Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2

HUKUM ARCHIMIDES

Dosen Pengampu: Hadi Pramono M, Pd.

Di susun oleh:

Nama : Rosianah
NIM : 1413162040
Kelas/Semester : Biologi-A/II
Kelompok :4
Asisten Praktikum : Sutisna
Vivi Sophie Elfada

LABORATORIUM BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2014
HUKUM ARCHIMIDES

A. Tujuan
Menentukan massa jenis zat padat dan zat cair berdasarkan hukum
Archimides

B. Dasar Teori
Archimedes adalah seorang ilmuwan terbesar pada zamannya. Ia lahir di
kota Syracuse, Sisilia pada tahun 287 SM dan meninggal pada tahun 212 SM.
Archimedes dikenal sebagai ahli fisika, marematika, optika dan astronomi. Ia
dijuluki sebagai Bapak Eksperimen, karena mendasarkan penemuannya pada
percobaan. Ia menemukan hukum pada sebuah peristiwa yang disebut dengan
Hukum Archimedes yang berbunyi “jika benda dimasukkan ke dalam cairan,
baik sebagian atau seluruhnya, akan mendapatkan gaya ke atas sebesar berat
cairan yang dipindahkan benda itu”. Misalnya air mempunyai volume tertentu,
jika sebuah benda dimasukkan ke dalam air tersebut, maka permukaan air akan
terdesak atau naik. Dengan kata lain, berat benda seolah-olah menjadi lebih
ringan. Hal ini karena adanya gaya ke atas yang sering disebut gaya Archimedes.
(Fredick, 2006)
Dalam kehidupan sehari-hari, kita akan menemukan bahwa benda yang
dimasukan ke dalam fluida seperti air misalnya, memiliki berat yang lebih kecil
daripada ketika benda tidak berada di dalam fluida tersebut. Mungkin sulit
mengangkat sebuah batu dari atas permukaan tanah tetapi batu yang sama dengan
mudah diangkat dari dasar kolam. Hal ini disebabkan karena adanya gaya apung
sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Gaya apung terjadi karena adanya
perbedaan tekanan fluida pada kedalaman yang berbeda. Seperti yang telah
dijelaskan pada pokok bahasan Tekanan pada Fluida, tekanan fluida bertambah
terhadap kedalaman. Semakin dalam fluida (zat cair), semakin besar tekanan
fluida tersebut. Ketika sebuah benda dimasukkan ke dalam fluida, maka akan
terdapat perbedaan tekanan antara fluida pada bagian atas benda dan fluida pada
bagian bawah benda. Fluida yang terletak pada bagian bawah benda memiliki
tekanan yang lebih besar daripada fluida yang berada di bagian atas benda. (Eddy,
2005)
Prinsip Archimedes menyatakan bahwa: ketika sebuah benda tercelup
seluruhnya atau sebagian di dalam zat cair, zat cair akan memberikan gaya ke atas
(gaya apung) pada benda, di mana besarnya gaya ke atas (gaya apung) sama
dengan berat zat cair yang dipindahkan. Prinsip Archimedes dapat dibuktikan
dengan melakukan percobaan kecil-kecilan berikut: Masukan air ke dalam sebuah
wadah (ember). Usahakan sampai meluap sehingga ember tersebut benar-benar
penuh terisi air. Setelah itu, silahkan masukan sebuah benda ke dalam air. Setelah
benda dimasukan ke dalam air, maka sebagian air akan tumpah. Volume air yang
tumpah = volume benda yang tercelup dalam air tersebut. Jika seluruh bagian
benda tercelup dalam air, maka volume air yang tumpah = volume benda tersebut.
Tapi jika benda hanya tercelup sebagian, maka volume air yang tumpah = volume
dari bagian benda yang tercelup dalam air. Besarnya gaya apung yang diberikan
oleh air pada benda = berat air yang tumpah (berat air yang tumpah = w = g =
massa jenis air x volume air yang tumpah x percepatan gravitasi).
Secara sistematis, hukum archimedes dapat ditulis sebagai berikut :
FA = ρa Va g
Keterangan:
FA = gaya angkat ke atas pada benda (N)
Va = volume zat cair yang terdesak (m3)
ρa = massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2) (Sutrisno,1983)

C. Alat dan Bahan


a. Alat
1. Jangka sorong 7. Benda padat homogen
2. Neraca pegas dan beraturan
3. Neraca ohaus 8. Benda padat dari bahan
4. Aeometer
sejenis (tidak perlu
5. Gelas ukur
6. Beacker glass beraturan)
9. Loop
b. Bahan
1. Air 250 ml
2. Minyak goreng 200 m
3. Gliserin 100 ml
4. Alumunium
5. Tembaga
6. Besi
7. kuningan

D. Prosedur Kerja
1. Percobaan 1: menentukan volume silinder berongga
a. Tentukan volume silinder berongga melalui pengukuran diameter
dalam dan luar serta tinggi silinder dan kedalaman lubang silinder
dengan jangka sorong, lakukan masing-masing 10 kali pengukuran dan
dihitung volumennya.
b. Perhatikan skala nol alat ukur sebelum digunakan. Gunakan loop agar
pengamatan dapat dilakukan lebih cermat, perhatikan posisi
pengamatan dan hindari kesalahan paralak.
c. Timbang berat silinder tersebut diudara dan didalam zat cair (10 kali
pengukuran). Gunakan loop bila anda melihat skala yang ditunjukkan
oleh neraca pegas, nyatakan berat silinder diudara.
d. Ukur massa jenis air dengan menggunakan aerometer untuk satu kali
pengukuran. Gunakan loop bila anda melihat skala yang ditujukkan
oleh aerometer, yaitu batas skala aerometer yang tercelup dalam zat
cair.
e. Bandingkan volume silinder
f. Bersihkan semua alat yang telah digunakan
2. Percobaan 2: menentukan massa jenis zat cair melalui hukum
archimides
a. Masukkan zat cair dalam gelas ukur, gunakan gelas ukur yang berbeda
untuk setiap zat cair yang digunakan
b. Ukur massa jenis setiap zat cair yang tersedia dengan menggunakan
aerometer. Bersihkan aerometer setelah digunakan.
c. Tentukan volume benda dengan menggunakan jangka sorong
d. Timbang berat benda diudara dan didalam zat cair, perhatikan skala nol
neraca pegas sebelum digunakan, kemudian gunakan loop agar
pengamatan tampak lebih jelas
e. Bersihkan benda dan gunakan beacker glass yang berbeda untuk setiap
zat cair yang berbeda
f. Lakukan langkah a-e untuk sejumlah zat cair yang tersedia
g. Bandingkan perolehan dengan menggunakan aerometer dan dengan
penerapan hukum archimides
h. Bersihkan semua alat yang telah digunakan
3. Percobaan 3: menetukan massa jenis zat benda dengan menyelidiki
hubungan antara (W-W1) dan volume benda
a. Sediakan macam-macam benda homogen yang bentuknya berbeda-
beda tapi terbuat dari jenis bahan yang sama (anggap p-nya sama)
b. Timbang benda-benda itu diudara dan dalam zat cair (yang akan
ditentukan massa jenisnya)
c. Ukur massa jenis fluida dengan menggunakan aerometer
d. Berdasarkan langkah b dan c, tentukan volume dari setiap benda yang
digunakan
e. Timbang masing-masing massa benda yang digunakan
f. Hitung massa jenis dari masing-masing benda, bandingkan apakah
massa jenis semua benda yang digunakan sama
g. Bersihkan semua alat yang telah digunakan.

E. Hasil Pengamatan
1) Tabel pengamatan Volume benda (Vb)
No Jenis benda Skala Skala Hasil Vb
utama nonius
1 Alumunium 1,8 x 10-3 0,005 x 10-3 1,805 x 10-3 5,880 x 10-3
2 Tembaga 1,7 x 10-3 0,005 x 10-3 1,705 x 10-3 4,956 x 10-3
3 Besi 1,8 x 10-3 0,015 x 10-3 1,815 x10-3 5,979 x 10-3
4 Kuningan 1,8 x 10-3 0,01 x 10-3 1,8 x 10-3 5,832 x 10-3

2) Tabel pengamatan massa jenis benda ( ρ b)

No Jenis zat ( ρ f) (Vf) Jenis benda (Vb) (Pb) (W) (W1) (FA)
fluida kg/m3 ml kg/m3 kg/m3 N N N
1 Air 1 kg/m3 250 Alumunium 5,880 x 10-3 42,86 x 103 0,3 0,2 0,1
ml
Tembaga 4,956 x 10-3 50,44 x 103 0,75 0,7 0,05
Besi 5,979 x 10-3 41,81 x 103 0,7 0,6 0,1
Kuningan 5,832 x 10-3 42,51 x 103 0,8 0,7 0,1
2 Minyak 0,9 200 Alumunium 5,880 x 10-3 30,86 x 103 0,8 0,8 0,05
goreng kg/m3 ml
Tembaga 4,956 x 10-3 36,31 x 103 0,75 0,7 0,05
Besi 5,979 x 10-3 30,10 x 103 0,7 0,7 0
Kuningan 5,832 x 10-3 30,61 x 103 0,8 0,7 0,1
3 Gliserin 1,3 x 10-3 100 Alumunium 5,880 x 10-3 22,92 x 103 0,3 0,3 0
kg/m3 ml
Tembaga 4,956 x 10-3 26,23 x 103 0,75 0,8 -0,05
Besi 5,979 x 10-3 21,74 x 103 0,7 0,7 0
Kuningan 5,832 x 10-3 22,10 x 103 0,8 0,8 0

3) Perhitungan:

a. Percobaan 1
Massa jenis benda ( ρ b)  Tembaga
pada air: ρ b = 1 x 250
 Alumunium 4,956 x 10-3
ρ b = 1 x 250 = 50,44 x 10-3 kg/m3
5,880 x 10-3  Besi
= 42,51 x 10-3 kg/m3 ρ b = 1 x 250
5,979 x 10-3  Tembaga
= 41,81 x 10-3 kg/m3 FA = W – W 1
 Kuningan = 0,75 - 0,7
ρ b = 1 x 250 = 0,05 N
5,832 x 10-3  Besi
= 42,86 x 10-3 kg/m3 FA = W – W 1
Gaya angkat/apung keatas = 0,7 - 0,6
pada benda (FA): = 0,1 N
 Alumunium  Kuningan
FA = W – W 1 FA = W – W 1
= 0,3 - 0,2 = 0,8 - 0,7
= 0,1 N = 0,1 N

b. Percobaan 2
Massa jenis benda ( ρ b)
pada minyak:
 Alumunium
ρ b = 0,9 x 200
5,880 x 10-3
= 30,61 x 10-3 kg/m3
 Tembaga
ρ b = 0,9 x 200
4,956 x 10-3
= 36,31 x 10-3 kg/m3
 Besi
ρ b = 0,9 x 200
5,979 x 10-3
= 30,10 x 10-3 kg/m3
 Kuningan
ρ b = 0,9 x 200
5,832 x 10-3
= 30,86 x 10-3 kg/m3 = 0,75 - 0,7
= 0,05 N
Gaya angkat/apung keatas  Besi
pada benda (FA): FA = W – W 1
 Alumunium = 0,7 - 0,7
FA = W – W 1 =0N
= 0,3 - 0,3  Kuningan
=0N FA = W – W 1
 Tembaga = 0,8 - 0,7
FA = W – W 1 = 0,1 N

c. Percobaan 3
Massa jenis benda ( ρ b)
pada gliserin:
 Alumunium
ρ b = 1,3 x 10-3 . 100
5,880 x 10-3
= 22,10 kg/m3
 Tembaga
ρ b = 1,3 x 10-3 . 100
4,956 x 10-3
= 26,23 kg/m3
 Besi
ρ b = 1,3 x 10-3 . 100
5,979 x 10-3
= 21,74 kg/m3
 Kuningan
ρ b = 1,3 x 10-3 . 100
5,832 x 10-3
= 22,29 kg/m3 = 0,75 - 0,8
= -0,05 N
Gaya angkat/apung keatas  Besi
pada benda (FA): FA = W – W 1
 Alumunium = 0,7 - 0,7
FA = W – W 1 =0N
= 0,3 - 0,3  Kuningan
=0N FA = W – W 1
 Tembaga = 0,8 - 0,8
FA = W – W 1 = 0,1 N

F. Pembahasan
Praktikum kali ini membahas tentang hukum archimides. Hukum
archimides berbunyi “jika benda dimasukkan ke dalam cairan, baik sebagian atau
seluruhnya, akan mendapatkan gaya ke atas sebesar berat cairan yang dipindahkan
benda itu”. Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah: air, minyak
goreng, gliserin, alumunium, tembaga, besi dan kuningan.
Percobaan pertama menentukan volume silinder berongga caranya sebagai
berikut: tentukan volume silinder berongga melalui pengukuran diameter dalam
dan luar serta tinggi silinder dan kedalaman lubang silinder dengan jangka sorong,
lakukan masing-masing 10 kali pengukuran dan dihitung volumennya. Kemudian
perhatikan skala nol alat ukur sebelum digunakan. Lalu gunakan loop agar
pengamatan dapat dilakukan lebih cermat, perhatikan posisi pengamatan dan
hindari kesalahan paralak. Setelah itu ditimbang berat silinder tersebut diudara
dan didalam zat cair (10 kali pengukuran). Gunakan loop bila anda melihat skala
yang ditunjukkan oleh neraca pegas, nyatakan berat silinder diudara. Diukur
massa jenis air dengan menggunakan aerometer untuk satu kali pengukuran.
Gunakan loop bila anda melihat skala yang ditujukkan oleh aerometer, yaitu batas
skala aerometer yang tercelup dalam zat cair. Kemudian bandingkan volume
silinder, serta dibersihkan semua alat yang telah digunakan. Diperoleh dari hasil
pengamatan bahwa volume alumunium Vb = 5,880 x 10 -3, volume tembaga Vb =
4,956 x 10-3 , volume besi Vb = 5,979 x 10-3 dan volume kuningan Vb = 5,832 x
10-3. Saat alumunium, tembaga, besi dan kuningan dicelupkan pada masing-
masing fluida zat cair (air, minyak dan gliserin), volume besi (Vb) yang lebih
besar dibandingkan dengan alumunium, tembaga dan kuningan karena massa dari
besi tersebut juga besar.
Pengamatan kedua menentukan massa jenis zat cair (air, minyak dan
gliserin) melalui hukum archimides caranya: masukkan zat cair dalam gelas ukur,
gunakan gelas ukur yang berbeda untuk setiap zat cair yang digunakan, lalu
diukur massa jenis setiap zat cair yang tersedia dengan menggunakan aerometer.
Bersihkan aerometer setelah digunakan. Kemudian ditentukan volume benda
dengan menggunakan jangka sorong. Setelah itu ditimbang berat benda diudara
dan didalam zat cair, perhatikan skala nol neraca pegas sebelum digunakan,
kemudian gunakan loop agar pengamatan tampak lebih jelas. Lalu bersihkan
benda dan gunakan beacker glass yang berbeda untuk setiap zat cair yang berbeda,
lakukan langkah a-e untuk sejumlah zat cair yang tersedia. Serta bandingkan
perolehan dengan menggunakan aerometer dan dengan penerapan hukum
archimides. Setelah itu bersihkan semua alat yang telah digunakan. Dari hasil
pengamatan massa jenis benda ( ρ b) pada air diperoleh nilai dari masing-
masing benda diantaranya: ρ b alumunium = 42,86 x 10-3, ρ b tembaga =
50,44 x 10-3, ρ b besi = 41,81 x 10-3 dan ρ b kuningan = 42,51 x 10-3. Jika
massa jenis benda ( ρ b) pada minyak diperoleh nilai dari masing-masing
bendanya: ρ b alumunium = 30,86 x 10-3, ρ b tembaga = 36,31 x 10-3, ρ b
besi = 30,31 x 10-3 dan ρ b kuningan = 30,61 x 10-3, sedangkan massa jenis
benda ( ρ b) pada gliserin diperoleh nilai dari masing-masing bendanya: ρ b
alumunium = 22,29 x 10-3, ρ b tembaga = 26,23 x 10-3, ρ b besi = 21,74 x
10-3 dan ρ b kuningan = 22,10 x 10-3. Dari massa jenis benda pada air nilai
masing-masing benda lebih besar dibandingkan dengan massa jenis benda pada
minyak dan gliserin. Hal ini disebabkan karena air memiliki berat yang lebih kecil
daripada ketika benda tidak berada di dalam fluida tersebut.
Percobaan yang terakhir menetukan massa jenis zat benda dengan
menyelidiki hubungan antara (W-W1) dan volume benda dengan cara sebagai
berikut: sediakan macam-macam benda homogen yang bentuknya berbeda-beda
tapi terbuat dari jenis bahan yang sama (anggap p-nya sama), lalu ditimbang
benda-benda itu diudara dan dalam zat cair (yang akan ditentukan massa
jenisnya), kemudian diukur massa jenis fluida dengan menggunakan aerometer,
berdasarkan langkah b dan c, tentukan volume dari setiap benda yang digunakan,
lalu ditimbang masing-masing massa benda yang digunakan serta dihitung massa
jenis dari masing-masing benda, bandingkan apakah massa jenis semua benda
yang digunakan sama, setelah itu bersihkan semua alat yang telah digunakan.
Hubungan W dan W1 sangatlah berkaitan jika tidak ada salah satu dari W ataupun
W1 tidak dapat mengetahui besar gaya apung (F A) suatu benda karena rumus
untuk mentukan gaya apung adalah FA = W – W1. Hasil pengamatan besarnya
nilai (W) dari masing-masing benda pada air diantaranya: W alumunium = 0,3 N,
W tembaga = 0,75 N, W besi = 0,7 N dan W kuningan = 0,8 N, jika nilai W dari
masing-masing benda pada minyak diantaranya: W alumunium = 0,8 N, W
tembaga = 0,75 N, W besi = 0,7 N dan W kuningan = 0,8 N, sedangkan nilai W
dari masing-masing benda pada gliserin adalah: W alumunium = 0,3 N, W
tembaga = 0,75 N, W besi = 0,7 N dan W kuningan = 0,8 N. Nilai W dari masing-
masing benda pada air dan gliserin memiliki nilai yang sama hal tersebut
kemungkinan karena pengamatannya kurang teliti pada saat pengukuran nilai W.
Namun ketika menentukan nilai (W1) dari masing-masing benda pada air
diperoleh hasil W1 alumunium = 0,2 N, W1 tembaga = 0,7 N, W-1 besi = 0,6 N dan
W1 kuningan = 0,7 N, nilai (W1) dari masing-masing benda pada minyak
diperoleh hasil W1 alumunium = 0,8 N, W1 tembaga = 0,7 N, W-1 besi = 0,7 N dan
W1 kuningan = 0,7 N, sedangkan nilai (W 1) dari masing-masing benda pada
gliserin diperoleh hasil W1 alumunium = 0,3 N, W1 tembaga = 0,8 N, W-1 besi =
0,7 N dan W1 kuningan = 0,8 N. Untuk Volume benda (Vb) hasil pengamatannya
sama seperti percobaan pertama.

G. Kesimpulan
Setelah dilakukan pengamatan dengan diperoleh hasil pengamatan serta
pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1. Hukum archimides berbunyi “jika benda dimasukkan ke dalam cairan,
baik sebagian atau seluruhnya, akan mendapatkan gaya ke atas sebesar
berat cairan yang dipindahkan benda itu”.
2. Pengamatan kedua saat alumunium, tembaga, besi dan kuningan
dicelupkan pada masing-masing fluida zat cair (air, minyak dan gliserin),
volume benda (Vb) besi yang lebih besar dibandingkan dengan
alumunium, tembaga dan kuningan karena massa dari besi tersebut juga
besar.
3. Pengamatan pertama dari massa jenis benda pada air nilai masing-masing
benda lebih besar dibandingkan dengan massa jenis benda pada minyak
dan gliserin. Hal ini disebabkan karena air memiliki berat yang lebih kecil
daripada ketika benda tidak berada di dalam fluida tersebut.
4. Pengamatan ketiga didapatkan nilai W dari masing-masing benda pada air
dan gliserin memiliki nilai yang sama, sedangkan nilai W dari masing-
masing benda pada minyak sedikit berbeda hal tersebut kemungkinan
karena pengamatannya kurang teliti pada saat pengukuran nilai W. Namun
pada hasil pengamatan W1 pada masing-masing benda diperoleh nilai W1
ada yang berbeda adapun yang sama.

Peer-Assessment
Aspek Maeni Neneng Annisa Neneng Iqlima Rosianah
Kerjasama 3 1 2
Disiplin 1 2 3
Keterampilan 2 3 1
Keaktifan 3 1 2
Jumlah 9 7 8

Cirebon, 22 April 2014


Rosianah

DAFTAR PUSTAKA

Bueche,fredick.2006.Fisika Universitas.Jakarta:Erlangga.

Supramono,eddy.2005.Fisika Dasar II.Malang:UM Press.

Sutrisno.1983.Fisika Dasar.Bandung:ITB.

Anonimous.2012.http://muapsein.blogspot.com/2012/11/laporan-praktikum-
fisika- hukum_8011.html Diakses pada tanggal 24 april 2014 pukul 21:37 WIB.
LAMPIRAN

Air 200 ml

Minyak 250 ml
Gliserin 100 ml
Kayu

Bahan-bahan

Alumunium

Besi

Jangka sorong

Tembaga

Anda mungkin juga menyukai