Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH FISIKA III

SUMBER MEDAN MAGNET


(Disusun untuk memenuhi syarat mata kuliah Fisika III)

Disusun oleh:
Kelompok 7
Kelas B

Arthur Atharik Nur Habib Gusti 21110120130128


Rionaldo Wijayanto Gunawan 21110120140149
Rizky Novrizal Ramadhani 21110120140108
Treza Hanifa Millata 21110120140145
Shang Bhetari Monika Maharani 21110120140114

DEPARTEMEN TEKNIK GEODESI


FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS DIPONEGORO
Jl. Prof. Sudarto SH, Tembalang Semarang Telp. (024) 76480785, 76480788
e-mail: geodesi@undip.ac.id
2021
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tema dari makalah ini adalah “Aplikasi Induksi Elektromagnetik “.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-


besarnya kepada dosen mata kuliah Fisika III yang telah memberikan tugas
terhadap kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.

Kami jauh dari sempurna dan ini merupakan langkah yang baik dari studi
yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami,
maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga
makalah ini dapat berguna bagi kami pada khususnya dan pihak lain yang
berkepentingan pada umumnya.

Semarang, 21 September 2021


Tertanda,

Penulis
BAB I
Pendahuluan

Induksi elektromagnetik adalah proses ketika konduktor yang diletakkan di


suatu medan magnet yang bergerak/berubah (atau konduktornya yang
digerakkan melewati medan magnet yang diam) menyebabkan terproduksinya
voltase disepanjang konduktor. Proses induksi elektromagnetik ini menghasilkan
arus listrik.

BAB II
Pembahasan

II.1 Induksi Elektromagnetik


Generator AC atau Altenator adalah pembangkit listrik yang menghasilkan arus
listrik bolak-balik. Pada generator tersebut terdapat dua buah cincin luncur untuk
menghindari melilitnya kabel. Kumparan berputar dalam medan magnet tetap Dalam
prakteknya, untuk memutar kumparan diperoleh dari energi luar. Sebagai contoh
pada pembangkit listrik tenaga air, tenaga air yang memutarkan turbin; pada
pembangkit listrik tenaga panas bumi, uap panas dari bumi yang memutarkan turbin.

Gambar II-1 Generator Arus Bolak-balik (AC)

Pada PLTA, generator dihubungkan dengan sudu-sudu yang dapat diputar


oleh aliran air terjun, putaran sudu-sudu menyebabkan kumparan berputar. Saat
kumparan berputar, perubahan garisgaris gaya magnet (fluks) berubah secara
periodik, menginduksi gaya gerak listrik (ggl) dan arus dalam rangkaian luar. Ujung
dari kawat dihubungkan dengan cincin geser yang berputar bersama kumparan.
Hubungan dengan rangkaian luar dilakukan dengan melalui sikat yang diam
bersentuhan dengan cincin geser.
Misalkan kumparan terdiri dari N buah, dengan luas A, dan anggap kumparan
berputar dengan kecepatan angular (α). Jika theta (θ) adalah suatu sudut antara medan
magnet dengan gaya normal bidang kumparan, seperti yang terlihat pada gambar 2,
di samping ini. Maka fluks magnet yang melewati kumparan pada saat t adalah :

Misalkan kumparan terdiri dari N buah, dengan luas A, dan anggap kumparan
berputar dengan kecepatan angular (α). Jika theta (θ) adalah suatu sudut antara
medan magnet dengan gaya normal bidang kumparan, seperti yang terlihat pada
gambar 2, di samping ini. Maka fluks magnet yang melewati kumparan pada saat t
adalah :

Φm = B.A cos θ = B.A cos ω. T


Diperoleh hubungan antara θ d

an Φm adalah: θ = ω.t. Oleh karena itu gaya gerak listrik (ggl) induksi kumparan
adalah :

Hasil ini menunjukkan bahwa gaya gerak listrik induksi mempunyai


variasi sinusoida terhadap waktu. Grafik dapat dilihat seperti pada gambar di atas.
Nilai maksimum dari ggl induksi dicapai untuk sin ω.t = 1, yakni terjadi apabila ω.t=
900 atau 2700 . Dengan kata lain ε = ε max bila medan magnet pada bidang
kumparan dan laju perubahan fluks terhadap waktu maksimum. Lebih jauh, nilai ε =
0, jika ω.t = 0 atau 1800 , yakni bila B tegak lurus bidang kumparan dan perubahan
fluks terhadap waktu bernilai nol. Luas loop (A) berlaku untuk segala bentuk
kumparan, tidak hanya pada bujur sangkar seperti pada contoh di atas.
Output Tegangan generator AC

