2. Femi Alya Humaira 1504126 3. Shamillah 1804012 4. Meta Floren 1804133 5. Do’a Intan Septifani 1804141 6. Nessa Andriani A 1804153 7. Prita Ulti Mardian 1804161 8. Sari Anggi Mutiara 1804170 9. Yolla Sarni Elfionita 1804178 Pengertian Hidrolisis Istilah hidrolisis berasal dari bahasa Yunani yakni hydro yang berarti air serta lysis yang berarti pemisahan. Hidrolisis adalah suatu reaksi kimia dimana H2O (molekul dari air) akan diurai/dipecah kedalam bentuk kation H+ (hidrogen) serta anion OH– (hidroksida) melalui sebuah proses kimiawi. Sebagai contoh yakni suatu proses sakarifikasi sukrosa. Sakarifikasi adalah suatu pemecahan karbohidrat menjadi komponen molekul gula melalui hidrolisis. Contohnya sukrosa dipecah menjadi fruktosa serta glukosa. Umumnya hidrolisisi maupun sakarifikasi adalah langkah dalam melakukan degradasi zat. Macam-Macam Hidrolisis 1. Hidrolisis parsial Hidrolisis parsial yaitu ketika garam direaksikan dengan air hanya salah satu/sebagian ion saja yang mengalami suatu reaksi hidrolisis, sedangkan yang lainnya tidak. Komponen penyusun garam yang mengalami suatu reaksi hidrolisi parsial ini ialah asam lemah dan basa kuat atau sebaliknya. 2. Hidrolisis total Hidrolisis total adalah suatu reaksi penguraian seluruh garam oleh air, yang mana komponen garam terdiri dari asam lemah dan basa lemah. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Hidrolisis Kecepatan reaksi hidrolisis dipengaruhi oleh Faktor intrinsik : seperti struktur molekuler Faktor lingkungan/ekstrinsik, meliputi : • suhu (apabila suhu naik 10oC maka hidrolisis naik dua kali lipat) • pH larutan (H+ dan OH– bersifat mengkatalis atau mempercepat putus rantai. pH kestabilan suatu obat adalah pada titik minimum saat log K minimum) • jenis buffer • kekuatan ionik • cahaya • oksigen • kelembaban dan • bahan tambahan Cara Mencegah Hidrolisis Mengetahui pH dimana stabilitas maksimumnya Penggunaan larutan dapar pada konstanta seminimal mungkin Penyimpanan dilakukan pada temperatur kamar Menggunakan pelarut bahan air Solusi Hidrolisis 1. Formulasi obat pada pH stabilita optimum 2. Penambahan pelarut non polar 3. Menontrol kadar air 4. Obat dibuat dalam bentuk sediaan solid (padat) Mekanisme Reaksi Hidrolisis Reaksi Hidrolisis terjadi ketika suatu asam bertemu dengan basa yang akan menghasilkan garam dan air yang merubah pH dari campuran tersebut. Dalam reaksi hidrolisis, terjadi penarikan H+ dan OH– dari senyawa asam dan basa. H+ dan OH– berikatan menjadi air. Sedangkan pembentuk senyawa asam dan basa yang lain bersatu membentuk dari garam campuran asam basa tersebut. Garam tersebut dapat bersifat asam, basa atau netral tergantung dari sifat-sifat para campurannya apakah asam kuat, asam lemah, basa kuat, atau basa lemah. Contoh Hidrolisis Obat yang mengalami hidrolisis Kloramfenikol Antibiotik ini bersifat unik diantara senyawa alam karena adanya gugus nitrobenzen dan antibiotik ini merupakan turunan asam dikloroasetat. Bentuk yang aktif secara biologis yaitu bentuk levonya. Zat ini larut sedikit dalam air dan relatif stabil. Kloramfenikol diinaktivasi oleh enzim yang ada dalam bakteri tertentu. Disini terjadi reduksi gugus nitro dan hidrolisis ikatan amida; juga terjadi asetilasi. Berbagai turunan kloramfenikol berhasil disintesis akan tetapi tidak ada senyawa yang khasiatnya melampaui khasiat kloramfenikol. Kloramfenikol adalah salah satu antibiotik yang secara kimiawi diketahui paling stabil dalam segala pemakaian. Kloramfenikol memiliki stabilitas yang sangat baik pada suhu kamar dan kisaran pH 2 sampai 7, stabilitas maksimumnya dicapai pada pH 6. Pada suhu 25oC dan pH 6, memiliki waktu paruh hampir 3 tahun. Yang menjadi penyebab utama terjadinya degradasi kloramfenikol dalam media air adalah pemecahan hidrolitik pada lingkaran amida. Laju reaksinya berlangsung di bawah orde pertama dan tidak tergantung pada kekuatan ionik media. Jalur utama degradasi kloramfenikol adalah hidrolisis ikatan amida, membentuk amida yang sesuai dan asam dikloroasetat. Degradasi kloramfenikol lewat dehalogenasi tidak menjadi bagian yang berperan dalam gambaran degradasi total, setidaknya di bawah pH 7. (Connors, 1992). Laju degradasi tergantung secara linier pada konsentrasi dapar, spesies dapar beraksi sebagai asam umum dan basa umum. Laju hidrolisis kloramfenikol tidak tergantung kekuatan ionik, dan tidak terpengaruh oleh konsentrasi ion dihidrogen fosfat, dengan demikian aktivitas katalisisnya dianggap berasal dari aksi ion monohidrogen fosfat sebagai katalisis basa umum. Aspirin Aspirin merupakan senyawa ester fenil yang tersubstitusi. Sebagaimana bentuk ester aromatik pada umumnya. Aspirin mempunyai gugus rawan yang sangat peka, dengan kata lain, aspirin relatif tidak stabil terhadap pengaruh hidrolisis dan proses pemindahan hasil yang lain, profil laju pH nya terkesan sebagai reaksi hidrolisis terhatifis asam spesifik dan basa spesifik. Ditambah bentuk kurva yang sigmoid sebagai hasil dari hidrolisis antar aspirin. Aspirin merupakan senyawa bersifat asam yang dapat disintetis dari asam salisilat yang diisolasikan dengan asetil klorida atau anhidrida asam asetat yang persamaan reaksi kimianya.