Anda di halaman 1dari 56

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biolistrik merupakan ilmu yang mempelajari tentang penerapan konsep fisika
khussunya listrik pada bidang biologi atau kehidupan sehari-hari. Biolistrik dapat
diartikan sebagai listrik yang terdapat pada makhluk hidup. Kelistrikan
merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Pengamatan terhadap gaya Tarik listrik dapat ditelusuri sampai pada zaman
Yunani kuno. pada zaman ini telah mengamati bahwa setelah batu amber digosok,
batu tersebut akan menarik benda kecil seperti jerami atau bulu. Sedangkan kata
listrik itu sendiri berasal dari Bahasa Yunani yaitu electron. Beberapa
penyelidikan yang telah dilakukan berhubungan dengan biolistrik seperti tahun
1856 Caldani meneliti kelistrikan pada otot katak mati, kemudian berkembang
hingga pada tahun 1928 Schliephake meneliti tentang pengobatan dengan
gelombang pendek.
Pada dasarnya semua funsi dan aktivitas tubuh sedikit banyak melibatkan
listrik. Gaya-gaya yang ditimbulkan oleh otot disebabkan Tarik-menarik antara
muatan listrik yang berbeda. Sistem saraf sangat berperan penting pada hamper
semua fungsi tubuh. Otak, yang pada dasarnya adalah suatu computer sentral,
menerima sinyal eksternal dan internaldan biasanya menhasilkan rspon yang
sesuai. Informasi yang disalurkan sebagai sinyal listrik di sepanjang saraf-saraf.
Saat menjalankan fungsi-fungsi khusus tubuh, banyak sinyal listrik di sepanjang
yang dihasilkan. Sinyal-sinyal ini dihasilkan dari proses elektrokimiawi tertentu.
Pada makalah ini akan dibahas mengenai materi biolistrik dua yaitu : konsep
arus listrik, penerapan konsep arus listrik pada sistem saraf dan konduksi saraf,
konsep rangkaian DC, serta penerapan rangkaian DC pada Alat Pacu Jantung.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas adapun rumusan
masalah yang penulis dapatkan yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimanakah konsep dari arus listrik?

1
2. Bagaimanakah penerapan konsep arus listrik pada sistem saraf dan
konduksi saraf?
3. Bagaimanakah konsep dari rangkaian DC?
4. Bagaimanakah penerapan konsep rangkaian DC pada alat pacu jantung?

1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas dan rumusan
masalah, adapun tujuannya yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui konsep dari arus listrik?
2. Untuk mengetahui penerapan konsep arus listrik pada sistem saraf dan
konduksi saraf
3. Untuk mengetahui konsep dari rangkaian DC
4. Untuk mengetahui penerapan konsep rangkaian DC pada alat pacu jantung

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat dipelajari dari penyusunan makalah ini, yaitu:
a. Bagi Penulis
Penulis memperoleh pengetahuan mengenai materi Biolistrik yaitu :
Konsep arus listrik dan penerapannya pada sistem saraf dan konduksi saraf
serta konsep rangkaian DC dan penerapannya pada alat pacu jantung.
b. Bagi Pembaca
Pembaca mengetahui lebih banyak informasi, materi, ilmu pengetahuan
dan dapat menambah wawasan yang baru tentang Biolistrik yaitu
penerapan konsep listrik terhadap sistem saraf dan konduksi saraf serta
alat pacu jantung.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Arus Listrik
1. Baterai Listrik
Peristiwa-peristiwa yang mengawali penemuan baterai sangat menarik.
Karena bukan saja penemuan ini penting, tetapi juga menimbulkan debat antara
volta dan galvani (1737-1798) yang pada akhirnya melibatkan banyak ilmuan
dunia lainnya. Pada tahun 1780-an, Galvani seorang professor pada universitas
Bologna (dianggap merupakan universitas tertua di dunia yang masih ada),
melakukan serangkaian eksperimen yang panjang mengenai penegangan otot kaki
katak melalui listrik yang dihasilkan oleh mesin listrik-statis. Galvana
menemukan bahwa penegangan otot dapat ditimbulkan dengan cara-cara yang
lain: ketika sebuah kait kuningan ditekankan ke urat saraf tulang belakang katak
tersebut dan kemudian digantungkan ke rel besi yang juga menyetuh katak, otot
kaki kembali akan menegang. Ia menemukan bahwa fenomena ini terjadi pula
untuk pasangan logam lainnya. Apa yang merupakan sumber dari fenomena ganjil
ini? Galvani percaya bahwa sumber muatan listrik ada pada otot katak atau saraf
itu sendiri, dan kabel hanya menstransmisikan muatan ke titik-titik yang sesuai
dan saat ia menerbitkan hasil pekerjaannya ini tahun 1791, ia menamakannya
“listrik hewan”. Banyak yang mempertanyakan termasuk Galvani sendiri, apakah
ia telah menemukan “gaya hidup” yang telah lama dicari. Volta, di universitas
Pavia yang berjarak 200 km dari Universitas Bologna, merasa skeptis akan hasil
pekerjaan Galvani. Walaupun ia segera melanjutkan dan memperluas eksperimen
tersebut, Volta masih meragukan gagasan Galvani mengenai listrik hewan.
Bahkan ia mulai percaya bahwa sumber listrik bukan pada hewan itu sendiri,
tetapi pada kontak antara kedua logam. Volta banyak pengikut, walaupun yang
lainnya masih berpihak pada Galvani. Volta segera menyadari bahwa konduktor
yang lembab, seperti otot katak atau embun pada titik temu dua logam yang
berbeda, penting agar rangkaian efektif. Ia juga melihat bahwa otot katak yang
tegang tersebut merupakan instrumen yang sensitif untuk mendekteksi “tegangan”
listrik atau “gaya gerak listrik” (sebutan-sebutannya sekarang disebut sebagai
potensial), bahkan lebih sensitif dari teleskop yang terbaik yang ada yang telah

3
dikembangkannya sendiri bersama yang lain. Yang paling penting, ia mengenali
bahwa jawaban tegas untuk Galvani hanya bisa diberikan jika kaki katak yang
sensitif diganti dengan detector anorganik. Sehingga, untuk menguatkan pngannya
bahwa kontak antara dua logam yang tidak samalah yang menyebabkan otot katak
menengang, volta harus menghubungkan kedua logam yang tidak sama tersebut
secara langsung ke elektroskop dan magamati pemisahan keeping-keping yang
menunjukkan beda potensial. Hal ini ternyata sulit karena sebagian besar
elektroskop sensitifnya+ jauh kurang peka disbanding otot katak. Tetapi sukses
yang akhirnya didapat dari eksperimen ini mempertahankan teori volta. Penelitian
volta menemukan bahwa kombinasi-kombinasi logam tertentu menghasilkan efek
yang lebih besar dari yang lain, dan dengan menggunakan pengukurannya, ia
membuat daftar dengan urutan keefektifan. (rangkaian elektrokimia ini masih
digunakan oleh ahli-ahli kimia saat ini). Dan ia menemukan bahwa karbon dapat
digunakan untuk menggantikan salah satu logam tersebut. Volta kemudian
menyusun apa yang kemudian menjadi sumbangan terbesarnya terhadap sains. Di
antara piringan seng dan piringan perak, ia melektakkan selembar kain atau kertas
yang sudah direndam dalam larutan garam atau asam cair dan menumpukkan
sebuah “baterai” dengan pemasangan yang sedemikian rupa, satu di atas yang
lain, seperti pada gambar a. “Tumpukan” atau “baterai” ini menghasilkan beda
potensial yang jauh lebih tinggi. Dan memang, ketika lembaran logam yang
dihubungkan ke dua ujung tumpukan tersebut didekatkan, dihasilkan sebuah
percikan. Volta telah merancang dan membuat baterai listrik yang pertama.
Rancangan kedua, dikenal sebagai “mahkota mangkuk-mangkuk”, ditunjukkan
pada gambar b. Volta mengumumkan penemuan besar ini pada tahun 1800.
Walaupun bisa menghasilkan muatan yang cukup besar potensial yang dihasilkan
oleh baterai Volta masih lemah dibandingkan dengan yang dihasilkan oleh mesin
friksi terbaik pada saat itu. (mesin eketrostatik merupakan alat yang memiliki
potensial tinggi dan muatan rendah). Tetapi baterai mempunyai kelebihan besar :
bisa “memperbaharui sendiri” ia dapat menghasilkan aliran muatan listrik terus-
menerus untuk periode waktu yang relative lama. Tidak lama kemudian dibuat
baterai yang lebih kuat. Setelah penemuan baterai listrik Volta, para ilmuwan
akhirnya melihat bahwa baterai menghasilkan listrik dengan merubah energi

4
kimia menjadi energi listrik. Saat ini tersedia berbagai macam sel listrik dan
baterai, dari baterai senter (kadangkala disebut “sel kering”) sampai baterai
penyimpan pada mobil. Baterai yang paling sederhana terdiri dari dua keping atau
batang yang dibuat dari logam yang berbeda (salah satunya bisa berupa karbon)
yang disebut elektroda. Elektroda-elektroda dimasukkan pada larutan, seperti
asam cair, yang disebut elektrolit. (pada sel kering, elektrolit terserap pada pasta
bubuk). Alat seperti ini umumnya disebut sel listrik, dan beberapa sel
digabungkan untuk membentuk baterai (walaupun saat ini bahkan satu sel pun
disebut baterai). Sel sederhana yang ditunjukkan pada gambar 18-4 menggunakan
asam belerang cair sebagai elektrolit. Salah satu elektroda dibuat dari karbon,
yang lainnya dari seng. Bagian setiap elektroda yang tetap berada di luar larutan
disebut terminal, dan hubugan kawat dengan rangkaian berasal darinya. Asam
mendorong elektroda seng dan cenderung melarutkannya. Tetapi setiap atom seng
meninggalkan dua elektron, sehingga ia memasuki larutan sebagai ion positif.
Elektroda seng dengan demikian mendapatkan muatan negatif. Sementara makin
banyak ion seng yang memasuki larutan, elektrolit selama sesaat dapat bermuatan
positif. Karena hal ini, dan melalui reaksi kimia lainnya, elektron-elektron tertarik
lepas dari elektroda karbon. Berarti elektroda karbon menjadi bermuatan positif.
Karena ada muatan yang berlawanan pada kedua elektroda, ada beda potensial
antara kedua terminal. Pada sel yang terminal-terminalnya tidak terhubung, hanya
sedikit seng yang terlarut, karena sementara elektroda seng menjadi bertambah
negatif, ion seng positif baru yang dihasilkan akan tertarik kembali ke elektroda.
Dengan demikian, beda potensial atau tegangan tertentu dipertahankan antara
kedua terminal, katakanlah, melalui kawat (atau bola lampu), maka lebih banyak
seng yang terlarut. Setelah beberapa waktu, satu elektroda atau lainnya terpakai
habis dan sel menjadi “mati”. Tegangan yang ada antara terminal-terminal baterai
bergantung pada bahan elektroda dan kemampuan relatifnya untuk terlarut atau
melepaskan elektron. Ketika dua sel atau lebih dihubungkan sehingga terminal
positif salah satunya terhubung ke terminal negative berikutnya, dikatakn bahwa
sel-sel tersebut terhubung seri dan tegangannya dijumlahkan. Berarti, tegangan
antara ujung-ujung dua baterai senter 1,5 V yang terhubung seri adalah 3,0V,
sementara enam sel 2 V pada baterai penyimpan di mobil menjadi 12V.

5
2. Arus Listrik

Jika terminal-terminal baterai dihubungkan dengan jalur penghantar yang


kontinu, dapatkan rangkaian listrik, Gambar 18-6a. Pada diagram rangkaian,
seperti pada Gambar 18-6b, akan menggambarkan baterai dengan simbol

[simbol baterai]

Garis yang lebih panjang pada simbol ini menyatakan terminal positif; dan
yang lebih pendek, terminal negatif. Alat yang diberi daya oleh baterai bisa berupa
bola lampu (yang hanya merupakan kawat halus di dalam bola kaca hampa udara),
pemanas, radio, atau apa pun. Ketika rangkaian seperti ini terbentuk, muatan dapat
mengalir melalui kawat rangkaian, dari satu terminal baterai ke yang lainnya.
Aliran muatan seperti ini disebut arus listrik.

Arus listrik pada kawat dapat didefinisikan sebagai jumlah total muatan
yang melewatinya per satuan waktu pada suatu titik. Dengan demikian, arus rata-
rata I didefinisikan sebagai

I=

Di mana Q adalah jumlah muatan yang melewati konduktor pada suatu

lokasi selama jangka waktu t. Arus listrik diukur dalam coulomb per detik;

satuan ini diberi nama khusus, ampere (disingkat amp atau A), dari nama
fisikawan Perancis André Ampère (1775-1836). Berarti, 1 A = 1 C / det. Satuan-
satuan terkecil yang sering kali digunakan adalah seperti miliampere (1 mA = 10 -3
A) dan mikroampere (1 yA = 10-6 A). Pada rangkaian tunggal, seperti pada
Gambar 18-6, arus pada setiap saat sama pada satu titik (katakanlah titik A)
seperti pada titik yang lain (misalnya B). Hal ini sesuai dengan kekekalan muatan
listrik (muatan tidak hilang).

6
Gambar 18-6 (a) Rangkaian listrik sederhana
Gambar skematis dari rangkaian yang sama

3. Hukum Ohm : Hambatan dan Resistor

Untuk menghasilkan arus listrik pada rangkaian, dibutuhkan beda


potensial. Satu cara untuk menghasilkan beda potensial ialah dengan baterai.
Georg Simon Ohm (1787-1854) menentukan dengan eksperimen bahwa arus pada
kawat logam sebanding dengan beda potensial V yang diberikan ke ujung-
ujungnya:

I ∞ V.

