Anda di halaman 1dari 20

PRAKTIKUM FISIKA DASAR

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

NEWTON COOLING

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyak hukum-hukum alam yang mendasari perubahan-perubahan di alam


ini dinyatakan dalam bentuk persamaan yang memuat laju perubahan dari suatu
kuantitas, yang tak lain adalah berupa persamaan diferensial. Banyak kasus
yang melibatkan hukum pendinginan Newton. Hukum pendinginan Newton
menyatakan bahwa laju perubahan suhu suatu benda sebanding dengan
perbedaan antara suhu sendiri dan suhu ruang (yaitu suhu sekitarnya). Hukum
Newton membuat pernyataan tentang tingkat perubahan suhu yang seketika.
Hukum pendinginan Newton menyatakan bahwa laju perubahan perbandingan
suhu suatu benda sebanding dengan perbedaan antara suhu sendiri dan suhu
ambien (yaitu suhu sekitarnya), Hukum Newton membuat pernyataan tentang
tingkat perubahan suhu. Hukum Newton yang dimaksud disini, bukanlah hukum
Newton yang berkaitan dengan [Hukum I Newton (F=O), Hukum II Newton
(F=m.a), dan Hukum III Newton (Faks=Ffraksi)], melainkan Hukum Newton
(Pendinginan Newton) yang berkaitan dengan Hukum Termodinamika
(Halliday, 1992).
Panas dapat dipindahkan dari suatu rongga ke rongga lain yang suhunya
berbeda. Seperti pada batang logam yang dipanasi di satu sisi maka lama
kelamaan suhu sisi lain juga akan naik. Setiap bahan memiliki kemampuan
untuk menghantarkan yang berbeda-beda. Konduktivitas panas suatu zat
menunjukkan kemampuan zat dalam menghantarkan panas per satuan ketebalan
medium, persatuan luasan dan persatuan suhu. Perpindahan panas dapat
didefinisikan sebagai berpindahnya energi dari suatu daerah kedaerah lainnya
sebagai akibat dari beda suhu antara daerah-daerah tersebut dari temperatur
fluida yang lebih tinggi ke fluida lain yang memiliki temperatur yang lebih
rendah. Laju perpindahan panas pada suatu rongga dihitung berdasarkan hukum
Newton pendinginan. Perpindahan panas pada umumnya dapat dibedakan
menjadi 3 cara perpindahan panas yang berbeda: konduksi, konveksi dan radiasi.

55
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

NEWTON COOLING

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Instruksi Umum (TIU)


1. Kami dapat memahami peristiwa pendinginan Newton.
2. Kami dapat menerangkan konsep dan azas-azas tentang hukum
pendinginan Newton.
1.2.2 Tujuan Instruksi Khusus (TIK)
1. Kami dapat menghitung panas jenis zat cair.
2. Kami dapat membuat model teoritas fluida yang mengalami
pendinginan Newton.

56
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

NEWTON COOLING

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendinginan Newton

Hukum pendinginan Newton menyatakan bahwa sistem fluida yang


dibiarkan mengadakan kontak dengan lingkungannya akan mengalami
penurunan suhu yang sebanding dengan kuantitas panas yang diradiasikan oleh
fluida panas per unit waktu sebanding dengan perbedaan antara suhu fluida
dengan suhu sekelilingnya. Jika suatu zat cair yang temperaturnya diatas suhu
kamar didinginkan dan penurunan temperaturnya diamati untuk setiap selang
waktu tertentu, maka akan diperoleh suatu kurva yang menyatakan hubungan
antara suhu dan waktu. Kurva tersebut dinamakan kurva pendinginan (cooling
curve).

Gambar 3.2.1 Kurva Pendinginan Newton.

Diasumsikan bahwa penurunan temperatur zat cair sebanding dengan


kuantitas panas yang diradiasikan zat cair per unit waktu dan sebanding dengan
perbedaan antara temperatur zat cair dengan temperatur sekelilingnya.

