Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang berperan dalam menyediakan


oksigen dan karbohidrat bagi manusia dan hewan. Oksigen dibutuhkan oleh
manusia dan hewan untuk bernapas, sedangkan karbohidrat dibutuhkan
sebagai sumber energi bagi tubuh. Oksigen dan karbohidrat dihasilkan
tumbuhan melalui proses fotosintesis. Kita pasti akan merasa sejuk ketika kita
berteduh di bawah pohon pada siang hari karena banyaknya kandungan
oksigen di sekitarnya yang dihasilkan oleh tumbuhan tersebut. Setiap
tumbuhan diberi struktur jaringan yang menyusunnya. Sehingga struktur
jaringan tumbuhan memiliki fungsinya masing-masing. Saat ini teknologi
yang kita terapakan merupakan pengaplikasian dari struktur jarring
tumbuhan. Dalam kehidupan sehari-hari, ada berbagai teknologi ciptaan
manusia didasarkan pada prinsip kerja makhluk hidup. Misalnya, tumbuhan
memiliki struktur yang disesuikan dengan fungsinya. Struktur jaringan
tumbuhan dalam teknologi adalah meniru susunan dalam jaringan tumbuhan
yang kemudian diaplikasikan dalam teknologi. Misalnya, pada akar
pengaplikasian teknologinya adalah fondasi bangunan, pada batang
pengaplikasian teknologinya adalah pembangunan rumah, dan pada daun
pengaplikasian teknologinya adalah pembangkit listrik tenaga surya. Itu
hanya sebagian kecil dari teknologi yang meniru struktur penyusun jaringan
tumbuhan. Untuk itu kami akan membahas materi ini lebih terperinci pada
bab selanjutnya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat ditarik suatu rumusan masalah yaitu :

1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan jaringan tumbuhan?

1.2.2 Bagaimanakah struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan?

1
1.2.3 Bagaimanakah struktur organ pada tumbuhan?

1.2.4 Bagaimanakah pemanfaatan teknologi dalam struktur dan fungsi


jaringan pada tumbuhan?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu :

1.3.1 Menjelaskan pengertian jaringan tumbuhan.

1.3.2 Menjelaskan struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan.

1.3.3 Menjelaskan struktur organ pada tumbuhan.

1.3.4 Menjelaskan pemanfaatan teknologi dalam struktur dan fungsi jaringan


tumbuhan.

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi Pembaca

Pembaca mengetahui lebih banyak informasi-informasi yang berbeda


dari setiap informasi lainnya tentang “Struktur Jaringan dan Fungsinya pada
Tumbuhan serta Pemanfaatan Teknologi dalam Kehidupan” sehingga
pembaca akan lebih memahami lebih mendalam tentang materi ini.

1.4.2 Bagi Penulis

Penulis memperoleh pelatihan penulisan makalah guna menunjang hasil


belajar perkuliahan serta penulis memperoleh pemahaman tentang materi
yang terkait dari makalah ini yaitu “Struktur Jaringan dan Fungsinya pada
Tumbuhan serta Pemanfaatan Teknologi dalam Kehidupan”

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Jaringan Tumbuhan

Jaringan adalah kumpulan sel yang memliki bentuk asal, fungsi dan
struktur yang sama. Sel dan jaringan akan mengalami perkembangan hingga
menjadi matang dalam suatu proses yang disebut diferensiasi. Berdasarkan
jenis sel penyususnnya, jaringan dapat dibedakan menjadi jaringan sederhana
dan jaringan kompleks. Jaringan sederhana adalah jaringan yang tersusun dari
satu jenis sel dengan fungsi tunggal, sedangkan jaringan kompleks adalah
jaringan yang tersusun dari berbagai jenis sel dan melangsungkan lebih dari
satu jenis fungsi. Pada tumbuhan, proses pembentukan sel dan diferensiasi
berawal dari jaringan embrionik yang disebut meristem. Seluruh jaringan
tumbuhan berasal dari meristem

2.2 Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan

Pada tahun 1875, Sach membagi jaringan pada tumbuhan menjadi tiga system
jaringan, yaitu sebagai berikut :

a. System jaringan dermal, meliputi jaringan epidermis dan periderm.


