Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM 

KESETIMBANGAN KIMIA, MASSA JENIS DAN


VISKOSITAS CAIRAN

Disusun oleh :

Axl Argasurya (211411038)


Besty Lovianda (211411038)
Desti Fitriani (211411039)
Dewi Nur Fadhilah (211411040)

                                 

1B/D3-Teknik Kimia
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Tahun Ajaran 2021/2022
Jl. Gegerkalong Hilir, Ciwaruga, Kec.Parongpong, Kab.Bandung Barat, Jawa Barat
40559
BAB I
PENDAHULUAN

1. JUDUL PRAKTIKUM
Kesetimbangan kimia, massa jenis dan viskositas cairan

1.2 TUJUAN PERCOBAAN


Setelah melakukan percobaan ini, Mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengaruh ion senama dan pereaksi lain pada reaksi kesetimbangan Fe (aq) 3+

+ SCN (aq) ⇌ FeSCN


– 2+

2. Menjelaskan pengaruh konsentrasi pereaksi pada kesetimbangan komplek besi (III)


tiosianat 
3. Menentukkan massa jenis suatu zat cair dengan piknometer
4. Menentukan viskositas zat cair menggunakan viskometer oswald / hopler

1.3 PRINSIP DASAR


1.3.1 Kesetimbangan Kimia 
         Kesetimbangan dalam fase cair terbatas pada zat-zat yang terlarut dan pelarut tertentu.
Untuk larutan elektrolit zat yang terdapat dalam larutan berupa ion-ion yang terdapat dalam
larutan.
Contoh:  Fe (aq) + SCN (aq) ⇌ FeSCN
3+ – 2+             

         Pada kondisi standar, zat terlarut dinyatakan dalam konsentrasi 1 molar, dengan sifat
larutan pada pengenceran tak terhingga sehingga koefisien aktivitas = 1 dan besarnya K =
Kc.
Pada reaksi kesetimbangan diatas, besarnya tetapan kesetimbangan dapat dinyatakan dengan
persamaan : Kc = [FeSCN Fe SCN   Harga K tetap pada suhu tetap.
2+] 3+[ -]

         Tetapan kesetimbangan reaksi dapat ditentukan setiap suhu, jika perubahan energi
bebas standar Gibbs < ΔG˚ > . diketahui sebagai fungsi suhu
                       < ΔG˚ > = - RT In K atau K = exp < ΔG˚/ RT > 
*R= tetapan gas ideal 
*T= suhu 

         Reaksi ion besi (II) dengan ion tiosianat merupakan pengujian yang sangat sensitive
untuk ion besi (III) dalam larutan. Jika menambah ion tiosianat, SCN- ke dalam larutan yang
mengandung ion besi (II) akan diperoleh larutan berwarna merah darah kuat yang
mengandung ion [Fe (SCN) ( H2O)5 ] 2+
 

        
Dalam sistem kesetimbangan dinamis dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah
pengaruh konsentrasi zat yang bereaksi, pengaruh penambahan salah satu zat yang bereaksi,
suhu dan perubahan tekanan & volume.

1.3.2 Massa Jenis 


         Massa jenis suatu cairan adalah perbandingan massa per volume suatu cairan. Satuan SI
nya adalah Kg/m . Rumus untuk menentukan massa jenis adalah 
3

p = mV    dengan *P = massa jenis  *m = massa *V = volume

Satuan massa jenis dalam ‘CGS adalah gr/cm 3. 1 g/cm3 = 1000 kg/m3 . Massa jenis air murni
adalah 1 g/cm3 → 1000 kg/m3. Alat untuk menentukan massa jenis suatu cairan disebut
piknometer.   