57
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

NEWTON COOLING

Dengan membandingkan dua buah kurva pendinginan seperti yang terlihat


pada gambar (1.2.1), maka akan dapat dihitung panas jenis zat cair dengan
menggunakan persamaan berikut:

Sn=
M 1 . T 2 CPn−m(t 1−t 2) …......................................................................(3.2.1)
M 2. T1
Dimana :

S = panas jenis zat cair


Cp = panas jenis air
M1 = massa zat cair (kg)
M2 = massa zat cair yang mempunyai volume yang = volume air
(kg)
t 1 = waktu pendinginan yang dibutuhkan air (dari temperatur T1
sampai T2
t 2 = waktu pendinginan yang dibutuhkan zat cair (dari temperatur
T1 sampai T2)
T1 = temperatur awal
T2 = temperatur akhir
m = nilai kalor tabung reaksi (energi panas yang dimiliki oleh
tabung)
“Titik didih dipengaruhi oleh fluida pewaktu sebanding dengan tekanan,
yakni apabila tekanan rendah, maka titik didih akan tinggi, begitupun
sebaliknya.”

2.2 Perpindahan Kalor

Bila dalam suatu sistem terdapat gradien suhu, atau bila dua sistem yang
suhunya berbeda disinggungkan, maka akan terjadi perpindahan energi. Proses
dengan mana transport energi itu berlangsung disebut sebagai perpindahan
panas. Apa yang ada dalam perpindahan, yang disebut panas (heat: juga disebut
dengan istilah bahang/kalor), tidak dapat diukur atau diamati secara langsung,
tetapi pengaruhnya dapat diamati dan diukur.

58
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

NEWTON COOLING

Cabang ilmu pengetahuan yang membahas hubungan antara panas dan


bentuk-bentuk energi lainnya disebut termodinamika. Asas-asasnya,
sebagaimana semua hukum alam, didasarkan pada pengamatan dan diberlakukan
secara umum menjadi hukum-hukum yang diyakini berlaku untuk semua proses
yang terjadi di dalam alam, karena belum pernah diketemukan kekecualiaannya.
Yang pertama dari asas-asas ini, yaitu hukum pertama termodinamika,
menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan maupun dihilangkan tetapi
hanya dapat diubah dari satu bentuk menjadi bentuk lainnya. Hukum ini
mengatur semua perubahan bentuk energi secara kuantitatif tetapi tidak
membatasi arah perubahan bentuk itu. Namun telah diketahui dari pengalaman
bahwa tidak ada kemungkinan terjadinya proses yang satu-satunya hasilnya
adalah perpindahan bersih panas dari suatu daerah yang suhunya lebih rendah ke
suatu daerah yang suhunya lebih tinggi. Pernyataan yang mengandung
kebenaran ekperimental ini dikenal sebagai hukum kedua termodinamika.
Semua proses perpindahan panas menyangkut perpindahan dan
pengubahan energi. Karenanya proses-proses itu harus mengikuti hukum
pertama maupun kedua termodinamika. Oleh sebab itu dapat dianggap bahwa
asas-asas perindahan panas dapat diturunkan dari hukum-hukum dasar
termodinamika.
Perpindahan kalor atau allih bahang (heat transfer) ialah ilmu untuk
meramalkan perpindahan energi yang terjadikarna adanya perbedaan suhu
diantara benda atau material. Dari termodinamika telah diketahui bahwa energi
yang pindah itu dinamakan kalor atau bahang atau panas (heat). Ilmu
perpindahan kalor tidak hanya mencoba menjelaskan bagaimana energi kalor itu
berpindah dari satu benda ke benda lain, tetapi juga dapat meramalkan laju
perpindahan yang terjadi pada kondisi-kondisi tertentu. Ilmu perpindahan kalor
melengkapi hukum pertama dan kedua termodinimika, yaitu dengan memberikan
beberapa kaidah percobaan yang dapat dimanfaatkan untuk menentukan
perpindahan energi. Ilmu perpindahan kalor dapat membantu kita untuk
meramalkan suhu batangan baja ataupun air Perpindahan kalor terbagi tiga yaitu,
konduksi atau hantaran, konveksi atau ilien, radiasi atau sinaran.