Contohnya, jika menghubungkan kawat ke baterai 6 V, aliran arus akan


dua kali lipat dibandingkan jika dihubungkan ke baterai 3 V. Akan sangat
membantu jika bandingkan arus listrik dengan aliran air di sungai atau pipa yang
dipengaruhi oleh gravitasi. jika pipa (atau sungai) hampir rata, kecepatan alir akan
kecil. Tetapi jika satu ujung lebih tinggi dari yang lainnya, kecepatan aliran atau
arus akan lebih besar. Makin besar perbedaan ketinggian, makin besar arus.
Potensial listrik analog, pada kasus gravitasi, dengan ketinggian tebing; dan hal
itu berlaku pada kasus ini untuk ketinggian dari mana fluida mengalir. Sama
seperti penambahan ketinggian menyebabkan aliran air yang lebih besar, demikian
pula beda potensial listrik yang lebih besar, atau tegangan, menyebabkan aliran
arus listrik menjadi lebih besar.

Tepatnya berapa besar aliran arus pada kawat tidak hanya bergantung pada
tegangan, tetapi juga pada hambatan yang diberikan kawat terhadap aliran
elektron. Dinding-dinding pipa, atau tepian sungai dan batu-batu di tengahnya,
memberikan hambatan terhadap aliran arus. Dengan cara yang sama, elektron-

7
elektron diperlambat karena adanya interaksi dengan atom-atom kawat. Makin
tinggi hambatan ini, makin kecil arus untuk suatu tegangan V. Kemudian
mendefinisikan hambatan sehingga arus berbanding terbalik dengan hambatan.
Ketika menggabungkan hal ini dan, kesebandingan di atas, didapatkan

I=

di mana R adalah hambatan kawat atau suatu alat lainnya, V adalah beda potensial
yang melintasi alat tersebut, dan I adalah arus yang mengalir padanya. Hubungan
ini sering dituliskan dengan V=IR,

dan dikenal sebagai hukum Ohm. Banyak fisikawan yang


akan mengatakan bahwa ini bukan merupakan hukum, tetapi
lebih berupa definisi hambatan. Jika ingin menyebut sesuatu
sebagai hukum Ohm, hal tersebut akan berupa pernyataan
GAMBAR 18-9 Grafik arus atau tegangan
untuk (a) konduktor logam yang mengikuti
bahwa arus yang melalui konduktor logam
hukum Ohm, dan (b) untuk alat yang
sebanding dengan tegangan yang diberikan, I ∞ V.
nonohmik, dalam hal ini dioda
semikonduktor.
Sehingga, R konstan, tidak bergantung pada V,
untuk konduktor logam. Tetapi hubungan ini tidak berlaku umum untuk bahan dan
alat lain seperti dioda, tabung hampa udara, transistor, clan sebagainya. Dengan
demikian “hukum Ohm” bukan merupakan hukum dasar, tetapi lebih berupa
deskripsi mengenai kelas bahan (konduktor logam) tertentu. Kebiasaan menyebut
hukum Ohm demikian melekat sehingga tidak akan mempermasalahkan
penggunaannya, selama tetap ingat batasannya. Bahan atau alat yang tidak
mengikuti hukum Ohm dikatakan nonohmik. Definisi hambatan R = V/I, juga
dapat diterapkan pada kasus nonohmik, tetapi dalam hal ini, R tidak akan konstan
dan bergantung pada tegangan yang diberikan. Satuan untuk hambatan disebut
ohm dan disingkat Ω (huruf besar Yunani untuk omega). Karena R = V/I, lihat
bahwa 1,0 Ω ekivalen dengan 1,0 V / A.

8
4. Hambatan Jenis
Ditemukan pada eksperimen bahwa hambatan R kawat logam berbanding
lurus dengan panjang L dan berbanding terbalik dengan luas penampang lintang
A. yaitu :

dimana �, konstanta pembanding, disebut hambat jenis (resistivitas) dan


bergantung pada bahan yang digunakan. Nilai tipikal �, yang satuannya adalah
Ω.m, diberikan untuk berbagai bahan di kolom tengah Tabel 18-1. Nilai-nilai
tersebut sebagian bergantung pada kemurnian, perlakuan kalor, ternperatur, dan
faktor-faktor lainnya. Perhatikan bahwa perak memiliki hambat jenis paling
rendah dan dengan demikian merupakan konduktor paling baik (walaupun mahal).
Tembaga tidak jauh di bawahnya, sehingga jelas mengapa sebagian besar kawat

terbuat dari tembaga. Aluminium, walaupun mempunyai hambat jenis yang lebih
tinggi, kurang rapat dibanding tembaga; sehingga pemakaian tembaga lebih
disukai dalam berbagai situasi, seperti jalur transmisi, karena hambatannya untuk
berat yang sama lebih kecil daripada tembaga.

9
5. Superkonduktivitas
Pada temperatur yang sangat rendah, hampir nol mutlak, hambat jenis
logam-logam tertentu dan senyawa atau campurannya menjadi nol sebagaimana
terukur oleh teknik presisi paling tinggi. Bahan-bahan pada keadaan demikian
dikatakan sedang ber-superkonduksi. Fenomena ini pertama kali diteliti oleh H.
K. Onnes (1853-1926) pada tahun 1911 ketika ia mendinginkan air raksa di bawah
4,2 K (-269°C). la menemukan bahwa pada temperatur ini, hambatan air raksa
tiba-tiba turun menjadi nol. Pada umumnya, superkonduktor menjadi
superkonduksi hanya di bawah temperatur transisi TC tertentu, yang biasanya
beberapa derajat dari nol mutlak. Arus pada bahan superkonduksi yang berbentuk
cincin terlihat mengalir bertahun-tahun dengan tidak adanya beda potensial, tanpa
penurunan yang terukur. Pengukuran menunjukkan bahwa hambat jenis � dari
superkonduktor lebih kecil dari 4 x 10 -25 Ω.m, yang lebih dari 1016 kali lebih kecil
dari nilai untuk tembaga, dan dianggap nol pada prakteknya.
Banyak penelitian yang telah dilakukan mengenai superkonduktivitas
beberapa tahun belakangan ini untuk memahami mengapa hal itu terjadi dan untuk
menemukan bahan-bahan yang melakukan superkonduksi pada temperatur yang
lebih masuk akal untuk memperkecil biaya dan kesulitan pendinginan pada
temperatur sangat rendah yang dibutuhkan. Sebelum tahun 1986 temperatur
tertinggi di mana suatu bahan ditemui menjadi superkonduksi adalah 23 K, dan
dibutuhkan helium cair untuk menjaga agar bahan tersebut tetap dingin. Pada
tahun 1987, dikembangkan senyawa yttrium, barium, tembaga, dan oksigen yang
dapat menjadi superkonduksi pada 90 K. Karena ini di atas temperatur nitrogen
cair, 77 K, nitrogen cair mendidih cukup dingin untuk menjaga agar bahan ini
tetap superkonduksi. Hal ini merupakan terobosan penting karena nitrogen cair
bisa didapat dengan jauh lebih mudah dan lebih murah daripada helium cair yang
dibutuhkan untuk superkonduktor sebelumnya. Sejak itu, superkonduktivitas pada
temperatur ser 160 K telah dilaporkan, walaupun pada senyawa yang mudah
rusak.
Banyak riset sedang dilakukan untuk mengembangkan superkonduktor TC-
tinggi sebagai kawat yang dapat membawa arus yang cukup kuat untuk keperluan
praktis. Sebagian besar aplikasi saat ini menggunakan bismuth stronsium-

10
kalsium-tembaga oksida, dikenal (untuk singkatnya) sebagai BSCCO. Aplikasi
superkonduktivitas yang tadinya tampak seperti fiksi sains menjadi kenyataan.
Penggunaan superkonduktor yang besar saat ini ialah untuk membawa arus pada
elektromagnet. Pada magnet-magnet besar, sejumlah besar energi diperlukan
hanya untuk mempertahankan arus, dan energi ini terbuang sebagai kalor.
Penggunaan superkonduktor temperatur-lebih tinggi akan memungkinkan motor

dan generator menjadi jauh lebih kecil (mungkin dari ukuran sekarang) jika
superkonduktor dikembangkan sehingga bisa menahan
arus besar. Transmisi daya melalui jarak jauh dengan
menggunakan superkonduktor juga akan membutuhkan
jalur transmisi yang jauh lebih kecil dan murah.
Superkonduktor bisa membuat mobil listrik lebih
praktis, membuat komputer jauh lebih cepat dari saat
ini, dan sangat berpotensi untuk alat-alat yang
menyimpan energi untuk digunakan pada saat
permintaan memuncak. Superkonduktor dipelajari
untuk digunakan pada transportasi darat kecepatan-tinggi: medan magnet yang
dihasilkan oleh magnet superkonduksi akan digunakan GAMBAR 18-14 Kereta percobaan
di Jepang, ditunjang oleh medan
untuk “mengambangkan” kendaraan di atas rel sehingga magnet yang dihasilkan oleh arus
pada kumparan di bawah rel (pada
tidak ada gesekan (Gambar 18-14). Pengambangan kontainer samping).

muncul dari gaya tolak antara magnet (pada kereta) dan


arus eddy yang dihasilkan oleh rel di bawahnya.

6. Daya Listrik

Energi listrik berguna karena dapat dengan


mudah diubah menjadi energi bentuk lain. Motor yang
cara kerjanya mengubah energi listrik menjadi kerja
mekanik.

Pada alat-alat lain seperti pemanas listrik,


kompor, pemanggang, dan pengering rambut, energi listrik diubah menjadi energi
GAMBAR 18-15 Bola lampu Pijar

11
panas pada hambatan kawat yang dikenal dengan nama “elemen pemanas”. dan
pada banyak bola lampu biasa, filamen kawat yang kecil (Gambar 18-15) menjadi
sedemikian panas sehingga bersinar; hanya beberapa persen energi yang diubah
menjadi cahaya tampak, dan sisanya, lebih dari 90 persen, menjadi energi panas.
Filamen bola lampu dan elemen pemanas pada alat-alat rumah tangga memiliki
hambatan yang biasanya berkisar antara beberapa ohm sampai beberapa ratus
ohm.

Energi listrik diubah menjadi energi panas atau cahaya pada alat-alat
seperti itu karena arus biasanya agak besar, dan ada banyak tumbukan antara
elektron yang bergerak dan atom pada kawat. Pada setiap tumbukan, sebagian
energi elektron ditransfer ke atom yang ditumbuknya. Sebagai akibatnya, energi
kinetik atom bertambah dan dengan demikian temperatur elemen kawat
bertambah. Energi panas yang bertambah ini (energi dalam) dapat ditransfer
sebagai kalor dengan konduksi dan konveksi ke udara pada pemanas atau ke
makanan pada wajan, dengan radiasi ke roti pada pemanggang, atau diradiasikan
sebagai cahaya. Untuk mencari daya yang diubah oleh peralatan listrik
mengingatkan bahwa energi yang diubah bila muatan Q bergerak melintasi beda
potensial sebesar V adalah QV. Maka daya P, yang merupakan kecepatan
perubahan energi, adalah

Muatan yang mengalir per detik, Q/t, merupakan arus listrik, I. Dengan demikian
dapatkan

P = IV

Hubungan umum ini menghasilkan daya yang diubah oleh suatu


perangkat, di mana I adalah arus yang melewatinya dan V adalah beda potensial
yang melintasinya. Rumus ini juga menyatakan daya yang diberikan oleh sebuah
sumber seperti baterai. Satuan SI daya listrik untuk semua jenis daya lainnya,
yaitu watt (1 W = 1 J/det).

12
Kecepatan perubahan energi pada hambatan R dapat dituliskan, dengan
menggunakan hukum Ohm (V = IR), dalam dua cara:

P = IV

= I(IR)= I2R

Rumus P = IV, berlaku untuk alat apa saja.

7. Arus Bolak-Balik
Bila sebuah baterai dihubungkan ke rangkaian, arus mengalir dengan tetap
pada suatu arah. Arus ini disebut arus searah, atau DC (direct current). Bagaimana
pun, generator listrik pada pusat pembangkit tenaga listrik menghasilkan arus
bolak-balik, atau AC (alternating current). Arus bolak-balik berubah arah terus
beberapa kali setiap detiknya dan biasanya sinusoidal, sebagaimana ditunjukkan
pada Gambar 18-19. Elektron-elektron pada kawat pertama bergerak ke satu arah
kemudian ke arah sebaliknya. Arus yang dipasok ke rumah-rumah dan kantor-
kantor oleh perusahaan listrik sebenarnya adalah ac untuk seluruh dunia.
Tegangan yang dihasilkan oleh suatu generator listrik berbentuk sinusoidal.
Dengan demikian arus yang dihasilkannya juga sinusoidal (Gambar 18-19b).
dapat menuliskan tegangan sebagai fungsi waktu sebagai:

V = V0
Potensial V berosilasi antara +V0 dan –V0. V0 disebut sebagai tegangan puncak,
Frekuensi f adalah jumlah osilasi lengkap yang terjadi per detik. Pada sebagian
besar daerah Amerika Serikat dan Kanada, f sebesar 60 Hz (satuan “hertz”,
sebagaimana lihat pada Bab 11, berarti siklus per detik). Di beberapa negara,
digunakan 50 Hz.
Dari hukum Ohm, jika sepanjang tegangan V ada resistor R, maka arus I adalah

13
Nilai I0 = V0/R
adalah arus
puncak. Arus
dianggap positif
ketika elektron-
GAMBAR 18-19 (a) Arus searah. elektron mengalir
(b) Arus bolak-balik.
ke satu arah dan negatif jika mengalir ke arah yang
berlawanan. Jelas dari Gambar 18-19b bahwa arus bolak balik berada dalam
keadaan positif sesering is berada dalam keadaan negatif. Berarti, arus rata-
ratanya adalah nol. Bagaimanapun ini tidak berarti bahwa tidak diperlukan daya
atau tidak ada kalor yang dihasilkan pada resistor. Dan memang, daya yang
berikan pada hambatan R pada setiap saat adalah

Karena arus dikuadratkan, lihat bahwa daya selalu

positif, Gambar 18-20. Nilai bervariasi


antara 0 dan 1; dan tidak terlalu sulit untuk
GAMBAR 18-20 Daya yang
diberikan kepada sebuah resistor
menunjukkan bahwa nilai rata-ratanya adalah pada rangkaian ac.

sebagaimana bisa dilihat secara grafis pada gambar. Dengan demikian, daya rata-

rata yang dihasilkan, , adalah

Karena daya juga dapat dituliskan P = V2 / R = dapatkan juga


daya rata-ratanya

Nilai rata-rata atau mean dari kuadrat arus atau tegangan merupakan hal yang

penting untuk menghitung daya rata-rata: Akar kuadrat


dari masing-masingnya merupakan nilai rms (root-mean-square / akar-kuadrat-
rata-rata) dari arus atau tegangan:

14
,

.
Nai rms V dan I kadang-kadang disebut “nilai efektif”. Keduanya berguna karena
dapat disubstitusikan langsung ke dalam rumus daya, Persamaan 18-6, untuk
mendapatkan daya rata-rata:

.
Berarti, arus searah yang nilai-nilai I dan V-nya sama dengan nilai rms I dan V
untuk arus bolak-balik akan menghasilkan daya .yang sama. Dengan demikian
biasanya nilai rms aruslah yang ditentukan atau diukur. Sebagai contoh, di
Amerika Serikat dan Kanada, sumber tegangan str adalah 120 V ac. 120 V adalah
Vrms; tegangan puncak V0 adalah

Sebagian besar Eropa tegangan rms sebesar 240 V, sehingga tegangan puncak
adalah 340 V.

