Anda di halaman 1dari 20

RANGKUMAN MATERI FARMASI FISIK 1

“TERMODINAMIKA, SIFAT FISIK MOLEKUL OBAT, KINETIKA REAKSI”

Dosen pengampu :

Laela Febriana M. Farm

Nis : 20220192

Disusun Oleh :

Faruq As’ad Thohir

Nim : 202208058

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

TAHUN AJARAN 2022/2023


TERMODINAMIKA

 Pengertian
Termodinamika adalah ilmu tentang energi yang secara spesifik membahas tentang
hubungan antara energi panas dengan kerja. Termodinamika berasal dari thermal (yang
berkenaan dengan panas) dan dinamika (yang berkenaan dengan pergerakan).

 Sejarah
Termodinamika berkembang sejak abad 17 yang dipelopori dengan penemuan
mesin uap di Inggris dan diikuti oleh para ilmuan termodinamika : Willian Rankine,
Rudolph Clausius dan Lord Kelvin pada abad ke-19.

 Fungsi- fungsi Termodinamika


1. Empat tingkat wujud / fasa
▸ Fasa cair : bentuknya menyesuaikan diri dengan tempatnya, tetapi punya
permukaan atas yang pada umunya praktis datar horizontal
▸ Fasa gas : bentuknya selalu menyesuaikan dengan tempatnya dan tidak memiliki
permukaan atas yang bebas
▸ Fasa padat ditemui umumnya pada suhu rendah, fasa cair pada suhu lebih tinggi,
fasa gas pada suhu yang lebih tinggi lagi.
▸ Fasa yang jarang disebut yang terjadi pada suhu yang jauh lebih tinggi lagi
disebut : plasma.
2. Gas
▸ Persamaan keadaan gas
1. Hukum Gay-Lussac :Tekanan tetap = V/T = konstan V1/T1 = V2/T2
2. Hukum Charles : volume tetap P/T = konstan P1/T1 = P2/T2
3. Hukum Boyle : suhu tetap PV = konstan P1 V1 = P2 V2
4. P, V, T berbubah (non adiabatis) (P1 V1) / (T1) = (P2 V2) / (T2)
Y = perbandingan kalor jenis gas pada tekanan tetap dan volume tetap.
3. Besaran Intensif dan besaran Ekstensif

▸ Ada besaran yang disebut intensif dan ada yang disebut ekstensif.
▸ Energi internal U nilainya sebanding dengan jumlah partikel N, dan masuk dalam
kategori besaran ekstensif. Jika N dinaikkan menjadi dua kalinya, maka U
otomatis juga naik dua kalinya. Tetapi besaran suhu T dan tekanan P masuk
dalam kategori besaran intensif.
▸ Bagaimana dengan volume V? Lazimnya itu dimasukkan dalam kategori besaran
ekstensif, maksudnya pada suhu T yang tetap, untuk mendapatkan tekanan P
yang sama, jika jumlah partikelnya dua kali lipat, volumenya juga harus dua kali
lipat.
4. Energi dan Energi Bebas
▸ Menurut aturan fisika wujud energi dapat berubah dari energi mekanik menjadi
energi listrik seperti pada turbin PLTA, atau juga sebaliknya berubah dari energi
listrik menjadi energi mekanik seperti misalnya motor-listrik.
▸ Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa selama proses perubahan bentuk
energi semacam itu, jumlah energi totalnya akan konstan.
▸ Bahan bakar minyak (BBM) digunakan sebagai wujud sumber energi yang
mudah untuk diubah menjadi energi listrik, energi kalor, energi mekanik, dan
sebagainya. Jadi konsumsi BBM hanya mengubah bentuk energi yang satu
menjadi energi yang lain.
5. Proses Quasi- Statik
▸ Suatu proses termodinamika tentunya dapat mengubah nilai koordinat P,V, dan
T, sehingga lokasi titik yang mewakili kondisi gas kita berpindah tempat.
▸ Setahap demi setahap titik tersebut berubah dari (P0,V0,T0) ke (P1,V1,T1), ke
(P2,V2,T2), ke .... dan seterusnya. Seperti pada dinamikanya gerak benda,
deretan titik-titik tersebut melukis sebuah lintasan dalam ruang (P,V,T). Bentuk
lintasannya bergantung pada mekanisme yang menyebabkan proses tersebut
▸ Contoh :
Di sisi kiri ini dilukis gambar dari dua situasi A dan B yang melukiskan gas yang
sama pada kondisi yang berbeda. Pada kondisi A volumenya lebih besar
dibandingkan dengan ketika ada di kondisi B.
 Siklus dalam Termodinamika

