Anda di halaman 1dari 20

KULIAH 1

A. Pendahuluan
Kuliah 1 sampai dengan Kuliah 4 membahas deret takhingga dan penggunaannya untuk
penyelesaian permasalahan fisika. Kuliah 1 membahas deret khusus dan uji kekonvergenan
untuk deret yang suku-sukunya positif. Oleh karena itu, di akhir perkuliahan 1 diharapkan
kita dapat
 menentukan kekonvergenan deret takhingga dengan menghitung nilai jumlahnya
 menentukan kekonvergenan deret geometri atau deret p
 menggunakan uji awal untuk menentukan kedivergenan deret takhingga
 menggunakan uji pembandingan untuk menentukan kekonvergenan deret takhingga positif
Untuk memudahkan pemahaman materi pada perkuliahan ini, limit dan aljabar sederhana
harus dikuasai dengan baik. Pelajari kembali materi-materi ini yang telah Kita peroleh dari
matakuliah lain.

B. Notasi, Deret Konvergen, dan Deret Khusus


1. Notasi
Deret tak hingga merupakan bentuk penjumlah suku-suku sampai takhingga, kadang-
kadang cukup dituliskan dalam bentuk notasi jumlah (somasi) seperti berikut

a0  a1  a 2  ...  a n  ...   a n
n 0
Beberapa contoh deret takhingga antara lain

 12  2 2  3 2  ...   n 2
n 1

 2  4  8  ...   2 n
n 1

x3
(1) n 1 x n 
(1) n 1 x n
 x  x2   ...   ...  
2 (n  1)! n 1 ( n  1)!

2. Deret Konvergen
Jika S = nilai terbatas dan S n = jumlah suku-suku pertama sampai suku ke n maka
 Jika lim S n  S maka deret tersebut adalah deret konvergen. Sebaliknya disebut deret
n
divergen
 Nilai terbatas S disebut jumlah deret takhingga
 Selisih Rn = S – Sn disebut sisa (remainder) = sisa setelah n suku. Dapat dibuktikan bahwa
untuk deret konvergen berlaku limRn  lim  S n  S   S  S  0
n  n 
Jadi dapat disimpulkan bahwa deret konvergen adalah deret yang memiliki jumlah dengan
nilai terbatas (ada jumlahnya) sedangkan deret divergen adalah deret yang memiliki jumlah
dengan nilai tak hingga.

1 1 1 1
Sebagai contoh, akan dibuktikan bahwa    ...   adalah deret
1.3 3.5 5.7 n 1 2n  12n  1
konvergen kemudian ditentukan jumlahnya (S).

Deret Takhingga Fisika Matematika 1 DT - 1


1
Suku ke n dituliskan sebagai a n  . Penyederhanaan bentuk a n dapat
2n  12n  1
dilakukan dengan cara sebagai berikut
1 A B 2 An  A  2 Bn  B (2 A  2 B)n  ( A  B)
    ; sehingga
2n  12n  1 2n  1 2n  1 2n  12n  1 2n  12n  1
1
diperoleh 2 A  2 B  0 ; A  B  1 atau A  B  . Dengan demikian dapat dituliskan bahwa
2
1 1 1 1 
an     
2n  12n  1 2  2n  1 2n  1 
Jumlah n suku pertama adalah
S n  a1  a2  ...  an
1 1 1  1  1 1  1  1 1  1 1 1 
Sn              ...    
2 1 3  2  3 5  2  5 7  2  2n  1 2n  1 
1 1 1 1 1 1 1 1  1 1 
S n        ...     1  
2 1 3 3 5 5 2n  1 2n  1  2  2n  1 
1 1
Karena lim Sn  12 sehingga jumlahnya S  (deret konvergen) dan Rn 
n  2 2  2n  1

3. Deret Khusus
Deret geometri
Bentuk umum deret geometri

a n1
a  ar  ar 2  ...  ar n1  ...   ar n1 dengan r (r disebut rasio)
n 0 an
Jumlah deret geometri n suku pertama ditentukan sebagai berikut
rS n  ar  ar 2  ar 3  ...  ar n
S n  a  ar  ar 2  ...  ar n1
a( 1  r n )
Sn 
1 r
Deret geometri konvergen jika lim S
n 
n  S . Hal ini dapat dipenuhi jika r  1 karena

lim r n  0 sehingga dapat diperoleh


n 

a( 1  r n ) a
S  lim S n  lim 
n n  1 r 1 r
a
Dengan demikian deret geometri konvergen jika r  1 dengan jumlah S  . Sebaliknya
1 r
deret geometri divergen jika r  1

Deret p

1 1 1 1
Bentuk umum deret p adalah
1 p

2 p

3 p
 ...  
n 1 n
p
. Untuk p  1 , deret p disebut

sebagai deret harmonik. Deret p konvergen jika p  1 dan divergen jika p  1 .

Deret Takhingga Fisika Matematika 1 DT - 2


Soal-Soal 1 – 1
Untuk deret berikut, tentukan a n , S n , dan Rn
 
1 1 1 1 1 1
1. 
n 1 2
n
2. 5
n 0
n
3. 1     ...
2 4 8 16
  
 n ln 3 2 n ln sin  / 3  1
4.  e 5.  e 6. 
n 1 n 1 n 1 n n  1

3 5 7 9 2
7.    ... 8.  2
1. 2 2. 3 3. 4 4. 5 n 2 n  1

1 1 1 1
9. Buktikan bahwa deret    ...   adalah deret konvergen
3.7 7.11 11.15 n 1 4 n  14 n  3
dan kemudian tentukan jumlahnya.

