Anda di halaman 1dari 34

KELOMPOK 2

FIKRI SAIFULLAH RAHMAN


(1809035020)
LAELI REZKI AMALIA(1809035039)
RAHMAD HIDAYAT (1809035042)
AGATHA SEKU(1809035046)
SUMARYANTO(1809035055

BAB 10
ROTASI
PENDAHULUAN - ROTASI
Secara Umum, Rotasi yaitu Perputaran suatu
benda pada Porosnya (Suatu sumbu yang
tetap). Dalam proses Rotasi ada terjadi
pergeseran sudut, perpindahan sudut, dan
percepatan sudut. dalam pembahasan ini
dijelaskan tentang kinematika rotasi dan
dinamika rotasi & torsi.
KINEMATIKA ROTASI
Perpindahan Sudut
► Riview gerak linear:
▪ Perpindahan, kecepatan, percepatan

r
r  rf  ir , v  t , a  v
r

t
► Perlu konsep yang sama untuk
benda bergerak melingkar
► Seperti sebelumnya:
▪ Perlu sebuah sistem acuan tetap
(garis)
▪ Gunakan sistem koordinat polar
Perpindahan Sudut (lanjutan)
► Setiap titik pada benda yang
bergerak melingkar
terhadap titik O
► Secara umum sudut diukur
dalam radian
Panjang busur
s

r
Jari-jari

► Cat: 360
1 rad   57.3
2
 π
θ [rad] θ [derajat]
 180
Perpindahan Sudut (lanjutan)

► Perpindahan sudut
didefinisikan sebagai sudut yang
dibuat benda yang berotasi
selama selang waktu tetentu

   f   i

► Setiap titik dalam piringan


mengalami perpindahan sudut
yang sama dalam selang waktu
tertentu
Kecepatan Sudut
► Kecepatan sudut rata-rata,
ω, dari benda tegar
adalah perbandingan dari
perpindahan sudut dengan
selang waktu

 f  i 
 
tf  ti
t
Kecepatan Sudut
► Kecepatan sudut sesaat (laju)
didefinisikan sebagai limit dari laju
rata-rata dengan selang waktu
mendekati nol

 d
  lim  dt
t 0 t

► Satuan dari laju sudut adalah


radian/sec (rad/s)

► Laju sudut akan menjadi


▪ positif jika θ bertambah (berlawanan
arah dengan jarum jam)
▪ negatif jika θ berkurang (searah
jarum jam)
Percepatan Sudut
► Bagaimana jika benda awalnya diam dan
kemudian mulai berotasi?

► Percepatan sudut rata-rata, , dari


sebuah benda didefinisikan sebagai
perbandingan antara perubahan laju
sudut dengan selang waktu yang
diperlukan benda untuk mengalami
perubahan laju sudut tersebut:
f  i
 
tf  t
i
t
► Satuannya adalah
rad/s²
► Hal yang sama, percepatan sudut sesaat:

 d
  tlim t  dt
0
Kesimpulan kinematika rotasi
Ketika sebuah benda tegar berotasi terhadap
sumbu tetap tertentu, tiap bagian dari benda
memiliki laju sudut dan percepatan sudut yang
sama

►Artinya  , dan  tidak bergantung pada r, jarak


tiap bagian benda ke sumbu rotasi
Latihan 1
1. Roda sepeda berputar 240 putaran/menit. Berapakah kecepatan sudutnya
dalam radian/sec?
put
menit  60 sec 1put 8radians sec  25.1radians sec
  240 1menit 2 rads

2. Jika roda melambat beraturan dan kemudian berhenti dalam waktu 5 sec,
berapa percepatan sudutnya?
 f  i
 0  25 rad sec
t  5sec  5 rad sec 2

3. Dalam waktu 5 sec tersebut, berapa putaran yang dialami roda?


Jawab : 10 putaran
Rotational v.s. Linear
Kinematics
Angular Linear
 = constant a  cons tan t

 = 0 + t v = v 0 + at

1 1 2
 = 0 + 0 t + t 2 x = x 0 + v 0 t + at
2 2

Untuk suatu titik pada jarak R dari sumbu rotasi:

x = Rv = Ra = R
Gerak Rotasi Terhadap Sumbu Gerak Linier dengan
Tertentu dengan Percepatan Percepatan Konstan
Sudut Konstan

  i  t v  vi  at
1 1
  i t  t 2
x  v t i at 2
2 2

 2
   2
i
2
v 2  v 2  2ax
i
Hubungan Antara Besaran Sudut
dan Besaran Linier
► Perpindahan ► Setiap titik pada benda
yang berotasi memiliki
s  r gerak sudut yang
► Laju sama
► Setiap titik pada benda
v
yang berotasi tidak
r memiliki gerak linier
► Percepatan
yang sama
a
Sifat Vektor dari Besaran Sudut
► Seperti pada kasus linier,
perpindahan, kecepatan dan
percepatan adalah vektor:
► Menentukan arah positif atau
negatif
► Cara yang mudah dengan
menggunakan aturan tangan
kanan
▪ Genggam sumbu rotasi dengan
tangan kanan anda
▪ Kepalkan jari-jari anda searah
dengan arah rotasi
▪ Ibu jari (jempol) anda
menunjukkan arah ω
Dinamika Rotasi Benda Tegar
Torsi
► Tinjau gaya yang dibutuhkan Dekat ke
engsel
untuk membuka pintu.
Apakah lebih mudah
membuka pintu dengan
mendorong/menarik jauh dari Jauh dari
engsel atau dekat ke engsel? engsel

Jauh dari engsel, efek


rotasi lebih besar!

