Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hampir sebagian besar peralatan elektronika menggunakan sumber
daya listrik 220 volt / 50 Hz dari PLN. Beberapa peralatan seperti radio atau
tape kecil menggunakan baterai sebagai sumber tegangan namun sebagian
menggunakan listrik PLN sebagai sumber tenaganya. Untuk itu dibutuhkan
suatu rangkaian yang dapat mengubah arus listrik bolak-balik (AC) dari PLN
menjadi arus listrik searah (DC).
Sebagian besar alat-alat elektronik seperti TV, Stereo dan Komputer
membutuhkan DC untuk bekerja. Sejak tegangan power-saluran merupakan
suatu alternatif, hal pertama untuk dikerjakan adalah mengubah saluran AC
ketegangan DC. Bagian alat-alat elektronik yang menghasilkan tegangan DC
disebut catu daya. Di dalam catu daya terdapat tempat rangkaian-rangkaian
yang membuat arus mengalir dalam satu arah rangkaian-rangkaian ini disebut
Rectifier. Salah satu bahan elektronik yang dapat mengubah AC dan DC
adalah Dioda. Dioda adalah suatu alat elektronik yang dapat melewatkan arus
searah. Ada berbagai macam dioda, yaitu dioda tabung, dioda sambung PN,
dioda kontak titik dan sebagainya.
Dioda memegang peranan penting dalam elektronik, diantaranya
adalah untuk menghasilkan tegangan searah dan tegangan bolak-balik, untuk
membuat berbagi gelombang isyarat, untuk mengatur tegangan searah agar
tidak berubah dengan perubahan jala-jala, dan sebagainya. Bentuk gelombang
tegangan keluaran dari suatu rangkaian penyearah tidaklah sepenuhnya
berbentuk DC murni, akan tetapi memiliki komponen riak. Dalam percobaan
ini akan dibahas semua yang berkaitan dengan penyearah gelombang.
Pada umumnya yang dimaksud dengan rangkaian penyearah adalah
rangkaian yang berfungsi untuk menjadikan gelombang yang mempunyai
lebih dari satu arah menjadi gelombang satu arah. Sebagai contoh sinyal yang
berbentuk sinusoidal dan mempunyai dua arah gelombang, yaitu arah dari
kutub positif ke negative dan arah dari negatif ke positif, kemudian dijadikan

1
gelombang yang mempunyai satu arah saja dengan menggunakan rangkaian
penyearah. Untuk menyearahkan gelombang biasanya digunakan dioda, Ada
dua metode untuk yang digunakan yaitu metode penyearah setengah
gelombang (Half-Wave Rectifier) dan penyearah gelombang penuh (Full-
Wave Rectifier).
Untuk membuat Penyearah setengah gelombang (half wave rectifer)
kita hanya menggunakan 1 buah diode sebagai komponen utama dalam
menyearahkan gelombang AC dan Untuk membuat Penyearah gelombang
penuh dapat dibuat dengan 2 macam cara yaitu, menggunakan 4 diode dan 2
diode. Oleh sebab itu, dalam makalah ini kita akan membahas penyearah
gelombang penuh dan setengah gelombang.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas adapun
rumusan masalah yang penulis dapatkan yaitu sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud penyearah gelombang paruh?
2. Apakah yang dimaksud dengan penyuplai daya DC dasar?
3. Apakah yang penyearah gelombang penuh?
4. Apakah yang dimaksud dengan penyearah gelombang penuh tertap
tengah?
5. Bagaimanakah pengaruh rasio belitan pada tegangan luaran gelombang
penuh?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas adapun
tujuan yang ingin penulis sampaikan yaitu sebagai berikut :
1. Menjelaskan penyearah gelombang paruh
2. Menjelaskan penyuplai daya DC dasar
3. Menjelaskan penyearah gelombang penuh
4. Menjelaskan penyearah gelombang penuh tertap tengah
5. Menjelaskan pengaruh rasio belitan pada tegangan luaran gelombang
penuh

