[simbol baterai]
Garis yang lebih panjang pada simbol ini menyatakan terminal positif; dan
yang lebih pendek, terminal negatif. Alat yang diberi daya oleh baterai bisa
berupa bola lampu (yang hanya merupakan kawat halus di dalam bola kaca hampa
udara), pemanas, radio, atau apa pun. Ketika rangkaian seperti ini terbentuk,
muatan dapat mengalir melalui kawat rangkaian, dari satu terminal baterai ke
yang lainnya. Aliran muatan seperti ini disebut arus listrik.
Lebih tepat lagi, arus listrik pada kawat didefinisikan sebagai jumlah total
muatan yang melewatinya per satuan waktu pada suatu titik. Dengan demikian,
arus rata-rata I didefinisikan sebagai
Δ𝑄
I= ,
Δ𝑡
Pada rangkaian tunggal, seperti pada Gambar 18-6, arus pada setiap saat
sama pada satu titik (katakanlah titik A) seperti pada titik yang lain (misalnya B).
Hal ini sesuai dengan kekekalan muatan listrik (muatan tidak hilang).
Arus merupakan aliran muatan. Arus tetap sebesar 2,5 A mengalir pada
kawat selama 4,0 menit. (a) Berapa besar muatan yang mengalir melalui suatu
titik pada rangkaian? (b) akan menjadi berapa elektronkah muatan ini?
PENYELESAIAN (a) Karena arus sebesar 2,5 A, atau 2,5 C/det, maka
dalam 4,0 menit (= 240 detik) muatan total yang mengalir adalah, dari Persamaan
18-1,
∆𝑄 = 𝐼 ∆𝑡
(b) Muatan satu elektron adalah 1,60 x 10-19 C, sehingga 600 C terdiri dari
600 C
= 3,8 x 1021 elektron
1,6 x 10−19 C/elektron
I ∞ V.
Sebagai contoh, jika kita menghubungkan kawat ke baterai 6 V, aliran arus akan
dua kali lipat dibandingkan jika dihubungkan ke baterai 3 V.
Akan sangat membantu jika kita bandingkan arus listrik dengan aliran air
di sungai atau pipa yang dipengaruhi oleh gravitasi. jika pipa (atau sungai) hampir
rata, kecepatan alir akan kecil. Tetapi jika satu ujung lebih tinggi dari yang
lainnya, kecepatan aliran—atau arus—akan lebih besar. Makin besar perbedaan
ketinggian, makin besar arus. Kita lihat pada Bab 17 bahwa potensial listrik
analog, pada kasus gravitasi, dengan ketinggian tebing; dan hal itu berlaku pada
kasus ini untuk ketinggian dari mana fluida mengalir. Sama seperti penambahan
ketinggian menyebabkan aliran air yang lebih besar, demikian pula beda potensial
listrik yang lebih besar, atau tegangan, menyebabkan aliran arus listrik menjadi
lebih besar.
Tepatnya berapa besar aliran arus pada kawat tidak hanya bergantung pada
tegangan, tetapi juga pada hambatan yang diberikan kawat terhadap aliran
elektron. Dinding-dinding pipa, atau tepian sungai dan batu-batu di tengahnya,
memberikan hambatan terhadap aliran arus. Dengan cara yang sama, elektron-
elektron diperlambat karena adanya interaksi dengan atom-atom kawat. Makin
tinggi hambatan ini, makin kecil arus untuk suatu tegangan V. Kita kemudian
mendefinisikan hambatan sehingga arus berbanding terbalik dengan hambatan.
Ketika kita gabungkan hal ini dan, kesebandingan di atas, kita dapatkan
𝑉
I = 𝑅,
di mana R adalah hambatan kawat atau suatu alat lainnya, V adalah beda potensial
yang melintasi alat tersebut, dan I adalah arus yang mengalir padanya. Hubungan
ini (Persamaan 18-2) Bering dituliskan
V=IR,
R = V/I
(Persamaan 18-2), juga dapat diterapkan pada kasus nonohmik, tetapi dalam hal
ini, R tidak akan konstan dan bergantung pada tegangan yang diberikan.
Satuan untuk hambatan disebut ohm dan disingkat Ω (huruf besar Yunani
untuk omega). Karena R = V/I, kita lihat bahwa 1,0 Ω ekivalen dengan 1,0 V / A.
CONTOH 18-3
Hambatan bola lampu senter. Sebuah bola lampu senter kecil (Gambar 18-10)
menarik 300 mA dari baterai 1,5 V. (a) Berapa hambatan bola lampu tersebut? (b)
Jika tegangan turun sampai 1,2 V, bagaimana arus akan berubah?
PENYELESAIAN (a) Kita gunakan hukum Ohm, Persamaan 18-2, dan didapat
𝑉 1,5𝑉
𝑅= = = 5,0 Ω
𝐼 0,30𝐴
𝑉 1,2𝑉
𝐼= = = 0,24 A
𝑅 5,0Ω
Hambatan Jenis
Kita mungkin menyangka bahwa hambatan kawat yang tebal akan lebih kecil dari
yang tipis karena kawat yang lebih tebal memiliki area yang lebih luas untuk
lewatnya elektron. Dan mungkin Anda berpikir bahwa hambatan akan lebih besar
jika panjangnya lebih besar karena akan ada lebih banyak penghalang untuk aliran
elektron. Dan memang, ternyata ditemukan pada eksperimen bahwa hambatan R
kawat logam berbanding lurus dengan panjang L dan berbanding terbalik dengan
luas penampang lintang A. Yaitu
𝐿
𝑅=𝜌 ,
𝐴
CONTOH 18-4
PENYELESAIAN (a) Kita selesaikan Persamaan 18-3 untuk luas A dan gunakan
Tabel 18-1:
4𝐴
𝑑 = √ 𝜋 = 2,1 x 10−3m = 2,1 mm
Contoh 18-6
𝑅 − 𝑅0 187,4 Ω − 164,2 Ω
𝑇 = 𝑇0 + = 200 C + = 56,00 C.
𝛼𝑅0 (3,927 x 10−3 (C0 )−1 )(164,2 Ω)
Termistor lebih sesuai untuk beberapa aplikasi, terdiri dari oksida logam atau
semikonduktor yang hambatannya juga bervariasi dengan cara berulang-ulang
terhadap temperatur. Termistor bisa dibuat cukup kecil dan bereaksi sangat cepat
terhadap perubahan. temperatur. Keuntungan lainnya adalah termistor dapat
digunakan pada temperatur yang sangat tinggi atau sangat rendah di mana
termometer gas atau zat cair tidak akan berguna.
