Anda di halaman 1dari 20

OLEH :

FAJAR ANDRI YANI


1 1 21 1 01 02

UPN VETERAN YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 201 1 / 201 2
TERMODINAMIKA

Peta Konsep
Hukum-Hukum
Termodinamika
Hukum I
Termodinamik
a
Usaha dan
Proses dalam
Termodinamika
Siklus
Termodinamik
a
Hukum II
Termodinamika
Isokhori
k
Isoterma
l
Isobari
k
Adiabati
k
Pernyataa
n Clausius
Pernyataan
Kelvin-
Planck
Termodinamika merupakan cabang dari
ilmu fisika yang mempelajari hubungan
antara kalor, energi mekanik, suhu, dan
besaran mikroskopik lainnya atau aspek-
aspek lain dari energi dan
perpindahannya.
A. KONSEP DASAR TERMODINAMIKA

Untuk mempelajari termodinamika, lebih dulu kita perlu memahami
definisi sistem dan lingkungan di samping pengertian kesetimbangan,
kalor, usaha, dan energi.
1. Sistem dan Lingkungan
Sistem adalah suatu bagian terpisah yang menjadi pusat perhatian
kita.
Adapun lingkungan adalah sesuatu di luar sistem yang dapat
mempengaruhi keadaan sistem secara langsung.
2. Kesetimbangan
Ada 3 (tiga) macam kesetimbangan dalam termodinamika, yaitu
kesetimbangan mekanis, kesetimbangan kimia, dan kesetimbangan
termal. Jika syarat untuk setiap kesetimbangan terpenuhi, sistem
dikatakan berada dalam keadaan setimbang termodinamik. Dalam
kondisi itu, tidak ada kecenderungan terjadinya perubahan
keadaan, baik pada sistem maupun lingkungannya.
3. Pengertian Kalor
Kalor merupakan energi yang berpindah akibat perubahan suhu antara
sistem dan lingkungannya. Sistem dapat melepaskan kalor ke
lingkungan dan sebaliknya lingkungan dapat pula memberikan
kalor kepada sistem.
4.Pengertian Usaha dalam Termodinamika
Usaha yang dilakukan sistem dapat
dirumuskan :
Dengan demikian, untuk setiap proses dengan volume tetap (V
2
=
V
1
), usaha yang dilakukan sistem bernilai nol. Jika V
2
> V
1,
berarti
usaha (W) dilakukan oleh sistem; usaha ini bertanda positif.
Sebaliknya, jika V
2
< V
1,
berarti usaha (W) dilakukan pada sistem;
usaha ini bertanda negatif.
Contoh soal:
Suatu gas mengalami ekspansi pada tekanan konstan 5atm (1atm =
10
5
N/m
2
). Volume awal gas adalah 300 liter dan setelah mengalami
ekspansi, volumenya menjadi dua kalinya. Tentukan usaha yang
dilakukan oleh gas!
Jawab:
P = 5 atm = 5 x 10
5
N/m
2

V
1
= 300 L = 0,3 m
3

V
2
= 2V
1
= (2)(0,3 m
3
) = 0,6 m
3

W = PV
= P(V
2
V
1
) = (5 x 10
5
N/m
2
) (0,6 m
3
0,3 m
3
) = 1,5 x 10
5
J.

W = P(V
2
V
1
)
5. Energi Dalam (Energi Internal)
Setiap partikel dalam sistem selalu bergerak. Jika energi kinetik tiap partikel
dalam sistem adalah E
k,
sedangkan didalam sistem terdapat N partikel;
energi dalam (U) yang dimiliki sistem itu dapat dirumuskan dengan:
Energi dalam bersifat konservatif; artinya, besarnya tidak bergantung pada
lintasan atau proses yang dilalui, melainkan hanya bergantung pada
keadaan awal dan keadaan akhir sistem.
Untuk gas ideal monoatomik, nilai energi kinetiknya adalah
sehingga energy dalamnya adalah
Untuk gas diatomik; energi dalamnya dirumuskan dengan
Energi dalam merupakan keadaan karakteristik gas yang tidak dapat diukur
secara langsung. Yang dapat diukur secara langsung hanyalah
perubahannya (U), yaitu ketika sistem berubah dari keadaan awal (U
1
) ke
keadaan akhir (U
2
). Energi dalam termasuk fungsi keadaan yang
perubahannya dirumuskan sebagai
Perubahan energi dalam (U) pada sistem yang suhunya berubah dari T
1

ke T
2
dapat dinyatakan sebagai:

U = N E
k

E
k
= 3/2
kT
U = 3/2 NkT = 3/2 nRT
U = 5/2 NkT = 5/2 nRT
U = U
2

U
1

U = 3/2 nRT = 3/2 nR (T
2

T
1
)
Untuk gas
monoatomik
U = 5/2 nRT = 5/2 nR (T
2

T
1
)
Untuk gas diatomik
6. Kapasitas Kalor
Kapasitas (C) kalor merupakan kemampuan gas untuk menyerap atau
melepaskan kalor per satuan suhu. Secara matematis dirumuskan sebagai

Kapasitas kalor dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu kapasitas kalor pada
volume tetap (C
v
) dan kapasitas kalor pada tekanan tetap (C
p
).
Kalor yang dihasilkan pada tekanan tetap lebih besar dari pada kalor yang
dihasilkan pada volume tetap (Q
p
> Q
v
). Selisih antara Q
p
dan Q
v
sama
dengan usaha luar yang dilakukan gas:


Berdasarkan persamaan tersebut diperoleh:
Dengan mengingat persamaan umum gas ideal, usaha yang dilakukan gas
dapat juga dituliskan sebagai:

C =
Q
p
Q
v
= W C
p
T - C
v
T = PV
C
p
C
v
= nR
W = PV = nRT
7. Kalor Jenis
Kalor jenis atau kalor spesifik (c) adalah kapasitas kalor (C) per
satuan massa. Dalam SI, satuan kalor jenis adalah J/kg.K atau J/kg.C.
Kalor jenis sibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu kalor jenis
pada volume tetap dan kalor jenis pada tekanan tetap.

8. Kapasitas Kalor Molar
Kapasitas kalor molar adalah banyaknya kalor yang diperlukan
untuk menaikkan suhu 1 mol gas sebesar 1 K.

9. Tetapan Laplace
Diselidiki pertama kali oleh Pierre Simon de Laplace. Tetapan
Laplace () didefinisikan sebagai perbandingan antara kapasitas kalor
pada tekanan tetap dan kapasitas kalor pada volume tetap.
Nilai bergantung pada jenis gas. Pada suhu ruang, nilai tetapan
Laplace adalah = 1,67 untuk gas monoatomik; = 1,40 untuk gas
diatomik; dan = 1,33 untuk gas poliatomik (lebih dari dua atom).
Proses atau perubahan keadaan termodinamika dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu proses ireversibel dan
proses reversibel. Proses ireversibel merupakan proses yang
berlangsung secara spontan pada satu arah dan tidak dapat
terjadi dalam arah sebaliknya. Proses reversibel adalah
proses yang arahnya dapat dibalik. Proses reversibel
merupakan proses kesetimbangan. Sistem yang mengalami
proses reversibel selalu berada dalam keadaan setimbang
termodinamik.
Proses termodinamik dapat berupa pemuaian (ekspansi),
pemampatan (kompresi), pemanasan, ataupun pendingin.
Proses termodinamik dapat berlangsung secara isotermal
(isotermik), isokhorik, isobarik, ataupun adiabatik.
1. Proses Isotermal (Isotermik)
Proses isotermal adalah proses perubahan keadaan gas yang
berlangsung pada suhu tetap.
Proses ini sesuai dengan Hukum Boyle, yang menyatakan bahwa nilai PV
konstan pada suhu tetap atau lebih lengkapnya dinyatakan dalam
persamaan umum gas ideal, PV = nRT.
Pada proses yang terjadi secara isotermik, usaha dirumuskan dengan:


2. Proses Isokhorik
Proses isokhorik adalah proses perubahan keadaan gas yang berlangsung
pada volume tetap.
Proses isokhorik sesuai dengan Hukum Charles yang menyatakan bahwa
nilai P/T konstan jika volumenya konstan.
Usaha pada proses yang berlangsung secara isokhorik adalah nol
(W = 0).
Dalam proses isokhorik tidak terjadi perubahan volume sehingga V=0,
W=V=0
W = nRT (ln V2/V1)
3. Proses Isobarik
Proses isobarik adalah proses perubahan keadaan gas
yang berlangsung pada tekanan tetap.
Proses isobarik sesuai dengan Hukum Gay-Lussac yang
menyatakan bahwa nilai V/T konstan jika tekanannya
konstan.