Dengan demikian, gaya gerak listrik (ggl) keluaran generator adalah arus
bolak-balik (AC) secara sinusoidal (gambar 3). ω dinyatakan dalam radian perdetik,
dapat diyatakan dengan ω = 2 π.f Dalam bidang komersial frekuensi getaran AC=60
Hz atau 50 Hz.
II.2 Aplikasi Induksi Elektromagnetik

II.1.1 Transformator

Transformator adalah suatu alat listrik yang digunakan untuk


mentransformasikan daya atau energi listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah
atau sebaliknya, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi–
elektromagnet. Transformator digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik
maupun elektronika. Penggunaan transformator dalam sistem tenaga memungkinkan
terpilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap–tiap keperluan misalnya
kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya listrik jarak jauh.
Sebuah transformator, seperti terlihat pada gambar pada dasarnya terdiri atas
dua buah lilitan, masing – masing disebut sebagai lilitan primer dan sekunder terisolasi
satu sama lainya dililitkan pada inti yang sama umumnya terbuat dari baja atau besi.

Kumparan primer yang dilalui arus listrik bolak-balik menghasilkan medan


magnetik yang berubah-ubah yang diinduksikan pada kumparan sekunder. Karena
medan magnetik yang dilingkupi kumparan sekunder juga berubah-ubah, pada
kumparan sekunder timbul ggl induksi sebagai tegangan keluaran (output).
Hubungan tegangan masukan dan keluaran dituliskan secara matematis sebagai
berikut :
𝑉1 𝑁1
=
𝑉2 𝑁2
Keterangan:
V1 = tegangan masukan (input)
V2 = tegangan keluaran (output)
N1 = jumlah lilitan kumparan primer
N2 = jumlah lilitan kumparan sekunder

Jadi, pada transformator tegangan masing-masing kumparan sebanding


dengan jumlah lilitan. Jika jumlah lilitan kumparan sekunder lebih kecil daripada
kumparan primer, tegangan keluaran lebih kecil daripada tegangan masukan.
Transformatornya disebut step down atau penurun tegangan.

Jika jumlah lilitan kumparan sekunder lebih banyak daripada kumparan


primer, tegangan keluaran lebih besar daripada tegangan masukan. Transformatornya
disebut step up atau pelipat tegangan.
Pada transformator ideal, daya listrik yang diberikan pada kumparan primer
sama dengan daya listrik yang dihasilkan pada kumparan sekunder, sebab tak ada
energi yang diubah menjadi kalor.
Apabila tegangan masukan dan tegangan keluaran masing-masing V1 dan V2
, kuat arus listrik pada kumparan primer dan sekunder besarnya I1 dan I2 maka:
𝑃𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 = 𝑃𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡

𝑉1 𝐼2
𝑉1 ⋅ 𝐼1 = 𝑉2 ⋅ 𝐼2 Atau
=
𝐼1
𝑉2
𝑉1 𝑁1 𝐼1 𝑁2
Karena = , maka =
𝑉2 𝑁 𝐼2 𝑁1
2
Jadi pada transformator ideal kuat arus yang mengalir pada masingmasing kumparan
berbanding terbalik dengan jumlah lilitan.
Pada kenyataannya tidak ada transformator yang ideal. Hal itu disebabkan
karena selama proses induktansi fluks magnetik dari kumparan primer ke kumparan
sekunder selalu terjadi perubahan fluks magnetik menjadi kalor, sehingga daya listrik
yang dihasilkan pada kumparan sekunder selalu lebih kecil daripada daya listrik
masukan pada kumparan primer.
𝑃𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 < 𝑃𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 atau 𝑉2 ⋅ 𝐼2 < 𝑉1 ⋅ 𝐼1