1.3.3 Viskositas 
         Viskositas adalah suatu istilah ilmiah yang menggambarkan suatu resistensi (daya
tahan) terhadap suatu aliran fluida. Resistensi tersebut disebabkan adanya gesekan yang
dihasilkan oleh molekul cairan dengan melalui tabung atau juga pipa. Viskositas dipengaruhi
beberapa faktor yaitu ukuran partikel dan bentuk molekul, interaksi antar molekul, suhu. 
Satuan SI untuk koefisien viskositas adalah N3/m2 = Pa . S    < pascal sekon >
Satuan CGS koefisien viskositas adalah dyn.s/m2 = Poise (P). Viskositas juga sering
dinyatakan dalam sentipoise (cP). 1 cP = 1/100 P.
a. Hukum Poiseville 
Banyaknya cairan yang mengalir persatuan waktu melalui penampang melintang
berbentuk silinder berjari-jari r, yang panjangnya l , ditentukan oleh perbedaan tekanan
(p) pada kedua ujung pipa juga ditentukan oleh viskositas cairan dalam luas
penampang pipa.
Q = (ΔP) πr4 8 l  atau Vt= (ΔP) r4 8 l    
Q= kecepatan aliran volume (volume cairan V yang melewati pipa persatuan waktu t
dengan satuan m3/s
b. Hukum Stokes 
Apabila benda padat bergerak dengan kecepatan tertentu dalam medium fluida kental
maka benda tersebut akan mengalami hambatan yang diakibatkan oleh gaya gesekan
fluida dimana gaya geseknya sebanding dengan kecepatan relative gerak benda
terhadap medium dan viskositasnya seperti berikut:
F= AZv=Kv, dengan k tergantung geometri benda. Jika berbentuk bola maka
k= 6.π.r.η 
Bila gaya F dikenakan pada partikel berbentuk bola dalam larutan, maka untuk aliran
laminar menurut stokes berlaku: F = 6πrη 
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PROSEDUR KERJA 


2.1.1  Alat dan Bahan 
2.1.1.1 Alat 
No Nama Banyakn Gambar
. Alat ya
1 Gelas 1 buah
kimia
1000 mL

2 Gelas 2 buah
kimia 250
mL

3 Gelas 2 buah
kimia 100
mL

4 Gelas 2 buah
kimia 50
mL
5 Labu 1 buah 
takar 

6 Gelas 1 buah
ukur 50
mL

7 Gelas 1 buah 
ukur 10
mL

8 Pipet 1 buah
seukuran
5 mL

9 Pipet 5 buah
tetes 

10 Pipet 1 buah
ukur 5mL
11 Necara 1 Buah 
Analitik

12 Rak 1 Buah 
tabung
reaksi 

13 Tabung 16 Buah
reaksi 

14 Spatula 1 buah
15 Bola 2 buah 
hisap

16 Piknomet 1 buah 
er
17 Corong 1 buah
gelas

18 Viskomet 1 buah
er oswald

19 Statif 1 buah
20 Klem  1 buah 

2.1.1.2. Bahan 
1. Aquades/air suling
2. Larutan FeCl 0,2 M 
3

3. Larutan KSCN 0,002 M


4. Kristal Na HPO4
2

5. Larutan KCl 0,5 M


6. Larutan amoniak 0,005 M
7. Larutan aseton
8. Larutan etanol

2.1.2 Cara Kerja 

Persiapan
1. Pada tahap ini membersihkan peralatan yang akan digunakan dengan mencuci yang
bersih dan membilasnya dengan aquadaes.
2.  Mengeringkan peralatan dengan tisue.