Superkonduktivitas
Pada temperatur yang sangat rendah, hampir nol mutlak, hambat jenis logam-
logam tertentu dan senyawa atau campurannya menjadi nol sebagaimana terukur
oleh teknik presisi paling tinggi. Bahan-bahan pada keadaan demikian dikatakan
sedang ber-superkonduksi. Fenomena ini pertama kali diteliti oleh H. K. Onnes
(1853-1926) pada tahun 1911 ketika ia mendinginkan air raksa di bawah 4,2 K (-
269°C). la menemukan bahwa pada temperatur ini, hambatan air raksa tiba-tiba
turun menjadi nol. Pada umumnya, superkonduktor menjadi superkonduksi hanya
di bawah temperatur transisi TC tertentu, yang biasanya beberapa derajat dari nol
mutlak. Arus pada bahan superkonduksi yang berbentuk cincin terlihat mengalir
bertahun-tahun dengan tidak adanya beda potensial, tanpa penurunan yang
terukur. Pengukuran menunjukkan bahwa hambat jenis 𝜌 dari superkonduktor
lebih kecil dari 4 x 10-25 Ω.m, yang lebih dari 1016 kali lebih kecil dari nilai untuk
tembaga, dan dianggap nol pada prakteknya.
Energi listrik diubah menjadi energi panas atau cahaya pada alat-alat
seperti itu karena arus biasanya agak besar, dan ada banyak tumbukan antara
elektron yang bergerak dan atom pada kawat. Pada setiap tumbukan, sebagian
energi elektron ditransfer ke atom yang ditumbuknya. Sebagai akibatnya, energi
kinetik atom bertambah dan dengan demikian temperatur elemen kawat
bertambah (lihat Subbab 13-11). Energi panas yang bertambah ini (energi dalam)
dapat ditransfer sebagai kalor dengan konduksi dan konveksi ke udara pada
pemanas atau ke makanan pada wajan, dengan radiasi ke roti pada pemanggang,
atau diradiasikan sebagai cahaya.
Muatan yang mengalir per detik, Q/t, merupakan arus listrik, I. Dengan demikian
kita dapatkan
P = IV
Hubungan umum ini menghasilkan daya yang diubah oleh suatu perangkat, di
mana I adalah arus yang melewatinya dan V adalah beda potensial yang
melintasinya. Rumus ini juga menyatakan daya yang diberikan oleh sebuah
sumber seperti baterai. Satuan SI daya listrik untuk semua jenis daya lainnya,
yaitu watt (1 W = 1 J/det).
P =IV
= I(IR)= I2R
𝑉 𝑉2
=(𝑅) 𝑉 = .
𝑅
Persamaan 18-6b dan c hanya berlaku untuk resistor, sementara Persamaan 18-6a,
P = IV, berlaku untuk alat apa saja.
Contoh 18-7
Lampu besar. Hitung hambatan lampu besar mobil 40 W yang dirancang untuk
12 V (Gambar 18-16).
GAMBAR 18-16
𝑉 2 (12 𝑉)2
𝑅= = = 3,6 Ω
𝑃 (40 𝑊)
ini merupakan hambatan ketika lampu bercahaya terang pada 40 W. Ketika bola
lampu dingin, hambatan jauh lebih kecil, sebagaimana kita lihat pada Persamaan
18-4. (Karena arus tinggi ketika hambatan rendah, lampu lebih sering terbakar
ketika pertama kali dihidupkan).
Energi, bukan daya, yang Anda bayar pada tagihan listrik Anda. Karena
Anda membayar daya adalah kecepatan perubahan energi, energi total yang
digunakan oleh energi suatu alat merupakan konsumsi daya dikalikan waktu alat
tersebut hidup. Jika daya dinyatakan dalam watt dan waktu dalam detik, energi
akan dinyatakan dalam joule karena 1 W = 1 J / det. Perusahaan-perusahaan listrik
biasanya menentukan energi dalam satuan yang lebih besar, kilowatt-hour
(kilowatt-jam atau kWh). Satu kWh = (1000 W)(3600 det) = 3,60 x 106 J.
Contoh 18-8
Pemanas listrik. Sebuah pemanas listrik menarik 15,0 A pada jalur 120 V.
Berapa daya yang digunakannya dan berapa biaya per bulan (30 hari) jika
pemanas tersebut beroperasi 3,0 jam setiap hari dan perusahaan listrik menghargai
10,5 Ben per kWh? (Untuk mudahnya, anggap arus mengalir tetap pada satu
arah).
atau 1,80 kW. Untuk mengoperasikannya selama (3,0 jam / hari)(30 hari) = 90
jam akan memakan biaya (1,80 kW)(90 jam)($0,105) = $17.
Ledakan petir. Petir merupakan contoh arus listrik yang spektakuler pada
fenomena alam. Ada banyak variasi pada ledakan petir, tetapi umumnya energi
yang ditransfer sebesar 109 J melalui beda potensial hampir sebesar 5 x 107 V
selama selang waktu 0,2 detik. Gunakan informasi ini untuk memperkirakan
jumlah muatan total yang ditransfer, arus, dan daya rata-rata selama 0,2 detik.
109 J
𝑄≈ = 20 C.
5 x 107 V
𝑄 20 C
𝐼= ≈ = 100 A.
𝑡 0,2 det
[Karena sebagian besar ledakan petir terdiri dari beberapa tahap, adalah mungkin
bahwa masing-masingnya bisa membawa arus yang jauh lebih besar dari ini.]
Daya rata-rata yang diantarkan adalah
energi 109 J
𝑃̅ = = = 5 𝑥 109 W = 5 GW.
waktu 0,2 det
GAMBAR 18-17 (a) Sekring. Bila arus melebihi suatu nilai tertentu, pita logam meleleh dan rangkaian menjadi terbuka.
Sekring harus diganti. (b) Saklar pemutus. Arus listrik melewati keping bimetal. Ketika arus cukup besar (yaitu,
melampaui batas keamanan), keping bimetal dipanaskan dan melengkung jauh ke kiri sehingga titik pada keping logam
yang dibebani pegas turun melampaui keping bimetal; (c) rangkaian kemudian terbuka pada titik kontak (yang terhubung
ke keping logam) dan saklar luar juga termatikan. Begin keping bimetal dingin, keping tersebut dapat di-reset dengan
menggunakan saklar luar.
yang cukup berat untuk beban yang diperkirakan. Untuk mencegah kelebihan
beban sekring atau saklar pemutus dipasang pada rangkaian. Alat-alat tersebut
sebenarnya merupakan saklar (Gambar 18-17) yang membuka rangkaian ketika
arus melampaui suatu nilai tertentu. Sekring atau saklar pemutus 20-A, misalnya,
terbuka ketika arus yang melewatinya melampaui 20 A. Jika rangkaian berkali-
kali membakar sekring atau membuka saklar pemutus, ada dua kemungkinan:
mungkin terlalu banyak peralatan yang menarik arus dalam rangkaian tersebut;
atau ada kerusakan di suatu tempat, misalnya “hubungan pendek”. Hubungan
pendek, atau “rangkaian pendek”, berarti bahwa dua kawat bersilangan (mungkin
karena isolasi terbakar) sehingga jalur arus keduanya terhubung. Hambatan
rangkaian dengan demikian menjadi sangat kecil, sehingga arus akan sangat besar.
Tentu saja, rangkaian pendek harus segera diperbaiki.
