkat.
Percepatan yang terjadi pada kondisi ini sangat berhubungan dengan
energikinetiknya.
29

d. Kemudian bentuk volute yang lebar pada posisi keluar fluida dari impeller
akan memperlambat gerakan dari fluida. Sesaat ketika fluida mencapai
poisisi akhir volute, energi kinetik akan ditransformasikan menjadi tekanan.
Tekanan ini lah yang akan menggerakkan fluida keluar dari pompa melalui
discharge nozzle yang kemudian mengalir menuju pipa keluaran.

Gambar 2.22 Cara kerja pompa sentrifugal

Segitiga Aliran Kecepatan Fluida

Gambar 2.23 Segitiga aliran kecepatan fluida

: Pada titik 1 dari gambar diatas diperoleh kecepatan aliran fluida


masuk C1 yang arahnya tegak lurus U1 di dapat dari :

Dimana :
n = kecapatan putaran impeller dalam rpm
30

D1 = diameter masuk sudu pompa ( m )


Keterangan gambar :α
W1 = kecepatan relative aliran fluida pada sisi masuk
Β1 = sudut masuk aliran fluida Lihat gambar segitiga berikut :

Dari titik 1 fluida mengalir ke bagian belakang dari sudu impeller yang
melengkung, supaya mendapatkan paenghantaran dan pengaliran yang baik maka
jumlah sudu impeller harus tertentu, karena adanya gaya sentrifugal pada sudu
impeller.

Gambar 2.24 Segitiga kecepatan aliran fluida masuk impeller

jadi akibat dari berputarnya impeller dengan kecepatan U dan bentuk sudu
impeller yang sedemikian rupa didapat kecepatan relative aliran fluida dibagian
masuk sudu impeller W1 dan saluran kelar W2. Besarnya kecepatan W didapat dari
persamaan kontinuitas. Diameter impeller dibagian keluar D2 dan pada bagian
masuk D1. Lebar sudu b2 hanya sedikit lebih kecil dari pada dibagian masuk b1,
sehingga pada umumnya W2 lebih kecil dari W1. Pada titik 2 dari gambar 12 fluida
mempunyai kecepatan keluar mutlak C2. Kecepatan keliling impeller pada sisi
keluar U2 adalah :
31

Dimana :
W = kecepatan relative aliran fluida pada sisi keluar impeller
β2 = sudut keluar aliran fluida Untuk pompa sentrifugal
sudut impeller yang berguna adalah 150 – 300 maksimum
sampai 500.

Gambar 2.25 Segitiga kecepatan aliran fluida keluar impeller

Jika pompa dibuat bertingkat, sesudah keluar dari sudu fluida melalui ruang
3 tanpa sudu dan sampai didalam sudu pengarah dengan kecepatan aliran fluida C2.
tapi bila konstruksi pompa dibuat sederhana dimana fluida yang keluar dari impeller
langsung masuk kedalam rumah pompa, maka kecepatan mutlak aliran fluida keluar
C2 harus diarahkan sedemikian rupa, perpindahan fluida dari impeller kerumah
pompa sedapat mungkin bisa bebas tanpa tumbukan.

2.3.4 NPSH, NPSHr, NPSHa dan Kavitasi


Net Positive Suction Head (NPSH) adalah tekanan awal bernilai positif
yang terdapat pada sisi inlet pompa. Seperti diuraikan sebelumnya, bahwa kavitasi
terjadi apabila tekanan statis suatu aliran zat cair turun sampai dibawah tekanan
uap jenuhnya. Untuk menghindari kavitasi harus diusahakan agar tidak ada satu
bagiandari aliran didalem pompa yang mempunyai tekanan statis lebih rendah dari
tekanan uap jenuh cairan pada temperatur yang bersangkutan. Dalam hal ini perlu
diperhatikan dua macam tekanan yang memegang peranan. Pertama, tekanan yang
ditentukan oleh kondisi lingkungan dimana pompa dipasang. Kedua, tekanan
ditentukan oleh keadaan aliran didalem pompa.
Oleh karena itu, didefinisikan suatu tekanan kavitasi atau jika dinyatakan
32

dalam satuan Head disebut dengan Net Positive Suction Head (NPSH). Jadi, NPSH
dapat dinyatakan sebagai ukuran keamanan pompa terhadap kavitasi. NPSH terdiri
dari 2 jenis yaitu :
1. NPSHa (Net Positive Suction Head available)
NPSHa merupakan kebutuhan tekanan maksimum yang terdapat pada sisi hisap
yang bernilai positif. Nilai NPSHa dirumuskan dengan persamaan berikut :