2
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Pembuatan makalah ini telah memberikan berbagai pengalaman
bagi penulis seperti pengalaman untuk mengumpulkan bahan. Di samping
itu, penulis juga mendapat ilmu untuk memahami dan menganalisis
materi yang ditulis dalam makalah ini. Penulis juga mendapatkan
berbagai pengalaman mengenai teknik penulisan makalah, teknik
pengutipan, dan teknik penggabungan materi dari berbagai sumber.
2. Bagi Pembaca
Pembuatan makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
kepada pembaca mengenai penyearah gelombang paruh, penyuplai daya
DC dasar, penyearah gelombang penuh, penyearah gelombang penuh
tertap tengah, dan pengaruh rasio belitan pada tegangan luaran gelombang
penuh.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penyearah Gelombang Paruh


Penyearah (rectifier) merupakan sebuah perangkat elektronika daya
yang digunakan untuk mengkonversi energy listrik alternating current (AC)
ke direct current (DC) dengan menggunakan komponen utama dioda (Asnil,
2013). Penyearah digunakan untuk mengubah listrik AC menjadi listrik DC,
listrik DC dipakai untuk berbagai kebutuhan misalnya Power Supply, Pengisi
Akumulator, Alat penyepuhan logam. Komponen elektronika yang dipakai
Diode, atau Thyristor. Penyearah dengan Diode sering disebut penyearah
tanpa kendali, artinya tegangan output yang dihasilkan tetap tidak bisa
dikendalikan. Penyearah dengan Thyristor termasuk penyearah terkendali,
artinya tegangan output yang dihasilkan bisa diatur dengan pengaturan
penyalaan sudut α sesuai dengan kebutuhan (Siswoyo, 2008).
Penerapan dioda yang paling banyak dijumpai adalah sebagai
penyearah. Penyearah berarti mengubah arus bolak-balik (ac) menjadi arus
searah (dc). Sebagian besar peralatan elektronik membutuhkan sumber daya
yang berupa arus searah. Untuk kebutuhan daya dan tegangan yang kecil
biasanya cukup digunakan baterai atau accu, namun untuk lebih dari itu
diperlukan power supply yang berupa penyearah.
Penyearah yang paling sederhana adalah penyearah setengah
gelombang, yaitu yang terdiri dari sebuah dioda. Melihat dari namanya, maka
hanya setengah gelombang saja yang akan disearahkan. Gambar 2.1
menunjukkan rangkaian penyearah setengah gelombang. Rangkaian penyearah
setengah gelombang mendapat masukan dari sekunder trafo yang berupa
sinyal ac berbentuk sinus, vi = Vm Sint (gambar 2.1 (b)). Dari persamaan
tersebut, Vm merupakan tegangan puncak atau tegangan maksimum. Harga
Vm ini hanya bisa diukur dengan CRO yakni dengan melihat langsung pada
gelombangnya. Sedangkan pada umumnya harga yang tercantum pada
sekunder trafo adalah tegangan efektif. Hubungan antara tegangan puncak Vm
dengan tegangan efektif (Veff) atau tegangan rms (Vrms) adalah:

4
Tegangan (arus) efektif atau rms (root-mean-square) adalah tegangan
(arus) yang terukur oleh voltmeter (ampere-meter). Karena harga Vm pada
umumnya jauh lebih besar dari pada Vg (tegangan cut-in dioda), maka pada
pembahasan penyearah ini Vg diabaikan.
Prinsip kerja penyearah setengah gelombang adalah bahwa pada saat
sinyal input berupa siklus positif maka dioda mendapat bias maju sehingga
arus (i) mengalir ke beban (RL), dan sebaliknya bila sinyal input berupa siklus
negatif maka dioda mendapat bias mundur sehingga tidak mengalir arus.
Bentuk gelombang tegangan input (vi) ditunjukkan pada (b) dan arus beban (i)
pada (c) dari gambar 2.1.
Resistansi dioda pada saat ON (mendapat bias maju) adalah Rf, yang
umumnya nilainya lebih kecil dari RL. Pada saat dioda OFF (mendapat bias
mundur) resistansinya besar sekali atau dalam pembahasan ini dianggap tidak
terhingga, sehingga arus dioda tidak mengalir atau i = 0.
Arus yang mengalir ke beban (i) terlihat pada gambar (c) bentuknya
sudah searah (satu arah) yaitu positif semua. Apabila arah dioda dibalik, maka
arus yang mengalir adalah negatif. Frekuensi sinyal keluaran dari penyearah
setengah gelombang ini adalah sama dengan frekuensi input (dari jala-jala
listrik) yaitu 50 Hz. Karena jarak dari puncak satu ke puncak berikutnya
adalah sama.

