LABORATORIUM BIOPROSES
FERMENTASI ASAM SITRAT OLEH ASPERGILLUS NIGER
(FERMENTASI AEROB)
Dosen Pembimbing: Ghusrina Prihandini, S.T.,M.T.
Disusun Oleh:
Axl Argasurya (211411037)
Besty Lovianda (211411038)
Desti Fitriani (211411039)
Dewi Nurfadhilah (211411040)
Makro nutrien maupun trace element memberikan pengaruh yang cukup besar
pada pembentukan asam sitrat. Secara umum disepakati bahwa ekskresi asam sitrat yang
berlimpah akan terjadi jika pembentukan biomassa dibatasi (Rohr, Max dkk., 1982).
Pengkondisian awal media produksi asam sitrat untuk menghasilkan produksi asam sitrat
yang tinggi dilakukan dengan membatasi/mengurangi satu atau lebih elemen-elemen
essensial, seperti fosfor, Mn, Zn atau Fe. Fosfor merupakan makro nutrien yang
dibutuhkan sel untuk mensintesa nukleotida dan komponen-komponen phosphorylated
lain. Kehadiran logam-logam trace dalam media produksi akan menurunkan produksi asam
sitrat secara nyata. Karakteristik media produksi asam sitrat yang mendukung
pembentukan produk adalah memiliki konsentrasi substrat gula yang tinggi, konsentrasi
fosfat yang rendah, pH rendah dibawah 2, kelarutan oksigen yang tinggi dan kehadiran
logam-logam trace seperti Mn 2+, Fe 2+ dan Zn 2+ (Rohr, Max dkk., 1982).
Asam sitrat terjadi dalam sistem terminal oksidasi metabolisme mikroorganisme.
Sistem ini dinyatakan sebagai Krebs Cycle ( Gambar 3.1). Penumpukan/akumulasi asam
sitrat dapat terjadi jika siklus ini pecah/putus.
Tiga jenis pola pembentukan produk tersebut ditunjukkan oleh Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Tipe pola pertumbuhan dan pembentukan produk pada fermentasi batch.
(a) Pola pembentukan produk yang berasosiasi dengan pertumbuhan. (b) Pola campuran
dan (c) Pola pembentukan produk yang tidak berasosiasi dengan pertumbuhan
IV. PELAKSANAAN PERCOBAAN
4.1 Alat
4.2 Bahan
4.2.1 Mikroorganisme
Mikroba yang digunakan pada penelitian ini adalah jamur Aspergillus niger.
yang ditumbuhkan dalam media agar miring Potato Dextrose Agar (PDA) sebagai
stock culture dan disimpan pada suhu 40C.
b. Media produksi
Kondisi Peppler
Analisa terhadap sampel dilakukan setiap 6 jam selama proses fermentasi meliputi :
9,8
Konsentrasi Glukosa
10
5,5
6
4 3,4
1,5
2
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Nilai Brix
V1 = Volume NaOH
2,025
2,02
2,015
2,01
2,005
2
1,995
1,99
1,985
1,98
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180
Waktu (jam)
0,035
0,03
0,025
0,02
0,015
0,01
0,005
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180
Waktu (jam)
Gambar 6.2.2 Kurva konsentrasi asam sitrat (g/l) terhadap waktu (jam)
VII. PEMBAHASAN
1. Axl Argasurya (211411037)
Praktikum kali ini bertujuan untuk memproduksi asam sitrat melalui proses fer mentasi
dengan menggunakan jamur Aspergillus niger. Pada prinsipnya, pembuatan asam sitrat ini
adalah mengubah sukrosa (yang merupakan substratnya) menjadi asam sitrat melalui proses
fermentasi dengan bantuan jamur Aspergillus niger. Aspergillus niger digunakan dalam proses
ini karena Aspergillus niger memiliki enzim amylase, glukoamilase atau amiloglukosedase
sehingga senyawa karbohidrat akan dipecah menjadi glukosa, dan melalui jalur EMP glukosa
akan dirubah menjadi asam piruvat. Asam piruvat melalui siklus krebs atau siklus PCA akan
dirubah menjadi asam sitrat.
3
C6H12O6(s) + 2 O2(g) → C6H8O7(s) + 2 H2O(l)
Pembuatan media fermantasi saat praktikum yaitu media fermentasi pertumbuhan dan
media fermentasi prduksi. Kedua media ini berbeda komposisi, pada media pertumbuhan
digunakan komposisi media yang lebih kompleks karena mikroba masih dalam keadaan masaa
adaptasi sehingga perlu penambahan komposisi media yang kompleks sedangkan pada
komposisi media fermentasi produk lebih sederhana dibandingkan dengan komposisi media
fermentasi pertumbuhan karena pada saat digunakan, mikroba dalam keadaan fasa exponensial
sehingga tidak dibutuhkan lagi fasa adaptasi, dengan fasa exponensial pada mikroba ini
diharapkan mendapatkan produk yuang maksimal.
Aspergillus niger dapat tumbuh optimum pada suhu 35-37 °C, dengan suhu minimum
6-8 °C, dan suhu maksimum 45-47 °C. Sehingga pada proses fermentasi fermentor
dikondisikan menjadi 400C. Selain suhu, faktor yang harus diperhatikan yaitu aerasi karena
pada percobaan kali ini merupakan fermentasi aerob ( karena dalam proses pertumbuhannya
Aspergillus niger memerlukan oksigen yang cukup ), sehingga dalam prosesnya memerlukan
aerasi. Proses aerasi ini bisa dilakukan dilakukan dengan menambahkan atau memasukan udara
ke fermentor dengan catatan udara yang dimasukan harus steril agar tidak menimbulkan
kontaminasi. Pada percobaan kali ini kami melakukan aerasi dengan pengadukan.
Dari data yang diperoleh saat praktikum didapat kurva waktu terhadap konsentrasi asam
sitrat. Semakin lama waktu yang dibutuhkan maka nilai konsentrasi asam sitrat semakin tinggi,
hal ini karena Aspergillus niger masih dalam keadaan fasa exponential sehingga jumlah
Aspergillus niger akan semakin banyak hal ini berpengaruh terhadap konsentrasi asan sitrat
karena jumlah Aspergillus niger yang semakin banyak dapat menkonversi sukrosa ke asam
sitrat yang lebih banyak pula pada rentan waktu tersebut
a. Mikrobia
Saat ini produksi asam sitrat secara komersial menggunakan Aspergillus niger,
dan ada pula yang menggunakan Saccharomyces lipolytica, Penicillium
simplicissimum, dan A. foeitidus. Mikroba yang di gunakan harus dalam keadaan
pertumbuhan optimum atau pada saat fasa eksponensial. Sehingga dapat menghasilkan
produk yang maksimal.
Media fermentasi untuk biosintesis asam sitrat terdiri dari substrat yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroorganisme, terutama terdiri dari substrat yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroorgaisme terutama sumber karbon, nitrogen dan
fosfor.
Kondisi Peppler