8. Pandangan Mikroskopik terhadap Arus Listrik

Pada kawat penghantar, misalnya, bisa


membayangkan elektron-elektron bebas bergerak
GAMBAR 18-22 Medan listrik E pada
kesana kemari dengan acak dengan laju tinggi, kawat memberikan kecepatan alir vd
kepada electron-elektron yang bergerak
terpantul dari atom-atom kawat. Ketika medan listrik acak.

ada pada kawat, Gambar 18-22, elektron-elektron


menerima gaya dan mulai dipercepat. Tetapi mereka
akan segera mencapai laju yang kurang lebih
GAMBAR 18-23 Elektron-elektron
merupakan laju rata-rata (disebabkan oleh tumbukan pada volume Al seluruhnya akan
melewati penampang lintang dalam
dengan atom-atom kawat), yang disebut sebagai laju waktu t di mana l= vd t.

15
alir, vd. Laju alir pada normalnya jauh lebih kecil dari laju acak rata-rata elektron.
dapat menghubungkan vd dengan arus makroskopik I pada kawat. Dalam waktu
∆t, elektron-elektron akan menempuh jarak l= vd∆t pada rata-ratanya. Misalkan
kawat mempunyai luas penampang lintang A. Maka dalam waktu ∆t, elektron-
elektron dengan volume V=Al=Avd∆t akan melalui penampang lintang A dari
kawat tersebut, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 18-23. Jika ada n elektron
bebas (masing-masing dengan muatan e) per satuan volume, (n = N/V) maka
muatan total ∆Q yang melalui luas A selama waktu. ∆t adalah

Arus I pada kawat tersebut menjadi:

2.2 Sistem Saraf dan Konduksi Saraf


Sistem saraf memungkinkan tubuh bereaksi terhadap perubahan kontinu
pada lingkungan interna dan eksternalnya. Sistem tersebut juga mengontrol dan
mengintegrasikan berbagai aktivitas tubuh, seperti sirkulasi dan respirasi. Untuk
tujuan deskriptif, sistem saraf dibagi :
 Secara structural menjadi sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf tepi
(SST).
 Secara fungsional menjadi sistem saraf somatic (SSS) dan sistem saraf
otonom (SSO).
Jaringan saraf terdiri dari dua jenis sel utama : neuron (sel saraf) dan neuroglia
(sel glia) yang memanjang neuron.
 Neuron adalah unit struktural dan fungsional sistem saraf yang
dikhususkan untuk komunikasi cepat. Neoron terdiri dari badan sel dengan
prosesus (ekstensi) yang disebut dendrit dan akson, yang masing-masing

16
membawa implus ke dan menjauh dari badan sel. Mielin, lapisan lipid, dan
substansi protein membentuk selubung mielin di ser beberapa akson,
meningkat velositas konduksi implus. Neuron berhubungan satu sama lain
pada sinaps, titik kontak di antara neuron-neuron. Komunikasi terjadi
melalui neurotransmitter, zat kimia yang dilepaskan atau disekresi oleh
satu neuron, yang dapat mencetuskan atau menghambat neuron lain,
melanjutkan atau menghentikan relai implus atau respons terhadapnya.
 Neuroglia (sel glia atau glia) ser lima kali banyaknya neuron, bukan
merupakan selneuromal, tidak dapat dieksitasi yang membentuk
komponen utama (scaffolding) jaringan saraf, pendukung, insulasi, dan
pemberi zat makanan neuron. Dalam SSP, neuroglia meliputi
oligodendroglia, astrosit, sel ependymal, dan mikroglia (sel glia kecil).
Pada SST, neuroglia meliputi sel satelit di ser neuron pada ganglia spinalis
(akar posterior) dan otomik serta sel neurolemma (schwann).

Sistem saraf pusat


Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan medulla spinalis. Peran utama SSP
adalah mengintergrasikan dan mengkoordinasikan sinyal neural yang dating
dan keluar dan menjalankan fungsi mental yang lebih tinggi seperti berpikir
dan belajar. kumpulan sel saraf dalam SSP disebut nukleus. Suatu berkas
serabut (akson) yang menghubungkan nucleus di sebelah atau jauh pada SSP
adalah suatu traktus. Otak dan medulla spinalis terdiri dari substantia grisea
dan substantia alba. Badan sel saraf terletak di dalam dan di sebut substantia
grisea ; sistem saluran serabut antar penghubung membentuk substantia alba.
Pada potongan melintang medulla spinalis, substantia grisea tampak secara
kasar sebagai area berbentuk H yang melekat pada suatu matriks substantia
alba. Penopang H adalah cornu oleh karena itu terdapat cornu grisea posterior
sinistra (dorsalis) dan anterior (vetral). Tiga lapisan membranosa pia mater,
araknoid mater, dan dura mater secara bersama-sama merupakan meninges.
Meninges dan cairan serebrospinalis mengelilingi dan melindungi SSP. Otak
dan medulla spinalis secara rapat ditutupi pada permukaan luarnya oleh

17
lapisan meningeal paling dalam, suatu pelapis transparan, halus, disebut pia
mater.

a). Susunan Saraf Pusat


1. Otak
a. Serebrum (otak besar)
Serebrum terdiri dari dua belahan otak yang dihubungkan dengan bundel serat
saraf, corpus callosum. Otak besar merupakan yang terbesar dan paling terlihat,
muncul sebagai pegunungan dilipat dan alur, disebut convolutions. Istilah-istilah
berikut yang digunakan untuk menggambarkan para convolutions: Sebuah gyrus
(jamak, gyri) adalah bubungan tinggi di antara convolutions. Sebuah sulkus
(jamak, sulci) adalah alur dangkal antara convolutions. Fisura adalah suatu alur
antara convolutions. Celah yang lebih dalam membagi otak menjadi lima lobus
(paling bernama setelah berbatasan tulang tengkorak)-lobus frontal, parietal cinta,
yang sementara lobus, lobus oksipital, dan insula. Semua kecuali insula terlihat
dari permukaan luar dari otak. Sebuah penampang otak menunjukkan tiga lapisan
yang berbeda dari jaringan saraf: Korteks serebral adalah lapisan luar yang tipis
dari materi abu-abu yang mengontrol pikiran sadar, dan otot skeletal. Kegiatan-
kegiatan ini dikelompokkan ke dalam area motorik, daerah sensorik, dan daerah

18
asosiasi. Materi putih otak mendasari korteks serebral dan sebagian besar berisi
myelinated akson yang menghubungkan belahan otak (serat asosiasi), hubungkan
gyri dalam hemisfer (serat commissural), atau menghubungkan otak ke sumsum
tulang belakang (serat proyeksi). Corpus callosum adalah kumpulan utama
asosiasi serat yang membentuk jalur saraf yang menghubungkan dua otak belahan
otak. Ganglia basal (basal inti) merupakan kantong beberapa materi abu-abu yang
terletak jauh di dalam materi putih otak. Daerah utama basal ganglia di inti
caudate, putamen, dan globus pallidus terlibat dalam menyampaikan dan
memodifikasi saraf impuls melewati dari korteks otak ke sumsum tulang
belakang. Misalnya lengan berayun sambil berjalan, dikendalikan di sini.

b. Diensefalon.
Diencephalon menghubungkan otak besar ke batang otak. Terdiri dari wilayah
utama sebagai berikut: Talamus adalah stasiun relay untuk impuls saraf sensorik
bepergian dari sumsum tulang belakang untuk otak besar. Beberapa impuls saraf
diurutkan dan dikelompokkan di sini sebelum dikirim ke otak besar. Beberapa
sensasi, seperti nyeri, tekanan, dan suhu, dievaluasi di sini juga. Epithalamus
mengandung kelenjar pineal. Kelenjar pineal secretes melatonin, hormon yang
membantu mengatur biologi jam (siklus tidur-bangun). Hipotalamus mengatur
berbagai kegiatan tubuh yang penting. Hipotalamus mengontrol sistem saraf
otonom dan mengatur emosi, perilaku, lapar, haus, suhu tubuh, dan jam biologis.
Hal ini juga menghasilkan dua hormon (ADH dan oksitosin) dan melepaskan

19
berbagai hormon yang mengontrol hormon produksi di kelenjar hipofisis anterior.
Struktur berikut ini disertakan dan dihubungkan dengan hipotalamus. Badan
mammillary menyampaikan sensasi penciuman. Infundibulum menghubungkan
kelenjar pituitari ke hipotalamus. Chiasma optik lewat di antara hipotalamus dan
kelenjar hipofisis. Batang otak menghubungkan diencephalon ke sumsum tulang
belakang. Batang otak menyerupai sumsum tulang belakang, terdiri dari materi
berwarna putih yang mengelilingi inti materi abu-abu. Batang otak terdiri dari
empat wilayah berikut, yang semuanya menyediakan koneksi antara berbagai
bagian dari otak dan antara otak dan sumsum tulang belakang.
c. Otak tengah.
Otak tengah adalah bagian paling atas dari batang otak. Pons adalah wilayah
menggembung di tengah batang otak. Medulla oblongata (medulla) adalah bagian
bawah otak batang yang menggabungkan dengan sumsum tulang belakang pada
foramen magnum. Formasi reticular terdiri dari kelompok kecil materi abu-abu
diselingi dalam materi putih dari batang otak dan beberapa daerah dari sumsum
tulang belakang, diencephalon, dan otak kecil. Sistem aktivasi retikuler (RAS),
salah satu komponen dari formasi reticular, bertanggung jawab untuk menjaga
terjaga dan kewaspadaan dan untuk menyaring informasi sensorik penting.
Komponen lain dari formasi reticular bertanggung jawab untuk menjaga otot dan
mengatur motorik viseral otot.
d. Otak Kecil
Otak kecil terdiri dari wilayah tengah, vermis, dan dua lobus, belahan cerebellar.
Permukaan otak kecil yang berbelit-belit tetapi gyri disebut folia, yang paralel dan
memberikan penampilan lipit. Otak kecil mengevaluasi dan koordinat gerakan
motor dengan membandingkan gerakan tulang yang sebenarnya dengan gerakan
yang dimaksudkan.

20
Sistem limbik adalah jaringan neuron yang membentang di atas berbagai
daerah otak. Sistem limbik memaksakan aspek emosional untuk perilaku,
pengalaman, dan kenangan. Emosi seperti kesenangan, ketakutan, kemarahan,
kesedihan, dan kasih sayang yang disampaikan kepada peristiwa dan pengalaman.
Sistem limbik menyelesaikannya dengan sistem saluran serat (materi putih) dan
materi abu-abu yang meliputi diencephalon dan mengelilingi bagian dalam
perbatasan dari otak besar.
Komponen-komponennya sebagai berikut: 1) Hippocampus (terletak di
belahan otak). 2) Gyrus denate (terletak di belahan otak). 3) Amigdala
(amygdaloid tubuh) (badan berbentuk almond terkait dengan nukleus berekor dari
ganglia basal).

1.2 Saraf Kranial


Saraf kranial merupakan saraf PNS yang berasal dari atau berhenti dalam otak.
Ada 12 pasang saraf kranial, yang semuanya melewati foramina tengkorak.
Terdapat 2 jenis saraf kranial, yakni berupa saraf sensorik (hanya didominasi serat
sensorik) dan saraf campuran (mengandung serat sensorik dan serat motorik).