5
Gambar 2.1 Penyearah setengah gelombang (a) rangkaian; (b) tegangan
sekunder trafo; (c) arus beban
Arus dioda yang mengalir melalui beban RL (i) dinyatakan dengan:

i = Im Sin t ,jika 0 t (siklus positif)


i = 0 ,jika t 2(siklus negatif)
dimana:

Bila diperhatikan meskipun sinyal keluaran masih berbentuk


gelombang, namun arah gelombangnya adalah sama, yaitu positif (gambar c).
Berarti harga rata-ratanya tidak lagi nol seperti halnya arus bolak-balik, namun
ada suatu harga tertentu. Arus rata-rata ini (Idc) secara matematis bisa
dinyatakan:

Untuk penyearah setengah gelombang diperoleh:

6
Tegangan keluaran dc yang berupa turun tegangan dc pada beban
adalah:

Apabila harga Rf jauh lebih kecil dari RL, yang berarti Rf bisa
diabaikan, maka:

Apabila penyearah bekerja pada tegangan Vm yang kecil, untuk


memperoleh hasil yang lebih teliti, maka tegangan cut-in dioda (V) perlu
dipertimbangkan, yaitu:

Dalam perencanaan rangkaian penyearah yang juga penting untuk


diketahui adalah berapa tegangan maksimum yang boleh diberikan pada
dioda. Tegangan maksimum yang harus ditahan oleh dioda ini sering disebut
dengan istilah PIV (peak-inverse voltage) atau tegangan puncak balik. Hal ini
karena pada saat dioda mendapat bias mundur (balik) maka tidak arus yang
mengalir dan semua tegangan dari sekunder trafo berada pada dioda. Bentuk

7
gelombang dari sinyal pada dioda dapat dilihat pada gambar 2.2. PIV untuk
penyearah setengah gelombang ini adalah:

Gambar 2.2 Bentuk gelombang sinyal pada dioda


Bentuk gelombang sinyal pada dioda seperti gambar 2.2 dengan
anggapan bahwa Rf dioda diabaikan, karena nilainya kecil sekali dibanding
RL. Sehingga pada saat siklus positif dimana dioda sedang ON (mendapat bias
maju), terlihat turun tegangannya adalah nol. Sedangkan saat siklus negatif,
dioda sedang OFF (mendapat bias mundur) sehingga tegangan puncak dari
sekunder trafo (Vm) semuanya berada pada dioda. nya bergantian. Namun
karena arus i1 dan i2 melewati tahanan beban (RL) dengan arah yang sama,
maka iL menjadi satu arah (gambar 2.2 c).

Gambar. 2 c arus dioda dan arus beban


Terlihat dengan jelas bahwa rangkaian penyearah gelombang penuh ini
merupakan gabungan dua buah penyearah setengah gelombang yang hidupnya
bergantian setiap setengah siklus. Sehingga arus maupun tegangan rata-

8
ratanya adalah dua kali dari penyearah setengah gelombang. Dengan cara
penurunan yang sama, maka diperoleh:

dan

Apabila harga Rf jauh lebih kecil dari RL, maka Rf bisa diabaikan,
sehingga:

Apabila penyearah bekerja pada tegangan Vm yang kecil, untuk


memperoleh hasil yang lebih teliti, maka tegangan cut-in dioda (V) perlu
dipertimbangkan, yaitu:

Tegangan puncak inverse yang dirasakan oleh dioda adalah sebesar


2Vm. Misalnya pada saat siklus positif, dimana D1 sedang hidup (ON) dan D2
sedang mati (OFF), maka jumlah tegangan yang berada pada dioda D2 yang
sedang OFF tersebut adalah dua kali dari tegangan sekunder trafo. Sehingga
PIV untuk masing-masing dioda dalam rangkaian penyearah dengan trafo CT
adalah:

9
2.2 Penyuplai Daya DC Dasar
Alat ini mengonversi tegangan distribusi standar (mis: 110 V, 60Hz)
AC ke tegangan DC konstan yang diperlukan. Ia merupakan rangkaian
elektronika yang paling banyak ditemui dalam keseharian kita. Tegangan DC
yang dihasilkan oleh penyuplai daya digunakan oleh alat-ala seperti: pesawat
penerima TV, Radio, pemutar CD, dsb.

Diagram balok untuk penyuplai daya diperlihatkan pada Gambar 1. Penyearah


dapat berupa penyearah gelombang-paruh atau gelombang-penuh.
Penyearah mengonversi tegangan masukan ac ke pulsa tegangan dc. Filter,
mengurangi fluktuasi dalam tegangan dc tersearahkan sehingga tegangan
relatif lebih halus. Regulator menjaga tegangan dc luaran agar konstan
terhadap perubahan masukan atau lauaran.
Tipe penyearah yang paling sederhana adalah penyerah gelombang-paruh.
Rangkaiannya diperlihatkan pada Gambar 2. Ia hanya menyearahkan setengah
dari setiap siklus masukan. Jadi, setengah siklus pertama dioda menghantar
sementara setengah siklus berikut ‘memblok’ arus.

10
Rangkaian arus searah (DC, direct current) merupakan rangkaian
listrik dengan arus stasioner (dalam arti polaritas tetap) yang tidak berubah
terhadap waktu. Besaranbesaran utama yang menjadi perhatian dalam listrik
arus searah adalah kuat arus (I) dan beda tegangan (V) yang bekerja pada
komponen resistif dengan sumber arus/tegangan konstan. Pembahasan dalam
rangkaian arus DC berupa analisis rangkaian, yaitu mencari hubungan antar
variabel komponen rangkaian dengan menggunakan hukum-hukum dasar
tertentu.
Konsep dasar mengenai arus/tegangan listrik harus dikembalikan
kepada konsep mengenai hukum Coulomb atau medan listrik (E). Apabila
muatan uji q’ ditempatkan sejauh r dari muatan lain q, maka dapat dirumuskan
hal-hal berikut:
1. Kedua muatan tersebut akan saling mengerjakan gaya F (saling menarik
jika kedua muatan itu tak sejenis dan saling menolak bila kedua muatan itu
sejenis, mengapa ?) yang besarnya dirumuskan dalam hukum Coulomb
sebagai :

2. Medan listrik E pada titik yang berjarak r dari pusat muatan q adalah
sebesar :

3. Dari persamaan (1) dan (2) tersebut di atas dapat dituliskan bahwa :

Selanjutnya ditinjau muatan q’ yang dipindahkan dari A ke B sepanjang


lintasan yang berada di dalam medan listrik E , maka usaha (W) yang terlibat
(diperoleh atau diberikan) sepanjang lintasan (dari A ke B) yang ditempuh
dapat dinyatakan sebagai :

11
Ternyata menyatakan jarak dari A ke B, dan untuk medan
listrik E yang homogen berlaku bahwa :

Berdasarkan hukum kesetaraan usaha dan energi, dapat pula dinyatakan


bahwa besar usaha W setara dengan beda energi potensial q’ di titik A dan
energi potensial q’ di titik B, maka dapat dinyatakan bahwa :

Berdasarkan persamaan (4) dan (6), agar berlaku secara umum (lintasan tidak
lurus, medan listrik E tidak homogen), maka dapat dituliskan bahwa :

Dengan mengingat bahwa potensial pada suatu titik VP = EP/ q’ , maka


dapat diperoleh beda potensial antara titik A dan B sebagai :

Untuk medan yang homogen, beda potensial itu dapat dituliskan sebagai :

atau yang sering dijumpai

Beda potensial (tegangan) dikaitkan dengan usaha (W) dapat dinyatakan


sebagai :

12
Selanjutnya ditinjau sebuah konduktor sepanjang L yang pada ujung-ujungnya
dikenai beda potensial V. Misalkan konsentrasi elektron bebas dalam
konduktor tersebut adalah n, besar muatan elektron e, dan elektron-elektron
tersebut bergerak dengan kecepatan rerata v. Jika I menyatakan jumlah muatan
yang setiap detik melewati suatu penampang konduktor seluas A, maka
selama selang waktu yang singkat dt detik, muatan total dq yang melewati
penampang tersebut adalah :

Berdasarkan definisi bahwa kuat arus merupakan jumlah muatan yang


melewati suatu penampang penghantar setiap satu satuan waktu, maka dapat
dituliskan :

Jika J menyatakan nilai rapat arus tiap satuan luas, maka

Mudah dimengerti bahwa semakin besar medan listrik E semakin besar pula
kecepatan elektron (v) yang mengalir di dalam konduktor, sehingga secara
rasional dapat dikatakan bahwa v sebanding dengan E atau dapat dituliskan
bahwa :

Dengan memberikan konstanta μ pada persamaan (14) akan diperoleh :

selanjutnya konstanta pembanding μ dikenal sebagai koefisien mobilitas.


Dari persamaan (13) dan (15) akhirnya diperoleh bahwa :

13
Arus Searah (DC)
Pada rangkaian DC hanya melibatkan arus dan tegangan searah, yaitu
arus dan tegangan yang tidak berubah terhadap waktu. Elemen pada
rangkaian DC meliputi:
i) baterai
ii) hambatan dan
iii) kawat penghantar
Baterai menghasilkan e.m.f untuk menggerakkan elektron yang
akhirnya menghasilkan aliran listrik. Sebutan “rangkaian” sangat cocok
digunakan karena dalam hal ini harus terjadi suatu lintasan elektron secara
lengkap – meninggalkan kutub negatif dan kembali ke kutub positif.
Hambatan kawat penghantar sedemikian kecilnya sehingga dalam prakteknya
harganya dapat diabaikan. Bentuk hambatan (resistor) di pasaran sangat
bervariasi, berharga mulai 0,1 Ω sampai 10 MΩ atau lebih besar lagi. Resistor
standar untuk toleransi ± 10 % biasanya bernilai resistansi kelipatan 10 atau
0,1 dari:

Sebuah rangkaian yang sangat sederhana terdiri atas sebuah baterai


dengan sebuah resistor ditunjukkan pada gambar 2.1-a. Perhatikan bagaimana
kedua elemen tersebut digambarkan dan bagaimana menunjukkan arah arus
(dari kutub positif melewati resistor menuju kutub negatif).

Gambar 2.1 Rangkaian arus searah : a) Pemasangan komponen dan arah arus
dan b) Penambahan komponen saklar dan hambatan dalam.

14
Pada gambar 2.1-b, telah ditambahkan dua komponen lain pada rangkaian,
yaitu:
i) Sebuah saklar untuk memutus rangkaian.
ii) Sebuah resistor dengan simbol r (huruf kecil) untuk menunjukkan fakta
bahwa tegangan baterai cenderung untuk menurun saat arus yang ditarik dari
baterai tersebut dinaikkan
Saklar mempunyai dua kondisi:
ON : Kondisi ini biasa disebut sebagai “hubung singkat” (shot circuit), dimana
secara ideal mempunyai karakteristik: V = 0 untuk semua harga I (yaitu R = 0)
OFF : Kondisi dimana arus tidak mengalir atau biasa disebut sebaga
“rangkaian terbuka” (open circuit), secara ideal mempunyai karakteristik: I =
0 untuk semua harga V (yaitu R = ∞ ∞). Untuk menganalisis lebih lanjut
rangkaian di atas perlu dipahami hukum dasar rangkaian yang disebut hukum
Kirchhoff. Terdapat beberapa cara untuk menyatakan hukum Kirchhoff, kita
coba untuk menyatakan supaya mudah diingat:

i) Arus total yang masuk pada suatu titik sambungan/cabang adalah nol
(Hukum I, disebut KCL – Kirchhoff curent law ).

Arah setiap arus ditunjukkan dengan anak panah, jika arus berharga positif
maka arus mengalir searah dengan anak panah, demikian sebaliknya. Dengan
demikian untuk rangkaian seperti pada gambar 2.2 kita dapat menuliskan:

15
Tanda negatif pada 1 I menunjukkan bahwa arus keluar dari titik cabang dan
jika arus masuk titik cabang diberi tanda positif.

ii) Pada setiap rangkaian tertutup (loop), jumlah penurunan tegangan adalah
nol (Hukum II, sering disebut sebagai KVL – Kirchhoff voltage law)

Pada gambar 2.2 dengan menggunakan KVL kita dapat menuliskan tiga
persamaan , yaitu:

Kembali ke rangkaian pada gambar 2.1, bahwa semua komponen dilewati arus
I. Menurut hukum II berlaku:

jadi besarnya arus yang mengalir tersebut adalah

Kita tertarik pada

atau dari persamaan 2.3 diperoleh

Persamaan 2.5 memperlihatkan bahwa tegangan V merupakan hasil penurunan


tegangan akibat adanya beban yang dialiri arus. Simbul r disebut hambatan
dalam baterai. Nampak bahwa V merupakan bagian (fraksi) dari E.
Rangkaian semacam ini biasa disebut sebagai “pembagi tegangan” (akan
dibicarakan lebih lanjut).

16
2.3 Penyearah Gelombang Penuh
2.4 Penyearah Gelombang Penuh Tetap Tengah
2.5 Pengaruh Rasio Belitan Pada Tegangan Luaran Gelombang Penuh
Transformator (Trafo) adalah sebuah komponen atau alat listrik yang
berfungsi untuk mengubah (menaikkan atau menurunkan) tegangan arus
bolak-balik. Terdapat 3 komponen penting pada transformator, yaitu Lilitan
atau Kumparan Primer (Np), Inti Besi (core) dan Lilitan Sekunder (Ns).
Lilitan primer berfungsi sebagai penerima tegangan (Pp) dan lilitan sekunder
yang nantinya akan mengeluarkan (Ps) sedangkan inti besi berfungsi untuk
mengalirkan medan magnet pada trafo.
Kumparan transformator adalah beberapa lilitan kawat berisolasi yang
membentuk suatu kumparan atau gulungan. Kumparan tersebut terdiri dari
kumparan primer dan kumparan sekunder yang diisolasi baik terhadap inti
besi maupun terhadap antar kumparan dengan isolasi padat seperti karton,
pertinak dan lain-lain. Kumparan tersebut sebagai alat transformasi tegangan
dan arus.
Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah
lilitan skunder transformator tegangan ada dua jenis yaitu: Transformator step
up yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik rendah menjadi
tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan sekunder lebih
banyak daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np). Transformator step down
yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik tinggi menjadi
rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan primer lebih
banyak daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns). Dengan memilih jumlah
lilitan yang sesuai untuk tiap kumparan dapat dihasilkan GGL kumparan
sekunder yang berbeda dengan GGL kumparan primer. Hubungan GGL atau
tegangan primer (Vp) tegangan sekunder (Vs), jumlah lilitan kumparan primer
(np) dan jumlah lilitan kumparan sekunder (ns).
Menggulung kawat pada kumparan trafo tidak dilakukan dengan
sembarangan, tetapi mengikuti aturan tertentu. Pada trafo fase tunggal,
terdapat 2 gulungan kumparan, yaitu gulungan pada kumparan primer yang