𝑃𝑎 𝑝𝑣
Hsv = - – hs - hls
Dimana :
hsv = NPSH yang tersedia (m)
Pa = Tekanan atmosfer (kgf/m2)
Pv = Tekanan uap jenuh (kgf/m2)
𝛾 = Berat jenis zat cair (kgf/m2)
hs = Head hisap statis (m)
his = Kerugian head dalam pipa hisap (m)

2. NPSHr (Net Positive Suction Head required)


NPSHr merupakan nilai tekanan pompa positif yang dibutuhkan agar
memiliki kemampuan hisap yang baik. Nilai NPSHr dirumuskan dengan
persamaan berikut :

Hsvn = . Hn

Dimana :
hsvn = NPSH yang dibutuhkan (m)
𝜎 = Koefisien kavitasi (gambar 2.13)
Hn = Head system
33

Gambar 2.26 Koefisien Kavitasi

Pada gambar 2.13 terdapat variable kecepatan spesifik pada pompa(ns)


yang dapat dicari dengan persamaan berikut :

𝑄 0,5
Ns = n
𝐻 0,75

Dimana :
ns = Kecepatan spesifik pompa n = Putaran pompa
(rpm)
Q = Kapasitas terbaik (m3)
H = Head system (m)
Setelah mendapatkan nilai dari NPSHa dan NPSHr maka dapat mengetahui
apakah pompa tersebut mengalami kavitasi atau tidak dengan membandingkan niali
NPSHa dengan NPSHr. Jika NPSHa > NPSHr maka pompa tidak mengalami
kavitasi begitupun sebaliknya.

Gambar 2.27 Kerusakan Dinding Pompa Akibat Kavitasi


34

2.3.5 Aplikasi Pompa


Dalam kehidupan sehari-hari pompa sentrifugal banyak memberikan
berbagai manfaat besar bagi manusia, terutama pada bidang industri. Secara umum
pompa sentrifugal digunakan untuk kepentingan pemindahan fluida dari satu tempat
ke tempat yang lainnnya. Berikut ini beberapa contoh lain pemanfaatan pompa
sentrifugal, diantaranya :

1. Pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang digunakan dalam
fasilitas gathering station, suatu unit pengumpul fluida dari sumur
produksisebelum diolah dan dipasarkan, adalah pompa bertipe sentrifugal.
2. Pada industri perkapalan pompa sentrifugal banyak digunakan untuk
memperlancar proses kerja di kapal.

2.3.6 Kavitasi
Kavitasi merupakan gejala timbulnya gelembung udara karena
menguapnyazat cair yang sedang mengalir. Hal ini dapat terjadi saat zat cair tersebut
tekanannya berkurang hingga dibawah tekanan uap jenuhnya sehingga fluida
menguap saat tekanannya cukup rendah. Dalam hal ini temperatur fluida lebih besar
dari temperatu jenuhnya.
Kavitasi berawal dari kecepatan fluida yang tinggi saat memasuki pompa
sehingga tekanannya rendah dan menyebabkan titik didihnya menurun. Saat fluida
mencapai titik didihnya maka menguap dan timbul gelembung-gelembung yang
bergerak dengan kecepatan tinggi yang akan menabrak sudu.
Pada pompa yang rawan terjadi kavitasi yaitu sisi hisapnya. Kavitasi pada
pompa akan berakibat pada :
a. Suara berisik dan getaran dari pompa.
b. Menurunya performa pompa secara tiba-tiba.
35

Jika pompa dijalankan dalam keadaan kavitasi secara terus-menerus


dalam waktu lama, maka permukaan dinding akan tergerus sehingga menjadi
berlubang. Peristiwa ini disebut erosi kavitasi