1
10. Buktikan bahwa deret  adalah deret konvergen dan tentukan jumlahnya.
n 1 n n  1n  2 

1
11. Buktikan bahwa  1
n 1 nn  1

1 3 3 3
Kita dapat menuliskan  0.333...     ... . Gunakan bentuk penulisan ini dan
3 10 100 1000
formula jumlah deret geometri yang konvergen untuk menentukan nilai dari
12. 0.55555… 13. 0.818181… 14. 0.583333…
15. 0.61111… 16. 0.77777… 17. 0.26666…
18. 0.185185… 19. 0.694444… 20. 0.243243…
21. 0.8571428571428571.... 22. 0.576923076923076923... 23. 0.678571428571428571...
24. Jika kita menabung satu dolar dengan bunga majemuk 6% per bulan maka akan menjadi
(1.005)n setelah n bulan. Jika kita menabung 10 dolar pada setiap awal bulan selama 10
tahun (120 bulan), berapa jumlah uang yang kita terima pada akhir 10 tahun?
25. Mesin fotokopi dapat memperkecil ukuran. Jika kita memfotokopi kertas yang lebarnya
21,5 cm kita memperoleh hasil yang lebarnya ¾ nya. Kemudian kita memfotokopi hasil
ini lagi, demikian juga seterusnya. Berapa lebar total dari deretan asli dan fotokopinya?
26. Pada proses pemurnian air, satu per n kotoran dibuang dari tahap pertama. Pada setiap
tahap berikutnya, jumlah kotorang yang dibuang adalah satu per n dari jumlah kotoran
yang dibuang pada tahap sebelumnya. Tunjukkan bahwa jika n = 2, air dapat dimurnikan
semurni-murninya tetapi jika n = 3, setengah kotoran masih tetap tertinggal walaupun
proses pemurnian dilakukan dala banyak tahapan.

n 1
27. Sebuah program komputer memberikan hasil bahwa   5  . Tunjukkan bahwa
n 0 6
deret ini divergen.
28. Anggaplah partikel dengan jumlah yang besar bergerak maju-mundur antara x = 0 dan x =
1 kecuali pada titik akhir (x = 0 atau x = 1) beberapa partike menghilang. Jika r adalah
bagian yang dipantulkan pada setiap saat kemudian (1 – r ) adalah bagian yang
menghilang. Anggap seluruh partikel mulai dari x = 0 bergerak ke x = 1, akhirnya seluruh
partikel akan menghilang. Tulislah deret takhingga dari bagian yang menghilang pada x =
1. Tulislah pula deret takhingga dari bagian yang menghilang pada x = 0. Jumlahkan
kedua deret. Berapa bagian terbesar dari partikel yang dapat menhilang pada x = 0.
 
1  n 
29. Tunjukkan bahwa  3 / 2 adalah konvergen. 30. Tunjukkan bahwa  ln   adalah
n2 n n 1  n 1 
deret divergen

Deret Takhingga Fisika Matematika 1 DT - 3


C. Uji Kekonvergenan
1. Uji awal (the preliminary test)

Jika suku-suku dari sebuah deret tak hingga tidak menuju nol ( lim a n  0 ) maka deret
n 

tersebut deret divergen. Jika lim a n  0 maka kita perlu uji lebih lanjut.
n 


1 2 3 4 5 n
Contoh, deret      ...   adalah divergen karena
2 3 4 5 6 n 1 n  1

n 1 1 1
lim a n  lim  1 sedangkan deret 1    ...   n membutuhkan uji lain
n  n  n  1 2 4 n 0 2

1
karena lim a n  lim n  0 .
n  n  2

Soal-Soal 1 – 2
Gunakan uji awal untuk menentukan apakah deret berikut divergen atau membutuhkan uji
lebih lanjut.
1 4 9 16 25 36 3 4 5 6
1.       ... 2. 2      ...
2 5 10 17 26 37 2 3 4 5

n3 
(1) n n 2 
n! 
n!
3.  2 4.  2
5.  6. 
n 1 n  10n n 1 n  1 n 1 n!1 n 1 ( n  1)!

(1) n n 
ln n 
3n 
 1
7.  3
8. 
n 1 n
9.  n
n 1 2  3
n
10.  1  n 2 

n 1 n 1 n 1

C. Uji Konvergensi Untuk Deret Suku Positif: Konvergen Absolut


Jika beberapa suku deret adalah negatif, kemudian dijadikan positif (suku-sukunya adalah
absolut dari suku-suku deret asal) dan deret tersebut konvergen maka disebut konvergen
absolut. Berikut disajikan 4 uji konvergen untuk deret positif atau deret absolut

1. Uji pembandingan (the comparison test)

(a) Anggap m1 + m2 + m3 +m4 + … adalah deret positif yang konvergen. Kemudian


deret a1 + a2 + a3 + a4 + … adalah deret konvergen absolut jika a n  mn untuk n
beberapa suku (suku ketiga atau suku ke satu juta).
(b) Anggap d1 + d2 + d3 +d4 + … adalah deret positif yang divergen. Kemudian deret
a 1 + a 2 + a 3 + a 4 + … termasuk deret divergen jika a n  dn untuk n
beberapa suku.
 
1 1
Untuk menguji deret 
n 1 n!
digunakan deret geometri, 
n 1 2
n
(yang merupakan deret

1 1 1
konvergen) sebagai pembanding. Karena  n untuk n > 3 maka  adalah deret
n! 2 n 1 n!

Deret Takhingga Fisika Matematika 1 DT - 4


 
1 1
konvergen. Untuk menguji deret  ln n
n 2
digunakan deret p, n
n 1
1/ 2
(yang merupakan deret

1 1 1
divergen). Karena  1 / 2 untuk n > 2 maka
ln n n
 ln n adalah deret divergen.
n 2

Soal-Soal 1 – 3
1. Tunjukkan bahwa n! 2 n untuk seluruh n  3

Uji konvergensi deret berikut dengan uji pembandingan.


   
1 1 1 n 1
2.  n 3.  n n
4.  5.  2
n 1 n 2 n 1 2  3 n 1 n n 1 n
   
1 sin n 1 1
6.  3 7.  8.  9.  2
n 2 n  1 n 1 n n 2 n log n n 1 n

1
10. 
n  2 ln n

1
11. Buktikan bahwa deret harmonik  adalah deret divergen dengan membandingkannya
n 1 n

dengan deret 1  12   14  14    18  18 18  18    161  161  sampai 8suku   ... yang sama dengan
1  12  12  12  ...