Kesetimbangan Besi (III)- tiosianat


1. Menyusun lima (5) tabung reaksi yang sudah bersih pada rak tabung reaksi dan
diberi label nomor 1 sampai lima (5).
2. Menyiapkan gelas kimia 100 mL yang bersih dan kering.
3. Mengukur 10 mL larutan KSCN 0,002M menggunakan gelas ukur 10 mL dan
masukkan ke dalam gelas kimia 100 mL.
4. Menuangkan sekitar 20 ml larutan FeCl3 ke dalam gelas kimia 100 mL.
5. Pipet 3-4 tetes larutan FeCl3 0,2M yang telah disiapkan dalam gelas  kimia ke dalam
larutan KSCN, sisa FeCl3 dalam gelas kimia digunakan untuk percobaan pengaruh
konsentrasi.
6. Melakukan pengadukan pada gelas kimia berisi larutan KSCN yang telah ditetesi
FeCl3 sampai homogen.
7. Membagikan larutan di atas (no 6) ke dalam 5 buah tabung yang sudah disiapkan
dalam rak tabung reaksi.
8. Tabung pertama sebagai pembanding.
9. Menambahkan dua (2) tetes larutan KCSN 1,0M (pekat) pada tabung
reaksi kedua 
10. Menambahkan 3 tetes larutan FeCl3 0,2M ke dalam tabung reaksi
ketiga.
11. Menambahkan beberapa butir kristal Na2HPO4 ke dalam tabung
reaksi. 
12. Menambahkan 3 tetes larutan amoniak ke dalam tabung kelima.
13. Gojok pelan-pelan tabung reaksi kedua sampai ke lima dan diamkan selama 5 -10
menit.
14. Mencatat hasil pengamatan pada jurnal.
Pengaruh konsentrasi terhadap kesetimbangan
1. Menyiapkan gelas kimia 100 mL yang telah berisi larutan FeCl3.
2. Menyiapkan gelas kimia 100 mL yang bersih dan kering.
3. Menuangkan larutan HSCN kira-kira 30 mL larutan ke dalam gelas kimia yang disiapkan.
4. Menyiapkan 5 buah tabung reaksi pada rak tabung reaksi dan berilah label 1 sampai 5.
5. Mengisi 5 mL larutan KSCN ke dalam masing-masing tabung reaksi yang telah siap pada
tabung reaksi.
6. Mengukur 5 mL larutan FeCl3 0,2M ke dalam tabung reaksi pertama sebagai standar.
7. Pipet 10 mL larutan FeCl3 0,2M dan masukkan ke dalam labu takar 25 mL dan
mengencerkan dengan aquades sampai tanda batas. Gojog dan menuangkan ke dalam gelas
kimia 100 ml yang bersih.
8. Pipet 5 ml larutan FeCl3 encer dan tambahkan kedalam tabung reaksi kedua.
9. Pipet 10 mL larutan FeCl3 encer dan masukkan ke dalam labu takar 25 mL dan encerkan
dengan aquades sampai tanda batas, cuci gelas kimia yang berisi larutan FeCl 3 encer sisa.
10. Menuangkan larutan dalam labu takar ke dalam gelas kimia yang bersih, kemudian ukur
atau pipet 5 ml larutan FeCl3 encer dan tambahkan ke dalam tabung reaksi ketiga.
11. Mengulangi langkah 9 -10 untuk tabung ke-empat dan ke-lima.
12. Gojok tabung reaksi pertama – kelima.
13. Bandingkan warna larutan tabung kedua sampai tabung kelima dengan tabung pertama
(standar) dan catat warna larutan dalam tabung reaksi.
14. Hitung konsentrasi FeCl3 dalam setiap tabung reaksi dari tabung pertama sampai tabung ke
lima.
15. Sebelum hasil dibuang ditunjukkan kepada pembimbing.
Penentuan Massa Jenis
1. Membersihkan piknometer kosong menggunakan sedikit aseton dan sisa aseton dimasukkan
kedalam gelas kimia
2. Menimbang massa piknometer kosong
3. Mengisi piknometer kosong diisi sampai penuh dengan aseton kemudian ditutup dan bagian
luar dibersihkan dengan kertas tisu
4. Menimbang piknometer isi
5. Mengulangi langkah ke 2-4 dengan variasi larutan yang berbeda (aseton, etanol,air)
Penentuan Viskositas
1. Membersihkan viskometer oswald dengan sedikit aseton, kemudian sisa aseton tersebut
dimasukkan kedalam gelas kimia
2. Mengisi viskometer dengan cairan aseton sampai dibawah tanda
3. Menarik sejumlah volume cairan sampai tanda melebihi tanda kemudian melepaskan
(menggunakan bola pipet)
4. Mencatat waktunya menggunakan stopwatch mulai dari tanda batas menuju tanda batas
berikutnya
5. Mengulangi langkah 1-4 untuk cairan etanol dan air

