Anda di halaman 1dari 71

Hukum utama hidrostatis

Materi Pendukung

Gambar 1. Peta tekanan (kiri) dan foto satelit (kanan). (sumber gambar : Samuel, etc, 2016 :
701)

Peta tekanan (kiri) dan foto satelit (kanan) digunakan untuk pedoman garis edar dan
pengaruh/dampak topan Athur ketika melewati atas Pantai Timur Amerika Serikat pada bulan
Juli 2014. Komputer model menggunakan persamaan gaya dan energi untuk memprediksi pola
cuaca yang sedang berkembang. Peta tekanan di sisi kiri dibuat menggunakan Weather Research
and Forecasting Model dirancang di National Center for Atmospheric Research. Warna
menunjukkan tinggi 850 mbar tekanan permukaan.

Pengenalan

Ketika kamu bermain di tepi pantai menikmati keindahan alam. Kemudian kamu berucap Maha
besar Allah yang telah menciptakan pemandangan yang menakjubkan. Mencium udara dari air
laut dan matahari menghangatkan tubuhmu. Tiba-tiba, sinyal tanda bahaya datang di telepon sel
mu. Sebuah penurunan tekanan membentuk angin topan. Tekanan atmosphere turun hampir 15
% dibawah rata-rata. Sebagai akibatnya, peramal cuaca memperkirakan curah hujan sangat deras,
angin badai melebihi 100 mph, dan kerugian mencapai jutaan dolar. Ketika kamu sedang
mempersiapkan untuk mengungsi, kamu ingin tahu: Bagaimana mungkin penurunan tekanan
mengakibatkan perubahan cuaca yang sangat fatal?

Tekanan merupakan fenomena fisik yang menjadi penentu berbagai hal bukan hanya
cuaca. Perubahan cuaca menyebabkan telinga seperti ingin meletup selama mengudara dalam
pesawat. Perubahan tekanan juga dapat menyebabkan scuba (peralatan renang/alat untuk
bernafas di dalam air) sebagian penyelam terkadang menimbulkan bencana kekacauan yang
diketahui sebagai “kejang”. Letak tekanan pada pusat fenomena dinamakan kemampuan
mengapung/daya apung, yang menyebabkan balon udara mengudara dan kapal dapat terapung.
Sebelum kita membahas secara keseluruhan peran tekanan yang dimainkan dalam fenomena ini,
kita harus membahas bentuk zat dan konsep massa jenis.

1.1. Fluida, Massa Jenis, dan Tekanan

Tujuan pembelajaran:

Setelah mempelajari bagian ini kamu diharapkan mampu:

1. Menyebutkan perbedaan bentuk zat.


2. Menguraikan sifat bentuk zat dari sudut pandang molekul atau atom nya.
3. Membedakan antara zat compressible dan incompressible.
4. Mendifinisikan massa jenis beserta satuannya dalam SI.
5. Menjelaskan hubungan antara tekanan dan gaya.
6. Menghitung gaya yang diberikan oleh suatu tekanan pada luas area tertentu.

Wujud zat secara umum biasanya ada dalam 3 bentuk, yakni padat, cair, dan gas. Cairan dan gas
termasuk fluida. Pada bagian ini kita akan memperhatikan masing-masing bentuk ini secara rinci.

Sifat Padatan

Padatan bersifat kaku dan mempunyai bentuk dan volume tetap. Padatan bersifat incompressible
(tidak dapat dimampatkan/penurunan atau penambahan volume), meskipun demikian bukan
berarti bentuk padatan tidak dapat diubah sama sekali hanya saja dibutuhkan gaya yang cukup
besar untuk mengubah bentuk padatan. Bentuk padatan juga dapat diubah dengan meningkatkan
suhu. Atom di dalam padatan tersusun rapat. Molekul-molekul padatan terkunci sehingga tidak
dapat berpindah seperti terlihat pada gambar 1.2.

Gas

(a)

Cairan

(b)

Padatan
(c)

Gambar 1.2. Bentuk zat dan susunan molekul di dalamnya. (a) Atom dalam gas bergerak bebas
dan terpisah dengan jarak yang jauh. (b) Atom dalam cairan dekat dan dapat
berpapasan satu sama lain. (c) Atom dalam padatan selalu bersentuhan dan dekat
dengan atom disebelahnya. (gambar dimodifikasi dari
https://www.shutterstock.com)

Sifat Fluida

Cairan dan gas dianggap sebagai fluida karena mereka dapat mengalir. Nama lain dari fluida
adalah zat alir. Zat yang dapat mengalir dinamakan fluida. Molekul dalam cairan tidak terkunci
dan dapat berpindah satu sama lainnya. Jarak antar molekul cairan hampir sama dengan padatan,
dan volume tetap, hanya saja bentuk cairan berubah tergantung bentuk tempatnya. Atom dalam
gas tidak terikat dengan atom di dekatnya dan molekul-molekulnya terpisah cukup jauh. Gas
tidak mempunyai bentuk maupun volume tetap, karena molekul-molekul gas bergerak mengisi
tempat dimana gas ditempatkan (gambar 1.2).

Cairan mengubah bentuk dengan mudah ketika ditekan. Ketika cairan ditempatkan dalam
wadah terbuka, cairan tinggal di dalam wadah. Karena susunan atom dalam cairan melekat
hampir seperti padatan, tahan terhadap kempaan.

Perbedaannya, atom dalam gas terpisah jauh dibanding cairan, dan gaya antar atom
sangat lemah kecuali atom-atom gas bertumbukan satu sama lain. Hal ini membuat gas mudah
dimampatkan/dikempa dan memungkinkan gas untuk mengalir dengan mudah. Ketika
ditempatkan dalam wadah terbuka, gas akan keluar (gambar 1.3).

(a) (b)
Gambar 1.3. Perbedaan cairan dan gas. (a) Cairan akan tinggal di wadah saat dituangkan ke
dalam wadah terbuka, sedangkan (b) gas keluar dari wadah. (sumber gambar :
Serway dan Faughn, 2012 : 270)

Pada bagian ini, kita akan menyebutkan kedua zat ini sebagai fluida, membuat perbedaan
di antara mereka ketika mereka bertindak dengan cara berbeda. Ada bentuk zat keempat (di
samping zat padat, cari, dan gas) yaitu plasma (gas yang terionisasi sempurna), tetapi tidak di
bahas di sini.

Massa Jenis

Seandainya suatu balok kuningan dan suatu balok kayu mempunyai massa yang sama
besar. Jika ke dua balok dicelupkan ke dalam sebuah tangki air, mengapa kayu mengapung dan
kuningan karam (gambar 1.4)? ini terjadi karena kuningan mempunyai massa jenis lebih besar
dibanding air, sedangkan kayu mempunyai massa jenis lebih rendah dibanding air.

(a) (b)

Gambar 1.4. (a) Suatu balok kayu dan kuningan keduanya mempunyai berat dan massa yang
sama, hanya saja volume balok kayu jauh lebih besar. (b) Ketika ditempatkan
dalam suatu tangki yang diisi dengan air, kubus kuningan tenggelam dan balok
kalu terapung. (balok kayu dan kuningan di gambar di sisi kiri dan kanan adalah
balok yang sama) (sumber gambar : Samuel, etc, 2016 : 704)

Massa jenis merupakan suatu sifat khusus yang sangat penting dari suatu bahan. Misalnya,
dalam menentukan apakah suatu benda tenggelam atau terapung di dalam suatu fluida.

Massa Jenis

Massa jenis rata-rata suatu bahan atau benda didefinisikan


sebagai massa, 𝑚, per satuan volume, 𝑉,

𝑚
𝜌= (1)
𝑉

dimana huruf Yunani 𝜌 (dibaca rho) simbol dari massa jenis.


Satuan massa jenis dalam Sistem Internasional (SI) adalah kg/m3. Tabel 1.1 merupakan daftar
massa jenis beberapa bahan. Satuan cgs (centimeter gram second) dari massa jenis adalah gram
per sentimeter kubik, g/cm3, dimana

1 g/𝑐𝑚3 = 1000 kg/𝑚3

Massa jenis air telah ditemukan yaitu 1 g/cm3, setara dengan 103 kg/m3. Jadi, satuan dasar dari
massa adalah kilogram, pertamakali ditemukan dengan massa 1000 mL air, dengan volume 1000
cm3.

Tabel 1. daftar beberapa bahan


Padatan (𝟎° 𝑪) Cairan (𝟎° 𝑪) Gas (𝟎° 𝑪)
𝑘𝑔 𝑘𝑔 𝑘𝑔
Bahan 𝜌 ( 3) Bahan 𝜌 ( 3) Bahan 𝜌( )
𝑚 𝑚 𝑚3
Aluminium 2,70 × 103 Benzene 8,79 × 102 Udara 1,29 × 100
Tulang 1,90 × 103 Darah 1,05 × 103 Karbon 1,98 × 100
dioksida
Kuningan 8.44 × 103 Ethyl 8,06 × 102 Karbon 1,25 × 100
alcohol monoksida
Beton 2,40 × 103 Bensin 6,80 × 102 Helium 1,80 × 10−1
Tembaga 8,92 × 103 Gliserin 1,26 × 103 Hidrogen 9,00 × 10−2
Gabus 2,40 × 103 Raksa 1,36 × 104 Metana 7,20 × 10−2
Kerak 3,30 × 103 Minyak 9,20 × 102 Nitrogen 1,25 × 100
Bumi zaitun
Kaca 2,60 × 103 Oksigen 1,43 × 100
Emas 1,93 × 104
Granit 2,70 × 103
Besi 7,86 × 103
Timah 1,13 × 104
Pohon ek 7,10 × 102
Cemara 3,37 × 102
Platinum 2,14 × 104
Karet 1,00 × 102
sintetis
Tungsten 1,93 × 104
Uranium 1,87 × 103
(sumber : Samuel, etc, 2016 : 704)

Dengan melihat tabel 1.1, kamu dapat mengidentifikasi benda dengan mencocokkan
massa jenis benda itu. Karena setiap bahan mempunyai massa jenis berbeda. Massa jenis juga
menyatakan bentuk (padat, cair, dan gas) benda dan bahan penyusunnya. Ingat bahwa massa
jenis cairan dan padatan secara kasar sebanding, konsisten dengan fakta bahwa susunan atom-
atom cairan dan padatan berdekatan. Massa jenis gas jauh lebih kecil dari pada cairan dan
padatan, karena atom penyusunnya terpisah jauh dan banyak ruang kosong. Gas pada tabel 1.1
diukur pada suhu standar 0° C dan tekanan standar/baku 101,3 kPa (kiloPascal), dan massa jenis
gas sangat bergantung pada suhu dan tekanan. Massa jenis padatan dan cairan pada suhu standar
0° C sangat bergantung suhu. Massa jenis padatan dan cairan secara umum meningkat dan
menurun kibat suhu.

Tabel 1.2 memperlihatkan massa jenis air bervariasi terhadap suhu. Massa jenis air
meningkatan dengan penurunan suhu, maksimum mencapai 4° C , dan menurun pada suhu
dibwah 0° C. Sifat massa jenis air ini menjelaskan mengapa es terbentuk di atas permukaan air.

Tabel 2. Massa Jenis Air


𝒌𝒈
Bahan Suhu/tekanan 𝝆 ( 𝟑)
𝒎
Es °
0C 9,17 × 102
Air 0° C 9,998 × 102
Air 4° C 1,000 × 103
Air 20 C° 9,982 × 102
Air 100° C 9,584 × 102
Uap air 100° C, 101,3 kPa 1,670 × 102
Air laut °
0C 1,030 × 103
(sumber : Samuel, etc, 2016 : 705)

Massa jenis bahan tidak selalu sama di setiap volume bagian bahan. Massa jenis bahan
yang tetap di seluruh bagian bahan, bahan tersebut dikatakan bahan/unsur homogen/sejenis.
Bahan homogen adalah bahan yang tidak tercampu dengan bahan lainnya. Contoh bahan
homogen adalah segelas air, sesendok madu, balok kayu dan sebagainya. Massa jenis sama di
keseluhan bagian bahan, dan massa jenis sampel manapun dari bahan sama dinamakan massa
jenis rata-rata. Jika massa jenis dari suatu bahan tidak tetap, bahan dikatakan suatu bahan
heterogen. Sebongkah keju Swiss merupakan salah satu contoh dari suatu material/bahan
heterogen yang berisi padatan keju dan ruang kosong berisi gas.

Tambahkan gambar keju swiss dan jelaskan/perlihatkan bagian kosong tersebut


Karena gas bebas mengembang dan mengkerut, massa jenis gas berubah-ubah dengan
perubahan suhu. Oleh karena itu, massa jenis cairan sering dianggap tetap, karena massa jenis
cairan sama dengan massa jenis rata-ratanya.

Massa jenis merupakan ukuran sifat, oleh karena itu, ketika membandingkan massa jenis
dua bahan, satuannya harus diperhatikan dengan seksama. Untuk alasan ini, kuantitas/besaran
tanpa dimensi yang dinamakan bobot jenis/bobot jenis sering digunakan untuk
membandingkan massa jenis. Bobot jenis didefinisikan sebagai perbandingan massa jenis
material dengan massa jenis air pada suhu 4° C dan 1 atm, yang mana adalah 1000 kg/m3.

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙


𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 =
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑎𝑖𝑟

Perbandingan ini menggunakan air karena massa jenis air 1 g/cm3 , yang mula-mula
digunakan untuk menggambarkan kilogram. Bobot jenis, menjadi tanpa dimensi, menyediakan
perbanndingan diantara material tanpa menghirauka satuan massa jenis. Sebagai contoh, massa
jenis aluminium 2,7 g/cm3 (2700 kg/m3), tetapi bobot jenisnya adalah 2,7, tanpa memperhatikan
satuan massa jenis. Bobot jenis adalah suatu kuantitas yang bermanfaat pada daya apung, yang
akan kita bahas dalam bagian ini.

Tekanan

Kamu tidak lagi merasa asing dengan kata “tekanan” digunakan dalam hubungan darah
(tinggi atau rendahnya tekanan darah) dan cuaca (tinggi dan rendahnya tekanan dari sistem
cuaca), dan lain lain.
Tekanan

Tekanan (𝑝) didefinisikan sebagai gaya normal per satuan


luas dimana gaya diterapkan, atau

𝐹
𝑝=
𝐴

Untuk menggambarkan tekanan pada suatu titik tertentu,


tekanan digambarkan sebagai gaya 𝑑𝐹 yang digunakan oleh
suatu cairan di atas suatu luas unsur yang kecil sekali 𝑑𝐴
yang berupa titik, menghasilkan

𝑑𝐹
𝑝=
𝑑𝐴

Suatu gaya tertentu dapat mempunyai efek berbeda, tergantung pada luas area dimana
gaya diterapkan. Misalnya, sebuah gaya diterapkan pada daerah seluan 1 mm 2 menghasilkan
tekanan 100 kali lebih besar dibanding gaya yang sama diterapkan pada daerah seluas 1 cm2.
Itulah mengapa suatu jarum yang tajam dapat menembus kulit hanya dengan gaya yang kecil,
tetapi dengan gaya yang sama jari kamu tidak dapat menembus kulit (gambar 1.5).
(a) (b)
Gambar 1.5. (a) Seseorang sedang ditusuk dengan jari menimbulkan rasa perih, tetapi gaya
hanya meninggalkan efek kecil. (b) Perbedaannya, dengan gaya yang sama
diterapkan pada area seukuran dengan ujung suntik cukup untuk menembus kulit.

Ingat bahwa meskipus gaya merupakan besaran vektor, tekanan adalah suatu besaran
skalar. Tekanan merupakan besaran skalar karena tekanan didefinisikan sebagai perbandingan
besarnya gaya tegak lurus yang diterapkan pada luas permukaan benda. Satuan SI untuk tekanan
adalah Pascal (Pa), yang dinamai menurut ahli matematika Prancis dan ahli ilmu Fisika Blaise
Pascal (1623-1662), dimana

1 𝑃𝑎 = 1 𝑁⁄𝑚2

Beberapa satuan lain digunakan untu tekanan, yang akan kita bahas kemudian dalam bagian ini.

Perubahan tekanan terhadap kedalaman dalam suatu fluida sejenis

Tekanan digambarkan untuk semua bentuk benda, tetapi saat ini kita membahas tekanan dalam
fluida. Suatu sifat penting dari fluida adalah bahwa tidak ada perlawanan komponen gaya yang
diterapkan paralel pada permukaan suatu cairan. Molekul-molekul fluida sederhana mengalir
mengakomodasi gaya horizontal. Suatu gaya diterapkan tegak lurus permukaan untuk
memampatkan atau mengembangkan fluida. Jika kamu mencoba memampatkan suatu fluida ,
kamu mendapati bahwa suatu gaya reaksi mendesak pada tiap titik di dalam fluida mengarah
keluar, menyeimbangkan gaya yang diterapkan pada molekul-molekul di perbatasan.

