Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Garam, kata ini pastinya sudah tidak asing lagi ditelinga kita jika
mendengarnya. Garam adalah senyawa yang dihasilkan dari reaksi
netralisasi antara larutan asam dan larutan basa. Larutan garam yang
terbentuk memiliki sifat yang bervariasi, tergantung pada sifat asam dan
sifat basa penyusun garam. Pembentukan garam ini tentunya akan melewati
beberapa reaksi, yaitu reaksi pembentukan garam (dikenal pula dengan
istilah reaksi penggaraman atau reaksi netralisasi).

Garam adalah salah satu bahan makanan yang biasa kita konsumsi
sehari-hari dan apa salahnya jika kita mempelajari tentang bagaimana garam
ini terbentuk melalui suatu reaksi. Oleh karena itu, dalam praktikum ini kita
akan mempelajari bagaimana garam itu terbentuk melalui reaksi
penggaraman.

1.2 Tujuan

Tujuan dari dilakukannya praktikum ini, yaitu:

1. Untuk dapat memahami reaksi penggaraman

2. Untuk mengetahui hasil dari reaksi penggaraman.

1
BAB II

TEORI

2.1 Dasar Teori

Metoda Penggaraman adalah metoda titrimetri yang merupakan reaksi


penetralan antara larutan asam dan basa menghasilkan garam dan air. Garam
dapat berupa endapan maupun larutan. Jadi, reaksi penggaraman itu sendiri dapat
disebut dengan reaksi netralisasi.

Reaksi kebalikan dari reaksi penggaraman dikenal dengan istilah reaksi


hidrolisis. Reaksi hidrolisis adalah reaksi salah satu ion atau kedua ion larutan
garam dengan air. Reaksi salah satu atau kedua ion larutan garam dengan air
menyebabkan perubahan konsentrasi ion H+ maupun ion OH– dalam larutan.
Akibatnya, larutan garam dapat bersifat asam, basa, maupun netral.

2.1.1 Garam
Garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion
negatif (anion), sehingga membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan). Garam
terbentuk dari hasil reaksi asam dan basa. Komponen kation dan anion ini dapat
berupa senyawa anorganik seperti klorida (Cl−), dan bisa juga berupa senyawa
organik seperti asetat (CH3COO−) dan ion monoatomik seperti fluorida (F−), serta
ion poliatomik seperti sulfat (SO42−). Natrium klorida (NaCl), bahan utama garam
dapur adalah suatu garam.

2.1.2 Asam

Asam adalah senyawa yang sering terkandung pada buah-buahan seperti


jeruk dan mangga. Rasa asam sebenarnya adalah senyawa kimia yang dapat larut

2
di dalam air. Senyawa asam membuat pH air menjadi lebih kecil dari 7. Dalam
bahasa yang lebih ilmiah, asam adalah zat yang memberikan proton atau ion H+
kepada zat lain. Asam memiliki sifat antara lain:

1. Rasa: Masam atau kecut dalam Bahasa Jawa jika dilarutkan dalam air.
2. Sentuhan: Asam yang sangat pekat akan terasa menyengat jika terkena
kulit, bahkan dapat merusak sel kulit.
3. Kereaktifan: Asam dapat bereaksi dengan baik jika bertemu dengan
logam. Bahkan dapat membuat logam lama-lama mengalami korosi.
4. Hantaran listrik: Larutan asam adalah larutan elektrolit yang sangat baik
dalam fungsinya sebagai konduktor elektrik.

Asam juga memiliki beberapa kegunaan, diantaranya:

1. Menghilangkan karat dari logam pada proses pickling.

2. Elektrolit di dalam baterai sel basah.

3. Asam klorida merupakan asam lambung yang dapat berguna dalam


pencernaan.

4. Sebagai katalis dalam atau zat yang mempercepat reaksi.

2.1.3 Basa

Basa adalah senyawa yang banyak digunakan dalam campuran sabun mandi atau
sabun cuci. Secara kimia, basa adalah senyawa yang menyerap iom hidronium ketika
dilarutkan ke dalam air. Basa adalah lawan dari asam. Jika kedua larutan asam dan basa
disatukan akan saling menetralkan. Jika larut dalam air maka pH larutan akan menjadi
lebih dari 7.

Dari kuat atau tidaknya maka basa dibagi menjadi dua jenis yaitu basa
kuat yang sering disebut kostik dan basa lemah. Kemampuan ini didasarkan pada

3
kemampuan melepaskan ion OH– dalam larutan dan juga konsentrasi larutan yang
dihasilkan. Basa memiliki sifat, antara lain:

1. Rasa: Cenderung pahit jika dirasakan dengan lidah.


2. Sentuhan: Basa akan terasa licin jika disentuh dan bercampur dengan air.
Seperti sabun yang sering kita gunakan.
3. Kereaktifan: Basa juga dapat menyebabkan pelapukan pada logam seperti
layaknya asam.
4. Hantaran listrik: Larutan basa adalah larutan elektrolit yang berfungsi
sebagai konduktor elektrik.

Basa juga memiliki beberapa kegunaan, antara lain:

1. Alumunium hidroksida (AI[OH]3) digunakan dalam pembuatan deodoran.


2. Kalsium hidroksida (Ca(OH)2) digunakan dalam pembuatan plester.
3. Magnesium hidroksida (Mg(OH)2) digunakan dalam pembuatan Antasida
(obat lambung)
4. Natrium hidroksida (NaOH) digunakan dalam pembersihan saluran pipa.
5. Kalium hidroksida (KOH) digunakan dalam pembuatan sabun.
6. Amonium hidroksida (NH4OH) digunakan dalam pembuatan desinfektan.

2.1.4 Variasi Reaksi antara Asam dan Basa Membentuk Garam

Sebelumnya, kita telah mengenal dua jenis asam, yaitu asam kuat dan asam
lemah. Demikian halnya dengan basa, kita mengenal istilah basa kuat dan basa
lemah . Dengan demikian, terdapat empat variasi reaksi antara asam dan basa
membentuk garam, yaitu :

1. Reaksi antara Asam Kuat dengan Basa Kuat

Contoh  :  HBr(aq) +  KOH(aq) →  KBr(aq) +  H2O(l)

Garam yang terbentuk mengalami ionisasi sempurna dalam air

KBr(aq) →  K+(aq) +  Br–(aq)

4
Baik kation maupun anion, hanya terhidrasi oleh air, tidak mengalami reaksi
dengan air. Dengan demikian, garam tersebut tidak terhidrolisis dalam air.
Akibatnya, konsentrasi ion H+ tidak berubah terhadap konsentrasi ion OH–.
Larutan garam bersifat netral. Larutan garam tersebut memiliki pH = 7.

2. Reaksi antara Asam Kuat dengan Basa Lemah

Contoh  :  HNO3(aq) +  NH4OH(aq) →  NH4NO3(aq) +  H2O(l)

Garam yang terbentuk mengalami ionisasi sempurna dalam air

NH4NO3(aq) →  NH4+(aq) +  NO3–(aq)

Anion tidak mengalami hidrolisis dengan air, sebab anion berasal dari spesi
asam kuat. Namun sebaliknya, kation yang berasal dari spesi basa lemah
mengalami hidrolisis. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

NH4+(aq) +  H2O(l) <——>  NH4OH(aq) +  H+(aq)

Hidrolisis kation yang berasal dari basa lemah menghasilkan ion H +.


Akibatnya, konsentrasi ion h+ menjadi lebih tinggi dibandingkan konsentrasi
ion OH–. Dengan demikian, larutan garam tersebut mengalami hidrolisis
sebagian (parsial). Larutan garam tersebut bersifat asam dan memiliki pH < 7.

3. Reaksi antara Asam Lemah dengan Basa Kuat

Contoh  :  HCN(aq) +  NaOH(aq) →  NaCN(aq) +  H2O(l)

Garam yang terbentuk mengalami ionisasi sempurna dalam air

NaCN(aq) →  Na+(aq) +  CN–(aq)

Kation tidak mengalami hidrolisis dengan air, sebab kation berasal dari spesi
basa kuat. Namun sebaliknya, anion yang berasal dari spesi asam lemah
mengalami hidrolisis. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

5
CN–(aq) +  H2O(l) <——>  HCN(aq) +  OH–(aq)

Hidrolisis anion yang berasal dari asam lemah menghasilkan ion OH –.


Akibatnya, konsentrasi ion OH– menjadi lebih tinggi dibandingkan
konsentrasi ion H+. Dengan demikian, larutan garam tersebut mengalami
hidrolisis sebagian (parsial).  Larutan garam tersebut bersifat basa dan
memiliki pH > 7. 

4. Reaksi antara Asam Lemah dengan Basa Lemah

Contoh  :  HF(aq) +  NH4OH(aq) →  NH4F(aq) +  H2O(l)

Garam yang terbentuk mengalami ionisasi sempurna dalam air

NH4fFaq) →  NH4+(aq) +  F–(aq)

Baik kation maupun anion, sama-sama mengalami hidrolisis, sebab keduanya


berasal dari spesi lemah. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

NH4+(aq) +  H2O(l) <——>  NH4OH (aq) +  H+(aq)

F–(aq) +  H2O(l) <——>  HF(aq) +  OH–(aq)

Ternyata, hidrolisis kedua ion tersebut menghasilkan ion H+ maupun ion OH–.
Dengan demikian, larutan garam tersebut mengalami hidrolisis total
(sempurna). Sifat larutan yang dihasilkan bergantung pada perbandingan
kekuatan asam lemah (ka) terhadap kekuatan basa lemah (kb). Ada tiga
kemungkinan perbandingan nilai ka terhadap kb :

a. Ka > kb : sifat asam lebih mendominasi; larutan garam bersifat asam; pH


larutan garam kurang dari 7

b. Ka =  kb : sifat asam maupun basa sama-sama mendominasi; larutan garam


bersifat netral; pH larutan garam sama dengan 7

c. Ka < kb : sifat basa lebih mendominasi; larutan garam bersifat basa; pH


larutan garam lebih dari 7

6
BAB III

CARA KERJA

3.1 Cara Kerja


3.1.1 Peralatan yang Digunakan

Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu:

a. Rak tabung reaksi


b. Tabung reaksi
c. Pipet tetes 5 mL
d. Bulb
3.1.2 Bahan yang Digunakan

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:

a. Logam: Al ; Cu ; Fe ; dan Zn

b. Larutan HNO3 pekat

c. Larutan H2SO4 pekat dan H2SO4 5 %

d. Larutan HCl 5 %

e. Larutan KOH 5 %

f. Larutan BaCl2 5 %

g. Larutan MgCl2 5 %

h. Larutan Pb (NO3)2 5 %

i. Larutan ZnSO4 5 %

j. Larutan Na2CO3 5 %

k. Larutan CuSO4 5 %

7
3.1.3 Prosedur Percobaan
1. Siapkan 12 tabung reaksi, masing – masing diberi tanda nomor.

Catatan:

a. Penambahan bahan kimia ke dalam tabung reaksi


cukup dengan sistem tuang langsung dari botol bahan
kimia. Setiap penambahan kira – kira 1/8 tinggi
tabung reaksi.
b. Amati dan catat perubahan yang terjadi selama
reaksi. Apakah timbul gas, timbul endapan
(tuliskan warna endapannya) atau justru tidak
timbul reaksi.
2. Selanjutnya lakukan langkah kerja sebagai berikut:

a. Tabung 1 diisi logam Al, kemudian ditambahkan larutan HCl

b. Tabung 2 diisi logam Al, kemudian ditambahkan larutan KOH

c. Tabung 3 diisi logam Cu, kemudian ditambahkan larutan HCl

d. Tabung 4 diisi logam Fe, kemudian ditambahkan larutan HCl

e. Tabung 5 diisi logam Zn, kemudian ditambahkan larutan HCl

f. Tabung 6 diisi logam Cu, kemudian ditambahkan larutan HNO 3


pekat

g. Tabung 7 diisi logam Fe, kemudian ditambahkan larutan H2SO4


pekat

h. Tabung 8 diisi larutan BaCl2, kemudian ditambahkan larutan H2SO4

i. Tabung 9 diisi larutan MgCl2, kemudian ditambahkan larutan Pb


(NO3)2

j. Tabung 10 diisi larutan CuSO4, kemudian ditambahkan larutan


KOH

k. Tabung 11 diisi larutan ZnSO4, kemudian ditambahkan larutan


KOH

8
Tabung 12 diisi hasil dari pencampuran pada tabung 11, kemudian
ditambahkan dengan KOH

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

No
Zat yang direaksikan Pengamatan
.
1. Al + HCl Tidak terjadi reaksi
2. Al + KOH Terdapat banyak gelombang gas
3. Cu + HCl Tidak terjadi reaksi
Terdapat sedikit gelembung gas yang
4. Fe + HCl
menempel pada Fe
Terdapat sedikit gelembung gas yang
5. Zn + HCl
menempel pada Zn
6. Cu + HNO3 pekat Terjadi perubahan warna menjadi hijau
Terjadi reaksi yang menyebabkan
7. Fe + H2SO4 pekat korosi pada Besi serta warna larutam
menjadi sedikit gelap
Terjadi perubahan warna larutan
8. BaCl2 + H2SO4 menjadi sedikit keruh dan terdapat
endapan berwarna putih
9. MgCl2 + Pb(NO3)2 Terbentuk endapan berwarna putih
Warna biru CuSO4berubah menjadi
10. CuSO4 + KOH
lebih pekat dan terdapat endapan
Terbentuk endapan berwarna putih dan
11. ZnSO4 + KOH
cairan berubah warna menjadi putih
Endapan tabung 11 + Endapan menjadi larut kembali dan
12.
KOH larutan berubah menjadi bening.

9
4.2 Pembahasan

Dari hasil praktikum diatas dalam proses penggaraman yaitu dengan


mencampurkan larutan yang bersifat asam dan basa untuk menghasilkan
larutan garam dan air. Sudah terpenuhi seutuhnya, dimana dari larutan-
larutan asam dan basa terlihat bahwa terjadi proses terlarut pada sebuah
larutan yang di reaksikan pada masing-masing tabung reaksi

10
BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil percobaan, kami menarik beberapa kesimpulan diantaranya:


1. Reaksi pencampuran logam dengan asam sukar bereaksi, pada percobaan
pada tabung 1 dan 3 tidak terjadi reaksi, percobaan pada tabung 4 dan 5
bereaksi tetapi hanya terdapat sedikit gelembung.
2. Reaksi pencampuran logam dengan basa setelah dicampurkan langsung
bereaksi menghasilkan gelembung gas yang banyak seperti percobaan pada
tabung 2.
3. Asam yang pekat saat bereaksi dengan logam membuat logam tersebut larut
dan hancur seperti percobaan pada tabung 6 dan 7.
4. Senyawa garam bila dicampurkan senyawa asam maupun basa akan
membentuk endapan berwarna putih seperti percobaan pada tabung 8, 10, dan
11.
5. Senyawa garam bila dicampurkan dengan senyawa garam lainnya
menimbulkan endapan warna putih.

6. Penambahan larutan berlebih dapat membuat larutan bereaksi kembali,


seperti pecobaan pada tabung 12, dimana endapan pada tabung 11 yang
ditambahkan KOH berlebih menjadi larut kembali.

11
TUGAS DARI HASIL PRAKTIKUM

Selesaikanlah tugas-tugas berikut untuk melengkapi laporan sementara


percobaan ini!
1. Tuliskan persamaan reaksi dari masing-masing reaksi yang terjadi!

jawaban
1. Al + HCl = AlCl3 + H2
2. Al + KOH
3. Cu + HCl =CuCl2 + H2
4. Fe + HCl = FeCl3 + H2
5. Zn + HCl = ZnCl2 +H2
6. Cu + HNO3 pekat = Cu (NO) + NO2 + H2O
7. Fe + H2SO4 = FeSO4 +H2
8. BaCl2 + H2SO4 = BaSO4 + HCl
9. MgCl2 + Pb(NO3)2 = Mg(NO3)2 + PbCl2
10. CuSO4 + KOH = Cu(OH)2 + KSO4
11. ZnSO4 +KOH
12. Endapan + KOH

4.2 Pertanyaan
1. Bagaimanakah hasil percobaan Anda, apakah sudah memenuhi teori
Kimia? Jelaskan alasannya!
2. Kesalahan-kesalahan apakah yang mungkin Anda perbuat selama
melakukan percobaan ini? Bagaimanakah cara mengeliminasi kesalahan
tersebut?

12
Jawab:
1. Menurut saya sudah, karena semua sudah menunjukkan beberapa
perubahan diantaranya adalah warna, wujud (endapan), dan
mengeluarkan gas H2. Terkecuali pada percobaan 1 dan 3 yang tidak
memenuhi teori reaksi, karena pada teori reaksi antar Al dan HCl
maupun Cu dan HCl seharusnya mrnghasilkan gas H 2. Pada percobaan
yang dilakukan tidak dihasilkan gas H2, sehingga pada percobaan 1
dan 3 tidak memenuhi teori.
2. Kesalahan tata cara pengambilan larutan HNO3 pekat dan H2SO4 pekat,
cara mengeliminasinya ialah dengan mempelajari tata cara
pengambilan larutan tersebut sebelum melakukan praktikum.
Memecahkan alat dan menumpahkan bahan-bahan, cara
mengeliminasinya ialah melakukan percobaan ini secara berhati-hari.

13
DAFTAR PUSTAKA

Bresnik, Stephen. Kimia Umum.


Rahayu nurhayati dan Giriarso jodhi pramuji.2010.
Anonym, 2017. Pengertian dan penjelasan contohnya.
Khairat dan Herman, s. 2004 jurnal nature Indonesia.

14

Anda mungkin juga menyukai