Arus Bolak-balik
Bila sebuah baterai dihubungkan ke rangkaian, arus mengalir dengan tetap pada
suatu arah. Arus ini disebut arus searah, atau DC (direct current). Bagaimana pun,
generator listrik pada pusat pembangkit tenaga listrik menghasilkan arus bolak-
balik, atau AC (alternating current). Arus bolak-balik berubah arah terus beberapa
kali setiap detiknya dan biasanya sinusoidal, sebagaimana ditunjukkan pada
Gambar 18-19. Elektron-elektron pada kawat pertama bergerak ke satu arah
kemudian ke arah sebaliknya. Arus yang dipasok ke rumah-rumah dan kantor-
kantor oleh perusahaan listrik sebenarnya adalah ac untuk seluruh dunia.
V = V0 sin 2𝜋𝑓𝑡.
Dari hukum Ohm, jika sepanjang tegangan V ada resistor R, maka arus I
adalah
𝑉 𝑉0
𝐼= = sin 2𝜋𝑓𝑡 = 𝐼0 sin 2𝜋𝑓𝑡.
𝑅 𝑅
Nilai I0 = V0/R
adalah arus
puncak. Arus
dianggap positif
ketika elektron-
elektron mengalir
ke satu arah dan
GAMBAR 18-19 (a) Arus searah.
(b) Arus bolak-balik.
negatif jika mengalir ke arah yang berlawanan. Jelas dari Gambar 18-19b bahwa
arus bolak balik berada dalam keadaan positif sesering is berada dalam keadaan
negatif. Berarti, arus rata-ratanya adalah nol. Bagaimanapun ini tidak berarti
bahwa tidak diperlukan daya atau tidak ada kalor yang dihasilkan pada resistor.
Dan memang, daya yang berikan pada hambatan R pada setiap saat adalah
𝐼 = 𝐼 2 𝑅 = 𝐼0 2 𝑅 sin2 2𝜋𝑓𝑡.
adalah
1 2
𝑃̅ = 𝐼 𝑅
2 0
Karena daya juga dapat dituliskan P = V2 / R = (𝑉02 /𝑅) sin2 2𝜋𝑓𝑡, kita dapatkan
juga daya rata-ratanya
1 𝑉02
𝑃̅ = .
2𝑅
Nilai rata-rata atau mean dari kuadrat arus atau tegangan merupakan hal yang
1 ̅̅̅2̅ = 1 𝑉02 . Akar kuadrat
penting untuk menghitung daya rata-rata: 𝐼̅2 = 𝐼02 dan 𝑉
2 2
dari masing-masingnya merupakan nilai rms (root-mean-square / akar-kuadrat-
rata-rata) dari arus atau tegangan:
𝐼0
𝐼𝑟𝑚𝑠 = √𝐼̅2 = = 0,707𝐼0 ,
√2
𝑉0
𝑉𝑟𝑚𝑠 = √̅𝑉̅̅2̅ = = 0,707𝑉0 .
√2
1 2
𝑃̅ = 2
𝐼 𝑅 = 𝐼𝑟𝑚𝑠 𝑅
2 0
1𝑉 2𝑉 2
𝑃̅ = 2 𝑅0 = 𝑟𝑚𝑠 .
𝑅
Berarti, arus searah yang nilai-nilai I dan V-nya sama dengan nilai rms I dan V
untuk arus bolak-balik akan menghasilkan daya .yang sama. Dengan demikian
biasanya nilai rms aruslah yang ditentukan atau diukur. Sebagai contoh, di
Amerika Serikat dan Kanada, sumber tegangan standar adalah 120 V ac. 120 V
adalah Vrms; tegangan puncak V0 adalah
𝑉0 = √2𝑉𝑟𝑚𝑠 = 170𝑉.
Sebagian besar Eropa tegangan rms sebesar 240 V, sehingga tegangan puncak
adalah 340 V.
Contoh 18-11
𝑉𝑟𝑚𝑠 120𝑉
𝑅= = = 14,4 Ω
𝐼𝑟𝑚𝑠 8,33𝐴
2 (240 𝑉)2
𝑉𝑟𝑚𝑠
𝑃̅ = = = 4000 𝑊.
𝑅 (14,4 Ω)
Nilai ini empat kali lipat daya pengering dan pasti akan melelehkan elemen
pemanas atau kumparan kawat motor. Pastikan pengering rambut (atau pencukur
listrik) Anda memiliki saklar 120/240 V sebelum mengadakan perjalanan terlalu
jauh dari rumah, atau bawalah trafo (Subbab 21-7) untuk orang-orang yang
melakukan perjalanan.
Contoh 18-12
Daya stereo. Setiap jalur pada pesawat penerima stereo bisa mengeluarkan daya
rata-rata 100 W ke dalam pengeras suara 8 Ω (lihat Gambar 18-13). Berapa
tegangan rms dan arus rms yang dimasukkan ke pengeras suara (a) dengan daya
maksimum 100 W, dan (b) 1,0 W?
dan
𝑃̅ (100 𝑊)
𝐼𝑟𝑚𝑠 = √ = √ = 3,5 𝐴,
𝑅 (8,0 Ω)
atau
𝑉𝑟𝑚𝑠 28 𝑉
𝐼𝑟𝑚𝑠 = = = 3,5 𝐴.
𝑅 8,0 Ω
(b)Pada 𝑃̅ = 1,0 W,
2,8 𝑉
𝐼𝑟𝑚𝑠 = = 0,35 𝐴.
8,0 Ω
elektron. Pada kawat penghantar, misalnya, kita bisa GAMBAR 18-22 Medan listrik E pada
membayangkan elektron-elektron bebas bergerak kawat memberikan kecepatan alir vd
kepada electron-elektron yang bergerak
kesana kemari dengan acak dengan laju tinggi, acak.
terpantul dari atom-atom kawat (agak mirip dengan
molekul pada gas-Subbab 13-10 clan ff). Ketika
medan listrik ada pada kawat, Gambar 18-22,
elektron-elektron menerima gaya dan mulai
GAMBAR 18-23 Elektron-elektron
dipercepat. Tetapi mereka akan segera mencapai laju pada volume Al seluruhnya akan
yang kurang lebih merupakan laju rata-rata melewati penampang lintang dalam
waktu ∆t di mana l= vd∆t.
(disebabkan oleh tumbukan dengan atom-atom
kawat), yang disebut sebagai laju alir, vd. Laju alir pada normalnya jauh lebih
kecil dari laju acak rata-rata elektron.
∆𝑄
𝐼= = 𝑛𝑒𝐴𝑣d .
∆𝑡
Contoh 18-13
Laju elektron pada kawat. Kawat tembaga, dengan diameter 3,2 mm, membawa
arus 5,0 A. Tentukan (a) laju alir elektron-elektron bebas, dan (b) laju rms
elektron-elektron dengan menganggap perilaku gas ideal pada 20°C. Anggap
bahwa satu elektron per atom Cu bebas untuk bergerak (yang lainnya tetap terikat
pada atom).