59
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

NEWTON COOLING

1. Perpindahan kalor konduksi


Perpindahan panas konduksi merupakan perpindahan energi yang
terjadi pada media padat atau fluida yang diam sebagai akibat dari perbedaan
temperatur. Hal ini merupakan perpindahan energi dari partikel yang lebih
enerjik ke partikel yang kurang enerjik pada benda akibat interaksi antar
partikel-partikel. Energi ini dihubungkan dengan pergerakan translasi,
sembarang, rotasi dan getaran dari molekul-molekul. Temperatur lebih tinggi
berarti molekul molekul lebih berenergi memindahkan energi ke temperatur
lebih rendah (kurang energi). untuk konduksi panas, persamaan aliran dikenal
dengan Hukum Fourier.
Jika kondisi pada dinding datar, laju perpindahan panas satu dimensi
adalah sebagai berikut:

∂T
q=−K A
∂X
.................................................................................................................(3.2.2)

Dimana :
q = besar laju perpindahan panas konduksi (W)
K = Konduktivitas termal bahan (W/m.K)
∂ T /∂ x = temperature gradient(gradient suhu)
A = luasan permukaan perpindahan panas(m 2)
(-) = perpindahan panas dari temperatur tinggi ke
temperatur rendah
Dimana q ialah laju perpindaha kalor dan ∂ T /∂ x merupakan gradient
suhu kearah perpindahan kalor. Konstanta positif K disebut konduktivitas dan
kehantaran termal (thermal conductivity) benda itu, sedangkan tanda (-)
diselipkan agar memenuhi hukum kedua termodinamika, yaitu bahwa kalor
mengalir ke tempat yang lebih rendah dalam skala suhu.
2. Perpindahan kalor konveksi
Perpindahan panas konveksi adalah suatu perpindahan panas yang
terjadi antara suatu permukaan padat dan fluida yang bergerak atau mengalir
akibat adanya temperatur. Secara umum konveksi dapat dibedakan menjadi

60
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

NEWTON COOLING

tiga bagian, yaitu:


a. Konveksi bebas (free convection) atau natural convection, yaitu konveksi
dimana aliran fluida terjadi bukan karena dipaksa oleh suatu alat, tetapi
disebabkan karena gaya apung (buoyancy force).
b. Konveksi paksa (force convection), yaitu konveksi yang terjadi dimana
aliran fluida disebabkan oleh peralatan bantu seperti fan, blower dan lain-
lain.
c. Konveksi dengan perubahan fase, yaitu sama seperti pendidihan (boiling)
dan pengembunan (kondensasi).

Kalor yang dihantarkan melalui benda saring harus dibuang (atau diserahkan)
melalui proses konveksi. Umpamanya, rugi kalor karena konduksi melalui
dinding tanur harus dilesap ke lingkungan melalui konveksi. Dalam alat
penukar kalor diterapkan susunan tabung bersirip (finnedtube) untuk
membuang kalor dari cairan panas.

Gambar 3.2.2 perpindahan kalor konveksi dari suatu plat.