Gambar 2.28 Kerusakan Dinding Pompa Akibat Kavitasi

2.4 Motor Bakar


2.4.1 Penjelasan Tentang Motor Bakar
Salah satu jenis penggerak mula yang banyak dipakai adalah mesin kalor,
yaitu mesin yang menggunakan energi thermal untuk melakukan kerja mekanik.
Ditinjau dari cara memperoleh energi thermal ini mesin kalor dibagi menjadi dua
golongan, yaitu :
a. Mesin pembakaran luar (External Combistion Engine)
Mesin pembakaran luar yaitu proses pembakaran yang terjadi diluar
mesin, energi thermal dari gas hasil pembakaran dipindahkan ke fluida kerja
mesin melalui dinding pemisah, sebagai contohnya mesin uap, turbin uap.
b. Mesin pembakaran dalam (Internal Combustion Engine)
Mesin pembakaran dalam bisa dikenal dengan nama motor bakar. Proses
pembakarannya berlangsung didalam motor bakar itu sendiri sehingga gas
pembakaran yang terjadi sekaligus berfungsi sebagai fluida kerja, contohnya
motor diesel dan motor bensin.
36

2.4.2 Beberapa Jenis Motor Bakar


a. Motor Bakar Torak
Motor bakar torak menggunakan beberapa silinder yang didalamnya
terdapat torakyang bergerak translasi (bolak-balik). Didalam silinder itulah
terjadi pembakaran antara bahan bakar dengan udara dimana udara dikompresi
terlebih dahulu sehinggamenghasilkan tekanan yang tinggi serta suhu udara
yang tinggi. Gas pembakaran yang dihasilkan oleh proses tersebut mampu
menggerakan torak dengan batang penghubung (batang penggerak) yang
dihubungkan dengan poros engkol dansebaliknya gerak rotasi poros engkol
menimbulkan gerak translasi pada torak.

b. Motor Bensin
Motor bensin merupakan salah satu jenis penggerak mula yang
mengkonversikan energi thermal menjadi energi mekanik. Energi thermal
tersebut diperoleh dari pembakaran bahan bakar dan udara.
Motor bensin itu sendiri adalah mesin pembakaran dalam (Internal
Combustion Engine) yang dimana proses pembakarannya terjadi pada ruang
bakar. Lain halnyadengan pembakaran luar yang mana proses pembakarannya
terjadi diluar mesin yang kemudian energi panas tersebut dipindahkan ke fluida
kerja mesin melalui dinding pemisah.

Gambar 2.29 Siklus Motor Bensin


37

2.4.3 Skema Motor Bakar


a. Motor bensin dua langkah
Motor bensin 2 tak adalah mesin/motor yang memerlukan dua langkah torak
atau 1 kali langkah keatas ascending strokedan 1 kali langkah ke bawah
discendingstroke untuk memperoleh 1 kali usaha di ruang pembakaran, berikut
langkah kerjanya :

1. Kompresi dan Hisap


Pada langkah hisap piston bergerak naik dari TMB menuju TMA.
Pada saat piston di posisi TMB, bahan baker yang berada dibawah piston
didorong dan keluar dari saluran pembilasan. Proses selanjutnya, bahan
baker yang keluar dari saluran pembilasan didorong piston sampai mencapai
posisi TMA. Pada saat hamper mencapai TMA, piston menutup saluran.
Pembuangan dan saluran pembilasan. Akibatnya, saluran
pemasukan bahan baker terbuka yang menyebabkan bahan baker secara
otomatis masuk melalui saluran pemasukan di bawah piston. Bahan baker
yang telah ada disilinder di tekan naik oleh piston sampai mencapai posisi
TMA. Tekanan di silinder meningkat, kemudian bunga api dari busi
membakare bahan baker dan udara menjadi letusan.