Siklus termodinamika terdiri dari urutan operasi / proses termodinamika, yang


berlangsung dengan urutan tertentu, dan kondisi awal diulangi pada akhir proses. Jika
operasi atau proses dilukiskan pada diagram p-v, akan membentuk lintasan tertutup.
Karena daerah dibawah setiap kurva merupakan kerja yang dilakukan, sehingga kerja
netto dalam satu siklus diberikan oleh daerah yang ditutupi oleh lintasan.

 Klasifikasi Siklus Termodinamika


1. Siklus reversible
2. Siklus Irreversibel

 Reversibilitas proses termodinamika ada 2 yaitu :


1) Isothermal dan Adiabatik
2) Volume konstan, tekanan konstan dan pvn konstan

 Efisiensi Siklus
▸ Didefinisikan sebagai rasio kerja yang dilakukan terhadap kalor yang disuplai
selama siklus. Secara matematik, efisiensi siklus: diberikan yangkalor dilakukan
yang kerja
η=Kerja yang dilakuan/kalor yang diberikan
▸ Karena kerja yang dilakukan selama satu siklus adalah sama dengan kalor yang
▸ diberikan dikurangi dengan kalor yang dilepaskan, efisiensi siklus bisa juga
dinyatakan:

η=Kerja yang diberikan – kalor yang dilepaskan


Kalor yang diberikan
 Siklus Carnot
Siklus di buat oleh carnot, yang merupakan ilmuan pertama yang menganalisis
permasalahan efisiensi mesin kalor.Pada mesin carnot, zat kerja melakukan operasi siklus
yang terdiri dari dua operasi termal dan dua operasi adiabatik.Diagram P-V da T-S dari
siklus.
η = (1- Tr/ Tt) x 100%
η = (W /Q1) x 100%
W = Q1-Q2
Keterangan = η = efisiensi mesin carnot (%)
Tr = suhu reservior rendah (Kelvin)
Tr = suhu reservior tinggi (Kelvin)
W = usaha (Joule)
Q1= kalor masuk / diserap reservoir tinggi (joule)
Q2 = kalor keluar / dibuang reservoir rendah (joule)

 Hukum Pertama Termodinamika


▸ Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan perubahan energi
dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan total dari jumlah energi
kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan terhadap sistem.
▸ Hukum pertama termodinamika adalah konservasi energi.Secara singkat, hukum
tersebut menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat
dimusnahkan tetapi hanya dapat berubah dari bentuk yang satu ke bentuk yang
lainnya.Untuk tujuan termodinamik, perlu lebih spesifik dan menguraikan hukum
tersebut secara lebih kuantitatif.

 Hokum kedua Termodinamika


Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini menyatakan
bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk
meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya.
 Hukum ketiga Termodika

Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini
menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses
akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga
menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol
absolut bernilai nol.

 Kalorimetri
Kalor yang diserap selama perubahan di ukur dalam kalorimeter, sebuah bejana air
yang besar mengelilingi wadah yang lebih kecil .Bagian luar bejana disekat secara termal
untuk mencegah kalor masuk atau keluar selama perubahan terjadi.Wadah yang terbuat
dari tembaga atau bahan yang dapat menghantarkan panas, untuk memastikan terjadi
pertukaran panas antara air dan wadah.Wadah melingkupi sistem untuk di ukur, dan air
yang mengelilingi, wadah adalah lingkungan.

