PENDAHULUAN
Berdasarkan latar belakang diatas dapat ditarik suatu rumusan masalah yaitu :
1
1.2.3 Bagaimanakah struktur organ pada tumbuhan?
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
Jaringan adalah kumpulan sel yang memliki bentuk asal, fungsi dan
struktur yang sama. Sel dan jaringan akan mengalami perkembangan hingga
menjadi matang dalam suatu proses yang disebut diferensiasi. Berdasarkan
jenis sel penyususnnya, jaringan dapat dibedakan menjadi jaringan sederhana
dan jaringan kompleks. Jaringan sederhana adalah jaringan yang tersusun dari
satu jenis sel dengan fungsi tunggal, sedangkan jaringan kompleks adalah
jaringan yang tersusun dari berbagai jenis sel dan melangsungkan lebih dari
satu jenis fungsi. Pada tumbuhan, proses pembentukan sel dan diferensiasi
berawal dari jaringan embrionik yang disebut meristem. Seluruh jaringan
tumbuhan berasal dari meristem
Pada tahun 1875, Sach membagi jaringan pada tumbuhan menjadi tiga system
jaringan, yaitu sebagai berikut :
a. Jaringan Meristem
3
Jaringan meristem disusun oleh sel-sel yang selalu aktif membelah.
Jaringan ini terdapat pada titik tumbuh di pucuk batang, cambium
tumbuhan dikotil, dan ujung akar.
a) Berdasarkan letak
b) Berdasarkan Asal
4
Sel-sel penyusun jaringan meristem mempunyai beberapa ciri sebagai
berikut :
5
Gambar 1. Jaringan meristem
b. Jaringan Epidermis
c. Jaringan Korteks
6
silinder yang membentang kearah dalam menuju floem primer. Didalam
korteks terdapat beberapa jenis jaringan sebagai berikut :
1) Jaringan Parenkim
7
Gambar 3. Jaringan parenkim
2) Jaringan Kolenkim
3) Jaringan Sklerenkim
8
pelindung. Sel-sel serabut dapat ditemukan pada serat kayu
gimnosperma, kulit kayu, serat kayu, dan serat biji.
1) Xilem
9
hidup. Sel-sel tersebut akan kehilangan nucleus setelah mencapai
dewasa. Unsur-unsur penyusun floem adalah sebagai berikut :
3) Kambium Pembuluh
10
e. Jaringan Empulur dan Jari-Jari Empulur
a. Akar
11
Calon akar pada embrio atau lembaga biji akan tumbuh menjadi
akar primer, akar primer yang tumbuh akibat aktivitas cambium akan
membentuk akar sekunder.
1) Epidermis
Epidermis akar tersusun dari selapis sel rapat dan tidak mempunyai
ruang antar sel. Dinding selnya tipis dan bersifat semipermiabel.
Adanya sel-sel epidermis di belakang titik tumbuh akar dapat
menyebabkan permukaan akar menjadi lebih luas sehingga
penyerapannya zat menjadi lebih efisien. Dinding sel epidermis yang
jauh dari ujung akar mengalami penebalan dan bersifat impermeable.
Sel epidermis pada akar dapat mengalami modifikasi bentuk dengan
cara memanjang dan menjorok ke tanah yang disebut bulu akar
2) Korteks
Korteks akar tersusun dari banyak lapisan sel yang berdinding tipis.
Sel-selnya tidak tersusun rapat sehingga banyak terdapat ruang antar
sel . sel-sel tersebut sering mengandung zat tepung sebagai cadangan
makanan ataupun kristal.
3) Endodermis
Endodermis tersusun dari selapis sel rapat tanpa ruang antar sel
terletak disebelah dalam korteks. Sel endodermis muda mempunyai
dinding sel yang tipis dan semipermiabel. Didnding sel endodermis
akan mengalami penebalan gabus. Deretan sel endodermis yang
menyerupai pita dan mengalami penebalan gabus disebut dengan Pita
12
Caspary. Penebalan gabus masuk ke silinder pusat melalui sel penerus
air, yaitu sel endodermis yang dindingnya tidak menebal.
b) Vasis (berkas pembuluh akut), terdiri atas xilem dan floem yang
tersusun bergantian menurut arah jari-jari.