2. Langkah usaha dan buang


Letusan tersebut menghasilkan tenaga yang digunakan untuk
mendorong piston bergerak turun dari TMA menuju TMB. Piston bergerak
turun akan mendorong bahan baker yang telah berada di bawah piston
menuju saluran pembilasan. Saat piston bergerak turun saluran buang dan
saluran pembilasan dalam keadaan terbuka. Gas sisa pembakaran akan
terdorong keluar melalui saluran pembuangan menuju knalpot akibat
desakan bahan baker dan udara yang masuk dalam silinder melalui saluran
pembilasan. Dengan terbuangnya gas sisa hasil pembakaran, kerja mesin
38

2 tak selesai untuk satu proses kerja (siklus). Proses up ward stroke dan
down ward stroke akan terus bekerja silih berganti.

Gambar 2.30 Siklus kerja motor bensin dua langkah

b. Motor bensin empat langkah


Motor bensin 4 tak adalah mesin/motor yang memerlukan 4 kali langkah
torak atau 2 kali langkah ke atas dan 2 kali langkah ke bawah untuk memperoleh
1 kali usaha di ruang pembakaran. berikut langkah kerja nya :
1. Langkah Hisap
Piston bergerak dari TMA ke TMB. Saat piston bergerak turun,
katup masuk dalam keadaan terbuka, sehingga campuran bahan bakar dan
udara terisap masuk kedalam silinder. Ketika piston mencapai TMB, katup
masuk dalam keadaan tertutup. Dapat dikatakan bahwa langkah kompresi
selesai.
2. Langkah kompresi
Pada langkah kompresi II, kedua katup (katup masuk dan katup
buang) dalam keadaan tertutup. Piston bergerak naik dari TMB menuju
TMA mendorong campuran bahan bakar dan udara dalam silinder, sehingga
menyebabkan tekanan udara dalam silinder meningkat. Sebelum piston
mencapai TMA campuran bahan bakar dan udara yang bertekanan tinggi
dibakar oleh percikan api busi.
3. Langkah usaha
Pada langkah isap, percikan api busi yang bereaksi dengan campuran
bahan bakar dan udara bertekanan tinggi akan menimbulkan letusan.
39

Letusan ini akan menghasilkan tenaga yang mendorong piston bergerak


turun menuju TMB. Tenaga yang dihasilkan oleh langkah kerja diteruskan
poros engkol untuk menggerakkan gigi transmisi yang menggerakkan gir
depan.
4. Langkah Buang
Pada langkah buang, piston bergerak naik dari TMB menuju TMA.
Katup masuk dalam keadaan tertutup dan katup buang dalam keadaan
terbuka. Gas sisa hasil pembakaran terdorong keluar menuju saluran
pembuangan. Dengan terbuangnya gas sisa pembakaran, berarti kerja
keempat langkahmesin untuk satu kali proses kerja (siklus) telah selesai.

Gambar 2.30 Siklus kerja motor bensin empat langkah

2.4.4 Efisiensi Thermal,Mekanis,Volumetric

η0 = ηV ηT ηM

Dimana:
ηV : efisiensi volumetrisη
T : efisiensi termal
ηM: efisiensi mekanis

Efisiensi volumetris ηV mengungkapkan seberapa banyak campuran


udara-bahan bakar masuk ke dalam silinder. Campuran udara- bahan bakar yang
memasuki silinder ketika langkah isap inilah yang akan menghasilkan daya.
40

Efisiensi volumetris ηV mengindikasikan jumlah cammotor_1puran udara-bahan


bakar relatif terhadap atmosfir. Bila tekanancampuran udara-bahan bakar sama
dengan tekanan atmosfir, maka dikatakan bahwa mesin memiliki Efisiensi
volumetris 100%. Dengan menggunakansuper dan turbo charger akan menaikkan
tekanan masuk silinder, sehingga efisiensivolumetris mesin lebih besar dari 100%.
Namun,bila silinder diisi dengan tekanan kurang dari tekanan atmosfir, maka
efisiensi volumetrisnya kurang dari 100%. Efisiensi volumetris mesin biasanya
berkisar antara 80% dan 100%. Daya yang dihasilkan mesin berbanding lurus
dengan rasio massa bahan bakar/udara yang masuk silinder.

