Anda di halaman 1dari 13

Makalah Kimia Anorganik & Organik

HIDROLISIS GARAM

Disusun oleh kelompok 3:

1. Anggi Destiani

2. Firda Nur Amelia

3. Priska Devriana

4. Ratu Fitria Nurhaliza

5. Tiara Anggita

Universitas Binawan
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Program Studi Gizi
2019
Jakarta

1
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW. Penulis sangat
berterima kasih kepada Ibu Septiani selaku pembimbing mata kuliah ini, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Kimia
Anorganik & Organik dengan judul “Hidrolisis Garam”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharKesimpulan

ik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih

Jakarta, 22 September 2019

2
Daftar Isi

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
A. Dasar Teori Hidrolisis Garam
B. Macam – Macam Hidrolisis Garam
C. Keterkaitan Hidrolisis Garam dengan Ilmu Gizi
D. Rumus Penghitungan Hidrolisis Garam
E. Manfaat Hidrolisis Garam
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Daftar Pustaka

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hampir semua proses kimia berlangsung dalam larutan sehingga penting untuk
memahami sifat-sifatnya. Larutan adalah sesuatu yang penting bagi manusia dan
makhlukhidup pada umumnya. Reaksi-reaksi kimia biasanya berlangsung antara dua
campuran zat.Banyak reaksi kimia yang dikenal, baik di dalam laboratorium atau di industri
terjadi dalam larutan. Larutan banyak sekali jenisnya, diantaranya adalah larutan buffer dan
larutan garam. Garam telah lama dikenal dan digunakan oleh masyarakat luas. Di dalam
kehidupan sehari-hari, garam dikenal sebagai bumbu masak yang memberi rasa asin
pada masakan. Sementara di dalam konsep kimia, garam merupakan senyawa ion yang
terbentuk dari penggabungan ion negatif sisa asam dengan ion positif sisa basa. Karena
merupakan gabungan dari ion-ion sisa asam dan sisa basa, maka garam umumnya berbentuk
larutan. Dalam konsep kimia, dikenal beberapa jenis garam yaitu: garam yang bersifat netral,
berasal dari asam kuat dan basa kuat; garam yang bersifat asam, berasal dari asam kuat dan
basa lemah; garam yang bersifat basa, berasal dari asam lemah dan basa kuat; juga terdapat
garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah. Berdasarkan reaksi hidrolisis, yaitu
reaksi zat dengan air, garam-garam bila direaksikan dengan air akan menghasilkan
beberapa zat. Hidrolisis garam yang bersifat asam akan menghasilkan ion H₂O + yang
bersifat asam. Sementara hidrolisis garam yang bersifat basa akan menghasilkan ion OH-
yang bersifat basa. Hidrolisis garam netral tidak menghasilkan zat apapun. Garam dapur yang
telah banyak dikenal juga merupakan senyawa ion dengan rumus kimia NaCl. Bentuk padat
garam ini diperoleh melalui proses kristalisasi. Garam ini berasal dari asam kuat HCl dan
basa kuat NaOH, sehingga termasuk garam netral. Karena hidrolisis garam netral tidak
menghasilkan zat apapun, maka garam ini (NaCl) bisa dikonsumsi karena tidak mengubah
keseimbangan asam basa di dalam tubuh.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diketahui rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Hidrolisis Garam?
2. Bagaimana membedakan terjadinya hidrolisis dan tidak terhidrolisis
3. Bagaimana cara menghitung pH dari berbagai larutan garam?
4. Manfaat dari Hidrolisis Garam dalam kehidupan sehari hari?
5. Apa saja keterkaitan hidrolisis garam dengan ilmu gizi?