PENYELESAIAN (a) Luas penampang lintang kawat adalah
Karena kita menganggap ada satu elektron bebas per atom, kerapatan elektron
bebas, n, sama dengan kerapatan atom Cu. Massa atom Cu adalah 63,5 u (lihat
Tabel Periodik di bagian dalam sampul belakang), sehingga 63,5 g Cu berisi satu
mol atau 6,02 x 1023 elektron bebas. Massa jenis (kerapatan) tembaga (Tabel 10-
1) adalah 𝜌 = 8,9 x 103 kg / m3 dimana 𝜌 = m / V. Jadi jumlah elektron bebas per
satuan volume adalah
𝑁 𝑁 𝑁(1 𝑚𝑜𝑙)
𝑛= =𝑚 = 𝜌
𝑉 𝑚(1 𝑚𝑜𝑙)
𝜌
𝐼 5,0 A
𝑣𝑑 = =
𝑛𝑒𝐴 (8,4 x 1028 m−3 )(1,6 x 10−19 C)(8,0 x 10−6 m2 )
(b) Jika kita memodelkan elektron-elektron bebas sebagai gas ideal (pendekatan
kasar), kita gunakan Persamaan 13-9 untuk memperkirakan laju rms acak dari
elektron sementara is melesat ke sana ke mari:
Berarti kita lihat bahwa laju alir (laju rata-rata dengan arah arus) jauh lebih kecil
dari laju termal rms elektron (sebesar faktor sekitar 109). [Catatan: Hasil pada (b)
merupakan perkiraan terendah. Perhitungan teori kuantum, dan eksperimen-
eksperimennya, menemukan bahwa laju rms pada tembaga sebesar 1,6 x 106 m /
det].
Laju alir elektron-elektron pada kawat jelas sangat kecil, hanya sekitar
0,05 mm / det untuk contoh di atas, yang berarti bahwa elektron memerlukan
1
waktu 20 x 103 detik, atau 52 jam, hanya untuk menempuh jarak 1 m. Tentu saja,
hal ini bukan seberapa cepat “listrik berjalan”: ketika Anda menekan saklar
lampu, lampu tersebut walaupun jaraknya sekian meter hampir hidup seketika,
karena medan listrik bejalan hampir dengan laju cahaya (3 x 108 m/ det). Kita
dapat menganggap, elektron-elektron pada kawat sebagai pipa yang penuh air:
ketika sedikit air memasuki satu ujung pipa, hampir pada saat itu juga air keluar
dari ujung yang lain.
Neuron, sebelum mengirimkan sinyal listrik, berada pada apa yang disebut
“keadaan diam”. Seperti halnya semua sel hidup, neuron memiliki muatan positif
total pada permukaan luar membran sel dan muatan negatif pada permukaan
dalam. Hal ini telah disinggung pada Subbab 17-11 dalam hubungannya dengan
otot jantung dan EKG. Perbedaan muatan ini, atau “lapisan dipol”, berarti bahwa
ada beda potensial yang melintasi membran sel. Ketika neuron tidak mengirim
sinyal, “potensial diam” ini, yang biasanya dinyatakan sebagai
Vdalam – Vluar’
biasanya sebesar -60mV sampai -90 mV, bergantung pada jenis organisms. Ion
yang paling umum dalam sel adalah K+, Na+, dan Cl-. Ada perbedaan besar pada
konsentrasi ion-ion ini di dalam dan di luar sel, sebagaimana ditunjukkan oleh
nilai-nilai pada Tabel 18-2. Ion-ion lain juga ada,
sehingga fluida baik di dalam maupun di luar
axon netral secara listrik. Karena perbedaan
konsentrasi, ada kecenderungan ion-ion berdifusi
menembus membran (ingat difusi, Subbab 13-15).
Bagaimana pun, pada keadaan diam membran sel
mencegah aliran total Na+ (melalui mekanisme
“pemompaan aktif” Na+ keluar dari sel). Tetapi
aliran ion-ion Cl- dan sedikit K+ diperbolehkan,
dan kedua ion inilah yang menghasilkan lapisan muatan dipol pada membran.
Karena konsentrasi K+ lebih besar di dalam sel daripada di luar, lebih banyak ion
K+ yang cenderung berdifusi ke luar membran daripada ke dalam. Sebuah ion K+
yang menembus membran akan menempel pada permukaan luar membran, dan
meninggalkan muatan negatif yang sama berada di permukaan dalam membran
(Gambar 18-25). Fluida itu sendiri tetap netral. Dan memang, yang menahan ion
tetap pada membran adalah daya tarik antar mereka sendiri melalui membran.
Terlepas dari proses ini, ion Cl- cenderung berdifusi ke dalam sel karena
konsentrasinya di luar lebih besar. Baik difusi K+ maupun Cl- cenderung memuati
permukaan dalam membran dengan muatan negatif dan permukaan luar positif.
Sementara muatan tertumpuk pada permukaan membran, akan makin sulit untuk
lebih banyak ion berdifusi: ion K+ yang mencoba bergerak ke luar, misalnya,
ditolak oleh muatan positif yang sudah ada di sana. Kesetimbangan dicapai ketika
kecenderungan berdifusi karena perbedaan konsentrasi diimbangi oleh beda
potensial melintasi membran. Makin besar beda konsentrasi makin besar beda
potensial melintasi membran, yang, sebagaimana disinggung di atas, berkisar
antara -60 mV sampai -90 mV.
Aspek yang paling penting dari neuron adalah bukan potensial diam yang
ia memiliki (demikian sebagian besar sel), melainkan ia dapat bereaksi terhadap
rangsangan dan menghantar sinyal listrik sepanjang dirinya. Sebuah saraf dapat
dirangsang dengan berbagai cara. Rangsangan bisa bersifat termal (ketika Anda
menyentuh kompor yang panas) atau kimiawi (seperti pada cita rasa); bisa berupa
tekanan (seperti pada kulit atau gendang telinga), atau cahaya (seperti pada mata);
atau mungkin berupa rangsangan listrik dari sinyal yang datang dari otak atau
neuron lain. Dalam laboratorium, rangsangan biasanya bersifat listrik dan
diberikan oleh jarum kecil pada beberapa titik di neuron. Jika rangsangan
melampaui nilai ambang tertentu, suatu pulsa tegangan akan merambat sepanjang
axon. Pulsa tegangan ini dapat dideteksi pada suatu titik sepanjang axon dengan
menggunakan voltmeter atau osiloskop yang dihubungkan seperti pada Gambar
18-26. Pulsa
tegangan ini memiliki bentuk seperti pada Gambar 18-27, , dan disebut potensial
kerja. Sebagaimana bisa dilihat, potensial naik dari potensial diam sekitar -70 mV
dan menjadi positif 30 mV atau 40 mV. Potensial kerja bertahan sampai sekitar 1
mdet dan merambat sepanjang axon dengan laju 30 m/det sampai 150 m / det.
𝐴 6 x 10−6 m2
𝐶 = 𝐾𝜀0 𝑑 ≈ (3)(8,85 x 10−12 C2 /N. m2 ) 10−8 m
≈ 10−8 F.