1
12. Buktikan kekonvergenan n
n 1
2
dengan pengelompokkan suku-suku sebagaimana pada

soal no 11.

Deret Takhingga Fisika Matematika 1 DT - 5


KULIAH 2

A. Pendahuluan
Perkuliahan kedua ini membicarakan uji kekonvergenan untuk deret yang suku-sukunya
positif sebagai kelanjutan materi perkuliahan sebelumnya. Oleh karena itu, di akhir
perkuliahan kedua ini diharapkan kita dapat
 menggunakan uji integral untuk menentukan kekonvergenan deret takhingga
 menggunakan uji rasio untuk menentukan kekonvergenan deret takhingga positif
 menggunakan pembandingan khusus untuk menentukan kekonvergenan deret takhingga
positif
 menentukan kekonvergenan deret takhingga selang-seling
 menentukan kekonvergenan bersyarat deret takhingga selang-seling
Untuk memudahkan pemahaman materi pada perkuliahan ini, integral, limit dan aljabar
sederhana harus dikuasai dengan baik. Pelajari kembali materi-materi ini yang telah kita
peroleh dari matakuliah lain.

B. Uji Konvergensi Untuk Deret Suku Positif: Konvergen Absolut


2. Uji integral (integral test)
 
Jika 0< an+1< an untuk n > N maka a n konvergen jika  a n dn terbatas dan divergen jika

nilai integralnya tak hingga (Catatan: integral hanya dihitung pada batas atas; tidak
diperlukan batas bawah)

1 1 1 1  1
Deret harmonik 1      ... diuji dengan uji integral berikut,  dn  ln n    .
2 3 4 5 n
Karena nilai integralnya tak hingga maka deret harmonik merupakan deret divergen
(sebagaimana dinyatakan pada deret p).

Soal-soal 2 – 1
Gunakan uji integral untuk mengetahui apakah deret berikut konvergen

1 
n 
1 
en
1.  2.  2 3.  2 4.  2 n
n 2 n ln n n 1 n  4 n 3 n  4 n 1 e 9
   2 
1 n n 1
5. 
n 1 n 1  ln n 
3/ 2
6. 
n 1 n  1
2 2
7.  3
n 1 n  1
8.  2
n 1 n 9
9. Gunakan uji integral untuk membuktikan syarat konvergensi deret p

1 convergent if p  1
 p
is 
n 1 n  divergent if p  1

n 2
10. Gunakan uji integral untuk menunjukkan bahwa e
n 0
adalah deret konvergen

1
11. Gunakan uji integral untuk menunjukkan bahwa n
n 1
2
adalah deret konvergen.

Deret Takhingga Fisika Matematika 1 DT - 6


3. Uji rasio (ratio test) atau uji rasio d’Alembert atau Cauchy

 ρ  1 deret konvergen
a n 1 
Jika  n  dan   lim  n maka ρ  1 butuh uji lain
an n  ρ  1 deret divergen


1
Contoh, uji kekonvergenan dari  n!
n 1

1 1 1 1
Jawab.  n  :  dan   lim  n  lim  0 ; karena  < 1 maka deret
(n  1)! n! n  1 n n  n  1

1
 n! adalah deret konvergen.
n 1

Soal-Soal 2 – 2
Gunakan uji rasio untuk menentukan kekonvergenan deret berikut:

2n 
3n 
n!
1.  2 2.  2 n 3. 
n 1 n n 0 2 n 0 ( 2n )!
 n 2  3 3 n 
5 (n!) (n!) e n!(2n)!
4.  5.  6. 
n 0 ( 2 n )! n 0 (3n)! n 0 (3n )!
2n

3 
n! 
10 n
7.  3n 8.  n
9.  2
n 0 2 n 1 100 n 1 ( n! )


en 100 n
 
(2n!)
10. 
n 0 n!
11. 
n 0 n
200
12. 
n 0 n!

4. Uji pembandingan khusus (a special comparison test)


an
(a) Jika b
n 1
n adalah deret positif yang konvergen dan an  0 dan lim
n  bn
nilainya

terbatas maka a
n 1
n adalah deret konvergen

an
(b) Jika d
n 1
n adalah deret positif yang divergen dan an  0 dan lim
n  d
nilainya
n

lebih besar dari 0 atau menuju tak hingga maka d
n 1
n adalah deret divergen.

2n 2  5n  1 
Contoh: Uji konvergensi deret berikut
n 3
3
 7n 2  2
 4n
Jawab, untuk menentukan

pembanding digunakan penalaran sebagai berikut. Bagian pembilang dan penyebut deret
2 3

2n 2 
1
tersebut yang paling berpengaruh adalah 2n dan 4n sehingga deret 
n 3 4n 3
  2 yang
n 3 n

Deret Takhingga Fisika Matematika 1 DT - 7


merupakan deret konvergen digunakan sebagai deret pembanding. Dengan demikian dengan
ayat a pada uji pembandingan khusus dapat diperoleh
an 2 n 2  5n  1 1 2
lim
n  b n
 lim 3 2
n  4 n  7 n  2 n
: 2 
4
dan dapat disimpulkan bahwa deret tersebut deret

konvergen.

Soal-Soal 2 – 3
Gunakan uji pembandingan khusus untuk menentukan konvergensi deret berikut
  
(2n  1)(3n  5) n(n  1) 1
1.  2.  2
3.  n 2
n 3 n 2  73 n  3 ( n  2) ( n  3) n 3 2  n


n 2  3n  4 
(n  ln n) 2 
n 3  5n  1
4. n
n 3
4
 7n 3  6n  3
5.  5n
n 3
4
 3n 2  1
6. 
n 3 n 2  sin n 3

C. Deret Selang-Seling (Alternating Series)


Deret selang-seling adalah deret yang suku-sukunya bergantian tanda plus dan minus.
1 1 1 1 (1) n
Contoh: 1      ...   ...
2 3 4 5 n
Uji kekonvergenan deret selang-seling

Deret selang-seling konvergen jika a n 1  a n dan lim a


n 
n 0

1 1 1
Untuk contoh di atas,  dan
n 1 n lim n  0 sehingga ia merupakan deret konvergen.
n 

Soal-Soal 2 – 4
Uji konvergensi deret berikut

(1)n 
(2)n 
(1)n 
(3)n 
(1)n
1.  2.  2 3.  2
4.  5. 
n 1 n n 1 n n 1 n n 1 n! n 1 ln n

(1) n n 
(1) n n 
(1) n 10n
6. n 1 1  n
2
7. 
n 1 n  5
8. 
n 1 n2
9. Deret selang-seling berikut adalah deret divergen. Tunjukkan bahwa a n  0 . Mengapa uji
deret selang-seling tidak membuktikan bahwa deret-deret tersebut konvergen?
1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
a. 2        ... b.        ...
2 3 4 5 6 7 8 2 2 3 3 4 4 5 5

D. Deret Konvergen Bersyarat (Conditionally Convergen Series)


Deret selang-seling yang konvergen tetapi tidak konvergen absolut disebut konvergen
bersyarat.
1 1 1 1 (1)n
Contoh: 1      ...   ... adalah deret konvergen.
2 3 4 5 n

Deret Takhingga Fisika Matematika 1 DT - 8


Deret ini memiliki deret absolut
1 1 1 1 1
1      ...   ... yang merupakan deret harmonik dan ia merupakan deret
2 3 4 5 n
divergen. Jadi deret selang-seling ini termasuk konvergen bersyarat.

E. Fakta Yang Bermanfaat


1. Konvergensi atau divergensi suatu deret tidak dipengaruhi oleh perkalian setiap sukunya
dengan konstanta yang sama. Ia juga tidak dipengaruhi oleh perubahan jumlah suku
(penghilangan beberapa suku yang pertama)
 
2. Dua deret konvergen  a n dan
n 1
b
n 1
n dapat ditambahkan (an + bn) atau dikurangkan suku

per suku. Deret hasil penambahan atau pengurangan adalah konvergen dan jumlahnya
adalah penambahan atau pengurangan dari jumlah dari kedua seret tersebut.
3. Suku-suku dari deret konvergen absolut dapat diatur/dipindah tanpa mempengaruhi
konvergensinya maupun jumlahnya. Hal ini tidak berlaku pada deret konvergen bersyarat.

Soal-Soal 2 – 5
Uji konvergensi deret berikut. Gunakan uji yang termudah, tetapi jangan lupa uji awal.

n 1 
n2 1 
1 
n2
1.  2.  2 3.  ln3 4.  3
n 1 (n  2)(n  3) n 1 n  1 n 1 n n 1 n  4

n 
(n!)2 
(2n)! 
n5
5.  3
n 1 n  4
6. 
n 1 (2n)!
7.  n
n 1 3 (n! )
2
8. 
n 1 5
n


nn 
n n

2n 
1
9.  10.  (1) 11.  2 12. n 2
n 1 n! n2 n 1 n4 n  9 n2 n
n n n

n 
 1 
 1 n! 2   1

13.  14. n 15.  16. 
n 0 n 2
4 
3/ 2
n 2
2
1 n 1 10 n 2
n 0 n  7


n!3 1 1 1 1 
1  1n
1
17. 
n 1 3n !n 1 2 2 2
18.
3 2 3

 2  3  3  4  4  ...
2 ln n
3
19.
 
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
20.  2   2   2   2  ... 21.  ln n 22.  ln n
2 2 3 3 4 4 5 5 n 1 3 n 1 2

n 2n
 
n  12
23. a
n 1
n jika a n1 
2n  3
an 24. 
n 1 n!
25.  1 n
n2
2


n 1 
1 
2n3 
1
26. 
n  2 n  1  1
2
27. 
n  2 n ln n 
3
28.  4
n2 n  2
29.  nn  1
n 1
   
 1 1 1 1
30.  ln 1   31.  32.  1/n 33.  n2 n
n 1  n n 2 n ln n n 1 n.n n 1
   
1 1 1 n!
34.  ln n 
n 2
35. 
n 1 2 n 2 n  1
36. 
n  0 2n  1
37.  10
n 1
n

2
 
1 1.3.5...2n  1 

1 9 25
 nn  1
1 / 2
38.
n 1
39. n
n2
3/ 2
40.  
n 1  2.4.6...2 n  
   
4 64 256
 ...

Deret Takhingga Fisika Matematika 1 DT - 9


KULIAH 3

A. Pendahuluan
Perkuliahan ketiga ini membahas deret pangkat dan penderetan fungsi ke dalam deret
pangkat. Oleh karena itu, di akhir perkuliahan ini diharapkan kita dapat
 menentukan interval kekonvergenan deret pangkat
 menentukan deret pangkat dari suatu fungsi
Untuk memudahkan pemahaman materi pada perkuliahan ini, limit, diferensial (turunan),
dan aljabar sederhana harus dikuasai dengan baik. Pelajari kembali materi-materi ini yang
telah kita peroleh dari matakuliah lain.

