Anda di halaman 1dari 58

OPTIKA NON LINEAR

Anggota Kelompok :
1. Yuda safrilana K1C016025
2. Stevania fadhilah adhillaksa K1C016033
3. Anika kunthi hutami K1C016060
4. Sarah Ikrimatul Izmi K1C016065
5. Annisa Nur Hidayah K1C016068
1. Optika non linear
Optik nonlinier adalah ilmu pengetahuan modern terbaru dengan fenomena
fisika yang terjadi akibat medan yang ditimbulkan laser. Teknologi ini
dinamakan teknologi fotonik sebagai pengganti teknologi elektronik untuk
memperoleh, meyimpan, menyiapkan, mengirim, dan memproses informasi.

Sifat optik nonlinier suatu bahan diungkapkan mealui hubungan antara


polarisasi listrik terinduksi dalam bahan dengan medan listrik cahaya yang
melalui bahan tersebut. Sifat optik nonlinier suatu bahan akan nampak jika
intensitas cahaya yang melalui bahan cukup tinggi. Sifat nonlinieritas bahan
tersebut diungkapkan dengan suseptibilitas nonlinier (X(ⁿ)) dengan n = 2 dan 3
masing-masing untuk suseptibilitas non linier orde kedua dan ketiga berturut-
turut.
Untuk beberapa aplikasi optik nonlinier yaitu second harmonic generation
(SHG), image analisis high density data storage, elektro/optik spatial light
modulation, third harmonic generation (THG), all-optikal switching sangat
berguna bagi optikal informasi prosesing dan aplikais dalam telekomunikasi di
masa depan. Keuntungan terbesar dalam menggunakan all-optical proses
adalah pnguatan kecepatan yang mencapai subpicosecond.
2. Material Nonlinear
Material-material optik nonlinier yang dipakai saat ini dalam fabrikasi devais-
devais fotonik pasif dan aktif adalah kristal-kristal anorganik yang bersifat
feroelektrik misalnya kristal kalium dideterium pospat (KDP) untuk pengganda
frekuensi laser, kristal litium neobat (LiNbO₃) untuk aplikasi konjugasi fasa. optik
nonlinieritasnya cukup untuk kebanyakan aplikasi fotonik, material ini memiliki
kekurangan misalnya harus dalam bentuk kristal tunggal dan dalam optical
switching masih terlalu lambat.
Ciri-ciri material organik bagi optik non linear :

 Waktu respon sangat cepat

 Suseptibilitas off-resonance sama atau lebih besar daripada kristal organik.

 Mudah difabrikasi

 Mudah diintergrasikan di dalam devais

 Ambang kerusakannya terhadap laser cukup tinggi

 Harganya relatif lebih murah


3. Efek Elektro Optik
Efek elektro-optik adalah perubahan dalam sifat bahan sebagai tanggapan medan listrik
yang bervariasi lambat dibandingkan dengan frekuensi cahaya. Istilah ini mencakup
sejumlah fenomena yang berbeda yang dapat dibagi lagi menjadi:

A. Perubahan Penyerapan

 Electroabsoption : perubahan umum penyerapan kontanta.

 Keldysh Franz-efek: perubahan dalam penyerapan ditampilkan dalam semikonduktor.

 Quantum-confined efek Stark: perubahan dalam penyerapan di beberapa sumur


kuntum semikonduktor.

 Efek elektro-chromatik: pembentukan band serapan pada beberapa panjang


gelombang yang menimbulkan perubahan warna.
B. Perubahan Indeks Bias

 Pockels efek (atau efek elektro-optik linier): perubahan indeks bias


berbanding lurus dengan medan listrik. Hanya padatan kristal tertentu
menunjukkan efek pockels karena memerlukan kurangnya simetri inversi.

 Efek Kerr (atau efek elektro-optik kuadrat, QEO efek): perubahan indeks
bias sebanding dengan kuadrat dari medan listrik. Semua bahan
menampilkan efek Kerr dengan besaran bervariasi, tetapi umunya jauh
lebih lemah dari efek pockels.