C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan hidrolisis garam
2. Mengetahui cara membedakan terjadinya hidrolisis garam
3. Mengetahui cara menghitung pH dari berbagai larutan garam
4. Mengetahui manfaat dari hidrolisis garam dalam kehidupan sehari hari
5. Mengetahui apa saja keterkaitan hidrolisis garam dalam ilmu gizi

4
D. Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu:
1. Memberikan informasi mengenai larutan garam
2. Memberikan informasi tentang cara menghitung pH dari larutan garam
3. Sebagai bahan referensi dalam pembelajaran mata kuliah Kimia Anorganik dan Organik

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dasar Teori

Hidrolisis berasal dari gabungan kata hidro dan lisis. hidro ini berarti air dan lisis berarti
pecah/hancur. Maka hidrolisis ini bisa diartikan dengan pecahnya air menjadi senyawa
punyusunnya seperti H+  dan OH-. Namun karena disini ialah hidrolisis garam maka ada
sedikit perbedaan. Garam terbentuk ketika terjadi reaksi antar asam dan basa. Garam
merupakan hasil reaksi antara asam dengan basa. Jika dilarutkan dalam air maka larutan
garam dapat terhidrolisis menjadi ion-ionnya, sehingga dari reaksi ionisasi tersebut dapat
diketahui sifat garamnya. Tetapi, tidak semua jenis garam dapat terhidrolisis menjadi ion-
ionnya. Hanya jenis garam dengan ciri-ciri tertentu saja yang dapat terhidrolisis dalam air.
Seperti pada reaksi penyangga, pada reaksi hidrolisis juga berlaku prinsip kesetimbangan.
Dengan menggunakan prinsip kesetimbangan tersebut bisa menentukan hubungan antara
tetapan hidrolisis (Kh), tetapan ionisasi air (Kw), dan konsentrasi OH- atau H+ larutan garam
yang terhidrolisis.

Salah satu contoh reaksi antara asam dengan basa yang menghasilkan garam adalah
reaksi CH3COOH dengan NaOH. Hasil reaksi tersebut adalah CH3COONa yang mempunyai
sifat basa. Bagaimana kita dapat mengetahui garam tersebut bersifat basa, padahal jika
dilarutkan dalam air tidak menghasilkan ion OH-? CH3COONa jika dilarutkan dalam air akan
mengalami ionisasi menghasilkan ion CH3COO- dan Na+. Ion Na+ tidak bereaksi dengan air
karena berasal dari basa kuat. Lain halnya dengan ion CH3COO- yang dapat bereaksi dengan
air karena berasal dari asam lemah. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.

CH3COO-(aq) + H2O(l)  CH3COOH(aq) + OH-(aq)

Dari reaksi ini dihasilkan ion OH-, dan hal inilah yang menyebabkan CH3COONa bersifat
basa. Proses ini disebut hidrolisis.
Reaksi hidrolisis adalah reaksi yang terjadi antara suatu senyawa dan air dengan membentuk
reaksi kesetimbangan.
Menurut konsep hidrolisis, anion atau kation penyusun garam yang berasal dari asam lemah
atau basa lemah dapat bereaksi dengan air. Kation dari basa lemah menghasilkan ion H+ dan
anion dari asam lemah menghasilkan ion OH-.
CH3COOH, yang memiliki nama trivial asam cuka, mempunyai kegunaan yang cukup luas,
antara lain larutan encernya (20 - 25%) digunakan sebagai pemberi rasa pada makanan, untuk
proses pewamaan kain dalam industri tekstil, sebagai pengawet sayuran dan buah, dan untuk
menggumpalkan getah karet. Sifat garam tergantung pada kuat lemahnya asam dan
basa yang bereaksi. Jika yang direaksikan asam kuat dan basa kuat, maka garam yang
terbentuk bersifat netral, contohnya NaCl dan K2SO4. Apabila yang direaksikan asam kuat
dengan basa lemah, maka garam yang dihasilkan bersifat asam, contohnya NH4Cl dan
(NH4)2SO4. Namun jika yang direaksikan adalah basa kuat dengan asam lemah, maka garam
yang dihasilkan akan bersifat basa, misalnya Na2CO3 dan KF.

6
Asam lemah dan basa lemah tidak mengion sempurna dalam air karena reaksi ionisasinya
membentuk sistem kesetimbangan. Sehingga asam lemah atau basa lemah mempunyai derajat
ionisasi kurang dari satu (a < 1).

Sama halnya dengan larutan asam dan basa, maka garam ketika dilarutkan dalam air juga
mengalami penguraian menjadi ion-ion pembentuknya. Ikutilah penjelasan tentang konsep
hidrolisis berikut, untuk mengetahui proses terurainya garam menjadi ion-ion.

