Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biofluida adalah ilmu yang mempelajari tentang penerapan konsep fluida di
bidang biologi atau pada makhluk hidup seperti manusia, hewan dan tumbuhan.
Pada pembahasan ini akan dibahas tentang biofluida pada manusia khususnya
sistem transformasi atau sistem kardiovaskuler. Fluida merupakan cairan dan gas
yang menempati ruang yang mengalir di bawah pengaruh gravitasi, sehingga
fluida cenderung tidak mempertahankan bentuknya. perbedaan fluida dan zat
padat tidak tajam. Fluida memiliki beberapa sifat yaitu pada sifat fluida 1 : diam
tidak mengerjakan gaya yang parallel pada permukaan, dengan kata lain dapat
dikatakan bahwa fluida tidak memliliki koefisien gesek statis. Pada sifat fluida 2:
dengan tiadanya gravitasi, seperti mengabaikan berat fluida itu sendiri,tekanan
pada fluida adalah sama di setiap titik. Pada sifat fluida 3 : tekanan dalam fluida
saat diam adalah sama di setiap titik pada kedalaman yang sama, dan perbedaan
tekanan diantara titik a dan titik b pada kedalaman ha dan hb adalah : Pa – pb =
ρgha – ρghb = ρg(ha-hb). Pada sifat fluida 4 : gaya apung dikerjakan oleh fluda
pada benda yang besarnya sama dengan berat benda yang tenggelam dalam fluida.
Sistem kardiovaskuler ini berasal dari dua kata yaitu cardio yang bearti jantung
dan vaskuler yang berarti pembuluh darah. Jadi sistem kardiovaskuler adalah
jantung dan pembuluh darah. Pengertian secara umum sistem kardiovaskuler
adalah suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ked an dari sel. Pada
makalah ini juga akan membahas materi tentang pengertian fluida, densitas dan
tekanan, pompa, jantung sebagai pompa, tekanan darah dan alat untuk mengukur
tekanan darah yaitu tensimeter.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas adapun rumusan
masalah yang penulis dapatkan yaitu sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan fluida?
2. Apakah yang dimaksud dengan densitas dan tekanan?
3. Bagaimanakah penerapan fluida pada pompa?

1
4. Bagaimanakah penerapan fluida pada jantung sebagai alat pompa?
5. Apakah yang dimaksud dengan tekanan darah?
6. Bagaimanakah tensimeter sebagai alat untuk mengukur tekanan darah?

1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas dan rumusan
masalah, adapun tujuannya yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian fluida
2. Untuk mengetahui pengertian densitas dan tekanan
3. Untuk mengetahui fluida pada pompa
4. Untuk mengetahui penerapan fluida pada jantung sebagai alat pompa
5. Untuk mengetahui pengertian tekanan darah
6. Untuk mengetahui tensimeter sebagai alat untuk mengukur tekanan darah

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat dipelajari dari penyusunan makalah ini, yaitu:
a. Bagi Penulis
Penulis memperoleh pengetahuan mengenai materi Biofluida yaitu :
pengertian fluida, densitas dan tekanan, pompa, jantung sebagai pompa,
tekanan darah dan alat untuk mengukur tekanan darah yaitu tensimeter.
b. Bagi Pembaca
Pembaca mengetahui lebih banyak informasi, materi, ilmu pengetahuan
dan dapat menambah wawasan yang baru tentang Biofluida yaitu
penerapan konsep fluida pada makhluk hidup khususnya pada manusia
yaitu pada sistem peredaran darah, jantung sebagai alat pompa, tekanan
darah dan alat ukurnya yaitu tensimeter.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Fluida
Fluida, kebalikan dari zat padat, adalah zat yang mengalir. Fluida
menyesuaikan diri dengan bentuk dan wadah apapun dimana kita
menempatkannya. Fluida bersifat demikian karena tidak dapat menahan gaya
yang bersinggungan dengan permukaannya. Tetapi fluida dapat mengeluarkan
gaya mengeluarkan gaya tegak lurus dengan permukaannya. Beberapa bahan
seperti pelapis anti bocor, membutuhkan waktu yang lama untuk menyesuaikan
diri dengan bentuk wadahnya, tapi akhirnya mereka dapat melakukannya oleh
karena itu kita kelompokkan bahan tersebut sebagai fluida.
Tiga keadaan umum atau fase dari materi adalah padat, cair dan gas, ketiga
fase ini dapat dibedakan seperti benda padat mempertahankan bentuk dan ukuran
yang tetep, bahkan jika sebuah gaya yang besar diberikan pada sebuah benda
padat, benda tersebut tidak langsung berubah bentuk dan volumenya. Benda cair
tidak mempertahankan bentuk yang tetap melainkan mengambil bentuk yang
ditempatinya. Tetapi seperti benda padat, benda cair tidak langsung ditekan dan
perubahan volume yang cukup signifikan terjadi jika diberikan gaya yang besar.
Gas tidak memiliki bentuk maupun volume yang tetep, gas akan menyebar untuk
memenuhi tempatnya. Sebagai contoh, ketika udara dipompa ke dalam ban mobil,
udara tersebut tidak seluruhnya mengair kebawah ban seperti zat cair melainkan
menyebar untuk memenuhi seluruh volume ban karena zat cair dan gas tidak
mempertahankan bentuk yang tetap keduanya memiliki kemampuan untuk
mengalir dengan demikian keduanya sering disebut sebagai fluida.
Pembagian materi menjadi tiga keadaan tidak selamanya mudah.
Bagaimana, misalnya mentega diklasifikasikan? Lebih jauh lagi, keadaan keempat
dari materi dapat dikenali sebagai keadaan plasma, yang terjadi hanya pada
temperature yang sangat tinggi dan terdiri dari atom-atom yang terionisasi
(electron yang terpisah dari inti). Beberapa ilmuan percaya yang disebut koloid
(partikel-partikel kecil dalam keadaan cairan). Juga harus dianggap sebagai
keadaan materi yang berbeda.

3
2.2 Densitas atau Tekanan
1. Densitas / Massa jenis
Kadang-kadang dikatakan bahwa besi “lebih berat” dari kayu. Hal ini belum
tentu benar karena satu batang kayu besar lebih berat dari sebuah paku besi. Yang
seharusnya kita katakana adalah besi lebih rapat dari kayu. Massa jenis (density),
р, sebuah benda (p adalah huruf kecil dari abjad Yunani “rho”) didefinisikan
sebagai massa per satua volume.
p = m/V , (1)
dimana m adalah massa benda dan v merupakan volumenya. Massa jenis
merupakan sifat khas dari suatu zat murni. Benda-benda yang terbuat dari unsur
murni, seperti emas murni bisamemiliki berbagai ukuran dan massa teatpi massa
jenis akan sama dengan untuk seluruhnya. (persamaan (1) bisa ditulis dengan
persamaan massa benda sebgai m = pV, dan berat benda m g, sebagai pVg.)
Satuan SI untuk massa jenis adalah kg/m3 . terkadang masa jenis dinyatakan
dalam g/cm3. Perhatikan bahwa karena 1 kg/m3 = 1000 g / (100 cm)3 = 10-3 g/cm3,
maka massa jenis yang dinyatakan dalam g/cm 3 harus dikalikan 1000 untuk
memberi hasil dalam kg/cm3 . dengan demikian massa jenis aluminium adalah p =
2,70 g /cm3 yang sama dengan 2700 kg/m3 massa jeni sberbagai zat diberikan
pada tabel 1. Tabel ini mencantumkan temperature dan tekanan karena besaran-
besaran ini mempengaruhi massa jenis zat (walaupun efeknya kecil untuk zat cair
dan zat padat).
Tabel 1. Massa Jenis Beberapa Zat
Zat Massa jenis p (kg/cm3)
Padat
Aluminium 2,70 x 103
Besi dan baja 7,8 x 103
Tembaga 8,9 x 103
Timah 11,3 x 103
Emas 19,3 x 103
Beton 2,3 x 103
Granit 2,7 x 103
Kayu (biasa) 0,3 – 0,9 x 103
Gelas umum 2,4 – 2,8 x 103
Es 0, 917 x 103
Tulang 1,7 – 2,0 x 103
Cair
Air (4oC) 1,00 x 103

4
Darah, plasma 1,03 x 103
Darah, keseluruhan 1,05 x 103
Air laut 1,025 x 103
Air raksa 13,6 x 103
Alcohol, ethyl 0,79 x 103
Bensin 0,68 x 103
Gas
Udara 1,29
Helium 0,179
Karbondioksida 1,98
Air (uap) 0,598
(100o C)

2. Tekanan pada Fluida


Tekanan didefinisikan sebagai gaya persatuan luas, dimana gaya F dipahami
bekerja tegak lurus terhadap permukaan A :
Tekanan = P = F/A (2)
Satuan SI untuk tekanan adalah N/m2 . satuan ini mempunyai nama resmi pascal
(Pa), untuk menghormati Blaise Pascal yaitu 1 Pa = 1 N/m2.
Sebagai contoh perhitungan tekanan, 60 orang kg yang kedua kakinya menutupi
luas 500 cm2 akan memberikan tekanan :
F/A = mg/A = (60 kg) (9,8 m/s2 ) / (0,050 m2) = 12 x 103 N/m2
Pada tanah. Jika orang tersebut berdiri di satu kaki, gaya akan sama tetapi luas
menjadi setengahnya, sehingga tekanan menjadi dua kali lipat, 24 x 103 N/m2.
Konsep tekanan terutama berguna dalam membahas fluida. Dari fakta
eksperimental ternyata fluida memberikan tekanan ke segala arah. Hal ini tlah
dikenal oleh perenang dan penyelam yang merasakan tekanan air diseluruh bagian
badan mereka. Di setiap titik pada fluida yang diam, besarnya tekanan dari
seluruh arah tetap sama. Hal ini diilustrasikan pada Gb.10.1 dianggap sebuah
kubus kecil dalam suatu fluida yang karena bentuknya sangat kecil maka kita bisa
mengabaikan gaya grvitasi. Tekanan pada satu sisi yang sebaliknya. Jika hal ini
tidak terjadi, aka nada gaya total pada kubus dan kubus akan mulai bergerak. Jika
fluida tidak mengalir, maka tekanan-tekanan harus sama.
Sifat penting lainnya dari fluida yang berada dalam keadaan diam adalah
bahwa gaya yang disebabkan oleh tekanan fluida selalu bergerak tegak lurus
terhadap permukaan yang bersentuhan dengannya. Jika ada komponen gaya

5
sejajar dengan permukaan seperti pada pada Gb.10-2, maka menurut hukum
newton ketiga, permukaan akan memberikan gaya kembali pada fluida yang akan
memiliki komponen sejajar dengan permukaan. Komponen seperti ini akan
menyebabkan fluida mengalir, berlawanan terhadap asumsi bahwa fluida tersebut
diam. Dengan demikian gaya yang disebabkan tekanan selalu tegak lurus terhadap
permukaan.
Hitung secara kuantitatif tekanan zat cair dengan massa jenis yang serba
sama berubah terhadap tekanan. Ambil satu titik yang berada di kedalaman h di
bawah permukaan zat cair (yaitu permukaan berada di ketinggian h di atas titik
ini), seperti ditunjukkan pada Gb. 10-3. Tekanan yang disebabkan zat cair pada
kedalaman h ini disebabkan oleh berat kolom zat cair diatasnya. Dengan demikian
gaya yang bekerja pada luas daerah tersebut adalah F = mg = pAhg, dimana Ah
adalah volume kolom, p adalah massa jenis zat cair (dianggap konstan) dan g
adalah percepatan gravitasi. Tekanan, P dengan demikian adalah
P = F/A = pAhg / A
P = pgh
Dengan demikian, tekanan berbanding lurus dengan massa jenis zat cair,
dan dengan kedalaman didalam zat cair. Pada umumnya, tekanan pada kedalaman
yang sama dalam zat cair yang serba sama adalah sama. (persamaan 10-3a
menyatakan tekanan yang disebabkan oleh zat cair itu sendiri).

2.3 Pompa
Pompa dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori menurut fungsinya.
Pompa vakum dirancang untuk memperkecil tekanan (biasanya udara) pada
sebuah bejana. Pompa gaya, dipihak lain, merupakan pompa yang ditunjukan
untuk menambah tegangan misalnya, untuk mengangkat cairan (seperti air dalam
sumur) atau untuk mendorong fluida melalui pipa. Gambar 2-8 mengilustrasikan
prinsip di belakang pompa bolak-balik yang sederhana. Pompa tersebut
bisamerupakan pompa vacum, dimana jalan masuk dihubungkan dengan bejana
yang akan dikosongkan.

6
Gambar 2-8. Pompa bolak-balik

Mekanisme yang sama dilakukan pada beberapa pompa gaya, dan dalam
hal ini fluida dipaksa keluar dengan tekanan yang ditamah. Jenis pompa lainnya
diilustrasikan pada gambar 2-9 pompa sentrifugal atau pompa gaya apapun, dapat
digunakan sebagai pompa sirkulasi, yaitu untuk mengedarkan fluida dalam satu
lintasan tertutup seperti pendingin atau oli pelumas di dalam mobil.

Gambar.2-9. Pompa Sentrifugal


2.4 Jantung Sebagai Pompa
Jantung adalah organ yang berongga dan memiliki empat ruang yang
terletak antara kedua paru-paru di bagian tengah rongga toraks (Palupi, 2003).
Jantung juga merupakan organ yang terdiri dari otot-otot jantung antar lain otot
serambi (atrium), otot bilik (ventrikel) dan serat otot khusus penghantar
rangsangan. Otot jantung merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari
bentuk dan susunannya sama dengan otot serat lintang, tetapi cara bekerjanya
menyerupai otot polos yaitu di luar kemauan kita (Syaifuddin, 2006).

7
Bentuk jantung menyerupai jantung pisang di mana bagian atasnya tumpul
(pangkal jantung) yang disebut basis kordis. Bagian bawahnya agak runcing yang
disebut aspek kordis. Denyutan jantung disebut dengan iktus kordis. Ukuran
jantung lebih kurang sebesar genggaman tangan kanan pemiliknya dan beratnya
kira-kira 250-300 gram (Syaifuddin, 2006). Fungsi utama jantung adalah
memompa darah melalui arteri, kapiler, dan vena. Jantung merupakan pemompa
yang mempertahankan darah bersikulasi sebagaimana mestinya (Nike Budhi
Subekti dkk, 2006).
Dua pertiga jantung terletak di sebelah kiri garis midsternal. Jantung
dilindungi mediastinum. Jantung berukuran kurang lebih sebesar kepalan tangan
pemiliknya. Bentuknya seperti kerucut tumpul. Ujung atas yang lebar (dasar)
mengarah ke bahu kanan; ujung bawah yang mengerucut (apeks) mengarah ke
panggul kiri. Basis yang berbentuk sirkular pada kerucut ini menghadap ke atas
dan ke kanan, sedangkan puncaknya mengarah ke bawah, ke depan dan ke kiri.
Puncak jantung biasanya terletak setinggi interkostal kelima, sekitar 9 cm dari
garis tengah. Ukuran jantung sekitar 12 cm dari basis ke puncak, dengan lebar
sekitar 9 cm dan tebal sekitar 6 cm.
Jantung dilapisi oleh perikardium dan rongga pericardial. Perikardium yaitu
kantong berdinding ganda yang dapat membesar dan mengecil, membungkus
jantung dan pembuluh darah besar. Kantong ini melekat pada diafragma, sternum
dan pleura yang membungkus paru-paru.
1. Lapisan fibrosa luar pada perikardium tersusun dari serabut kolagen yang
membentuk lapisan jaringan ikat rapat untuk melindungi jantung.
2. Lapisan serosa dalam terdiri dari 2 lapisan yaitu :
a. Membran visceral (epikardium) menutup permukaan jantung.
b. Membran parietal melapisi permukaan bagian dalam fibrosa
pericardium.

Rongga perikardial adalah ruang potensial antara membran viseral dan


parietal. Ruang ini mengandung cairan perikardial yang disekresi lapisan serosa
untuk melumasi membran dan menggurangi friksi.

8
1. Lapisan-Lapisan Jantung
Menurut Syaifuddin (2006) lapisan jantung terdiri dari:
a. Endokardium
Lapisan jantung yang terdapat di sebelah dalam sekali yang terdiri dari jaringan
endotel atau selaput lendir yang melapisi permukaan rongga jantung.
b. Miokarduim
Merupakan lapisan inti dari jantung yang terdiri dari otot-otot jantung, otot
jantung ini membentuk bundalan-bundalan otot yaitu:
1) Bundalan otot artia, yang terdapat di baian kiri/kanan dan basis kordis yang
membentuk serambi atau aurikula kordis.
2) Bundalan otot ventrikel, yang membentuk bilik jantung, dimulai dari cincin
atrioventrikuler sampai di apeks jantung.
3) Bundalan otot antriovertikuler merupakan dinding pemisah antara serambi
dan bilik jantung.
c. Pericardium
Lapisan jantung sebelah luaryang merupakan selaput pembungkus, terdiri dari dua
lapisan pembungkus yaitu lapisan parietal (luar) dan lapisan viseral (dalam) yang
bertemu di pangkal jantung membentuk kantung jantung.

9
2. Ruang-Ruang Jantung
Menurut Palupi Widyastuti (2003), ruang jantung ada empat bagian yaitu:
a. Atrium (serambi)
Memiliki dinding yang tipis dan menerima darah dari vena yang membawa darah
kembali ke jantung.
1) Atrium kanan yaitu terletak dalam bagian superior kanan jantung. Menerima
darah dari seluruh jaringan kecuali paru-paru yaitu:
a) Vena kava superior
Vena ini membawa darah yang mengandung CO2 dari bagian atas tubuh (kepala,
leher, dan anggota badan atas) ke serambi kanan jantung.
b) Vena kava inferior
Vena ini menbawa darah yang mengandung CO2 dari bagian tubuh lainnya dan
anggota badan bawah tubuh ke serambi kanan jantung.
c) Sinis koroner
Membawa kembali darah dari dinding jantung itu sendiri.
2) Atrium kiri yaitu menerima darah dari paru-paru melalui empat vena
pulmonalis. Darah ini kemudian mengalir ke ventrikel kiri melalui atrioventrikular
(AV) yang terletak di bawah dinding posterior atrium kanan.

b. Ventrikel (bilik)
Berdinding tebal dan mendorong darah ke luar ke jantung menuju arteri yang
memebawa darah meninggalkan jantung.

10
1) Ventrikel kanan terletak di bagian inferior kanan pada apeks jantung.
Menerima darah dari atrium kanan dipompakan ke paru-paru melalui arteri
pulmonalis.
2) Ventrikel kiri terletak di bagian inferior kiri pada apeks jantung. Dindingnya
lebih tebal dari ventrikel kanan. Menerima aliran darah dari atrium kiri kemudian
memompakannya ke seluruh tubuh melalui aorta.

3. Katup-Katup Jantung
Katup jatung terbagi menjadi 2 bagian, yaitu katup yang menghubungkan
antara atrium dengan ventrikel dinamakan katup atrioventrikuler, sedangkan katup
yang menghubungkan sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal dinamakan katup
semilunar. Katup atrioventrikuler terdiri dari katup trikuspid yaitu katup yang
menghubungkan antara atrium kanan dengan ventrikel kanan, katup
atrioventrikuler yang lain adalah katup yang menghubungkan antara atrium kiri
dengan ventrikel kiri yang dinamakan dengan katup mitral atau bicuspid.
Katup semilunar terdiri dari katup pulmonal yaitu katup yang menghubungkan
antara ventrikel kanan dengan pulmonal trunk, katup semilunar yang lain adalah
katup yang menghubungkan antara ventrikel kiri dengan asendence aorta yaitu
katup aorta. Katup berfungsi mencegah aliran darah balik ke ruang jantung
sebelumnya sesaat setelah kontraksi atau sistolik dan sesaat saat relaksasi atau
diastolik. Tiap bagian daun katup jantung diikat oleh chordae tendinea sehingga
pada saat kontraksi daun katup tidak terdorong masuk keruang sebelumnya yang
bertekanan rendah. Chordae tendinea sendiri berikatan dengan otot yang disebut
muskulus papilaris.
Ada beberapa ostium atau muara pembuluh darah besar yang terdapat di
kedua atrium, yaitu : • Ostium Superior vena cava, yaitu muara atau lubang yang
terdapat diruang atrium kanan yang menghubungkan vena cava superior dengan
atrium kanan. • Ostium Inferior vena cava, yaitu muara atau lubang yang terdapat
di atrium kanan yang menghubungkan vena cava inferior dengan atrium kanan.
• Ostium coronary atau sinus coronarius, yaitu muara atau lubang yang terdapat di
atrium kanan yang menghubungkan sistem vena jantung dengan atrium kanan
• Ostium vena pulmonalis, yaitu muara atau lubang yang terdapat di atrium kiri

11
yang menghubungkan antara vena pulmonalis dengan atrium kiri yang
mempunyai 4 muara.

Di dalam jantung terdapat katup-katup yang sangat penting artinya dalam susunan
peredaran darah dan pergerakan jantung manusia. Menurut syaifuddin (2006),
katup jantung dapat dibagi menjadi:
a. Valvula trikuspidalis, terdapat antara atrium dekstra dengan ventrikel dekstra
yang terdiri dari 3 katup.
b. Valvula bikuspidalis (mitral), terletak antara atrium sinistra dengan ventrikel
sinistra yang terdiri dari 2 katup.
c. Valvula semilunaris arteri pulmonalis, terletak antara ventrikel dekstra dengan
arteri pulmonalis, tempat darah mengalir menuju ke paru-paru.
d. Valvula semilunaris aorta, terletak antara ventrikel sinistra dengan aorta,
tempat darah mengalir menuju ke seluruh tubuh.
Fungsi katup atrioventrikular (trikupidalis dan bikuspidalis) mencegah pengaliran
balik darah dari ventrikel ke atrium selama systole (berkontraksi). Sedangkan
fungsi katup semilunaris (aorta dan pulmonalis) mencegah aliran balik dari aorta
dan arteri pulmonalis ke dalam ventrikel selama periode diastole (berelaksasi).

4. Pembuluh Darah Arteri, Vena dan Sistem Kapiler

12
Pembuluh darah adalah serangkaian tuba tertutup yang bercabang dan
membawa darah dari jantung ke jaringan kemudian kembali ke jantung. prasarana
jalan bagi aliran darah ke seluruh tubuh. Saluran ini merupakan sistem tertutup
dan jantung sebagai pemompa darah. Pembuluh darah berfungi untuk mengangkut
darah dari jantung ke seluruh bagian tubuh dan mengangkut kembali darah yang
sudah dipakai kembali ke jantung.
Ada 3 jenis pembuluh darah utama yaitu arteri, vena dan kapiler.
1. Arteri berfungsi untuk membawa darah meninggalkan jantung. Struktur
dinding arteri tersusun dari tiga lapisan yaitu :
a. Adventisia terluar terdiri dari jaringan ikat fibrosa.
b. Media tengah dari otot polos dan/ atau serabut elastis.
c. Intima dalam suatu tuba tipis yang terbentuk dari sel-sel endothelial.

Jenis arteri :
a. Arteri elastik. Arteri terbesar pada jantung memiliki dinding yang tersusun
terutama dari jaringan terutama dari jaringan elastik. Distensi jaringan saat
sistole dan pengerutan saat diastole berperan penting dalam kontinuitas
aliran darah, di luar pengaruh sifat pulsatil denyut jantung.
b. Arteri muskular. Arteri elastis bercabang menjadi arteri muskular
berukuran sedang dan memiliki serabut otot polos pada dindingnya untuk
merespons stimulus saraf. Arteri ini disebut arteri penyebar (penghantar);
ukuran lumennya diatur sistem saraf, sehingga volume darah yang dikirim
ke berbagai bagian tubuh untuk memenuhi kebutuhan tertenu dapat
dikendalikan.
c. Arteri kecil tersusun dari otot dan serabut elastis dalam jumlah yang
beragam. Komposisi jumlahnya bergantung pada ukuran dan posisi arteri.
Serabut ini menahan aliran pulsatil darah menjadi aliran yang tenang.
d. Arteriol yang merupakan arteri kecil dengan lumen sempit dan dinding
muskular tebal, membawa darah ke jaringan kapilar. Pembuluh ini disebut
arteri tahanan karena di bawah pengaruh saraf simpatis, pembuluh ini
menyediakan sisi tahanan utama untuk meningkatan tekanan darah.

2. Kapilar

Kapilar adalah saluran mikroskopik untuk pertukaran nutrient dan zat sisa
diantara darah dan jaringan. Kapiler menghubungkan arteriol dan venula.

13
Seluruh jaringan memiliki kapiler, kecuali kartilago, rambut, kuku dan kornea
mata.
a. Pada sisi kapilar yang berasal dari satu arteriol, sebuah sfingter
prekapilar otot polos mengendalikan aliran darah yang masuk ke
jarring-jaring kapilar. Sfingter berkontraksi dan berelaksasi secara
intermiten (vasomotion) dan lebih sering terbuka pada jaringan yang
aktif.
b. Velositas aliran darah dalam jarring-jaring kapilar terlalu lambat untuk
memungkinkan terjadinya pertukaran nutrien, zat sisa dan gas-gas.
c. Keseluruhan kapilar sangat luas, dengan area permukaan diperkirakan
sekitar 7.000 meter persegi pada tubuh orang dewasa
d. Anastomosis arteriovena (saluran pintas AV) adalah saluran alternatif
yang memungkinkan darah mengalir langsung dari sirkulasi arteri ke
sirkulasi vena tanpa harus melalui kapiler.

3. Vena

Vena membawa darah kembali ke atrium jantung. Lapisan dinding arteri,


tetapi otot polos dan serabut elastisnya lebih sedikit dan jaringan ikat fibrosanya
lebih banyak. Sistem vena berdinding tipis dan dapat mengembang (distensible).
Vena menampung 75% volume darah total dan mengembalikan darah ke jantung
dalam tekanan yang sangat rendah.
Vena memiliki katup yang muncul seperti kelapak dari lapisan terdalamnya, untuk
memncegah aliran balik. Sistem vena berawal dari ujung vena jarring-jaring
kapilar dengan venula postkapilar yang menyatu menjadi venula dan kemudian
menjadi vena kecil, sedang dan vena besar.

Pembuluh Darah Besar yang berada di Jantung


• Vena cava superior, yaitu vena besar yang membawa darah kotor dari bagian atas
diafragma menuju atrium kanan.
• Vena cava inferior, yaitu vena besar yang membawa darah kotor dari bagian
bawah diafragma ke atrium kanan.
• Sinus Coronary, yaitu vena besar di jantung yang membawa darah kotor dari

14
jantung sendiri.
• Pulmonary Trunk,yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah kotor dari
ventrikel kanan ke arteri pulmonalis
• Arteri Pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa darah
kotor dari pulmonary trunk ke kedua paru-paru.
• Vena pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa darah
bersih dari kedua paru-paru ke atrium kiri.
• Assending Aorta, yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah bersih dari
ventrikel kiri ke arkus aorta ke cabangnya yang bertanggung jawab dengan organ
tubuh bagian atas.
• Desending Aorta,yaitu bagian aorta yang membawa darah bersih dan
bertanggung jawab dengan organ tubuh bagian bawah.
Arteri koroner adalah arteri yang bertanggung jawab dengan jantung
sendiri,karena darah bersih yang kaya akan oksigen dan elektrolit sangat penting
sekali agar jantung bisa bekerja sebagaimana fungsinya. Apabila arteri koroner
mengalami pengurangan suplainya ke jantung atau yang di sebut dengan ischemia,
ini akan menyebabkan terganggunya fungsi jantung sebagaimana mestinya.
Apalagi arteri koroner mengalami sumbatan total atau yang disebut dengan
serangan jantung mendadak atau miokardiac infarction dan bisa menyebabkan
kematian. Begitupun apabila otot jantung dibiarkan dalam keadaan iskemia, ini
juga akan berujung dengan serangan jantung juga atau miokardiac infarction.
Arteri koroner adalah cabang pertama dari sirkulasi sistemik, dimana muara arteri
koroner berada dekat dengan katup aorta atau tepatnya di sinus valsava Arteri
koroner dibagi dua,yaitu: Arteri koroner kanan, Arteri koroner kiri.

15
Mekanisme Sistem Peredaran darah
Atrium merupakan ruangan jantung tempat masuknya darah dari
pembuluh balik (vena). Antara atrium kiri dan ventrikel kiri terdapat katup valvula
bikuspidalis (katup berdaun dua). Katup ini berfungsi mencegah darah dalam
ventrikel kiri agar tidak mengalir kembali ke atrium kiri saat jantung berkontraksi.
Ventrikel mempunyai otot lebih tebal dari pada atrium, keadaan ini disebabkan
ventrikel berfungsi memompa darah keluar jantung. Antara atrium kanan dengan
ventrikel kanan terdapat katup valvula trikuspidalis (katup berdaun tiga). Katup
ini berfungsi mencegah darah dalam ventrikel kanan agar tidak mengalir kembali
ke atrium saat jantung berkontraksi. Jantung terus-menerus memompa darah ke
seluruh bagian tubuh. Jantung memompa darah dengan cara berkontraksi sehingga
jantung dapat mengembang dan mengempis. Kontraksi jantung ini menimbulkan
denyutan yang dapat dirasakan pada pembuluh nadi di beberapa tempat. Saat
berkontraksi, atrium dan ventrikel mengembang dan menguncup secara
bergantian. Bila atrium mengembang, jantung mengisap darah dari seluruh tubuh
melalui pembuluh balik (vena kava superior dan vena kava inferior). Darah yang
diisap ini masuk ke atrium kanan dan darah dari vena pulmonalis yang kaya
oksigen masuk ke atrium kiri. Bila atrium menguncup maka ventrikel
mengembang dan darah mengalir dari atrium ke ventrikel. Ventrikel merupakan
bagian jantung yang berfungsi memompa darah meninggalkan jantung.