 Elektro-gyration: perubahan aktivitas optik.


4. Modulasi
Modulasi adalah proses perubahan (varying) suatu gelombang periodik sehingga
menjadikan suatu sinyal mampu membawa suatu informasi atau suatu proses
penumpangan sinyal-sinyal informasi ke dalam sinyal pembawa (carrier), sehingga
dapat ditransmisikan ke tujuan.

Terdapat tiga parameter kunci pada suatu gelombang sinusoida yaitu: amplitudo,
fase,dan frekuensi. Ketiga parameter tersebut dapat dimodifikasikan sesuai
dengan sinyal informasi (berfrekuensi rendah) untuk membentuk sinyal yang
termodulasi.

Peralatan untuk melaksanakan proses modulasi disebut modulator, sedangkan


peralatan untuk memperoleh informasi awal (kebalikan dari proses modulasi)
disebut demodulator dan peralatan yang melaksanakan kedua proses tersebut
disebut modem.
Jenis-Jenis Modulasi
1. Modulasi Analog

Dalam modulasi analog, proses modulasi merupakan respon atas informasi

sinyal analog. Teknin umum yang dipakai dalam modulasi analog:

Modulasi berdasarkan sudut

 Modulasi fase (Phase Modulation-PM)

 Modulasi frekuensi (frequncy modulation-FM)


Modulasi amplitudo (amplitudo modulation)

 Double-sideband modulation with unsuppresed carrier (Use on radio AM band)

 Double-sideband suppresed-carrier transmition (DSB-SC)

 Double-sideband reduced carrier transmition (DSB-RC)

 Single-sideband modulation (SSB or SSB-AM), very similar to single-sideband

suppresed carrier modulation (SSB-SC)

 Vestigial-sideband modulation (VSB or VSB-AM)

 Quadrature amplitudo modulation (QAM)


2. Modulasi Digital

Dalam modulasi digital, suatu sinyal analog dimodulasi berdasarkan aliran data
digital. Perubahan sinyal pembawa dipilih dari jumlah pembatas simbol
alternatif. Teknik yang umum dipakai adalah:

 Phase Shift Keying (PSK), digunakan suatu jumlah terbatas berdasarkan fase

 Frequency Shift Keying (FSK), digunakan suatu jumlah terbatas berdasarkan


frekuensi

 Amplitudo Shift Keying (ASK), digunakan suatu jumlah terbatas amplitudo


5. Modulasi Optik

Modulasi optik atau modulasi cahaya adalah teknik modulasi yang


menggunakan berkas cahaya (laser atau LED) berupa pulsa-pulsa cahaya
sebagai sinyal pembawa informasi.

Keunggulan modulasi cahaya :

 Tahan dalam derau yang sangat tinggi, karena sinyal tidak dipengaruhi
medan elektromagnetik

 Dapat mencapai gigabite per detik


Dalam modulasi optik, sinyal dapat dimodulasikan yaitu :

1. Amplitudonya yang dikenal dengan modulasi intensitas (intensity


modulation) berupa Amplitudo Shift Keying (ASK)/ on-off keying (OOK)

2. berkas cahaya dapat juga dimodulasi frekuensinya atau lebih tepat


modulasi panjang gelombang (wavelength modulation).

3. fasanya (Phasa modulation).


Teknik Modulasi Optik
Dalam modulasi optik koheren, sinyal cahaya yang dimodulasikan dapat
direpresentasikan dalam bentuk

Dimana:
Es adalah nilai sesaat besaran sinyal optik
As adalah amplitudo sinyal optik
ωs adalah sinyal optik atau pembawa
ϕ s fasa sinyal optik
Dari persamaan dasar di atas, dapat diturunkahn tiga macam teknik optik:

 Amplitudo Shifk keying (ASK) atau disebut juga On-Off Keying (OOK) yang memodulasi sinyal
optik dengan perubahan amplitudo antara “0” dan “1” sementara frekuensi konstan dan tidak
ada lompatan fasa.