Perhatikan plat panas seperti pada gambar (3.2.2). Suhu plat ialah T W ,
dan suhu fluida T ∞. Kecepatan aliran adalah seperti tergambar, yaitu nol pada
muka plat sebagai akibat aksi kental viskos (viscous action). Oleh karena

61
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

NEWTON COOLING

kecepatan lapisan fluida pada dinding adalah nol, maka disini kalor hanya
dapat berpindah dengan cara konduksi saja. Jadi, dapat dihitung perpindahan
kalor, yaitu dengan persamaan (1.2.2) , dengan menggunakan konduktivitas
termal fluidadan gradien suhu fluida pada dinding. Perpindahan kalor
konveksi perlu memperhitungkan kecepatan fluida dikarenakan gradien suhu
bergantung pada laju fluida membawa kalor dari lapisan. Kecepatan yang
tinggi akan menyebabkan gradien suhu yang besar pula, dan demikian
seterusnya. Jadi, gradien suhu pada dinding bergantung dari medan aliran.
Guna menyatakan pengaruh konduksi secara menyeluruh digunakan hukum
Newton tentang pendinginan:

q konv =hA (T S−T ∞ ) .....................................................................(3.2.3)

Dimana :
q konv = besar laju perpindahan konveksi (W)
h = koefisien konveksi (W/m2 K )
A = luasan permukaan perpindahan panas (m 2 ¿
(T s−T ∞) = perbedaan temperatur (K)

3. Perpindahan kalor radiasi


Radiasi adalah proses dengan mana panas mengalir dari benda yang
bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah bila benda-benda itu terpisah di
dalam ruang, bahkan bila terdapat ruang hampa di antara benda-benda
tersebut. Istilah “radiasi” pada umumnya dipergunakan untuk segala jenis hal-
ikhwal gelombang elektromagnetik, tetapi di dalam ilmu perpindahan-panas
hanya perlu memperhatikan hal-ikhwal yang diakibatkan oleh suhu dan yang
dapat mengangkut energi melalui medium yang tembus cahaya atau melalui
ruang. Energi yang berpindah dengan cara ini di istilahkan panas radiasi.
Semua benda memancarkan panas radiasi secara terus menerus.
Istensitas pancaran tergantung pada suhu dan sifat permukaan. Energi radiasi

8 m
bergerak dengan kecepatan cahaya (3 ×10 ¿ dan gejala-gejalanya
s

62
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

NEWTON COOLING

menyerupai radiasi cahaya. Menurut teori elektromagnetik, radiasi cahaya dan


radiasi termal hanya berbeda dalam panjang gelombang masing-masing.
Panas radiasi dipancarkan oleh suatu benda dalam bentuk batch
(kumpulan) energi yang terbatas atau quanta. gerakan panas radiasi didalam
ruang mirip perambatan cahaya dan dapat diuraikan dengan teori gelombang.
Bilamana gelombang radiasi menjumpai gelombang yang lain, maka
energinya di serap di dekat permukaan benda tersebut. Perpindahan panas ini
Pada perpindahan panas konduksi dan konveksi adalah mutlak
membutuhkan media. Sedangkan pada perpindahan panas radiasi tidak
diperlukan media. Kenyataanya perpindahan panas radiasi lebih efektif terjadi
pada ruang hampa. Laju perpindahan panas netto radiasi di rumuskan sebagai
berikut:

q rad =ε σ A (T S −T sur )
4 4
................................................................(3.2.4)

Dimana :
q rad = laju perpindahan panas radiasi (W)
ε = emisivitas permukaan material
σ = konstanta Stefan-Boltzmann(5,669 ×10−8 W¿ m 2. K 4 )
A = luasan permukaan perpindahan panas (m 2)
TS = temperatur permukaan benda (K)
T Sur = temperatur surrounding (K)

2.3 Fluida

Mekanika fluida berasal dari kata mekanika dan fluida. Mekanika adalah
ilmu yang mempelajari tentang gerakan, sedangkan fluida adalah suatu zat yang
bila diberikan gaya kepadanya, zat tersebut akan berubah bentuk secara kontinu
karena tidak mampu menahan gaya, sekecil apa pun gaya tersebut bekerja.
Fluida merupakan suatu zat yang dapat mengalir, yang dapat berupa zat cair
maupun zat gas. Dengan demikian, mekanika fluida dapat diartikan sebagai ilmu
yang mempelajari tentang pergerakan fluida, baik zat cair maupun gas.