16
Saat ventrikel menguncup dari ventrikel kiri, darah yang kaya oksigen
dipompa ke seluruh bagian tubuh, sedangkan dari ventrikel kanan darah yang
kaya CO2 di pompa ke paru-paru. Setelah darah terpompa keluar, otot ventrikel
mengendur dan mengalami relaksasi maksimum sehingga tekanan jantung sangat
rendah. Peristiwa ini disebut diastole.
Saat darah masuk ke dalam ventrikel, rangsang melalui berkas His
terputus dalam waktu kurang sepersepuluh detik. Keadaan ini digunakan oleh otot
jantung untuk beristirahat. Setelah itu, otot ventrikel menguncup dan darah dalam
jumlah banyak dipompa dari ventrikel ke pembuluh arteri pulmonalis serta aorta,
keadaan ini membuat tekanan ruangan jantung menjadi maksimum. Peristiwa ini
disebut sistole.

17
Jantung manusia (dan juga jantung hewan) pada dasarnya merupakan
pompa sirkulasi. Cara kerja jantung manusia diperhatikan pada Gambar.2-10.

Gambar. 2-10. Kerja Jantung mulai fase diastole (a) s/d jantung rilek (d)

18
Gambar 2-10 (a); pada fase diastole, jantung rileks diantara denyutan.
Darah masuk ke jantung ; kedua serambi dipenuhi dengan cepat.
Gambar 2-10 (b); ketika serambi melakukan kontraksi, fase sistol, atau
pemompaan dimulai. Kontraksi mendorong darah melalui katup mitral dan
tricuspid ke dalam bilik.
Gambar 2-10 (c); kontraksi bilik memaksa darah melalui katup
semilunaris masuk ke dalam arteri pulmonary (yang menuju ke paru-paru) dank e
aorta (arteri tubuh yang besar) yang menuju ke arteri di semua bagian tubuh
(gambar 2-11)
Gambar 2-10 ketika jantung rileks, katup semilinaris tertutup, darah
memenuhi serambi, siklus dimuai kembali.
Ada dua aliran terpisah untuk aliran darah. Lintasan yang lebih panjang
membawa darah ke bagian-bagian tubuh, melalui arteri dengan membawa oksigen
ke jaringan tubuh dan mengambil karbondioksida yang dibawanya kembali ke
jantung melalui pembuluh balik (vena). Darah ini kemudian dipompa ke paru-
paru (lintasan kedua), dimana karbondioksida dilepas dan oksigen diambil. Darah
yag dimuati oksigen kembali ke jaringan-jaringan tubuh.

2.5 Tekanan Darah


Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri.
Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi dan disebut tekanan sistolik.
Tekanan diastolik adalah tekanan terendah yang terjadi saat ventrikel beristirahat
dan mengisi ruangannya. Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio
tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik.
Tekanan darah merupakan gaya yang diberikan darah pada dinding
pembuluh darah. Tekanan ini bervariasi sesuai dengan pembuluh darah terkait dan
denyut jantung. Tekanan darah paling tinggi terdapat pada arteri-arteri besar yang
meninggalkan jantung dan secara bertahap menurun sampai ke arteriol. Akhirnya
setelah mencapai kapiler, tekanan ini sedemikian rendah sehingga tekanan ringan
dari luar akan menutup pembuluh darah ini dan mendorong darah keluar. Tekanan
darah hampir selalu dinyatakan dalam millimeter air raksa (mmHg) karena
manometer air raksa telah dipakai sejak lama sebagai rujukan baku untuk

19
pengukuran tekanan. Sebenarnya tekanan darah berarti daya yang dihasilkan oleh
darah terhadap setiap satuan luas dinding pembuluh. Terkadang tekanan
dinyatakan dalam sentimeter air (cm H2O) (Guyton & Hall, 2008:172).
Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan cara langsung maupun
tidak langsung. Cara langsung pengukuran tekanan darah dilakukan dengan
memasukkan kateter arteri ke dalam arteri kemudian diukur tekanannya.
Sedangkan cara tidak langsung dilakukan dengan menggunakan
sphygmomanometer dan stetoskop (Smeltzer & Bare, 2002:731). Cara
pengukuran tekanan darah secara tidak langsung dapat dibedakan menjadi tiga
yaitu:
1). Cara Palpasi (metode Riva Rocci)
Pada metode ini semua pakaian harus dibebaskan dari lengan atas dan
manset dipasang pada lengan. Saluran karet dari manset kemudian dihubungkan
dengan manometer. Kemudian raba arteri radialis pada pergelangan tangan dan
tekanan dalam manset kemudian diturunkan memutar tombol pada pompa
perlahan-lahan yaitu dengan kecepatan sekitar 3 mm/detik. Ketika denyut arteri
radialis teraba kembali, itu menunjukkan tekanan darah sistolik. Metode palpasi
harus dilakukan sebelum melakukan auskultasi untuk menentukan tinggi tekanan
sistolik yang diharapkan. Palpasi dilakukan bila tekanan darah sulit didengarkan
tetapi dengan palpasi tekanan diastolik tidak dapat ditentukan dengan akurat
(Smeltzer & Bare, 2002:732).
2). Cara Auskultasi
Metode standar dalam pengukuran tekanan darah seseorang dengan
metode auskultasi pertama kali diperkenalkan dan dikembangkan oleh Korotkov
pada tahun 1905. Metode auskultasi dapat mengukur tekanan sistolik dan diastolik
dengan lebih akurat. Untuk mengauskultasi tekanan darah, ujung stetoskop yang
berbentuk corong atau diafragma diletakkan pada arteri brakialis, tepat di bawah
lipatan siku (rongga antekubital), yang merupakan titik dimana arteri brakialis
muncul di antara kedua kaput otot biseps. Dalam cara auskultasi ini harus
diperhatikan bahwa terdapat suatu jarak paling sedikit 5 cm antara manset dan
tempat meletakkan stetoskop. Manset dikempiskan dengan kecepatan 2 sampai 3
mmHg per detik, sementara kita mendengarkan awitan bunyi berdetak yang

20
menunjukkan tekanan darah sistolik. Bunyi tersebut yang dikenal sebagai bunyi
Korotkoff, terjadi bersamaan dengan detak jantung dan akan terus terdengar dari
arteri brakialis sampai tekanan dalam manset turun di bawah tekanan diastolik.
Pada titik tersebut bunyi akan menghilang. Dalam praktik sebenarnya bunyi
menjadi lebih sember (karakternya berubah) saat distolik tercapai dan kemudian
menghilang sekitar 10 mmHg di bawah tekanan diastolik. Hilangnya bunyi sangat
dekat dengan tekanan diastolik yang sebenarnya (Smeltzer & Bare, 2002:732).

3). Cara Osilasi


Metode ini dilakukan dengan cara melihat osilasi air raksa pada
manometer. Manset dipompa sampai tekanannya 10-20 mmHg melebihi tekanan
sistolik yang ditentukan dengan metode Riva Rocci. Tekanan manset diturunkan
perlahan-lahan sambil memperhatikan air raksa manometer. Saat timbulnya osilasi
pada manometer menunjukkan tekanan sistolik. Tekanan manset terus diturunkan
sampai osilasi menghilang yang menunjukkan tekanan diastole (Smeltzer & Bare,
2002:732).

Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah


Menurut Kozier et al (2009), ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi tekanan
darah, diantaranya adalah:
1. Umur Bayi yang baru lahir memiliki tekanan sistolik rata-rata 73 mmHg.
Tekanan sistolik dan diastolik meningkat secara bertahap sesuai usia hingga
dewasa. Pada orang lanjut usia, arterinya lebih keras dan kurang fleksibel terhadap
darah. Hal ini mengakibatkan peningkatan tekanan sistolik. Tekanan diastolik juga
meningkat karena dinding pembuluh darah tidak lagi retraksi secara fleksibel pada
penurunan tekanan darah.
2. Jenis Kelamin Berdasarkan Journal of Clinical Hypertension, Oparil
menyatakan bahwa perubahan hormonal yang sering terjadi pada wanita
menyebabkan wanita lebih cenderung memiliki tekanan darah tinggi. Hal ini juga
menyebabkan risiko wanita untuk terkena penyakit jantung menjadi lebih tinggi
(Miller, 2010).
3. Olahraga Aktivitas fisik meningkatkan tekanan darah.

21
4. Obat-obatan Banyak obat-obatan yang dapat meningkatkan atau menurunkan
tekanan darah.

Tekanan darah diukur dengan menggunakan manometer (tensi meter) yang


berisi air raksa atau satu dari jenis alat ukur lain dan biasanya dikalibrasi dalam
mmHg. Pengukur dipasang ke jaket berisi udara yang tertutup yang diikatkan
pada lengan atas di ketinggian jantung (Gambar 2-11)

22
Gambar 2.11. peralatan untuk mengukur tekanan darah.

Dua nilai tekanan darah diukur : (1) tekanan maksimum ketika jantung
memompa, disebut tekanan sistolik dan (2) tekanan ketika janung beristirahat,
disebut tekanan diastolik.
Pada awalnya, tekanan udara pada jaket dinaikan tinggi diatas tekanan
sistolik dengan pompa tangan, dan tekanan ini menekan arteri utama (brachial) di
lengan dan memotong aliran darah. Tekanan udara kemudian diperkecil perlahan-
lahan dengan mengeluarkan udara sedikit demi sedikit dalam jaket sampai titik
dimana darah kembali mulai mengalir ke tangan, hal ini dideteksi dengan
mendengarkan karakteristik suara ketukan darah yang kembali ke lengan bawah
dengan stetoskop. Pada saat ini, tekanan sistolik sama dengan udara pada jaket
yang bisa dibaca pada pengukur.
Tekanan udara kemudian diperkecil lebih lanjut dan suara ketukan
mengilang ketika darah dengan tekanan darah dalam memasuki arteri. Pada saat
ini, pengukur menunjukan tekanan diastolic.
Tekanan sistolik normal sekitar 120 mmHg, sementara tekanan diastolic
normal sekitar 80 mmHg.

2.6 Tensimeter
Tensimeter dikenalkan pertama kali oleh dr. Nikolai Korotkov, seorang
ahli bedah Rusia, lebih dari 100 tahun yang lalu. Tensimeter adalah alat
pengukuran tekanan darah sering juga disebut sphygmomanometer. Sejak itu,
sphygmomanometer air raksa telah digunakan sebagai standar emas pengukuran
tekanan darah oleh para dokter. Tensimeter atau sphygmomanometer pada

23
awalnya menggunakan raksa sebagai pengisi alat ukur ini. Sekarang, kesadaran
akan masalah konservasi lingkungan meningkat dan penggunaan dari air raksa
telah menjadi perhatian seluruh dunia. Bagaimanapun, sphygmomanometer air
raksa masih digunakan sehari-hari bahkan di banyak negara modern. Para dokter
tidak meragukan untuk menempatkan kepercayaan mereka kepada tensimeter air
raksa ini. (Smeltzer, Suzanne C, dan Brenda G.Bare. 2002. Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2)
Sphygmomanometer terdiri dari sebuah pompa, sumbat udara yang dapat diputar,
kantong karet yang terbungkus kain, dan pembaca tekanan, yang bisa berupa
jarum mirip jarum stopwatch atau air raksa. (Stigmomanometer air raksa) Alat
tensimeter ini terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu :
1. Manset (Cuff) dari karet, yang dibungkus kain.
2. Manometer air raksa berskala 0 mmHg – 300 mmHg.
3. Pompa karet.
4. Pipa karet atau selang.
5. Ventil bundar.
Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan memasang manset pada
lengan atas, kira-kira 4 cm di atas lipatan siku. Jari tangan diletakkan di lipatan
siku unuk meraba denyut pembuluh nadi, pompa karet ditekan dengan tangan
kanan agar udara masuk ke dalam, sampai denyut pembuluh tidak teraba lagi.
Kemudian, stetoskop dipasang dilipatan siku sambil ventil putar dibuka sedikit
secara perlahan untuk menurunkan tekanan udara dalam manset. Dengan
memperhatikan turunnya air raksa pada silinder petunjuk tekan manometer (yang
menunjukkan tekanan dalam manset), telinga mendengarkan bunyi denyut nadi
dengan bantuan stetoskop. Pada saat tekanan udara dalam manset naik sampai
nilai tekanan lebih dari tekanan rendah, maka suara denyut pembuluh nadi
menghilang.

Macam-Macam Tensimeter
Pada umumnya tensimeter terbagi menjadi 2 yaitu tensimeter manual dan
tensimeter digital. Tensimeter manual terbagi lagi menjadi 2 yaitu tensimeter air

24
raksa dan tensimeter non air raksa atau aneroid. Berikut penjelasan dari tensimeter
air raksa, tensimeter aneroid, dan tensimeter digital.
1). Tensimeter Air Raksi merupakan tensimeter konvensional yang sebenarnya
sudah jarang dipakai di luar negeri, karena tensimeter ini masih menggunakan air
raksa yang berbahaya jika sampai alat pecah dan air raksa terkena kulit atau
saluran pernafasan. Tensimeter jenis ini memerlukan stetoskop untuk mendengar
muncul bunyi suara tekanan sistolik dan diastolik pada jantung.

2). Tensimeter Non Air Raksa atau Aneroid merupakan tensimeter konvensional
yang lebih aman dari tensimeter air raksa karena tidak menggunakan air raksa
melainkan menggunakan putaran berangka sebagai pengganti air raksa.
Tensimeter aneroid juga masih menggunakan stetoskop dalam penggunaannya.

3). Tensimeter Digital merupakan tensimeter yang lebih modern dan akurat,
langsung menunjukan hasil dalam bentuk angka. Tensimeter digital tidak
membutuhkan stetoskop untuk mendengarkan suara sebagai pertanda tekanan

25
sistolik dan diastolik, maka tensimeter digital menggunakan sensor sebagai alat
pendeteksinya sehingga baik digunakan untuk setiap orang tanpa terkecuali
mereka yang memiliki gangguan pendengaran.

Kelebihan dan Kekurangan Tensimeter


1. Tensimeter Air Raksa.
Kelebihan : Merupakan standar pemeriksaan tekanan darah, hasil yang
dapat akurat, alat tahan lama.
Kelemahan: Memerlukan bantuan tenaga ahli dalam pengukuran, dapat
terkontaminasi logat berat, jika air raksanya bocor atau pecah,
membutuhkan alat tambahan ketika melakukan pengukuran yaitu
stetoskop, biaya lebih mahal.
2. Tensimeter Aneroid.
Kelebihan : Lebih praktis dari tensimeter air raksa, mudah dibawa, hasil
pengukuran cukup akurat, tidak terkontaminasi logam berat.
Kelemahan: Memerlukan bantuan tenaga ahli dalam pengukuran,
membutuhkan alat tambahan ketika melakukan pengukuran yaitu
stetoskop, biaya mahal.
3. Tensimeter Digital.
Kelebihan : Tensimeter yang paling praktis dalam penggunaannya, mudah
dibawa-bawa, tidak terkontaminasi logam berat, tidak memerlukan
bantuan tenaga ahli saat melakukan pengukuran, harga lebih murah karena
tidak memerlukan alat tambahan saat pengukuran.
Kelemahan: Hasil tekanan darah tidak selalu akurat karena dipengaruhi
beberapa faktor yaitu cara menggunakan alat, pergerakan saat melakukan
pemeriksaan, dan kekuatan baterai yang digunakan.

26
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari materi diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Fluida, kebalikan dari zat padat, adalah zat yang mengalir. Fluida
menyesuaikan diri dengan bentuk dan wadah apapun dimana kita
menempatkannya. Fluida bersifat demikian karena tidak dapat menahan
gaya yang bersinggungan dengan permukaannya.
2. Tekanan didefinisikan sebagai gaya persatuan luas, dimana gaya F
dipahami bekerja tegak lurus terhadap permukaan A : Tekanan = P = F/A
Satuan SI untuk tekanan adalah N/m2 . satuan ini mempunyai nama resmi
pascal (Pa), untuk menghormati Blaise Pascal yaitu 1 Pa = 1 N/m2.
3. Pompa gaya, dipihak lain, merupakan pompa yang ditunjukan untuk
menambah tegangan misalnya, untuk mengangkat cairan (seperti air dalam
sumur) atau untuk mendorong fluida melalui pipa.
4. Jantung adalah organ yang berongga dan memiliki empat ruang yang
terletak antara kedua paru-paru di bagian tengah rongga toraks.
5. Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri.
Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi dan disebut tekanan
sistolik. Tekanan diastolik adalah tekanan terendah yang terjadi saat
ventrikel beristirahat dan mengisi ruangannya.
6. Tensimeter adalah alat pengukuran tekanan darah sering juga disebut
sphygmomanometer.
3.2 Saran
Semoga dengan makalah ini, dapat menambah informasi dan pengetahuan
tentang pompa, jantung sebagai alat pompa dan tekanan darah dan tensimeter
dan sebaiknya mencari sumber lain lagi agar mendapat informasi yang lebih
lengkap, karena keterbatasan materi yang ada pada makalah ini.

27

Anda mungkin juga menyukai