B. Deret Pangkat
Bentuk umum deret pangkat adalah

a n x n  a 0 a1 x  a 2 x 2  a3 x 3  ... atau


n 0

 a x  a 
n 0
n
n
 a0 a1  x  a   a2  x  a   a3  x  a   ...
2 3

Contoh:
n
x x 2 x3
a. 1     ... 
 x
 ...
2 4 8 2n
x 2 x3 x4 (1)n 1 x n
b. x     ...   ...
2 3 4 n
x3 x5 x7 (1)n 1 x 2n -1
c. x     ...   ...
3! 5! 7! (2n - 1)!
(x  2) (x  2) 2 ( x  2) n
d. 1   ...   ...
2 3 n 1

Kekonvergenan deret pangkat bergantung pada nilai x. Interval kekonvergenan deret pangkat
ditentukan dengan uji rasio (ratio test).
( x) n 1 ( x) n x x
Deret contoh a memiliki  n  n 1
: n  ; 
2 2 2 2
x
Deret ini konvergen jika  < 1 atau < 1 atau x < 2. Deret ini divergen jika x > 2
2
Secara grafik, interval ini dibatasi x = – 2 dan x = 2. Untuk x = 2 deret contoh a menjadi 1 –
1 + 1 – 1 + …. yang merupakan deret divergen. Untuk x = –2 deret contoh a menjadi 1 + 1 +
1 + 1 + … yang merupakan deret divergen. Jadi interval kekonvergenan deret contoh a adalah
– 2 < x < 2.
x n 1 x n nx
Deret contoh b memiliki  n  :  ;  x
n 1 n n 1
Deret ini konvergen jika  < 1 atau x < 1. Deret ini divergen jika x > 1
Secara grafik, interval ini dibatasi x = – 1 dan x = 1. Untuk x = – 1 deret contoh b menjadi
1 1 1
 1     ... yang merupakan deret divergen. Untuk x = 1 deret contoh b menjadi
2 3 4

Deret Takhingga Fisika Matematika 1 DT - 10


1 1 1
1    ... yang merupakan deret konvergen. Jadi interval kekonvergenan deret contoh
2 3 4
b adalah  1  x  1 .

x 2n 1 x 2n -1 x2
Deret contoh c memiliki  n  :  ;  0
2n  1! 2n  1! 2n  12n
Karena  < 1 untuk seluruh nilai x maka deret contoh c konvergen pada seluruh nilai x

Soal-Soal 3 – 1
Tentukan interval konvergensi dari deret berikut
 
(2x) n 
(-1)n x n 
2x n
1.   1 x n
n
2.  n 3.  4.  n 2
n 1 n 1 3 n 1 n(n  1) n 1 2 n

xn 
(-1)n x n 
x 3n 
(-1)n x n
5. 
n 1 (n! )
2
6. 
n 1 (2n)!
7. 
n 1 n
8. 
n 1 n
n

n 3 n (-1)n x 2n
 
1 x  
n
9.  (-1) n x
n 1
10. 
n 1 (2n)
3/2
11.   
n 1 n  5 
12.  n(-2x)
n 1
n

n(x) n 
n x 
(x - 2)n 
(x - 1) n
13.  2
n 1 n  1
14.   
n 1 n  1 3 
15. 
n 1 3n
16. 
n 1 2n

(-1)n (x  1) n 
(-2)n (2x  1) n 
xn 
n!2 x n
17. 
n 1 n
18. 
n 1 n2
19. 
n 1 ln n  1
20. 
n 1 2 n !

 1n x2 n-1 
xnn2 
x  2 n
21. n 1 2n  1
22.  n
2
n 1 5 n  1  23. 
n 1  3
n
n

Deret berikut bukan termasuk deret pangkat, ubahlah menjadi deret pangkat dengan
pengubahan variabel dan tentukan interval kekonvergenan
 1n 2n x 2  1
2n

n
x 2
n
 
 1n x n/ 2
24. 8
n 0
1 25. 
n 1 n!
26. 
n 1 n ln n
n! 1
n
3n (n  1) n

  x  1 3  n
  
2
2
n
27. 
n 1 xn
28. 
n 1 ( x  1)
n
29.
n 1
n 3


n n
30.  sin x   1 2
n0
n

C. Teorema Deret Pangkat


Jumlah deret pangkat dapat dituliskan:

S(x) = a n x n sehingga dapat dikatakan
n 0

 deret pangkat konvergen pada fungsi S(x)


 S(x) mewakili deret pangkat atau deret pangkat diwakili oleh fungsi S(x)

Deret Takhingga Fisika Matematika 1 DT - 11


Teorema deret pangkat:
1. Deret pangkat dapat didiferensialkan atau diintegralkan suku demi suku; deret yang
dihasilkan konvergen pada diferensial atau integral dari fungsi yang diwakili oleh deret
asal pada interval yang sama sebagaimana interval deret asal.
2. Dua deret pangkat dapat ditambahkan, dikurangkan atau dikalikan; deret yang dihasilkan
konvergen paling tidak pada interval konvergen yang beririsan
3. Suatu deret dapat disubstitusikan pada yang lain sehingga nilai deret yang disubstitusikan
adalah pada interval konvergensi dari deret yang lain tersebut.

4. Deret pangkat dari suatu fungsi adalah unik; hanya ada satu deret pangkat a n x n yang
n 0
konvergen pada fungsi tersebut

D. Ekspansi Fungsi Dalam Deret Pangkat


Diasumsikan bahwa ada deret untuk suatu fungsi f(x):
2
f ( x )  a 0  a1  x  a   a 2  x  a   a3 ( x  a) 3  a 4 ( x  a ) 4  ...  a n ( x  a ) n  ...
f ( x)  a1  2a 2 ( x  a)  3a3 ( x  a) 2  4a 3 ( x  a ) 3  ...  na n ( x  a) n-1  ...
f ( x)  2a 2  3.2a3 ( x  a)  4.3a 4 ( x  a) 2  ...  n(n  1)a n ( x  a ) n- 2  ...
f ( x )  3!a3  4.3.2a 4 ( x  a)  ...  n(n  1)(n  2)a n ( x  a) n- 2  ...
dan seterusnya sehingga untuk turunan ke n adalah
f n(x)  n(n  1 )(n  2 )...1.an  suku  suku yang mengandung (x  a)
Untuk x = a, maka diperoleh
f ( x)  a0 , f ( x)  a1 , f ( x)  2a 2 , f ( x )  3!a3 atau secara umum f n ( x)  n!a n
Dengan demikian diperoleh pengembangan fungsi ke dalam deret:
1 1 1
f ( x )  f (a )  ( x  a ) f (a )  ( x  a ) 2 f (a)  ( x  a ) 3 f (a)  ...  ( x  a ) n f (n) (a )  ...
2! 3! n!
yang disebut deret Taylor di sekitar x = a

Jika a = 0 maka diperoleh deret Maclaurin yaitu:


1 1 1
f ( x )  f (0)  xf ' (0)  x 2 f '' (0)  x 3 f ''' (0)  ...  x n f (n) (0)  ...
2! 3! n!