Hilangnya energi listrik pada transformator diakibatkan oleh timbulnya arus


pusaran atau arus Eddy pada teras besi. Arus pusaran adalah arus listrik yang
alirannya membentuk lingkaran-lingkaran tegak lurus pada fluks magnetik. Arus
pusaran dalam penghantar menimbulkan kalor. Hal itu menyebabkan kerugian energi
listrik.
Untuk memperkecil kerugian energi listrik karena berubah menjadi kalor, teras
besi dibuat berlapis-lapis. Setiap lapisan dilapisi isolator. Dengan menyusun lapisan-
lapisan teras besi sejajar arah fluks magnetik, apabila terjadi perubahan fluks
magnetik maka arus pusaran yang timbul mempunyai lingkaran-lingkaran arus yang
kecil. Sehingga dapat memperkecil kerugian energi listrik. Alirannya membentuk
lingkaran-lingkaran tegak lurus pada fluks magnetik. Arus pusaran dalam penghantar
menimbulkan kalor. Hal itu menyebabkan kerugian energi listrik.

II.1.2 Dinamo
Dinamo dibedakan menjadi dua yaitu, dinamo arus searah (DC) dan dinamo
arus bolak-balik (AC). Prinsip kerja dinamo sama dengan generator yaitu memutar
kumparan di dalam medan magnet atau memutar magnet di dalam kumparan. Bagian
dinamo yang berputar disebut rotor. Bagian dinamo yang tidak bergerak disebut
stator.

Gambar II-I Dinamo

Perbedaan antara dinamo DC dengan dinamo AC terletak pada cincin yang


digunakan. Pada dinamo arus searah menggunakan satu cincin yang dibelah menjadi
dua yang disebut cincin belah (komutator). Cincin ini memungkinkan arus listrik
yang dihasilkan pada rangkaian luar Dinamo berupa arus searah walaupun di dalam
dinamo sendiri menghasilkan arus bolak-balik. Adapun, pada dinamo arus bolak-
balik menggunakan cincin ganda (dua cincin).

Alat pembangkit listrik arus bolak balik yang paling sederhana adalah dinamo
sepeda. Tenaga yang digunakan untuk memutar rotor adalah roda sepeda. Jika roda
berputar, kumparan atau magnet ikut berputar. Akibatnya, timbul GGL induksi pada
ujung-ujung kumparan dan arus listrik mengalir. Makin cepat gerakan roda sepeda,
makin cepat magnet atau kumparan berputar. Makin besar pula GGL induksi dan
arus listrik yang dihasilkan. Jika dihubungkan dengan lampu, nyala lampu makin
terang. GGL induksi pada dinamo dapat diperbesar dengan cara putaran roda
dipercepat, menggunakan magnet yang kuat (besar), jumlah lilitan diperbanyak, dan
menggunakan inti besi lunak di dalam kumparan.

II.1.3 Induktor

Induktor adalah sebuah komponen yang memiliki fungsi utama sebagai

penghasil medan elektromagnetik tanpa sumber listrik eksternal. Fungsi pokok


induktor adalah untuk menimbulkan medan magnet. Induktor berupa kawat
yang digulung sehingga menjadi kumparan. Kemampuan induktor untuk
menimbulkan medan magnet disebut konduktansi.
II.1.4 Generator
Prinsip Kerja Generator Prinsip kerja generator sangatlah sederhana yaitu
kumparan jangkar yang memotong medan pada magnet yang dihasilkan kumparan
medan akan menimbulkan gerak gaya listrik terhadapkumparan jangkar. Cara kerja
generator yang utama adalah adanya medan magnet dan pemotong medan magnet.
Ketika kumparan sejajar dengan arah medan magnet (membentuk sudut 0 derajat),
belum terjadi arus listrik dan tidak terjadi GGL induksi. Pada saat kumparan berputar
perlahan-lahan, arus dan GGL beranjak naik sampai kumparan membentuk sudut 90
derajat. Saat itu posisi kumparan tegak lurus dengan arah medan magnet. Pada
kedudukan ini kuat arus dan GGL induksi menunjukkan nilai maksimum.

Selanjutnya, putaran kumparan terus berputar, arus dan GGL makin berkurang.
Ketika kumparan membentuk sudut 180 derajat, kedudukan kumparan sejajar dengan
arah medan magnet, maka GGL induksi dan arus induksi menjadi nol. Putaran
kumparan berikutnya arus dan tegangan mulai naik lagi dengan arah yang
berlawanan. Pada saat membentuk sudut 270 derajat, terjadi lagi kumparan berarus
tegak lurus dengan arah medan magnet. Pada kedudukan kuat arus dan GGL induksi
menunjukkan nilai maksimum lagi, namun arahnya berbeda.