(b) Karena tegangan berubah dari -70 mV sampai sekitar +30 mV, perubahan total
kira-kira 100 mV. Dengan demikian jumlah muatan yang bergerak adalah
Setiap, ion membawa muatan e = 1,6 x 10-19 C, sehingga jumlah ion yang
mengalir per potensial kerja adalah Q/e = (10-9 C)/(1,6 x 10-19 C) = 1010. Volume
axon silindris adalah
dan konsentrasi ion Na+ di dalam sel (Tabel 18-2) adalah 15 Mol/m3 = 15 x 6,02 x
1023 ion/ m3 ≈ 1025 ion/m3. Dengan demikian, sel berisi (1025 ion/m3) x (3 x 10-11
m3) ≈ 3 x 1014 ion Na+. Satu potensial kerja, berarti, akan merubah konsentrasi
1
ion Na+ paling banyak sebesar 1010 / (3 x 1014) = x 10-4 atau 1 bagian dalam
3
30.000. Perubahan kecil ini tidak akan terukur.
Ketika dua atau lebih resistor dihubungkan dari ujung ke ujung seperti pada
Gambar 19-1, dikatakan mereka dihubungkan secara seri. Resistor-resistor
tersebut bisa merupakan resistor biasa seperti pada Gambar 18-11, atau dapat
berupa bola lampu, elemen pemanas, atau alat penghambat lainnya. Muatan yang
melalui R1 pada Gambar 19-1a juga akan melewati R2 dan kemudian R3. Dengan
demikian arus I yang sama melewati setiap resistor. (Jika tidak, hal ini berarti
bahwa muatan terakumulasi pada beberapa titik pada rangkaian, yang tidak terjadi
dalam keadaan stabil). Kita tentukan V menyatakan tegangan pada ketiga resistor.
Kita anggap semua resistor yang lain pada rangkaian dapat diabaikan, dan
sehingga V sama dengan tegangan baterai. Kita tentukan V1, V2, dan V3 merupakan
beda potensial berturut-turut melalui resistor R1, R2, dan R3, berturut-turut, seperti
pada Gambar 19-1a. Dengan hukum Ohm, V1 = IR1, V2 =IR2, dan V3 = IR3 Karena
resistor-resistor tersebut dihubungkan ujung ke ujung, kekekalan energi
menyatakan bahwa tegangan total V sama dengan jumlah semua tegangan dari
masing-masing resistor:
GAMBAR 19-1 (a) Hambatan yang dihubungkan secara seri: Rek = R1 + R2 + R3. (b) Hambatan bisa berupa bola
lampu, atau jenis hambatan lainnya. (c) hambatan ekivalen tunggal Rek yang menarik arus yang besamya sama.
V=V1+V2+V3=IR1+IR2+IR3.
[Untuk melihat secara rinci mengapa hal ini benar, perhatikan bahwa muatan
listrik q yang melewati R kehilangan energi sebesar qV1. Pada saat melalui R2 dan
R3, EP berkurang sebesar qV2 dan qV3, sehingga total ΔEP = qV1 + qV2 + qV3;
jumlah ini harus sama dengan energi yang diberikan pada q oleh baterai, qV,
sehingga energi kekal. Di sini qV = q(VI + V2 + V3), sehingga V = VI + V2 + V3
yang merupakan persamaan 19-1].
Sekarang mari kita tentukan hambatan ekivalen tunggal Rek yang akan
menarik arus yang sama seperti kombinasi di atas (Gambar 19-1c). Hambatan
tunggal Rek tersebut akan dihubungkan dengan V dengan. Persamaan
V= IRek.
Kita padukan Persamaan ini dengan Persamaan 19-1, V = I(R1 + R2 + R3), dan
didapat
Rek = R1 + R2 + R3.
Pada kenyataannya, hal ini merupakan apa yang kita harapkan. Jika kita pasang
beberapa hambatan secara seri, hambatan total merupakan jumlah hambatan-
hambatan tersebut jika terpisah. Hal ini berlaku untuk sejumlah hambatan berapa
pun secara seri. Perhatikan bahwa jika Anda menambahkan lebih banyak
hambatan Pada rangkaian, arus akan berkurang. Sebagai contoh, jika baterai 12 V
dihubungkan dengan resistor 4 Ω, arus akan menjadi 3 A. Tetapi jika baterai 12 V
dihubungkan dengan tiga buah resistor 4Ω yang dirangkai seri, hambatan total
adalah 12 Ω dan arus hanya akan sebesar 1 A.
GAMBAR 19-2 (a) Hambatan dihubungkan secara paralel: 1/Rek = 1/R1 + 1/R2+ 1/R3, yang bisa merupakan (b)
bola lampu; (c) menunjukkan rangkaian ekivalen dengan Rek yang didapat dari Persamaan 19-3.
I = I1 + I2 + I3.
Ketika resistor-resistor terhubung paralel, masing-masing mengalami
tegangan yang sama. (Dan memang, dua titik mana pun pada rangkaian yang
dihubungkan oleh kawat dengan hambatan yang dapat diabaikan berada pada
potensial yang sama). Berarti tegangan penuh baterai diberikan ke setiap resistor
pada Gambar 19-2a, sehingga
𝑉 𝑉 𝑉
𝐼1 = 𝑅 , 𝐼2 = 𝑅 , dan 𝐼3 = 𝑅 .
1 2 3
Mari kita tentukan berapa nilai resistor tunggal Rek (Gambar 19-2c) yang
akan menarik arus I yang sama dengan ketiga hambatan paralel ini. Resistor
ekivalen Rek ini harus memenuhi
𝑉
𝐼=𝑅 .
ek
I = I1 + I2 + I3,
𝑉 𝑉 𝑉 𝑉
= + + .
𝑅𝑒𝑘 𝑅1 𝑅2 𝑅3
1 1 1 1
= + + .
𝑅𝑒𝑘 𝑅1 𝑅2 𝑅3
1 1 1 2 1
= 8Ω + 8Ω = 8Ω = 4Ω
𝑅
[Sebuah analogi dalam hal ini bisa membantu. Bayangkan dua pipa yang
menerima air di dekat puncak bendungan dan mengeluarkannya di dasar pada
Gambar 19-3. Beda potensial gravitasi, sebanding dengan ketinggian h, sama
untuk kedua pipa, seperti pada kasus listrik resistor paralel. jika kedua pipa
terbuka, bukan hanya satu saja, arus yang mengalir akan dua kali lipat. Maka,
dengan dua pipa yang sama terbuka, hambatan total terhadap aliran air akan
diperkecil, setengahnya. Perhatikan bahwa jika kedua pipa ditutup, bendungan
memberikan hambatan takhingga terhadap aliran air. Hal ini berhubungan dengan
kasus listrik dengan rangkaian terbuka, ketika tidak ada arus yang mengalir
sehingga hambatan listrik takhingga].
Contoh 19-2
Resistor seri dan paralel. Dua resistor 100 Ω dihubungkan (a) seri dan (b)
paralel, ke baterai 24,0 V. Lihat Gambar 19-5. Berapa arus melalui setiap resistor
dan berapa hambatan ekivalen setiap rangkaian?
V=V1+ V2=IR1+IR2.