Soal-soal 3 – 2
Dengan deret Maclaurin dan interval kekonvergenan deret pangkat, buktikan bahwa

1. sin x  x 
x3 x5 x7
   ...  

 1n x 2 n1 konvergen untuk seluruh x
3! 5! 7! n  0 2 n  1!
n
2. cos x  1 
x2 x4 x6
   ...  

 1 x 2n konvergen untuk seluruh x
2! 4! 6! n 0 2n !
2 3 4
x x x 
xn
3. e x  1  x     ...   konvergen untuk seluruh x
2! 3! 4! n  0 n!
n 1
x 2 x3 x4 
 1 xn
4. ln 1  x   x     ...   konvergen untuk  1  x  1
2 3 4 n 1 n
p p p  1 2 p  p  1 p  2  3 
 p
5. 1  x   1  px  x  x  ...    x n konvergen untuk x  1
2! 3! n 0  n 

Deret Takhingga Fisika Matematika 1 DT - 12


KULIAH 4

A. Pendahuluan
Perkuliahan ke 4 ini membicarakan teknik penderetan suatu fungsi ke dalam deret
pangkat dan penerapan deret untuk menyelesaikan permasalahan umum atau permasalahan
fisika. Oleh karena itu, di akhir perkuliahan ini diharapkan kita dapat
 menggunakan teknik yang tepat untuk menderetkan suatu fungsi ke dalam deret pangkat
 menggunakan deret untuk menyelesaikan permasalahan umum atau permasalahan fisika
Untuk memudahkan pemahaman materi pada perkuliahan ini, limit, diferensial (turunan),
dan aljabar sederhana harus dikuasai dengan baik. Pelajari kembali materi-materi ini yang
telah kita peroleh dari matakuliah lain.

B. Teknik Untuk Menderetkan Fungsi ke dalam Deret Pangkat


Penderetan suatu fungsi ke dalam deret pangkat dapat dilakukan dengan menggunakan
formula dasar sebagaimana dibahas pada perkuliahan 26. Di sini dituliskan kembali formula
dasar tersebut

1. sin x  x 
x3 x5 x7
   ...  

 1n x 2 n1 konvergen untuk seluruh x
3! 5! 7! n  0 2 n  1!
n
2. cos x  1 
x2 x4 x6
   ...  

 1 x 2n konvergen untuk seluruh x
2! 4! 6! n 0 2n !
2 3 4
x x x 
xn
3. e x  1  x     ...   konvergen untuk seluruh x
2! 3! 4! n  0 n!

4. ln1  x   x 
x 2 x3 x4
   ...  

 1 x n konvergen untuk  1  x  1
n 1

2 3 4 n 1 n
p p p  1 2 p  p  1 p  2  3 
 p
5. 1  x   1  px  x  x  ...    x n konvergen untuk x  1
2! 3! n 0  n 

Cara pengembangan fungsi ke dalam bentuk deret dengan formula dasar antara lain:
1. Perkalian deret dengan polinom atau deret yang lain
Contoh:
2
x3 x 4 x 2 x4 x6
ex cos x = (1  x  x   ... )( 1     ... )
2! 3! 4! 2! 4! 6!

= x 2 x3 x 4
1 x    ...
2! 3! 4!
x 2 x3 x 4
   ...
2! 2! 2! 2!
x4
 ...
4!

3 x4
= 1 x  x   ...
3 6

Deret Takhingga Fisika Matematika 1 DT - 13


2. Pembagian dua deret atau deret dengan polinom
Contoh:
x3 x5 x 7
x    ...
sin x 3! 5! 7! x 3 2x 5
  x   ...
cos x x2 x4 x6 3 15
1    ...
2! 4! 6!
Cara perhitungannya adalah dengan pembagian sebagai berikut
x 3 2x 5
x  ...
3 15
x3 x5
x  ...
3! 5!
x3 x5
x  ...
2! 4!
x 2 x 4 x6 x3 x5
1    ... 
2! 4! 6! 3 30
x3 x5

3 6
2x 5
...dst
15

3. Deret binomial
Contoh:
1  1(2) 2 -1(2)(3) 3
 (1  x ) 1  1  x  !x  x  ...
(1  x ) 2! 3!
1
 1  x  x 2  x 3  ...
(1  x)

4. Substitusi polinom atau deret ke dalam variable dalam suatu deret yang lain
2
Contoh: Tentukan deret dari e  x
Karena ex telah diketahui maka kita tinggal mensubstitusi x dengan  x 2 sehingga diperoleh
2 ( x 2 ) 2 ( x 2 )3 ( x 2 ) 4
e-x  1  x 2     ...
2! 3! 4!
2 x 4 x 6 x8
e -x  1  x 2     ...
2! 3! 4!

5. Kombinasi berbagai teknik


x
dt x
Contoh: Tentukan arc tan x. Karena 0 1  t 2  arc tan t  arctan x sehingga dengan teknik
0
x
dt 1 1 1
binomial kita peroleh 1  t 2  1
 1  t 2  t 4  t 6  ... dan 1 t 2
t  t 3  t 5  t 7  ... 0x
3 5 7
0
sehingga diperoleh
1 1 1
arc tan x = x  x 3  x 5  x 7  ...
3 5 7

Deret Takhingga Fisika Matematika 1 DT - 14


6. Deret Taylor dengan menggunakan deret Maclaurin
Contoh 1: Tentukan ln x di sekitar x = 1
Gunakan deret Maclaurin untuk ln x dengan mengganti x dengan x – 1
ln x = ln (1 + (x – 1))
1 1 1
ln x  ( x  1)  ( x  1) 2  ( x  1) 3  ( x  1) 4  ...
2 3 4
Contoh 2 : Tentukan cos x di sekitar x  3 / 2
Gunakan deret Macalurin untuk sin x dengan menggunakan kaidah
2 3
 3  3   3   3  1  3  1 3 
cos x  cos x     sin  x    x   x    x  ...
 2  2   2   2  3!  2  5!  2 