Efisiensi Volumetris adalah perbandingan antara campuran bahan bakar


dengan udara yang diisap masuk ke dalam silinder dengan kapasitas silinder.Secara
teoritisdapat ditulis dengan rumus:

ηV = Campuran yang masuk silinder/ Volume silinder total

Efisiensi volumetrik ini akan sangat mempengaruhi momen yang


dihasilkan pada poros engkol, karena banyak sedikitnya bahan bakar yang dapat
diserap masuk ke dalam silinder akan menentukan panas yang dihasilkan akibat
pembakaran bahanbakar tersebut yang sekaligus akan mempengaruhi tekanan akhir
pembakaran yang digunakan untuk mendorong torak, dimana torak berhubungan
langsung dengan batang torakdan batang torak akan mendorong poros engkol.
Besarnya efisiensi volumetrik tertinggi biasanya didapat pada puntiran mesin yang
maksimal, yaitu sekitar 2.500 rpm hingga 3.000 rpm.
Untuk beberapa jenis mesin, dan daya sebetulnya hanya sekitar 65% – 90%
dan tidak bisa mencapai 100%. Hal ini disebabkan adanya banyak faktor yang
mempengaruhi, seperti temperatur, kecepatan mesin, perencanaan sistem pengisian
terutama mekanisme katup, dan sebagainya.
41

2.4.5 Emisi Gas Buang


Gas buang merupakan polutan yang berasal dari proses pembakaran pada
kendaraan bermotor. Gas buang mengandung polutan yang berbahaya bagi
manusia, emisi gas buang dapat diukur dengan alat ukur emisi untuk mengetahui
berapa kandungan yang terkandung pada gas buang tersebut. Yang menyebabkan
kandungan nilai gas buang menjadi tinggi karena beberapa faktor yaitu jenis
kendaraan, bahan bakar yang digunakan, umur kendaraan dan kondisi pada mesin
kendaraan.
Kandungan Emisi Gas Buang Menurut Awal Syahrani (2006) kandungan
emisi pada gas buang meliputi:
1. CO2 (Karbon Dioksida)
Gas CO2 merupakan gas yang tidak berwarna maupun berbau , CO2 didapat
dari perpaduan bahan bakar dan oksigen yang seimbang sehingga
menghasilkan CO2.
2. CO( Karbon Monoksida)
Karbon monoksida adalah gas yang diperoleh karena perbandingan antara
bahan bakar dan udara yang tidak seimbang. Terlalu banyak bahan bakar atau
unsur C tidak dapat berikatan dengan O2 sehingga terbentuklah CO arena
pembakaran yang tidak sempurna.
3. SO2 (Sulfur Dioksida)
Bahan bakar gasoline / bensin mengandung unsur belerang (Sulfur). Pada
saat terjadi reaksi pada pembakaran, S akan bereaksi dengan H dan O untuk
membentuk senyawa sulfat dan sulfur oksida.
4. NO (Nitrogen Oksida)
Gas ini terjadi akibat adanya panas yang tinggi pada proses pembakaran
sehingga kandungan nitrogen bereaksi dengan udara sehingga berubah menjadi
Nox.
5. H2O (Hidrogen di Dioksida)
H2O merupakan hasil dari reaksi pembakaran pada ruang bakar. Kadar air
yang keluar dari ruang pembakaran mengindikasikan sejauh mana kualitas
bahan akar yang digunakan. Semakin besar uap air yang dihasilkan maka,
42

semakin bersih emisi yang dihasilkan.


6. HC (Hidro Karbon)
Gas Hidro Karbon terjadi karena pembakaran yang berlangsung tidak
sempurna pada ruang bakar. Aroma yang dihasilkan dari gas tersebut sangat
tajamdan berwarna hitam.
7. Pb ( Timbal )
Pada reaksi pembakaran , timbal tidak bereaksi dan menjadi timah hitam
saat keluar dari proses pembakaran.
8. Partikulat
Partikulat dihasilkan dari residu bahan bakar yang tidak ikut terbakar pada
ruang bakar dan keluar melalui gas buang kendaraan. Partikel tersebut
ukurannya sekitar 10 mikrometer sehingga mudah untuk masuk ke dalam
saluran pernafasan. Sedangkan ukuran yang lebih kecil, dapat membuat iritasi
pada mata

Anda mungkin juga menyukai