Penentuan harga Ksp PbCl 2

1. Siapkan gelas kimia 100 mL yang bersih dan kering


2. Tuangkan sekitar 50 mL larutan Pb(NO3)2 0,075M
3. Siapkan 10 tabung reaksi yang bersih dan kering dalam rak tabung reaksi dan berilah
label dari nomer 1 sampai dengan 10

2.1.3. Keselamatan Kerja


1. Menggunakan jas laboratorium dan menggunakan sepatu tertutup
2. Bekerja di lemari asam 
3. Berhati-hati dengan larutan KSCN karena bersifat racun, gunakan masker dan
kacamata
4. Setelah praktikum, bersihkan tempat kerja seperti semula dan buang sampah pada
tempatnya 
2.1.4  Data Percobaan
2.1.4.1 Kesetimbangan Kimia
 Data Percobaan 1 (Axl Argasurya dan Dewi Nur Fadilah)
Tabun Prosedur Pengamatan Warna Larutan, Endapan
g
  5 mL lar. KSCN + 3 tetes FeCl3  

1 Standar +++   Coklat


2 + 5 tetes FeCl3 ++      Coklat muda
3 + 5 tetes KSCN +++++ Merah bata
4 + 5 butir kristal Na HPO
2 4  Bening
5 + 1 mL larutan amonia + -  Bening dengan endapan kuning

 Data Percobaan II (Besty Lovianda dan Desti Fitriani)


Tabun Prosedur Pengamatan Warna Larutan, Endapan
g
  5 mL lar. KSCN + 3 tetes FeCl3  

1 Standar +++ coklat


2 + 5 tetes FeCl3 ++, coklat muda
3 + 5 tetes KSCN +++++, merah bata
4 + 5 butir kristal Na HPO
2 4  , putih

5 + 1 mL larutan amonia + - , bening dengan endapan kuning

2.1.4.2 Pengaruh Konsentrasi Terhadap Kesetimbangan


 Data Percobaan 1 (Axl Argasurya dan Dewi Nur Fadilah)

Tabung Prosedur Pengamatan Warna Larutan, Endapan


  5 mL lar KSCN 0,002 N  
(setiap tabung 1-5)
1 + 5 mL Larutan Fe 0,2 M
3+
+++++  coklat tua
2 + 5 mL Larutan Fe 3+
++++ coklat muda
3 + 5 mL Larutan Fe 3+
+++ oranye
4 + 5 mL Larutan Fe 3+
++ kuning 
5 + 5 mL Larutan Fe 3+
 putih kekuningan

 Data Percobaan II (Besty Lovianda dan Desti Fitriani)


Tabung Prosedur Pengamatan Warna Larutan, Endapan
  5 mL lar KSCN 0,002 N  
(setiap tabung 1-5)
1 + 5 mL Larutan Fe 0,2 M
3+
+++++  coklat tua
2 + 5 mL Larutan Fe 3+
++++ coklat muda
3 + 5 mL Larutan Fe 3+
+++ oranye
4 + 5 mL Larutan Fe 3+
++ kuning 
5 + 5 mL Larutan Fe 3+
 putih kekuningan
 
2.1.4.3 Penentuan Massa Jenis
 Data Percobaan  I (Axl Argasurya dan Dewi Nur Fadilah)
Nama zat : Aseton
No Kegiatan Gram
1 W pikno kosong 20,9059
2 W pikno isi 42,2307
3 berat isi 21,3248
 
Nama zat: Etanol
No Kegiatan Gram
1 W pikno kosong 20,9060
2 W pikno isi 42,4625
3 berat isi 21,5565
 
Nama zat : Aquades
No Kegiatan Gram
1 W pikno kosong 20,8709
2 W pikno isi 47,3804
3 berat isi 26,5095
 
 Data Percobaan  II (Besty Lovianda dan Desti Fitriani)
Nama zat : Aseton
No Kegiatan Gram
1 W pikno kosong 32,7142
2 W pikno isi 53,8299
3 berat isi 21,1157
 

Nama zat : Etanol


No Kegiatan Gram
1 W pikno kosong 32,7142
2 W pikno isi 54,6038
3 berat isi 21,8896
 
Nama zat : Aquades
No Kegiatan Gram
1 W pikno kosong 32,7142
2 W pikno isi 56,6038
3 berat isi 23,8896

2.1.4.4 Penentuan Viskositas


 Data Percobaan I (Axl Argasurya dan Dewi Nur Fadilah)
No Zat t (s) t (s) t (s) t (s) t (s)
Rata-
Rata (s)
1 Etanol 3,7 3,81 3,80 2,99 3,84 3,63
1
2 Aseton 5,5 3,17 3,02 3,14 3,41 3,654
3
3 aquades 4,8 4,74 4,80 4,64 5,08 4,812
0
 
 Data Percobaan II (Besty Lovianda dan Desti Fitriani)
No Zat t (s) t (s) t (s) t (s) t (s)
Rata-
Rata (s)
1 Etanol 3,7 3,82 4,02 3,69 3,96 3,844
3
2 Aseton 3,7 3,43 3,52 3,34 3,51 3,516
8
3 aquades 4,9 4,83 4,90 4,78 4,84 4,868
9

2.1.5 Pengolahan Data

2.1.5.1 Pengaruh ion senama

 Percobaan 1 dan Percobaan II

1.  Tabung 1

 FeCl3 + 3KSCN ↔  Fe(SCN)3 + 3KCL

 KSCN + FeCl3  FeSCN + KCL


2+

Terbentuk warna merah kejinggaan. Hal ini disebabkan karena terjadi pergeseran
kesetimbangan ke arah kanan.

2.  Tabung 2

FeCL3 + 3KSCN ↔ Fe(SCN)3 + 3KCL (+KSCN)

Terbentuk warna merah kejinggaan dengan sedikit lebih muda dibanding pada tabung
pertama. Hal ini terjadi karena adanya penambahan konsentrasi. Ion SCN- dari KSCN
bertambah membuat kesetimbangan bergeser ke produk sehingga warna yang dihasilkan
terlihat sedikit lebih pudar dari larutan konsentrasi standar.

3.  Tabung 3

FeCL3 + 3KSCN ↔  Fe(SCN)3 + 3KCL (+FeCL3)

Terbentuk warna merah kecoklatan yang gelap/ pekat. Hal ini disebabkan karena adanya
penambahan konsentrasi FeCL3, sehingga kesetimbangan bergeser kearah kanan/lawan. Ion
Fe3+ dari FeCL3 bertambah membuat kesetimbangan kesetimbangan bergeser ke arah
produk sehingga warna yang dihasilkan lebih pekat dari larutan standar.

4.  Tabung 4

2FeCL3 + 6KSCN + 3Na2HPO4 ↔ 6NaSCN+ 6KCL + FE2(HPO4)3

Larutan menjadi tidak berwarna (bening). Hal ini disebabkan Na2HPO4 mengikat FeCL3
sehingga menambah komponen pereaksi dan reaksi bergeser ke arah kiri. Penambahan
butiran Na2HPO4 mengikat ion Fe3+ sehingga kadar ion tersebut berkurang dan
kesetimbangan bergeser ke arah dirinya sendiri (reaktan).