Soal-Soal 4 – 1
Tentukan beberapa suku pertama dari deret Maclaurin berikut:
1. x 2 ln(1  x) 2. e x sin x 3. tan 2 x 4. x 1  x
x
1 e 1 1
5. sin x 6. 7. 8. sec x 
x 1 x 1 x  x2 cos x
1 1 x 2x 1
9. 10. 11. 2 x 12.
1 x2 1 x e 1 cos x
sin x
13. sin x 2 14. 15. e sin x 16. sin [ln (1  x )]
x
x x x
2 1 x dt
17.  cos t 2 dt 18.  e t dt 19. ln 
0 0
1 x 0 1 t2
x
dt e x  ex 1 x
20. arcsin x   21. cosh x  22. ln
0 1 t 2 2 1 x
1 x
23. 1  ln (1  x) 24. 25. cos (e x  1)
1 x
1  sin x
26. ln (1  xe x ) 27. 28. ln (2  e  x )
1 x
x y
x sin t dt sin x dx
29. 30.  31. 
sin x 0
t 0 1 x2
x
dt

32. ln x  1  x 2    0 1 t 2
33. ln (cos x) 34. e cos x

 sin x  1
35. cosln1  x  36. ln  37.
 x  1  sin x
x
1 x 2 du
38. e1 39. arc tan x  
0
1 u2
Tentukan beberapa suku pertama dari deret Taylor untuk fungsi berikut di sekitar titik yang
diberikan
 1
40. f  x   sin x , a  41. f ( x )  , a  1 42. f  x   e x ,a  3
2 x

Deret Takhingga Fisika Matematika 1 DT - 15



43. f  x   cos x , a   44. f  x   cot x , a  45. f  x   x ,a  25
2
46. sin x , a   47. 3
x,a=8 48. e x , a = 1

C. Beberapa Penggunaan Deret Takhingga


1. Penghitungan numerik
Untuk keperluan ini, deret yang dipergunakan adalah deret yang konvergen dengan cepat.
1 x
Contoh: Tentukan nilai dari ln  tan x pada x = 0.0015
1 x
1 x x 3 x5 x 7 3 5 7
ln  tanx  (x     ...)  (x  x  2x  17x  ...)
1 x 3 5 7 3 15 315
x 5 4x 7
(   ...) x0.0015  5.06 x 1016
15 45
dengan kesalahan dalam orde x7 atau 10-21.

2. Jumlah deret
1 1 1
Contoh: Tentukan jumlah deret harmonik 1     ...
2 3 4

Mulai dengan deret ln 1  x   x 


x2 x3 x4
   ...  

 1n 1 x n
2 3 4 n 0 n
1 1 1
dan ambil nilai x = 1 sehingga diperoleh ln 1  1  1     ...
2 3 4
Jadi jumlah deret tersebut adalah ln 2.

3. Menghitung integral tertentu


Integral yang tidak dapat diselesaikan dengan cara elementer dapat diselesaikan dengan deret
yakni integral suku per suku.
Contoh:
1 1
2  2 x 6 x10 
0 sin x dx  0  x  3!  5!  ...dx
1 1 1
   - ...
3 7.3! 11.5!
= 0.3333 – 0.02381 + 0.00076 - …
1
= 0.31028 dengan kesalahan
15.7!

4. Menghitung Bentuk tak tentu


0  
Bentuk tak tentu  , , .0, dsb  dapat diselesaikan dengan aturan L’Hopital terutama
0  
0  0
untuk bentuk atau (atau bentuk lain yang dapat diubah ke bentuk ). Contoh:
0  0

Deret Takhingga Fisika Matematika 1 DT - 16


x2
1  (1  x   ...)
1 ex 2!
lim
x0 x
 lim
x 0 x
 x 
= lim   1   ...  1
x 0  2! 
Hal serupa dapat diperoleh dengan aturan L’Hopital yakni sebagai berikut:
f ( x) f ' ( x)
lim
x  a  (x)
 lim '
x  a  ( x)

1  ex  ex
lim
x 0 x
 lim
x 0 1
 1

5. Aproksimasi Deret
Persamaan diferensial atau problem fisika kadang terlalu sulit untuk diselesaikan dalam
bentuk sebenarnya, sehingga aproksimasi dengan deret dapat diterapkan.
Contoh: Pendulum sederhana menghasilkan persamaan diferensial:
d 2θ g
2
  sinθ
dt l
Kemudian dengan aproksimasi sin    (dalam radian) sehingga dengan mudah dapat
 g
diperoleh solusi  = A sin  t

 l

Soal-Soal 4 – 2
Dengan deret pangkat, tentukan nilai fungsi berikut pada titik yang diberikan
1 x 
1. e arcsin x  ln   pada x = 0.0003    
2. e sin x  1/x 3 ln 1  x 3 e x ; x = 0.00035
 e 
 
3. ln x  1  x 2  sin x pada x = 0.001 4.
1
1 x 4
 cos x 2 pada x = 0.012
5
d d4
 
5. 5 x 3 tan x at x = 0
dx
 
6. 4 ln 1  x 3 at x = 0
dx
3
d x e  2 x
d 10 8 2
7. 
dx 3  1  x 
 at x = 0 
8. 10 x tan x at x = 0
dx

Gunakan deret Maclaurin dan L’Hopital untuk menentukan nilai dari


3
1  cos x sin x  x 1  ex
9. lim 10. lim 11. lim 3
x 0 x2 x 0 x3 x 0 x
2
sin 2 x tan x  x ln1  x 
12. lim 2
13. lim 3
14. lim
x 0 x x 0 x x 0 x
 1 1   1 cos x   1
15. lim  x  16. lim 2  2  17. lim csc 2 x  2 
x  0 x e 1 x  0 x sin x  x  0 x 
 ln1  x  1  1 1  1 
18. lim 2
  19. lim 2  2  20. lim 2  cot 2 x 
x  0 x x x  0 x 1  cos x  x  0 x 

Deret Takhingga Fisika Matematika 1 DT - 17


1 x 1  d 6 4 x2
21. lim   22. (x e ) 23. 1  1  x 2
x  0 x sin x  dx 6 x0 x  10 6
2
x x
24. e 2
 cos x 3
25.  ln( 2  e  x
x  10 1 x x  0.0012
0.1
x
6
1 dx 1 1 1
26. e  sin x 27.  28. 1     ...
x x  0.0001 0 1  x3 3! 5! 7!