 Kalor jenis (Kalor spesifik)


Ketika kalor ditambahkan pada sistem, suhu sistem meningkat.Untuk memberikan
sejumlah kalor, suhu berubah ΔT bergantung pada tekanan atau volume sistem yang
dijaga konstan selama proses.Pada perubahan Isokhorik (volume konstan), perubahan
suhu dihubungkan dengan kalor yang siserap.

Q = Cv .ΔT Isokhorik

Dimana Cv adalah kapasitas kalor sistem pada volume konstan.Kalor jenis Cv


suatu zat adalah kapasitas kalor dibagi oleh massa zat :

Cv = Cv/m

Kalor jenis adalah sifat khas suatu zat.Hal tersebut bergantung pada suhu, tetapi
suhu yang sangat kecil dapat dianggap konstan.Jika tidak ada kerja yang terjadi ketika
ΔV = 0, kalu Q yang di serap sama dengan perubahn energi.Gabungan persamaan
diperoleh :

ΔES = Q = mCv .ΔT


Kebanyakan perubahan bilogi terjadi pada tekanan tetap (konstan) daripada volume
tetap, pada perubahan isobari ( tekanan konstan), perubahan suhu dihubungkan dengan
kalor yang diserap

Q = mCp.ΔT Isobarik

Dimana Cp adalah kalor jenis pada tekanan konstan.ini adalah kalor jenis yang
banyak digunakan secara umum.Tabel 11.1 memberikan nilai Cp untuk beberapa
Zat.Satuannya adalah Kcal /kg°C atau J/kg°c

Dari persamaan 11.4 , 11.5 dan 11.7 perubahan energi dalam perubahan Isobarik
menjadi,

ΔES = Q –W = m.Cp.ΔT – P.ΔV

Jika cairan atau padatan di panaskan pada tekanan konstan, hanya terjadi
peningkatan kecil pada volume, jadi hubungan PΔV sangat kecil pada persamaan.
Akibatnya terdapat perbedaan yang kecil antara perubahan volume konstan dan tekanan
konstanuntuk cairan atau padatan, dan Cv sama dengan Cp untuk semua tujuan
praktis.Gas, disisi lain dianggap mengalami ekspansi ketika di panaskan, dengan
demikian 1,0 dan 16,7 bergantung pada gas.Di bawah ini merupakan tabel beberapa kalor
jenis pada tekanan 1 atm.

 Entalpi
▸ Entalpi adalah istilah dalam termodinamika yang menyatakan jumlah energi internal
dari suatu sistem termodinamika ditambah energi yang digunakan untuk melakukan
kerja. Secara matematis.
▸ Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang menyebabkan
benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor berbeda dengan suhu,
karena suhu adalah ukuran dalam satuan derajat panas. Kalor merupakan suatu
kuantitas atau jumlah panas baik yang diserap maupun dilepaskan oleh suatu benda.
▸ Dari sisi sejarah kalor merupakan asal kata caloric ditemukan oleh ahli kimia perancis
yang bernama Antonnie laurent lavoiser (1743 - 1794). Kalor memiliki satuan Kalori
(kal) dan Kilokalori (Kkal). 1 Kal sama dengan jumlah panas yang dibutuhkan untuk
memanaskan 1 gram air naik 1 derajat celcius.

SIFAT FISIK MOLEKUL OBAT

 Sifat-sifat fisika molekul obat

 Sifat aditif (diturunkan/jumlah dari sifat atom sendiri atau gugus fungsi di dalam
molekul), contoh: massa molekul.

 Sifat konstitutif (bergantung pada susunan struktur atom di dalam molekul), contoh:
rotasioptic & panjang gelombang serapan maksimum.

sifat fisika molekul obat berperan dalam proses penyerapan dan distribusi obat sehingga
kadar obat pada waktu tertentu mencapai reseptor dalam jumlah yang cukup besar.

 Sifat koligatif,

bergantung pada jumlah partikel di dalam larutan. Sifat koligatif larutan adalah
tekanan osmosis, penurunan tekanan uap, penurunan titik beku dan kenaikan titik didih.