5.  Tabung 5

FeCL3 + SCN ↔  Fe(SCN)2+ + CL3  


FeCL3 + 3KSCN  ↔  Fe(SCN)3 + 3KCL (+NH3)

Larutan menjadi berwarna jingga. Hal ini disebabkan adanya NH3 yang terikat pada Fe3+
dan SCN sehingga menyebabkan terbentuknya ion kompleks dan warnanya menjadi jingga.
Jumlah ion Fe(SCN)2+ semakin berkurang dan mengakibatkan konsentrasi ion Fe(SCN)2+
juga berkurang

2.1.5.2 Pengaruh Konsentrasi pereaksi pada kesetimbangan

 Percobaan I dan Percobaan II

KSCN + FeCl3 ↔ FeSCN2+ + KCL

1        Tabung 1 

[FeCL3] = 0,2 M Perhitungan konsentrasi pengenceran FeCL3

2        Tabung 2 

V1.M1 = V2.M2

 10. 0,2 = 25. M2 

   2 = M2 25 

M2 = 0,08 M  =  [FeCL3] = 0,08 M

3        Tabung 3

V1.M1 = V2.M2 

10. 0,08 = 25. M2 

0,8 = M2. 25 

M2 = 0,032 M = [FeCL3] = 0,032 M

4        Tabung 4 

V1.M1 = V2.M2 

10. 0,032 = 25. M2 

0,32 = M2 25 

M2 = 0,0128 M = [FeCL3] = 0,0128 M

5        Tabung 5 

                V1.M1 = V2.M2 
10. 0,0128 = 25. M2 

      0,128 = M2 25 

      M2 = 0,00512 M = [FeCL3] = 0,00512 M

2.1.5.3 Massa Jenis

 Percobaan 1

Data 1 (Axl Argasurya dan Dewi Nur Fadilah)

Dik: Piknometer kosong: 20,9059 gram

         Piknometer isi Aseton: 42,2307 gram

         Piknometer isi Etanol: 42,4625 gram

         Piknometer isi air: 47,3804 gram

         Volume piknometer 25 mL 

Dit:  Massa Jenis Aseton, Etanol dan Air...?

Jawab:

Massa Jenis Aseton     = (Piknometer isi - Piknometer kosong)  Volume piknometer

                        = (42,2307 gram - 20,9059 gram) / 25m L

                        = 21,3248 gram / 25 mL

                        = 0,852992 gram/mL

Massa Jenis Etanol     = (Piknometer isi-Piknometer kosong) / Volume piknometer

                        = (42,4625 gram - 20,9059 gram)  / 25 mL

                        = 21,5566 gram / 25 mL

                        = 0,862264 gram/mL

Massa Jenis Air           = (Piknometer isi-Piknometer kosong) / Volume piknometer

                                 = (47,3804 gram - 20,9059 gram)  / 25m L

                                 = 26,5019 gram / 25 mL

                                      = 1,060076 gram/mL


 Percobaan II

Data 2 ( Besty Lovianda dan Desti Fitriani)

Dik: Piknometer kosong: 32,7142 gram

         Piknometer isi Aseton: 53,8299 gram

         Piknometer isi Etanol: 54,6038 gram

         Piknometer isi air: 59,2161 gram

         Volume piknometer 25 mL

Dit:  Massa Jenis Aseton, Etanol dan Air...?

Jawab:

Massa Jenis Aseton = (Piknometer isi-Piknometer kosong)  Volume piknometer

                        = (53,8299 gram - 32,7142 gram)  25 mL

                        = 21,1157 gram  25 mL

                        = 0,844628 gram/L

Massa Jenis Etanol = (Piknometer isi-Piknometer kosong)  Volume piknometer

                        = (54,6038 gram - 32,7142 gram)  25 mL

                        = 21,8896 gram  25 mL

                        = 0,875584 gram/mL

Massa Jenis Air = (Piknometer isi-Piknometer kosong)  Volume piknometer

                       = (59,2161 gram - 32,7142 gram)  25 mL

                       = 26,5019 gram  25 mL

                       = 1,060076 gram/mL 

2.1.5.4 Viskositas

Percobaan 1

Dik:      Aseton =  0,852992 gram/mL

             Etanol = 0,862264 gram/mL

             Air = 1,060076 gram/mL


         Air = Etanol = Air =

t1: 4,80              t1: 3,71                 t1: 5,53

   t2: 4,74                          t2: 3,81                      t2: 3,71

   t3: 4,80                           t3: 3,80                             t3: 3,02

   t4: 4,64                           t4: 2,99                             t4: 3,14

   t5: 5,08                            t5: 3,84                             t5: 3,41

  T = 4,812                         T = 3,63                         T = 3,654

Dit: Viskositas ) air..? Viskositas ) etanol...? Viskositas ) Aseton..?

Jawab:

Viskositas kinematic air pada suhu 26 C = 0,873 o

Viskositas absolut (η   air) = viskositas kinematic x massa jenis

       = 0,873 x 1,060076 gr/mL = 0,9254463 Ns/m2

η aseton = η a ([tx] / (a)ta])

  = 0,9254463 x (0,852992 x 3,654) : (1,060076 x 4,812) 

  = 0,56546 Ns/m2 

η etanol = η a ([tx] / (a)ta])

   = 0,9254463  x (0,862264 x 3,63) : (1,060076 x 4,812 )

    = 0,567852 Ns/m2 

Percobaan 2

Data 2 ( Besty Lovianda dan Desti Fitriani)

Dik:   Aseton = 0,844628 gram/L

     Etanol = 0,875584 gram/mL

             Air = 1,060076 gram/mL

      Air = Etanol = Air =

t1: 4,99             t1: 3,73                 t1: 3,78

   t2: 4,83                            t2: 3,82                      t2: 3,43

   t3: 4,90                            t3: 4,02                             t3: 3,52


   t4: 4,78                            t4: 3,69                             t4: 3,34

   t5: 4,84                            t5: 3,96                             t5: 3,51

  T = 4,868                         T = 3,844                         T = 3,516

Dit: Viskositas ) air..? Viskositas ) etanol...? Viskositas ) Aseton..?

Jawab:

Viskositas kinematic air pada suhu 26 C = 0,873


o

Viskositas absolut (η   air) = viskositas kinematic x massa jenis

       = 0,873 x 1,060076 gr/mL = 0,9254463 Ns/m2

η aseton = η a ([tx] / (a)ta])

  = 0,9254463 x (0,844628 x 3,516) : (1,060076 x 4,868)

  = 0,532571 Ns/m2

η etanol = η a ([tx] / (a)ta])

   = 0,9254463  x (0,875584 x 3,844) : (1,060076 x 4,868)

    = 0,6035939 Ns/m2 
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan 

Nilai massa jenis zat yang di dapat dari percobaan adalah massa jenis aseton 0,847832
g/mL, massa jenis aquaades 1,0519 g/mL, dan massa jenis alkohol 0,876292 g/mL.
Viskositas aseton yang diperoleh adalah 0,9084 Ns/m2 dan viskositas alkohol yang diperoleh
adalah 1,0084 Ns/m2 . Perubahan warna yang terjadi pada percobaan kesetimbangan 1 yaitu
pada tabung reaksi ke-1 memiliki warna merah kecoklatan (larutan standar), tabung reaksi
ke-2 sedikit memudar, tabung reaksi ke-3 lebih pekat, tabung reaksi ke-4 menjadi bening, dan
tabung reaksi ke-5 orange-jingga. Percobaan kesetimbangan 2 dihasilkan penurunan atau
pemudaran warna dari tabung reaksi ke-1 sebagai pembanding sampai tabung reaksi ke-5.
Dapat disimpulkan bahwa konsentrasi mempengaruhi pergeseran kesetimbangan. Apabila
warna larutan memudar maka konsentrasi salah satu zat diperkecil sehingga kesetimbangan
bergeser ke arah zat itu sendiri. Tetapi, apabila warna larutan menjadi lebih pekat maka
konsentrasi salah satu larutannya diperbesar sehingga kesetimbangan bergeser dari arah zat
tersebut

3.2 Daftar Pustaka

       Sukardjo, Dr., Prof. Kimia Fisika. Jakarta: Angkasa.


         Daniel, (1990), Kimia Fisik.
         Liprot, G.F., Cs., (1985), Modern Physical Chemistry, Denmark: Bell & Hyman Limited.
         Day, R.A., dan Underwood A.L., Kimia Analitik, Erlangga
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai