NAMA ANGGOTA :
XI MIPA 3
SMAN 1 BLITAR
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dalam rangka
memenuhi tugas kimia
Dalam penyusunan laporan praktikum ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan dan
bimbingan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Untuk itu kami
menyampaikan ucapan yang terimakasih kepada :
1. Drs. Ahmad Damanhuri, M.M.Pd selaku kepala sekolah SMAN 1 Blitar
2. Dra. Nafiah selaku guru kimia
Kami menyadari bahwa dalam menyusun laporan praktikum ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna sempurnanya makalah ini.
Demikian laporan ini, semoga apa yang kami tulis dan laporkan dapat bermanfaat
untuk menambah pengetahuan kita semua.
Blitar, April
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Latar belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................................................2
BAB II...................................................................................................................................................3
LANDASAN TEORI............................................................................................................................3
BAB III..................................................................................................................................................6
METODE PRAKTIKUM......................................................................................................................6
A. Waktu dan tempat praktikum.....................................................................................................6
B. Alat dan Bahan..........................................................................................................................6
C. Cara Kerja..................................................................................................................................6
BAB IV.................................................................................................................................................7
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN.................................................................................7
A. Hasil Pengamatan......................................................................................................................7
B........................................................................................................................................................7
B. Hasil Pembahasan......................................................................................................................7
BAB V...................................................................................................................................................9
PENUTUP.............................................................................................................................................9
A. Kesimpulan................................................................................................................................9
B. Kritik dan saran.........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Asam basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari
bahasa latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa arab
yang berarti abu. Asam dan basa secara tidak sadar merupakan bagian dari kehidupan
kita. Kita senantiasa berinteraksi dengan asam dan basa setiap hari. Makanan yang
kita konsumsi sebagian besar bersifat asam,sedangkan pembersih yang kita gunakan
(sabun, deterjen, dll) adalah basa.
Selain itu, asam dan basa sangat berpengaruh terhadap kondisi lingkungan.
Keasaman tanah akan berpengaruh terhadap kondisi tumbuhan yang ada diatasnya.
Kualitas air juga dapat ditentukan dengan mengukur tingkat keasamannya. Suatu
daerah yang dilanda hujan asam akan mengalami kerusakan lingkungan yang cukup
buruk. Kebanyakan asam dan basa (yang belum bercampur dengan senyawa lain) di
alam berupa larutan. Karena bentuk inilah yang mudah untuk direaksikan dengan
senyawa lainnya. Meskipun asam dan basa yang kita konsumsi sehari-hari berupa
padatan dan sabun, namun pada akhirnya tetap butuh diencerkan juga (direaksikan
atau dicampur dengan air) agar lebih mudah diserap atau digunakan.
Pada tahun 1923 ahli kimia bernama J.N Broansted dan ahli kimia inggris
bernama T.N Lowry mengemukakan teori asam basa Broansted-lowry, yang berbunyi
suatu zat pemberi proton (proton donor) disebut asam dan suatu zat penerima proton
(proton aseptor) disebut basa. Dari defenisi tersebut maka suatu asam setelah melepas
1
proton akan membentuk basa konjugasi dari asam tersebut. Demikian pula dengan
basa,setelah menerima proton akan membentuk asam konjugasi dari basa tersebut.
Pada tahun 1932 G.N Lewis menyatakan teori yang berbunyi basa adalah zat
yang memiliki satu atau lebih satu pasangan elektron bebas yang dapat diberikan
kepada zat lain sehingga terbentuk ikatan kovalen koordinasi, sedangkan asam adalah
zat yang dapat menerima pasangan elektron tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Sebutkan larutan yang mempunyai harga pH kurang dari 7 ?
2. Sebutkan larutan yang mmepunyai harga pH lebih dari 7 ?
3. Sebutkan larutan yang mempunyai harga pH yang sama dengan 7 ?
4. Larutan mana yang terhidrolisis sebagian yang bersifat asam, tuliskan reaksi
hidrolisinya !
5. Larutan mana yang terhidrolisis sebagian yang bersifat basa, tuliskan reaksi
hidrolisinya !
6. Larutan manakah yang terhidirolisis total dan tuliskan reaksi hidrolisinya!
7. Larutan garam mana yang tidak terhidrolisis?
C. Tujuan
Siswa dapat membedakan garam yang bersifat asam, basa, dan netral dengan
menggunakan kertas lakmus.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Indikator adalah suatu zat penunjuk yang dapat membedakan larutan, asam
atau basa,atau netral melampirkan beberapa indikator dan perubahannya pada trayek
pH tertentu,kegunaan indikator ini adalah untuk mengetahui berapa kira-kira pH suatu
larutan. Di samping itu juga digunakan untuk mengetahui titik akhir kosentrasi pada
beberapa senyawa organik dan senyawa anorganik.
Keasaman atau kebasaan suatu zat tergantung pada banyak ada tidaknya ion H
(untuk asam) dan ion OH (untuk basa) dalam zat tersebut serta derajat ionisasi zat
tersebut.
Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air
akan menghasilkan larutan denga pH lebih kecil dari 7. asam adalah suatu zat yang
dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat
menerima pasangan electron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu
basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam.
1. Rasa bervariasi
2. Tidak mengubah lakmus
3. Tidak bersifat korosif
4. Terdiri dari ion H+ dan OH-
5. [H+] = [OH-]
3
Basa adalah zat-zat yang dapat menetralkan asam. Secara kimia, asam dan
basa saling berlawanan. Basa yang larut dalam air disebut alkali. Jika zat asam
menghasilkan ion hidrogen (H+) yang bermuatan positif, maka dalam hal ini basa
mempunyai arti sebagai berikut. maka ketika suatu senyawa basa di larutkan ke dalam
air, maka akan terbentuk ion hidroksida (OH -) dan ion positif menurut reaksi sebagai
berikut. Ion hidroksida (OH-) terbentuk karena senyawa hidroksida (OH) mengikat
satu elektron saat dimasukkan ke dalam air.
Teori asam-basa:
Pada tahun 1884 Svante Arrhenius mengemukakan teori tentang asam dan
basa yaitu teori asam basa Arrhenius. Menurutnya, asam adalah suatu zat yang
apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H + dimana ion tersebut
merupakan satu-satunya ion yang ada dalam larutan. Basa merupakan zat yang
apabila di larutkan dalam air akan terionisasi menghasilkan ion OH -, dan ion
tersebut merupakan ion satu-satunya yang ada di dalam larutan.
Pada tahun 1923 ahli kimIa Denmark bernama J.N Bronsted dan ahli kimia
inggris bernama T.N Lowry mengemukakan teori yang bernama teori asam
basa broansted-lowry, yang berbunyi suatu zat pemberi proton (proton donor)
disebutasam dan suatu zat penerima proton (proton aseptor) di sebut basa. Dari
definisi tersebut maka suatu asam setelah melepas proton akan membentuk
basa konjugasi dari asam tersebut. Demikian pula dengan basa, setelah
menerima proton akan membentuk asam konjugasi dari basa tersebut.
Pada tahun 1932 G.N Lewis menyatakan teori yang berbunyi basa adalah zat
yang memiliki satu atau lebih pasangan elektron bebas yang dapat di berikan
kepada zat lain sehingga terbentuk ikatan kovalen koordinasi,
sedangkan asam adalah zat yang dapat menerima pasangan elektron tersebut.
Indikator Buatan
4
lakmus yang terdiri dari lakmus merah dan lakmus biru, kertas lakmus kertas
yang diberi senyawa kimia sehingga akan menunjukkan warna yang berbeda
setelah dimasukkan pada larutan asan maupun basa. Warna kertas lakmus akan
berubah sesuai dengan larutannya. Perubahan warna yang mampu dihasilkan
oleh kertas lakmus sebenarnya disebabkan karena adanya orchein (ekstrak
lichenes) yang berwarna biru di dalam kertas lakmus.
Indikator Alami
5
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Bahan :
1. Natrium sianida (NaCN)
2. Larutan aluminium sulfat Al2(SO)4)3
3. Larutan kalium klorida (KCl)
4. Larutan Amonium klorida (NH4Cl)
5. Larutan Amonium asetat (CH3COONH4)
C. Cara Kerja
1. Masukan kertas lakmus merh dan biru kedalam plat tetes, kemudian tetesi
dengan salah satu larutan garam. Amati perubahan warna indicator lakmus dan
catat hasilnya dalam tabel hasil pengamatan
2. Ulangi langkah 1 dengan menguji larutan yang lain
6
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Hasil uji larutan menggunakan kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru
B. Hasil Pembahasan
1. Dari hasil percobaan yang telah kami lakukan, larutan yang mempunyai pH
kurang dari 7 adalah Alumunium sulfat dan ammonium klorida
7
2. Dari hasil percobaan yang telah kami lakukan, larutan yang mempunyai pH lebih
dari 7 adalah natrium sianida dan ammonium asetat
3. Larutan yang mempunyai pH yang sama dengan 7 adalah kalium klorida
4. Larutan terhidrolisis sebagian yang bersifat asam adalah ammonium klorida dan
alumunium sulfat.
NH4ClNH4++Cl-
NH4++H2ONH3+H2O
Cl-+ H2O --/>
Al2(SO4)3 (aq) 2A13+(aq) + 3SO42-(aq)
A13+(aq) + 6H20(/) AI(H20)63+ (aq)
AI(H20)63+(aq) + H20(l) AI(H20)5(OH)2+ (aq) + H30+(aq)
SO42-(aq) + H20(l) (tidak ada reaksi)
5. Larutan terhidrolisis sebagian yang bersifat basa adalah natrium sianida . Berikut
reaksi
NaCN(aq) → Na+(aq) + CN–(aq)
8
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
9
DAFTAR PUSTAKA
Sitinurjannahsm.blogspot.co.id
10