Berarti
𝑉 24,0 V
𝐼=𝑅 = 100 Ω + 100 Ω = 0,120 A.
1 +𝑅2
Hambatan ekivalen, dengan menggunakan Persamaan 19-2, adalah Rek = R1+ R2=
200 Ω. Kita juga bisa mendapatkan Rek dengan melihat dari sudut pandang
baterai: hambatan total Rek harus sama dengan tegangan baterai dibagi arus yang
dikeluarkannya:
𝑉 24,0 𝑉
𝑅𝑒𝑘 = = = 200Ω.
𝐼 0,120 𝐴
(b) Muatan (atau elektron) sebesar apa saja dapat mengalir melalui satu saja dari
kedua resistor ini. Sama seperti sungai bisa terbagi menjadi dua aliran ketika
mengelilingi sebuah pulau, di sini arus total I dari baterai (Gambar 19-5b) juga
sama dengan jumlah arus terpisah yang melalui kedua resistor:
I=I1+I2.
𝑉 𝑉 24,0 V 24,0 V
𝐼 = 𝐼1 + 𝐼2 = 𝑅 + 𝑅 = + 100 Ω = 0,24 A + 0,24 A = 0,48 A.
1 2 100 Ω
𝑉 24,0 𝑉
𝑅𝑒𝑘 = = = 50Ω.
𝐼 0,48 𝐴
1 1 1 2 1
= 100Ω + 100Ω = 100Ω = 50Ω,
𝑅𝑒𝑘
Sehingga Rek = 50 Ω.
Komponen seperti baterai atau generator listrik yang merubah sate jenis energi
(kimia, mekanik, cahaya, clan sebagainya) menjadi energi listrik disebut tempat
atau sumber gaya gerak listrik atau ggl. (Istilah “gaya gerak listrik” tidak tepat
karena tidak mewakili “gaya” seperti diukur dalam newton. Dengan demikian,
untuk mencegah kebingungan, kita lebih memilih menggunakan singkatannya,
ggl). Beda potensial antara terminal sumber seperti itu, bila tidak ada arus yang
mengalir ke rangkaian luar, disebut ggl dari sumber. Simbol 𝛿 biasanya digunakan
untuk ggl (jangan kacaukan dengan E untuk medan listrik).
Vab =𝛿 - Ir
Sebagai contoh, jika baterai 12 V mempunyai hambatan dalam 0,1 Ω, maka ketika
10 A mengalir dari baterai, tegangan terminal adalah 12 V - (10 A)(0,1 Ω) = 11 V.
Hambatan dalam baterai biasanya kecil. Misalnya, sebuah baterai senter biasa
ketika baru mempunyai hambatan dalam sekitar 0,05 Ω. (Bagaimana pun, makin
lama dan elektrolit makin kering, hambatan dalam bertambah sampai beberapa
ohm). Baterai mobil mempunyai hambatan dalam yang lebih rendah lagi.
Contoh 19-7
1 1 1 3
= + = ;
𝑅𝑒𝑘1 8,0Ω 4,0Ω 8,0Ω
1 1 1
= + = 0,21 Ω−1 ,
𝑅𝑒𝑘3 10,0 Ω 8,7 Ω
δ 9,0 V
𝐼=𝑅 = 10,3 Ω = 0,87 A GAMBAR 19-10 Rangkaian untuk Contoh
𝑒𝑘 19-7, di mana r adalah hambatan dalam
baterai.
(c) Sekng kita da bekerja ke belakang dan menghitung arus pada resistor 6,0 Ω.
Nilainya harus sama dengan arus melalui 8,7 Ω seperti pada Gambar 19-10c
(mengapa?). Tegangan pada 8,7 Ω yang ditunjukkan akan merupakan ggl dari
baterai dikurangi penurunan tegangan melintasi r dan resistor 5,0 Ω. Dengan
demikian arus akan sebesar (sebut saja I’)
Hukum Kirchhoff
GAMBAR 19-11 Arus dapat yang terlalu rumit untuk analisis ini.
dihitung dengan
menggunakan hukum Kirchhoff.
Sebagai contoh, kita tidak bisa
menghitung arus yang mengalir pada setiap bagian rangkaian yang ditunjukkan
pada Gambar 19-11 hanya dengan menggabungkan hambatan seperti sebelumnya.
pada setiap titik cabang, jumlah semua arus yang memasuki cabang
harus sama dengan semua arus yang meninggalkan cabang tersebut.
(Artinya, apa yang masuk harus keluar). Sebagai contoh, pada titik cabang a di
Gambar 19-11, I3 masuk sementara I1 dan I2 keluar. Dengan demikian hukum titik
cabang Kirchhoff menyatakan bahwa I3 = I1 + I2. Kita telah melihat contoh untuk
ini di bagian akhir Contoh 19-4, di mana arus yang melewati resistor 400 Ω dan
700 Ω adalah 10 mA dan 7 mA, berturut-turut, dan keduanya dijumlahkan pada
titik c di Gambar 19-6a untuk mendapatkan arus keluar 17 mA.
Hukum titik cabang Kirchhoff didasarkan pada kekekalan muatan. Muatan
yang memasuki sebuah titik cabang harus keluar tidak ada yang hilang atau
diambil. Hukum kedua Kirchhoff atau hukum loop didasarkan pada kekekalan
energi. Hukum ini menyatakan bahwa
Vba= Vb - Va = -6,96 V.
Sementara muatan terus bergerak dari b ke c, ada penurunan tegangan lebih lanjut
sebesar (0,0174 A) x (290 Ω) = 5,04 V, dan karena ini merupakan penurunan, kita
tuliskan
Vcb = -5,04 V.
Tidak ada perubahan potensial pada waktu muatan tes bergerak dari c ke d. Tetapi
ketika bergerak dari d. yang merupakan sisi negatif atau potensial rendah dari
baterai, ke titik e yang merupakan terminal positif, tegangan naik sebesar 12,0 V.
Maka,
Ved = +12,0 V.
Dan ini tepat sama seperti yang diperkirakan oleh hukum loop Kirchhoff.
Contoh 19-8
Penggunaan hukum Kirchhoff. Hitung arus I1, I2, dan I3 pada setiap cabang di
rangkaian Gambar 19-13.
PENYELESAIAN Kita pilih arah arus seperti pada Gambar 19-13. Karena arus
(positif) cenderung menjauhi terminal positif baterai, kita harapkan I2 dan I3
memiliki arah seperti pada gambar. Sulit untuk menentukan arah I1 selanjutnya,
sehingga kita memilih arah yang digambarkan secara acak. Kita memiliki tiga hal
yang tidak diketahui dan dengan demikian membutuhkan tiga persamaan. Pertama
kita terapkan hukum titik cabang Kirchhoff terhadap arus pada titik a, di mana I3
masuk dan I2 dan I1 keluar:
I3 = I1 + I2.
Persamaan yang sama ini berlaku pada titik d, sehingga kita tidak mendapat
informasi baru di sini. Kita sekarang menerapkan hukum loop Kirchhoff pada dua
loop tertutup yang berbeda. Pertama kita menerapkannya pada loop ahdcba. Dari
a ke h kita mendapatkan penurunan tegangan Vha = -( I1) (30 Ω). Dari h ke d tidak
ada perubahan, tetapi dari d ke c terdapat penambahan potensial sebesar 45 V:
yaitu, Vcd = +45 V. Dari c ke a tegangan mengalami penurunan melalui dua
hambatan sejumlah Vac = -( I3)(40 Ω + 1 Ω). Dengan
demikian kita dapatkan Vha + Vcd + Vac = 0, atau
-30 I1 - 41 I3 + 45 = 0
Dengan demikian Ved = I2 (20 Ω) memiliki tanda positif. Dengan cara yang sama,
Vfe = I2 (1 Ω). Dari f ke g ada penurunan potensial sebesar 80 V karena kita
bergerak dari terminal potensial tinggi baterai ke yang rendah. Berarti Vgf=-80 V.
Akhirnya, Vag = 0, dan jumlah potensial sekeliling loop ini dengan demikian
adalah
-30 I1 + 21 I2- 80 = 0.
80 + 30𝐼1
𝐼2 = = 3,8 + 1,4𝐼1 .
21
45 + 30𝐼1
𝐼3 = = 1,1 + 0,73𝐼1 .
41
I1 = -2,7 – 2,1I1,
Jadi
3,1I1 = -2,7
I1 = -0,87 A.
Hal-hal yang tidak diketahui pada situasi yang berbeda belum tentu berupa arus.
Bisa saja arus yang diketahui dan kita harus menyelesaikan untuk hambatan atau
tegangan yang tidak diketahui.
PENYELESAIAN MASALAH hukum Kirchhoff
1. Beri tanda + dan - untuk setiap baterai. Simbol sisi panjang baterai adalah
+.
2. Beri tanda arus pada setiap cabang dengan simbol dan tanda panah (seperti
pada Gambar 19-13). Arah tanda panah dapat dipilih sembarang. Jika
arus sebenarnya pada arah yang berlawanan, hasil perhitungan akan
bertanda minus.
3. Gunakan hukum titik cabang Kirchhoff pada setiap titik cabang, dan
hukum loop untuk satu atau lebih loop. Anda akan membutuhkan
persamaan-persamaa yang independen sebanyak variabel yang tidak
diketahui. Anda bisa menuliskan lebih banyak persamaan dari ini, tetapi
Anda akan melihat bahwa beberapa persamaan bersifat redundan (yaitu,
tidak independen dalam arti memberi informasi baru). Anda bisa
menggunakan V = IR untuk setiap resistor, yang kadang-kadang akan
memperkecil variabel yang tidak diketahui.
4. Dalatn menerapkan hukum loop, ikuti setiap loop dalam satu arah saja
(searah jarum jam atau berlawanan terserah Anda). Perhatikan betul-betul
tandanya:
(a) Untuk resistor, tenda beda potensial negatif jika arah loop pilihan
Anda sama dengan arah arus yang dipilih melalui resistor tersebut;
tandanya positif jika Anda bergerak berlawanan dengan arah arus yang
dipilih.
(b) Untuk baterai, tanda beda potensial positif jika arah loop Anda
bergerak dari terminal negatif ke positif; tanda akan negatif jika Anda
bergerak dari terminal positif menuju terminal negatif.
5. Selesaikan persamaan-persamaan secara aljabar untuk mencari yang tidak
diketahui. Hati-hati dalam memanipulasi persamaan agar tidak terjadi
kesalahan dengan tenda-tanda. Di akhir perhitungan, periksa jawaban
Anda dengan memasukkannya ke persamaan-persamaan awalnya atau
bahkan dengan menggunakan persamaan tambahan lain yang tidak
digunakan sebelumnya (baik persamaan hukum loop maupun titik
cabang).
Bile dua atau lebih sumber ggl, seperti baterai, disusun seri, tegangan total
merupakan jumlah aljabar dari tegangan masing-masing. Sebagai contoh, jika dua
baterai senter 1,5 V dihubungkan seperti pada Gambar 19-14a, tegangan Vca pada
senter, dinyatakan dengan. hambatan R, adalah 3,0 V. (Untuk tepatnya, kita juga
harus memperhitungkan hambatan dalam baterai, tetapi kita anggap kecil). Di
pihak lain, bila baterai 20 V dan 12 V dihubungkan berseberangan, seperti
ditunjukkan pada Gambar 19-14b, tegangan total Vca
adalah 8 V. Berarti, muatan tes positif yang bergerak
dari a ke b mendapatkan potensial 20 V, tetapi ketika
melewati dari b ke c akan terjadi penurunan 12 V.
Sehingga perubahan total adalah 20 V – 12 V = 8 V.
Anda mungkin berpikir bahwa menghubungkan
baterai berlawanan seperti ini akan sia-sia. Dan untuk
sebagian besar kasus hal ini memang benar. Pada
Gambar 19-14b, sumber 20 V memaksa muatan
kembali ke baterai 12 V: elektron-elektron dipaksa ke
dalam terminal negatifnya dan dilepaskan dari
terminal positif. Generator mobil menjaga agar
baterai mobil termuati dengan cara yang sama.
Sebuah voltmeter (12 V) diletakkan melintasi
GAMBAR 19-14 Baterai disusun seri,
(a) dan (b), dan paralel, (c).
terminal baterai mobil dengan mesin yang berjalan
dengan cukup cepat untuk memberitahu Anda apakah generator tersebut sedang
memuati baterai. Jika ya, voltmeter menunjukkan 13 atau 14 V. Jika baterai tidak
sedang termuati, tegangan akan turun di bawah 12 V karena baterai sedang
melepaskan muatan. Baterai mobil dapat dimuati kembali, tetapi baterai lain
mungkin tidak bisa, karena reaksi kimia pada sebagian besar baterai tidak dapat
dibalik. Pada kasus seperti itu, penyusunan Gambar 19-14b akan merupakan
pembuangan energi yang sia-sia.
Sebagaimana resistor dapat dirangkai seri atau paralel, demikian juga halnya
dengan kapasitor (Bab 17). Pertama kita lihat hubungan paralel seperti pada
Gambar 19-15a. Jika baterai tegangan V dihubungkan ke titik a dan b, tegangan
ini ada pada setiap kapasitor. Masing-masingnya mendapatkan muatan yang
dinyatakan dengan Q1 = C1V, Q2 = C2V, dan Q3 = C3V. Muatan total Q yang harus
meninggalkan baterai adalah
Q = CekV.
Atau
Cek = Cl + C2 + C3.
Efek total dari menghubungkan kapasitor secara paralel adalah untuk menaikkan
kapasitansi. Hal ini masuk akal karena pada intinya kita menambah luas pelat-
pelat di mana muatan dapat tertumpuk (lihat Persamaan 17-6).
Qek = CV .
Sekarang tegangan total V pada ketiga kapasitor seri harus sama dengan jumlah
tegangan masing-masing:
V = V1 + V2 + V3.
𝑄 𝑄 𝑄 𝑄
= + + ,
𝐶𝑒𝑘 𝐶1 𝐶2 𝐶3
Atau
1 1 1 1
= + + .2
𝐶𝑒𝑘 𝐶1 𝐶2 𝐶3
Contoh 19-9
C23 = C2 + C 3 = 2C.
C23 terangkai seri dengan C1, sehingga kapasitansi ekivalen, Cek, dinyatakan
dengan
1 1 1 1 1 3
= 𝐶 + 𝐶 = 𝐶 + 2𝐶 = 𝐶2.
𝐶𝑒𝑘 1 23
2
Berarti Cek = 3C, yang merupakan kapasitansi ekivalen dari seluruh kombinasi
tersebut.
Kapasitor dan resistor sering kali ditemukan serempak pada rangkaian. Contoh
yang sederhana ditunjukkan pada Gambar 19-17a. Sekarang kita analisa
rangkaian RC ini. Ketika saklar S ditutup, arus segera mulai mengalir melalui
rangkaian. Elektron-elektron akan mengalir ke luar dari terminal negatif baterai,
melalui resistor R, dan terkumpul di pelat teratas kapasitor. Dan elektron akan
mengalir ke terminal positif baterai, meninggalkan muatan positif di pelat yang
lain dari kapasitor tersebut. Sementara muatan terkumpul pada, kapasitor, beda
potensial antar pelatnya bertambah, dan arus diperkecil sampai akhirnya tegangan
pada kapasitor sama dengan ggl baterai, 𝛿. Akibatnya, tidak ada beda potensial
pada resistor, dan tidak ada aliran arus lebih lanjut. Beda potensial pada kapasitor,
yang sebanding dengan muatan pada kapasitor (V = Q / C, Persamaan 17-5),
dengan demikian bertambah terhadap waktu, seperti pada Gambar 19-17b. Bentuk
sebenarnya dari kurva ini adalah eksponensial. Bentuk ini dinyatakan dengan
rumus
V=𝛿(1 – e-t/RC).
GAMBAR 19-17 Untuk rangkaian RC yang ditunjukkan di (a), tegangan antara pelat kapasitor bertambah terhadap
waktu, sebagaimana digambarkan di (b), setelah saklar S ditutup.
GAMBAR 19-18 Untuk rangkaian RC yang digambarkan di (a), tegangan V pada kapasitor menurun terhadap waktu,
sebagaimana ditunjukkan di (b), setelah saklar S ditutup. Muatan pada kapasitor mengikuti kurva yang sama karena Q ∞V.
jika hanya pada kawat penghubung), sehingga kapasitor tidak akan pernah bisa
termuati dengan langsung, jika dihubungkan ke baterai.
V = V0e-t/RC
di mana V0 adalah tegangan awal kapasitor, Tegangan turun 63 persen menuju nol
(sampai 0,37 V0) dalam waktu τ = RC.
Jantung itu sendiri berisi pacu jantung, yang mengirimkan pulsa listrik
kecil dengan kecepatan 60 sampai 80 per menit. Pulsa ini merupakan sinyal yang
menyebabkan mulainya setiap detak jantung. Dalam beberapa bentuk penyakit
jantung, sel-sel pacu jantung gagal berfungsi dengan baik, dan jantung kehilangan
detaknya. Orang yang menderita penyakit ini sekarang umumnya menggunakan
pacu jantung elektronik. Peralatan ini menghasilkan pulsa tegangan reguler yang
memulai dan mengendalikan frekuensi detak jantung. Jenis “kecepatan tetap”
menghasilkan sinyal secara kontinu. Jenis “tuntutan” hanya bekerja jika pacu
jantung asli gagal. Elektroda dipasang di dalam atau di dekat jantung dan
rangkaian biasanya berisi sebuah kapasitor dan sebuah resistor. Muatan pada
kapasitor bertambah sampai suatu nilai tertentu dan kemudian melepaskan
muatannya. Kemudian pemuatan dimulai lagi. Kecepatan pulsa bergantung pada
nilai R dan C. Umumnya, sumber daya berupa baterai yang harus diganti atau
dimuati kembali, bergantung pada jenisnya. Beberapa pacu jantung mendapatkan
energi dari panas yang dihasilkan oleh elemen radioaktif; energi panas diubah
menjadi listrik oleh termokopel.
Setrum listrik dapat mengakibatkan kerusakan pada tubuh atau bahkan fatal.
Kekuatan setrum bergantung pada besar arus, berapa lama bekerja, dan melalui
bagian tubuh mana ia mengalir. Arus yang melalui organ vital seperti jantung atau
otak akan sangat serius karena dapat mempengaruhi kinerja organ-organ tersebut.
Arus listrik memanaskan jaringan dan dapat mengakibatkan terbakar. Arus juga
merangsang saraf dan otot (yang cara kerjanya, sebagaimana telah kita lihat pada
Subbab 17-11 dan 18-9, secara listrik), dan kita merasakan suatu “kejutan”
120 V
𝐼= = 120 mA.
1000 Ω
Sebagaimana kita lihat di atas, nilai ini bisa mematikan.
GAMBAR 19-22 (a) Sebuah oven (tungku) listrik beroperasi normal dengan steker dua cabang. (b) Hubungan pendek
dengan oven yang tidak ditanahkan: tersetrum. (c) Hubungan pendek ke oven yang ditanahkan dengan cabang ketiga.
yang memungkinkan arus mengalir, arus ac untuk Vrms. tertentu akan lebih besar untuk
tegangan dc yang sama. Dengan demikian tegangan ac lebih berbahaya dari tegangan dc
yang sama.
Bahaya lainnya adalah arus bocor, yang dimaksud adalah arus sepanjang jalur
yang tidak semestinya. Arus bocor Bering terkopel secara kapasitif, Sebagai contoh,
kawat pada lampu membentuk kapasitor dengan tempat
logamnya; muatan-muatan yang bergerak pada suatu
konduktor menarik atau menolak muatan pada yang lainnya,
sehingga ada arus. Listrik tertentu memberitahukan batasan
arus bocor sampai 1 mA untuk semua alat. Arus bocor 1 mA
biasanya tidak berbahaya. Bagaimana pun, bisa sangat
GAMBAR 19-23 Tubuh manusia
berbahaya bagi pasien rumah sakit yang dipasangi elektroda
dimodelkan secara listrik sebagai yang dihubungkan ke ground melalui alat yang
hambatan dan kapasitor yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena arus dapat menuju
dirangkai paralel ketika diberikan
tegangan. langsung ke jantung jika dibandingkan dengan situasi biasa
di mana arus memasuki tangan dan menyebar ke seluruh
tubuh. Walaupun dibutuhkan 70 mA untuk menyebabkan fibrilasi jantung ketika masuk
lewat tangan (sangat sedikit yang benar-benar melalui jantung), nilai sekecil 0,02 mA
diketahui bisa menyebabkan fibrilasi ketika lewat langsung ke jantung. Dengan demikian,
pasien yang “dikawati” termasuk berada dalam bahaya dari arus bocor bahkan dari hanya
menyentuh lampu sekali pun.