PENDAHULUAN
1
gelombang yang mempunyai satu arah saja dengan menggunakan rangkaian
penyearah. Untuk menyearahkan gelombang biasanya digunakan dioda, Ada
dua metode untuk yang digunakan yaitu metode penyearah setengah
gelombang (Half-Wave Rectifier) dan penyearah gelombang penuh (Full-
Wave Rectifier).
Untuk membuat Penyearah setengah gelombang (half wave rectifer)
kita hanya menggunakan 1 buah diode sebagai komponen utama dalam
menyearahkan gelombang AC dan Untuk membuat Penyearah gelombang
penuh dapat dibuat dengan 2 macam cara yaitu, menggunakan 4 diode dan 2
diode. Oleh sebab itu, dalam makalah ini kita akan membahas penyearah
gelombang penuh dan setengah gelombang.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas adapun
rumusan masalah yang penulis dapatkan yaitu sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud penyearah gelombang paruh?
2. Apakah yang dimaksud dengan penyuplai daya DC dasar?
3. Apakah yang penyearah gelombang penuh?
4. Apakah yang dimaksud dengan penyearah gelombang penuh tertap
tengah?
5. Bagaimanakah pengaruh rasio belitan pada tegangan luaran gelombang
penuh?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas adapun
tujuan yang ingin penulis sampaikan yaitu sebagai berikut :
1. Menjelaskan penyearah gelombang paruh
2. Menjelaskan penyuplai daya DC dasar
3. Menjelaskan penyearah gelombang penuh
4. Menjelaskan penyearah gelombang penuh tertap tengah
5. Menjelaskan pengaruh rasio belitan pada tegangan luaran gelombang
penuh
2
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Pembuatan makalah ini telah memberikan berbagai pengalaman
bagi penulis seperti pengalaman untuk mengumpulkan bahan. Di samping
itu, penulis juga mendapat ilmu untuk memahami dan menganalisis
materi yang ditulis dalam makalah ini. Penulis juga mendapatkan
berbagai pengalaman mengenai teknik penulisan makalah, teknik
pengutipan, dan teknik penggabungan materi dari berbagai sumber.
2. Bagi Pembaca
Pembuatan makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
kepada pembaca mengenai penyearah gelombang paruh, penyuplai daya
DC dasar, penyearah gelombang penuh, penyearah gelombang penuh
tertap tengah, dan pengaruh rasio belitan pada tegangan luaran gelombang
penuh.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Tegangan (arus) efektif atau rms (root-mean-square) adalah tegangan
(arus) yang terukur oleh voltmeter (ampere-meter). Karena harga Vm pada
umumnya jauh lebih besar dari pada Vg (tegangan cut-in dioda), maka pada
pembahasan penyearah ini Vg diabaikan.
Prinsip kerja penyearah setengah gelombang adalah bahwa pada saat
sinyal input berupa siklus positif maka dioda mendapat bias maju sehingga
arus (i) mengalir ke beban (RL), dan sebaliknya bila sinyal input berupa siklus
negatif maka dioda mendapat bias mundur sehingga tidak mengalir arus.
Bentuk gelombang tegangan input (vi) ditunjukkan pada (b) dan arus beban (i)
pada (c) dari gambar 2.1.
Resistansi dioda pada saat ON (mendapat bias maju) adalah Rf, yang
umumnya nilainya lebih kecil dari RL. Pada saat dioda OFF (mendapat bias
mundur) resistansinya besar sekali atau dalam pembahasan ini dianggap tidak
terhingga, sehingga arus dioda tidak mengalir atau i = 0.
Arus yang mengalir ke beban (i) terlihat pada gambar (c) bentuknya
sudah searah (satu arah) yaitu positif semua. Apabila arah dioda dibalik, maka
arus yang mengalir adalah negatif. Frekuensi sinyal keluaran dari penyearah
setengah gelombang ini adalah sama dengan frekuensi input (dari jala-jala
listrik) yaitu 50 Hz. Karena jarak dari puncak satu ke puncak berikutnya
adalah sama.