13
Gambar 6. Organ akar
b. Batang
14
monokotil berbeda sehingga susunan anatomi batang kedua jenis
tumbuhan tersebut juga berbeda.
1) Batang dikotil
15
Aktivitas cambium menyebabkan terbentuknya lingkaran tahun,
yaitu lingkaran yang menunjukkan aktivitas cambium pada saat
melakukan aktivitas pembelahan dan saat tidak melakukan aktivitas.
2) Batang Monokotil
c. Daun
16
yaitu jaringan dermal (epidermis), jaringan dasar (mesosfil), dan jaringan
pembuluh.
1) Jaringan Dermal
2) Mesosfil
17
Gambar 8. Organ daun
18
kloroplas yang mengandung klorofil. Bagian daun yang paling banyak
mengandung klorofil adalah mesofil.
Fotosintesis membutuhkan air, karbon dioksida, dan sinar matahari untuk
membentuk karbohidrat dan oksigen. Air dan mineral diserap dari dalam tanah
oleh rambut akar. Setelah sampai di dalam xilem akar, air dan mineral mengalir ke
xilem batang xilem daun, dan akhirnya sampai di mesofil daun. Pada tumbuhan
dikotil air dan mineral setelah sampai di mesofil daun, akan masuk ke jaringan
palisade. Karbon diolsida yang dibutuhkan untuk fotosintesis diperoleh dari udara.
Karbon dioksida masuk melalui stomata dan akhirnya masuk ke jaringan mesofil.
proses fotosintesis berlangsung dalam dua tahap, yaitu reaksi terang dan gelap'
Kedua tahap tersebut terjadi di kloroplas. Pada tahap reaksi terang energi matahari
diserap oleh klorofil untuk diubah menjadi energi kimia. Pada tahap reaksi terang,
juga terjadi pemecahan air menjadi ion hidrogen dan oksigen. lon hidrogen
diperlukan untuk berikatan dengan karbon dioksida menjadi glukosa. oksigen
yang terbentuk, akan dilepaskan ke atmosfer. Reaksi terang terjadi di grana
kloroplas. Pada reaksi gelap, karbon dioksida dan ion hidrogen akan berikatan
dengan bantuan energi kimia yang dihasilkan pada reaksi terang, menjadi glukosa.
Glukosa akan digunakan untuk membentuk senyawa-senyawa, seperti protein,
asam nukleat, lemak, dan karbohidrat struktural, yang berperan penting dalam
metabolisme tubuh tumbuhan
d. Bunga
19
Helaian mahkota bunga mempunyai warna yang mencolok dan
beraneka ragam untuk menarik perhatian serangga penghisap madu yang
membantu proses penyerbukan.
20
Gambar 10. Proses kultur jaringan
Belum semua jenis sel atau tanaman dapat ditumbuhkan secara in vitro.
Hal itu disebabkan masing-masing jenis sel memiliki respons pertumbuhan in
vitro yang berbeda-beda walaupun ditumbuhkan pada media dan kondisi
lingkungan tumbuh yang sama. Beberapa factor yang mempengaruhi regenerasi
tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah sebagai berikut.
a) Eksplan
b) Media tumbuh
21
sering digunakan adalah golongan auksin seperti Indole Acetic Acid (IAA),
Napthalene Acetic Acid (NAA), 2,4-D, CPA dan IBA. Golongan sitokinin
seperti Kinetin, Benziladenin (BA), 21-P, Zeatin, Thidiazuron, dan PBA.
Golongan gibelirin seperti GA3. Golongan zat pnghambat tumbuh, seperti
Ancymidol, Paclobutrazol, TIBA, dan CC
d) Lingkungan Tumbuh
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
23