21
1.3 Saraf Otonom
Saraf otonom terdiri neuron motorik yang mengontrol otot polos, otot jantung,
dan kelenjar. Selain itu, ANS memonitor organ visceral dan pembuluh darah
dengan neuron sensorik, yang memberikan informasi masukan untuk sistem saraf
pusat. Saraf otonom dibagi lagi menjadi sistem saraf simpatik dan parasimpatis
sistem saraf. Kedua sistem ini dapat merangsang dan menghambat efektor.
Namun, kedua sistem bekerja antagonis. Masing-masing sistem mempersiapkan
tubuh untuk berbagai jenis situasi, sebagai berikut. Sistem saraf simpatik

22
mempersiapkan tubuh untuk situasi membutuhkan kewaspadaan atau kekuatan
atau situasi yang membangkitkan rasa takut, marah, kegembiraan, atau malu.
Dalam jenis situasi, sistem saraf simpatik merangsang jantung otot untuk
meningkatkan denyut jantung, menyebabkan pelebaran bronchioles, dilatasi
paruparu (asupan oksigen meningkat), dan menyebabkan darah kapal yang
memasok jantung dan otot rangka (pasokan darah meningkat). Medula adrenal
dirangsang untuk melepaskan epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin
(noradrenalin), yang pada gilirannya meningkatkan tingkat metabolisme sel dan
merangsang hati untuk melepaskan glukosa menjadi darah. Kelenjar keringat
dirangsang untuk memproduksi keringat. Selain itu, sistem saraf simpatik
mengurangi aktivitas berbagai "tenang" fungsi tubuh, seperti pencernaan dan
fungsi ginjal. Sistem saraf parasimpatis aktif selama periode pencernaan dan
istirahat. Ini merangsang produksi enzim pencernaan dan merangsang proses
pencernaan, buang air kecil buang air besar, dan itu mengurangi tekanan darah
dan detak jantung dan pernapasan dan melestarikan energi melalui relaksasi dan
istirahat.

23
2). Medulla Spinalis (Sumsum Tulang Belakang)

Sumsum tulang belakang merupakan perpanjangan dari batang otak yang dimulai
pada foramen magnum dan terus turun melalui kanal vertebral ke lumbal pertama
vertebra (L1). Sumsum tulang belakang terletak di posisi akhir lebih rendah
sebesar filum terminal tersebut, perpanjangan piameter yang melekat pada tulang
ekor. Seiring dengan panjang, sumsum tulang belakang diadakan dalam kanal
vertebral oleh ligamen denticulate, lateral yang ekstensi dari piameter yang
menempel pada selubung dural. Bagian eksternal pada sumsum tulang adalah
sebagai berikut: 1). Saraf tulang belakang muncul berpasangan, satu dari setiap
sisi tulang belakang yang sama panjang. 2). Pembesaran serviks adalah pelebaran
di bagian atas dari tulang belakang kabel (C4 ke T1). Saraf yang memperpanjang
ke tungkai atas berasal atau berakhir sini. 3). Pembesaran lumbal adalah pelebaran
di bagian bawah tulang belakang kabel (T9 untuk T12). Saraf yang
memperpanjang ke tungkai bawah atau berasal berakhir sini. 4). Fisura median
anterior dan posterior sulkus median dua alur yang menjalankan panjang dari
sumsum tulang belakang pada anterior dan posterior permukaan, masingmasing.
5). Cauda equina adalah saraf yang menempel pada ujung kabel tulang belakang
dan terus berjalan ke bawah sebelum berbalik lateral ke bagian lain dari tubuh.

24
2.1 Fenomena Listrik dalam sel-sel saraf / Bioelektrik pada saraf

Kecepatan impuls saraf dipengaruhi oleh:

a. Serat saraf

b. Ada tidaknya mielin Mielin = isolator yang baik; kemampuan mengaliri listrik
rendah Akson tanpa mielin kec = 20-50 m/detik ( = 1 mm) Akson dengan
mielin kec = 100 m/detik ( = 10 µm) Kelistrikan pada sinaps & neuromyial,
jungtion Hubungan antara 2 saraf = sinapsis. Berakhirnya saraf pada otot =
neuromyal junction Sinaps & neuromyal junction mampu meneruskan gel.
Depdarisasi dengan cara lompat dari satu sel ke sel berikutnya depolarisasi zat
kimia pada otot bergetar menyebabkan kontraksi otot repolarisasi sel otot
relaksasi.

Sistem organ berikutnya yang berfungsi berdasarkan signal transduksi


elektron adalah saraf. Seperti yang nanti akan Saudara pelajari pada modul
berikutnya, pada bagian ini akan pelajari konsep dasar saraf dan peran konduksi
elektron dalam melaksanakan fungsinya pada sistem saraf. Pada dasarnya
mengenal ada beberapa jenis saraf sebagai berikut:

1) Sistem Saraf Pusat : Terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer.
Saraf perifer ini adalah serat saraf yang mengirim informasi sensoris ke
otak atau ke Medulla spinalis disebut Saraf Affren, sedangkan serat saraf
yang menghantarkan informasi dari otak atau medulla spinalis ke otot atau
medulla spinalis ke otot serta kelenjar disebut saraf Efferen.
2) Saraf perifer.
3) Afferen → Mengirim informasi ke otak/medula spinalis.
4) Eferen → Dari otak atau medula spinalis ke otot dan kelenjar.
5) Sistem Saraf Otonom : Mengatur organ dalam tubuh seperti jantung, usus
dan kelenjar secara tidak sadar. Pengontrolan ini dilakukan secara tidak
sadar.

25
Sistem kelistrikan dalam saraf juga sangat dipengaruhi dengan ada dan
tidaknya myelin dalam axon saraf. Kecepatan impuls serat saraf berdiameter
besar, kemampuan menghantarkan impuls lebih cepat dari yang berdiameter kecil,
kondisi demikian disebabkan oleh adanya beda pontensial yang lebih besar jika
dibandingkan dengan saraf dengan diameter yang kecil. Berdasarkan keberadaan
myelinnya saraf kelompokkan menjadi dua type:

1) Bermyelin : Banyak terdapat pada manusia. Suatu insulator yang baik,


kemampuan mengaliri listrik sangat rendah. Aliran sinyal dapat meloncat
dari satu simpul ke simpul yang lain.
2) Tanpa Myelin: Akson tanpa myelin diameter 1 mm mempunyai -50 m/s.
Akson bermyelin diameter 1 μm mempunyai kecepatan kecepatan 20 /
100 m/s. Suatu saraf atau neuron membrane otot-otot pada keadaan
istirahat (tidak adanya proses konduksi implus listrik), konsentrasi ion Na+
lebih banyak di luar sel dari pada di dalam sel, di dalam sel akan lebih
negative dibandingkan dengan di luar sel. Apabila potensial diukur dengan
galvanometer akan mencapai -90 m Volt, membrane sel ini disebut dalam
keadaan polarisasi, dengan potensial membran istirahat -90 m Volt. Dalam
keadaan normal: Na + di luar sel > Na + di dalam sel. Diukur dengan
Galvanometer -90 mVolt Polarisasi.

Sinapsis dan neuromyal junction sinapsis merupakan hubungan antara 2


buah saraf atau lebih yang akan diteruskan jika ada rangsangan dan berakhir pada
neuromyal junction: Berakhirnya saraf pada sel otot. Baik sinapsis maupun
neuromyal junction mempunyai kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi
dengan cara lompat dari satu sel ke sel yang berikutnya. Gelombang depolarisasi
ini penting pada sel membran otot, oleh karena pada waktu terjadi depolarisasi.
Zat kimia yang terdapat pada otot akan tringger/bergetar/berdenyut menyebabkan
kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi repolarisasi sel otot hal mana otot akan
mengalami reaksi.

26
2.2 Fungsi Bagian-Bagian Otak

a. Lobus Frontal, sebagai kontrol sadar otot rangka, proses intelektual, dan
berguna pada komunikasi verbal. b. Lobus Pariental, mengontrol adanya sensasi
pada kulit dan otot, mengontrol ucapan. c. Lobus Temporal, menafsirkan sensasi
pendengaran, memori pendengaran dan penglihatan. d. Lobus Oksipital,
mengintegrasikan pergerakan fokus mata, mengatur hubungan gambar visual
dengan pengalaman sebelumnya, dan penglihatan sadar. e. Insular, mengatur
memori dan mengintegrasi aktivitas serebral lainnya.

2.3 Fungsi Medulla Spinalis dan saraf-sarafnya

Sumsum tulang belakang memiliki dua fungsi: a. Transmisi impuls saraf. Neuron
dalam materi putih dari sumsum tulang belakang mengirimkan sinyal sensorik
dari daerah pinggiran ke otak dan motorik sinyal dari otak ke daerah perifer. b.
Spinal refleks. Neuron di materi abu-abu dari sumsum tulang belakang
mengintegrasikan masuk sensorik informasi dan merespon dengan impuls motor
yang kontrol otot (skeletal, halus, atau jantung) atau kelenjar.

Saraf-Saraf tulang belakang:

a. Sebuah saraf tulang belakang muncul di dua poin dari sumsum tulang belakang,
yang ventral dan dorsal akar.

27
b. Akar ventral dan dorsal bergabung untuk membentuk saraf tulang belakang
secara keseluruhan.

c. Saraf tulang belakang muncul dari kolom tulang belakang melalui sebuah
lubang (foramen intervertebralis) antara tulang yang berdekatan. Ini benar untuk
semua saraf. tulang belakang kecuali untuk saraf tulang belakang pertama
(pasangan), yang muncul antara tulang oksipital dan atlas (vertebra pertama).

d. Di luar kolom vertebral, saraf membagi menjadi sebagai berikut cabang: 1)


Ramus dorsal mengandung saraf yang melayani bagian dorsal dari bagasi. 2)
Ramus ventral mengandung saraf yang melayani ventral tersisa bagian dari bagasi
dan anggota badan atas dan bawah. 3) Cabang meningeal reenters kolom vertebral
dan melayani meninges dan pembuluh darah di dalam. 4) Para communicantes
rami mengandung saraf otonom yang melayani fungsi visceral.

e. Beberapa rami ventral bergabung dengan rami ventral yang berdekatan untuk
membentuk pleksus, jaringan saraf interkoneksi. Saraf muncul dari pleksus
mengandung serat saraf tulang belakang dari berbagai, yang sekarang dilakukan
bersama-sama ke beberapa lokasi target. Sebuah daerah kulit yang menerima
rangsangan sensorik yang melewati satu saraf tulang belakang disebut dermatom.
Dermatom diilustrasikan pada manusia Angka dengan garis-garis yang meni
batasbatas wilayah di mana setiap tulang belakang saraf menerima rangsangan.

3. Gerak Refleks

Refleks merupakan respon, cepat paksa untuk stimulus. Sebuah busur refleks
adalah jalur yang dilalui oleh impuls saraf selama refleks. Kebanyakan refleks
tulang belakang refleks dengan jalur yang melintasi hanya sumsum tulang
belakang. Selama refleks spinal, informasi dapat diteruskan ke otak, tetapi itu
adalah tulang belakang kabel, dan bukan otak, yang bertanggung jawab untuk
integrasi sensorik informasi dan tanggapan ditransmisikan ke neuron motorik.
Beberapa refleks adalah refleks kranial dengan jalur melalui saraf kranial dan
batang otak. Sebuah busur refleks melibatkan komponen-komponen berikut:

28
1) Reseptor adalah bagian dari neuron (biasanya dendrit) yang mendeteksi
stimulus.
2) Neuron sensorik mengirimkan impuls ke sumsum tulang belakang.
3) Pusat Integrasi melibatkan satu sinaps (busur refleks monosynaptic) atau
dua atau lebih sinapsis (busur refleks polysynaptic) dalam masalah abu-
abu dari sumsum tulang belakang. Dalam busur refleks polysynaptic, satu
atau lebih interneuron dalam materi abu-abu merupakan pusat integrasi.
4) Sebuah neuron motorik mengirimkan impuls saraf dari sumsum tulang
belakang untuk perifer wilayah.
5) Sebuah efektor adalah otot atau kelenjar yang menerima bentuk impuls
motor neuron. Dalam refleks somatik, yang efektor adalah otot rangka.
dalam otonom (visceral) refleks, yang merupakan efektor otot polos atau
jantung, atau kelenjar.

29
Sistem Saraf dan Konduksi Saraf

Contoh yang menarik dari aliran muatan listrik


adalah sistem yang luar biasa dan rumit, yang
menyediakan fasilitas agar menyadari adanya dunia ini,
untuk komunikasi di dalam tubuh, dan untuk
mengendalikan otot-otot tubuh. Walaupun fungsi rinci
sistem saraf belum sepenuhnya dipahami dengan baik,
memiliki pemahaman yang baik mengenai bagaimana
pesan-pesan ditransmisikan di dalam sistem saraf:
pesan-pesan tersebut merupakan sinyal-sinyal listrik
yang lewat sepanjang elemen dasar sistem saraf, neuron. GAMBAR 18-24 Sebuah neuron.

Neuron adalah set hidup yang bentuknya tidak lazim (Gambar 18-24). Ada
beberapa bagian yang disebut dendrit dan ekor panjang yang disebut axon yang
terpasang, ke tubuh sel utaman. Sinyal-sinyal diterima oleh dendrit dan
dirambatkan sepanjang axon. Ketika sinyal mencapai ujung syaraf, ia
ditransmisikan ke saraf berikutnya atau ke otot pada penghubung yang disebut
sinapsis. (Beberapa neuron memiliki sel-sel yang terpisah, disebut sel Schwann,
yang membungkus axon; sel-sel ini membentuk lapisan yang disebut lapisan
myelin dan membantu mengisolasi neuron dari neuron lainnya). Neuron bekerja
dalam tiga kapasitas. “Neuron sensorik” membawa pesan dari mata, telinga, kulit,
dan organ lain ke sistem saraf pusat, yang terdiri dari otak dan saraf tulang
belakang. “Neuron. Motorik” membawa sinyal dari sistem saraf pusat ke otot-otot
tertentu dan bisa memberi sinyal pada otot-otot tersebut untuk berkontraksi.
Kedua jenis neuron ini membentuk “sistem periferal” karena terpisah dari sistem
saraf pusat. Jenis neuron ketiga adalah interneuron yang mengirimkan sinyal-
sinyal antara neuron. Interneuron ada pada otak dan tulang belakang, dan sering
terhubung dalam susunan yang sangat rumit.

Neuron, sebelum mengirimkan sinyal listrik, berada pada apa yang disebut
“keadaan diam”. Seperti halnya semua sel hidup, neuron memiliki muatan positif
total pada permukaan luar membran sel dan muatan negatif pada permukaan

30
dalam hubungannya dengan otot jantung dan EKG. Perbedaan muatan ini, atau
“lapisan dipol”, berarti bahwa ada beda potensial yang melintasi membran sel.
Ketika neuron tidak mengirim sinyal, “potensial diam” ini, yang biasanya
dinyatakan sebagai

Vdalam – Vluar’

biasanya sebesar -60mV sampai -90 mV, bergantung pada jenis organisms. Ion
yang paling umum dalam sel adalah K+, Na+, dan Cl-. Ada perbedaan besar pada
konsentrasi ion-ion ini di dalam dan di luar sel, sebagaimana ditunjukkan oleh
nilai-nilai pada Tabel 18-2. Ion-ion lain juga ada,
sehingga fluida baik di dalam maupun di luar
axon netral secara listrik. Karena perbedaan
konsentrasi, ada kecenderungan ion-ion berdifusi
menembus membran (ingat difusi, Subbab 13-15).
Bagaimana pun, pada keadaan diam membran sel
mencegah aliran total Na+ (melalui mekanisme “pemompaan aktif” Na+ keluar
dari sel). Tetapi aliran ion-ion Cl- dan sedikit K+ diperbolehkan, dan kedua ion
inilah yang menghasilkan lapisan muatan dipol pada membran. Karena
konsentrasi K+ lebih besar di dalam sel daripada di luar, lebih banyak ion K + yang
cenderung berdifusi ke luar membran daripada ke dalam. Sebuah ion K+ yang
menembus membran akan menempel pada permukaan luar membran, dan
meninggalkan muatan negatif yang sama berada di permukaan dalam membran
(Gambar 18-25). Fluida itu sendiri tetap netral. Dan memang, yang menahan ion
tetap pada membran adalah daya tarik antar mereka sendiri melalui membran.
Terlepas dari proses ini, ion Cl- cenderung berdifusi ke dalam sel karena
konsentrasinya di luar lebih besar. Baik difusi K+ maupun Cl- cenderung memuati
permukaan dalam membran dengan muatan negatif dan permukaan luar positif.
Sementara muatan tertumpuk pada permukaan membran, akan makin sulit untuk
lebih banyak ion berdifusi: ion K+ yang mencoba bergerak ke luar, misalnya,
ditolak oleh muatan positif yang sudah ada di sana. Kesetimbangan dicapai ketika
kecenderungan berdifusi karena perbedaan konsentrasi diimbangi oleh beda
potensial melintasi membran. Makin besar beda konsentrasi makin besar beda

31
potensial melintasi membran, yang, sebagaimana disinggung di atas, berkisar
antara -60 mV sampai -90 mV.

Aspek yang paling penting dari neuron adalah bukan potensial diam yang
ia memiliki (demikian sebagian besar sel), melainkan ia dapat bereaksi terhadap
rangsangan dan menghantar sinyal listrik sepanjang dirinya. Sebuah saraf dapat
dirangsang dengan berbagai cara. Rangsangan bisa bersifat termal (ketika
menyentuh kompor yang panas) atau kimiawi (seperti pada cita rasa); bisa berupa
tekanan (seperti pada kulit atau gendang telinga), atau cahaya (seperti pada mata);
atau mungkin berupa rangsangan listrik dari sinyal yang datang dari otak atau
neuron lain. Dalam laboratorium, rangsangan biasanya bersifat listrik dan
diberikan oleh jarum kecil pada beberapa titik di neuron. Jika rangsangan
melampaui nilai ambang tertentu, suatu pulsa tegangan akan merambat sepanjang
axon. Pulsa tegangan ini dapat dideteksi pada suatu titik sepanjang axon dengan
menggunakan voltmeter atau osiloskop yang dihubungkan seperti pada Gambar
18-26.

GAMBAR 18-25 Bagaimana lapisan GAMBAR 18-26 Pengukuran beda potensial


dipolmuatan terbentuk pada membran sel. antara bagian luar dan dalam saraf.

32
GAMBAR 18-27 Potensial kerja GAMBAR 18-27 Potensial kerja
Pulsa

tegangan ini memiliki bentuk seperti pada Gambar 18-27, dan disebut potensial
kerja. Sebagaimana bisa dilihat, potensial naik dari potensial diam ser -70 mV dan
menjadi positif 30 mV atau 40 mV. Potensial kerja bertahan sampai ser 1 mdet
dan merambat sepanjang axon dengan laju 30 m/det sampai 150 m / det.

Penyebab terjadinya potensial kerja yaitu


membran sel memiliki kemampuan untuk merubah
properti permeabilitasnya. Pada titik di mana rangsangan
terjadi, membran tiba-tiba menjadi jauh lebih permeabel
terhadap Na+ dibanding ke ion K+ dan Cl-. Berarti, ion-ion
Na+ menghambur ke dalam sel dan permukaan dalam
dinding menjadi bermuatan positif, dan beda potensial

dengan cepat berubah positif ( +30 mV pada Gambar

18-27). Tetapi kemudian membran tiba-tiba kembali ke


karakteristik (watak) asalnya: menjadi tidak permeabel
terhadap Na+ dan bahkan memompa ion-ion Na+ ke luar.
Difusi ion-ion Cl- dan K+ kembali menonjol dan potensial GAMBAR 18-28 Perambatan
potensial kerja sepanjang
diam awal dipulihkan kembali. membran axon.

Penyebab terjadinya potensial kerja merambat sepanjang axon yaitu


potensial kerja terjadi pada titik-titik rangsangan, sebagaimana ditunjukkan pada
Gambar. 18-28a, Membran selama sesaat positif di bagian dalam dan negatif di
luar pada titik ini. Muatan-muatan di dekatnya tertarik ke daerah ini, seperti pada

33
Gambar 18-28b. Potensial daerah-daerah yang bersisian ini kemudian turun,
menyebabkan timbulnya potensial kerja di sana. Dengan demikian, sementara
membran kembali ke normal pada titik awal, ia mengalami potensial kerja di
dekatnya, sehingga potensial kerja merambat sepanjang axon (Gambar. 18-28c
dan d).

Contoh Soal :

Perkiraan Kapasitansi axon. (a) Lakukan perkiraan nilai-pangkat untuk


kapasitansi axon yang panjangnya 10 cm dan radius 10 mm. Ketebalan membran
ser 10-8 m dan konstanta dielektrikum ser 3. (b) Dengan faktor berapa konsentrasi
ion-ion Na+ dalam sel berubah sebagai akibat dari satu potensial kerja?

PENYELESAIAN (a) Membran axon menyerupai kapasitor pelat-paralel yang


berbentuk silinder, dengan muatan yang berlawanan Jenis di setiap sisi. Jarak
“pelat” merupakan ketebalan membran, d = 10-8 m. A adalah luas silinder dengan
radius r dan panjang l:

Dari Persamaan, didapatkan

(b) Karena tegangan berubah dari -70 mV sampai ser +30 mV, perubahan total
kira-kira 100 mV. Dengan demikian jumlah muatan yang bergerak adalah

34
Setiap, ion membawa muatan e = 1,6 x 10-19 C, sehingga jumlah ion yang
mengalir per potensial kerja adalah Q/e = (10-9 C)/(1,6 x 10-19 C) = 1010. Volume
axon silindris adalah

dan konsentrasi ion Na+ di dalam sel (Tabel 18-2) adalah 15 Mol/m3 = 15 x 6,02 x

1023 ion/ m3 1025 ion/m3. Dengan demikian, sel berisi (1025 ion/m3) x (3 x 10-11

m3) 3 x 1014 ion Na+. Satu potensial kerja, berarti, akan merubah konsentrasi ion

Na+ paling banyak sebesar 1010 / (3 x 1014) = x 10-4 atau 1 bagian dalam 30.000.

Perubahan kecil ini tidak akan terukur.

Sehingga, walaupun bahkan potensial kerja 1000 tidak akan merubah


konsentrasi dengan signifikan. Pompa natrium, dengan demikian, tidak harus
memindahkan ion Na+ dengan cepat setelah potensial kerja, tetapi dapat bekerja
dengan lambat untuk mempertahankan konsentrasi yang relatif konstan.

Perambatan pulsa saraf sebagaimana dideskripsikan di sins berlaku untuk


axon yang tidak memiliki lapisan myelin. Di pihak lain, axon yang memiliki
lapisan myelin diisolasi dari fluida ekstraseluler oleh lapisan myelin kecuali pada
titik-titik Ranvier. Potensial kerja tidak bisa ditimbulkan kembali di tempat di
mana, terdapat lapisan myelin. Sekali neuron seperti itu terangsang, pulsa akan
tetap, merambat sepanjang membran, tetapi ada hambatan dan pulsa menjadi lebih
kecil dalam rambatannya sepanjang axon. Bagimanapun, sinyal yang melemah
masih dapat merangsang potensial kerja yang sempurna ketika mencapai titik
Ranvier. Dengan demikian, sinyal secara berulang diperkuat pada titik-titik ini.
Bandingkan ini dengan neuron yang tidak memiliki lapisan myelin, di mana sinyal
secara kontinu diperkuat oleh potensial kerja yang berulang sepanjang tubuhnya.
Hal ini tentu membutuhkan banyak energi. Perkembangan neuron yang memiliki
lapisan myelin merupakan langkah evolusioner yang signifikan, karena berarti

35
transmisi pulsa saraf dapat dilkan dengan lebih sedikit energi yang dikeluarkan.
dan pulsa merambat dengan lebih cepat, karena penghantaran biasa lebih cepat
dari produksi berulang potensial kerja, yang lajunya bergantung pada aliran ion
sepanjang membran.

2.3 Konsep Rangkaian DC


1. Resistor Seri dan Pararel
Ketika dua atau lebih resistor dihubungkan dari ujung ke ujung seperti pada
Gambar 19-1, dikatakan mereka dihubungkan secara seri. Resistor-resistor
tersebut bisa merupakan resistor biasa seperti pada Gambar 18-11, atau dapat
berupa bola lampu, elemen pemanas, atau alat penghambat lainnya. Muatan
yang melalui R1 pada Gambar 19-1a juga akan melewati R2 dan kemudian R3.
Dengan demikian arus I yang sama melewati setiap resistor. (Jika tidak, hal ini
berarti bahwa muatan terakumulasi pada beberapa titik pada rangkaian, yang
tidak terjadi dalam keadaan stabil). tentukan V menyatakan tegangan pada
ketiga resistor. anggap semua resistor yang lain pada rangkaian dapat
diabaikan, dan sehingga V sama dengan tegangan baterai. tentukan V1, V2, dan
V3 merupakan beda potensial berturut-turut melalui resistor R1, R2, dan R3,
berturut-turut, seperti pada Gambar 19-1a. Dengan hukum Ohm, V1 = IR1, V2
=IR2, dan V3 = IR3 Karena resistor-resistor tersebut dihubungkan ujung ke
ujung, kekekalan energi menyatakan bahwa tegangan total V sama dengan
jumlah semua tegangan dari masing-masing resistor:

V=V1+V2+V3=IR1+IR2+IR3

36
[Untuk melihat secara rinci mengapa hal ini benar, perhatikan bahwa muatan
listrik q yang melewati R kehilangan energi sebesar qV1. Pada saat melalui R2 dan
R3, EP berkurang sebesar qV2 dan qV3, sehingga total ΔEP = qV1 + qV2 + qV3; jumlah
ini harus sama dengan energi yang diberikan pada q oleh baterai, qV, sehingga
energi kekal. Di sini qV = q(VI + V2 + V3), sehingga V = VI + V2 + V3 yang
merupakan persamaan 19-1].

Sekarang mari tentukan hambatan ekivalen tunggal Rek yang akan menarik
arus yang sama seperti kombinasi di atas (Gambar 19-1c). Hambatan tunggal Rek
tersebut akan dihubungkan dengan V dengan. Persamaan

V= IRek.

padukan Persamaan ini dengan Persamaan 19-1, V = I(R1 + R2 + R3), dan didapat

Rek = R1 + R2 + R3.

Pada kenyataannya, hal ini merupakan apa yang harapkan. Jika pasang beberapa
hambatan secara seri, hambatan total merupakan jumlah hambatan-hambatan
tersebut jika terpisah. Hal ini berlaku untuk sejumlah hambatan berapa pun secara
seri. Perhatikan bahwa jika menambahkan lebih banyak hambatan Pada
rangkaian, arus akan berkurang. Sebagai contoh, jika baterai 12 V dihubungkan
dengan resistor 4 Ω, arus akan menjadi 3 A. Tetapi jika baterai 12 V dihubungkan
dengan tiga buah resistor 4Ω yang dirangkai seri, hambatan total adalah 12 Ω dan
arus hanya akan sebesar 1 A.

Cara sederhana lainnya untuk menghubungkan resistor adalah paralel,


sehingga arus dari sumber terbagi menjadi cabang-cabang yang terpisah, seperti
Pada Gambar 19-2. Pengkabelan pada rumah-rumah dan gedung-gedung diatur
sehingga semua peralatan listrik tersusun paralel, sebagaimana telah lihat Pada
Gambar 18-18, Dengan Pengkabelan paralel, jika memutuskan hubungan dengan
satu. alat (katakanlah R1 Pada Gambar 19-2), arus ke yang lainnya tidak
terganggu. Tetapi Pada rangkaian seri, jika satu alat (katakanlah R, Pada Gambar
19-1) dilepaskan, arus ke yang lainnya terhenti.

37

GAMBAR 19-2 (a) Hambatan dihubungkan secara paralel: 1/Rek = 1/R1 + 1/R2+ 1/R3, yang bisa merupakan (b) bola
lampu; (c) menunjukkan rangkaian ekivalen dengan Rek yang didapat dari Persamaan 19-3.
Pada rangkaian paralel, Gambar 19-2a, arus total I yang meninggalkan
baterai terbagi menjadi tiga cabang. Kith tentukan, I1, I2, dan I3 berturut-turut
sebagai arus melalui setiap resistor, R1, R2, dan R3. Karena muatan listrik kekal,
arus yang masuk ke dalam titik cabang (di mana kawat atau konduktor yang
berbeda bertemu) harus sama dengan arus yang keluar dari titik cabang. Dengan
demikian, pada Gambar 19-2a,

I = I1 + I2 + I3.