5
Gambar 2.1 Penyearah setengah gelombang (a) rangkaian; (b) tegangan
sekunder trafo; (c) arus beban
Arus dioda yang mengalir melalui beban RL (i) dinyatakan dengan:
6
Tegangan keluaran dc yang berupa turun tegangan dc pada beban
adalah:
Apabila harga Rf jauh lebih kecil dari RL, yang berarti Rf bisa
diabaikan, maka:
7
gelombang dari sinyal pada dioda dapat dilihat pada gambar 2.2. PIV untuk
penyearah setengah gelombang ini adalah:
8
ratanya adalah dua kali dari penyearah setengah gelombang. Dengan cara
penurunan yang sama, maka diperoleh:
dan
Apabila harga Rf jauh lebih kecil dari RL, maka Rf bisa diabaikan,
sehingga:
9
2.2 Penyuplai Daya DC Dasar
Alat ini mengonversi tegangan distribusi standar (mis: 110 V, 60Hz)
AC ke tegangan DC konstan yang diperlukan. Ia merupakan rangkaian
elektronika yang paling banyak ditemui dalam keseharian kita. Tegangan DC
yang dihasilkan oleh penyuplai daya digunakan oleh alat-ala seperti: pesawat
penerima TV, Radio, pemutar CD, dsb.
10
Rangkaian arus searah (DC, direct current) merupakan rangkaian
listrik dengan arus stasioner (dalam arti polaritas tetap) yang tidak berubah
terhadap waktu. Besaranbesaran utama yang menjadi perhatian dalam listrik
arus searah adalah kuat arus (I) dan beda tegangan (V) yang bekerja pada
komponen resistif dengan sumber arus/tegangan konstan. Pembahasan dalam
rangkaian arus DC berupa analisis rangkaian, yaitu mencari hubungan antar
variabel komponen rangkaian dengan menggunakan hukum-hukum dasar
tertentu.
Konsep dasar mengenai arus/tegangan listrik harus dikembalikan
kepada konsep mengenai hukum Coulomb atau medan listrik (E). Apabila
muatan uji q’ ditempatkan sejauh r dari muatan lain q, maka dapat dirumuskan
hal-hal berikut:
1. Kedua muatan tersebut akan saling mengerjakan gaya F (saling menarik
jika kedua muatan itu tak sejenis dan saling menolak bila kedua muatan itu
sejenis, mengapa ?) yang besarnya dirumuskan dalam hukum Coulomb
sebagai :
2. Medan listrik E pada titik yang berjarak r dari pusat muatan q adalah
sebesar :
3. Dari persamaan (1) dan (2) tersebut di atas dapat dituliskan bahwa :
11
Ternyata menyatakan jarak dari A ke B, dan untuk medan
listrik E yang homogen berlaku bahwa :
Berdasarkan persamaan (4) dan (6), agar berlaku secara umum (lintasan tidak
lurus, medan listrik E tidak homogen), maka dapat dituliskan bahwa :
Untuk medan yang homogen, beda potensial itu dapat dituliskan sebagai :
12
Selanjutnya ditinjau sebuah konduktor sepanjang L yang pada ujung-ujungnya
dikenai beda potensial V. Misalkan konsentrasi elektron bebas dalam
konduktor tersebut adalah n, besar muatan elektron e, dan elektron-elektron
tersebut bergerak dengan kecepatan rerata v. Jika I menyatakan jumlah muatan
yang setiap detik melewati suatu penampang konduktor seluas A, maka
selama selang waktu yang singkat dt detik, muatan total dq yang melewati
penampang tersebut adalah :
Mudah dimengerti bahwa semakin besar medan listrik E semakin besar pula
kecepatan elektron (v) yang mengalir di dalam konduktor, sehingga secara
rasional dapat dikatakan bahwa v sebanding dengan E atau dapat dituliskan
bahwa :
13
Arus Searah (DC)
Pada rangkaian DC hanya melibatkan arus dan tegangan searah, yaitu
arus dan tegangan yang tidak berubah terhadap waktu. Elemen pada
rangkaian DC meliputi:
i) baterai
ii) hambatan dan
iii) kawat penghantar
Baterai menghasilkan e.m.f untuk menggerakkan elektron yang
akhirnya menghasilkan aliran listrik. Sebutan “rangkaian” sangat cocok
digunakan karena dalam hal ini harus terjadi suatu lintasan elektron secara
lengkap – meninggalkan kutub negatif dan kembali ke kutub positif.
Hambatan kawat penghantar sedemikian kecilnya sehingga dalam prakteknya
harganya dapat diabaikan. Bentuk hambatan (resistor) di pasaran sangat
bervariasi, berharga mulai 0,1 Ω sampai 10 MΩ atau lebih besar lagi. Resistor
standar untuk toleransi ± 10 % biasanya bernilai resistansi kelipatan 10 atau
0,1 dari:
Gambar 2.1 Rangkaian arus searah : a) Pemasangan komponen dan arah arus
dan b) Penambahan komponen saklar dan hambatan dalam.
14
Pada gambar 2.1-b, telah ditambahkan dua komponen lain pada rangkaian,
yaitu:
i) Sebuah saklar untuk memutus rangkaian.
ii) Sebuah resistor dengan simbol r (huruf kecil) untuk menunjukkan fakta
bahwa tegangan baterai cenderung untuk menurun saat arus yang ditarik dari
baterai tersebut dinaikkan
Saklar mempunyai dua kondisi:
ON : Kondisi ini biasa disebut sebagai “hubung singkat” (shot circuit), dimana
secara ideal mempunyai karakteristik: V = 0 untuk semua harga I (yaitu R = 0)
OFF : Kondisi dimana arus tidak mengalir atau biasa disebut sebaga
“rangkaian terbuka” (open circuit), secara ideal mempunyai karakteristik: I =
0 untuk semua harga V (yaitu R = ∞ ∞). Untuk menganalisis lebih lanjut
rangkaian di atas perlu dipahami hukum dasar rangkaian yang disebut hukum
Kirchhoff. Terdapat beberapa cara untuk menyatakan hukum Kirchhoff, kita
coba untuk menyatakan supaya mudah diingat:
i) Arus total yang masuk pada suatu titik sambungan/cabang adalah nol
(Hukum I, disebut KCL – Kirchhoff curent law ).
Arah setiap arus ditunjukkan dengan anak panah, jika arus berharga positif
maka arus mengalir searah dengan anak panah, demikian sebaliknya. Dengan
demikian untuk rangkaian seperti pada gambar 2.2 kita dapat menuliskan:
15
Tanda negatif pada 1 I menunjukkan bahwa arus keluar dari titik cabang dan
jika arus masuk titik cabang diberi tanda positif.
ii) Pada setiap rangkaian tertutup (loop), jumlah penurunan tegangan adalah
nol (Hukum II, sering disebut sebagai KVL – Kirchhoff voltage law)
Pada gambar 2.2 dengan menggunakan KVL kita dapat menuliskan tiga
persamaan , yaitu:
Kembali ke rangkaian pada gambar 2.1, bahwa semua komponen dilewati arus
I. Menurut hukum II berlaku:
16
2.3 Penyearah Gelombang Penuh
2.4 Penyearah Gelombang Penuh Tetap Tengah
2.5 Pengaruh Rasio Belitan Pada Tegangan Luaran Gelombang Penuh
Transformator (Trafo) adalah sebuah komponen atau alat listrik yang
berfungsi untuk mengubah (menaikkan atau menurunkan) tegangan arus
bolak-balik. Terdapat 3 komponen penting pada transformator, yaitu Lilitan
atau Kumparan Primer (Np), Inti Besi (core) dan Lilitan Sekunder (Ns).
Lilitan primer berfungsi sebagai penerima tegangan (Pp) dan lilitan sekunder
yang nantinya akan mengeluarkan (Ps) sedangkan inti besi berfungsi untuk
mengalirkan medan magnet pada trafo.
Kumparan transformator adalah beberapa lilitan kawat berisolasi yang
membentuk suatu kumparan atau gulungan. Kumparan tersebut terdiri dari
kumparan primer dan kumparan sekunder yang diisolasi baik terhadap inti
besi maupun terhadap antar kumparan dengan isolasi padat seperti karton,
pertinak dan lain-lain. Kumparan tersebut sebagai alat transformasi tegangan
dan arus.
Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah
lilitan skunder transformator tegangan ada dua jenis yaitu: Transformator step
up yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik rendah menjadi
tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan sekunder lebih
banyak daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np). Transformator step down
yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik tinggi menjadi
rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan primer lebih
banyak daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns). Dengan memilih jumlah
lilitan yang sesuai untuk tiap kumparan dapat dihasilkan GGL kumparan
sekunder yang berbeda dengan GGL kumparan primer. Hubungan GGL atau
tegangan primer (Vp) tegangan sekunder (Vs), jumlah lilitan kumparan primer
(np) dan jumlah lilitan kumparan sekunder (ns).
Menggulung kawat pada kumparan trafo tidak dilakukan dengan
sembarangan, tetapi mengikuti aturan tertentu. Pada trafo fase tunggal,
terdapat 2 gulungan kumparan, yaitu gulungan pada kumparan primer yang
17
terhubung langsung ke sumber arus listrik dan gulungan kumparan sekunder
yang terhubung langsung ke beban. Perbandingan jumlah gulungan antara
kumparan primer dan kumparan sekunder akan menentukan jenis trafo,
apakah jenis step-up atau step-down. Bila gulungan kawat pada kumparan
primer lebih banyak dibandingkan dengan gulungan kawat pada kumparan
sekunder maka trafo akan berfungsi sebagai penurun tegangan atau step-down
trafo. Sebaliknya jika gulungan kawat pada kumparan sekunder lebih banyak
dari pada gulungan kawat pada kumparan primer, maka trafo akan berfungsi
untuk menaikan tegangan atau step-up trafo.
Jenis material kawat yang banyak digunakan untuk membuat
kumparan adalah kawat tembaga. Kawat tembaga memiliki konduktivitas
listrik yang bagus, tetapi memiliki berat yang besar. Untuk mengurangi berat
transformator, sering juga digunakan jenis kawat aluminium. Kawat dengan
bahan dasar aluminium memiliki berat jenis yang kecil, tetapi kawat ini tidak
tahan terhadap panas dan konduktivitasnya masih lebih kecil dibandingkan
dengan tembaga.
Satu hal yang penting dalam menggulung kumparan trafo adalah arah
gulungan (orientasi titik). Kumparan primer dan kumparan sekunder dapat
digulung searah, tetapi dapat juga digulung berlawanan arah. Hal ini akan
berpengaruh ke fasa arus listrik. Apabila kumparan primer dan kumparan
sekunder digulung searah, maka fasa arus listrik pada kumparan primer akan
sama dengan fasa arus listrik pada kumparan sekunder. Sebaliknya apabila
arah gulungan kumparan primer dan sekunder berlawanan arah, maka fasa
arus listrik pada kumparan primer akan berlawanan dengan fasa arus listrik
pada kumparan sekunder. Untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar 6 berikut
ini.
18
Gambar 2.5 gulungan searah dan gulungan berlawanan
Tegangan pada sisi primer (Vp) dan tegangan sekunder (Vs) ditentukan
oleh jumlah lilitan kawat pada kumparan primer dan sekunder. Perbandingan
antara lilitan kawat pada kumparan primer (Np) dan lilitan kawat pada
kumparan sekunder (Ns) disebut rasio lilitan (n). Sedangkan perbandingan
antara tegangan primer (Vp) dengan tegangan sekunder (Vs) disebut rasio
tegangan. Besar rasio tegangan dengan rasio lilitan harus sama. Sehingga
secara matematis dapat ditulis :
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat ditarik simpulan sebagai
berikut:
1. Penyearah (rectifier) merupakan sebuah perangkat elektronika daya yang
digunakan untuk mengkonversi energy listrik alternating current (AC) ke
direct current (DC) dengan menggunakan komponen utama dioda.
2. Penyearah setengah gelombang, yaitu yang terdiri dari sebuah dioda.
Melihat dari namanya, maka hanya setengah gelombang saja yang akan di
searahkan.
3. Penyupalai daya DC Dasar yaitu alat yang mengonversi tegangan distribusi
standar AC ke tegangan DC konstan yang diperlukan. Ia merupakan
rangkaian elektronika yang paling banyak ditemui dalam keseharian kita.
4. Xxx
5. Kumparan transformator adalah beberapa lilitan kawat berisolasi yang
membentuk suatu kumparan atau gulungan. Kumparan tersebut terdiri dari
kumparan primer dan kumparan sekunder yang diisolasi baik terhadap inti
besi maupun terhadap antar kumparan dengan isolasi padat seperti karton,
pertinak dan lain-lain. Kumparan tersebut sebagai alat transformasi
tegangan dan arus.
3.2 Saran
Sebaiknya untuk pembuatan makalah selanjutnya diharakan dapat
menambah lebih banyak lagi reverensi dari buku serta jurnal-jurnal yang
dipercaya untuk kelengkapan dari materi yang ada dimakalah, agar dapat
menambah lebih banyak lagi wawasan dan informasi mengenai materi
penyearah gelombang paruh dan gelombang penuh.
20