Konsep Fisika:
torsi
Torsi
► Torsi,  , adalah kecenderungan
dari sebuah gaya untuk
merotasikan sebuah benda
terhadap sumbu tertentu

Contoh pada pintu:

  Fd
▪  adalah torsi
▪ d adalah lengan gaya
▪ F adalah gaya
Lengan Gaya

► Lengan gaya, d,
adalah jarak terdekat
(tegak lurus) dari
sumbu rotasi ke garis
searah
perpanjangan gaya

▪ d = L sin Φ
Arah Torsi
Arah Torsi:
keluar bidang kertas

► Torsi adalah besaran vektor


▪ Arahnya adalah tegaklurus
terhadap bidang yang
memuat lengan dan gaya
▪ Arah dan tanda:
➢ Jika gaya cenderung memutar
berlawanan jarum jam, torsi
bertanda positif
➢ Jika gaya cenderung memutar

searah jarum jam, torsi


bertanda negatif Satuan
SI Newton meter (Nm)
USA & UK Foot pound (ft lb)
Penulisan Vektor dari Torsi

r
LF
r
r   FL sin  
vektor posisi titik tangkap gaya
LFd
r
torsi
F  Gaya yang bekerja pada benda
  Sudut antara L rdan F r
d  Lengan gaya  L sin

Torsi Neto
► Torsineto adalah jumlah semua torsi yang
dihasilkan oleh semua gaya

▪ Ingat untuk menghitung arah kecenderungan


rotasi
► Berlawanan arah dengan arah jarum jam torsi
positif
► Searah dengan jarum jam torsi negatif
Latihan N

Tentukan torsi neto: 4m 2m

Diketahui:

Berat: w1= 500 N


w2 = 800 500 N 800 N
Lengan: dN1=4 m
d2=2 m

Dicari: ∑  (500 N )(4 m)  ()(800 N )(2


m)
 = ?
 2000 N  m 1600 N  m
 400 N  m

Rotasi akan berlawanan


jarum jam
Torsi dan Percepatan Sudut
► Ketikabenda tegar
mengalami torsi
neto tidak nol (≠0),
maka akan
mengalami
percepatan sudut
► Percepatan sudut
berbanding lurus
dengan torsi neto
▪ Hubungannya
analogi
dengan ∑F =
ma
Torsi dan Percepatan sudut (lanjutan)

Ft  mat , kalikan dengan


r
Ft r  ma t  r
percepatan
tangensialFt r : mr
a t  r ,2
so
torsi   Bergantung pada benda dan
sumbu rotasi. Dinamakan
momen inersia I. 2
Satuan: kg m2 I  m r
ii

  I Percepatan sudut berbanding terbalik dengan


analogi massa dalam sistem yang berotasi
Contoh: Momen Inersia dari
Cincin Uniform
► Bayangkan Cincin terbagi
atas sejumlah bagian kecil,
m1 …
► Bagian kecil ini berjarak
sama dari sumbu

I  mi r  MR2 2

i
► Benda Ko ntinu:

I ∫ r2
Momen
Inersia
yang Lain
Teorema Sumbu Sejajar
Momen Inersia terhadap sumbu sembarang I, dimana sumbu sembarang
tersebut sejajar dengan sumbu rotasi yang melalui pusat masa benda adalah

I = Ipm + Mh2
M : Massa total benda
h : jarak antara sumbu rotasi sembarang dengan sumbu rotasi pusat massa
Hukum II Newton untuk Benda Berotasi
► Percepatan sudut berbanding lurus dengan torsi neto

► Percepatan sudut berbanding terbalik dengan momen


inersia benda

  I 
► Terdapat perbedaan yang penting antara momen inersia
dan massa inersia: momen inersia bergantung pada
kuantitas materi dan distribusinya

► Momen inersia juga bergantung pada posisi sumbu


rotasi
• Andaikan bahwa gaya yang beraksi pada suatu
massa dibatasi untuk bergerak melingkar.
^
r
Tinjau percepatan dalam arah^ pada suatu ^

saat tertentu : F
F
a = r a m
r
• Gunakan Hk-II Newton dalam arah : 
F = ma = mr

rF = mr2
rF = mr2 gunakan I = mr 2
= I

• Definisikan torque (torka) :  = rF.


^
r
 adalah gaya tangensial F ^

dikalikan dengan lengan gaya r. F
F
 = I a m
r
• Torka memiliki arah:

+ z untuk membuat sistem berputar
berlawanan arah jarum jam.
- z untuk membuat sistem berputar
searah arah jarum jam.
• Sehingga untuk kumpulan banyak
yg tersusun dalam konfigurasi yg tegar: 2
 ri Fi ,   mi ri  i
i  i 
 i
Karena partikel-partikel terhubung secara tegar, I
mereka memiliki percepatan yang sama .
 i  I 
i
m4 F1
F4  r1 m1
 NET  I r4

m3
r3 r2
m2
F2
F3
Dinamika Rotasi dan Torka

 NET = I


 Ini adalah analogi rotasi untuk
Hukum II Newton FNET = ma
 Torka merpakan analogi rotasi untuk gaya :
The amount of “twist” provided by a force.
 Moment inersia I merupakan analogi untuk massa.
Jika I lebih besar, lebih besar torka yg diperlukan untuk
memperoleh percepatan angular tertentu.
 Satuan Torka kg m2/s2 = (kg m/s2) m = Nm.
DAFTAR PUSTAKA
Sutrisno, (1979). Fisika Dasar. Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Tipler, P. (1991). Fisika Untuk Sains dan Teknik. Edisi ketiga, Erlangga : Jakarta.

Yoewono, K. (2003). Teori Dasar Metode Gravitasi gerak Rotasi. Redreived

Anda mungkin juga menyukai