Tentukan dua suku dari integral berikut


0 .1 0.01 1 1
x 2 ex 1
29.  e dx  30. t e- t dtdx 32.  cos x 2dx
31.
0 0 0
x 0
Tentukan jumlah dari masing-masing deret berikut dengan bantuan deret Maclaurin
2n n

33. 

2n 
34.  n
1
35. 

 n
 1    
36.  
  1 / 2  1 
  
 
n 1 n! n 1 n 2 n  0 2n !  2  n 0  n  2 
Dengan menggunakan tabel, tentukan nilai eksak dari deret berikut

1 
n3 
nn  1
37.  38.  39. 
2

n 1 4 n  1
2
 n 1 n! n 1 3n

1
Fungsi Zeta Riemann dituliskan dalam bentuk deret sebagai berikut  (s )   s
. Dapat
n 1 n


dibuktikan atau dilihat di tabel bahwa  (2)  . Gunakan tabel untuk menemukan nilai dari
6
  
1 1 1
40.  (4)   4
41.  (3)   3 42.  (3 / 2)   3 / 2
n 1 n n 1 n n 1 n

Tentukan bentuk taktentu berikut dengan aturan L’Hopital


x sin x ln2  x  ln x
43. lim 44. lim 45. lim
x  x   x 1 x 1 x  x
ln2  sin x 
46. lim x ln 2 x 47. lim 48. lim x ne  x
x 0 x   / 2 ln 1  cos x  x 

Gunakan deret untuk menunjukan bahwa


1 1 1 π 2 4 6
49. 1     ...  50.    ...  1
3 5 7 4 3! 5! 7!
(ln 3) 2 (ln 3)3
51. ln 3    ...  2
2! 3!
x2
52. Hitungkan lim dengan deret dan dengan aturan L’Hopital
x  0 ln cos x

Deret Takhingga Fisika Matematika 1 DT - 18


53. Kelajuan elektron dari akselerator berenergi tinggi hampir mendekati kelajuan cahaya c.
Nilai relativistik perbandingan kelajuan elektron dan cahaya dinyatakan oleh persamaan
v 1
berikut:  1  2 ; V = tegangan dalam jutaan volt. Gunakan deret binomial untuk
c 4V
v v
menemukan 1  dalam V. Kemudian tentukan nilai 1  untuk V berikut ini:
c c
a. V = 100 juta volt
b. V = 500 juta volt
c. V = 25.000 juta volt
d. V = 100 giga volt
mc 2
54. Energi elektron pada laju relativistik adalah dengan m dan c masing-masing
v2
1 2
c
2
massa elektron dan laju cahaya. mc adalah energi diam elektron (energi pada saat v = 0).
1
Tentukan dua suku dari deret dan kalikan dengan mc2 untuk menemukan energi
2
v
1 2
c
elektron pada laju v.

55. Gambar di samping menunjukkan sebuah beban berat W


yang digantungkan dengan kawat dan ditarik dengan gaya F
sehingga dalam keadaan setimbang.
Tentukan: l
F 
a. sebagai deret pangkat dari 
W T
F x
b. sebagai deret pangkat dari
W l F
x

W
56. Given a strong chain and a
convenient tree, could you pull
your car out of a ditch in the
following way? Fasten the chain
to the car and to the tree. Pull
with a force F at the center of the
chain as shown in the figure.
F
From mechanics, we have F  2T sin  or T  , where T is the tension in the chain,
2 sin 
that is, the force exerted on the car.
(a) Find T as x 1 times a series of powers of x.
(b) Find T as θ 1 times a series of powers of θ .

Deret Takhingga Fisika Matematika 1 DT - 19


57. If you are at the top of a tower of height h above the surface of
the earth, show that the distance you can see along the surface
of the earth is approximately s  2 Rh , where R is the radius
h
of the earth. Hints: See figure. Show that  sec   1 ; find
R
1
two terms of the series for sec   , and use s  R . Thus
cos 
show that the distance in miles is approximately 3h with h in feet.
2

58. Show that it is possible to stack a pile of identical


books so that the top book is as far as you like to
the right of the bottom book. You may use as
many books as you need, but for any desired
distance it will be some finite number. Hint: Start
at the top of the pile to see how to stack them. Each time place the pile already completed
on top of another book so that the pile is just at the point of tipping. (In practice, of
course, you can’t let them overhang quite this much without having the stack topple.)
Find the distance from the right-hand end of each book to the right-hand end of the one
beneath it. (To find a general formula for this distance, consider the three forces acting on
book n, and write the equation for the torque about its right-hand end.) Show that the sum
of these distances is a divergent series. (It is said that some students studying in the
library tried this experiment one evening and left the results, to the consternation of the
librarian the next morning. It is suggested that you try it instead with one or more decks
of cards. Also see “Leaning Tower of The Physical Reviews” American Journal of
Physics, vol. 27, no. 2, p. 121.)

59. The picture is a mobile constructed of dowels


(or soda straws) connected by thin threads.
Each thread goes from the left hand end of a
rod to a point on the rod below. Number the
rods from the bottom and find, for rod n, the
distance from its left end to the thread so that
all rods of the mobile will be horizontal.

Deret Takhingga Fisika Matematika 1 DT - 20

Anda mungkin juga menyukai