Anggaplah suatu fluida dengan massa jenis konstan seperti terlihat pada gambar 1.6.
tekanan di dasar wadah akibat tekanan atmosfer (𝑝0 ) dan akibat tekanan oleh berat fluida.
Tekanan yang diakibatkan oleh fluida sama dengan berat fluida dibagi dengan luas area. Berat
fluida sama dengan massa dikali percepatan gravitasi.

Gambar 1.6. Dasar wadah ini menyokong seluruh berat fluida di atasnya.

Karena massa jenis konstan, berat dapat dihitung menggunakan massa jenis:

𝑤 = 𝑚𝑔 = (𝜌𝑉)𝑔 = (𝜌(𝐴ℎ))𝑔

Tekanan di dasar wadah sama dengan tekanan atmosfer titambah dengan berat fluida dibagi luas
area:

𝜌𝐴ℎ𝑔
𝑝 = 𝑝0 + = 𝑝0 + 𝜌ℎ𝑔
𝐴

Persamaan ini hanya berlaku untuk tekanan pada kedalaman fluida dengan massa jenis konstan.
Tekanan di kedalaman fluida dengan massa jenis konstan

Tekanan di kedalaman fluida dengan massa jenis konstan sama


dengan tekanan atmosfer ditambah tekanan akibat berat fluida,
atau

𝑝 = 𝑝0 + 𝜌ℎ𝑔

Dimana 𝑝 merupakan tekanan pada kedalaman tertentu, dan 𝑝0


adalah tekanan atmosfer, 𝜌 adalah massa jenis fluida, 𝑔 adalah
percepatan gravitasi, dan ℎ adalah kedalaman fluida.

Gambar 1. Sebuah bendungan/tanggul bernama Three Gorges Dam, berdiri di Sungai Yangtze di
pusat Negeri China tahun 2008, dibuat dengan sebuah reservoir/waduk raksasa yang
memindahkan/dipindahkan lebih dari sejuta orang.
Contoh 1.1
Berapa gaya yang harus dimiliki tanggul/bendungan untuk menahan air?
Anggaplah tekanan dan gaya aksi pada dinding
tanggul sebuah reservoir air (gambar 1.7).
andaikan lebar tanggul 500 m dan kedalaman
air 80 m, seperti ilustrasi di bawah ini (a)
berapa tekanan rata-rata yang dialami tanggul
akibat desakan air? (b) hitung gaya reaksi oleh
dinding tanggul untuk menahan air.

Tekanan rata-rata akibat berat air adalah tekanan pada rata-rata kedalaman 40 m, karena
tekanan meningkat secara linear terhadap kedalaman. Gaya desakair pada tanggul sama
dengan tekanan rata-rata dikali luas daerah tekan, 𝐹 = 𝑝𝐴.
Solusi:
a. Tekanan rata-rata akibat berat fluida
𝑝 = 𝜌ℎ𝑔
Masukkan massa jenis air pada tabel 1.1 dan h 40 m, kita peroleh
𝑘𝑔 𝑚
𝑝 = (40 𝑚) (103 3 ) (9,8 2 )
𝑚 𝑠
𝑁
𝑝 = 3,92 × 105 2 = 392 𝑘𝑃𝑎
𝑚
b. Kita telah menemukan harga p. Luas tanggul adalah
𝐴 = 80 𝑚 × 500 𝑚 = 4 × 104 𝑚2
maka
𝑁
𝐹 = (3,92 × 105 2 ) (4 × 104 𝑚2 )
𝑚
𝐹 = 1,57 × 1010 𝑁
Artinya
Meskipun gaya ini sama besar, itu lebih kecil dibandingkan dengan 1,96 × 1013 𝑁 berat air
dalam reservoir. Sesungguhnya, itu hanya 0,08 % dari beratnya.
Tekanan dalam fluida statis dalam medan gravitasi yang sama

Suatu fluida statis merupakan fluida yang tidak bergerak. Di titik manapun dalam fluida statis,
tekanan pada seluruh sisi harus sama besar – sebaliknya, fluida pada titik itu akan bereaksi pada
sebuah resultan gaya dan percepatan.

Tekanan pada titik manapun dalam suatu fluida statis bergantung pada kedalaman titik
itu. Seperti yang telah dijelaskan, tekanan dalam suatu fluida dekat Bumi bervariasi dengan
kedalaman yang disebabkan oleh berat fluida diatasnya. Pada contoh di atas, kita
mengasumsikan massa jenis konstan. Ini adalah suatu perkiraan yang layak untuk cairan seperti
air, jika suatu gaya yang besar digunakan untuk memampatkan (mengubah volume) cairan.
Dalam suatu kolam renang, misalnya, massa jenis hampir konstan, dan air di dasar kolam
termampatkan sangat kecil oleh berat air di atasnya. Bagaimanapu, keadaan di permukaan Bumi
(atmosfer) benar-benar berbeda. Massa jenis udara mulai berubah dengan mudah hanya dengan
jarah yang pendek di atas permukaan Bumi.

Setelah melalui berbagai perhitungan dengan berbagai asumsi ditemukan persamaan


differensial fariasi tekanan dengan kedalaman

𝑑𝑝
= |−𝜌𝑔|
𝑑𝑦

Persamaan ini memberi tahu kita bahwa laju perubahan tekanan dalan suatu fluida sebanding
dengan massa jenis fluida. Solusi dari persamaan ini bergantung pada apakah massa jenis 𝜌
konstan atau berubah terhadap kedalaman; yaitu fungsi 𝑑𝑦.

Jika jarak kedalaman telah di analisa tidak terlalu besar, kita dapat mengasumsikan massa
jenis konstan. Tetapi jika jarak kedalaman cukup besar untuk mengubah massa jenis cukup
besar, seperti dalam kasus atmosfer, ada perubahan signifikan dalam massa jenis terhadap
kedalaman. Dalam kasus ini, kita tidak dapat menggunakan pendekatan massa jenis konstan.

Tekanan dalam suatu fluida dengan massa jenis tetap

Gunakanlah persamaan berikut untuk latihan sebuah rumus untuk tekanan pada kedalaman ℎ dari
permukaan dalam suatu tangki berisi cairan seperti air, dimana massa jenis cairan dapat
dikatakan konstan.

Gambar 1. ... . air dalam tangki


Kita harus mengintegralkan persamaan 1.9 dari 𝑦 = 0, dimana tekanan atmosfer (𝑝0 ), ke 𝑦 =
−ℎ, koordinat y dari kedalaman

𝑝 −ℎ
∫ 𝑑𝑝 = − ∫ 𝜌𝑔 𝑑𝑦
𝑝0 0

𝑝 − 𝑝0 = 𝜌𝑔ℎ

𝑝 = 𝑝0 + 𝜌𝑔ℎ

Sebab itu, tekanan pada kedalaman suatu fluida di permukaan Bumi sama dengan tekanan
atmosphere ditambah 𝜌𝑔ℎ jika massa jenis fluida di atasnya konstan, seperti yang kita temukan
sebelumnya.

Ingat bahwa tekanan dalam suatu fluida hanya bergantung pada kedalaman dari
permukaan dan bukan pada bentuk wadah. Jadi, dalam suatu wadah dimana suatu fluida
dapat dengan bebas bergerak dalam bentuk berbeda, tanpa memperhatikan bentuk, seperti
terlihat pada gambar 1.9.

Gambar 1. Jika cairan dapat mengalir dengan bebas dalam suatu bejana (massa jenis fluida
dalam bejana sama besar), pada ketinggian yang sama tekanan fluida sama besar.

Perubahan tekanan atmosphere terhadap ketinggian

Perubahan tekanan atmosfer terhadap ketinggian merupakan bahasan yang menarik. Asumsikan
suhu udara konstan, dan bahwa gas ideal dalam hukum termodinamika menguraikan atmosfer
merupakan pendekatan yang baik, kita dapat menemukan variasi tekanan atmosfer terhadap
ketinggian, ketika suhu konstan.
Arah tekanan dalam suatu fluida

Tekanan fluida tidak memiliki arah, besaran skalar, sebaliknya gaya memiliki arah: mereka
selalu menekan tegak lurus pada permukaan manapun. Alasannya adalah bahwa fluida tidak
dapat menahan atau mendorong gaya lintang. Jadi, dalam suatu fluida statis dalam sebuah tangki
tertutup, gaya yang diterapkan pada dinding tangki mendorong tegak lurus permukaan di dalam
tangki. Demikian juga, tekanan diberikan tegak lurus pada permukaan benda manapun dalam
fluida. Gambar 1.10 mengilustrasikan tekanan udara pada dinding ban dan tekanan air pada
badan seorang perenang.

Gambar 1.10. (a) Tekanan di dalam ban ini memberikan gaya tegak lurus terhadap
seluruh permukaan ban bagian dalam. (b) Tekanan diberikan oleh air tegak lurus terhadap
keseluruhan permukaan tubuh perenang ini, karena air akan menempati tempat yang
ditempati pereang jika ia tidak di sana. Panah menggambarkan arah dan besar gaya tekan di
titik berbeda pada perenang. Catat bahwa gaya di bawah lebih besar, karena kedalamannya
lebih besar dari bagian di atasnya, hal ini memberikan resultan gaya apung atau gaya ke
atas atau gaya Archimedes. Resultan gaya vertikal pada perenang sama dengan
penjumlahan gaya apung dan gaya berat perenang itu.
1.2. Mengukur Tekanan

Tujuan pembelajaran:

Setelah mempelajari bagian ini kamu diharapkan mampu:


1. Mendefinisikan tekanan gauge dan tekanan absolut
2. Menjelaskan berbagai metode untuk mengukur tekanan
3. Memahami cara kerja barometer tabung terbuka
4. Menguraikan secara terperinci bagaimana cara menggunakan manometer dan barometer

Dalam penyajian sebelumya, kita telah memperoleh suatu rumus untuk menghitung variasi
tekanan untuk suatu fluida dalam keseimbangan hidrostatis. Rumus tersebut sangat bermanfaat.
Pengukuran tekanan sangat penting dalam kehidupan sehari-hari seperti halnya dalam sains dan
aplikasi dalam pertukangan bangunan maupun permesinan. Dalam bagian ini, kita membahas
bagaimana kita dapat melaporkan dan mengukur tekanan.

Tekanan Gauge (tekanan terukur) vs Tekanan Absolut (tekanan mutlak)

Andaikan tekanan terukur pada suatu tangki scuba (alat bernafas di dalam air) terbaca 3000 psi,
kira-kira 207 atm. Ketika katup/pentil terbuka, udara keluar karena tekanan di dalam tangki lebih
besar dibanding tekanan atmosfer di luar tangki. Udara terus keluar dari tangki hingga tekanan di
dalam tangki sama dengan tekanan atmosfer di luar tangki. Pada titik ini, tekanan terukur pada
tangki terbaca nol, sekalipun tekanan di dalam tangki sesungguhnya 1 atm – sama dengan
tekanan udara di luar tangki.

Kebanyakan tekanan terukur, seperti salah satunya di dalam tangki scuba, dikalibrasi
agar terbaca nol pada tekanan atmosfer. Tekanan yang terbaca pada alat seperti itu dinamakan
tekanan gauge/tekanan terukur/tekanan tolok, yang mana tekanan relatif (tidak mutlak
bergantung) pada tekanan atmosfer. Ketika tekanan di dalam tangki lebih besar dibanding
tekanan atmosfer, maka tekanan gauge bernilai positif.

Berbeda dengan tekanan gauge, tekanan absolut atau tekanan mutlak atau tekanan yang
sebenarnya mencakup tekanan udara, yang mana pada hahekatnya menambah tekanan di titik
manapun di dalam fluida dalam wadah kaku tanpa tutup.
Tekanan absolut

Tekanan absolut, 𝑝𝑎𝑏𝑠 , atau tekanan total merupakan


penjumlahan tekanan gauge, 𝑝𝑔 , dan tekanan atmosfer, 𝑝𝑎𝑡𝑚 :

𝑝𝑎𝑏𝑠 = 𝑝𝑔 + 𝑝𝑎𝑡𝑚
2

Sebagai contoh, jika suatu ban terbaca 34 psi, kemudian tekanan absolut nya adalah 34 psi
ditambah 14,7 psi (tekanan atmosfer dalam satuan psi), atau 48,7 psi (setara dengan 336 kPa).

Dalam kebanyakan kasus, tekanan absolut di dalam fluida tidak dapat bernilai negatif.
Fluida mendorong bukannya menarik, maka tekanan absolut terkecil di dalam suatu fluida adalah
nol (tekanan absolut akan negatif jika fluida menarik). (Tekanan absolut bernilai mutlak artinya
selalu bernilai positif.) Jadi, tekanan gauge terkecil yang mungkin adalah 𝑝𝑔 = −𝑝𝑎𝑡𝑚 (yang

mana 𝑝𝑎𝑏𝑠 nol). Tidak ada batasan teoritis seberapa besar tekanan gauge yang mungkin terjadi.

Mengukur tekanan

Sejumlah besar alat digunakan untuk mengukur tekanan, berkisar antara pengukur tekanan ban
sampai kepada pengukur tekanan darah. Berbagai jenis lain dari alat pengukur tekanan biasanya
digunakan untuk menguji tekanan fluida, alat pengukur tekanan mekanik. Kita akan menyelidiki
beberapa tekanan pada bagian ini.

Sifat manapun yang berubah terhadap tekanan dalam suatu cara yang diketahui dapat
digunakan untuk membangun suatu alat pengkukur tekanan. Beberapa jenis yang paling umum
termasuk alat pengukur tegangan, yang digunakan untuk mengubah bentuk material dengan
tekanan; alat pengukur tekanan kapasitansi, yang menggunakan perubahan di dalam kapasitansi
elektris disebabkan oleh perubahan bentuk karena tekanan. Beberapa contoh alat ukur tekanan
ditunjukkan pada gambar 1.11.
(a) (b)
Gambar 1.11. (a) alat ukur yang digunakan untuk mengukur dan memonitor tekanan dalam
silinder gas. (b) meteran tekanan ban ada berbagai macam model berbeda, tetapi
semuanya menpunyai fungsi sama yaitu mengukur tekanan ban. Hal ini
memungkinkan pengemudi untuk memompa ban pada tekanan optimal sesuai
dengan beban dan kondisi-kondisi saat mengemudi.

Manometer

Salah satu dari tipe alat pengukur tekanan yang paling utama menerapkan sifat bahwa tekanan
akibat beratsuatu fluida dengan massa jenis konstan diberikan oleh 𝑝 = 𝜌𝑔ℎ. Tabung berbentuk
U diperlihatkan pada gambar 1.12 merupakan suatu contoh dari sebuah manometer; pada bagian
(a), kedua sisi tabung terbuka untuk atmosfer, memungkinkan tekanan atmosfer untuk menekan
pada tiap sisi dengan sama sehingga pengaruh tekanan atmosfer dibatalkan.

Suatu manometer hanya satu sisi yang terbuka merupakan suatu alat yang sesuai untuk
mengukur tekanan gauge. Tekanan gauge adalah 𝑝𝑔 = 𝜌𝑔ℎ dan ditemukan dengan mengukur ℎ.
Sebagai contoh, andaikata satu sisi dari tabung U terhubung dengan sumber tekanan 𝑝𝑎𝑏𝑠 ,
seperti balon pada bagian (b) di gambar atau guci kacang tanah hampa udara yang terlihat pada
bagian (c). Tekanan diteruskan ke seluruh manometer, dan tinggi permukaan cairan tidak lagi
sama. Pada bagian (b), 𝑝𝑎𝑏𝑠 lebih besar dibanding tekanan atmosfer, sedangkan pada bagian (c),
𝑝𝑎𝑏𝑠 lebih kecil dari pada tekanan atmosfer. Di dalam kedua kasus ini, 𝑝𝑎𝑏𝑠 berbeda dari tekanan
atmosfer oleh suatu jumlah 𝜌𝑔ℎ, dimana 𝜌 merupakan massa jenis fluida di dalam manometer.
Pada bagian (b), 𝑝𝑎𝑏𝑠 dapat menyokong suatu kolom fluida setinggi ℎ, maka harus menggunakan
tekanan 𝜌𝑔ℎ yang lebih besar dari tekanan atmosfer (tekanan gauge 𝑝𝑔 positif). Pada bagian (c),
tekanan atmosfer dapat menyokong suatu kolom fluida setinggi ℎ, maka 𝑝𝑎𝑏𝑠 lebih kecil dari
pada tekanan atmosfer sebesar 𝜌𝑔ℎ (tekanan gauge 𝑝𝑔 negatif).
(a) (b) (c)
Gambar 1.12. Sebuah manometer tabung terbuka mempunyai satu sisi terbuka ke atmosfer. (a)
kedalaman fluida di ke dua sisi harus sama, atau tekanan masing-masing sisi
mendesak ke dasar tabung akan tidak seimbang dan fluida akan mengalir dari sisi
yang lebih dalam. (b) Suatu tekanan gauge bernilai positif 𝑝𝑔 = 𝜌𝑔ℎ diteruskan
ke satu sisi manometer dapat menopang suatu kolom fluida setinggi ℎ. (c) dengan
cara yang sama, tekanan atmosfer lebih besar dibanding tekanan gauge (negatif)
𝑝𝑔 oleh sejumlah 𝜌𝑔ℎ. Ketegaran guci mencegah tekanan atmosfer diteruskan ke
kacang tanah.

Barometer

Manometer ciri khasnya menggunakan sebuah tabung berbentuk U berisi fluida (seringnya air
raksa atau merkuri) untuk mengukur tekanan. Sebuah barometer (lihat gambar 1.13) merupakan
sebuah alat yang ciri khasnya menggunakan sebuah kolom tunggal berisi merkuri untuk
mengukur tekanan atmosfer. Barometer, ditemukan oleh seorang matematikawan dan fisika dari
Itali Evangelista Torricelli (1608-1647) pada tahun 1643, tersusun dari sebuah tabung kaca
tertutup di salah satu ujungnya dan diisi dengan merkuri. Tabung kemudian dibalikkan dan
ditempatkan dalam sebuah kolam merkuri. Alat ini mengukur tekanan atmosfer, bukannya
tekanan gauge, karena ada suatu ruang hampa di atas merkuri di dalam tabung itu. Tinggi
merkuri seperti itu 𝜌ℎ𝑔 = 𝑝𝑎𝑡𝑚 . Ketika tekanan atmosfer berubah, tinggi merkuri akan naik atau
turun.

Peramal cuaca dengan teliti memonitor/memantau perubahan tekanan atmosfer (sering


dilaporkan menggunakan barometer), ketika tinggi merkuri naik pertanda cuaca bertambah baik
dan ketika tinggi merkuri turun menandakan cuaca memburuk. Barometer dapat digunakan
sebagai altimeter, karena rata-rata tekanan atmosfer berubah dengan ketinggian. (altimeter adalah
alat untuk mengukur ketinggian atau tinggi suatu tempat dari permukaan Bumi berdasarkan
tekanan udara (biasa digunakan dalam pesawat terbang)). Barometer merkuri dan manometer
biasanya menggunakan satuan mm Hg sering diberikan untuk tekanan atmosfer dan tekanan
darah.

Gambar 1.13. Sebuah barometer merkuri mengukur tekanan etmosfer. Tekanan akibat berat
merkuri, 𝜌ℎ𝑔, sama dengan tekanan atmosfer. Atmosfer mampu mendorong
merkuri dalam tabung setinggi ℎ karena tekanan di atas merkuri nol.

Contoh 1.2
Ketinggian fluida dalam suatu pipa-U terbuka
Sebuah tabung U dengan ke dua ujung terbuka diisu dengan cairan dengan massa jenis
𝜌1 setinggi ℎ di ke dua sisi (gambar 1.14). Suatu cairan dengan massa jenis 𝜌2 < 𝜌1
dituangkan ke dalam satu sisi dan cairan 2 berada di ujung cairan 1. Ketinggian di dua sisi
tabung berbeda. Tinggi puncak cairan 2 dari batas ke dua cairan adalah ℎ2 dan tinggi puncak
cairan 1 dari batas adalah ℎ1 . Temukanlah rumus untuk selisih ketinggian.
Gambar 1.14. Dua cairan berbeda massa jenis terlihat pada suatu tabung U.
Strategi:
Tekanan di titik pada ketinggian sama pada dua sisi pipa-U harus sama selama ke dua titik itu
berada dalam fluida yang sama. Oleh karena itu, kita anggap dua titik berada pada ketinggian
yang sama pada masing-masing sisi tabung: Satu titik berada dipertemuan dua fluida dan titik
lainnya berada pada tinggi yang sama di lengan tabung satu lagi. Tekanan di tiap titik akibat
tekanan atmosfer tidambah berat cairan di atasnya
𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑙𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 1 = 𝑝0 + 𝜌1 𝑔ℎ1
𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑙𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 2 = 𝑝0 + 𝜌2 𝑔ℎ2
Solusi:
Karena dua titik di cairan 1 dan pada ketinggian yang sama, tekanan di dua titik itu harus sama
besar. Oleh karena itu, kita peroleh
𝑝0 + 𝜌1 𝑔ℎ1 = 𝑝0 + 𝜌2 𝑔ℎ2
Karena cairan berada pada tekanan atmosfer yang sama maka
𝜌1 𝑔ℎ1 = 𝜌2 𝑔ℎ2
Ini artinya bahwa perbedaan ketinggian di dua sisi tabung-U adalah
𝑝1
𝜌1 𝑔 = 𝜌2 𝑔ℎ2 − ℎ1 = (1 − ) ℎ2
𝑝2
Hasilnya berarti jika kita set 𝑝2 = 𝑝1, yang diperoleh dari ℎ2 = ℎ1 . Jika ke dua sisi
mempunyai massa jenis sama, ketinggiannya akan sama.
Cek pemahamanmu Merkuri merupakan bahan berbahaya. Mengapa merkuri digunakan pada
barometer khusus sebagai penggantifluida seperti air?

Satuan tekanan

Seperti dinyatakan sebelumnya, satuan SI untuk tekanan adalah Pascal (Pa), dimana

1 𝑃𝑎 = 1 𝑁⁄𝑚2

Banyak sauan lain untuk tekanan selain Pascal (tabel1.3). Dalam meteorologi, tekanan udara
sering dinyatakan dalam satuan millibar (mb), dimana
1000 𝑚𝑏 = 1 × 105 𝑃𝑎

Millibar adalah satuan yang tepat untuk ahli ilmu cuaca sebab rata-rata tekanan atmosfer di
permukaan laut di Bumi adalah 1 ,013 × 105 𝑃𝑎 = 1013 𝑚𝑏 = 1 𝑎𝑡𝑚. Gunakan persamaan
satuan itu ketika menentukan tekanan di kedalaman suatu cairan, tekanan juga dapat diukur
dalam millimeter atau inci dari merkuri. Tekanan di dasar kolom suatu merkuri dengan
ketinggian 760 mm dan suhu 0 ℃ di dalam suatu wadah dimana tekanan di bagian puncak yang
kosong sama dengan tekanan atmosfer. Jadi, 760 mm Hg juga digunakan sebagai pengganti
tekanan 1 atm. Di dalam laboratorium fisika ruang hampa, ilmuwan sering menggunakan satuan
lain yaitu torr, diambil dari nama Torricelli, yang menemukan manometer raksa pertama kali.
Satu torr sama dengan 1 mm Hg.

Tabel 3. Ringkasan satuan tekanan


Satuan Konversi
Satuan SI: Pascal 1 Pa = 1 N/m2
Satuan Inggris: pon per inci kuadrat (lb/in2 atau psi) 1 Psi = 7,015 x 103 Pa
Satuan tekanan lainnya 1 atm = 760 mmHg
= 1,013 x 105 Pa
= 14,7 psi
= 29,9 inci Hg
= 1013 mb
1 bar = 105 Pa
1 torr = 1 mmHg = 122,39 Pa
(sumber: Samuel, etc, 2016 : 718)

1.3. Prinsip Pascal dan Hidraulika

Tujuan pembelajaran:

Setelah mempelajari bagian ini kamu diharapkan mampu:

1. Menyebutkan prinsip pascal


2. Menguraikan aplikasi prinsip pascal
3. Menemukan hubungan antar gaya di dalam suatu sistem hidrolik

Pada tahun 1653, ahli filsafat Prancis dan ilmuwan Blaise Pascal menerbitkan Treatise on the
Equilibrium of Liquids (pedoman keseimbangan cairan), dimana dia membahas prinsip fluida
statis. Suatu fluida statis merupakan suatu fluida yang tidak bergerak. Ketika suatu fluida tidak
mengalir, kita katakan bahwa fluida dalam keseimbangan statis. Jika fluida itu air, maka kita
sebut dengan keseimbangan hidrostatis. Untuk suatu fluida dalam keseimbangan statis, resultan
gaya di bagian manapun dari fluida harus nol; jika tidak fluida akan mulai mengalir.

Pengamatan Pascal - terbukti secara eksperimen – memberikan dasar untuk hidrolika


(cabang ilmu teknik yang berkenaan dengan gerakan air, yaitu mengenai penggunaan air untuk
menghasilkan tenaga), salah satu pengembangan yang paling penting dalam teknologi mekanik
modern. Pascal mengamati bahwa perubahan tekanan berlaku untuk fluida tertutup diteruskan
sama besar (tidak berkurang) diseluruh bagian fluida dan dinding wadah. Oleh karena itu, kita
sering mengatahui lebih banyang tentang tekanan dibanding besaran lain dalam fluida. Lebih
dari itu, prinsip pascal menyiratkan bahwa total tekanan di dalam suatu fluida merupakan
penjumlahan tekanan dari sumber berbeda. Salah satu contoh yang tepat adalah fluida pada suatu
kedalaman tergantung pada kedalaman fluida dan tekanan atmosfer.

Prinsip Pascal

Prinsip Pascal (juga dikenal dengan hukum Pascal) menyatakan bahwa ketika suatu perubahan
tekanan diberikan pada fluida tertutup, perubahan tekanan itu diteruskan sama besar ke seluruh
bagian fluida dan ke dinding wadah. Tidak berkurang sedikitpun.

Catat bahwa prinsip ini tidak mengatakan bahwa tekanan sama di seluruh bagian fluida –
itu tidak benar, karena tekanan di dalam suatu fluida dekat permukaan Bumi berubah dengan
ketinggian. Melainkan, prinsip ini digunakan untuk mengubah tekanan. Andaikan kamu
melertakkan air dalam suatu wadah berbentuk silinder setinggi h dan luas penampang melintang
A yang mempunyai piston bermassa m yang dapat bergerak (gambar 1.15). tambahkan beban
𝑚𝑔
seberat mg di ataspistin untuk meningkatkan tekanan di atasnya sebesar , karena berat beban
𝐴

juga memberikan tekanan pada luas tutup:

𝑚𝑔
∆𝑝𝑎𝑡𝑎𝑠 =
𝐴
(a) (b)
Gambar 1.15. Tekanan dalam fluida berubah ketika dimampatkan. (a) Tekanan fluida di lapisan
atas tidak sama dengan tekanan fluida di lapisan fluida di dasar bejana. (b)
Peningkatan tekanan dengan menambahkan beban pada piston, dimanapun di
bagian fluida merasakan tekanan yang sama. Sebagai contoh, 𝑝𝑎𝑡𝑎𝑠𝑏𝑎𝑟𝑢 −
𝑝𝑎𝑡𝑎𝑠𝑙𝑎𝑚𝑎 = 𝑝𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟𝑏𝑎𝑟𝑢 − 𝑝𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟𝑙𝑎𝑚𝑎

Menurut prinsip pascal, tekanan di seluruh titik dalam air mengalami perubahan tekanan
𝑚𝑔 𝑚𝑔
yang sama, sebesar . Jadi, tekanan di dasar wadah juga meningkat sebesar . Tekanan di
𝐴 𝐴

dasar wadah sama dengan penjumlahan tekanan atmosfer, tekanan akibat berat fluida, dan
tekanan akibat massa. Tekanan di dasar wadah akibat massa adalah

𝑚𝑔
∆𝑝𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 =
𝐴

Karena tekanan berubah sama besar di seluruh bagian fluida, kita tidak lagi harus membuat
indeks atas atau bawah untuk membedakan tekanan di atas dan di bawah:

∆𝑝 = ∆𝑝𝑎𝑡𝑎𝑠 = ∆𝑝𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 = ∆𝑝𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎𝑝𝑢𝑛

Catatan tambahan

Barrel Pascal merupakan demonstrasi yang tepat untuk prinsip Pascal. Perhatikan sebuah
simulasi (https://openstaxcollege.org/l/21pascalbarrel) eksperimen Pascal 1646, dimana dia
mendemonstrasikan efek perubahan tekanan di dalam suatu fluida.
Aplikasi Prinsip Pascal dan Sistem Hidrolik

Sistem hidrolik digunakan untuk menjalankan rem mobil, dongkrak hidrolik, dan masih banyak
contoh lainnya (gambar 1.16).

Gambar 1.16. Suatu jenis sistem hidrolik dengan dua silinder berisi fluida, ditutup dengan piston
dan dihubungkan dengan sebuah tabung/pipa yang dinamakan garis hidrolik.
Sebuah gaya mengarah ke bawah 𝐹1 pada pisto kiri membuat perubahan tekanan
yang diteruskan seluruhnya ke seluruh bagian fluida tertutup. Hal ini
menghasilkan gaya ke atas 𝐹2 di piston kanan yang lebih besar dari pada 𝐹1
karena piston kanan mempunyai luas permukaan yang lebih besar.

Kita dapat menemukan hubungan antar gaya dalam sistem hidrolik sederhana ini dengan
menggunakan prinsip Pascal. Catatan pertama bahwa ke dua piston dalam sistem berada pada
ketinggian yang sama, maka tidak ada perbedaan tekanan akibat perbedaan kedalaman. Tekanan
oleh 𝐹1 yang bekerja pada luas 𝐴1 dengan sederhana dituliskan

𝐹1
𝑝1 =
𝐴1
Menurut prinsip Pascal, tekanan ini diteruskan seluruhnya disepanjang fluida dan ke
seluruh dinding wadah. Jadi, tekanan 𝑝2 dirasakan oleh piston lain yaitu sama dengan 𝑝1. Yaitu,
𝐹
𝑝1 = 𝑝2. Bagaimanapun, karena 𝑝2 = 𝐴2 , kita lihat bahwa
2

𝐹1 𝐹2
=
𝐴1 𝐴2

Persamaan ini menghubungankan perbandingan gaya terhadap luas area di seluruh bagian sistem
hidrolik, dengan ketentuan bahwa piston berada pada ketinggain yang sama dan gesekan dalam
sistem diabaikan.

Sistem hidrolik dapat meningkatkan atau menurunkan gaya terhadap luas area dimanapun
pada sistem hidrolik. Untuk menghasilkan gaya yang lebih besar, tekanan diterapkan pada luas
area yang lebih besar. Sebagai contoh, jika suatu gaya 100 N diterapkan pada silinder kiri di
gambar 1.16 dan silinder kanan mempunyai luas area lima kali lebih besar, maka gaya keluaran
menjadi 500 N. Sistem hidrolik dapat dianalogikan dengan pengungkit sederhana, tetapi mereka
mempunyai keuntungan bahwa tekanan dapat dikirim secara bolak-balik melalui garis lengkung
kepada beberapa tempat dengan segera.

Dongkrak hidrolik merupakan contoh alat sistem hidrolik. Dongkrak hidrolik digunakan
untuk mengangkat beban berat, salah satunya digunakan oleh seorang bengkel mobil untuk
menaikkan mobil. Dongkrak hidrolik tersebut terdiri dari fluida taktermampatkan di dalam suatu
pipa berbentuk huruf U (dinamakan pipa-U) dipasang piston yang dapat bergerak pada masing-
masing sisi. Salah satu dari kedua lengan pipa-U dibuat lebih besar. Suatu gaya kecil diterapkan
pada piston kecil dapat menghasilkan gaya yang jauh lebih besar pada sisi yang lain (piston
besar) (gambar 1.17).
(a) (b)
Gambar 1.17. (a) Sebuah dongkrang hidrolik dijalankan dengan menggunakan gaya (𝐹1 , 𝐹2 )
pada fluida taktermampatkan dalam sebuah pipa-U, menggunakan sebuah piston
yang dapat bergerak (𝐴1 , 𝐴2 ) pada tiap sisi tabung. (b) Dongkrak hidrolik
biasanya digunakan untuk mengangkat mobil sehingga pekerjaan pemeliharaan
dan perawatan mobil dapat dilakukan dengan mudah.

Dari prinsip Pascal, dapat diperlighatkan bahwa gaya dibutuhkan untuk mengangkat
mobil lebih kecil dari pada berat mobil:

𝐴1
𝐹1 = 𝐹
𝐴2 2

dimana 𝐹1 merupakan gaya yang digunakankan untuk mengangkat mobil, 𝐴1 adalah luas
penampang melintang pada piston kecil, 𝐴2 adalah luas penampang melintang pada piston besar,
dan 𝐹2 adalah berat mobil.

Contoh 1.3
Menghitung gaya pada roda silinder: yang diberikan Pascal pada rem
Anggaplah Sistem Hidrolik Mobil Terlihat Pada Gambar 1.18. Andaikan Sebuah Gaya 100 N
Diterapkan Pada Pedal Rem, Yang Beraksi Pada Pedal Silinder (Bertindak Sebagai “Nahkoda”
Silinder) Melalui Sebuah Tuas Ataupengungkit. Sebuah Gaya 500 N Digunakan Pada Pedal
Silinder. Tekanan Yang Dihasilkan Pada Pedal Silinder Diteruskan Kepada Empat Roda
Silinder. Pedal Silinder Mempunyai Diameter 0,5 Cm Dan Tiap Roda Silinder Mempunyai
Diameter 2,5 Cm. Hitunglah Besar Gaya 𝐹2 Yang Dihasilkan Pada Masing-Masing Roda
Silinder.
Gambar 1.18. Rem hidrolik mengguanakan prinsip Pascal. Pengemudi menginjak pedal rem,
menggunakan sebuah gaya yang ditingkatkan oleh tuas sederhana dan lagi oleh
sistem hidrolik. Masing-masing roda silinder identik menerima tekanan sama
besar dan menghasilkan kaluaran yang sama besar pula 𝐹2 . Luas penampang
melintang berbentuk lingkaran dari pedal dan roda silinder dilambangkan dengan
𝐴1 dan 𝐴2 , berturut-turut.
Strategi:
Kita berikan gaya 𝐹1 diterapkan pada pedal silinder. Luas penampang melintang 𝐴1 dan 𝐴2
dapat dihitungdari diameter nya. Kemudian kita dapat menggunakan hubungan ini untuk
menemukan gaya 𝐹2 :
𝐹1 𝐹2
=
𝐴1 𝐴2
Sederhanakan persamaan ini untuk mendapatkan 𝐹2 pada satu sisi dan substitusi nilai yang
diketahui.
Solusi:
Prinsip Pascal diterapkan pada sistem hidrolik diberikan oleh
𝐹1 𝐹2
=
𝐴1 𝐴2
𝐹1 𝐴2 𝜋𝑟22 𝑟22
𝐹2 = 𝐴2 = 𝐹1 = 2 𝐹1 = 2 𝐹1
𝐴1 𝐴1 𝜋𝑟1 𝑟1
2
(1,25 𝑐𝑚)
𝐹2 = × (500 𝑁) = 1,25 × 104 𝑁
(0,250 𝑐𝑚)2
Maknanya:
Nilai ini adalah gaya dorong pada masing-masing silinder roda empat. Catat bahwa kita dapat
menambahkan gaya sebanyak yang kita mau. Jika masing-masing mempunyai diameter
2,5 𝑐𝑚, tiap roda akan memberikan gaya dorong sebesar 1,25 x 104 N. Suatu sistem hidrolik
sederhana, seperti contoh dari sebuah mesin, capat meningkatkan gaya tetapi tidak dapat
melakukan kerja yang lebih baik dari itu. Kerja merupakan gaya dikali jarak tempuh, dan roda
silinder berpindah lebih kecil dari pedal silinder. Selanjutnya, semakin banyak roda, semakin
kecil jarak tempuh masing-masing roda silinder. Banyak sistem hidrolik – seperti rem dan
traktor – menggunakan sistem hidrolik.

Cek pemahamanmu Akankah pompa hidrolik masih bekerja dengan baik jika cairan diganti
dengan gas?

1.4. Prinsip Archimedes dan Daya Apung

Tujuan pembelajaran:

Setelah mempelajari bagian ini kamu diharapkan mampu:

1. Mendefinisikan gaya apung.


2. Menyebutkan prinsip Archimedes
3. Menguraikan hubungan antara massa jenis dan prinsip Archimedes.

ketika benda ditempatkan dalam fluida, beberapa benda mengapung akibat gaya apung. Dari
mana gaya apung ini berasal? Mengapa sebagian benda dapat mengapung dan yang lainnya
tidak? Apakah benda yang tenggelam memperoleh sokongan dari seluruh bagian fluida? Apakah
tubuhmu dapat mengapung di atmosfer, atau hanya balon helium yang dapat mengapung di
atmosfer (gambar 1.19)?
(a) (b) (c)
Gambar 1.19. (a) Bahkan benda yang tenggelam, seperti jangkar ini, sebagian disangga oleh air
ketika di bawah permukaan air. (b) Kapal selam mempunyai massa jenisnya yang
dapat disetel (tangki pemberat) sehingga kapal selam tersebut dapat mengapung
atau tenggelam ketika dibutuhkan. (c) Balon berisi helium menarik ke atas tali
pengikatnya, menunjukkan pengaruh daya apung udara. (sumber: Samuel, etc,
2016 : 723)

Jawaban atas semua pertanyaan ini, dan pertanyaan-pertanyaan lainnya, didasarkan pada
fakta bahwa tekanan meningkat dengan kedalaman di dalam fluida. Ini artinya bahwa gaya ke
atas pada bagian bawah suatu benda yang berada di dalam fluida lebih besar dibanding gaya ke
bawah di bagian atas benda. Ada suatu gaya ke atas, atau gaya apung, pada benda di dalam
fluida manapun (gambar 1.20). Jika gaya apung lebih besar dibanding berat benda, benda naik
ke permukaan dan mengapung. Jika gaya apung lebih kecil dari pada berat benda, benda
tenggelam. Jika gaya apung sama dengan berat benda, benda melayang. Gaya apung selalu ada,
apakah pada benda mengapung, tenggelam, atau melayang di dalam fluida.

Gaya Apung

Gaya apung adalah gaya ke atas yang dialami benda apapun di


dalam fluida.
Gambar 1.20. Tekanan akibat berat fluida meningkat dengan kedalaman karena 𝑝 = 𝜌ℎ𝑔.
Perubahan tekanan ini dan hubungannya dengan gaya ke atas pada dasar silinder lebih besar dari
pada gaya ke bawah di atas silinder. Perbedaan gaya ini mengakibatkan adanya gaya apung 𝐹𝑎 . (:
724)

Prinsip Archimedes

Seberapa besar gaya apung yang dialami benda dalam fluida? Untuk menjawab pertanyaan ini,
pikirkan tentang apa yang terjadi ketika sebuah benda menyelam dan dipindahkan dari fluida,
seperti di gambar 1.21. Jika benda tidak lagi di dalam fluida, ruang yang ditempati benda tadi
akan di tempati oleh fluida seberat 𝑤𝑓 . Karena fluida dalam keadaan seimbang, maka gaya apung
harus sama dengan 𝑤𝑓 , berat fluida yang dipindahkan.

Prinsip Archimedes

Gaya apung 𝐹𝑎 pada suatu benda sama dengan berat fluida


yang dipindahkan 𝑤𝑓 . Dalam bentuk persamaan, prinsip
Archimedes dinyatakan dengan:

𝐹𝑎 = 𝑤𝑓
Prinsip ini dinamai sesuai ahli matematika Yunani dan penemu Archimedes.

Gambar 1.21. (a) Sebuah benda mnyelam di dalam suatu fluida mengalami gaya apung sebesar
𝐹𝑎 . Jika 𝐹𝑎 lebih besar dari pada berat benda, benda naik. Jika 𝐹𝑎 lebih kecil dari
pada berat benda, benda tenggelam. (b) Jika benda dipindahkan, tempat tersebut
digantikan oleh fluida seberat 𝑤𝑓 . Karena fluida dalam keseimbangan, gaya apung
harus sama dengan berat fluida yang dipindahkan.

Prinsip Archimedes mengacu pada gaya apung yang dihasilkan ketika sebuah benda
menyelam di dalam suatu fluida, apakah sebagian atau seluruhnya. Gaya yang dihasilkan akibat
tekanan fluida tegak lurus pada permukaan benda. Dengan kata lain, gaya akibat tekanan di dasar
benda akan menekan ke atas, sementara di bagian atas benda, tekanan mengarak ke bawah,
seluruh gaya akibat tekanan mengarah ke benda.

Karena bagian bawah badan lebih dalam dari pada bagian atas tubuh, tekanan bagian
terendah tubuh mengalami gaya apung yang lebih besar dari pada bagian paling atas, seperti
gambar 1.20. Oleh larena itu, resultan gaya ke atas beraksi pada badan. Gaya ke atas ini adalah
gaya apung, atau daya apung.

Catatan tambahan

Seruan “eureka” (yang berarti “aku menemukannya”) sering mendapat pujian bagi Archimedes
ketika dia membuat penemuan yang mengacu pada prinsip Archimedes. Ia mengatakannya
ketika keluar dari pemandian. Untuk membaca ceritanya, kunjungi
(https://openstaxcollege.org/l/21archNASA) atau Scientific American
(https://openstaxcollege.org/l/21archsciamer) untuk mempelajarinya lebih dalam.

Massa Jenis dan Prinsip Archimedes

Jika kamu menjatuhkan sebongkah tanah liat ke dalam air, tanah liat akan tenggelam. Tetapi jika
kamu membentuk tanah liat tadi menjadi bentuk seperti kapal, tanah liat akan mengapung.
Karena bentuknya, kapal tanah liat itu memindahkan lebih banyak air dibanding bongkahan dan
mengalami lebih besar gaya apung, meskipun massa keduanya sama. Hal yang sama juga
berlaku untuk kapal baja.

Massa jenis rata-rata suatu benda tercelup pada akhirnya yang menentukan apakah benda
mengapung atau tidak. Jika massa rata-rata suatu benda lebih kecil dari massa jenis fluida, benda
akan mengapung. Alasan bahwa fluida, mempunyai massa jenis lebih besar, memuat lebih
banyak massa dan karena itu mempunyai berat lebih besar untuk volume yang sama. Gaya
apung, yang sama dengan berat fluida yang dipindahkan, sehingga lebih besar dari berat benda.
Sebaliknya, suatu benda bermassa jenis lebih besar dibanding fluida akan tenggelam.

Sedikit banyaknya suatu benda tercelup bergantung pada bagaimana perbandingan massa
jenis benda dengan massa jenis fluida. Pada gambar 1.22, sebagai contoh, kapal yang
dikosongkan mempunyai massa jenis lebih kecil dan tercelup lebih sedikit dibanding dengan
kapal yang terisi penuh. Kita dapat menemukan kuantitatif dari bagian benda yang tercelup
dengan massa jenis. Bagian benda yang tercelup merupakan perbandingan volume benda
tercelup dengan volume benda, atau

𝑉𝑐 𝑉𝑓
𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑐𝑒𝑙𝑢𝑝 = =
𝑉𝑏 𝑉𝑏

Volume benda tercelup sama dengan volume fluida yang dipindahkan, dilambangkan
dengan 𝑉𝑓 . Sekarang kita dapat menemukan hubungan antara massa jenis dengan
𝑚
mensubstitusikan 𝜌 = pada persamaan sebelumnya. Maka diperoleh
𝑉
𝑚𝑓
𝑉𝑓 ( 𝜌𝑓 )
=
𝑉𝑏 (𝑚𝑏 )
𝜌𝑏

dimana 𝜌𝑏 merupakan massa jenis rata-rata benda dan 𝜌𝑓 adalah massa jenis fluida. Ketika benda
terapung, massa benda dan massa fluida yang dipindahkan sama, jadi persamaan diabaikan,
sehingga menjadi

𝜌𝑏
𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑐𝑒𝑙𝑢𝑝/𝑓𝑟𝑖𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑠𝑢𝑚𝑒𝑟𝑔𝑒𝑑 =
𝜌𝑓

Kita dapat menggunakan hubungan ini untuk mengukur massa jenis.

Gambar 1.22. Sebuah kapal tanpa muatan (a) mengapung lebih tinggi di air dibanding kapal
penuh muatan (b).

Contoh 1.4
Menghitung massa jenis rata-rata
Seorang wanita kira-kira bermassa 60 kg mengapung dalam air segar dengan 97 % volume
wanita berada di dalam air ketika paru-parunya penuh dengan udara. Berapa massa jenis rata-
rata wanita itu?
Strategi
Kita dapat menemukan massa jenis wanita dengan menyelesaikan persamaan
𝜌𝑏
𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑐𝑒𝑙𝑢𝑝/𝑓𝑟𝑖𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑠𝑢𝑚𝑒𝑟𝑔𝑒𝑑 =
𝜌𝑓
Untuk massa jenis benda. Gunakanlah
𝜌𝑏 = 𝜌𝑤𝑎𝑛𝑖𝑡𝑎 = 𝜌𝑓 (𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑐𝑒𝑙𝑢𝑝)
Setelah kita mengetahui bagian benda tercelup dan massa jenis air, maka kita dapat
menghitung massa jenis wanita itu.
Solusi
Masukkan nilai yang diketahui ke dalam persamaan untuk massa jenis wanita, kita peroleh
𝑘𝑔 𝑘𝑔
𝜌𝑤𝑎𝑛𝑖𝑡𝑎 = 97 % = 0,97 (103 3 ) = 970 3
𝑚 𝑚
Makna
Massa jenis wanita lebih kecil dari pada massa jenis fluida. Kita katakan demikian karena dia
mengapung.

Banyak benda atau bahan dengan massa jenis lebih rendah mengapung dalam cairan dengan
massa jenis lebih tinggi: minyak dalam air, sebuah balon udara panas dalam atmosfer, potongan
gabus dalam air lemon, guning es dalam air garam, dan masih banyak contoh lainnya. Contoh
nyata dalam lingkungan kita yaitu sederetan pengunungan seperti bukut barisan yang mengapung
di atas kerak Bumi dengan massa jenis lebih tinggi dan mantel Bumi di bawahnya. Bahkan Bumi
yang tampak padat mempunyai fluida dengan sifat khusus.

Mengukur Massa Jenis

Salah satu teknik yang paling umum digunakan untuk menentukan massa jenis ditunjukkan pada
gambar 1.23.

Gambar 1.23. (a) Sebuah koin ditimbang di udara. (b) Berat nyata dari koin ditentukan ketika
seluruh benda tercelup dalam fluida yang massa jenisnya diketahui. Dua
pengukuran ini dilakukan untuk menghitung massa jenis koin itu.

Sebuah benda, misalnya koin, ditimbang di udara dan kemudian ditimbang lagi di di
dalam cairan. Massa jenis koin, suatu indikasi kemurnian, dapat dihitung jika massa jenis cairan
diketahui. Kita dapat menggunakan teknik yang sama untuk menentukan massa jenis fluida jika
massa jenis koin diketahui.

Semua perhitungan ini didasarkan pada prinsip Archimedes, yang menyatakan bahwa
gaya apung pada benda sama dengan berat fluida yang dipindahkan. Ini, pada gilirannya, berarti
bahwa berat benda tampaknya lebih kecil ketika ditimbang di dalam fluida; kita sebut ini dengan
pengukuran berat nyata suatu benda. Benda mengalami kehilangan berat nyata seberat fluida
yang dipindahkan. Sebagai alternatif, pada neraca yang mengukur massa, benda menderita
kehilangan massa sebesar massa fluida yang dipindahkan. Yaitu, berat nyata yang hilang sama
dengan berat fluida yang dipindahkan, massa yang hilang sama dengan massa fluida yang
dipindahkan.

1.5. Fluida Dinamis

Tujuan pembelajaran:

Setelah mempelajari bagian ini diharapkan siswa mampu:

1. Menguraikan sifat khusus aliran atau arus fluida.


2. Menghitung laju aliran.
3. Menguraikan hubungan antara laju aliran dengan kecepatan.
4. Menjelaskan konsekuensi persamaan kontinuitas untuk konservasi massa.

Pada bagian pertama bab ini membahas mengenai fluida statis, mempelajari fluida yang diam.
Bagian selanjutnya membahas fluida dinamis, mempelajari fluida bergerak. Bahkan bentuk
gerakan fluida ada yang paling mendasar sampai yang rumit. Karena alasan ini, kita membatasi
penyelidikan kita pada zat alir ideal. Suatu fluida ideal merupakan suatu fluida dengan viskositas
yang dapat diabaikan. Viskositas merupakan ukuran gesekan internal di dalam fluida; kita
membahas lebih rinci mengenai viskositas dan turbulensi atau gerakan aliran fluida. Dalam
beberapa contoh, kita mnguji suatu fluida incompressible – membutuhkan gaya yang cukup
besar untuk mengubah volume – karena massa jenis suatu fluida incompressible volumenya
tetap.
Sifat Aliran Fluida

Vektor kecepatan sering digunakan untuk mengambarkan gerak fluida dalam penerapannya
seperti dalam bidang meteorogi. Sebagai contoh, angin – gerak fluida berupa udara di atmosfer –
dapat diwakili oleh vektor yang menandakan kecepatan dan arah angin itu di setiap titik pada
peta. Gambar 1.24 menunjukkan vektor kecepatan yang menggambarkan angin ribut selama
Hurricane Athur pada tahun 2014.

Gambar 1.24. Vektor kecepatan menunjukkan aliran angin di Hurricane Athur.


Peringatan/pemberitahuan peredaran angin disekitar pusat angin hurricane/topan. Kecepatan
angin tertinggi ada di pusat topan. Warna mewakili kecepatan relatif, suatu ukuran pembentukan
atau pusaran udara.

Metode lain untuk menggambarkan gerak fluida adalah suatu streamline (garis alir).
Suatu garis alir menggambarkan lajur suatu volume kecil dari fluida ketika mengalir. Kecepatan
selalu besinggungan/tangetial dengan garis alir. Diagram 1.25. menggunakan streamline untuk
menjelaskan dua contoh fluida yang mengalir melalui sebuah pipa. Cairan yang pertama
memperlihatkan suatu aliran berlapis/tenang/laminar (kadang-kadang disebut juga dengan aliran
stasioner), yang memperlihatkan aliran yang tenang, garis alir paralel. Catat bahwa contoh
ditunjukkan pada bagian (a), kecepatan fluida terbesar ada di bagian tengah dan menurun ke
dekat dinding pipa akibat viskositas fluida dan gesekan antara dinding pipa dan fluida. Ini adalah
kasus khusus dari aliran laminar, jika gesekan antara pipa dan fluida tinggi, tidak ada kata
tergelincir di sana. Diagram yang kedua menunjukkan aliran turbulen, dimana garis alir tidak
beraturan dan berubah setiap saat. Dalam aliran turbulen, lajur aliran fluida tidak beraturan
ketika bagian fluida yang berbeda bercampur bersama atau membentuk lingkar kecil yang
menyerupai pusaran air. Ini dapat terjadi ketika kecepatan fluida mencapai kecepatan kritis
tertentu.

Gmbar 1.25. (a) Aliran laminar lapisan alirannya paralel, garis edarnya beraturan, (b) dalam
aliran turbulen, daerah fluida bergerak tidak beraturan, menabrak lajur,
menghasilkan percampuran dan pusaran.

Laju Aliran dan Hubungannya dengan Kecepatan

Volume fluida melalui tempat tertentu melalui sebuah area selama periode waktu dinamakan
laju aliran Q, atau lebih tepatnya, laju aliran volume. Dalam bentuk simbol, laju aliran volume
ditulis dengan

𝑑𝑉
𝑄=
𝑑𝑡

dimana 𝑉 adalah volume dan 𝑡 adalah waktu yang digunakan. Gambar 1.26, volume silinder
adalah 𝐴𝑥, jadi laju aliran adalah

𝑑𝑉 𝑑 𝑑𝑥
𝑄= = (𝐴𝑥) = 𝐴 = 𝐴𝑣
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡
Gambar 1.26. Laju aliran adalah volume fluida yang mengalir melewati sebuah titik melalui luas
area A per satuan waktu. Di sini, volume fluida bebrbentuk silinder mengalir
melewati titik P dalam pipa seragan dalam waktu t.

Satuan SI untuk laju aliran fluida adalah 𝑚3 ⁄𝑠, tetapi sebagian orang menggunakan
satuan lain seperti liter per menit (𝐿⁄𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡). Catat bahwa satu liter adalah 1⁄1000 meter kubik
atau 1000 centimeter kubik (10−3 𝑚3 atau 103 𝑐𝑚3 ).

Laju aliran dan kecepatan saling berkaian, tetapi tetap saja berbeda, mereka berdua
merupakan besaran fisika. Untuk membuat perbedaan yang jelas antara keduanya, pikirkanlah
laju aliran sebuah sungai. Semakin besar kecepatan semakin besar laju aliran sungai. Tetapi laju
aliran juga bergantung pada ukuran dan bentuk sungai. Sebagai contoh, aliran sungai di gunung
jauh lebih sedikit airnya dibanding Sungai Amazon di Brazil. Gambar 1.26 menggambarkan laju
𝑑𝑉
aliran volume. Laju aliran volume adalah 𝑄 = = 𝐴𝑣, dimana A merupakan luas penampang
𝑑𝑡

melintang dari pipa dan 𝑣 adalah besarnya kecepatan.

Hubungan yang tepat antara kecepatan rata-rata dan laju aliran volume adalah

𝑄 = 𝐴𝑣

Dimana A adalah luas penampang melintang dan 𝑣 adalah kecepatan rata-rata. Hubungan ini
memberitahu kita bahwa laju aliran sebanding dengan kecepatan rata-rata dan luas penampang
melintang dari sebuah sungai, pipa, atau pipa penyalur lainnya. Silinder mempunyai volume 𝑉 =
𝐴𝑑, yang mana aliran fluida melewati titik P dalam waktu t. Hasil pembagian kedua sisi dari
hubungan ini dengan t memberikan

𝑉 𝐴𝑑
=
𝑡 𝑡
𝑉 𝑑
Kita catat bahwa 𝑄 = dan rata-rata kecepatan adalah 𝑣 = 𝑡 . Jadi persamaannya menjadi
𝑡

𝑄 = 𝐴𝑣.

Gambar 1.27 memperlihatkan suatu fluida taktermampatkan mengalir sepanjang sebuah


pipa dengan jari-jari yang semakin kecil. Karena fluida incompressible, sejumlah fluida yang
sama mengalir melewati titik manapundi dalam tabung pada waktu tertentu untuk menjamin arus
kontinuitas atau kesinambungan arus. Aliran fluida bersifat kontinu sehingga massa yang
mengalir ke dalam pipa harus sama dengan massa yang keluar pipa itu. Dalam hal ini, karena
luas penampang melintang pipa berkurang, kecepatan harus bertambah. Logika ini dapat
diperluas menjadi laju aliran harus sama dimana-mana di sepanjang pipa itu. Khususnya pada
titik 1 dan 2,

𝑄1 = 𝑄2

𝐴1 𝑣1 = 𝐴2 𝑣2

Persamaan ini dinamakan persamaan kontinuitas dan berlaku untuk semua fluida
taktermampatkan (dengan massa jenis tetap). Konsekuensi rumus kontinuitas dapat diamati
ketika air mengalir dari suatu pipa karet atau selang ke dalam suatu alat penyemprot yang
sempit: fluida itu keluar dengan kecepatan yang besar – itulah tujuan pembuatan penyemrot yang
sempit untuk membuat kecepatan fluida besar. Dan sebaliknya, ketika mengosongkan sungai
dengan dialirkan ke dalam sebuah reservoir, air melambat dengan cepat, boleh jadi kecepatannya
bertambah lagi ketika keluar dari reservoir. Dengan kata lain, kecepatan meningkat ketika luar
penampang melintang berkurang, dan kecepatan menurun ketika luas penampang melintang
bertambah.
Gambar 1.27. Ketika tabung sempit, volume yang sama menempati tabung lebih panjang. Untuk
volume yang sama unuk melewati titik 1 dan 2 dalam waktu tertentu, kecepatan
harus lebih besar di titik 2. Proses ini reversible (dapat dibalik). Jika aliran fluida
dari arah sebaliknya, kecepatan fluida menurun ketika tabung melebar.

Karena cairan pada dasarnya taktermampatkan, persamaan kontinuitas berlaku untuk semua
cairan. Bagaimanapun, gas adalah fluida termampatkan, jadi persamaan harus diterapkan dengan
hati-hati pada gas jika merekan pada pokok bahasan pemampatan dan pengembangan.

Contoh 1.5
Menghitung kecepatan fluida yang melewati suatu pipa
Sebuah pipa dengan 0,5 cm yang menghubungkan ke sebuah selang karet taman dengan radius
0,9 cm. Laju aliran selang melewati dan pipa 0,5 L/s. Hitunglah kecepatan air (a) di selang dan
(b) di pipa.
Strategi
Kita dapat menggunakan hubungan antara laju aliran dan kecepatan untuk menemukan kedua
kecepatan tersebut. Kita menggunakan indeks satu untuk selang karet dan indeks dua untuk
pipa.
Solusi
a. Kita pecahkan persamaan laju aliran untuk kecepatan dan gunakan 𝜋𝑟12 untuk luas
penampang melintang selang karet, diperoleh
𝑄 𝑄
𝑣= = 2
𝐴 𝜋𝑟1
Substitusikan masing-masing nilai dan gunakan sesuai satuan hasil konversi
L
(0,5 s ) (10−3 𝑚3 ⁄𝐿)
𝑣= = 1,96 𝑚⁄𝑠
(3.14)(9 × 10−3 )2
b. Kita akan mengulangi perhitungan ini untuk mnemukan kecepatan di dalam pipa 𝑣2 ,
tetapi kita gunakan persamaan kontinuitas untuk memberikan sedikit perbedaan
pengertian/insight. Persamaan itu dinyatakan dengan
𝐴1 𝑣1 = 𝐴2 𝑣2
Sederhanakanlah persamaan tersebut hingga ditemukan 𝑣2 dan substitusikan 𝜋𝑟22 untuk
luas penampang melintang
𝐴1 𝜋𝑟12 𝑟12
𝑣2 = 𝑣1 = 2 𝑣1 = 2 𝑣1
𝐴2 𝜋𝑟2 𝑟2
Substitusikan masing-masing nilai yang diketahui,
(0,9 𝑐𝑚)2
𝑣2 = 1,96 𝑚⁄𝑠 = 25,5 𝑚⁄𝑠
(0,25 𝑐𝑚)2

Makna
Kecepatan sebesar 1,96 m/s di ujung selang karet tanpa pipa. Pipa menghasilkan aliran yang
jauh lebih cepat akibat tabung yang lebih sempit.
Solusi di bagian akhir contoh memperlihatkan bahwa kecepatan berbanding terbalik dengan
kuadrat jari-jari tabung, membuat efek besar ketika jari-jari tabung berubah/bervariasi. Sebagai
contoh, kita dapat memadamkan lilin dengan baik ketika meniupnya dengan memonyongkan
mulut dari pada membuka mulut lebar-lebar.

1.6. Persamaan Bernoulli

Tujuan pembelajaran:

Setelah mempelajari bagian ini kamu diharapkan mampu:

1. Menjelaskan hubungan besaran-besaran dalam persamaan Bernoulli.


2. Menjelaskan bagaimana hubungan persamaan Bernoulli dengan konsevasi energi.
3. Menguraikan bagaimana menemukan atau menurunkan prinsip Bernoulli dari persamaan
Bernoulli.
4. Melakukan perhitungan menggunakan prinsip Bernoulli.
5. Menguraikan beberapa aplikasi prinsip Bernoulli.

Seperti kita lihat pada gambar 1.27, ketika suatu fluida mengalir ke dalam saluran yang lebih
kecil, kecepatannya meningkat. Itu berarti energi kinetik meningkat.

Perbedaan tekanan terjadi ketika saluran menyempit. Perbedaan tekanan mengakibatkan


suatu resultan gaya pada fluida karena tekanan dikali luas penampang sama dengan gaya, dan
resultan gaya ini bekerja. Ingat kembali teorema usaha dan energi,

1 1
𝑊𝑡𝑜𝑡 = 𝑚𝑣 2 − 𝑚𝑣02
2 2

Total usaha yang bekerja meningkatkan energi kinetik fluida. Akibatnya, tekanan menurun
drastis dalam fluida bergerak atau tidak dalam sebuah tabung/pipa.

Ada begitu banyak contoh penurunan tekanan fluida akibat penyempitan saluran. Sebagai
contoh, shower mengeluarkan air dengan lambat ketika pertama kali dinyalakan. Alasannya
yaitu, kecepatan aliran air tinggi dan udara membuat daerah bertekanan rendah di dalam shower,
sedangkan tekanan di tempat lain sama dengan tekanan atmosfer. Perbedaan tekanan ini
menghasilkan sebuah gaya total, mendorong ke dalam. Hal yang sama, ketika sebuah mobil
melewati sebuah truk di atas jalan raya, keduan kendaraan tersebut saling menarik ke arah satu
sama lain. Alasannya sama, kecepatan tinggi udara di antara mobil dan truk membuat sebuah
daerah tekanan lebih rendah di antara kendaraan itu, dan mereka didorong bersamaan oleh
tekanan yang lebih besar dari sisi luar masing-masing kendaraan (gambar 1.29). Efek ini telah
diamati pada pertenganhan tahun 1800 an, ketika ditemukan bahwa kereta api berpapasan
dengan arah berlawanan menaikkan bahaya terhadap satu sama lain.

Gambar 1.29. Suatu pemandangan sebuah mobil berpapasan dengan sebuah truk di atas jalan
raya. Udara yang lewat di antara kedua kendaraan mengalir dengan saluran sempit
dan harus meningkatkan kecepatannya (𝑣2 lebih besar dari 𝑣1 ), disebabkan oleh
tekanan antara mereka menurun (𝑝𝑖 lebih besar dari 𝑝𝑜 ). Tekanan lebih besar ada
di sisi luar kedua kendaraan.

Konservasi Energi dan Persamaan Bernoulli


Aplikasi prinsip konservasi energi aliran laminar tanpa gesekan mengacu pada hubungan yang
sangat berguna antara tekanan dan kecepatan aliran fluida. Hubungan ini dinamakan persamaan
Bernoulli, berdasarkan nama Daniel Bernoulli (1700-1782), yang menerbitkan studi tentang
gerak fluida dalam buku Hidrodinamika (1738).

Pipirkanlah sebuah fluida incompressible mengalir melewati sebuah pipa yang


mempunyai diameter dan ketinggian bervariasi, seperti terlihat pada gambar 1.30. indeks 1 dan
2 dalam gambar menandakan dua tempat sepanjang pipa dan menggambarkan hubungan antara
luas peampang melintang 𝐴, kecepatan aliran 𝑣, ketinggian dari tanah 𝑦, dan tekanan 𝑝 pada
masing-masing titik. Kita mengasumsikan bahwa massa jenis di dua titik adalah sama – oleh
karena itu, massa jenis dilambangkan dengan 𝜌 tanpa indeks – dan karena fluida incompressible,
volume harus sama.
Gambar 1.30. Geometri yang digunakan untuk menemukan persamaan Bernoulli.

Kita juga mengasumsikan bahwa tidak ada gaya viskos dalam fluida, jadi energi di
seluruh bagian fluida bersifat konservatif. Untuk menurunkan persamaan Bernoulli, kita pertama
menghitung kerja yang dilakukan fluida:

𝑑𝑊 = 𝐹1 𝑑𝑥1 − 𝐹2 𝑑𝑥2

𝑑𝑊 = 𝑝1 𝐴1 𝑑𝑥1 − 𝑝2 𝐴2 𝑑𝑥2 = 𝑝1 𝑑𝑉 − 𝑝2 𝑑𝑉 = (𝑝1 − 𝑝2 )𝑑𝑉

Kerja yang dilakukan karena gaya gravitasi bersifat konservatif dan perubahan energi kinetik
fluida. Perubahan energi kinetik fluida sama dengan

1 1 1
𝑑𝐾 = 𝑚2 𝑣22 − 𝑚1 𝑣12 = 𝜌𝑑𝑉(𝑣22 − 𝑣12 )
2 2 2

Perubahan energi potensial dalam fluida

𝑑𝑃 = 𝑚𝑔𝑦2 − 𝑚𝑔𝑦1 = 𝜌𝑑𝑉𝑔(𝑦2 − 𝑦1 )

Kemudian persamaan energi mekanik fluida menjadi

𝑑𝑊 = 𝑑𝐾 + 𝑑𝑃

1
(𝑝1 − 𝑝2 )𝑑𝑉 = 𝜌𝑑𝑉(𝑣22 − 𝑣12 ) + 𝜌𝑑𝑉𝑔(𝑦2 − 𝑦1 )
2
1
(𝑝1 − 𝑝2 ) = 𝜌(𝑣22 − 𝑣12 ) + 𝜌𝑔(𝑦2 − 𝑦1 )
2

Penyelesaian akhir menghasilkan persamaan Bernoulli:

1 1
𝑝1 + 𝜌𝑣12 + 𝜌𝑔𝑦1 = 𝑝2 + 𝜌𝑣22 + 𝜌𝑔𝑦2
2 2

Hubungan ini menyatakan bahwa energi mekanik di bagian manapun di dalam fluida berubah
akibat usaha yang dilakukan oleh fluida dari luar ke bagian tersebut, karena variasi tekanan
sepanjang jalan. Karena dua titik dipilih secara acak, kita tulis persamaan Bernoulli lebih umum
lagi sebagai suatu prinsip konservasi di sepanjang aliran.

Persamaan Bernoulli

Untuk fluida incompressible, tidak ada gesekan dalam fluida,


combinasi tekanan dan jumlah energi kinetik dan potensial
dengan massa jenis konstan tidak hanya seterusnya, tetapi juga
sepanjang garis alir:

1
𝑝 + 𝜌𝑣 2 + 𝜌𝑔𝑦 = konstan
2

Catatan penting yang harus kamu ingat di sini adalah fakta bahwa dalam fluida dinamik,
tekanan pada ketinggian yang sama di titik berbeda dalam fluida bisa jadi berbeda jika kecepatan
alir di kedua titik bebeda.

Analisis Persamaan Bernoulli


Menurut persamaan Bernoulli, jika kita mengikuti suatu volume kecil dari fluida yang mengalir
di sepanjang lajurnya, berbagai besaran mungkin saja berubah, tetapi total penjumlahan akhir
tetap sama. Faktanya, persamaan Bernoulli, tepatnya menyatakan konservasi energi untuk fluida
taktermampatkan tanpa gesekan.

Persamaan bernoulli untuk fluida statis


Pertama bayangkan situasi yang sangat sederhana dimana fluida diam – yaitu 𝑣1 = 𝑣2 = 0.
Persamaan Bernoulli dalam kasus itu adalah

𝑝1 + 𝜌𝑔ℎ1 = 𝑝2 + 𝜌𝑔ℎ2

Kita dapat menyederhanakan lebih jauh persamaan ini dengan mengatur ℎ2 = 0. (titik manapun
dapat dipilih sebagai ketinggian nol, seperti sering dilakukan pada situasi lain yang melibatkan
gaya gravitasi, membuat ketinggian lain relatif). Dalam kasus ini, kita peroleh

𝑝2 = 𝑝1 + 𝜌𝑔ℎ1

Persamaan ini menceritakan kepada kita bahwa, dalam fluida statis, tekanan meningkat dengan
kedalaman. Jarak antara titik 1 dan sejauh ℎ1 , dan oleh karenanya, 𝑝2 lebih besar dari 𝑝1 dengan
penambahan 𝜌𝑔ℎ1 . Dalam kasus yang sangat sederhana, 𝑝1 nol di permukaan fluida, dan kita
memperoleh hubungan yang familiar yaitu 𝑝 = 𝜌𝑔ℎ. (ingat kembali bahwa 𝑝 = 𝜌𝑔ℎ dan ∆𝑃 =
−𝑚𝑔ℎ.) Jadi persamaan Bernoulli mengkonfirmasi fakta bahwa tekanan berubah akibat berat
fluida sebesar 𝜌𝑔ℎ. Meskipun kita memperkenalkan persamaan Bernoulli untuk fluida bergerak,
hal itu meliputu apa yang telah kita pelajari pada fluida statis di awal.

Prinsip Bernoulli

Andaikan sebuah fluida bergerak tetapi kedalamannya tetap – yaitu, ℎ1 = ℎ2 , dalam kondisi ini,
persamaan Bernoulli menjadi

1 1
𝑝1 + 𝜌𝑣12 = 𝑝2 + 𝜌𝑣22
2 2

Situasi dimana fluida mengalir pada kedalaman konstan umum dijumpai persamaan ini sering
juga dinamakan dengan prinsip Bernoulli, yang mana persamaan Bernoullin sederhana ini
berlaku untuk fluida dengan kedalaman tetap. (catat lagi bahwa ini berlaku untuk fluida dengan
volume kecil di sepanjang aliran.) Prinsip Bernoulli menguatkan fakta bahwa tekanan menurun
ketika kecepatan meningkat dalam suatu fluida bergerak: Jika tekanan menurun ketika kecepatan
meningkat dalam suatu fluida bergerak: Jika tekanan menurun ketika kecepatan meningkat
dalam suatu fluida bergerak: Jika 𝑣2 lebih besar dari pada 𝑣1 dalam persamaan, kemudian 𝑝2
harus lebih kecil dari 𝑝1.
Contoh 1.6
Menghitung tekanan
Pada contoh 1.5, kita menemukan bahwa kecepatan air dalam selang karet meningkat dari
1,96 ke 25,5 m/s dari selang karet ke pipa penyemprot. Hitunglah tekanan dalam selang karet,
tekanan mutlak dalam alat pemercik adalah 1.01 x 105 N/m2 tanpa gesekan.
Strategi
Pada kedalaman tetap, berlaku prinsip Bernoulli. Kita menggunakan indeks 1 untuk nilai-nilai
dalam selang karet dan 2 untuk alat pemercik itu. Kita diminta untuk menemukan 𝑝1.
Solusi
Pecahkan prinsip Bernoulli untuk menyisihkan 𝑝1
1 1 1
𝑝1 = 𝑝2 + 𝜌𝑣21 − 𝜌𝑣12 = 𝑝2 + 𝜌(𝑣22 − 𝑣12 )
2 2 2
Substitusi nilai-nilai yang diketahui
1
𝑝1 = (1,01 × 105 𝑁⁄𝑚2 ) + ( (103 𝑘𝑔⁄𝑚3 )[(25,5 𝑚⁄𝑠)2 − (1,96 𝑚⁄𝑠)2 ])
2
𝑝1 = 4,24 × 105 𝑁⁄𝑚2 )

Makna
Tekanan absolut ini dalam selang karet lebih besar dari pada di dalam alat penyemprot, seperti
yang diharapkan, karena 𝑣 di dalam alat pemercik lebih besar. Tekanan 𝑝2 di dalam alat
pemercik harus sama dengan tekanan atmosfer, sebab air keluar ke atmosfer dalam kondisi
tanpa perubahan.

Aplikasi Prinsip Bernoulli


Banyak alat dan situasi terjadi dimana aliran fluida pada ketinggian tetap dan dengan begitu
dapat dianalisa dengan prinsip Bernoulli.
Entrainment

Orang-orang telah lama menggunakan prinsip Bernoulli untuk bekerja dengan menggunakan
pengurangan tekanan dalam fluida berkecepatan tinggi untuk menggerakkan berbagai peralatan.
Dengan tekanan yang lebih besar pada sisi luar, fluida akan mengalir dengan kecepatan tinggi.
Proses ini dinamakan entrainment. Alat entrainment telah digunakan sejak zaman dahulu ketika
memompa untuk menaikkan air ke ketinggian yang cukup kecil, seperti halnya saat mengalirkan
air rawa ke ladang atau ke daerah rendah lainnya. Beberapa alat lain yang menggunakan konsep
entrainment ditunjukkan pada gambar 1.31.
Gambar 1.31. Alat entrainment meningkatkan kecepatan fluida untuk menciptakan tekanan
rendah, kemudian cairan fluida naik. (a) Sebuah pembakar Bunsen menggunakan
suatu alat pemercik yang dapat disetel, udara keluar sebanyak yang dibutuhkan
untuk pembakaran. (b) sebuah alat penyemprot menggunakan gelembung tekanan
untuk menciptakan suatu pemancaran udara yang mengeluarkan semburan
parfum. Penyemprot cat dan Kaburator menggunakan teknik yang serupa untuk
menggerakkan cairan mereka masing-masing. (c) Suatu Aspirator biasa
menggunakan aliran air berkecepatan tinggi untuk menciptakan daerah bertekanan
lebih rendah. Aspirator dapat digunakan sebagai pompa-isap pada gigi dan saat
pembedahan atau saat menyedot minuman menggunakan pipet. (d) Cerobong alat
pemanas air dirancang untuk menaikkan udara ke dalam pipa melalui langit-
langit.

Mengukur Kecepatan

Gambar 1.32 memperlihatkan dua alat yang menggunakan prinsip Bernoulli untuk mengukur
kecepatan fluida. Manometer pada bagian (a) yang dihubungkan pada dua tabung yang cukup
kecil bukan untuk mengganggu aliran. Tabung tang menghadap fluida menciptakan titik mati
berkecepatan nol (𝑣1 = 0) di depannya, sementara fluida yang melewati tabung lain mempunyai
kecepatan 𝑣2 . Ini artinya bahwa prinsip Bernoulli dinyatakan dalam

1 1
𝑝1 + 𝜌𝑣12 = 𝑝2 + 𝜌𝑣22
2 2

menjadi
1
𝑝1 = 𝑝2 + 𝜌𝑣22
2

1
Jadi tekanan 𝑝2 berkurang di atas pembukaan kedua sebesar 2 𝜌𝑣22 , jadi fluida dalam manometer

naik setinggi ℎ pada sisi yang terhubung dengan pembukaan kedua, dimana

1
ℎ ∝ 𝜌𝑣22
2

(ingat kembali simbol ∝ artinya “sebanding dengan”) selesaikan persamaan hingga menemukan
𝑣2 , kita peroleh

𝑣2 ∝ √ℎ

Bagian (b) memperlihatkan suatu jenis alat ini yang biasanya digunakan untuk mengukur variasi
kecepatan fluida; seperti alat yang sering digunakan sebagai indikator kecepatan udara pada
pesawat terbang.

Gambar 1.32. Mengukur kecepatan fluida berdasarkan prinsip Bernoulli. (a) Sebuah manometer
dihubungkan denga dua tabung yang berdekatan dan keduanya cukup kecil tidak
untuk mengganggu aliran. Tabung 1 terbuka pada ujung menghadap aliran fluida.
Titik mati mempunyai kecepatan nol tercipta disini. Tabung 2 mempunyai
pembukaan di samping, sehingga fluida mempunyai kecepatan 𝑣 menyeberangi
pembukaan; jadi, tekanan menurun di daerah ini. Perbedaan tekanan pada
1 1
manometer sebesar 2 𝜌𝑣22 , sehingga ℎ sebanding dengan 2 𝜌𝑣22 . (b) alat jenis ini
digunakan untuk mengukur kecepatan yang dinamakan dengan tabung Prandtl,
juga dikenal sebagai tabung pitot.

Suatu Selang Kebakaran tambahkan gambar

Semua aplikasi sebelumnya dari persamaan Bernoulli melibatkan penyederhanaan kondisi-


kondisi tertentu, seperti tekanan tetap atau tingginya tetap. Contoh berkutnya adalah suatu
aplikasi dari persamaan Bernoulli dimana tekanan, kecepatan, dan tingginya semuanya berubah.

Contoh 1.7
Menghitung tekanan: Sebuah alat pemercik selang kebakaran
Selang kebakaran mempunyai diameter dalam 6,4 cm (gambar 1.33). andaikan sebuah selang
membawa aliran air sebesar 40 L/s, dimulai pada tekanan gauge 1,62 x 106 N/m2. Selang karet
naik 10 m sepanjang tangga sampai pada alat pemercik yang mempunyai diameter dalam 3
cm. Berapa tekanan dalam alat pemercik?

Gambar 1.33. Tekanan di dalam alat pemercik selang kebakaran lebih kecil dari pada di bagian
dasar dengan dua alasan: Air mengalami kesulitan untuk mencapai alat
pemercik, dan kecepatan meningkat di dalam alat pemercik. Kendati tekanan
diturunkan, air akan mendesak dengan gaya yang lebih besar pada apapun yang
dibenturnya oleh energi kinetiknya. Tekanan di dalam aliran air menjadi sama
dengan tekanan atmosfer ketika air keluar ke udara.
Strategi
Kita harus menggunakan persamaan Bernoulli untuk menemukan tekanan, karena
kedalamannya tetap..
Solusi
Persamaan Bernoulli adalah
1 1
𝑝1 + 𝜌𝑣12 + 𝜌𝑔ℎ1 = 𝑝2 + 𝜌𝑣22 + 𝜌𝑔ℎ2
2 2
dimana indeks 1 dan 2 mengacu pada kondisi awal pada permukaan tanah dan kondisi akhir di
dalam alat pemercik, berturut turut. Pertama kita harus menemukan kecepatan 𝑣1 dan 𝑣2 .
Karena 𝑄 = 𝐴1 𝑣1 , kita peroleh
𝑄 40 × 10−3 𝑚3 ⁄𝑠
𝑣1 = = = 12,4 𝑚⁄𝑠
𝐴1 𝜋(3,2 × 10−2 )2
Dengan cara yang sama, kita temukan
𝑄
𝑣2 = = 56,6 𝑚⁄𝑠
𝐴2
Kecepatan ini cukup besar untuk membantu dalam menjangkau api. Sekarang ambil ℎ1 nol,
kita utak-atik persamaan Bernoulli untuk menemukan 𝑝2
1
𝑝2 = 𝑝1 + 𝜌(𝑣22 − 𝑣12 ) − 𝜌𝑔ℎ2
2
Substitusikan nilai-nilai yang diketahui
1
𝑝2 = 1,62 × 106 𝑁⁄𝑚2 + (1000 𝑘𝑔⁄𝑚3 )[(12,4 𝑚⁄𝑠)2 − (56,6 𝑚⁄𝑠)2 ]
2
−(1000 𝑘𝑔⁄𝑚3 )(9,8 𝑚⁄𝑠 2 )(10 𝑚)
𝑝2 = 0

Makna
Nilai ini merupakan tekanan gauge, karena tekanan awal ditentukan sebagai tekanan gauge.
Jadi, tekanan dalam alat pemercik harus sama dengan tekanan atmosfer, karena air mencapai
atmosfer tanpa perubahan dalam kondisi itu.

1.7. Viskositas dan Turbulensi

Tujuan pembelajaran:

Setelah mempelajari bagian ini kamu diharapkan mampu:

1. Menjelaskan apa itu viskositas.


2. Menghitung arus dan resistansi dengan hukum Poiseuille.
3. Menjelaskan bagaimana tekanan menurun akibat resistansi.
4. Menghitung angka Reynold untuk sebuah benda yang bergerak melalui suatu fluida.
5. Menggunakan angka Reynold untuk sebuah sistem untuk menentukan apakah alirannya
laminar atau turbulen.
6. Menguraikan kondisi-kondisi dimana sebuah benda mempunyai kecepatan terminal.

Pada aplikasi hukum Newton, yang mana diperkenalkan konsep gesekan, kita melihat bahwa
benda meluncur melewati lantai dengan kecepatan awal dan tidak menggunakan gaya menjadi
diam akibat adanya gaya gesekan,. Gesekan bergantung pada jenis material yang disentuh dan
sebanding dengan gaya normal. Kita juga membahas pengereman dan resistansi atau gesekan
udara dalam bab yang sama. Kita menjelaskan bahwa pada kecepatan rendah, pengereman
sedanding dengan kecepatan, sebaliknya pada kecepatan tinggi, pengereman sebanding dengan
kuadrat kecepatan. Pada bagian ini, kita memperkenalkan gaya gesekan yang bekerja pada fluida
bergerak. Sebagai contoh, sebuah fluida mengalir melewati sebuah pipa sebagai subjek
resistansi, sebuah jenis gesekan, antara fluida dan dinding. Gesekan juga terjadi antara lapisan
yang berbeda pada fluida. Gaya yang memberi hambatan ini mempengaruhi cara fluida mengalir
melewati pipa.

Viskositas dan Aliran Laminar


Ketika kamu menuangkan segelas jus, cairan mengalir dengan bebas dan cepat. Tetapi jika kamu
menuangkan sirup maple (sejenis pohon) (catatan sendiri: cari tau tentang maple, bagaimana ia
mengalir dari tabungnya bila perlu tayangkan dalam bentuk vidio di depan kelas) pada kue mu,
cairan itu mengalir dengan lambat dan terpotong dan masuk ke kendi. Perbedaan gesekan fluida,
keduanya di dalam fluida itu sendiri dan antara fluida dan dindingnya. Kita namakan sifat fluida
ini dengan viskositas. Jus mempunyai kecepatan rendah, sebaliknya sirup mempunyai kecepatan
tinggi.

Tepatnya definisi viskositas didasarkan pada aliran laminar, atau tidak turbulen. Gambar
1.34 memperlihatkan skema bagaimana aliran laminar dan turbulen dapat dibedakan. Ketika
aliran laminar, lapisan mengalir tanpa pencampuran. Ketika aliran turbulen, lapisan fluida
bercampur, dan hal yang penting adalah kecepatan terjadi dalam arah lainnya kemudian
keseluhan arah kecepatan tersebut mengalir bersamaan.

Gambar 1.34. (a) Aliran laminar terjadi dalam lapisan fluida tanpa pencampuran. Catat bahwa
peyebab pengereman/drag antara lapisan seperti halnya terjadi juga pada
permukaan fluida. Kecepatan aliran yang lebih dekat dasar (𝑣𝑑 ) lebih kecil dari
pada kecepatan yang lebih dekat dengan permukaan fluida 𝑣𝑝 karena dalam kasus
ini, permukaan wadah berisi pada bagian bawah atau dasar. (b) Suatu penghalang
di dalam wadah menyebabkan aliran turbulen. Aliran turbulen mencampukan
fluida. Ada banyak interaksi, pemanasan lebih besar, dan lebih banyak reisistansi
dari pada di dalam aliran laminar.

Turbulensi merupakan suatu bentuk aliran fluida yang mana lapisan-lapisan fluida bercampur
bersama melalui pusaran dan putaran angin atau melingkar. Hal ini terjadi oleh dua penyebab.
Pertama, penghalang atau sudut, seperti di dalam sebuah keran, menciptakan tirbulensi dengan
memberikan kecepatan tegak lurus terhadap aliran. Kedua, kecepatan tinggi menyebabkan
turbulensi. Pengereman antara lapisan-lapisan fluida yang berdekatan dan antara fluida dan
benda di sekitarnya dapat membentuk putaran angin dan pusaran jika kecepatannya cukup besar.
Pada gambar 1.35, kecepatan asap dipercepat menjangkau titik yang memulainya membentuk
putaran angin akibat gesekan antara asap dan udara di sekitarnya.

Gambar 1.35. Asap naik dengan tenang untuk sementara dan kemudian mulai membentuk
putaran angin dan pusaran. Aliran yang tenang dinamakan aliran laminar,
sebaliknya putaran angin dan pusaran menandakan aliran turbulen. Asap naik
dengan cepat ketika bergerak dengan tenang kemudian setelah itu menjadi
turbulen, memberi kesan bahwa proses turbulensi mempunyai lebih banyak
resistansi untuk mengalir. (sumber: Samuel, 2016:739)
Gambar 1.36 menunjukkan bagaimana viskositas suatu fluida diukur. Fluida untuk diukur
diletakkan antara dua pelat paralel. Pelat alas tetap diam, sementara pelat atas digerakkan ke
kanan, menyeret/drag/menggesek fluida dengan pelat tersebut. Lapisan (atau pelat tipis) fluida
yang bersentuhan pada tiap pelat tidak bergerak relatif terhadap pelat, sehingga lapisan atas
bergerak pada kecepatan 𝑣 sementara lapisan bawah bergerak tinggal pada posisi diam. Tiap
lapisan berturut-turut dari atas ke bawah menerapkan sebuah gaya pada satu lapisan di
bawahnya, mencoba untuk menariknya terus, menghasilkan sebuah variasi kecepatan
berkesinambungan dari 𝑣 sampai 0 seperti yang diperlihatkan. Penting untuk memasitikan aliran
tetap laminar, yaitu, berlapis dan tidak bercampur. Gerakan dalam gambar seperti suatu gerakan
pemangkasan berkelanjutan. Fluida mempunyai nol pemotong yang kuat, tetapi dasar dimana
mereka dipotong dihubungkan pada faktor geometi yang sama yaitu A dan L seperti halnya
pemotongan pada benda padat. Di dalam diagram, fluida pada mulanya diam. Lapisan fluida
dalam keadaan bersentuhan dengan pelat bergerak dipercepat dan mulai bergerak akibat gesekan
internal antara pelat bergerak dan fluida. Lapisan selanjutnya dalam keadaan bersentuhan dengan
lapisan yang bergerak, karena ada gesekan internal antara dua lapisan, ia juga dipercepat, dan
seterusnya sampai ke bagian tengah fluida itu. Ada juga gesekan internal antara pelat statis dan
lapisan fluida terendah, selanjutnta ke pelat di atasnya. Gaya diharuskan untuk menjaga pelat
bergerak pada kecepatan konstan akibat gesekan internal.

Gambar 1.36. Pengukuran viskositas untuk fluida dengan aliran laminar antara dua pelat seluas
A. Pelas bawah tidak bergerak. Ketika pelat atas didorong ke kanan, pelat
mengesek fluida di sepanjang permukaan sentuhnya. (sumber: Samuel, 2016:739)

Sebuah gaya 𝐹 diharuskan untuk menjaga pelat atas pada gambar 1.36 bergerak dengan
kecepatan 𝑣 konstan, dan eksperimen telah memperlihatkan bahwa gaya ini bergantung pada
empat faktor. Pertama, 𝐹 berbanding lurus dengan kecepatan 𝑣 (sampai kecepatan menjadi
sanggat besar mengakibatkan terjadinya turbulensi – kemudian sebuah gaya yang lebih besar
diperlukan, dan mempunyai ketergantungan yang jauh lebih rumit pada kecepatan). Kedua, 𝐹
sebanding dengan luas A pelat. Hubungan ini terlihat masuk akal, karena A berbanding lurus
dengan jumlah fluida yang dipindahkan. Ketiga, 𝐹 berbanding terbalik dengan jarak L antar
pelat. Hubungan ini juga masuk akan; L seperti sebuah lengan tuas, dan lengan tuas lebih besar,
mengurangi gaya yang diperlukan. Keempat, 𝐹 berbanding lurus dengan koefisien viskositas, 𝜂
(merupakan huruf Yunani dibaca ). Semakin besar kecepatan, semakin besar gaya yang
dibutuhkan. Ketergantungan ini dikombinasikan ke dalam bentuk persamaan menjadi

𝑣𝐴
𝐹=𝜂
𝐿

Persamaan ini memberi kita sebuah definisi tentang viskositas fluida 𝜂. Penyelesaian untuk 𝜂
memberikan

𝐹𝐿
𝜂=
𝑣𝐴

yang menggambarkan viskositas atau sifat kekentalan dalam kaitannya dengan bagaimana fluida
diukur.

Satuan SI dari viskositas adalah N.m/[(m/s)m2]=(N/m2)s atau Pa.s. Daftar Tabel 1.4
koefisien viskositas untuk berbagai jenis fluida. Variasi viskositas dari satu fluida ke fluida
lainnya oleh beberapa urutan nilai. Seperti yang kamu harapkan, viskositas gas jauh lebih kecil
dari cairan, dan viskositas ini sering bergantung pada temperatur.

Tabel 4. Koefisien viskositas beberapa fluida


Fluida Temperatur (℃) Viskositas 𝜂 (𝑃𝑎. 𝑠)
Udara 0 0,0171
20 0,0181
40 0,0190
100 0,0218
Amonia 20 0,00974
Karbon dioksida 20 0,0147
Helium 20 0,0196
Hydrogen 0 0,0090
Merkuri atau air raksa 20 0,0450
Oksigen 20 0,0203
Uap air 100 0,0130
Cairan air 0 1,792
20 1,002
37 0,6947
40 0,653
100 0,282
Darah utuh 20 3,015
37 2,084
Plasma darah 20 1,810
37 1,257
Etil alkohol 20 1,20
Metanol 20 0,584
Oli (mesin berat) 20 660
Oli (motor, SAE 10) 30 200
Oli (buah zaitun) 20 138
Gliserin 20 1500
Madu 20 2000 – 10000
Sirup mapel 20 2000 – 3000
Susu 20 3
Oli (jagung) 20 65
(sumber: Samuel, 2016:740-741)

Aliran Laminar yang Terperangkap dalam Tabung : Hukum Poiseuille


Apa penyebab fluida dapat mengalir? Jawaban, tidak mengherankan, melainkan perbedaan
tekanan. Faktanya, ada suatu hubungan yang sangat sederhana antara aliran horizontal dan
tekanan. Laju aliran Q merupakan dari arah bertekanan tinggi ke rendah. Semakin besar
perbedaan tekanan di dua titik, semakin besar laju air itu. Hubungan ini dapat dinyatakan sebagai
berikut

𝑝2 − 𝑝1
𝑄=
𝑅

dimana 𝑝1 dan 𝑝2 adalah tekanan di dua titik, seperti pada tiap ujung tabung, dan R adalah
resistansi aliran. Resistanai R termasuk segala-galanya, kecuali tekanan, yang mempengaruhi
laju aliran. Sebagai contoh, R lebih besar pada tabung panjang dari pada tabing pendek. Semakin
besar kecepatan, semakin besar nilai R. Turbulensi sangat baik dalam meningkatkan R,
sebaliknya meningkatkan diameter tabung akan menurunkan nilai R.

Jika viskositas nol, fluida tanpa gesekan dan resistansi aliran juga nol. Membandingkan
aliran tanpa gesekan dalam sebuah tabung pada aliran viskos, seperti pada gambar 1.37, kita
lihat itu untuk sebuah fluida kental, kecepatan paling besar pada bagian tengah lajur akibat
gesekan di dinding. Kita dapat melihat pengaruh viskositas dalam sebuah api pembakar Bunsen
[bagian (c)], sekalipun viskositas alami gas adalah kecil.

Gambar 1.37. (a) Jika fluida mengalir dalam sebuah tabung dengan resistansi diabaikan,
kecepatan sama di seluruh bagian tabung. (b) Ketika sebuah fluida kental
mengalir melewati sebuah tabung, kecepatan pada dinding adalah nol, kecepatan
meningkat terus menerus hingga mencapau maksimum pada pusat tabung. (c)
Bentuk api pembakar Bunsen akibat sifat (yang telah disebutkan sebelumnya)
kecepatan keluar dari tabung. (sumber: Samuel, 2016:742)

Resistansi R pada aliran laminar sebuah fluida taktermampatkan dengan viskositas 𝜂


melewati sebuah tabung horizontal dengan jari-jari 𝑟 homogen dan panjang 𝑙, diberikan oleh

8𝜂𝑙
𝑅=
𝜋𝑟 4

Persamaan ini dinamakan hukum Poiseuille untuk resistansi, yang dinamai menurut ilmuwan
Perancis J.L. Poiseuille (1799–1869), yang memperolehnya ketika melakukan percobaan untuk
memahami aliran darah melewati tubuh.

Mari kita menguji ungkapan Poiseuille untuk R apakah sesuai secara intuitif. Kita lihat
bahwa resistansi berbanding lurus dengan viskositas kedua cairan 𝜂 dan panjang tabung 𝑙.
Betapapun, keduanya secara langsung mempengaruhi gesekan – sebesar apapun. Semakin besar
resistansi semakin kecil aliran. Jari-jari tabung 𝑟 mempengaruhi besarnya resistansi, yang dapat
dipertimbangkan, yang mana semakin besar jari-jari, semakin besar aliran. Tetapi yang
mengejutkan adalah bahwa jari-jari ditingkatkan untuk daya keempat dalam hukum Poiseuille.
Eksponen ini bermakna bahwa perubahan apapun di dalam jari-jari sebuah tabung mempunyai
sangat besar mempengaruhi resistansi. Sebagai contoh, menggandakan jari-jari suatu tabung
mengakibatkan penurunan nilai resistansi dengan suatu faktor dari 24 = 16.

𝑝2 −𝑝1 8𝜂𝑙
Ambil secara bersama, 𝑄 = dan 𝑅 = memberikan ungkapan laju aliran di
𝑅 𝜋𝑟 4

bawah ini:

(𝑝2 − 𝑝1 )𝜋𝑟 4
𝑄=
8𝜂𝑙

Persamaan ini menguraikan aliran laminar melewati sebuah tabung. Hal ini terkadang dinamakan
hukum Poiseuille untuk aliran laminar, atau sederhananya disebut hukum Poiseuille (gambar
1.38).

Gambar 1.38. Hukum Poiseuille berlaku untuk viskositas suatu fluida taktermampatkan yang
mengalir laminar melalui suatu tabung dengan panjang 𝑙 dan jari-jari 𝑟. Arah
aliran fluida dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Laju aliran berbanding lurus
dengan perbedaan tekanan 𝑝2 − 𝑝1 , dan berbanding terbalik dengan panjang
tabung 𝑙 dan viskositas fluida 𝜂. Laju aliran meningkat dengan jari-jari oleh suatu
faktor 𝑟 4 .

Contoh 1.7
Menggunakan laju aliran: Sistem proses pengaturan suhu
Suatu sistem proses pengatur suhu dirancang untuk mensuplai udara pada tekanan gauge
0,054 𝑃𝑎 pada suhu 20 ℃. Udara dikirim melalui sebuah saluran, diameter saluran 18 cm.
Panjang saluran 20 m dan terbuka pada atmosfer dengan tekanan atmosfer 101,30 kPa.
Panjang ruangan 12 m, dan lebar 6 m dan tingginya 3 m. (c) Berapa laju aliran volum fluida
yang melewati pipa, diasumsikan aliran laminar? (b) Taksirlah berapa waktu yang dibutuhkan
untuk memindahkan udara di dalam ruangan. (c) Tukang bangunan memutuskan untuk
menabung dan mengganti pipa saluran berdiameter 9 cm. Berapa laju aliran yang baru?
Strategi
Asumsikan aliran tenang, hukum Poiseuille menyatakan bahwa
(𝑝2 − 𝑝1 )𝜋𝑟 4 𝑑𝑉
𝑄= =
8𝜂𝑙 𝑑𝑡
Kita harus membandingkan jari-jari saluran sebelum dan setelah laju aliran dikurangi. Catat
bahwa kita telah diberikan diameter pipa penyalur, jadi kita harus membagi dengan dua untuk
memperoleh jari-jari.
Solusi
a. Asumsikan perbedaan tekanan konstan dan gunakan viskositas 𝜂 = 0,0181 𝑚𝑃𝑎. 𝑠
(0,054 𝑃𝑎)(3,14)(0,09 𝑚)4 −3
𝑚3
𝑄= = 3,84 × 10
8(0,0181 × 10−3 𝑃𝑎. 𝑠)(20 𝑚) 𝑠
𝑑𝑉 ∆𝑉
b. Asumsikan aliran konstan 𝑄 = 𝑑𝑡 ≈ ∆𝑡
∆𝑉 (12𝑚)(6𝑚)(3𝑚)
∆𝑡 = =
𝑄 𝑚3
3,84 × 10−3 𝑠
c. Gunakanlah aliran laminar, hukum Poiseulli menghailkan
(0,054𝑃𝑎)(3,14)(3𝑚) −4
𝑚3
𝑄= = 2,4 × 10
8(0,0181 × 10−3 𝑃𝑎. 𝑠)(20𝑚) 𝑠
Jadi, pengurangan setengah jari-jari pipa saluran mengurangi laju aliran 6,25% dari
semula.
Makna
Pada umumnya, sumsikan aliran laminar, penurunan jari-jari mempunyai efek dramatis dari
pada mengubah panjang tabung. Jika panjangnya ditingkatkan dan semua variabel lain tetap,
laju aliran dikurangi:
(𝑝2 − 𝑝1 )𝜋𝑟𝐴4
𝑄𝐴 8𝜂𝑙𝐴 𝑙𝐴
= 4 =
𝑄𝐵 (𝑝2 − 𝑝1 )𝜋𝑟𝐵 𝑙𝐵
8𝜂𝑙𝐵
𝑙𝐴
𝑄𝐵 = ( ) 𝑄𝐴
𝑙𝐵
Menggandakan panjang memotong laju aliran setengah laju aliran awal.
Jika jari-jari diturunkan dan seluruh variabel lainnya tetap, laju aliran volume menurun oleh
lebih banyak faktor.
(𝑝2 − 𝑝1 )𝜋𝑟𝐴4
𝑄𝐴 8𝜂𝑙𝐴 𝑟𝐴 4
= = ( )
𝑄𝐵 (𝑝2 − 𝑝1 )𝜋𝑟𝐵4 𝑟𝐵
8𝜂𝑙𝐵
𝑟𝐴 4
𝑄𝐵 = ( ) 𝑄𝐴
𝑟𝐵
Memotong jari-jari setengahnya mengurangi laju aliran seperenam belas laju aliran semula.
Aliran dan Resistansi sebagai Penyebab Penurunan Tekanan
Tekanan air di dalam rumah kadang-kadang lebih rendah dari biasanya dalam selang waktu
banyaknya penggunaan. Penurunan tekanan air terjadi pada pipa induk saluran air sebelum
menjangkau rumah warga. Mari kita memikirkan aliran sepanjang pipa induk saluran air yang
diperlihatkan pada gambar 1.39. Kita dapat memahami mengapa tekanan 𝑝1 yang menuju rumah
turun dalam selang waktu penggunaan yang banyak dengan mengatur kembali persamaan
menjadi laju aliran:

𝑝2 − 𝑝1
𝑄=
𝑅

𝑝2 − 𝑝1 = 𝑄𝑅

Pada kasus ini, 𝑝2 adalah tekanan pada bangunan sistem penyediaan air dan R adalah resisitansi
air induk. Selama waktu penggunaan air banyak, laju alir 𝑄 besar. Maknanya adalah 𝑝2 − 𝑝1
juga harus besar. Jadi 𝑝1 harus menurun. Hal itu benar untuk berpikir aliran dan resistansi
sebagai penyebab penurunan tekanan dari 𝑝2 ke 𝑝1. Persamaan 𝑝2 − 𝑝1 = 𝑄𝑅 berlaku untuk
kedua bentuk aliran laminar dan turbulen.

Gambar 1.39. Selama waktu penggunaan banyak, ada penurunan tekanan yang signifikan dalam
air induk, dan 𝑝1 menyalurkan ke pengguna secara signifikan lebih kecil dari pada
𝑝2 dihasilkan pada bangunan sistem penyedia air. Jika aliran sangat kecil,
kemudian tekanan turun diabaikan, dan 𝑝2 ≈ 𝑝1.

Kita juga menggunakan 𝑝2 − 𝑝1 = 𝑄𝑅 untuk menganalisa penurunan tekanan yang terjadi di


dalam sistem yang lebih rumit dimana jari-jari tabung tidak sama dimanapun. Reisitansi jauh
lebih besar di tempat yang sempit, seperti dalam kasus penyumbatan pada saluran jantung. Untuk
menentukan laju aliran Q, tekanan turun paling besar dimana tabung tersempit. Hal ini
menjelaskan bagaimana air keran mengatur aliran. Apalagi, R cepat meningkat dengan
turbulensi, dan penyempitan menciptakan turbulensi yang dengan baik mengurangi tekanan ke
arah muara atau hilir atau penampungan. Pelat di dalam saluran utama mengurangi tekanan dan
karenanya mengalir, baik dengan resistansi dan oleh turbulensi yang dihasilkan.

Mengukur Turbulensi
Suatu indikator yang dinamakan angka Reynolds 𝑁𝑅 dapat menyetakan apakah aliran laminar
atau turbulen. Untuk aliran di dalam suatu tabung berdiameter seragam, angka Reynolds
didefinisikan sebagai

2𝜌𝑣𝑟
𝑁𝑅 = (𝑚𝑒𝑛𝑔𝑎𝑙𝑖𝑟 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑖𝑝𝑎)
𝜂

dimana 𝜌 adalah massa jenis fluida, 𝑣 kecepatan, 𝜂 viskositas, dan 𝑟 jari-jari pipa. Angka
Reynolds merupakan sebuah besaran takberdimensi atau tanpa satuan. Beberapa eksperimen
telah menyetakan bahwa 𝑁𝑅 berhubungan dengan permulaan turbulensi. Untuk 𝑁𝑅 dibawah
2000, aliran dinyatakan laminar. Untuk 𝑁𝑅 diatas 3000, aliran dinyatakan turbulen.

Untuk nilai 𝑁𝑅 antara 2000 dan 3000, aliran tidak stabil – yaitu, terdapat aliran laminar,
tetapi mempunyai sedikit gangguan dan permukaan kasar dapat memnjadikannya turbulen, dan
mungkin juga berosilasi secara acak antara laminar dan turbulen. Faktanya, aliran suatu fluida
dengan sebuah angka Reynolds antara 2000 dan 3000 merupakan contoh yang tepat dari sifat
kesemrautan (chaotic) aliran fluida ini. Sebuah sistem dikatakan chaotic jika sifat fluida peka
terhadap beberapa faktor maka sangat sukar untuk diprediksi apakah aliran laminar atau
turbulen. Sulit tetapi tidak mustahil, untuk memprediksi apakah suatu aliran dikategorikan
turbulen atau bukan ketika angka Reynolds suatu fluida jatuh dalam rentang 2000 sampai 3000
akibat tergantung kepekaan terhadap faktor seperti kekasaran dan penghalang pada sifat dasar
fluida. Suatu perubahan kecil di dalam faktor mempunyai pengaruh yang sangat besar (nonlinier)
pada aliran.

Contoh 1.9
Menggunakan laju aliran: Aliran turbulen atau aliran laminar
Pada contoh 1.8, kita menemukan laju aliran volume suatu sistem pengendali suhu bahwa 𝑄 =
3,84 × 10−3 𝑚3 ⁄𝑠. Perhitungan ini diasumsikan aliran bersifat laminar. (a) Apakah ini suatu
asumsi yang benar? (b) Pada kecepatan berapa aliran menjadi turbulen?
Strategi
Untuk menentukan apakah aliran udara yang melewati sistem pengendali suhu laminar,
pertama kita harus menemukan kecepatan, yang mana dapat ditemukan dengan
𝑄 = 𝐴𝑣 = 𝜋𝑟 2 𝑣
Kemudian kita dapat menghitung angka Reynolds, gunakanlah persamaan di bawah ini, dan
tentukan apakah angka tersebut berada pada rentang untuk aliran laminar yaitu di bawah 2000
2𝜌𝑣𝑟
𝑅=
𝜂
Solusi
a. Gunakanlah nilai-nilai yang diberikan
3
−3 𝑚
𝑄 3,84 × 10
𝑣= 2= 𝑠 = 0,15 𝑚
𝜋𝑟 3,14(0,09𝑚)2 𝑠
𝑘𝑔 𝑚
2𝜌𝑣𝑟 2 (1,23 𝑚3 ) (0,15 𝑠 ) (0,09 𝑚)
𝑅= = = 1835
𝜂 0,0181 × 10−3 𝑃𝑎. 𝑠
Karena angka Reynolds yang diperoleh 1835 < 2000, aliran adalah laminar dan
bukan turbulen. Asumsikan bahwa aliran laminar adalah benar.

b. Untuk menemukan kecepatan maksimum udara agar tetap mengalir laminar,


gunakanlah angka Reynolds.
2𝜌𝑣𝑟
𝑅= ≤ 2000
𝜂
2000(0,0181 × 10−3 𝑃𝑎. 𝑠) 𝑚
𝑣= = 0,16
𝑘𝑔 𝑠
2 (1,23 3 ) (0,09 𝑚)
𝑚
Makna
Ketika memindahkan fluida dari satu titik ke titik lainya, dibutuhkan batas turbulensi.
Turbulensi mengakibatkan energi terbuang, seperti beberapa energi diperuntukkan untuk
memindahkan fluida terbuang ketika pusaran terbentuk. Dalam kasus ini, sistem AC akan
menjadi menjadi kurang efisien sekali ketika kecepatan melebihi 0,16 m/s, karena ini titik
dimana turbulensi akan mulai terjadi.
Resume
Kata Kunci
Tekanan absolut Jumlah tekanan gauge dan tekanan atmosfer.
Prinsip Archimedes Gaya apung pada suatu benda yang sama dengan berat fluida yang
dipindahkan.
Persamaan Persamaan dihasilkan dari penggunaan konservasi energi untuk suatu
Bernoulli fluida taktermampatkan tanpa gesekan:
1
𝑝 + 2 𝜌𝑣12 + 𝜌𝑔ℎ = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛, diseluruh bagian fluida.

Prinsip Bernoulli Persamaan Bernoulli digunakan pada kedalaman konstan:


1 1
𝑝 + 𝜌𝑣12 = 𝑝 + 𝜌𝑣22
2 2
Gaya apung Resultan gaya ke atas pada benda apapun di dalam fluida manapun
akibat perbedaan tekanan pada kedalaman berbeda.
Massa jenis Massa per satuan volume suatu benda.
Laju aliran Dilambangkan dengan Q, merupakan volume 𝑉 yang mengalir melewati
𝑑𝑉
sebuah titik tertentu selama waktu tertentu 𝑡, atau 𝑄 = .
𝑑𝑡

Fluida Cairan dan gas; suatu fluida adalah suatu bentuk zat yang dihasikan dari
gaya pemotong.
Tekanan gauge Tekanan relatif terhadap tekanan atmosfer.
Pompa hidrolik Mesin sederhana yang menggunakan silinder dengan perbedaan
diameter mendistribusikan gaya.
Keseimbangan Keadaan dimana air tidak mengalir, atau statis.
hidrostatis
Fluida ideal Fluida dengan viskositas dapat diabaikan.
Aliran laminar Jenis aliran fluida dimana lapisan-lapisan tidak bercampur.
Prinsip pascal Perubahan tekanan yang diterapkan pada suatu fluida tertutup diteruskan
seluruhnya pada seluruh bagian fluida dan pada dinding wadah.
Hukum Poiseuille Laju aliran laminar dari suatu fluida taktermampatkan di dalam sebuah
pipa:
(𝑝2 − 𝑝1 )𝜋𝑟 4
𝑄=
8𝜂𝑙
Hukum Poiseuille Resistansi pada aliran laminar suatu fluida taktermampatkan di dalam
untuk resistansi sebuah tabung:
8𝜂𝑙
𝑅=
𝜋𝑟 4
Tekanan Gaya per satuan luas yang diterapkan tegak lurus terhadap daerah
dimana gaya bekerja.
Angka Reynolds Parameter tak berdimensi yang dapat menyatakan apakah suatu bagian
aliran laminar atau turbulen.
Gravitasi spesifik Perbandingan massa jenis suatu benda terhadap fluida (biasanya air).
Turbulensi Aliran fluida dimana lapisan-lapisan bercampur bersama baik itu
pusaran dan lingkaran.
Aliran turbulen Jenis aliran fluida dimana lapisan-lapisan bercampur bersama baik itu
pusaran maupun lingkaran.
Viskositas Ukuran gesekan internal di dalam suatu fluida.

Persamaan Kunci
Massa jenis suatu 𝑚
𝜌=
𝑉
benda pada massa
jenis konstan.
Tekanan 𝐹
𝑝=
𝐴
Tekanan pada suatu 𝑝 = 𝑝0 + 𝜌𝑔ℎ
kedalaman 𝒉 dalam .
suatu fluida dengan
massa jenis konstan.
Perubahan tekanan 𝑑𝑝
= −𝜌𝑔
dengan ketinggian 𝑑𝑦

dalam suatu fluida


dengan massa jenis
konstan.
Tekanan absolut 𝑝𝑚 = 𝑝𝑔 + 𝑝𝑎𝑡𝑚
Prinsip pascal 𝐹1 𝐹2
=
𝐴1 𝐴2
Laju aliran volume 𝑑𝑉
𝑄=
𝑑𝑡
Persamaan 𝐴1 𝑣1 = 𝐴2 𝑣2
kontinuitas (massa
jenis konstan)
Persamaan 𝜌1 𝐴1 𝑣1 = 𝜌2 𝐴2 𝑣2
kontinuitas (bentuk
umum)
Persamaan 1
𝑝 + 𝜌𝑣 2 + 𝜌𝑔𝑦 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
Bernoulli 2

Viskositas 𝐹𝑙
𝜂=
𝑣𝐴
Hukum Poiseuille 8𝜂𝑙
𝑅= 4
untuk resistansi 𝜋𝑟

Hukum Poiseuille (𝑝2 − 𝑝1 )𝜋𝑟 4


𝑄=
8𝜂𝑙

Kesimpulan

1. Fluida, massa jenis, dan tekanan


 Fluida adalah suatu bentuk zat yang dapat mengalir. Cairan dan gas termasuk
fluida. Fluida statis adalah fluida dalam keadaan seimbang (tidak mengalir).
 Massa jenis adalah massa persatuan volume dari sebuah benda, didefinisikan
𝑚 𝑘𝑔
sebagai 𝜌 = 𝑉 . Satuan SI dari massa jenis adalah 𝑚3 .
𝐹
 Tekanan adalah gaya tegak lurus per satuan luas dimana gaya diterapkan, 𝑝 = 𝐴.
𝑚
Satuan SI dari tekanan adalah Pascal: 1 𝑃𝑎 = 1 .
𝑚2
 Tekanan akibat berat cairan dengan massa jenis konstan diberikan oleh 𝑝 = 𝜌𝑔ℎ,
dimana 𝑝 adalah tekanan, ℎ adalah kedalaman cairan, 𝜌 adalah massa jenis
cairan, dan 𝑔 adalah percepatan gravitasi.
2. Mengukur tekanan
 Tekanan gauge adalah tekanan relatif terhadap tekanan atmosfer.
 Tekanan absolut adalah jumlah tekanan gauge dan tekanan atmosfer.
 Manometer tabung terbuka mempunyai tabung berbentuk-U dan satu ujung
selalu terbuka. Atau dinamakan juga dengan pipa-U. Pipa-U digunakan untuk
mengukur tekanan. Barometer raksa adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur tekanan atmosfer.
 Satuan SI dari tekanan adalah pascal (Pa), tetapi sebagian orang menggunakan
satuan-satuan lainnya yang biasa digunakan.
3. Prinsip Pascal dan hidrolika
 Tekanan adalah gaya per satuan luas.
 Perubahan tekanan yang diterapkan pada fluida tertutup akan diteruskan
seluruhnya ke seluruh bagian fluida dan dinding wadah.
 Sistem hidrolik adalah suatu sistem fluida tertutup yang digunakan untuk
menghasilkan gaya dorong.
4. Prinsip Archimedes dan daya apung
 Gaya apung adalah resultan gaya ke atas pada tiap benda di dalam fluida jenis
apapun. Jika gaya apung lebih besar dari berat benda, benda akan naik ke
permukaan dan terapung. Jika gaya apung lebih kecil dari pada berat benda,
benda akan tenggelam. Jika gaya apung sama dengan berat benda, benda akan
melayang di dalam fluida. Gaya apung selalu ada dan bekerja pada benda apapun
yang berada di dalam fluida baik sebagian maupun seluruhnya.
 Prinsip Archimedes menyatakan bahwa gaya apung pada suatu benda sama
dengan berat fluida yang dipindahkan.
5. Fluida dinamis
 Laju aliran Q didefinisikan sebagai volume V yang mengalir melewati suatu titik
𝑑𝑉
dalam waktu t, atau 𝑄 = 𝑑𝑡
dimana V adalah volume dan t adalah waktu. Satuan
𝑚3
SI dari laju aliran adalah , tetapi orang-orang juga biasa menggunakan satuan
𝑠

lain seperti Liter/menit.


 Laju aliran dan kecepatan saling berkaitan dimana 𝑄 = 𝐴𝑣 dimana A adalah luas
penampang melintang dari aliran dan v adalah rata-rata kecepatan.
 Persamaan kontinuitas menyatakan bahwa untuk fluida taktermampatkan, massa
mengalir ke dalam pipa harus sama dengan massa fluida yang keluar dari pipa.
6. Persamaan Bernoulli
 Persamaan Bernoulli menyatakan bahwa jumlah tiap sisi persamaan adalah
konstan, atau sama pada titik manapun di dalam suatu fluida taktermampatkan
tanpa gesekan.
1 1
𝑝1 + 2 𝜌𝑣12 + 𝜌𝑔ℎ1 = 𝑝2 + 2 𝜌𝑣22 + 𝜌𝑔ℎ2

 Prinsip Bernoulli adalah persamaan Bernoulli yang diterapkan untuk situasi


dimana tinggi fluida konstan. Maka perkalian yang mengandung kedalaman
dapat docoret
1 1
𝑝1 + 2 𝜌𝑣12 = 𝑝2 + 2 𝜌𝑣22

 Prinsip Bernoulli mempunyai banyak sekali manfaatnya, termasuk entrainment


dan untuk mengukur kecepatan.
7. Viskositas dan turbulensi
 Aliran laminar digambarkan dengan fluida dengan aliran tenang dan lapisan-
lapisan fluida tidak tercampur.
 Turbulensi digambarkan dengan pusaran dan lingkaran yang lapisan-lapisan
fluida itu tercampur bersama.
 Viskositas 𝜂 fluida ukuran besarnya gesekan di dalam fluida.
 Aliran sebanding dengan perbedaan tekanan berbanding terbalik dengan
resistansi:
𝑝2 − 𝑝1
𝑄=
𝑅
 Penurunan tekanan disebabkan oleh laju aliran dan resistansi ditulis dengan 𝑝2 −
𝑝1 = 𝑄𝑅.
 Angka Reynolds 𝑁𝑅 dapat menyatakan apakah aliran laminar atau turbulen
2𝜌𝑣𝑟
𝑁𝑅 =
𝜂
 Untuk 𝑁𝑅 dibawah 2000, aliran laminar. Untuk 𝑁𝑅 di atas 3000, aliran turbulen.
Untuk nilai 𝑁𝑅 antara 2000 sampai 3000, yang mungkin terjadi adalah salah
satunya atau keduanya.
Daftar Pustaka

Etkina, etc. 2014. College Physics. Pearson : US. (Copyright © 2014 Pearson Education, Inc.).

Kuhn. 1996. Basics Physics : A Self-Teaching Guide Second Edition. John Wiley and Sons , Inc.
: New York. (Copyright © 1979, 1996 by John Wiley & Sons, Inc).

Mikrajuddin Abdullah. 2016. Fisika Dasar I. ITB : Bandung.

OpenStax. University Physics Volume 1. OpenStax. 19 September 2016.


(http://cnx.org/content/col12031/latest/).

Rosyid, dkk. 2014. Fisika Dasar Jilid I: Mekanika. Periuk : Yogyakarta.

Sears and Zemansky. 2016. University Physics with Modern Physics 14th Edition. Pearson : US.
(Copyright ©2016, 2014, 2012 Pearson Education, Inc.).

Serway and Faughn. 2006. Phisics. Holt : United State of America. (Copyright © 2006 by Holt,
Rinehart and Winston).

Serway and Faughn. 2012. Physics Teacher Edition. Holt McDougal : U.S.A. (Copyright © 2012
Holt McDougal, a division of Houghton Mifflin Harcourt Publishing Company).

Yunus A. and Cimbala 2006. Fluid Mechanics Fundamentals adn Applications. McGraw-Hill :
New Delhi. (Copyright © 2006 by The McGraw-Hill Companies, Inc.).

Anda mungkin juga menyukai