PENDAHULUAN
Garam adalah salah satu bahan makanan yang biasa kita konsumsi
sehari-hari dan apa salahnya jika kita mempelajari tentang bagaimana garam
ini terbentuk melalui suatu reaksi. Oleh karena itu, dalam praktikum ini kita
akan mempelajari bagaimana garam itu terbentuk melalui reaksi
penggaraman.
1.2 Tujuan
1
BAB II
TEORI
2.1.1 Garam
Garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion
negatif (anion), sehingga membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan). Garam
terbentuk dari hasil reaksi asam dan basa. Komponen kation dan anion ini dapat
berupa senyawa anorganik seperti klorida (Cl−), dan bisa juga berupa senyawa
organik seperti asetat (CH3COO−) dan ion monoatomik seperti fluorida (F−), serta
ion poliatomik seperti sulfat (SO42−). Natrium klorida (NaCl), bahan utama garam
dapur adalah suatu garam.
2.1.2 Asam
2
di dalam air. Senyawa asam membuat pH air menjadi lebih kecil dari 7. Dalam
bahasa yang lebih ilmiah, asam adalah zat yang memberikan proton atau ion H+
kepada zat lain. Asam memiliki sifat antara lain:
1. Rasa: Masam atau kecut dalam Bahasa Jawa jika dilarutkan dalam air.
2. Sentuhan: Asam yang sangat pekat akan terasa menyengat jika terkena
kulit, bahkan dapat merusak sel kulit.
3. Kereaktifan: Asam dapat bereaksi dengan baik jika bertemu dengan
logam. Bahkan dapat membuat logam lama-lama mengalami korosi.
4. Hantaran listrik: Larutan asam adalah larutan elektrolit yang sangat baik
dalam fungsinya sebagai konduktor elektrik.
2.1.3 Basa
Basa adalah senyawa yang banyak digunakan dalam campuran sabun mandi atau
sabun cuci. Secara kimia, basa adalah senyawa yang menyerap iom hidronium ketika
dilarutkan ke dalam air. Basa adalah lawan dari asam. Jika kedua larutan asam dan basa
disatukan akan saling menetralkan. Jika larut dalam air maka pH larutan akan menjadi
lebih dari 7.
Dari kuat atau tidaknya maka basa dibagi menjadi dua jenis yaitu basa
kuat yang sering disebut kostik dan basa lemah. Kemampuan ini didasarkan pada
3
kemampuan melepaskan ion OH– dalam larutan dan juga konsentrasi larutan yang
dihasilkan. Basa memiliki sifat, antara lain:
Sebelumnya, kita telah mengenal dua jenis asam, yaitu asam kuat dan asam
lemah. Demikian halnya dengan basa, kita mengenal istilah basa kuat dan basa
lemah . Dengan demikian, terdapat empat variasi reaksi antara asam dan basa
membentuk garam, yaitu :
4
Baik kation maupun anion, hanya terhidrasi oleh air, tidak mengalami reaksi
dengan air. Dengan demikian, garam tersebut tidak terhidrolisis dalam air.
Akibatnya, konsentrasi ion H+ tidak berubah terhadap konsentrasi ion OH–.
Larutan garam bersifat netral. Larutan garam tersebut memiliki pH = 7.
Anion tidak mengalami hidrolisis dengan air, sebab anion berasal dari spesi
asam kuat. Namun sebaliknya, kation yang berasal dari spesi basa lemah
mengalami hidrolisis. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Kation tidak mengalami hidrolisis dengan air, sebab kation berasal dari spesi
basa kuat. Namun sebaliknya, anion yang berasal dari spesi asam lemah
mengalami hidrolisis. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
5
CN–(aq) + H2O(l) <——> HCN(aq) + OH–(aq)
Ternyata, hidrolisis kedua ion tersebut menghasilkan ion H+ maupun ion OH–.