17
terhubung langsung ke sumber arus listrik dan gulungan kumparan sekunder
yang terhubung langsung ke beban. Perbandingan jumlah gulungan antara
kumparan primer dan kumparan sekunder akan menentukan jenis trafo,
apakah jenis step-up atau step-down. Bila gulungan kawat pada kumparan
primer lebih banyak dibandingkan dengan gulungan kawat pada kumparan
sekunder maka trafo akan berfungsi sebagai penurun tegangan atau step-down
trafo. Sebaliknya jika gulungan kawat pada kumparan sekunder lebih banyak
dari pada gulungan kawat pada kumparan primer, maka trafo akan berfungsi
untuk menaikan tegangan atau step-up trafo.
Jenis material kawat yang banyak digunakan untuk membuat
kumparan adalah kawat tembaga. Kawat tembaga memiliki konduktivitas
listrik yang bagus, tetapi memiliki berat yang besar. Untuk mengurangi berat
transformator, sering juga digunakan jenis kawat aluminium. Kawat dengan
bahan dasar aluminium memiliki berat jenis yang kecil, tetapi kawat ini tidak
tahan terhadap panas dan konduktivitasnya masih lebih kecil dibandingkan
dengan tembaga.
Satu hal yang penting dalam menggulung kumparan trafo adalah arah
gulungan (orientasi titik). Kumparan primer dan kumparan sekunder dapat
digulung searah, tetapi dapat juga digulung berlawanan arah. Hal ini akan
berpengaruh ke fasa arus listrik. Apabila kumparan primer dan kumparan
sekunder digulung searah, maka fasa arus listrik pada kumparan primer akan
sama dengan fasa arus listrik pada kumparan sekunder. Sebaliknya apabila
arah gulungan kumparan primer dan sekunder berlawanan arah, maka fasa
arus listrik pada kumparan primer akan berlawanan dengan fasa arus listrik
pada kumparan sekunder. Untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar 6 berikut
ini.

18
Gambar 2.5 gulungan searah dan gulungan berlawanan

Tegangan pada sisi primer (Vp) dan tegangan sekunder (Vs) ditentukan
oleh jumlah lilitan kawat pada kumparan primer dan sekunder. Perbandingan
antara lilitan kawat pada kumparan primer (Np) dan lilitan kawat pada
kumparan sekunder (Ns) disebut rasio lilitan (n). Sedangkan perbandingan
antara tegangan primer (Vp) dengan tegangan sekunder (Vs) disebut rasio
tegangan. Besar rasio tegangan dengan rasio lilitan harus sama. Sehingga
secara matematis dapat ditulis :

Persamaan 1 berlaku bila fluks medan magnet primerdan fluks medan


magnet sekunder sama. Rasio lilitan merupakan salah satu faktor penting
dalam mendesain dan membuat trafo.

19
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat ditarik simpulan sebagai
berikut:
1. Penyearah (rectifier) merupakan sebuah perangkat elektronika daya yang
digunakan untuk mengkonversi energy listrik alternating current (AC) ke
direct current (DC) dengan menggunakan komponen utama dioda.
2. Penyearah setengah gelombang, yaitu yang terdiri dari sebuah dioda.
Melihat dari namanya, maka hanya setengah gelombang saja yang akan di
searahkan.
3. Penyupalai daya DC Dasar yaitu alat yang mengonversi tegangan distribusi
standar AC ke tegangan DC konstan yang diperlukan. Ia merupakan
rangkaian elektronika yang paling banyak ditemui dalam keseharian kita.
4. Xxx
5. Kumparan transformator adalah beberapa lilitan kawat berisolasi yang
membentuk suatu kumparan atau gulungan. Kumparan tersebut terdiri dari
kumparan primer dan kumparan sekunder yang diisolasi baik terhadap inti
besi maupun terhadap antar kumparan dengan isolasi padat seperti karton,
pertinak dan lain-lain. Kumparan tersebut sebagai alat transformasi
tegangan dan arus.

3.2 Saran
Sebaiknya untuk pembuatan makalah selanjutnya diharakan dapat
menambah lebih banyak lagi reverensi dari buku serta jurnal-jurnal yang
dipercaya untuk kelengkapan dari materi yang ada dimakalah, agar dapat
menambah lebih banyak lagi wawasan dan informasi mengenai materi
penyearah gelombang paruh dan gelombang penuh.

20

Anda mungkin juga menyukai