Hidrolisis adalah pemecahan suatu senyawa kimia menjadi dua atau lebih senyawa
sederhana dengan cara mereaksikannya dengan air (Science Dictionary, 2005). Reaksi
hidrolisis umumnya berjalan lambat sehingga diperlukan katalisator untuk mempercepat
reaksi. Pada hidrolisis kimiawi menggunakan asam, asam-asam yang biasa digunakan adalah
asam klorida, asam asetat, asam fosfat, dan asam sulfat (Machbubatul, 2008).
Proses tersebut umumnya dipakai dalam memecah suatu polimer tertentu, khususnya
polimer dimana terbuat melalui suatu proses bertahap polimerisasi. Istilah hidrolisis sendiri
berasal dari kata Yunani yakni hydro yang berarti air serta lysis dengan arti pemisahan.
Reaksi hidrolisis pati berlangsung menurut persamaan reaksi sebagai berikut:
(C6H10O5)n + 1/2H2O 1/2n(C12H22O11)
Pati Maltosa
1/2n(C12H22O11) +1/2nH2O → 1/2n(C6H12O6)
Maltosa Glukosa
Reaksi hidrolisis tepung sangat lambat sehingga diperlukan katalisator untuk
mempercepat hidrolisis. Katalisator yang digunakan dapat berupa enzim atau asam. Hidrolisis
asam dapat dilakukan dengan mempergunakan asam kuat anorganik, seperti HCl, HNO3 dan
H2SO4 yang dipanaskan pada suhu mendidih, dan dilakukan untuk beberapa jam
(Machbubatul, 2008).
HCl digunakan sebagai katalis dengan pertimbangan bahwa HCl merupakan salah
satu jenis oksidator kuat, lebih aman jika dibandingkan dengan jenis asam yang lain seperti
HNO3. Penggunaan katalis HNO3 dapat menyebabkan terbentuknya gas NO2 selama proses
hidrolisis berlangsung yang dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan. Sedangkan
penggunaan H2SO4 memberikan laju reaksi hidrolisis yang lebih lambat dibandingkan HCl.
Pada hidrolisis dengan asam hasil potongan patinya lebih tidak teratur dibandingkan
dengan hasil pemotongan rantai pati oleh enzim. Oleh karena itu sebagian gula yang
dihasilkan berupa gula pereduksi. Sehingga pengukuran kandungan gula pereduksi tersebut
dapat dijadikan sebagai alat pengontrol kualitas hasil. Mekanisme reaksi hidrolisis asam
dapat dilihat pada Gambar 3.
Proses hidrolisis dengan menggunakan asam kuat berkonsentrasi rendah selain
memberikan hasil penguraian glukosa juga menghasilkan produk samping yang dapat
menghambat proses fermentasi. Penghambat yang potensial adalah senyawa Hidroksi Metil
Furfural (HMF). Banyaknya inhibitor yang terbentuk pada hidrolisis asam dipengaruhi oleh
suhu, waktu, dan konsentrasi asam yang digunakan. Pada suhu dan tekanan yang tinggi,
glukosa akan terdegradasi menjadi HMF. Inhibitor tersebut akan mengurangi hasil dan
produktivitas mikroorganisme yang digunakan selama proses fermentasi karena bersifat
toksik (Yuliana, 2011).