Ketika resistor-resistor terhubung paralel, masing-masing mengalami


tegangan yang sama. (Dan memang, dua titik mana pun pada rangkaian yang
dihubungkan oleh kawat dengan hambatan yang dapat diabaikan berada pada
potensial yang sama). Berarti tegangan penuh baterai diberikan ke setiap resistor
pada Gambar 19-2a, sehingga

, dan .

Mari tentukan berapa nilai resistor tunggal Rek (Gambar 19-2c) yang akan
menarik arus I yang sama dengan ketiga hambatan paralel ini. Resistor ekivalen
Rek ini harus memenuhi

Sekarang gabungkan persamaan-persamaan di atas:

I = I1 + I2 + I3,

Jika bagi setiap suku dengan V, dapatkan

Sebagai contoh, misalkan menghubungkan dua pengeras suara 8 Ω ke satu


pasang terminal keluaran pada pengeras atau penerima stereo . (Abaikan jalur lain
untuk sesaat katakanlah, kedua pengeras suara terhubung ke jalur kiri). Hambatan
ekivalen kemudian bisa didapat dari

38
sehingga R = 4 Ω. Dengan demikian hambatan tunggal
total lebih kecil dari masing-masing hambatan. Hal ini
mungkin terlihat mengejutkan. Tetapi ingat bahwa ketika
memasang resistor secara paralel, memberi jalur tambahan
bagi arus. Dengan demikian hambatan total akan lebih
GAMBAR 19-3 Pipa air
kecil. disusun paralel¬analogi untuk
arus listrik paralel.

[Sebuah analogi dalam hal ini bisa membantu. Bayangkan dua pipa yang
menerima air di dekat puncak bendungan dan mengeluarkannya di dasar pada
Gambar 19-3. Beda potensial gravitasi, sebanding dengan ketinggian h, sama
untuk kedua pipa, seperti pada kasus listrik resistor paralel. jika kedua pipa
terbuka, bukan hanya satu saja, arus yang mengalir akan dua kali lipat. Maka,
dengan dua pipa yang sama terbuka, hambatan total terhadap aliran air akan
diperkecil, setengahnya. Perhatikan bahwa jika kedua pipa ditutup, bendungan
memberikan hambatan takhingga terhadap aliran air. Hal ini berhubungan dengan
kasus listrik dengan rangkaian terbuka, ketika tidak ada arus yang mengalir
sehingga hambatan listrik tak hingga].

2. GGL dan Tegangan Terminal

Komponen seperti baterai atau generator listrik yang merubah sate jenis
energi (kimia, mekanik, cahaya, clan sebagainya) menjadi energi listrik disebut
tempat atau sumber gaya gerak listrik atau ggl. (Istilah “gaya gerak listrik”
tidak tepat karena tidak mewakili “gaya” seperti diukur dalam newton. Dengan
demikian, untuk mencegah kebingungan, lebih memilih menggunakan
singkatannya, ggl). Beda potensial antara terminal sumber seperti itu, bila tidak
ada arus yang mengalir ke rangkaian luar, disebut ggl dari sumber. Simbol
biasanya digunakan untuk ggl (jangan kacaukan dengan E untuk medan listrik).

mungkin telah memperhatikan dari


pengalaman sendiri bahwa ketika arus ditarik
dari baterai, tegangan antara terminal-
terminalnya turun di bawah ggl-nya. Sebagai
contoh, jika menghidupkan mobil dengan lampu
depan menyala, mungkin memperhatikan bahwa
lampu tersebut meredup. Hal ini terjadi karena
GAMBAR 19-9 Diagram untuk sel listrik starter menarik arus yang besar, dan tegangan
atau baterai
baterai turun sebagai akibatnya. Tegangan turun

39
terjadi karena reaksi kimia pada baterai tidak dapat memasok muatan dengan
cukup cepat untuk mempertahankan ggl penuh. Di satu sisi, muatan harus
mengalir (di dalam elektrolit) antara elektroda-elektroda baterai, dan selalu ada
halangan untuk aliran yang bebas. Berarti, baterai itu sendiri memiliki hambatan,
yang disebut hambatan dalam; yang biasa dilambangkan dengan r. Baterai yang
riil dimodelkan sebagai ggl yang sempurna yang terangkai serf dengan resistor
r, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 19-9. Karena hambatan r ini berada di
dalam baterai, tidak akan pernah bisa memisahkannya dari baterai. Kedua titik a
dan b pada gambar menunjukkan dua terminal baterai. Yang ukur adalah
tegangan terminal Vab. Ketika tidak ada arus yang ditarik dari baterai, tegangan
terminal sama dengan ggl, yang ditentukan oleh reaksi kimia pada baterai: Vab =
Bagaimana pun, bila arus I mengalir dari baterai, ada penurunan internal pada
tegangan yang sama dengan Ir. Dengan demikian tegangan terminal (tegangan
sebenarnya yang diberikan) adalah

Vab = - Ir

Sebagai contoh, jika baterai 12 V mempunyai hambatan dalam 0,1 Ω, maka ketika
10 A mengalir dari baterai, tegangan terminal adalah 12 V - (10 A)(0,1 Ω) = 11 V.
Hambatan dalam baterai biasanya kecil. Misalnya, sebuah baterai senter biasa
ketika baru mempunyai hambatan dalam ser 0,05 Ω. (Bagaimana pun, makin lama
dan elektrolit makin kering, hambatan dalam bertambah sampai beberapa ohm).
Baterai mobil mempunyai hambatan dalam yang lebih rendah lagi.

3. Hukum Kirchhoff

Pada beberapa contoh terakhir, sudah


bisa menghitung arus yang mengalir pada
rangkaian dengan menggabungkan
hambatan seri dan paralel, dan dengan
menggunakan hukum Ohm. Teknik ini
dapat digunakan untuk banyak rangkaian.
Bagaimana pun, kadang-kadang
menemui rangkaian yang terlalu rumit
GAMBAR 19-11 Arus dapat dihitung dengan
menggunakan hukum Kirchhoff.
untuk analisis ini. Sebagai contoh, tidak
bisa menghitung arus yang mengalir pada
setiap bagian rangkaian yang ditunjukkan pada Gambar 19-11 hanya dengan
menggabungkan hambatan seperti sebelumnya.

40
Untuk menangani rangkaian rumit seperti ini, gunakan hukum Kirchhoff,
yang dibuat oleh G. R. Kirchhoff (1824-1887) di pertengahan abad sembilan
belas. Hukum ini ada dua, dan sebenarnya merupakan penerapan yang berguna
dari hukum kekekalan muatan dan energi. Hukum pertama Kirchhoff atau
hukum titik cabang berdasarkan pada kekekalan muatan, dan telah
menggunakannya untuk menurunkan hukum untuk resistor paralel. Hukum ini
menyatakan bahwa

pada setiap titik cabang, jumlah semua arus yang memasuki cabang
harus sama dengan semua arus yang meninggalkan cabang tersebut.

(Artinya, apa yang masuk harus keluar). Sebagai contoh, pada titik cabang a di
Gambar 19-11, I3 masuk sementara I1 dan I2 keluar. Dengan demikian hukum titik
cabang Kirchhoff menyatakan bahwa I3 = I1 + I2. telah melihat contoh untuk ini di
bagian akhir Contoh 19-4, di mana arus yang melewati resistor 400 Ω dan 700 Ω
adalah 10 mA dan 7 mA, berturut-turut, dan keduanya dijumlahkan pada titik c di
Gambar 19-6a untuk mendapatkan arus keluar 17 mA.

Hukum titik cabang Kirchhoff didasarkan pada kekekalan muatan. Muatan


yang memasuki sebuah titik cabang harus keluar tidak ada yang hilang atau
diambil. Hukum kedua Kirchhoff atau hukum loop didasarkan pada kekekalan
energi. Hukum ini menyatakan bahwa

jumlah perubahan potensial mengelilingi lintasan tertutup pada suatu


rangkaian harus nol.

Untuk memahami mengapa hukum ini berlaku, pertimbangkan analogi roller


coaster di lintasannya. Ketika mulai dari stasiun, roller coaster memiliki energi
potensial tertentu. Saat ia mendaki bukit pertama, energi potensialnya bertambah
dan mencapai maksimum di puncak bukit tersebut. Kemudian menuruni sisi
seberangnya, energi potensialnya berkurang dan mencapai minimum lokal di
dasar bukit. Sementara roller coaster terns melaju pada lintasannya, energi
potensialnya mengalami lebih banyak perubahan. Tetapi ketika sampai kembali di
titik awalnya, energi potensialnya tetap sama seperti pada waktu mulai dari titik
tersebut. Cara lain untuk menyatakan ini adalah pendakian dan penurunan yang
sama banyaknya.

Penalaran yang sama bisa diterapkan pada


rangkaian listrik. akan membahas rangkaian pada
Gambar 19-11 sebentar lagi, tetapi pertama harus
memperhitungkan rangkaian sederhana pada Gambar
19-12. memilih rangkaian ini. sebagai rangkaian yang
sama dengan rangkaian ekivalen Gambar 19-6b yang

41
GAMBAR 19-12 Perubahan potensial
di dalam rangkaian pada (a) dan di plot
pada (b).
telah dibahas. Arus yang mengalir pada rangkaian ini adalah I = (12,0 V)/(690 Ω)
= 0,0174 A, sebagaimana hitung pada Contoh 19-3, walaupun sekarang
menghitungnya sampai tiga angka penting dan menganggap semua nilai diketahui
sebagai tiga angka penting. Sisi positif baterai, titik e, pada Gambar 19-12a,
berada pada potensial tinggi jika dibandingkan dengan titik d di sisi negatif
baterai. Maka, titik e seperti puncak bukit untuk roller coaster. sekarang dapat
menelusuri arus sepanjang rangkaian dengan memulai dari titik mana pun. Mari
mulai dari titik e dan mengikuti sebuah muatan tes positif sepanjang rangkaian ini
secara menyeluruh. Sementara berjalan, akan melihat semua perubahan
potensial. Ketika muatan tes kembali ke titik e, potensial di sana akan sama
dengan ketika mulai, sehingga perubahan total pada potensial akan nol. Akan
membantu jika perubahan tegangan sepanjang rangkaian digambarkan, dan
lakukan ini pada Gambar 19-12b: titik d dipilih sembarang untuk bernilai nol.
Sementara muatan tes positif bergerak dari titik e ke titik a, tidak ada perubahan
potensial karena tidak ada sumber potensial atau pun hambatan. Bagaimana pun,
sementara muatan melalui resistor 400 Ω untuk sampai ke titik b, ada penurunan
potensial sebesar V = IR = (0,0174 A)(400 Ω) = 6,96 V. Sebagai efeknya, muatan
tes positif mengalir “menuruni bukit” karena menuju ke terminal negatif baterai.
Hal ini ditunjukkan pada grafik di Gambar 19-12b. Penurunan tegangan antara
kedua ujung resistor (= IR) disebut penurunan tegangan. Karena ini merupakan
penurunan tegangan, gunakan t negatif saat memakai hukum loop Kirchhoff;
yaitu,

Vba= Vb - Va = -6,96 V.

Sementara muatan terus bergerak dari b ke c, ada penurunan tegangan lebih lanjut
sebesar (0,0174 A) x (290 Ω) = 5,04 V, dan karena ini merupakan penurunan,
tuliskan

Vcb = -5,04 V.

Tidak ada perubahan potensial pada waktu muatan tes bergerak dari c ke d. Tetapi
ketika bergerak dari d. yang merupakan sisi negatif atau potensial rendah dari
baterai, ke titik e yang merupakan terminal positif, tegangan naik sebesar 12,0 V.
Maka,

Ved = +12,0 V.

Jumlah semua perubahan potensial dalam menelusuri rangkaian Gambar 19-12


adalah

-6,96 V - 5,04 V + 12,0 V = 0.

42
Dan ini tepat sama seperti yang diperkirakan oleh hukum loop Kirchhoff.

2.4 Alat Pacu Jantung


1. Pacu Jantung
Penggunaan yang menarik dari rangkaian RC adalah pacu jantung elektronik,
yang bisa membuat jantung yang berhenti mulai berdetak kembali dengan
memberikan rangsangan listrik melalui elektroda yang dipasang di dada.
Rangsangan dapat diulang dengan kecepatan jantung normal jika diperlukan.
Jantung itu sendiri berisi pacu jantung, yang mengirimkan pulsa listrik kecil
dengan kecepatan 60 sampai 80 per menit. Pulsa ini merupakan sinyal yang
menyebabkan mulainya setiap detak jantung. Dalam beberapa bentuk penyakit
jantung, sel-sel pacu jantung gagal berfungsi dengan baik, dan jantung
kehilangan detaknya. Orang yang menderita penyakit ini sekarang umumnya
menggunakan pacu jantung elektronik. Peralatan ini menghasilkan pulsa
tegangan reguler yang memulai dan mengendalikan frekuensi detak jantung.
Jenis “kecepatan tetap” menghasilkan sinyal secara kontinu. Jenis “tuntutan”
hanya bekerja jika pacu jantung asli gagal. Elektroda dipasang di dalam atau di
dekat jantung dan rangkaian biasanya berisi sebuah kapasitor dan sebuah
resistor. Muatan pada kapasitor bertambah sampai suatu nilai tertentu dan
kemudian melepaskan muatannya. Kemudian pemuatan dimulai lagi.
Kecepatan pulsa bergantung pada nilai R dan C. Umumnya, sumber daya
berupa baterai yang harus diganti atau dimuati kembali, bergantung pada
jenisnya. Beberapa pacu jantung mendapatkan energi dari panas yang
dihasilkan oleh elemen radioaktif; energi panas diubah menjadi listrik oleh
termokopel.

a. Pengertian Alat Pacu Jantung/ Pacemaker


Pacemaker adalah alat pacu detak jantung dan langsung mengontrol detak
jantung. Kontraksi jantung (cardiac) otot pada manusia, alat mekanis yang
disebut alat pacu jantung buatan (atau hanya "alat pacu jantung") dapat
digunakan setelah kerusakan pada sistem konduksi intrinsik tubuh untuk
menghasilkan impuls sintetis (Shadily, 2014). Pacemaker (pacu jantung) adalah

43
alat listrik yang mampu menghasilkan stimulus listrik berulang ke otot jantung
untuk mengontrol frekuensi jantung. Alat ini memulai dan mempertahankan
frekuensi jantung ketika pacemaker alamiah jantung tak mampu lagi memenuhi
fungsinya. Pacemaker biasanya digunakan bila pasien mengalami gangguan
hantaran atau loncatan gangguan hantaran yang mengakibatkan kegagalan
curah jantung. Pacemaker bisa bersifat permanen atau temporer. Pacemaker
permanen biasanya digunakan pada penyekat jantung komplet ireversibel,
sedang pacemaker temporer digunakan sebagai terapi tambahan untuk
menyokong pasien yang mengalami penyekat jantung akibat infark miokard
atau setelah pembedahan jantung terbuka. Pada beberapa kasus, pacemaker
dapat juga digunakan untuk mengontrol takikardi disritmia yang tidak
berespons terhadap terapi pengobatan. Simpul sinoatrial (SA node) adalah
sekelompok sel ditempatkan pada dinding atrium kanan, dekat pintu masuk
vena kava superior. Sel-sel ini diubah kardiomiosit. Mereka memiliki filamen
kontraktil dasar, namun kontraksinya relatif lemah. Sel-sel dalam SA node
secara spontan berdepolarisasi, sehingga kontraksi ser 100 kali per menit.
Tingkat asli ini terus dimodifikasi oleh aktivitas simpatis dan parasimpatis serat
saraf, sehingga tingkat jantung istirahat rata-rata pada manusia dewasa adalah
ser 70 denyut per menit. Karena simpul sinoatrial bertanggung jawab untuk
sisa aktivitas listrik jantung, kadang-kadang disebut alat pacu jantung utama.
(Campbell, 2006)

Fungsi pacemaker yaitu :


a) Mempercepat irama jantung yang lambat.
b) Membantu mengendalikan irama jantung abnormal atau cepat.
c) Pastikan kontrak ventrikel normal jika atrium yang bergetar bukan
pemukulan dengan irama normal.
d) Mengkoordinasikan sinyal listrik antara bilik atas dan bawah dari
jantung.
e) Mengkoordinasikan sinyal listrik antara ventrikel. Alat pacu jantung
yang melakukan ini disebut terapi sinkronisasi jantung (CRT)
perangkat. Perangkat CRT digunakan untuk mengobati gagal jantung.

44
f) Mencegah aritmia berbahaya yang disebabkan oleh kelainan yang
disebut sindrom QT panjang.
g) Alat pacu jantung juga dapat memonitor dan merekam aktivitas listrik
jantung dan irama jantung.
h) Alat pacu jantung baru dapat memonitor suhu darah, kecepatan napas,
dan faktor lain dan menyesuaikan detak jantung untuk perubahan dalam
aktivitas.

Manifestasi Klinis
a) Perubahan tekanan darah (hipertensi atau hipotensi), nadi tidak teratur,
irama jantung tidak teratur, kulit pucat, sianosis, berkeringat, edema,
haluan urin menurun bila curah jantung menurut berat.
b) Syncape, pusing, disorientasi, letargi perubahan pupil.
c) Nyeri dada ringan sampai berat, gelisah.
d) Nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan atau kedalaman pernafasan,
bunyi nafas tambahan (krekels, ronki, mengi) menunjukkan adanya
komplikasi pernafasan seperti pada gagal jantung kiri ( edema paru )
atau fenomena tromboembolitik pulmonal, hemoptisis.
e) Demam, kemerahan kulit (reaksi obat), inflamasi, eritema, edema,
kehilngan fonus otot/kekuatan

Rancangan pacemaker
Pacemaker tersusun atas dua komponen :
a) Pembangkit pulsa listrik, yang mengandung sirkuit dan baterai yang
membangkitkan stimulus listrik.
b) Elektroda pacemaker juga disebut lead atau kabel, yang menghantarkan
impuls pacemaker ke jantung. Stimulus dari pacemaker berjalan
melalui elektroda kateter elastic yang dimasukan langsung melalui
tusukan ke dinding dada. Pembangkit pulsa biasanya ditanam di
kantung bawah kulit di daerah pectoral atau aksiler; kadang-kadang
juga dipilih daerah abdomen. Pembangkit pacemaker diisolasi untuk
melindungi dari kelembapan dan panas tubuh. Pembangkit pulsa (atau

45
pacemaker) mempunyai suplai tenaganya sendiri, yang disediakan oleh
sel baterai. Sumber tenaga utama yang sering digunakan akhir-akhir ini
adalah baterai merkuri-seng (bertahan selama 3 sampai 4 tahun), unit
sel litium (bertahan samoai 10 tahun) dan pacemaker bertenaga nuklir
(sumber 238 plutonium) yang bertahan 20 tahun sampai seumur hidup.
Ada juga pacemaker yang dapat diisi diluar. Karena pacemaker
bergantung pada baterai, maka kehabisan baterai tak dapat dihindari
(kecuali yang bertenaga muklir dan yang dapat diisi ulang). Dengan
demikian, pembangkit yang mengandung baterai harus diganti secara
berkala.

Jenis-jenis pacemaker
Pacemaker yang sering digunakan adalah pacemaker demand (sinkronus,
nonkompetitif) yang diatur pada frekuensi tertentu dan menstimulasi jantung
saat tidak terjadi repolarisasi jantung normal. Jenis ini hanya berfungsi bila
frekuensi alami jantung berjalan di bawah ambang tertentu. Pacemaker fixed
rate (asinkronus, ompetitif) menstimulasi ventrikel pada frekuensi konstan
yang sudah diatur sebelumnya, dan tidak tergantung irama pasien. Jenis ini
jarang dipakai, biasanya pada paien dengan penyekat jantung komplet atau
stabil.
a) Sistem Pacemaker Sementara
Cetusan sementara biasanya merupakan prosedur gawat darurat dan
memungkinkan mengobservasi efek cetusan terhadap fungsi jantung
sehingga kecepatan cetusan optimum pasien dapat dipilih sebelum
pacemaker permanen dipasang. Jenis ini digunakan pada asien yang
mengalami infark miokard dengan komplikasi penyekat jantung, pada
pasien dengan henti jantung dengan bradikardia dan asistole, atau pada
pasien pasca operasi pembedahan jantung tertentu. Cetusan sementara
dapat digunakan selama berjam-jam, berhari-hari atau berminggu-
minggu dan diteruskan sampai kondisi pasien baik atau sampai

46
pacemaker permanen dipasang. Cetusan sementara dapat dilakukan
dengan pendekatan endokardial (transvena) atau dengan pendekatan
transtorakal ke miokardium. Elektroda transvena dipasang dibawah
pengawasan fluoroskopi melalui berbagai vena perifer (antekubital,
brachial, jugular, subklavia, femoral), dan ujung kateter diletakkan di
apeks ventrikel kanan. Komplikasi yang paling sering terjadi selama
pemasangan pacemaker adalah disritmia ventrikel. Jarang terjadi
perforasi jantung. Defibrilator harus selalu tersedia.
b) Sistem pacemaker permanen
Untuk cetusan permanen, lead endokardial dimasukkan secara
transvena kedalam ventrikel kanan, dan pembangkit pulsa dipasang
didalam tubuh di bawah kulit di daerah pectoral kiri atau kanan atau di
bawah klavikula. Hal ini disebut implant endokardial atau transvena.
Prosedur ini biasanya dilakukan dengan anastesia local. Metoda lain
cetusan permanen adalah memasang pembangkit pulsa ke dinding
abdomen. Elektroda dimasukkan secara transtorakal ke miokardium,
dan dijahit. Untuk metoda ini, yang dinamakan epikardial atau implant
miokardial, diperlukan torakotomi untuk mencapai jantung.
Pacemaker Atrioventrikel (cetusan Fisiologis). Teknologi pacameker,
malelui perkembangan pacemaker AV, telah membantu perkembangan
terapi pacemaker yang aman dan efektif untuk berbagai masalah
jantung yang kompleks. Pacemaker AV dianggap yang paling disukai
karena dapat diprogram agar menyerupai fungsi intrinsic jantung pasien
itu sendiri, sehingga dinamakan pacemaker fisiologis.
Karena kerja pacemaker yang memuaskan, maka telah dibentuk suatu
kode umum sebagai wahana komunikasi yang aman mengenai
fungsinya. Pengkodean tersebut didasarkan pada kode ICHD karena
sangsinya dijalankan oleh Inter Society Comission For Heart Disease.
Kode yang komplet terdiri atas lima pernyataan, tapi hanya tiga yang
digunakan dalam praktek sehari-hari. Pernyataan pertama, selalu
menyebutkan ruang yang akan dicetuskan, yaitu ruang yang diisi

47
electrode cetusan. Karakter huruf yang mungkin pada kode ini adalah A
(atrium), V (ventrikel), dan D (dual, artinya A dan V).
Pernyataan kedua, menjelaskan ruang yang diindera oleh pembangkit
pacemaker, informasi yang diindera dihubungkan ke pembangkit untuk
diinterpretasi dan ditindaklanjuti. Karakter huruf yang mungkin di isi
adalah A (atrium) V (ventrikel) dan D (dual). Peryataan ketiga selalu
menjelaskan tipe respons yang ditunjukan oleh pacemaker. Adalima
huruf untuk menerangkan respons tersebut, tetapi dari kelima itu hanya
dua yang biasa digunnakan: I (inhibitory) dan T (Triggered). Respons
penghambat (ihibitory) berarti respons pacemaker dikontrol oleh
aktivitas jantung pasien itu sendiri; artinya pacemaker tidak kan
berfungsi bila jantung pasien berdenyut. Sebaliknya respons triggered
berarti pacemaker akan mencetuskan respons yang berdasarkan pada
aktivitas jantung intrinsic. Pacemaker Respons aktivitas. Adalah
pacemaker yang akan mengubah frekuensi jantung sesuai respons
terhadap perubahan aktivitas yang diselidiki. Rancang awalnya
tergantung pada parameter seperti aktivitas fisik, perubahan asam-basa,
dan saurasi oksigen, dan bukan tergantung pada fungsi nodus sinus.
Pacemaker ini mampu memperbaiki curah jantung pasien selama
latihan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan saat menggunakan pacemaker, antara lain :


Kemungkinan alat pacu jantung berhenti berfungsi sebagaimana mestinya
akibat gangguan elektrik sangatlah kecil. Akan tetapi, sebaiknya tetap
mengambil beberapa tindakan pencegahan yaitu :
a. Telepon genggam. Berbicara melalui telepon genggam cukup aman, akan
tetapi hindari menaruh telepon genggam secara langsung dekat dengan tempat
pemasangan alat pacu jantung ketika telepon dinyalakan. Meskipun jarang
terjadi, alat pacu jantung dapat salah menginterpretasi sinyal telepon genggam
sebagai suatu denyut jantung dan menahan pacu, yang menimbulkan gejala
seperti kelelahan mendadak.

48
b. Sistem keamanan. Melewati detektor metal di airport tidak akan
mengganggu alat pacu jantung, meskipun metal di dalamnya dapat
membunyikan alarm. Namun hindari berada di dekat atau berada pada sistem
deteksi metal. Apabila petugas keamanan bersikeras menggunakan detektor
metal, beritahukan kepada mereka untuk tidak meletakkan alat tersebut di
dekat alat pacu jantung lebih lama dari yang diperlukan atau tanyakan bentuk
alternatif dari pencarian pribadi. Untuk menghindari masalah yang dapat
mengganggu, bawalah identitas yang menyatakan bahwa menggunakan alat
pacu jantung.
Alat-alat yang tidak terlalu mempengaruhi alat pacu jantung antara lain
oven microwave, televisi, remote control, radio, pemanggang roti, selimut
elektrik, alat cukur listrik dan bor listrik.

Alat pacu jantung memperpanjang hidup yang berguna


Kesulitan untuk menggantikan organ yang tidak sempurna diperbesar
karena sebagian kecil materi buatan dapat tertinggal dalam tubuh pada jangka
waktu yang lama tanpa penyebab masalah. Yang paling umum dipergunakan
adalah alat pacu jantung, sebuah alat elektronik sederhana yang telah
menyelamatkan ratusan dari ribuan orang dari kematian atau kecacatan
permanen. Dengan satu pengeculian, otot berkontraksi ketika sinyal elektris
diterima dari otak atau dari tempat lain pada sistem saraf. Pengecualiannya
adalah jantung, sebuah otot yang rumit dengan kemampuan untuk membuat
kontaaksi ritmik secara spontan.
Pada jantung yang sehat, gelombang kontraksi menyebar dari sebuah
kelompok kecil sel otot membentuk pacu intrinsik. Pemicu ini biasanya
berdetak setiap enam puluh hingga delapan puluh kali per menit, walaupun
tingkat ini dipengaruhi oleh sinyal yang disampaikan melalui syaraf sebagai
respon terhadap emosi, latihan atau faktor lainnya. Waktu implus biasanya
menyebar dari daerah pacu menuju ventrikel, dimana usaha pemompa jantung
terutama dilakukan. Jika jalur konduksi terhambat, ventrikel berkontraksi pada

49
tingkat alaminya, yang hanya dua puluh atau tiga puluh detakan per menit dan
tidak cukup untuk mempertahankan kehidupan normal.
Kebutuhan untuk sebuah pacu jantung elektronis sudah jelas dan
untungnya teknologi telah menyediakannya. Suatu otot dapat dirangsang secara
kasar, dengan melewatkan sebuah aliran kecil listrik. Sebuah pacu elektronik
merupakan bagian dari generator denyut yang dalam bentuk paling sederhana,
menggunakan satu transistor dan sedikit komponen lainnya dikenalikan oleh
baterai merkuri berdaya lama dan mengeluarkan suatu aliran elektris kecil
melalui dua kawat yang berhubungan. Alat pacu, yang berada dalam sebuah
kotak plastik seukuran kotak rokok, biasanya dilektakkan pada tempat yang
nyaman dibawah iga. Aliran yang dihasilkan dapat dilekatkan di luar jntung,
sehingga kontraksi ventrikel dirangsang oleh kejutan listrik kecil yang
dihantarkan sebanyak enam puluh atau delapan puluh detakkan per menit.
Tingkat pastinya dapat dipilih oleh ahli bedah sebelumnya.
Jantung berdetak ser empat puluh juta kali dalam setahun, dan kawat
paling kuat akan putus atau menipis, yang akan mengakibatkan pasien
membutuhkan pengoperasian lainnya. Sebuah metode yang lebih baik adalah
dengan mengambil ujung penghubung yang masih berada dalam tubuh melalui
vena yang nyaman pada leher menuju jantung dimana kawat dapat diletakkan
berdekatan dengan otot ventrikel kanan. Dengan cara ini tekanan pada kawat
dapat banyak dikurangi.
Terkadang kegagalan pemacu alami hanya bersifat sementara dan
perangsangan berkesinambungan dapat berbahaya. Untuk kasus demikian,
sebuah pemacu yang berdasar permintaan akan sangat berguna. Alat ini
memonitor aktivitas elektris alami jantung dan menyuplai rangsangan hanya
ketika aksi pemicu alami gagal melakukannya. Banyak dari ribuan orang yang
menjalani aktivitas hidup normal dengan pemicu elektronik di bawah iga
mereka, tak terdekteksi kecuali sebagai detik-detik ketika radio transistor
berada dalam jarak dekat. Walaupun kegagalan mekanisme waktu dapat diobati
dengan menanamkan pemacu; banyak orang yang memiliki masalah yang lebih
serius yang hanya dapat diatasi dengan mengganti jantung itu sendiri.

50
Kesempatan untuk berhasil dengan jantung buatan seluruhnya tidak terlalu
baik untuk beberapa alasan. Jantung alami memiliki kepadatan yang sama
karena jaringan yang ada disernya dan dipertahankan oleh pembuluh-pembuluh
darah dan oleh pericardium sebuah kantung kuat yang menjaga jantung, yang
bertahan pada diagfragma dan kerongkongan. Jantung buatan mungkin lebih
berat dari organ alami dan mungkin terbuat dari materi logam atau plastik,
yang pada keadaan sekarang yang diketahui, tidak dapat dilekatkan secara
permanen pada struktur di dalam rongga dada. Sejauh ini tidak memiliki
materi buatan manusia yang dapat bekerjasama dengan otot atau jaringan lain
dalam menghadapi detakan bergemuruh dari pompa jantung. Masalah ini masih
merupakan ketertarikan akademis karena tidak memiliki sumber daya yang
cukup untuk menggerakkan jantung buatan. Motor listrik, baterai nuklir dan
ragam alat mekanis lainnya keseluruhannya gagal karena kelebihan bobot dan
produksi panas. Jarak antara alam dan buatan terlalu lebar untuk insinyur yang
paling inventif sekalipun. Jantung dibuat selama kehiupan embrionik dengan
pembentukan di sekeliling darah. Sebagai konsekuensi semua pola aliran
dialirkan dengan cepat dan efisiensi mesin penyelesai sangat tinggi.
Jantung mekanis, yang digerakkan oleh sistem daya di luar tubuh, telah
membuat katup bekerja selama beberapa hari tetapi bahkan pada hewan
percobaan, jantung yang benar-benar buatan tidak memiliki kemungkinan
praktis. Pada manusia, yang terbaik yang dapat dilakukan adalah mesin jantung
paru-paru, yang dapat pada daerah operasi, menggantikan kendali sirkulasi dan
respirasi untuk beberapa jam. Mesin jantung – paru-paru memiliki dua bagian
utama, sebuah pompa untuk menjaga aliran darah dan sebuah oksigenator
untuk menambahkan oksigen pada sel darah merah yang memudahkan
sebagian karbondioksida untuk keluar. Seluruh pompa yang ada memiliki
kecacatan bahwa pompa tersebut dapat merusak darah dengan menghancurkan
beberapa sel darah merah. Pada orang yang sehat lebih dari satu juta sel darah
merah rusak setiap detiknya dan bahkan tingkat yang lebih tinggi akan
menggantikannya; demam komplikasi malaria dinamakan demikian karena air
seni menjadi gelap dengan adanya hemoglobin dari sel darah merah yang
rusak.

51
2. Bahaya Listrik; Kebocoran Arus
Setrum listrik dapat mengakibatkan kerusakan pada tubuh atau bahkan fatal.
Kekuatan setrum bergantung pada besar arus, berapa lama bekerja, dan melalui
bagian tubuh mana ia mengalir. Arus yang melalui organ vital seperti jantung
atau otak akan sangat serius karena dapat mempengaruhi kinerja organ-organ
tersebut. Arus listrik memanaskan jaringan dan dapat mengakibatkan terbakar.
Arus juga merangsang saraf dan otot, dan kita merasakan suatu “kejutan”
Kebanyakan orang dapat “merasakan” arus sekitar 1 mA. Arus beberapa mA
menyebabkan sakit tetapi jarang mengakibatkan kerusakan pada orang yang
sehat. Bagaimana pun, arus di atas 10 mA menyebabkan penegangan
(kontraksi) otot yang hebat, dan orang mungkin tidak dapat melepaskan
sumber arus tersebut (katakanlah, alat atau kabel yang rusak). Kematian karena
kelumpuhan sistem pernafasan dapat terjadi. Akan tetapi, pernafasan buatan
sering kali dapat menyadarkan korban. Jika arus di atas sekitar 70 mA
melewati batang tubuh sehingga sebagian melewati jantung selama satu detik
atau lebih, otot jantung akan mulai menegang dengan tidak teratur dan darah
tidak akan terpompa dengan baik. Kondisi ini disebut “fibrillasi ventrikuler”.
Jika periodenya lama, bisa mengakibatkan kematian. Anehnya, jika arus jauh
lebih besar, dalam orde 1A, kerusakan akan lebih ringan dan kematian atau
kegagalan jantung lebih kecil kemungkinan terjadinya dalam beberapa kondisi.
Keseriusan setrum bergantung pada hambatan efektif dari tubuh. jaringan
hidup memiliki hambatan yang cukup rendah karena fluida sel berisi ion-ion
yang dapat menghantar dengan baik. Namun, lapisan luar kulit, jika kering,
memberikan hambatan besar. Hambatan efektif antara dug titik di sisi yang
berlawanan pada tubuh ketika kulit kering berkisar antara 104 sampai 106 Ω.
Bagaimana pun, jika kulit basah, hambatan mungkin sebesar 10 3 Ω atau lebih
kecil lagi. Seseorang yang bersentuhan dengan tanah, yang menyentuh jalur dc
120 V dengan tangan yang basah dapat menerima arus

Sebagaimana kita lihat di atas, nilai ini bisa mematikan.

52
Gambar 19-21 menunjukkan bagaimana
rangkaian menjadi tertutup ketika seseorang
menyentuh kawat listrik. Satu sisi dari sumber
120 V dihubungkan ke ground (tanah) oleh
kawat yang terhubung ke konduktor yang
GAMBAR 19-21 Orang mengalami
tertanam (katakanlah, pipa air). Dengan demikian kejutan listrik ketika rangkaian menjadi
tertutup.
arus melewati kawat bertegangan tinggi, melalui
orang, ke ground; melewati ground kembali ke terminal lain dari sumber untuk
menutup rangkaian. Jika orang pada Gambar 19-21 berdiri di atas isolator yang
baik sepatu bersol tebal atau lantai kayu yang kering akan ada hambatan yang
jauh lebih besar pada rangkaian dan akibatnya akan mengalir arus yang jauh
lebih kecil. Bagaimana pun, jika orang tersebut berdiri dengan telanjang kaki di
tanah, atau duduk di bak mandi, akan ada bahaya yang cukup besar karena
hambatan jauh lebih kecil. Di bak mandi, bukan saja karena Anda basah, tetapi
air bersentuhan dengan pipa yang menuju ke tanah. Ini sebabnya mengapa
dianjurkan untuk tidak menyentuh alat listrik pada situasi seperti ini.
Bahaya yang utama berasal dari tersentuhnya kawat terbuka yang isolasinya
telah terkupas, atau dari kawat terbuka di dalam alat saat Anda mengutak-
atiknya. (Selalu cabut hubungan alat listrik sebelum memeriksa isinya!)
Kadang-kadang kawat di dalam alat terputus atau isolasinya terlepas dan
bersentuhan dengan kotaknya. Jika kotak tersebut terbuat dari logam, ia akan
menghantar listrik. Orang akan mengalami setrum yang hebat hanya dengan
menyentuh kotak itu, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 19-22b. Untuk
mencegah kecelakaan, kotak logam diharapkan terhubung langsung ke ground,
sehingga tidak menjadi “panas”. Maka jika kawat “panas” menyentuh kotak
yang ditanahkan, segera terbentuk hubungan pendek secara internal, seperti
pada Gambar 19-22c; sebagian besar arus melalui hambatan yang rendah pada
kawat ground dan bukan melalui orang. Lebih jauh lagi, arus yang tinggi
langsung membuka sekring atau saklar pemutus pada rangkaian. Pentanahan
kotak logam paling baik dilakukan dengan kawat ground terpisah yang
dihubungkan ke cabang ketiga (bulat) dari steker 3 cabang; juga dapat
dilakukan dengan menghubungkan kotak ke cabang yang lebih besar dari apa

53
yang dinamakan steker dua cabang yang “terpolarisasi”. Tentu saja tidak hanya
alatnya, tetapi stop kontak juga harus dihubungkan dengan benar ke ground.
Tubuh manusia bekerja seakan-akan mempunyai kapasitansi yang paralel
terhadap hambatannya (Gambar 19-23). Arus dc dapat melewati hambatan,
tetapi tidak dapat melewati kapasitansi. Arus ac seperti arus yang berubah-ubah
yang kita bahas pada Subbab 18-8 (lebih banyak mengenai ini pada Bab 21),
juga bisa ada pada cabang kapasitif. Karena adanya cabang tambahan

GAMBAR 19-22 (a) Sebuah oven (tungku) listrik beroperasi normal dengan steker dua cabang. (b) Hubungan pendek
dengan oven yang tidak ditanahkan: tersetrum. (c) Hubungan pendek ke oven yang ditanahkan dengan cabang ketiga.

yang memungkinkan arus mengalir, arus ac untuk Vrms. tertentu akan lebih
besar untuk tegangan dc yang sama. Dengan demikian tegangan ac lebih
berbahaya dari tegangan dc yang sama.
Bahaya lainnya adalah arus bocor, yang dimaksud adalah arus sepanjang jalur
yang tidak semestinya. Arus bocor Bering terkopel
secara kapasitif, Sebagai contoh, kawat pada lampu
membentuk kapasitor dengan tempat logamnya;
muatan-muatan yang bergerak pada suatu konduktor
menarik atau menolak muatan pada yang lainnya,
GAMBAR 19-23 Tubuh manusia
dimodelkan secara listrik sebagai
sehingga ada arus. Listrik tertentu memberitahukan
hambatan dan kapasitor yang
dirangkai paralel ketika diberikan
batasan arus bocor sampai 1 mA untuk semua alat.
tegangan.
Arus bocor 1 mA biasanya tidak berbahaya.
Bagaimana pun, bisa sangat berbahaya bagi pasien rumah sakit yang dipasangi
elektroda yang dihubungkan ke ground melalui alat yang bersangkutan. Hal ini
disebabkan karena arus dapat menuju langsung ke jantung jika dibandingkan

54
dengan situasi biasa di mana arus memasuki tangan dan menyebar ke seluruh
tubuh. Walaupun dibutuhkan 70 mA untuk menyebabkan fibrilasi jantung
ketika masuk lewat tangan (sangat sedikit yang benar-benar melalui jantung),
nilai sekecil 0,02 mA diketahui bisa menyebabkan fibrilasi ketika lewat
langsung ke jantung. Dengan demikian, pasien yang “dikawati” termasuk
berada dalam bahaya dari arus bocor bahkan dari hanya menyentuh lampu
sekali pun.

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari materi yang telah dipaparkan maka dapat disimpulkan yaitu:
1. Alat yang diberi daya oleh baterai bisa berupa bola lampu (yang hanya
merupakan kawat halus di dalam bola kaca hampa udara), pemanas, radio,
atau apa pun. Ketika rangkaian seperti ini terbentuk, muatan dapat
mengalir melalui kawat rangkaian, dari satu terminal baterai ke yang
lainnya. Aliran muatan seperti ini disebut arus listrik.
2. Sistem saraf dan konduksi saraf merupakan penerapan dari konsep arus
listrik pada makhluk hidup.
3. Rangkaian DC ini pada prinsipnya sesuai dengan hukum kirchoof pertama
yaitu : pada setiap titik cabang, jumlah semua arus yang memasuki cabang
harus sama dengan semua arus yang meninggalkan cabang tersebut.

55
4. Alat pacu jantung merupakan salah satu penerapan dari konsep rangkaian
DC ini.

3.2 Saran
Semoga dengan makalah ini dapat menambah informasi mengenai
biolistrik dan penerapannya pada sistem saraf dan alat pacu jantung dan sebaiknya
tidak ada salahnya untuk lebih mempelajari materi ini agar dapat mengetahui
bagian dan kerja saraf dan alat pacu jantung tersebut.

56

Anda mungkin juga menyukai