63
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

NEWTON COOLING

Meskipun mekanika fluida mempunyai makna sebagai ilmu yan mempelajari


pergerakan fluida, tetapi dalam ilmu mekanika fluida juga dipelajari fluida yang
diam. Oleh karena itu, dalam konteks yang lebih luas, mekanika fluida

3
didefinisikan sebagai disiplin ilmu bagian dari ilmu mekanika kontinum.
4
Mekanika fluida dapat dibedakan menjadi statika dan dinamika fluida.
Statika fluida dan dinamika fluida., yang juga disebut hidrostatika adalah cabang
ilmu yang mempelajari fluida dalam keadaan diam pemahaman menganai
statistika fluida biasanya merujuk pada penetapan teori matematika pada fluida
dalam keadaan kesetimbangan yang stabil. Sementara, dinamika fluida
merupakan subdisiplin dari mekanika fluida yang mempelajari fluida yang
bergerak, baik fluida zat cair maupun fluida gas.
Banyak jenis fluida dijumpai di alam, antara fluida yang satu dengan fluida
lainnya secara umum mempunyai sifat fisik yang berbeda. Misalnya, fluida gas
bersifat ringan dan dapat dimanfaatkan, sementara fluida cair cenderung bersifat
lebih berat dan relative tidak dapat dimanfatkan. Minyak oli akan mengalir
secara perlahan ketika dituangkan dari sebuah bejana, sementara air dpat menglir
lebih cepat. Perbedaan-perbedaan ini dapat dikuantifikasikan melalui beberapa
sifat fluida.

2.3 Suhu

Suhu dan kalor bersifat abstrak karena kita tidak dapat melihat secara
langsung kedua besaran tersebut. Akan tetapi, kita dapat merasakan akibat dari
adanya panas atau kalor pada sebuah benda. Akibat yang ditimbulkan oleh kalor
pada sebuah benda antara lain suhu, wujud, ukuran, dan warna benda. Derajat
panas yang tinggi meyatakan suhu benda yang besar. Begitupun sebaliknya,
derajat panas yang rendah menyatakan suhu benda yang kecil. Adapun tinggi
atau rendahnya suhu merupakan tanda banyknya atau sedikitnya kalor pada
sebuah benda.
Suhu adalah ukuran yang menyatakan derajat panas sebuah benda. Benda
yang suhunya tinggi memiliki jumlah kalor yang banyak dan benda yang
suhunya rendah memiliki jumlah kalor yang sedikit. Setiap benda baik padat,

64
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

NEWTON COOLING

cair maupun gas tersusun atas bagian-bagian yang disebut molekul. Molekul-
molekul penuyusun benda padat tidak diam melainkan bergetar. Molekul-
molekul benda cair selain bergetar juga dapat mengalir, sedangkan moleku-
molekul penyusun gas dapat bergerak bebas dalam ruangan. Besarnya energi
getaran molekul-molekul penyusun benda diartikan sebagi suhu benda. Semakin
besar energy getaran atau gerakan bebas molekul-molekul penyusun benda,
semakin tinggi suhu benda tersebut.
Derajat panas dri sebuah benda dapat diukur hanya dengan cara
menyentuhkan tangan pada benda yang ingin dirasakan suhunya. Namun, cara
tersebut tidak dapat memberikan hasil pengukuran yang akurat. Untuk
kepentigan ilmu dan teknologi, pengukuran suhu harus dilakukan dengan
menggunakan lat ukur agar hasilnya akurat. alat ukur suhu yang dapat
memberikan hasil akurat adalah thermometer. Prinsip kerja thermometer
memanfaatkan sifat-sifat fisis benda atau zat akibat perubahan suhu.
1. Skala Fahrenheit
Thermometer yang paling sering digunakan dakam kehidupan sehari-hari
adalah thermometer yang memnfaatkan sifat pemuaian zat cair khususnya air
raksa. Thermometer jenis ini pertama kali dibuat oleh seorang ahli
fisikaberkebangsaan Jerman bernama Gabriel Daniel Fahreinheit (1686-
1736) .
2. Skala Celcius
Seorang astronom berkebngsaan Swedia bernama Anders Celcius (1701-
1744) membuat thermometer dengan menetapkan dua titik acuan. Titik tetap
bawah dari suhu es yang sedang mencair diberi batas 0 dan titik tetap atas
dari suhu air yang sedang mendidih diberi batas 100. Tekanan udara ketika
air mendidih sebesar 1 atmosfer (atm). Jadi, menurut skala celcius jarak
antara titik tetap bawah dan titik tetap atas adalah 100 satuan skala.
3. Skala Kelvin
Meskipun sudah ada dua skala suhu, yaitu skala Fahrenheit dan skala
Celcius, namun dalam bidang keilmuan para ilmuan lebih sering
menggunakan skala kelvin. Seorang ahli fisika berkebangsaan Skotlandia
bernama Sir William Thomson Kelvin (1824-1907) juga membuat skala

65
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

NEWTON COOLING

thermometer. Pada skala ini, cara penetapan titik acuan bawah tidak
menggunakan suhu es yang sedang mencair akan tetapi berdasarkan keadaan
titk nol mutlak. Keadaan nol mutlak (absolut zero) menyatakan bahwa benda
pada suhu tersebut tidak memiliki energy sama sekali. Dengan kata lain,
molekul-molekul penyusun benda tidak bergetar sama sekali.
Menurut skala Kelvin es mencair pada suhu 273 K dan air mendidih
pada suhu 373 K dengan tekanan udara sebesar 1 atmosfer. Jadi ,skala
Kelvin memiliki jarak skala yang sama dengan skala Celcius,yaitu 100
satuan skala (373 – 273 = 100). Namun , perhatikan cara penulisan satuan
skala kelvin ditulis tanpa simbol derajat ( contoh 50 K). Adapun untuk skala
Celcius dan skala F ahrenheit ditulis dengan simbol derajat (contoh 0 oC
atau 50oC).
Tabel 3.2.1 Beberapa Skala Termometer

Titik tetap Titik tetap


Skala bawah atas Selang perbandingan
termometer (suhu es (suhu air
mencair) mendidih)

Fahrenheit 32° 212° 180° 9

Celsius 0° 100° 100° 5

Kelvin 273 373 100° 5

Reamur 0° 80° 80° 4

Pengubahan atau konversi dari satu skala ke skala yang lain dapat
dilkukan dengan membandingkan selang setiap skala teesebut sehingga
diperoleh persamaan tertentu. Misalkan, jika mengubah dari skala Fahrenheit
ke skala Celcius, kita cukup membandingkan skala Celcius dengan Skala
Fahrenheit. Adapun alat ukur suhu yang sering dijumpai dilaboratorium
untuk mengukur suhu yaitu thermometer. Jenis termometer di laboratorium,

66
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

NEWTON COOLING

umunya menggunakan air raksa atau alcohol yang diberi warna merah.
Alkohol membeku pada suhu -115oC sehingga dapat dipakai untuk
mengukur suhu yang cukup rendah,tetapi alkohol mendidih pada suhu 78 oC,
sehingga tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu lebih dari 78 oC. Selain
itu, alkohol bersifat membasahi dinding gelas sehingga kurang teliti.
BAB III
PROSEDUR KERJA

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat
1. Gelas Piala

2. Thermometer

3.2 Prosedur Percobaan

Prosedur percobaan ini yaitu Newton Cooling , Sebelum melakukan


pratikum, praktikan menyiapkan alat dan bahan terlebih dahulu. Selanjutnya
rakit alat peraga Newton cooling. Kemudian siapkan 2 gelas piala masukkan
air dan oli masing-masing 75 ml kemudian masukkan thermometer ke dalam
gelas piala usahakan jangan menyentuh dasar dan pinggiran dari gelas piala.
Kemudian dipanaskan hingga temperatur 80oC lalu amati penurunan
temperatur yang terjadi. Selanjutnya pada skala 70oC nyalakan stopwatch dan

67
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

NEWTON COOLING

menghitung penurunan suhu setiap 2 skala sampai dengan 64 oC. Selanjutnya


pada volume 100 ml dengan proses percobaan yang sama.

BAB IV
TABEL PENGAMATAN

4.1 Tabel Data Pengamatan Untuk Volume 100 ml

Air Zat Cair (Oli)


No. Waktu Temperatur Waktu Temperatur Keterangan

(s) (oC) (s) (oC)


V = 100 ml
1. 0 o
75 C 0 o
75 C T1 = 29 oC
T2 = 31 oC
M1 (oli) = 0,075
2. 30 75 oC 29 75 oC kg
M2 (air) = 0,075
kg
3. 25 77 oC 25 77 oC CPair = 4.185
kal/kgoC
4. 20 79 oC 21 79 oC CPoli = 4.179
kal/kgoC

4.2 Tabel Data Pengamatan Untuk Volume 100 ml

Air Zat Cair (Oli)


No. Waktu Temperatur Waktu Temperatur Keterangan

(s) (oC) (s) (oC)


V = 100 ml
1. 0 75 oC 0 75 oC
T1 = 29 oC
T2 = 31 oC
2. 31 75 oC 28 75 oC M1 (oli) = 0,1 kg
M2 (air) = 0,1 kg
3. 25 77 oC 24 77 oC

68
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

NEWTON COOLING

4. 19 79 oC 20 79 oC
CPair = 4.185
kal/kgoC
CPoli = 4.179
Hari/Tanggal Praktikum : Sabtu/05-01-2019
BAB V
PENGOLAHAN DATA

5.1 Menentukan Nilai Kapasitas Panas

Penyelesaian:
Untuk suhu 75oC
CP75−4179 75℃ −29 ℃
4185−4179
= 31℃ −29℃
46 ℃
CP 75 = ×6 + 4179
2℃
CP 75 = (23 × 6) + 4179
kal
CP 75 = 4317
Kg℃

Untuk suhu 77oC


CP77−4179 77 ℃−29 ℃
4185−4179
= 31℃ −29 ℃
48 ℃
CP 77 = ×6 + 4179
2℃
CP 77 = (24 × 6) + 4179
kal
CP 77 = 4323
Kg℃

Untuk suhu 79 oC
CP 79−4179 79℃ −29℃
4185−4179
= 31℃ −29℃

69
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

NEWTON COOLING

50℃
CP 79 = ×6 + 4179
2℃
CP 79 = (25 × 6) + 4179
kal
CP 79 = 4329
Kg℃

5.2 Menentukan Persamaan Untuk Volume 100 ml

M 1. T 2. CPn−m(t 1−t 2)
Sn=
M 2. T 1

Penyelesaian:

Untuk CP75

M 1. T 2. CP75−m(t 1−t 2)
S 75=
M 2. T 1
kal
0,075 Kg.31 ℃ .4317 −m(t 1−t 2)
Kg℃
S 75=
0,075 Kg.29 ℃

10037,025 kal−m(t 1−t 2)


S 75=
2,175 Kg℃

Untuk CP77

M 1. T 2. CP 77−m(t 1−t 2)
S 77=
M 2.T 1
kal
0,075 Kg.31 ℃ .4323 −m(t 1−t 2)
Kg℃
S 77=
0,075 Kg.29 ℃

10050,975 kal−m(t 1−t 2)


S 77=
2,175 Kg ℃

Untuk CP79

70
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

NEWTON COOLING

M 1. T 2. CP 79−m(t 1−t 2)
S 79=
M 2. T 1
kal
0,075 Kg.31 ℃ .4329 −m(t 1−t 2)
Kg℃
S 79=
0,075 Kg.29 ℃

10064,925 kal−m(t 1−t 2)


S 79=
2,175 Kg℃

5.3 Menentukan Persamaan Untuk Volume 100 ml

M 1. T 2. CPn−m(t 1−t 2)
Sn=
M 2. T 1

Penyelesaian:

Untuk CP75

M 1. T 2. CP75−m(t 1−t 2)
S 75=
M 2. T 1
kal
0,1 Kg.31 ℃ .4317 −m(t 1−t 2)
Kg℃
S 75=
0,1 Kg.29 ℃

13382,7 kal−m(t 1−t 2)


S 75=
2,9 Kg ℃

Untuk CP77

M 1. T 2. CP 77−m(t 1−t 2)
S 77=
M 2.T 1
kal
0,1 Kg.31 ℃ .4323 −m(t 1−t 2)
Kg℃
S 77=
0,1 Kg.29 ℃

71
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

NEWTON COOLING

13401,3 kal−m(t 1−t 2)


S 77=
2,9 Kg ℃

Untuk CP79

M 1. T 2. CP 79−m(t 1−t 2)
S 79=
M 2. T 1
kal
0,1 Kg.31 ℃ .4329 −m(t 1−t 2)
Kg ℃
S 79=
0,1 Kg .29 ℃

13420 kal−m(t 1−t 2)


S 79=
2,9 Kg℃

BAB VI

ANALISA PENGOLAHAN DATA

Berdasarkan data perhitungan, dapat diketahui nilai cp (panas jenis) air ialah,
sabagai berikut:

kal
CP 75 = 4317 Kg℃

kal
CP 77 = 4323 Kg℃

kal
CP 79 = 4329 Kg℃

Dari data diatas menunjukkan suatu analisa mengenai hubungan antara suhu
(oC) dengan nilai Cp air, yakni semakin rendah suhu air, maka akan semakin rendah
pula nilai cp atau panas jenis air dengan waktu yang semakin lama pula. Hukum

72
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

NEWTON COOLING

pendinginan Newton menyatakan laju perubahan pendinginan suhu suatu benda


sebanding dengan perubahan antara suhu itu sendiri dan suhu sekitar. Kecepatan
penurunan suhu suatu sampel ditentukan oleh massa jenis sampel. Sampel yang
memiliki penurunan suhu paling cepat adalah air dan sampel yang paling lambat
penurunan suhunya adalah oli.

73
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

NEWTON COOLING

BAB VII
PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum Newton cooling, kami dapat


menyimpulkan bahwa proses pendinginan Newton pada sistem fluida panas
yang diberikan mengadakan kontak dengan lingkungannya. Berdasarkan
perhitungan panas jenis,hal ini menunjukkam bahwa semakin rendah suhu, maka
panas jenis zat cairnya akan menurun, berarti suhu dan panas jenis zat cair itu
saling berbanding lurus.

7.2 Saran

7.2.1 Saran untuk laboratorium


Keadaan laboratorium fisika dasar sudah bagus karena dilenggkapi
alat-alat yang lengkap sehingga pratikan dapat dengan mudah melakukan
pratikum tetapi ruangan laboratorium fisika dasar harus lebih ditingkatkan
kebersihannya supaya kita juga bersemangat dalam melakukan pratikum.
7.2.2 Saran untuk asisten
Sebaiknya asisten lebih memperhatikan praktikannya, serta tetap
menjaga komunikasi antara asisten dan praktikannya.
7. 3 Ayat Yang Berhubungan

”Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau maka tiba-
tiba menyalakan api dari kayu itu”. (QS Yasin : 80 ).

74

Anda mungkin juga menyukai