 Sifat Aditif

Jumlah dari sifat atom atau gugus fungsi di dalam molekul. Misalnya : Massa
molekul => merupakan penjumlahan dari masssa atom penyusunnya.

 Sifat Konstitutif

Bergantung pada susunan struktur atom di dalam molekul. Misalnya adanya


gugus hidroksil (-OH) pada suatu molekul menybabkan molekul tersebut bersifat
hidrofilik ( mudah larut dalam air ).
 Kelarutan
▸ Mudah tidaknya penembusan membrane biologis
▸ Lipofil – Hirofob
▸ Hirofil – Lopofob

 Indeks bias

Indeks bias adalah perbandingan antara kecepatan cahaya dalam ruang hampa
udara dengan cepat rambat cahaya pada suatu medium.Indeks bias berubah ubah dengan
berubahnya panjang gelombang cahaya dan temperatur.

Indeks bias dapat digunakan :

1. Untuk identifikasi suatu zat

2. Untuk mengukur kemurnian suatu zat

3. Untuk menentukan konsentrasi dari suatu zat yang dilarutkan dalam pelarut
lainnya

Alat yang digunakan untuk menentukan indeks bias adalah refraktometer

Secara matematis, indeks bias dapat ditulis :


 Indeks bias molar

Bias molar (Rm) berhubungan dengan indeks bias dan sifat-sifat molekul dari
senyawa yang diperiksa.

▸ M= berat molekul, p= kerapatan dari senyawa

▸ Nilai Rm dari suatu senyawa seringkali diperkirakan dari ciri-ciri struktur molekul

▸ Bias molar suatu senyawa adalah penjumlahan dari bias atom dan gugusnya yang
menyusun senyawa.

▸ Jumlah atom sama tapi mempunyai bias molar yang tidak sama.

Momen dipol adalah besaran yang menggambarkan dua muatan berlawanan yang
dipisahkan oleh jarak. Momen dipol termasuk dalam besaran vektor. Besarnya sama
dengan muatan dikalikan dengan jarak antara muatan dan arahnya dari muatan negatif ke
muatan positif.

STRUKTUR MOLEKUL, ENERGI DAN SIFAT FISIKA YANG DIHASILKAN

Semakin banyak suatu atom terlibat dalam ikatan. Semakin rendah densitas awan
elektro yang ada disekitar ini. Semakin besar distribusi bersama elektron atom yang ada
dalam ruang ikatan antar atom.

▸ Contoh : karena perbedaan sifat atom, misal elektronegativitas, “sifat” masing-masing


ikatan antar atom dapat sangat berbeda. Sifat, energi ikatan rotasi disekitar ikatan, vibrasi
dan gerakan atom dalam ikatan, rotasi inti sebuah atom dalam sebuah ikatan.
Digambarkan dalam bentuk model gelombang dan suatu medan bervibrasi di sekitar titik
dalam ruang & mempunyai fekuensi.

𝜆𝒗 = 𝐜

dimana; 𝜆 è panjang dari suatu gelombang tinggi radiasi

𝒗 è jumlah dari panjang gelombang

𝐜 è kecepatan cahaya 3 x 108 m/s

Radiasi Elektromagnetik

Bilangan gelombang 𝜵, dapat dinyatakan sbg:

– dimana, 𝜵 (cm-1) è jumlah panjang gelombang dakam radiasi 1 cm dalam ruang


hampa udara

– 𝜆 berbanding terbalik dengan energi radiasi

𝜵= v/c
Spektroskopi merupakan metode analisis yang didasarkan pada penyerapan energi
radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang tertentu oleh atom pada tingkat energi
dasar (Ground state). Penyerapan tersebut menyebabkan elektron tereksitasi ke tingkat
yang lebih tinggi (Excited state)

 Eksitasi Elektronik

Penyerapan sinar (energi) oleh molekul suatu zat organik :

 disebabkan oleh eksitasi elektronik


 melibatkan promosi elektron pada orbital σ, π dan n dari tingkat energi dasar ke
tingkat energi yang lebih tinggi.
 Tetapan Dielektrik dan Polarisasi Induksi

▸ Suatu molekul dapat mengalami pemisahan muatan listrik melalui induksi oleh suatu
medan listrik eksternal atau oleh suatu pemisahan muatan yang permanen.

▸ Pemisahan muatan listrik tersebut menyebabkan peningkatan polaritas dari suatu


molekul

▸ Tetapan dielektrik dapat ditentukan dengan oscilometri, di mana frekuensi dari suatu
sinyal dijaga konstan oleh perubahan listrik pada kapasitansi antara dua pelat paralel.

Tetapan dielektrik (ε) adalah kapasitansi dari kondensor yang diisi dengan sesuatu bahan,
Cx dibagi dengan baku pembanding (Co).

ε= Cx/Co

Jika molekul non polar dalam suatu pelarut yang cocok ditempatkan di antara pelat dari
suatu kapasitor yang bermuatan-dapat terjadi polarisasi induksi dari molekul-molekul.

▸ Dipole induksi ini terjadi karena pemisahan muatan listrik dalam molekul jika ia
ditempatkan di dalam medan listrik di antara pelat-pelat. Elektron dan inti berpindah
dari posisi awal mereka di dalam proses induksi ini sehingga sifat molekul berubah
menjadi polar.

▸ Nilai momen dipole yang terinduksi ini berbanding lurus dengan daya polarisasi
induksi yang didefinisikan sebagai suatu kemudahan di mana suatu molekul dapat
dipolarisasikan dengan suatu gaya luar.

 Momen Dipole Permanen dari Molekul-Molekul Polar


▸ Momen dipole permanen dapat dikorelasikan dengan aktivitas biologi dari molekul-
molekul tertentu untuk memperoleh informasi yang bernilai tentang hubungan dari
sifat-sifat fisik dan pemisahan muatan dalam suatu kelas senyawa obat.
▸ Ex: molekul air memiliki dipole yg permanen sehingga dapat berinteraksi secara kuat
dgn molekul zat terlarut
 Korelasi Momen Dipole Dengan Aktivitas Biologi Molekul-Molekul Tertentu

▸ Pembahasan : mempunyai momen dipol yang kecil dan aktivitas yang besar.

▸ Hal ini sesuai bahwa kelarutan yang besar dalam pelarut non polar dapat disebabkan
oleh momen dipole zat terlarut yang kecil

▸ Molekul yang lebih mudah larut paling mudah menembus membran lipoid dari
serangga dan merusak enzim susunan saraf serangga.

▸ Makin renadh momen dipol isomer makin besar aktivitas insektisidanya.

sin i kecepatan cahaya dlm zat pertama


n=1+ =
sin r kecepatan cahaya dlm zat kedua

Ket : sin i adalah sinus sudut sinar datang dari cahaya dan sin r adalah sudut sinar

yang dibiaskan Pembilang---kec.cahaya di udara Penyebut----kec.cahaya yang


diselidiki.

KINETIKA REAKSI

Kinetik berasal dari bahasa Yunani yaitu ‘kinetos’ yang berarti bergerak. Kinetika
adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana sistem berubah terhadap waktu.

Kinetika reaksi adalah studi tentang laju perubahan kimia dan bagaimana tingkat
ini dipengaruhi oleh kondisi seperti konsentrasi reaktan dan produk, pelarut, kekuatan
ionik dan suhu.

 Arti penting kinetika reaksi

Kinetika reaksi penting dipelajari oleh:

1. Produsen Obat

Karena ia harus menunjukkan bahwa produknya stabil dan dapat disimpan untuk
jangka waktu yang wajar tanpa mengubah bentuk aktif atau beracun.
2. Apoteker

Harus menyadari ketidakstabilan potensi obat yang ia tangani.

3. Dokter dan pasien

Harus diyakinkan bahwa obat yang diresepkan akan mencapai lokasi aksi dalam
konsentrasi yang cukup.

 Proses- proses dalam kinetika reaksi


 Stabilitas dan ketidaktercampuran

Perlu diperhatikan ketidakaktifan obat karena penguraian obat dan hilangnya khasiat

obat karena perubahan bentuk fisik dan kimia.

 Disolusi

Perlu diperhatikan kecepatan berubahnya obat dalam sediaan padat menjadi bentuk

larutan molekuler

 Proses absorbsi, distribusi dan eliminasi

Laju reaksi mempengaruhi laju absorbsi, distribusi dan eliminasi obat dengan berbagai

faktor seperti metabolisme, penyimpanan dalam organ tubuh lemak dan jalur-jalur

pelepasan.

 Kerja obat pada tingkat molekular

Obat dapat dibuat dalam bentuk yang tepat dengan menganggap bahwa timbulnya

respon dari obat merupakan suatu proses laju.

 Prinsip dasar kinetika reaksi


1. Memungkinkan perumusan model untuk langkah-langkah perantara di mana reaktan
diubah menjadi senyawa kimia lainnya.
2. Alat yang ampuh dalam menjelaskan mekanisme reaksi kimia selanjutnya.
3. Menyediakan pendekatan rasional untuk stabilisasi produk obat dan prediksi waktu paruh
dan kondisi penyimpanan optimum.

Contoh :

Misalnya tiamin HCl yang paling stabil pada pH 2-3 dan tidak stabil pada pH di atas 6.
Mengetahui tingkat konsentrasi ion hidrogen berapa obat memburuk sehingga dapat
dilakukan tindakan yang akan menghambat atau mencegah degradasi.

 Tujuan kinetika reaksi

Tujuan utama kinetika reaksi ialah menjelaskan bagaimana laju bergantung pada konsentrasi
reaktan dan mengetahui mekanisme suatu reaksi berdasarkan pengetahuan tentang laju
eksperimen.

 Laju reaksi

Laju reaksiadalah laju perubahan Konsentrasi zat-zat komponen reaksi setiap satuan waktu.
Satuan yang umum.

 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Reaksi


1. Konsentrasi

Kecepatan reaksi bergantung pada banyak factor. Konsentrasi reaktan


memainkan peran penting dalam mempercepat atau memperlambat rekasi tertentu.
Konsentrasi mempengaruhi laju reaksi karena banyaknya partikel memungkinkan
lebih banyak tumbukan, dan itu membuka peluang semakin banyak tumbukan
efektif yang menghasilkan perubahan.

2. Suhu

Kenaikan suhu dapat mempercepat laju reaksi karena dengan naiknya suhu,
energy kinetic partikel zat-zat meningkat sehinga memungkinkan semakin
banyaknya tumbukan efektif yang menghasilkan perubahan.
3. Luas Permukaan

Luas permukaan mempercepat laju reaksi karena semakin luas permukaan zat,
semakin banyak bagian zat yang saling bertumbukan dan semakin besar peluang
adanya tumbukan efektif menghasilkan perubahan.

Semakin luas permukaan zat, semakin kecil ukuran partikel zat, reaksi pun
akan semakin cepat.

4. Katalis

Katalis ialah zat yang mengambil bagian dalamn reaksi kimia dan
mempercepatnya, tetapi ia sendiri tidak mengalami perubahan kimia yang
permanen.

5. Efek pelarut

 Konsep laju reaksi

Contoh Laju dan Orde reaksi

Pembentukan etil asetat dari etil alkohol dan asam asetat:

CH 3 COOH + C 2 H5 OH = CH 3 COOC 2 H5 + H2 O

Laju reaksi ke kanan dalam reaksi di atas dapat ditentukan dengan pengukuran

konsentrasi asam asetat atau etanol selama berlangsugnya reaksi.

Laju reaksi ke kanan ini dirumuskan sebagai:

Laju reaksi baliknya (Rr) dapat dihitung dengan mengukur konsentrasi etil asetat

atau air selama reaksi berlangsung.