B. Macam – Macam Hidrolisis

1. Hidrolisis parsial
Hidrolisis parsial ialah ketika garam direaksikan dengan air hanya salah satu/sebagian ion
saja yang mengalami reaksi hidrolisis, sedangkan yang lainnya tidak. Komponen penyusun
garam yang mengalami reaksi hidrolisi parsial ini ialah asam lemah dan basa kuat atau
sebaliknya.

2. Hidrolisis total
Hidrolisis total merupakan reaksi penguraian seluruh garam oleh air, yang     mana
komponen garam terdiri dari asam lemah dan basa lemah.
Berdasarkan jenis ion-ion yang dihasilkan ketika garam terlarut dalam air, proses hidrolisis
dapat dibedakan menjadi beberapa macam berikut ini:
*Hidrolisis Anion
Apabila garam yang terdiri dari komponen molekul asam lemah dan basa kuat direaksikan
dengan molekul air, maka garam-garam ini hanya akan terhidrolisis sebagian/parsial didalam
air dan akan menghasilkan ion yang bersifat basa (OH -). Dengan kata lain, yang terhidrolisis
adalah anion dari asam lemah sedangkan kation dari basa kuat tidak terhidrolisis.

Misal:
CH3COONa(aq)             →  CH3COO–(aq) + Na+ (aq)
CH3COO–  + H2O        ↔   CH3COOH + OH–
Na+ + H2O                   →   tidak terjadi reaksi

7
Dari contoh diatas, menjelaskan bahwa CH3COO– yang bertindak sebagai anion asam lemah
terhidrolisis membentuk OH–  ketika direaksikan dengan molekul air (H2O) sedangkan Na+
yang bertindak sebagai kation dari basa kuat tidak terhidrolisis ketika direkasikan dengan
molekul air. Kesimpulannya garam dengan komponen pembentuk asam lemah dan basa kuat,
jika direaksikan dengan air akan terhidrolisis sebagian dan menghasilkan ion yang bersifat
basa.

*Hidrolisis Kation
Serupa halnya dengan reaksi hidrolisis antara garam dengan komponen molekul asam lemah
dan basa kuat direaksikan dengan molekul air, jika garam dengan komponen penyusun asam
kuat dan basa lemah dilarutkan ke dalam molekul air juga akan mengalami hidrolisis parsial
dan menghasilkan ion yang bersifat asam (H+). Hal ini terjadi karena hanya kation dari basa
lemah terhidrolisis, sedangkan anion dari asam kuat tidak mengalami hidrolisis.

Misal:
NH4Cl → NH4+  +  Cl–
NH4+  +  H2O ↔ NH4OH  +  H+
Cl–  +  H2O → tidak terjadi reaksi

Berdasarkan contoh diatas, dapat dijelaskan bahwa  NH4+  yang bertindak sebagai basa lemah
terhidrolisis menghasilkan ion yang bersifat asam, yakni H+. Sedangkan Cl- yang sebagai
anion asam kuat tidak terhidrolisis.

*Kation dan Anion Terhidrolisis


Apabila garam dengan komponen asam lemah dan basa lemah direaksikan dengan molekul
air akan mengalami hidrolisis total. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan kation dari basa
lemah maupun anion dari asam lemah dapat terhidrolisis secara sempurna. Reaksi hidrolisis
ini menghasilkan ion  H+ atau OH-.

8
Misal:
CH3COONH4 → CH3COO–  +  NH4+
CH3COO–  +  H2O ↔ CH3COOH  +  OH–
NH4+   +  H2O ↔ NH4OH  +  H+

Contoh diatas, menjelaskan bahwa kedua komponen penyusun garam CH 3COO– (anion dari
asam lemah) dan NH4+ (kation dari basa lemah) dapat terhidrolsis secara sempurna yang
masing-masing berurutan menghasilkan ion yang bersifat basa (OH –) dan ion yang bersifat
asam (H+).