Dengan demikian, larutan garam tersebut mengalami hidrolisis total
(sempurna). Sifat larutan yang dihasilkan bergantung pada perbandingan
kekuatan asam lemah (ka) terhadap kekuatan basa lemah (kb). Ada tiga
kemungkinan perbandingan nilai ka terhadap kb :
6
BAB III
CARA KERJA
a. Logam: Al ; Cu ; Fe ; dan Zn
d. Larutan HCl 5 %
e. Larutan KOH 5 %
f. Larutan BaCl2 5 %
g. Larutan MgCl2 5 %
h. Larutan Pb (NO3)2 5 %
i. Larutan ZnSO4 5 %
j. Larutan Na2CO3 5 %
k. Larutan CuSO4 5 %
7
3.1.3 Prosedur Percobaan
1. Siapkan 12 tabung reaksi, masing – masing diberi tanda nomor.
Catatan:
8
Tabung 12 diisi hasil dari pencampuran pada tabung 11, kemudian
ditambahkan dengan KOH
BAB IV
No
Zat yang direaksikan Pengamatan
.
1. Al + HCl Tidak terjadi reaksi
2. Al + KOH Terdapat banyak gelombang gas
3. Cu + HCl Tidak terjadi reaksi
Terdapat sedikit gelembung gas yang
4. Fe + HCl
menempel pada Fe
Terdapat sedikit gelembung gas yang
5. Zn + HCl
menempel pada Zn
6. Cu + HNO3 pekat Terjadi perubahan warna menjadi hijau
Terjadi reaksi yang menyebabkan
7. Fe + H2SO4 pekat korosi pada Besi serta warna larutam
menjadi sedikit gelap
Terjadi perubahan warna larutan
8. BaCl2 + H2SO4 menjadi sedikit keruh dan terdapat
endapan berwarna putih
9. MgCl2 + Pb(NO3)2 Terbentuk endapan berwarna putih
Warna biru CuSO4berubah menjadi
10. CuSO4 + KOH
lebih pekat dan terdapat endapan
Terbentuk endapan berwarna putih dan
11. ZnSO4 + KOH
cairan berubah warna menjadi putih
Endapan tabung 11 + Endapan menjadi larut kembali dan
12.
KOH larutan berubah menjadi bening.
9
4.2 Pembahasan
10
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
11
TUGAS DARI HASIL PRAKTIKUM
jawaban
1. Al + HCl = AlCl3 + H2
2. Al + KOH
3. Cu + HCl =CuCl2 + H2
4. Fe + HCl = FeCl3 + H2
5. Zn + HCl = ZnCl2 +H2
6. Cu + HNO3 pekat = Cu (NO) + NO2 + H2O
7. Fe + H2SO4 = FeSO4 +H2
8. BaCl2 + H2SO4 = BaSO4 + HCl
9. MgCl2 + Pb(NO3)2 = Mg(NO3)2 + PbCl2
10. CuSO4 + KOH = Cu(OH)2 + KSO4
11. ZnSO4 +KOH
12. Endapan + KOH
4.2 Pertanyaan
1. Bagaimanakah hasil percobaan Anda, apakah sudah memenuhi teori
Kimia? Jelaskan alasannya!
2. Kesalahan-kesalahan apakah yang mungkin Anda perbuat selama
melakukan percobaan ini? Bagaimanakah cara mengeliminasi kesalahan
tersebut?
12
Jawab:
1. Menurut saya sudah, karena semua sudah menunjukkan beberapa
perubahan diantaranya adalah warna, wujud (endapan), dan
mengeluarkan gas H2. Terkecuali pada percobaan 1 dan 3 yang tidak
memenuhi teori reaksi, karena pada teori reaksi antar Al dan HCl
maupun Cu dan HCl seharusnya mrnghasilkan gas H 2. Pada percobaan
yang dilakukan tidak dihasilkan gas H2, sehingga pada percobaan 1
dan 3 tidak memenuhi teori.
2. Kesalahan tata cara pengambilan larutan HNO3 pekat dan H2SO4 pekat,
cara mengeliminasinya ialah dengan mempelajari tata cara
pengambilan larutan tersebut sebelum melakukan praktikum.
Memecahkan alat dan menumpahkan bahan-bahan, cara
mengeliminasinya ialah melakukan percobaan ini secara berhati-hari.
13
DAFTAR PUSTAKA
14