 Mengekspresikan laju reaksi

Laju reaksi dirumuskan sebagai:


= ± dc / dt

Ket :

= perubahan konsentrasi per perubahan waktu

± menunjukkan peningkatan (+) atau penurunan (-) dalam konsentrasi (C) dalam interval
waktu tertentu (dt)

Satuan Konstanta Laju

Reaksi orde nol

Reaksi orde pertama

Reaksi orde kedua

 Persamaan laju reaksi

Secara umum, pada reaksi xA + yB zC

maka persamaan laju reaksi ditulis v = k [𝐴]𝑚[𝐵]𝑛

V = laju reaksi (M/s)

K = tetapan laju reaksi

[A] = konsentrasi awal A (M) [B} = konsentrasi awal B (M) m = orde A

n = orde B
 Grafik laju reaksi

Keterangan :

v = laju reaksi (M/s)

Δ[R] = perubahan konsentrasi reaktan (M)

Δ[P] = perubahan konsentrasi produk

Δt = perubahan waktu

 Orde reaksi

Menurut hukum aksi massa:

Laju reaksi kimia sebanding dengan hasil kali dari konsentrasi molar reaktan yang masing-
masing dipangkatkan dengan angka yang menunjukkan jumlah molekul dari zat-zat yang
ikut serta dalam reaksi.

aA + bB + ... .. = Produk

Tingkat = k [A] a [B] b

Dimana k adalah laju konstan.

Dengan persamaan laju

v = k [𝐴]2x [𝐵]𝑦

X dan y adalah orde, atau pangkat konsentrasi pereaksi masing-masing (A dan B) terhadap
persamaan laju reaksi. Sementara yang disebut orde reaksi adalah keseluruhan atau
penjumlahan orde-orde setiap pereaksi, dalam contoh di atas berarti nilainya adalah x + y.

1. Orde Nol

▸ Laju konstan dan tidak tergantung pada konsentrasi salah satu reaktan .

Tingkat konstan pelepasan obat dari bentuk sediaan sangat diinginkan.

▸ Persamaan = - dA/dt = k0 dA/dt = k dA = - k dt

At – A0 = -k 0 t ,At = A0 – k0t , A o = Konsentrasi awal

At = Konsentrasi pada t

▸ Waktu Paruh

Waktu paruh adalah waktu yang dibutuhkan untuk meluruh/hilangnya zat menjadi
separuhnya, dimana a berkurang menjadi ½ a.

2. Orde Satu

▸ Reaksi ini terjadi pada obat seperti pada saat absorbsi obat dan degradasi obat.

▸ Kecepatan reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi reaktan.

▸ Contoh: 2H2O2 = 2H2O + O2

3. Orde Dua

▸ Reaksi yang terjadi dimana dua reaktan berpengaruh dalam reaksi.

▸ Jika: a dan b masing-masing konsentrasi awal dari A dan B; x adalah jumlah mol A atau
B yang bereaksi dalam waktu t

▸ Jika kedua reaktan konsentrasinya sama maka:

▸ Adapun waktu paruh orde kedua adalah: t1/2 = 1/ak. Satuannya: liter/mol detik

• Menentukan Orde Reaksi


✗ Metode Substitusi
Data dari pengamatan disubtitusi ke dalam bentuk integral dari persamaan orde reaksi. Jika
nilai k konstan dalam batas variasi percobaan maka reaksi dianggap berjalan sesuai dengan
orde tersebut.

Metode Substitusi: dihitung k pada setiap t; lalu dimasukkan ke dalam persamaan:

✗ Metode Grafik

▸ C vs t ----- linear ---- orde 0

▸ Log C vs t ----- linear ----- orde 1

▸ 1/C vs t ----- linear ----- orde 2

✗ Metode waktu paruh

Metode ini didasarkan pada hubungan antara konsentrasi awal reaktan, waktu paruh ,
dan orde reaksi . Untuk reaksi orde nol , t1/2 meningkat dengan meningkatnya
konsentrasi, sedangkan untuk reaksi orde pertama , t1/2 tidak berubah dengan
perubahan konsentrasi.

Anda mungkin juga menyukai