Putaran kumparan selanjutnya, arus dan tegangan turun perlahanlahan hingga


mencapai nol dan kumparan kembali ke posisi semula hingga membentuk sudut 360
derajat. Generator atau pembangkit listrik yang sederhana dapat ditemukan pada
sepeda. Pada sepeda, biasanya dinamo digunakan untuk menyalakan lampu. Caranya
ialah bagian atas dinamo (bagian yang dapat berputar) dihubungkan ke roda sepeda.
Pada proses itulah terjadi perubahan energi gerak menjadi energi listrik. Generator
(dinamo) merupaka alat yang prinsip kerjanya berdasarkan induksi elektromagnetik.

Alat ini pertama kali ditemukan oleh Michael Faraday. Berkebalikan dengan
motor listrik, generator adalah mesin yang mengubah energi kinetik menjadi energi
listrik. Energi kinetik pada generator dapat juga diperoleh dari angin atau air terjun.
Berdasarkan arus yang dihasilkan, generator dapat dibedakan menjadi dua rnacam,
yaitu generator AC dan generator DC. Generator AC menghasilkan arus bolak-balik
(AC) dan generator DC menghasilkan arus searah (DC). Baik arus bolak-balik
maupun searah dapat digunakan untuk penerangan dan alat pemanas.
II.1.5 Aplikasi Induksi Pada Sound System
Gambar dibawah ini memperlihatkan beberapa komponen sound sistem.
Dari komponen ini, yang menggunakan prinsip induksi elektromagnetik, yaitu
mikrofon dan tape recorder. Keluaran dari setiap komponen dihubungkan ke
pengeras suara yang memperkuat sinyal mengirimkan ke loudspeaker, sehingga
dapat didengar. Atau sinyal dapat disalurkan langsung ke tape recorder untuk
direkam. Mikropon dan tape recorder dihubungkan dengan penguat suara ke
loudspeaker.

Gambar II-9 Komponen Sound System

Mikrofon terdiri dari sebuah kumparan kecil yang dihubungkan dengan


membran dan dipasang dekat dengan sebuah magnet permanen kecil. Ketika
gelombang suara datang kemudian menggetarkan membran, kumparan ikut bergetar
didaerah medan magnet hingga menghasilkan ggl induksi pada kumparan tersebut.
Besarnya frekuensi ggl induksi bergantung pada frekuensi gelombang suara yang
diterima membran. Ggl ini berupa sinyal yang dapat diperkuat dan dikirimkan
melalui panghantar ke loudspeaker, atau dikirim ke sebuah tape recorder untuk
direkam dalam pita.
Gambar II-10 Bagan mikropon yang bekerja menggunakan induksi

Kaset yang dipergunakan pada tape recorder untuk audio dan video
mengandung lapisan tipis oksida magnetik pada pita plastik tipis. Selama rekaman
berlangsung, tegangan sinyal audio dan video dikirim ke head rekam yang berfungsi
sebagai elektromagnet kecil yang memagnetisasi sebagian kecil dari pita yang pada
saat itu sedang berada di celah sempit dari head. Seperti Gambar diatas. Sedangkan
pada proses main ulang, perubahan medan magnet pada pita yang bergerak melewati
celah menimbulkan perubahan medan magnet pada head besi lunak, yang
menimbulkan induksi pada kumparan. Ggl induksi merupakan sinyal keluaran yang
dapat diperkuat dan di kirim ke loudspeker. Pada audio dan video recorder, biasanya
digunakan sinyal analog yang amplitudonya berubah secara kontinu terhadap waktu.
Perbedaan tingkat magnetisasi pada pita disetiap titik mencerminkan variasi
amplitudo sinyal audio atau video. (Anggana, 2013)
BAB III
Daftar Pustaka
Anggana, N. (2013). Aplikasi Induksi Print. Diambil kembali dari zdocs:
https://zdocs.tips/doc/aplikasi-induksi-print-xop08o0n9r1y

GuruPendidikan. (2021, Agustus 29). Induksi Elektromagnetik : Pengertian, Penerapan,


dan Rumus. Diambil kembali dari GuruPendidikan.com:
https://www.gurupendidikan.co.id/induksi-elektromagnetik/

Sutrisno, W., & Praginda, W. (2018, Januari 30). PENERAPAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK.

Kadir, A. (2014). Transmisi Tenaga Listrik. Depok: Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai