Disusun oleh :
1B/D3-Teknik Kimia
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Tahun Ajaran 2021/2022
Jl. Gegerkalong Hilir, Ciwaruga, Kec.Parongpong, Kab.Bandung Barat, Jawa Barat
40559
BAB I
PENDAHULUAN
1. JUDUL PRAKTIKUM
Kesetimbangan kimia, massa jenis dan viskositas cairan
Pada kondisi standar, zat terlarut dinyatakan dalam konsentrasi 1 molar, dengan sifat
larutan pada pengenceran tak terhingga sehingga koefisien aktivitas = 1 dan besarnya K =
Kc.
Pada reaksi kesetimbangan diatas, besarnya tetapan kesetimbangan dapat dinyatakan dengan
persamaan : Kc = [FeSCN Fe SCN Harga K tetap pada suhu tetap.
2+] 3+[ -]
Tetapan kesetimbangan reaksi dapat ditentukan setiap suhu, jika perubahan energi
bebas standar Gibbs < ΔG˚ > . diketahui sebagai fungsi suhu
< ΔG˚ > = - RT In K atau K = exp < ΔG˚/ RT >
*R= tetapan gas ideal
*T= suhu
Reaksi ion besi (II) dengan ion tiosianat merupakan pengujian yang sangat sensitive
untuk ion besi (III) dalam larutan. Jika menambah ion tiosianat, SCN- ke dalam larutan yang
mengandung ion besi (II) akan diperoleh larutan berwarna merah darah kuat yang
mengandung ion [Fe (SCN) ( H2O)5 ] 2+
Dalam sistem kesetimbangan dinamis dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah
pengaruh konsentrasi zat yang bereaksi, pengaruh penambahan salah satu zat yang bereaksi,
suhu dan perubahan tekanan & volume.
Satuan massa jenis dalam ‘CGS adalah gr/cm 3. 1 g/cm3 = 1000 kg/m3 . Massa jenis air murni
adalah 1 g/cm3 → 1000 kg/m3. Alat untuk menentukan massa jenis suatu cairan disebut
piknometer.
1.3.3 Viskositas
Viskositas adalah suatu istilah ilmiah yang menggambarkan suatu resistensi (daya
tahan) terhadap suatu aliran fluida. Resistensi tersebut disebabkan adanya gesekan yang
dihasilkan oleh molekul cairan dengan melalui tabung atau juga pipa. Viskositas dipengaruhi
beberapa faktor yaitu ukuran partikel dan bentuk molekul, interaksi antar molekul, suhu.
Satuan SI untuk koefisien viskositas adalah N3/m2 = Pa . S < pascal sekon >
Satuan CGS koefisien viskositas adalah dyn.s/m2 = Poise (P). Viskositas juga sering
dinyatakan dalam sentipoise (cP). 1 cP = 1/100 P.
a. Hukum Poiseville
Banyaknya cairan yang mengalir persatuan waktu melalui penampang melintang
berbentuk silinder berjari-jari r, yang panjangnya l , ditentukan oleh perbedaan tekanan
(p) pada kedua ujung pipa juga ditentukan oleh viskositas cairan dalam luas
penampang pipa.
Q = (ΔP) πr4 8 l atau Vt= (ΔP) r4 8 l
Q= kecepatan aliran volume (volume cairan V yang melewati pipa persatuan waktu t
dengan satuan m3/s
b. Hukum Stokes
Apabila benda padat bergerak dengan kecepatan tertentu dalam medium fluida kental
maka benda tersebut akan mengalami hambatan yang diakibatkan oleh gaya gesekan
fluida dimana gaya geseknya sebanding dengan kecepatan relative gerak benda
terhadap medium dan viskositasnya seperti berikut:
F= AZv=Kv, dengan k tergantung geometri benda. Jika berbentuk bola maka
k= 6.π.r.η
Bila gaya F dikenakan pada partikel berbentuk bola dalam larutan, maka untuk aliran
laminar menurut stokes berlaku: F = 6πrη
BAB II
PEMBAHASAN
2 Gelas 2 buah
kimia 250
mL
3 Gelas 2 buah
kimia 100
mL
4 Gelas 2 buah
kimia 50
mL
5 Labu 1 buah
takar
6 Gelas 1 buah
ukur 50
mL
7 Gelas 1 buah
ukur 10
mL
8 Pipet 1 buah
seukuran
5 mL
9 Pipet 5 buah
tetes
10 Pipet 1 buah
ukur 5mL
11 Necara 1 Buah
Analitik
12 Rak 1 Buah
tabung
reaksi
13 Tabung 16 Buah
reaksi
14 Spatula 1 buah
15 Bola 2 buah
hisap
16 Piknomet 1 buah
er
17 Corong 1 buah
gelas
18 Viskomet 1 buah
er oswald
19 Statif 1 buah
20 Klem 1 buah
2.1.1.2. Bahan
1. Aquades/air suling
2. Larutan FeCl 0,2 M
3
Persiapan
1. Pada tahap ini membersihkan peralatan yang akan digunakan dengan mencuci yang
bersih dan membilasnya dengan aquadaes.
2. Mengeringkan peralatan dengan tisue.
1. Tabung 1
Terbentuk warna merah kejinggaan. Hal ini disebabkan karena terjadi pergeseran
kesetimbangan ke arah kanan.
2. Tabung 2
Terbentuk warna merah kejinggaan dengan sedikit lebih muda dibanding pada tabung
pertama. Hal ini terjadi karena adanya penambahan konsentrasi. Ion SCN- dari KSCN
bertambah membuat kesetimbangan bergeser ke produk sehingga warna yang dihasilkan
terlihat sedikit lebih pudar dari larutan konsentrasi standar.
3. Tabung 3
Terbentuk warna merah kecoklatan yang gelap/ pekat. Hal ini disebabkan karena adanya
penambahan konsentrasi FeCL3, sehingga kesetimbangan bergeser kearah kanan/lawan. Ion
Fe3+ dari FeCL3 bertambah membuat kesetimbangan kesetimbangan bergeser ke arah
produk sehingga warna yang dihasilkan lebih pekat dari larutan standar.
4. Tabung 4
Larutan menjadi tidak berwarna (bening). Hal ini disebabkan Na2HPO4 mengikat FeCL3
sehingga menambah komponen pereaksi dan reaksi bergeser ke arah kiri. Penambahan
butiran Na2HPO4 mengikat ion Fe3+ sehingga kadar ion tersebut berkurang dan
kesetimbangan bergeser ke arah dirinya sendiri (reaktan).
5. Tabung 5
Larutan menjadi berwarna jingga. Hal ini disebabkan adanya NH3 yang terikat pada Fe3+
dan SCN sehingga menyebabkan terbentuknya ion kompleks dan warnanya menjadi jingga.
Jumlah ion Fe(SCN)2+ semakin berkurang dan mengakibatkan konsentrasi ion Fe(SCN)2+
juga berkurang
1 Tabung 1
2 Tabung 2
V1.M1 = V2.M2
2 = M2 25
3 Tabung 3
V1.M1 = V2.M2
4 Tabung 4
V1.M1 = V2.M2
0,32 = M2 25
5 Tabung 5
V1.M1 = V2.M2
10. 0,0128 = 25. M2
Percobaan 1
Jawab:
Jawab:
2.1.5.4 Viskositas
Percobaan 1
Jawab:
= 0,567852 Ns/m2
Percobaan 2
Jawab:
= 0,6035939 Ns/m2
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Nilai massa jenis zat yang di dapat dari percobaan adalah massa jenis aseton 0,847832
g/mL, massa jenis aquaades 1,0519 g/mL, dan massa jenis alkohol 0,876292 g/mL.
Viskositas aseton yang diperoleh adalah 0,9084 Ns/m2 dan viskositas alkohol yang diperoleh
adalah 1,0084 Ns/m2 . Perubahan warna yang terjadi pada percobaan kesetimbangan 1 yaitu
pada tabung reaksi ke-1 memiliki warna merah kecoklatan (larutan standar), tabung reaksi
ke-2 sedikit memudar, tabung reaksi ke-3 lebih pekat, tabung reaksi ke-4 menjadi bening, dan
tabung reaksi ke-5 orange-jingga. Percobaan kesetimbangan 2 dihasilkan penurunan atau
pemudaran warna dari tabung reaksi ke-1 sebagai pembanding sampai tabung reaksi ke-5.
Dapat disimpulkan bahwa konsentrasi mempengaruhi pergeseran kesetimbangan. Apabila
warna larutan memudar maka konsentrasi salah satu zat diperkecil sehingga kesetimbangan
bergeser ke arah zat itu sendiri. Tetapi, apabila warna larutan menjadi lebih pekat maka
konsentrasi salah satu larutannya diperbesar sehingga kesetimbangan bergeser dari arah zat
tersebut