Berfungsi sebagai lapisan pelindung terluar tubuh tumbuhan.

b. System jaringan dasar, meliputi jaringan parenkim, kolenkim, dan


sklerenkim. Berfungsi untuk membentuk dasar bagi tubuh tumbuhan.

c. System jaringan pembuluh, meliputi jaringan xylem dan floem. Berfungsi


untuk mengangkut air dan zat makanan pada tumbuhan.

Jaringan pada tumbuhan terdiri atas meristem, epidermis, pembuluh (xylem


dan floem), korteks (parenkim, kolenkim, dan sklerenkim), empulur, serta jari-
jari empulur

a. Jaringan Meristem

3
Jaringan meristem disusun oleh sel-sel yang selalu aktif membelah.
Jaringan ini terdapat pada titik tumbuh di pucuk batang, cambium
tumbuhan dikotil, dan ujung akar.

1) Jenis Jaringan Meristem

a) Berdasarkan letak

Jaringan meristem dapat dibedakan menjadi meristem apikan,


interkalar, dan lateral. Meristem apical terdapat pada ujung akar
dan ujung batang. Meristem interkalar terdapat di antara jaringan
dewasa, misalnya di pangkal ruas batang rumput-rumputan.
Meristem lateral terletak sejajar dengan keliling organ tempat
jaringnan tersebut berada, misalnya cambium pembuluh dan
cambium gabus (felogen).

b) Berdasarkan Asal

Jaringan meristem dapat dibedakan menjadi jaringan meristem


primer dan meristem sekunder. Meristem primer berkembang
langsung dari sel embrionik, sedangkan meristem sekunder
berkembang dari jaringan yang telah berdiferensisasi(misalnya,
cambium). Pada dasarnya ada tiga jenis meristem primer, yaitu
sebagai berikut :

(1) Protoderm, yaitu lapisan terluar dari jaringan yang sedang


berkembang (berasal dari meristem apical)

(2) Meristem dasar, yaitu meristem yang membentuk jaringan


dasar

(3) Prokambium, yaitu meristem yang membentuk jaringan


pembuluh.

2) Ciri Sel dari Jaringan Meristem

4
Sel-sel penyusun jaringan meristem mempunyai beberapa ciri sebagai
berikut :

a) Dinding selnya sangat tipis, kecuali pada dinding sel cambium


pembuluh yang amat tebal pada saat tertentu

b) Mengandung banyak protoplasma yang umumnya tidak


mengandung cadangan makanan dan kristal, kecuali pada sel
felogen. Selain itu di dalam protoplasma terdapat plastida dalam
bentuk protoplastida.

c) Kebanyakan meristem apical mempunyai vakuola sel yang


berukuran kecil, tetapi ada pula yang berukuran besar (misalnya, di
cambium pembuluh)

5
Gambar 1. Jaringan meristem

b. Jaringan Epidermis

Epidermis adalah jaringan terluar tumbuhan yang menutup permukaan


tubuh, baik akar, batang, maupun daun. Jaringan tersebut terdiri atas sel-
sel pipih selapis yang tersusun rapat sehingga tidak mempunyai ruang
antar sel. Fungsi umum jaringan epidermis adalah untuk melindungi
lapisan sel di bawahnya.

Jaringan epidermis mempunyai beberapa bentuk modifikasi dan fungsi


yang berbeda yaitu bulu, duri, trikoma, stomata, lentisel, rambut akar, serta
kutikula atau lapisan lilin. Pada tumbuhan berkayu yang telah tua, jaringan
epidermis batang akan digantikan oleh periderm yang terdiri atas jaringan
gabus (felem), atau cambium gabus (felogen), dan feloderm. Felogen
dibentuk dibawah atau didalam jaringan epidermis. Felem dan feloderm
terbentuk dari hasil aktivitas jaringan felogen. Didnding jaringan felem
mengandung zat gabus (suberin)

Gambar 2. Jaringan epidermis

c. Jaringan Korteks

Korteks merupakan jaringan kompleks yang berasal dari perkembangan


meristem dasar. Bagian tersebut erbentuk di bawah epidermis , berupa

6
silinder yang membentang kearah dalam menuju floem primer. Didalam
korteks terdapat beberapa jenis jaringan sebagai berikut :

1) Jaringan Parenkim

Parenkim merupakan bagian dari system jaringan dasar primer.


Jaringan tersebut tersusun atas sel-sel berukuran besar dan berdinding
tipis. Susunanan jaringannya renggang sehingga terdapat ruang antar
sel dan vakuola yang besar. Jaringan parenkim terletak di sebelah
dalam jaringan epidremis hingga empulur serta diantara xylem dan
floem. Ada beberapa jenis jaringan parenkim, antara lain sebagai
berikut:

a) Aerenkim, merupakan jaringan patenkim dengan rongga udara


yang luas. Contohnya, sel-sel parenkim pada batang tumbuhan air.

b) Klorenkim, merupakan jaringan parenkim yang mengandung


kloroplas. Klorenkim berfungsi sebagai tempat berlangsungnya
fotosintesis.

Jaringan parenkim mempunya beberapa fungsi, yaitu sebagai berikut :

a) Sebagai jaringan dasar atau tempat bagi jaringan-jaringan lain.

b) Berperan dalam fotosintesis

c) Tempat penyimpanan cadangan makanan, misalnya pada biji


kacang (phaseolus sp) atau biji ubi jalar (Ipomoea batatas).

d) Untuk penyembuhan luka

7
Gambar 3. Jaringan parenkim

2) Jaringan Kolenkim

Kolenkim adalah jaringan hasil diferensiasi jaringan parenkim yang


berfungsi untuk menyokong dan memperkuat organ tumbuhan.
Jaringan tersusun dari sel berdinding tebal yang ada bagian sudutnya
mengalami penebalan selulosa dan pectin. Penebalan kedua zat
tersebut tidak merata sehingga terbentuk sel kolenkim sudut dan sel
kolenkim papan

3) Jaringan Sklerenkim

Jaringan sklerenkim berfungsi sebagai penyokong organ. Jaringan ini


tersusundari sel-sel yang bersifat tidak aktif dan seluruh bagian
dindingnya mengalami penebalan. Susunan sel tersebut rapat sehingga
tidak ada ruang antar sel. Dinding selnya mengandung selulosa lignin.
Jaringan sklerenkim dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sklereid
dan serat.

a) Sklereid (sel batu), bersifat keras dan kaku, jaringan tersebut


terdapat pada berkas pengangkutan, korteks batang, rangka daun,
akar, buah, dan biji.

b) Serat (serabut), tersusun dari sel-sel yang panjang dengan kedua


ujung meruncing yang berfungsi sebagai alat penyokong dan

8
pelindung. Sel-sel serabut dapat ditemukan pada serat kayu
gimnosperma, kulit kayu, serat kayu, dan serat biji.

Gambar 4. Jaringan kolenkim dan sklerenkim

d. Jaringan Pembuluh (Pengangkut)

Jaringan pembuluh terdiri dari xylem dan floem.

1) Xilem

Xilem adalah jaringan pembuluh yang berfungsi untuk mengangkut air


dan garam-garam mineral dari tanah ke daun melalui akar. Xilem
terdiri atassel mati dan sel hidup yang dindingnya mengalami
penebalan zat kayu. Sel-selnya tersusun memanjang dan membentuk
berkas pembuluh. Dalam perkembangannya, jaringan xilem dibedakan
menjadi xilem primer dan xilem sekunder. Xilem primer terbentuk
karena pertumbuhan dan diferensiasi jaringan meristem (prokambium)
pada ujung batang, sedangkan silem sekunder terbentuk karena
pertumbuhan cambium.xilem terdiri atas beberapa unsur, yaitu trakea
atau elemen pembuluh, trakeid, serabut xilem, dan parenkim kayu.

2) Floem (pembuluh tapis)

Floem adalah jaringan pembuluh yang berfungsi untuk mengangkut zat


makanan dari hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh
tumbuhan. Floem terdapat pada kulit kayu dan tersusun oleh sel-sel

9
hidup. Sel-sel tersebut akan kehilangan nucleus setelah mencapai
dewasa. Unsur-unsur penyusun floem adalah sebagai berikut :

a) Buluh atau tabung tapis, bentuknya silinder dengan ujung


berlubang sehingga terjadi hubungan sitoplasmik antar sel.

b) Sel pengiring, bentuknya silinder dan mengandung plasma yang


pekat.

c) Serabut floem, bentunya panjang dengan ujung berhimpit dan


berdinding tebal.

d) Parenkim floem, selnya memiliki dinding primer dengan lubang


kecil (noktah)

Gambar 5. Jaringan xilem dan floem

3) Kambium Pembuluh

Di antara xilem dan floem primer terdapat jaringan meristem. Pada


kebanyakan batang pohon, daerah meristem tersebut berkembang
menjadi cambium pembuluh.