“ Perlu untuk diketahui, bahwasanya garam dengan komponen asam kuat dan basa kuat
yang direaksikan dengan molekul air tidak akan mengalami hidrolisis, dalam arti lain reaksi
tersebut bersifat netral. Peristiwa ini dapat terjadi ketika garam yang mengandung ion
logam alkali atau ion logam alkali tanah (kecuali Be2+) dan basa konjugasi suatu asamkuat
(misalnya, Cl-, Br-, dan NO3-) direaksikan dengan molekul air akan menghasilkan larutan
yang bersifat netral.”

C. Keterkaitan Hidrolisis Garam dengan Ilmu Gizi

Sebagian besar unsur kimia yang dicerna oleh organisme berbentuk senyawa sederhana.


Tanaman menyerap unsur-unsur terlarut di tanah, yang kemudian dikonsumsi
oleh herbivora yang memakannya, dan unsur-unsurnya bergerak sepanjang rantai makanan.
Organisme yang lebih tinggi juga bisa mengkonsumsi tanah (geofagi) atau menggunakan
sumber daya mineral, seperti garam jilat, untuk mendapatkan mineral terbatas yang tidak
tersedia melalui sumber makanan lain. Unsur kimia ini membentuk 99,85% tubuh.
Sebagian besar nutrisi mineral yang diketahui dan dianjurkan memiliki berat atom yang
relatif rendah, dan cukup umum di darat, atau paling tidak, umum di laut (iodium, natrium):
Ahli gizi dapat merekomendasikan bahwa mineral paling baik dipasok dengan
mengkonsumsi makanan tertentu yang kaya akan unsur kimia yang dikehendaki. Unsur-
unsurnya mungkin ada secara alami dalam makanan (misalnya kalsium dalam susu) atau
ditambahkan ke makanan (misalnya, jus jeruk yang diperkaya dengan kalsium; garam
beriodium, garam yang difortifikasi; Dengan iodium). Suplemen makanan dapat
diformulasikan untuk mengandung beberapa unsur kimia yang berbeda (sebagai senyawa),
kombinasi vitamin dan/atau senyawa kimia lainnya, atau satu unsur tunggal (sebagai senyawa
atau campuran senyawa), seperti kalsium (sebagai kalsium karbonat, kalsium sitrat, dll.)
atau magnesium (seperti magnesium oksida, dll.), kromium (biasanya sebagai kromium(III)
pikolinat), atau besi (sebagai besi bis-glisinat).

9
Fokus diet pada unsur kimia berasal dari ketertarikan untuk mendukung reaksi biokimia suatu
metabolisme dengan komponen unsur yang dibutuhkan. Tingkat asupan unsur kimia tertentu
yang tepat telah ditunjukkan untuk menjaga kesehatan optimal. Diet dapat memenuhi semua
persyaratan unsur kimia tubuh, walaupun suplemen dapat digunakan bila beberapa
persyaratan (misalnya kalsium, yang terutama ditemukan pada produk susu) tidak terpenuhi
oleh makanan, atau bila timbul defisiensi kronis atau akut akibat patologi, cedera, dll.
Penelitian telah mendukung bahwa mengubah senyawa mineral anorganik (karbonat, oksida,
dll.) dengan mereaksikannya dengan ligan organik (asam amino, asam organik, dll.)
meningkatkan ketersediaan hayati mineral suplemen.
Banyak unsur ultrarenik telah dianjurkan sebagai esensial, tetapi klaim semacam itu biasanya
belum dikonfirmasi. Bukti khasiat definitif berasal dari karakterisasi biomolekul yang
mengandung unsur tersebut dengan fungsi yang dapat diidentifikasi dan dapat diuji. Salah
satu masalah dalam mengidentifikasi keampuhan adalah bahwa beberapa unsur tidak
berbahaya pada konsentrasi rendah dan pervasif (contoh: silikon dan nikel dalam bentuk
padat dan debu), jadi bukti kemanjurannya kurang karena defisiensi sulit untuk
diulang. Unsur ultrarenik dari beberapa mineral seperti silikon dan boron diketahui memiliki
peran namun sifat biokimiainya tidak diketahui, dan yang lainnya
seperti arsenik dan kromium dicurigai memiliki peran dalam kesehatan, tetapi dengan bukti
lebih lemah. Peran untuk mineral renik meliputi katalisis enzim, menarik molekul substrat,
reaksi redoks, dan efek struktural atau pengaturan pada protein binding.

D. Pemanfaatan Hidrolisis

Reaksi hidrolisis merupakan suatu reaksi kimia yang digunakan untuk menetralkan suatu
campuran asam dan basa yang menghasilkan air dan garam. Proses hidrolisis tersebut
memiliki andil yang besar dalam terlaksananya berbagai macam proses penting dan
kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari.
Reaksi hidrolisis antara molekul asam dan basa yang direaksikan dengan air akan membentuk
garam dengan rumus kimia NaCl. NaCl ini merupakan garam yang digunakan di dabur ibu
rumah tangga sebagai pemberi rasa asin dalam makanan.
Di bidang pertanian, reaksi hidrolisis dimanfaatkan dalam penyesuaian pH tanah dengan
tanaman yang ditanam. Melalui reaksi hidrolisis akan didapatkan jenis pupuk yang tidak
terlalu asam maupun basa. Adapun molekul kimia yang sering digunakan untuk menurunkan
pH pupuk ialah pelet padat (NH4)2SO4. Apabila garam tersebut direaksikan dalam air, maka
ion NH4+ akan terhidrolisis di dalam tanah membentuk NH3 dan H+ yang bersifat asam.
Reaksi hidrolisis antara garam yang terbentuk dari HOCl yang merupakan asam lemah
dengan NaOH yang merupakan basa kuat dengan air akan terjadinya hidrolisis HOCl
sehingga menghasilkan ion OH-  yang bersifat basa. Sedangkan NaOH sebgai basa kuat tidak

10
terhidrolisis. Garam yang terbentuk melalui penggabungan kedua asam basa tersebut ialah
NaOCl. Garam ini merupakan salah satu material yang dimanfaatkan dalam pembuatan
bayclin  atau  sunklin  untuk  memutihkan  pakaian  kita.
Reaksi hidrolisis memiliki peran penting dalam pemecahan makanan menjadi nutrisi yang
mudah diserap. Sebagian besar senyawa organik dalam makanan tidak mudah bereaksi
dengan air, sehingga dibutuhkan katalis untuk memungkinkan keberlangsungan proses ini.
Katalis organik yang membantu dengan reaksi dalam organisme hidup dikenal sebagai enzim.
Enzim ini bekerja dengan menerapkan konsep hidrolisis.
Reaksi hidrolisis berperan penting dalam proses pelapukan batuan. Proses ini penting dalam
pembentukan tanah, dan membuat mineral penting tersedia bagi tanaman. Berbagai mineral
silikat, seperti feldspar, mengalami reaksi hidrolisis lambat dengan air, membentuk tanah liat
dan lumpur, bersama dengan senyawa larut.
Reaksi hidrolisis memiliki andil dalam penjernihan air. Penjernihan air minum oleh PAM
menerapkan prinsip hidrolisis, yaitu menggunakan senyawa aluminium fosfat yang
mengalami hidrolisis total.

E. Rumus Penghitungan Hidrolisis Garam

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Hidrolisis garam adalah reaksi kation atau anion dari suatu garam dengan air. Berdasarkan
asam basa pembentuknya garam :
 Garam dari asam kuat dan basa kuat : tidak megalami hidrolisis karena berasal
dari elektrolit kuat dimana larutannya bersifat netral.
 Garam dari asam lemah dan basa kuat : bersifat basa (pH>7) dan mengalami
hidrolisis parsial dalam air.
 [OH-] = Garam dari asam kuat dan basa lemah : jika dilarutkan didalam air
akan terhidrolisis sebagian ( parsial ) dan bersifat asam.
 [H+] = Garam dari asam lemah dan basa lemah : jika terlarut dalam air akan
terhidrolisis total.
 [H+] = Ka .

B. Saran
Untuk memahami materi hidrolisis garam , kita harus paham mengenai asam dan basa baik
yang kuat maupun lemah agar mempermudah kita dalam mempeajarinya.

12
Daftar Pustaka

13

Anda mungkin juga menyukai