Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

MENGUKUR pH LARUTAN BEBERAPA GARAM

NAMA ANGGOTA :

1.ARIS BUDIAJI SENTIKA (07 )

2.EVELYNE APRILIA YUNUS (12)

3.NITA AGUSTINA (24)

4.VELLA MAHARANI (36)

XI MIPA 3

SMAN 1 BLITAR
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dalam rangka
memenuhi tugas kimia
Dalam penyusunan laporan praktikum ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan dan
bimbingan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Untuk itu kami
menyampaikan ucapan yang terimakasih kepada :
1. Drs. Ahmad Damanhuri, M.M.Pd selaku kepala sekolah SMAN 1 Blitar
2. Dra. Nafiah selaku guru kimia
Kami menyadari bahwa dalam menyusun laporan praktikum ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna sempurnanya makalah ini.
Demikian laporan ini, semoga apa yang kami tulis dan laporkan dapat bermanfaat
untuk menambah pengetahuan kita semua.
 

Blitar, April

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Latar belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................................................2
BAB II...................................................................................................................................................3
LANDASAN TEORI............................................................................................................................3
BAB III..................................................................................................................................................6
METODE PRAKTIKUM......................................................................................................................6
A. Waktu dan tempat praktikum.....................................................................................................6
B. Alat dan Bahan..........................................................................................................................6
C. Cara Kerja..................................................................................................................................6
BAB IV.................................................................................................................................................7
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN.................................................................................7
A. Hasil Pengamatan......................................................................................................................7
B........................................................................................................................................................7
B. Hasil Pembahasan......................................................................................................................7
BAB V...................................................................................................................................................9
PENUTUP.............................................................................................................................................9
A. Kesimpulan................................................................................................................................9
B. Kritik dan saran.........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Asam basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari
bahasa latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa arab
yang berarti abu. Asam dan basa secara tidak sadar merupakan bagian dari kehidupan
kita. Kita senantiasa berinteraksi dengan asam dan basa setiap hari. Makanan yang
kita konsumsi sebagian besar bersifat asam,sedangkan pembersih yang kita gunakan
(sabun, deterjen, dll) adalah basa.

            Selain itu, asam dan basa sangat berpengaruh terhadap kondisi lingkungan.
Keasaman tanah akan berpengaruh terhadap kondisi tumbuhan yang ada diatasnya.
Kualitas air juga dapat ditentukan dengan mengukur tingkat keasamannya. Suatu
daerah yang dilanda hujan asam akan mengalami kerusakan lingkungan yang cukup
buruk. Kebanyakan asam dan basa (yang belum bercampur dengan senyawa lain) di
alam berupa larutan. Karena bentuk inilah yang mudah untuk direaksikan dengan
senyawa lainnya. Meskipun asam dan basa yang kita konsumsi sehari-hari berupa
padatan dan sabun, namun pada akhirnya tetap butuh diencerkan juga (direaksikan
atau dicampur dengan air) agar lebih mudah diserap atau digunakan.

            Berdasarkan pengertian asam basa menurut Arrhenius, suatu senyawa bersifat


asam dalam air karena adanya ion H+. adapun suatu senyawa bersifat basa dalam air
karena adanya ion OH-.

Untuk mengetahui apakah suatu senyawa mengandung ion H+ atau ion H-


dapat diuji dengan kertas lakmus. Ada dua jenis kertas lakmus, yakni lakmus merah
dan lakmus biru. Adanya ion H+ dalam larutan dapat memerahkan kertas lakmus
(lakmus biru berubah menjadi merah dan lakmus merah tetap berwarna merah).
Adapun adanya ion OH- dalam larutan yaitu dapat membirukan kertas lakmus (lakmus
merah berubah warna menjadi biru dan lakmus biru tetap berwarna biru).

            Pada tahun 1923 ahli kimia bernama J.N Broansted dan ahli kimia inggris
bernama T.N Lowry mengemukakan teori asam basa Broansted-lowry, yang berbunyi
suatu zat pemberi proton (proton donor) disebut asam dan suatu zat penerima proton
(proton aseptor) disebut basa. Dari defenisi tersebut maka suatu asam setelah melepas

1
proton akan membentuk basa konjugasi dari asam tersebut. Demikian pula dengan
basa,setelah menerima proton akan membentuk asam konjugasi dari basa tersebut.

            Pada tahun 1932 G.N Lewis menyatakan teori yang berbunyi basa adalah zat
yang memiliki satu atau lebih satu pasangan elektron bebas yang dapat diberikan
kepada zat lain sehingga terbentuk ikatan kovalen koordinasi, sedangkan asam adalah
zat yang dapat menerima pasangan elektron tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Sebutkan larutan yang mempunyai harga pH kurang dari 7 ?
2. Sebutkan larutan yang mmepunyai harga pH lebih dari 7 ?
3. Sebutkan larutan yang mempunyai harga pH yang sama dengan 7 ?
4. Larutan mana yang terhidrolisis sebagian yang bersifat asam, tuliskan reaksi
hidrolisinya !
5. Larutan mana yang terhidrolisis sebagian yang bersifat basa, tuliskan reaksi
hidrolisinya !
6. Larutan manakah yang terhidirolisis total dan tuliskan reaksi hidrolisinya!
7. Larutan garam mana yang tidak terhidrolisis?

C. Tujuan
Siswa dapat membedakan garam yang bersifat asam, basa, dan netral dengan
menggunakan kertas lakmus.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

Indikator adalah suatu zat penunjuk yang dapat membedakan larutan, asam
atau basa,atau netral melampirkan beberapa indikator dan perubahannya pada trayek
pH tertentu,kegunaan indikator ini adalah untuk mengetahui berapa kira-kira pH suatu
larutan. Di samping itu juga digunakan untuk mengetahui titik akhir kosentrasi pada
beberapa senyawa organik dan senyawa anorganik.

Keasaman atau kebasaan suatu zat tergantung pada banyak ada tidaknya ion H
(untuk asam) dan ion OH (untuk basa) dalam zat tersebut serta derajat ionisasi zat
tersebut.

Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air
akan menghasilkan larutan denga pH lebih kecil dari 7. asam adalah suatu zat yang
dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat
menerima pasangan electron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu
basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam.

Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:

1. Masam ketika dilarutkan dalam air.


2. Asam terasa menyengat bila disentuh, dan dapat merusak kulit, teruma bila
asamnya asam pekat.
3. Asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap logam.
4. Asam, walaupun tidak selalu ionic merupakan cairan elektrolit (dapat
menghantarkan arus listrik)
5. Mengubah warna lakmus merah menjadi biru

Ciri-ciri umum larutan Netral yaitu :

1. Rasa bervariasi
2. Tidak mengubah lakmus
3. Tidak bersifat korosif
4. Terdiri dari ion H+ dan OH-
5. [H+] = [OH-]

3
Basa adalah zat-zat yang dapat menetralkan asam. Secara kimia, asam dan
basa saling berlawanan. Basa yang larut dalam air disebut alkali. Jika zat asam
menghasilkan ion hidrogen (H+) yang bermuatan positif, maka dalam hal ini basa
mempunyai arti sebagai berikut. maka ketika suatu senyawa basa di larutkan ke dalam
air, maka akan terbentuk ion hidroksida (OH -) dan ion positif menurut reaksi sebagai
berikut. Ion hidroksida (OH-) terbentuk karena senyawa hidroksida (OH) mengikat
satu elektron saat dimasukkan ke dalam air.       

Teori asam-basa:

 Pada tahun 1884 Svante Arrhenius mengemukakan teori tentang asam dan
basa yaitu teori asam basa Arrhenius. Menurutnya, asam adalah suatu zat yang
apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H + dimana ion tersebut
merupakan satu-satunya ion yang ada dalam larutan. Basa merupakan zat yang
apabila di larutkan dalam air akan terionisasi menghasilkan ion OH -, dan ion
tersebut merupakan ion satu-satunya yang ada di dalam larutan.
 Pada tahun 1923 ahli kimIa Denmark bernama J.N Bronsted dan ahli kimia
inggris bernama T.N Lowry mengemukakan teori yang bernama teori asam
basa broansted-lowry, yang berbunyi suatu zat pemberi proton (proton donor)
disebutasam dan suatu zat penerima proton (proton aseptor) di sebut basa. Dari
definisi tersebut maka suatu asam setelah melepas proton akan membentuk
basa konjugasi dari asam tersebut. Demikian pula dengan basa, setelah
menerima proton akan membentuk asam konjugasi dari basa tersebut.
 Pada tahun 1932 G.N Lewis menyatakan teori yang berbunyi basa adalah zat
yang memiliki satu atau lebih pasangan elektron bebas yang dapat di berikan
kepada zat lain sehingga terbentuk ikatan kovalen koordinasi,
sedangkan asam adalah zat yang dapat menerima pasangan elektron tersebut.

Dalam laboratorium kimia, indikator asam-basa yang biasa di gunakan adalah


indikator buatan dan indikator alami, Berikut ini penjelasan tentang indikator asam-
basa buatan dan indikator asam-basa alami.

 Indikator Buatan

Indikator buatan adalah indikator siap pakai yang sudah dibuat di


laboratorium atau pabrik alat-alat kimia. Contoh indikator buatan adalah kertas

4
lakmus yang terdiri dari lakmus merah dan lakmus biru, kertas lakmus kertas
yang diberi senyawa kimia sehingga akan menunjukkan warna yang berbeda
setelah dimasukkan pada larutan asan maupun basa. Warna kertas lakmus akan
berubah sesuai dengan larutannya. Perubahan warna yang mampu dihasilkan
oleh kertas lakmus sebenarnya disebabkan karena adanya orchein (ekstrak
lichenes) yang berwarna biru di dalam kertas lakmus.

Lakmus biru dibuat dengan menambahkan ektrak lamus yang berwarna


biru ke dalam kertas putih. Kertas akan menyerap ekstrak lakmus yang
selanjutnya dikeringkan dalam udara terbuka, sehingga dihasilkan kertas
nlakmus biru.kertas lakmus biru pada larutan yang bersifat basa akan tetap
biru , karena orchein merupakan anion, sehingga tidak akan bereaksi dengan
anion (OH-).

Kertas lakmus merah dibuat dengan proses yang sama dengan


pembuatan kertas lakmus biru, tetapi ditambahkan sedikit asam sulfat atau
asam klorida agar warnanya menjadi merah. Sehingga mekanisme reaksi
orchein pada suasana asam akan kembali terjadi. Apabila kertas lakmus merah
dimasukkan kedalam larutan yang bersifat asam, warnanya akan tetap merah
karena lakmus merah memang merupakan orchein dalam suasana asam.
Sedangkan, apabila kertas lakmus merah ditambahkan larutan yang bersifat
basa, maka orchein yang berwarna biru akan kembali terbentuk.

 Indikator Alami

Indikator alam merupakan bahan-bahan alam yang dapat berubah warnanya


dalam larutan asam, basa, dan netral. Indikator alam yang biasanya dilakukan
dalam pengujian asam basa adalah tumbuhan yang berwarna mencolok, berupa
bunga-bungaan, umbi-umbian, kulit buah, dan dedaunan.

Perubahan warna indikator bergantung pada warna jenis tanamannya, misalnya


kembang sepatu merah di dalam larutan asam akan berwarna merah dan di
dalam larutan basa akan berwarna hijau, kol ungu di dalam larutan asam akan
berwarna merah keunguan dan di dalam larutan basa akan berwarna hijau.

5
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan tempat praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada :


Hari/tanggal : Selasa,4 April 2017
Waktu : 09.15-10.30
Tempat : laboratorium kimia

B. Alat dan Bahan


 Alat :
1. Plat tetes
2. Pipet tetes
3. Indicator lakmus

 Bahan :
1. Natrium sianida (NaCN)
2. Larutan aluminium sulfat Al2(SO)4)3
3. Larutan kalium klorida (KCl)
4. Larutan Amonium klorida (NH4Cl)
5. Larutan Amonium asetat (CH3COONH4)

C. Cara Kerja

1. Masukan kertas lakmus merh dan biru kedalam plat tetes, kemudian tetesi
dengan salah satu larutan garam. Amati perubahan warna indicator lakmus dan
catat hasilnya dalam tabel hasil pengamatan
2. Ulangi langkah 1 dengan menguji larutan yang lain

6
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

No Larutan Perubahan Warna pH Sifat larutan


Lakmus Lakmus
Merah Biru
1. Natrium sianida Biru Biru >7 Basa
(NaCN)

2. Aluminium sulfat Merah Merah <7 Asam


Al2(SO)4)3
3. Kalium klorida (KCl) Merah Biru =7 Netral

4. Amonium klorida Merah Merah <7 Asam


(NH4Cl)

5. Amonium asetat Biru Biru >7 Basa


(CH3COONH4)

Hasil uji larutan menggunakan kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru
B. Hasil Pembahasan
1. Dari hasil percobaan yang telah kami lakukan, larutan yang mempunyai pH
kurang dari 7 adalah Alumunium sulfat dan ammonium klorida

7
2. Dari hasil percobaan yang telah kami lakukan, larutan yang mempunyai pH lebih
dari 7 adalah natrium sianida dan ammonium asetat
3. Larutan yang mempunyai pH yang sama dengan 7 adalah kalium klorida
4. Larutan terhidrolisis sebagian yang bersifat asam adalah ammonium klorida dan
alumunium sulfat.
 NH4ClNH4++Cl-
NH4++H2ONH3+H2O
Cl-+ H2O --/>
 Al2(SO4)3 (aq)  2A13+(aq) + 3SO42-(aq)
A13+(aq) + 6H20(/)   AI(H20)63+ (aq)
AI(H20)63+(aq) + H20(l)   AI(H20)5(OH)2+ (aq) + H30+(aq)
SO42-(aq) + H20(l)  (tidak ada reaksi)

5. Larutan terhidrolisis sebagian yang bersifat basa adalah natrium sianida . Berikut
reaksi
 NaCN(aq) →  Na+(aq) +  CN–(aq)

 (NH4)2SO4 → 2NH4+ + SO42-

 NH4+ + H2O → NH4OH + H+


 SO42- + H2O → tidak terjadi reaksi
6. Larutan yang terhidrolisis total adalah ammonium asetat. Berikut reaksi dari
ammonium asetat
Al2(SO4)3 (aq)  2A13+(aq) + 3SO42-(aq)
A13+(aq) + 6H20(/)  AI(H20)63+ (aq)
AI(H20)63+(aq) + H20(l)  AI(H20)5(OH)2+ (aq) + H30+(aq)
SO42-(aq) + H20(l)           (tidak ada reaksi)
7. Larutan garam yang tidak terhidrolisis adalah kalium klorida karena terdiri dari K+
yang berasal dari basa kuat dan Cl- yang berasal dari asam kuat.

8
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah :


 Masing-masing larutan memiliki sifat yang berbeda-beda. Ada yang bersifat
asam, basa maupun netral. Hal ini ditentukan oleh ada tidaknya ion H (untuk
asam) dan ion OH (untuk basa) dalam zat tersebut serta derajat ionisasi zat
tersebut.
 Jika kertas lakmus merah yang dicelupkan kedalam larutan dan berubah
menjadi biru maka larutan tersebut bersifat basa
 Jika kertas lakmus biru yang dicelupkan kedalam larutan dan berubah menjadi
warna merah, maka itu menandakan bahwa larutan tersebut bersifat asam
 Kertas lakmus tidak berubah warna maka larutan tersebut bersifat netral

B. Kritik dan saran


Saran kami sebaiknya alat yang digunakan dalam praktikum tersedia dengan
cukup banyak sehingga penggunaannya tidak bergantian antar kelompok.

9
DAFTAR PUSTAKA

Dyah Rufaida, Anis dan Annik Qurniawati.2014. Buku PR Kimia.Klaten:Intan Pariwara

Sitinurjannahsm.blogspot.co.id

10

Anda mungkin juga menyukai