Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM 4

KAJIAN FISIKA SEKOLAH


MASSA JENIS DAN KERAPATAN ZAT

DISUSUN OLEH

NAMA : R.A.N Salsabila Tri Adinda

NIM : 06111381722054

DOSEN PEMBIMBING : Dra. Murniati, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
Lembar Kerja Mahasiswa
Judul Praktikum : Pengukuran massa jenis benda

Tujuan Praktikum :

o Dapat melakukan pengukuran dengan tepat dan teliti


o Dapat menggunakan neraca O’Haus dengan tepat dan teliti sebagai
alat ukur massa benda
o Dapat mengikuti prosedur praktikum dengan sistematis dan disiplin
o Dapat menentukan massa jenis benda berdasarkan perhitungan
dengan formulasi yang ada
o Dapat menarik kesimpulan dari praktikum yang dilakukan
Materi :

Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin
tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya.
Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total
volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan
memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki
massa jenis lebih rendah (misalnya air).

Rumus untuk menentukan massa jenis adalah :

Dengan :
m = massa benda/zat (kg)
V = volume zat cair ( m3 )
ρ = massa jenis (kg/ m3 )
Tabel massa jenis benda :
Hasil Pengamatan
1. Bentuk BALOK
Pengukuran Sisi Balok
No Benda Panjang (cm) Lebar (cm) Tinggi (cm)
1. Balok Kayu 1,984 1,965 2,002
2. Balok Tembaga 1,905 1,902 1,906
3. Balok Besi 1,975 2,031 1,976
4. Balok Almunium 2,008 2,015 2,097
5. Balok Kuningan 1,907 1,903 1,990
6. Balok Plastik 1,956 1,978 1,972

Pengukuran Massa Balok


NO Percobaan ke- Jenis Balok Massa (kg) Massa (kg)
Neraca Neraca
Digital Ohauss
1. 1 Balok kayu 0,00221 kg 0,0023 kg

2. 2 Balok tembaga 0,05966 kg 0,0599 kg

3. 3 Balok besi 0,05993 kg 0,0600 kg

4. 4 Balok Almunium 0,02265 kg 0,0219 kg

5. 5 Balok Kuningan 0,05945 kg 0,0596 kg


6. 6 Balok Plastik 0,00684 kg 0,0070 kg

Pengukuran Volume Balok


V = p ×l ×t
NO Percobaan ke- Jenis Balok Volume (m3)
1. 1 Balok kayu 7,80 × 10-6

2. 2 Balok tembaga 6,91 × 10-6

3. 3 Balok besi 7,93 × 10-6

4. 4 Balok Almunium 8,48 × 10-6

5. 5 Balok Kuningan 7,22 × 10-6

6. 6 Balok Plastik 7,66 × 10-6

Pengukuran Massa Jenis Balok


m
ρ =
V
NO Percobaan Jenis Balok p (massa p ( massa
ke- jenis) jenis)
Neraca Digital neraca ohauss
1. 1 Balok kayu 283,3 kg/m3 294,9 kg/m3

2. 2 Balok tembaga 8633,9 kg/m3 8668,6 kg/m3

3. 3 Balok besi 7557,4 kg/m3 7566,2 kg/m3

4. 4 Balok Almunium 2671 kg/m3 2982,5 kg/m3

5. 5 Balok Kuningan 8234,1 kg/m3 8254,8 kg/m3

6. 6 Balok Plastik 896, 5 kg/m3 0,0070 kg


Analisis Data: m
ρ =
V
MASSA JENIS BALOK
0,00684 kg
 Neraca Digitasl ρ =
7,66 × 10−6
1. Balok Kayu
ρ = 896, 5 kg/m3
m
ρ =
V
0,00221 kg
ρ =
7,80 ×10−6
ρ = 283,3 kg/m3  Neraca Ohauss
2. Balok tembaga 1. Balok Kayu
m m
ρ = ρ =
V V
0,05966 kg 0,0023 kg
ρ = ρ =
6,91 ×10−6 7,80 ×10−6
ρ = 8633,9 kg/m3 ρ = 294,9 kg/m3

3. Balok besi 2. Balok tembaga


m m
ρ = ρ =
V V
0,05993 kg 0,0599 kg
ρ = ρ =
7,93 ×10−6 6,91 ×10−6
ρ = 7557,4 kg/m3 ρ = 8668,6 kg/m3Balok besi

4. Balok Almunium 3. Balok Besi


m m
ρ = ρ =
V V
0,02265 kg 0,0600 kg
ρ = ρ =
8,48× 10−6 7,93 ×10−6
ρ = 2671 kg/m3 ρ = 7566,2 kg/m3

4. Balok Almunium
5. Balok Kuningan m
ρ =
V
m
ρ =
V 0,0219 kg
ρ =
8,48× 10−6
0,05945 kg
ρ =
7,22 ×10−6 ρ = 2582,5 kg/m3

ρ = 8234,1 kg/m3 5. Balok Kuningan


m
ρ =
V
6. Balok Plastik
0,0596 kg m
ρ = ρ =
7,22 ×10−6 V
ρ = 8254,8 kg/m3 0,0070 kg
ρ =
7,66 × 10−6
6. Balok Plastik
ρ = 0,0070 kg/m

KESALAHAN RELATIF
1. Massa jenis Besi
hasil ukur sendiri−hasil standar
o % kesalahan = | | ×100
haslukur standar
kg kg
7557,4 −7900
m3 m3
% kesalahan = | | ×100
kg
7900
m3
% kesalahan = 4,3 % ( Neraca Digitasl )
hasil ukur sendiri−hasil standar
o % kesalahan = | | ×100
haslukur standar
kg kg
7566,2 −7900
m3 m3
% kesalahan = | | ×100
kg
7900
m3
% kesalahan = 4,2 % ( Neraca Ohauss )
2. Massa jenis Alumunium
hasil ukur sendiri−hasil standar
o % kesalahan = | | ×100
haslukur standar
kg kg
2671 −7900
m3 m3
% kesalahan = | | ×100
kg
7900
m3
% kesalahan = 1,07 % ( Neraca Digitasl )
hasil ukur sendiri−hasil standar
o % kesalahan = | | ×100
haslukur standar
kg kg
2582,5 −2700
m3 m3
% kesalahan = | | ×100
kg
2700
m3
% kesalahan = 4,3 % ( Neraca Ohauss )
3. Massa Jenis Kuningan
hasil ukur sendiri−hasil standar
o % kesalahan = | | ×100
haslukur standar
kg kg
8234,1 −8400
m3 m3
% kesalahan = | | ×100
kg
8400
m3
% kesalahan = 1,9 % ( Neraca Digitasl )
hasil ukur sendiri−hasil standar
o % kesalahan = | | ×100
haslukur standar
kg kg
8254,8 −8400
m3 m3
% kesalahan = | | ×100
kg
8400
m3
% kesalahan = 1,7 % ( Neraca Ohauss )

4. Massa Jenis Tembaga


hasil ukur sendiri−hasil standar
o % kesalahan = | | ×100
haslukur standar
kg kg
8633,9 −8960
m3 m3
% kesalahan = | | ×100
kg
8960
m3
% kesalahan = 3,6 % ( Neraca Digitasl )
hasil ukur sendiri−hasil standar
o % kesalahan = | | ×100
haslukur standar
kg kg
8668,6 −8960
m3 m3
% kesalahan = | | ×100
kg
8960
m3
% kesalahan = 3,2 % ( Neraca Ohauss )

2. Bentuk SILINDER / TABUNG


Pengukuran Volume Tabung
No Jenis Benda Diameter (cm) Tinggi (cm) Volume
. (cm3)
1 Silinder Besi 1 cm 3,05 cm 2,39
2 Silinder Kuningan 1 cm 3,0 cm 2,35

V besi = π r2 t
= 3,14 ×(0,25) 2
× 3,05 cm
= 2,39 cm3
= 2,39 ×10 -6
m3
Vkuningan = π r2 t
= 3,14 ×(0,25) 2
× 3,0 cm
= 2,35 cm3
= 2,35 ×10 -6
m3
Pengukuran massa tabung
No Jenis Benda Massa tabung Massa tabung
(neraca digital) ( neraca ohauss)
1 Silinder Besi 18,49 gr 18,9 gr
2 Silinder Kuningan 19,79 gr 20 gr

Analisis Data
Massa jenis Silinder / Tabung
1. Besi
m
o ρ =
V
18,49 gr
ρ =
2,39 ×10−6
ρ = 7,7 gr/cm3

ρ = 7700 kg/ m3 (Neraca Digital)


m
o ρ =
V
18,9 gr
ρ =
2,39 ×10−6
ρ = 7,9 gr/cm3

ρ = 7900 kg/ m3 (Neraca Ohauss)

2. Kuningan
m
o ρ =
V
19,79 gr
ρ =
2,35 × 10−6
ρ = 8,4 gr/cm3

ρ = 8400 kg/ m3 (Neraca Digital)


m
o ρ =
V
20 gr
ρ =
2,35 × 10−6
ρ = 8,51 gr/cm3

ρ = 8510 kg/ m3 (Neraca Ohauss)

KESALAHAN RELATIF
1. Massa jenis Silinder Besi
hasil ukur sendiri−hasil standar
o % kesalahan = | | ×100
haslukur standar
kg kg
7700 −7900
m3 m3
% kesalahan = | | ×100
kg
7900
m3
% kesalahan = 2,5 % ( Neraca Digitasl )
hasil ukur sendiri−hasil standar
o % kesalahan = | | ×100
haslukur standar
kg kg
7900 −7900
m3 m3
% kesalahan = | | ×100
kg
7900
m3
% kesalahan = 0 % ( Neraca Ohauss )
2. Massa jenis silinder Kuningan
hasil ukur sendiri−hasil standar
o % kesalahan = | | ×100
haslukur standar
kg kg
8400 −8400
m3 m3
% kesalahan = | | ×100
kg
8400
m3
% kesalahan = 0 % ( Neraca Digitasl )
hasil ukur sendiri−hasil standar
o % kesalahan = | | ×100
haslukur standar
kg kg
8510 −8400
m3 m3
% kesalahan = | | ×100
kg
8400
m3
% kesalahan = 1,3 % ( Neraca Ohauss )
Pertanyaan :
1.Perbandingan Massa dan volume (m/V) merupakan?
Perbandingan massa dan volume merupakan hasil dari massa jenis suatu zat
atau massa jenis sebuah benda atau merupakan cara untuk mengetahui massa jenis
suatu zat atau pada sebuah benda secara matematiknya.

2.Bagaimana cara menentukan volume benda yang beraturan?


Cara Untuk menentukan volume zat atau benda yang beraturan yaitu dengan
menggunakan rumus matematika sesuai bentuknya, misalnya menghitung benda berbentuk
kubus berarti volume kubus rumusnya s × s × s, berbentuk balok berarti dengan rumus
volume balok p × l × t atau berbentuk silinder rumusnya πr2 t.

3.Bagaimana cara menentukan volume benda yang tidak beraturan


Massa jenis suatu benda yang bentuknya tidak teratur meliputi benda-benda yang akan
sulit dihitung volumenya dengan menggunakan rumus matematika, maka dari itu untuk
mengukur volumenya ada beberapa cara yaitu:
1. kamu dapat menggunakan gelas ukur. Masukkan air ke dalam gelas ukur dengan
volume tertentu. Catat berapa volume air yang kamu masukkan, misal 100 ml.
2. Selanjutnya, masukkan zat padat tersebut ke dalam gelas ukur yang berisi air tadi.
Lalu amati berapa volume airnya sekarang. Volume batu ditunjukkan dari selisih
kenaikan volume air. misalnya, volume air yang sebelumnya 100 ml, setelah dimasuki
batu menjadi 132 ml, artinya volume batu tersebut adalah 132 ml – 100 ml = 32 ml.
Jadi, volume benda yang tidak teratur itu dapat di peroleh volumenya dengan selisih 2
keadaan yang berbeda.

4. Bagaimana menentukan massa jenis untuk zat cair ?


Untuk menentukan massa jenis dari suatu zat cair, kamu memerlukan alat yang
disebut sebagai hidrometer. Hidrometer mempunyai skala massa jenis dan pemberat yang
dapat membuat posisi pengukur hidrometer menjadi vertical.
Untuk mengetahui massa jenis zat cair menggunakan hidrometer adalah Cukup
masukkan hidrometer ke dalam zat cair yang hendak dihitung massa jenisnya. Hidrometer
tersebut memberikan acuan bila semakin hidrometer tercelup ke dalam zat cair, artinya massa
jenis zat cair tersebut semakin kecil.

5.Coba masukkan kubus besi ke air? Apa yang terjadi dengan kubus besi? Mengapa
demikian?
Kubus besi tersebut akan tenggelam didasar air , karena massa jenis besi itu
lebih besar dari pada massa jenis air maka sebab itulah besi dapat tenggelam jika
dimasukkan kedalam air.

6. Apa yang terjadi kalau kita mencampurkan minyak goreng dan air? Mengapa
minyak goreng dan air tidak bercampur, meskipun dikocok!
Jika kita mencampurkan minyak goreng dan air maka minyak goreng tersebut
tidak bercampur dengan air. Kenapa? Karena massa jenis minyak lebih kecil daripada
massa jenis air , sehingga minyak goreng itu akan mengapung di permukaan atas air jadi
keduanya tidak bisa bersatu atau minyak tidak bisa tenggelam di dalam air.
Kesimpulan
Pada percobaan kali ini, kita membuktikan nilai massa jenis sebuah zat antara
yang sudah ada ( hasil standar atau yang sudah ditetapkan ) dengan nilai massa jenis zat
yang berdasarkan perhitungan dengan formulasi yang ada (rumus – rumusnya) dengan
nilai yang diperoleh melalui percobaan ini.
Kali ini kami mencoba mengukur atau mengamati dengan enam jenis zat padat
yang berbentuk kubus yaitu: kayu, plastic, besi, tembaga, kuningan, aluminium. Untuk
menghitung massa bendanya kami memakai neraca digital dan neraca o’haus sebagai
pembandingnya, dan untuk menghitung volumenya kami mengukurnya dengan
mikrometer sekrup dengan ketelitian 0,01 mm maka didaplah panjang, lebar dan tinggi
balok tersebut.
Dan sebagai pembandingnya kami juga menghitung massa jenis zat padat yang
berbentuk silinder yaitu: silinder besi dan silinder kuningan. Untuk menghitung massa
bendanya kami menggunakan dua cara juga yaitu menggunakan neraca digital dan
neraca ohauss sebagai pembandingnya dan juga untuk menghitung volume silindernya
kami menggunakan jangkas orong dengan ketelitian 0,05 mm untuk mendapatkan nilai
diameter dan tingginya.
Maka hasil yang kami dapatkan adalah setiap benda yang memiliki zat padat
( bahan pembentuknya) sama akan memiliki massa jenis yang sama pula walaupun
bentuk benda padatnya berbeda – beda.
Tetapi pada percobaan ini kami tidak begitu sempurna hasil yang didapatkan
karena kesalahan relative nya cukup besar tetapi tidak lebih dari 10 % maka masih bisa
dianggap benar pada percobaan kami kali ini. Kesalahan relative yang diperoleh itu
mungkin penyebabnya adalah kurang telitinya dalam pembacaan skala pada neraca dan
alat ukur lainnya dan bisa juga akibat suhu atau sentuhan yang mempengaruhi
timbangan pada neraca digital maupun neraca ohaus.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa massa jenis zat antara yang standard yang telah
diketahui dan hasil ukur melalui percobaan itu relative sama, maka yang mempengaruhi
massa jenis zat suatu benda tersebut adalah massa benda itu sendiri dan volume benda,
sehingga jika jenis zatnya atau bahan zatnya sama tapi bentuknya berbeda-beda maka
massa jenis zat antar benda tersebut pasti sama walaupun bentuk bendanya berbeda.
Lampiran
Volume benda Balok
1. Kayu

2. Tembaga

3. Besi

4. Aluminium

5. Kuningan
6. Plastic

Massa Benda Balok


1. Kayu

2. Tembaga
3. Besi

4. Alumunium

5. Kuningan

6. Plastik
Volume Benda Silinder
1. Besi

2. Kuningan

Massa Benda Silinder


1. Besi

2. Kuningan

Anda mungkin juga menyukai