SISTEM TERTUTUP
Sistem tertutup adalah sistem yang
hanya dapat melakukan pertukaran
energi dengan lingkungannya.
Contoh untuk sistem tertutup ini adalah
sejumlah gas dalam silinder tertutup.
Lanjutan 2
q = ∆U – W
PEMAMFAATAN RUMUSAN HK PERTAMA
Agar tidak keliru dalam menggunakan rumus
diatas, ditetapkan suatu perjanjian yang
penekanannya terhadap SISTEM
1. Kalor (q) yang masuk sistem bertanda
positif (+), sedangkan yang keluar
bertanda negatif (–)
2. Kerja (W) yang dilakukan sistem
(ekspansi) bertanda negatif, dan yang
dilakukan lingkungan (kompresi)
bertanda Positif.
3. Kerja dihitung dengan rumus :
W= – Pex (V2 – V1)
BERBAGAI MACAM PROSES
contoh:
AB + CD AC + BC ∆Ho= x kj.mol-1
Contohnya :
NH3 (g) 1/2 N2 (g) + 3/2 H2 (g) ∆H = +46 Kj.mol-1
Jenis kalor
3. Kalor penetralan, ialah kalor yang
menyertai pembentukan 1 mol air dari
reaksi penetralan (asam dengan basa),
Contoh :
HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl + H2O ∆H = 121 Kj.mol-1
Jenis kalor
4. Kalor reaksi, yakni kalor yang menyertai
suatu reaksi dengan koefisien yang paling
sederhana,
Contoh:
2C2H2 (g) + 5O2(g) 4 CO2(g) + 2 H2O (l) ∆H = – 2602 Kj
Penentuan Kalor Reaksi
Kalor reaksi dapat ditentukan
dengan :
1. Percobaan laboratorium
2. Dengan perhitungan (ada 3 cara)
a. Berdasarkan hukum Hess
b. Data kalor pembentukan
standar
c. Data energi ikatan.
Percobaan laboratorium
Zat pereaksi yang terukur direaksikan di dalam
kalorimeter, yaitu alat yang akan mengukur kalor
yang dihasilkan atau diserap reaksi tersebut.
Lanjutan
Jika kalor yang dihasikan akan menaikkan
suhu air dalam kalorimeter maka reaksinya
disebut reaksi eksotermik (sistem kehilangan
kalor)
Sebaliknya,
Jika kalor yang dihasikan akan menurunkan
suhu air dalam kalorimeter maka reaksinya
disebut reaksi endotermik (kalor sistem
bertambah)
Besarnya kalor dapat dihitung dari
kenaikan/penurunan suhu dan massa air di
dalam alat tersebut.
Dengan perhitungan (ada 3 cara)
A. Aplikasi Hukum Hess
Kedua :
C(s) + 1/2 O2 (g) CO (g) ∆H2 = b
CO (g) + 1/2 O2 (g) CO2(g) ∆H3 = c
Catatan :
kalor pembentukan standar unsur bebas
pada suhu 250C dan tekanan 1 atm adalah
nol
C. Energi ikatan
Kalor reaksi juga dapat diperkirakan dari
data energi ikatan pereaksi dan hasil
reaksi.
maka
∆H = Energi pengatoman pereaksi – Energi
pengatoman hasil reaksi
Menghitung kalor reaksi dengan data
ikatan akan mudah bila zat yang terlibat
dalam reaksi adalah senyawa berwujud gas
atau unsur.