10
e. Jaringan Empulur dan Jari-Jari Empulur

Jaringan empulur mengandung sel-sel parenkim yang berukuran besar dan


jarang. Fungsi utamanya adalah menyimpan cadangan makanan. Ada
batang tertentu, ikatan pembuluh primernya dipisahkan oleh garis-garis
parenkim yang membenntang dari empulur hingga korteks. Garis-garis
tersebut dinamakan jari-jari empulur. Bagian tumbuhan yang didalamnya
terdapat jaringan pembuluh primer, empulur, dan jari-jari empulur sering
disebut dengan stele (silinder pusat)

2.3 Struktur Organ Tumbuhan

Organ adalah kumpulan beberapa jaringan organ yang secara bersama-sama


melakukan tugas tertentu. Organ-organ pokok tumbuhan yang bersifat
vegetative, terdiri atas akar (radiks). Batang (kaulis), dan daun (folium).
Organ-organ lain seperti bunga dan buah, merupakan penjelmaan salah satu
atau lebih organ organ pokok, atau berupa kumpulan organ pokok.

a. Akar

Akar adalah organ tumbuhan yang masuk ke dalam tanah. Fungsi


akar pada tumbuhan anatara lain, menyerap air dan garam mineral dari
tanah, memperkuat berdirinya tumbuhan, tempat penyimpanan cadangan
makanan, dan sebagai alat pernapasan misalnya pada akar tumbuhan
bakau.

Akar berkembang dari meristem di ujung akar yang tertutup oleh


tudung akar (kaliptra). Tudung akar berasal dari bagian meristem apical
yang disebut kaliptrogen yang tersusun dari sel-sel parenkim.

Pembelahan meristem apical akan membentuk zona pembelahan


sel, zona pemanjangan, dan zona pendewasaan. Pada zona pemanjangan,
sel-sel akar berkembang menjadi beberapa sel permanen, yaitu xilem,
floem, parenkim, dan sklerenkim.

11
Calon akar pada embrio atau lembaga biji akan tumbuh menjadi
akar primer, akar primer yang tumbuh akibat aktivitas cambium akan
membentuk akar sekunder.

Akar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu akar tunggang


pada tumbuhan dikotil, akar rambut pada tumbuhan monokotil, dan akar
adventif. Akar adventif adalah akar yang bukan berasal dari akar primer.
Misalnya, akar pada batang yang dicangkok, akar setek batang, dan akar
umbi batang. Secara anatomi, struktur akan berturut-turut dari luar ke
dalam adalah epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat.

1) Epidermis

Epidermis akar tersusun dari selapis sel rapat dan tidak mempunyai
ruang antar sel. Dinding selnya tipis dan bersifat semipermiabel.
Adanya sel-sel epidermis di belakang titik tumbuh akar dapat
menyebabkan permukaan akar menjadi lebih luas sehingga
penyerapannya zat menjadi lebih efisien. Dinding sel epidermis yang
jauh dari ujung akar mengalami penebalan dan bersifat impermeable.
Sel epidermis pada akar dapat mengalami modifikasi bentuk dengan
cara memanjang dan menjorok ke tanah yang disebut bulu akar

2) Korteks

Korteks akar tersusun dari banyak lapisan sel yang berdinding tipis.
Sel-selnya tidak tersusun rapat sehingga banyak terdapat ruang antar
sel . sel-sel tersebut sering mengandung zat tepung sebagai cadangan
makanan ataupun kristal.

3) Endodermis

Endodermis tersusun dari selapis sel rapat tanpa ruang antar sel
terletak disebelah dalam korteks. Sel endodermis muda mempunyai
dinding sel yang tipis dan semipermiabel. Didnding sel endodermis
akan mengalami penebalan gabus. Deretan sel endodermis yang
menyerupai pita dan mengalami penebalan gabus disebut dengan Pita

12
Caspary. Penebalan gabus masuk ke silinder pusat melalui sel penerus
air, yaitu sel endodermis yang dindingnya tidak menebal.

4) Stele (Silinder Pusat)

Stele terletak disebelah dalam endodermis. Stele tersusun dari macam-


macam jaringan, yaitu sebagai berikut :

a) Perisikel (perikambium), merupakan lapisan terluar stele

b) Vasis (berkas pembuluh akut), terdiri atas xilem dan floem yang
tersusun bergantian menurut arah jari-jari.

c) Empulur, merupakan jaringan pengisi di antara vasis yang terdiri


atas jaringan parenkim.

13
Gambar 6. Organ akar

b. Batang

Batang merupakan organ tumbuhan yang tumbuh di permukaan


tanah. Fungsi batang antara lain menyalurkan air dan garam mineral dari
akar ke daun, menyalurkan zat makanan dari daun ke seluruh tubuh
tumbuhan, tempat penyimpan cadangan makanan, serta tempat
menempelnya daun, bunga, dan buah.

Pada awal pembentukannya, batang berasal dari batang lembaga


embrio di dalam biji. Selanjutnya, batang berkembang dari meristem
apical. Perkembangan meristem apical pada tumbuhan dikotil dan

14
monokotil berbeda sehingga susunan anatomi batang kedua jenis
tumbuhan tersebut juga berbeda.

1) Batang dikotil

Batang dikotil tumbuh dari meristem apical sehingga batang selalu


memanjang. Bagian meristem apical itu disebut titik tumbuh. Jaringan
penyusun batang dikotil berturut-turut dari luar ke dalam adalah
epidermis, korteks, endodermis, empulur, cambium, floem, xilem, dan
jari-jari empulur.

Xilem dan floem pada batang dikotil membentuk ikatan pembuluh.


Tiap ikatan pembuluh tersusun pada bidang radial yang sama. Pada
bagian luar berkas pembuluh berisi jaringan floem, sedangkan xilem
berada di sebelah dalam. Tipe ikatan pembuluh dengan penataan xilem
dan floem ada radius yang sama disebut tipe kolateral. Jika di antara
floem dan xilem terdapat cambium , maka disebut tipe kolateral
terbuka, tetapi apabila tidak terdapat cambium maka disebut tipe
kolateral tertutup. Tumbuhan dikotil sendiri memiliki tipe kolateral
terbuka.

Perkembangan cambium batang dikotil kea rah dalam membentuk


xilem dan ke luar membentuk floem. Berdasarkan letaknya, terdapat
dua tipe cambium, yaitu sebagai berikut :

a) Cambium vasikuler, terletak di antara berkas pengangkut dan


parenkim empulur.

b) Cambium intervaskuler, terletak di antara dua bekas pengangkut.

Pada batang dikotil terjadi pertumbuhan batang sekundr (lingkaran


sekunder), yaitu pertambahan besar batang yang disebabkan oleh
pertumbuhan cambium. Jaringan cambium itu di sebut titik tumbuh
sekunder.

15
Aktivitas cambium menyebabkan terbentuknya lingkaran tahun,
yaitu lingkaran yang menunjukkan aktivitas cambium pada saat
melakukan aktivitas pembelahan dan saat tidak melakukan aktivitas.

2) Batang Monokotil

Batang monokotil mempunyai meristem apical yang kecil dan


tersusun dari epidermis, meristem dasar, dan ikatan pembuluh. Ikatan
pembuluh batang monokotil tersebar pada meristem dasar dan bertipe
kolateral tertutup. Setiap ikatan pembuluh dikelilingi oleh seludang
berkas (seludang sklerenkim) yang umumnya tebal, terutama di bagian
tepi.

Pada beberapa tumbuhan monokotil yang berbentuk pohon


terdapat pita tepi parenkim di luar penyebaran ikatan pembuluh. Pada
daerah inilah terdapat cambium sehinggabatang tumbuhan tersebut
mampu pertumbuhan sekunder.

Gambar 7. Organ batang

c. Daun

Daun mempunyai beberapa fungsi, yaitu sebagai tempat


berlangsungnya fotosintesis, menyerap CO2 dari udara, dan sebagai
tempat pengeluaran kelebihan air. Daun tersusun dari beebrapa jaringan,

16
yaitu jaringan dermal (epidermis), jaringan dasar (mesosfil), dan jaringan
pembuluh.

1) Jaringan Dermal

Jaringan dermal daun tersusundari selapis sel-sel kompak.dinding


selnya dilapisi dengan kutikula (lilin) dan di antara sel-selnya terdapat
stomata atau mulut daun. Stomata dibentuk oleh dua sel penutup yang
berasal dari sel epidermis yang mengandung kloroplas. Stomata
berfungsi sebagai alat pertukaran gas. Pada tumbuhan air, stomata
biasanya terletak di permukaan atas daun, sedangkan pada tumbuhan
darat terletak pada bagian bawah daun.

2) Mesosfil

Mesosfil (jaringan dasar; daging daun) merupakan bagian yang


berisi kloroplas (klorofil). Mesosfil terdiri atas dua lapisan, yaitu
lapisan atas berupa parenkim palisade dan bagian bawah berupa
parenkim spons. Parenkim palisade, terdiri atas sel-sel berbentuk pagar
dan rapat yang banyak sekali mengandung kloroplas. Parenkim spons
(bunga karang) terdiri atas sel-sel lonjong tidak teratur, mengandung
banyak ruang intraselular, serta sedikit mengandung kloroplas.
Parenkim spons berguna untuk memasukkan gas pernapasan dari udara
lewat stomata.

3) Jaringan Pembuluh (Berkas Pengangkut)

Jaringan pembuluh pada daun membentuk suatu ikatan yang disebut


tulang (urat) daun. Beberapa tulang daun membentuk suatu pola yang
disebut pertulangan daun. Ada dua pola utama pertulangan daun, yaitu
pertulangan jala (menjari ; menyirip) dn sejajar

17
Gambar 8. Organ daun

Di daun terjadi proses fotosintesis, fotosintesis merupakan proses


pembentukan bahan organik (karbohidrat) dengan bantuan sinar matahari.
Fotosintesis ini terjadi hanya pada sel-sel yang mempunyai klorofil, yaitu pada
bakteri dan tumbuhan. Secara sederhana, fotosintesis dapat dituliskan sebagai
berikut.

Fotosintesis terjadi di bagian mesofil daun. Selama proses fotosintesis,


karbon dioksida dan air diubah menjadiglukosa dan oksigen. Oksigen yang
terbentuk kemudian dilepaskan ke atmosfer. Glukosa yang terbentuk, diubah
menjadi senyawa-senyawa penyusun sel seperti karbohidrat, protein, asam
nukleat, lemak dan senyawa lainnya melalui proses metabolisme. Senyawa-
senyawa tersebut digunakan untuk membentuk sel, jaringan dan organ tubuh.
Fotosintesis dapat terjadi pada batang dan daun yang mengandung klorofil.
Sebagian besar fotosintesis terjadi pada daun karena di daun terdapat banyak

18
kloroplas yang mengandung klorofil. Bagian daun yang paling banyak
mengandung klorofil adalah mesofil.
Fotosintesis membutuhkan air, karbon dioksida, dan sinar matahari untuk
membentuk karbohidrat dan oksigen. Air dan mineral diserap dari dalam tanah
oleh rambut akar. Setelah sampai di dalam xilem akar, air dan mineral mengalir ke
xilem batang xilem daun, dan akhirnya sampai di mesofil daun. Pada tumbuhan
dikotil air dan mineral setelah sampai di mesofil daun, akan masuk ke jaringan
palisade. Karbon diolsida yang dibutuhkan untuk fotosintesis diperoleh dari udara.
Karbon dioksida masuk melalui stomata dan akhirnya masuk ke jaringan mesofil.
proses fotosintesis berlangsung dalam dua tahap, yaitu reaksi terang dan gelap'
Kedua tahap tersebut terjadi di kloroplas. Pada tahap reaksi terang energi matahari
diserap oleh klorofil untuk diubah menjadi energi kimia. Pada tahap reaksi terang,
juga terjadi pemecahan air menjadi ion hidrogen dan oksigen. lon hidrogen
diperlukan untuk berikatan dengan karbon dioksida menjadi glukosa. oksigen
yang terbentuk, akan dilepaskan ke atmosfer. Reaksi terang terjadi di grana
kloroplas. Pada reaksi gelap, karbon dioksida dan ion hidrogen akan berikatan
dengan bantuan energi kimia yang dihasilkan pada reaksi terang, menjadi glukosa.
Glukosa akan digunakan untuk membentuk senyawa-senyawa, seperti protein,
asam nukleat, lemak, dan karbohidrat struktural, yang berperan penting dalam
metabolisme tubuh tumbuhan

d. Bunga

Bungan berfungsi sebagai alat perkembangbiakan yang dapat


menghasilkan alat kelamin jantan (benang sari) dan alat kelamin betina
(putik). Kelengkapan bunga terdiri atas tangkai, dasar bunga (roseptakel),
kelopak (sepal), organ kelamin. Organ kelamin betina berupa putik (pistil ;
karpel). Putik tersusun dari kepala putik (stigma), tangkai putik (stilus),
dan indung telur (ovarium). Organ kelamin jantan berupa benang sari
(stamen) yang tersusun dari kepala sari (anter) dan tangkai sari (filament)

19
Helaian mahkota bunga mempunyai warna yang mencolok dan
beraneka ragam untuk menarik perhatian serangga penghisap madu yang
membantu proses penyerbukan.

Gambar 9. Organ bunga

2.4 Pemanfaatan Teknologi dalam Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan

Teori totipotensi menyatakan bahwa setiap sel hidup memiliki kemampuan


untuk bereproduksi, membentuk organ, dan berkembang menjadi individu
baru yang sempurna jika ditumbuhkan pada pada media dan lingkungan yang
sesuai. Teori ini dijadikan dasar untuk menumbuhkan sel atau jaringan
tanaman menjadi organ atau tanaman utuh secara in vitro. Teknik itu disebut
kultur sel atau kultur jaringan.

Kultur jaringa (tissue culture) merupakan suatu teknik untuk memisahkan


sel, protoplasma, jaringan, ataupun organ tumbuhan dan menumbuhkan bagian
tersebut pada nutrisi yang mengandung zat pengatur tumbuh pada kondisi aseptic
atau steril sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dengan
beregenerasi kembali menjadi tanaman sempurna

20
Gambar 10. Proses kultur jaringan

Belum semua jenis sel atau tanaman dapat ditumbuhkan secara in vitro.
Hal itu disebabkan masing-masing jenis sel memiliki respons pertumbuhan in
vitro yang berbeda-beda walaupun ditumbuhkan pada media dan kondisi
lingkungan tumbuh yang sama. Beberapa factor yang mempengaruhi regenerasi
tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah sebagai berikut.

a) Eksplan

Eksplan adalah bagian tanaman yang dipergunakan sebagai bahan awal


untuk memperbanyak tanaman, seperti pucuk muda, batang muda daun
muda, kotiledon, anter, atau embrio. Factor eksplan yang penting adalah
genotip, umur eksplan, letak pada cabang, dan jenis kelamin
(jantan/betina).

b) Media tumbuh

Media untuk menumbuhkan sel/eksplan tanaman pada dasarnya berisi


unsur hara makro, mikro, dan gula sebagai sumber karbon. Selain itu,
media kultur juga dilengkapi dengan zat besi, vitamin, mineral, dan zat
pengatur tumbuh. Beberapa contoh media kultur jaringan adalah
Murashige dan Skoog (MS), Woody Plant Medium (WPM), Knop,
Knudson-C, dan Anderson. Media MS merupakan media yang paling
sering digunakan untuk kultur jaringan

c) Zat Pengatur Tumbuh Tanaman (ZPT)

Zat pengatur tumbuh sangat besar peranannya di dalam mengarahkan


pertumbuhan sel tanaman. Kombinasi zat pengatur tumbuh yang tepat
akan megasilkan pertumbuhan sel yang optimal. Jenis ZPT yang paling

21
sering digunakan adalah golongan auksin seperti Indole Acetic Acid (IAA),
Napthalene Acetic Acid (NAA), 2,4-D, CPA dan IBA. Golongan sitokinin
seperti Kinetin, Benziladenin (BA), 21-P, Zeatin, Thidiazuron, dan PBA.
Golongan gibelirin seperti GA3. Golongan zat pnghambat tumbuh, seperti
Ancymidol, Paclobutrazol, TIBA, dan CC

d) Lingkungan Tumbuh

Lingkungan tumbuh yang dapat mempengaruhi regenerasi tanaman


meliputi temperature, intensitas penyinaran, kualitas sinar, dan ukuran
wadah kultur

Gambar 11. Kultur jaringan pada tumbuhan

22
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

23

Anda mungkin juga menyukai