4. Proses Adiabatik
Proses adiabatik adalah proses perubahan keadaan gas
yang berlangsung tanpa ada kalor yang masuk ataupun
keluar dari sistem (Q = 0).
Pada proses adiabatik berlaku Hukum Poisson.
Oleh karena tak ada kalor yangmasuk maupun keluar
dalam sistem yang mengalami proses adiabatik, usaha
pada sistem itu merupakan negatif dari perubahan
energi dalamnya.

W = PV
W = -U
C. Hukum I Termodinamika
Hukum I Termodinamika menyatakan bahwa:


Secara matematis, hukum I termodinamika
dirumuskan sebagai berikut:
Ketika kalor Q diberikan pada sistem, sebagian kalor yang
diberikan digunakan untuk menaikkan energi dalam sebesar
U, sedangkan sisanya keluar dari sistem ketika sistem itu
melakukan usaha W terhadap lingkungannya.
Q = U + W
Hukum I Temodinamika merupakan salah satu
bentuk hukum kekekalan energi yang melibatkan
kalor. Dalam penggunaan Hukum I Termodinamika,
kita perlu memperhatikan perjanjian tanda, yaitu:
1. Q bertanda positif (+) jika kalor masuk ke
dalam sistem (sistem menerima kalor)
2. Q bertanda negatif (-) jika kalor keluar dari
sistem (sistem melepas kalor ke lingkungan.
3. W bertanda positif (+) jika usaha dilakukan oleh
sistem terhadap lingkungan.
4. W bertanda negatif (-) jika usaha dilakukan oleh
lingkungan terhadap sistem.
1. Hukum I Termodinamika untuk Proses Isotermal
Suhu tetap T = 0 sehingga tidak ada perubahan energi dalam, U
= 0.


2. Hukum I Termodinamika untuk Proses Isokhorik
V = 0 sehingga sistem tidak melakukan kerja, W=0 dan berlaku
persamaan persamaan Q = U.
3. Hukum I Termodinamika untuk Proses Isobarik
Terjadi perubahan suhu pada sistem sehingga terjadi perubahan
energi dalam U. Usaha yang dilakukan sistem pada proses
isobarik adalah
W = PV = P(V
2
V
1
) dan berlaku U = Q + P(V
2
V
1
)
4. Hukum I Termodinamika untuk Proses Adiabatik
Proses tanpa ada kalor yang masuk ataupun keluar sistem, Q = 0
dan berlaku U = - W
Q = nRT (ln V
2
/ V
1
) = W
D. Hukum II Termodinamika
Ada beberapa perumusan Hukum II Termodinamika, yaitu:
1. Perumusan Kelvin-Planck
Mustahil bagi sistem manapun untuk mengubah seluruh kalor yang
diserapnya dari reservoir suhu tinggi menjadi kerja mekanik
Jika Hukum II Termodinamika yang dikemukakan oleh Kelvin-Planck diatas
tidak berlaku, kita dapat menggerakkan mobil hanya dengan mendinginkan
udara di sekitar mobil tersebut.
2. Perumusan Clausius
Pada tahun 1850, Rudolf Clausius mengemukakan Hukum II
Termodinamika, yang menyatakan bahwa:
Tidak mungkin membuat mesin yang kerjanya hanya menyerap kalor dari
reservoir yang bersuhu rendah dan memindahkan kalor ini ke reservoir
yang bersuhu tinggi tanpa adanya usaha dari luar.
3. Hukum II Termodinamika dalam Bentuk Entropi
Sebuah proses alami yang bermula dalam suatu keadaan kesetimbangan
dan berakhir dalam satu kesetimbangan lain akan bergerak dalam arah
yang menyebabkan entropi sistem dan lingkungan bertambah atau tetap

Anda mungkin juga menyukai