 2. Frequency Shift keying (FSK) yang memodulasi sinyal optik dengan perubahan frekuensi ω1
(omega 1) dan ω2 (omega 2) dan mewakili sinyal biner, sementara amplitudo konstan dan tak
terjadi lompatan fasa.

 Phase shift keying (PSK) yang memodulasi sinyal optik berdasarkan perubahan fasa menurut
gelombang sinus.

Dimana β adalah indeks modulasi dan ω adalah frekuensi modulasi.


Format Awal Modulasi Sistem Optik
Untuk waktu yang lama, non-return-to-zero on-off-keying (NRZ-OOK)
mendominasi format modulasi yang digunakan dalam sistem komunikasi serat
optik. Format modulasi NRZ-OOK ini hanya akan disebut OOK. Karena,
membutuhkan bandwidth elektrik yang relatif kecil untuk transmiter resiver
(dibandingkan dengan RZ-OOK); OOK tidak sensitif terhadap noise fasa laser
(dibandingkan phase shift keying); OOK memiliki konfigurasi yang sederhana
pada transmiter maupun resiver
Blok diagram transmitter NRZ

dimana sinyal elektrik dimodulasi dengan sebuah modulator intensitas eksternal.


Modulator intensitas ini bisa berupa jenis Mach-Zehnder atau jenis elektro-
absoption yang mengubah sinyal elektrik OOK dengan data rate RB menjadi
suatu sinyal optik OOK pada data rate yang sama. Lembah pulsa optik pada
sebuah pulsa “1” yang terisolasi (antara bit-bit “0”) sama dengan kebalikan dari
data rate (1/Rb). Untuk mendeteksi suatu sinyal optik NRZ, digunakan sebuah
foto dioda yang sederhana pada resiver, yang akan mengubah daya optik
sinyal menjadi arus listrik. Disebut juga direct detection (DD).
6. Modulator Optik
Modulator optik berfungsi memodulasi cahaya dengan cara mengubah-ubah
amplitudo frekuensi, fasa, atau intensitas cahaya sehingga mampu
membawa sinyal info.

Klasifikasi Modulasi Optik


Menurut sifat bahan yang digunakan untuk memodulasi sinar, modulator
dibagi menjadi dua kelompok:
1.Modulasi serap, Koefisien penyerapan bahan modulator dapat diamnipulasi
oleh efek Franz-Keldyish,Quantum-confinent stark, exitonic penyerapan atau
perubahan konsentrasi carrier bebas. Biasanya, jika beberapa efek tersebut
muncul bersama-sama, modulator disebut modulator elektro absoptive.
2. Modulator bias, menggunakan efek elektro opik, modulator lain dibuat
dengan efek acousto atau efek magneto-optik atau mengambil
keuntungan dari perubahan polarisasi dalam kristal cair. contohnya:
modulator elektrik-optik, modulator acousto-optik, dan lain-lain.
Pengaruh operasi modulator bias adalah perubahan fase dari sinar
Berdasarkan tempat terjadinya modulasi yaitu :

1. Modulasi Internal (memodulasi cahaya di dalam perangkat sumber


cahayanya). Dalam modulasi internal terdapat dua sumber cahaya yaitu
LASER atau ILD (illuminating laser dioda) dan LED (light emitting dioda)

a) Karakteristik LASER

 Daya optik keluaran besar


 Terdapat penguatan cahaya
 Kurang stabil terhadap suhu
 Disipasi panas besar
 Arus pacu besar
 Lifetime lebih lama
 Kompatible dengan fiber optik jenis single mode sehingga sangat cocok
digunakan untuk komunikasi jarak jauh.
b) Karakteristik LED

 Daya optik keluaran rendah

 Penguatan cahaya tidak ada

 Stabil terhadap suhu

 Disipasi panas kecil

 Arus pacu kecil

 Life time lebih sedikit

 Tidak compatible dengan fiber optik single mode sehingga tidak cocok untuk
komunikasi jarak jauh (long haul)

Dari perbandingan karakteristik di atas, maka diperoleh laser mempunyai kriteria yang lebih baik
dan lebih cocok untuk sistem yang digunakan daripada LED sebagai sumber cahaya.
Modulasi Eksternal (memodulasi cahaya di luar perangkat cahaya).
Berdasarkan interaksi antara sinyal masukan dengan media interaksi optik,
maka terdapat tiga jenis modulator ekstern yaitu :

 Modulator Elektro-Optik

Modulator eksternal elektro optik adalah modulator yang memanfaatkan


interaksi sinyal elektrik dengan media interaksi. Interaksi yang terjadi pada
elektro optik ini adalah terjadinya perubahan indeks bias media interaksi
akibat pengaruh medan elektrik yang diberikan kepada media interaksi
tersebut. maka distribusi elektron pada media interaksi akan terdistorsi dan
terpolarisasi sehingga menyebabkan indeks bias media interaksi berubah
secara isotropik sehingga akan mengubah karakteristik pandu gelombang
optik atau karakteristik media interaksi.
Pengaruh medan elektrik pada perubahan indeks bias media interaksi
menghasilkan dua macam interaksi elektro-optik yaitu: efek Pockels yang
merupakan efek linier elektro optik pada media interaksi zat padat. Efek Kerr
yang merupakan efek kuadrat elektro optik pada media interaksi yang
umumnya berupa zat cair. Jenis dari modulator eksternal elektro optik yaitu
Modulator Mach Zehnder. Prinsip kerja Modulator Mach Zehnder berdasarkan
prinsip perpaduan (interfering) dua berkas cahaya koheren yang
menghasilkan pola garis-garis cahaya (fringe) sesuai dengan besarnya beda
fasa antara dua berkas cahaya
skema dasar interferometer mach zehnder.

Keterangan;
S: sumber berkas
P: titik fokus lensa L2
W1,W2,W3:muka gelombang optik
L1 dan L2: lensa kolimator
D1 dan D2: media semipantul
M1 dan M2: cermin pantul
Perbedaan fasa yang terjadi bisa disebabkan dua hal, yaitu perbedaan fasa
karena pemantulan atau perbedaan karena lintasan. Pada kasus ini perbedaan
fasa yang ditimbulkan disebabkan karena perbedaan lintasan yang ditempuh
kedua berkas sinar. Perbedaan fasa akibat pantulan tidak terjadi disini, karena
terjadinya pantulan pada masing-masing berkas sinar sama, yaitu tiap berkas
sama-sama mengalami dua kali pemantulan. Beda fasa antara dua berkas
cahaya pada titik P dapat dinyatakan dalam persamaan :

Dimana :
h adalah selisih dua berkas cahaya dalam interferometer
n adalah indeks bias medium perambatan optik
Pada titik P, tempat bertemunya dua berkas cahaya tadi, akan terjadi poal
dengan titik pusat (fringe) terang jika:

pola interferensi muncul akibat perrbedaan lintasan antara dua berkas cahaya
yang masuk dalam interferometer sehingga menimbulkan perbedaan fasa antara
kedua berkas tersebut. Jika tidak ada perbedaan lintasan antara kedua berkas,
maka tidak akan timbul interferensi karena tidak ada beda fasa antara kedua
berkas sehingga keduanya akan menyatu kembali dengan sempurna.
Perbedaan lintasan ini muncul karena kedua berkas tiba pada titik yang
berbeda pada L2 sehingga keduanya mencapai titik fokus lensa L2 yaitu P
dengan menempuh jarak lintasan yang berbeda pula. Karena pola
interferensi yang muncul tergantung pada parameter n dan parameter h,
maka persamaan di atas dapat diturunkan berdasarkan kedua parameter
tersebut. Bila diturunkan rumus beda fasa di atas, maka akan diperoleh:
 Rumus beda fasa 2

Dari penurunan persamaan fasa di atas, seperti ditunjukkan oleh persamaan


beda fasa (a) terlihat bahwa perubahan fasa tergantung pada perubahan
indeks bias n dan perubahan jarak h akibat pergeseran posisi keempat
komponen optik yaitu L1,L2,M1,M2. Perbandingan fasa tersebut berbanding
lurus dengan kedua parameter tadi. Selain itu, muncul konstanta yang
membuat beda fasa tidak menjadi nol bila bila tidak ada perubahan indeks
bias atau perubahan jarak lintasan. Sedangkan pada persamaan beda fasa
(b) menunjukkan pengaruh jarak dalam perubahan fasa dan persamaan beda
fasa 2 menunjukkan hal serupa untuk indeks bias medium perambatan.
Berdasarkan gambar model prisma di atas, redaman yang dialami berkas
cahaya pada interferometer
 Modulator Acousto-Optik

Suatu modulator acousto optik (AOM) disebut sel Bragg, modulator ini
menggunakan efek acousto-optik untuk pelenturan dan pergeseran frekuensi
cahaya menggunakan gelombang suara (biasanya di radio frekuensi). Modulator
ini digunakan dalam laser untuk Q Switching, dalam telekomunikasi untuk modulasi
sinyal dan dalam spektroskopi untuk kontrol frekuensi. Sebuah transduser
piezoelectrik terpasang pada material seperti kaca. Sebuah drive sinyal listrik yang
berosilasi agar tranduser bergetar, menciptakan gelombang suara di kaca ini
dapat dianggap sebagai perpindahan pesawat periodik ekspansi dan kompresi
yang mengubah indeks bias. Cahaya yang masuk menyebar dari indeks modulasi
yang dihasilkan periodik dan terjadi gangguan serupa dalam difraksi Bragg.
Interaksi ini dapat dianggap sebagai empat gelombang pencampuran antara
fonon dan foton. Sifat-sifat cahaya keluaran AOM dapat dikontrol dalam lima cara:
1. Defleksi

Sebuah berkas difraksi yang muncul pada sudut θ yang tergantung pada
panjang gelombang cahaya λ relatif terhadap panjang gelombang dari suara Λ

Dengan cahaya: normal terhadap gelombang suara,


dimana m=...,-2,-1,0,1,2,... urutan difraksi. Difraksi dari
modulasi sinusoida dalam kristal tipis hanya
menghadalah asilkan m=-1,0,1 difraksi perintah.

Difraksi dalam kristal mengalir ketebalan medium menyebabkan difraksi perintah


yang lebih tinggi. Dalam kristak tebal dengan modulasi lemah, hanya perintah
phasematched adalah difraksi, ini disebut difraksi bragg. Defleksi sudut dapat
berkisar 1-5000 lebar balok (jumlah bintik-bintik diatas). Akibatnya lecutan yang
ada biasanya terbatas pada puluhan milliradians.
2. Intensitas

Jumlah cahaya difraksi oleh gelombang suara tergantung pada intensitas


suara. Oleh karena itu, intensitas suara dapat digunakan untuk megfatur
intensitas cahaya dalam berkas difraksi. Biasanya intensitas difraksi menjadi
m=0 agar dapat bervariasi antara 15% sampai 99% dari intensitas cahaya
masukan. Demikian pula intensitas order m=1 dapat bervariasi antara 0%
sampai 80%.

3. Frekuensi
Satu perbedaan dari difraksi bragg adalah bahwa cahaya adalah hamburan
dari pesawat bergerak. Konsekuensi dari hal ini adalah frekuensi f berkas
difraksi dalam m ketertiban akan Doppler-bergeser dengan jumlah yang
sama dengan frekuensi gelombang suara F.
pergeseran frekuensi juga dibutuhkan oleh fakta bahwa energi dan
momentum (dari foton dan fonon) yang kekal dalam proses. Pergeseran
frekuensi yang khas bervariasi dari 27 MHz, untuk AOM lebih murah, sampai
400 MHz, untuk perangkat komersial negara–of-the-art. Dalam beberapa
AOMs, dua gelombang akustik berjalan diarah yang berlawanan dalam
materi, menciptakan sebuah gelombang berdiri. Difraksi dari gelombang
berdiri tidak bergeser frekuensi cahaya difraksi.
4. Tahap

Selain itu, fase berkas difraksi juga akan bergeser oleh fasa dari gelombang
suara, tahap ini dapat diubah dalam jumlah yang tidak terbatas.

5. Polarisasi
Kesegarisan akustik gelombang transversal atau gelombang longitudinal
tegak lurus dapat mengubah polarisasi. Gelombang akustik menginduksi
fase pergeseran-birefringent, seperti dalam sel pockels. Filter merdu
acousto-optik terutama dazzler yang dapat menghasilkan bentuk pulsa
variabel, berdasarkan pada prinsip ini.
Sebuah modulator acousto-optic terdiri dari transduser piezoelektrik yang
menciptakan gelombang suara dalam bahan seperti gelas atau kuarsa. Sebuah
berkas difraksi cahaya dalam beberapa perintah. Dengan bergetar material dengan
sinusoida murni dan miring AOM gelombang sehingga cahaya ini tercermin dari suara
datar ke difraksi orde pertama, hingga 90% defleksi efisiensi dapat dicapai.
3. Modulator Magneto-Optik
Sebuah modulator cahaya magneto-optik spasila (MOSLM) adalah sebuah
perangkat programmable- real-time untuk modulasi amplitudo dan/ atau fase dari
sinyal optik dua dimensi pada kecepatan tinggi. Sebuah modulator cahaya
magneto-optik spasial (MOSLM) adalah dua dimensi elektrik SLM (spatial light
moduator) berdasarkan pada efek magneto-optik yang dikenal sebagai efek
Faraday. Efek Faraday adalah properti dari beberapa bahan transparan yang
menyebabkan rotasi poparisasi cahaya melintasi melalui zat seperti ketika material
terkena medan magnet.
Pembangkit Harmonik
 Pertama kali diamati oleh Franken dan kawan-kawan pada tahun 1961. Mereka
mengamati cahaya ultraviolet yang dilewatkan Kristal kuartz dimana cahaya UV
tersebut memiliki frekuensi dua kali frekuensi laser rubi (λ= 6943 Å). Percobaan
tersebut dikaji dalam eksperimental dan teoritis dari sifat ptis non linier.

Pembangkit Harmonik Kedua


Cahaya laser rubi (λ= 6943 Å) yang mempunyai daya rata-rata sekitar 10kW, difocuskan pada
lempengan kuartz. Cahaya yang diteruskan dilewatkan melalui filter yang menahan cahaya
merah dan melewatkan cahaya ultraviolet. Cahaya yang lewat jatuh pada sel foto. Dalam
cahaya yang lewat diamati bahwa panjang gelombang radiasi (λ= 3471 Å) dan dengan daya 1
mW.
Medium dielektrik kedalam ditempatkan dalam medan listrik akan terpolarisasikan, jika medium
tidak mempunyai perpindahan pada frekuensi dari medan. Masing-masing molekulnya bekerja
sebagai dwikutup, dengan momen dwikutup tiap satuan volume P sama dengan

dimana penjumlahan dilakukan di seluruh dwikutup dalam volume satuaan. Pengaruh orientasi
medan luar pada dwikutup molekul tergantung pada sifat-sifat medium dan pada kuat medan.
Jadi dapat ditulis

Dimana x adalah polarisabilitas ( kemampuan polarisasi ) atau suseptibilitas dielektrik dari


medium. Hubungan ini hanya berlaku untuk lewat medan sumber-sumber konvensional. Besaran
X teta hanya dalam arti bahwa tidak tergantung pada E; besarnya merupakan fungsi frekuensi.
Dengan radiasi laser yang cukup kuat.
Pembangkit Harmonik Kedua
Dalam bahan Kristal, polarisabilitas nonlinear tergantung
pada arah rambatan, polarisasi medan listrik dan orientasi suber optis Kristal.
Karena dalam bahan kristalin demikian vektor-vektor P dan E tidak harus sejajar.
Koefisien X harus dianggap sebagai tensor. Polarisasi order kedua dapat dinyatakan
dengan bentuk:

Dimana i, j, k menunjukkan koordinat x, y, z. namun, kebanyakan koefisien


sama atau komponen saja.

Dalam hal . Mempunyai arah bebas dan tetap. Jika


sekarang kita balik, arah sumbu meninggalkan
medan listrik dan momen dwikutub ( dipole ) tidak berubah arahnya, tandatandanya
berubah
Persesuaian Fase
 Perkembangan pesat dalam penelitian mekanisme pembangitan harmonic
optis dalam Kristal dan media dimana pembangkitan demikian dapat dilaksanakan
secara efektif, telah menunjukkan pentingnya hubungan fase antara harmonic
dasar dan harmonic bangkitan pada saat merambat daam kristal yang mempunyai
disperse optis [ 42,97]. Telah diamati bahwa efisiensi pembangkitan harmonic
tidak hanya tergantung pada intensitas radiasi, tetapi juga pada arah rambatan dalam
Kristal.
 SHG pertama kali dengan berhasil dilaksanakan dalam kuartz. Selanjutnya berhasil
dibangkitkan dalam
kristal lain seperti : potassium dihidrofosfat (KDP), ammonium dihidrofosfat (ADP), barium,
titanat, litium iodat dan sebagainya. Daya puncak harmonic kedua sebesar 200 kW telah
diperoleh hanya dengan energy 6 m J dalam satu pulsa [288]. Efisiensi konversi sekitar 15 –
20% telah diperoleh pada rapat daya masuk sekitar 100 MW cm-2 SHG juga berhasil
dilaksanakan dalam gas [ 4, 15, 307 ] dalam semikonduktor [ 13, 102 ]. Sangat menarik
untuk dicatat bahwa SHG telah dimati dalam kalsit ( calsite ) yang merupakan fungsi
medan listrik d-c, walaupun kristal memiliki pusat inverse. Hal ini disebabkan medan listrik
meniadakan simetris [287]. Pentingnya pmbangkitan harmonik kedua (SHG) adalah pada
kenyataan bahwa ini merupakan metode prinsip pengubahan efetif dari radiasi
inframerah menjadi radiasi tampak menjadi ultraviolet. Mekanisme pembangkitan
harmonic kedua telah diteliti secara teoritis dengan cermat [12, 43, 160, 161, 165, 176, 191].
Beberapa Aplikasi Nonlinier
 Nonlnier Orde 2
Material yang hanya memiliki sifat optik Non Linier Orde 2, bila material tersebut disinari
cahaya dengan medan listrik maka polarisasi yang terjadi pad material:

Terlihat bahwa sebagai efek dari suseptibilitas order-2, polarisasi


mengandung bagian medan dan bagian berosilasi denagn frekuensi 2
disamping bagian yang berfrekuensi. Bagian yang berosilasi dengan frekuensi
2 akan menginduksikan cahaya berfrekuensi sama. Ini yang disebut second harmonic
generation (SHG). Jika material dikenai sekaligus oleh medan listrik dan berosilasi
dengan:

 Maka suseptibilitas order-2 memberikan sumbangan tehadap suseptibilitas


linier yakni:

 sehingga indeks biasnya bergantung pada medan Edc hal ini yang disebut
dengan efek elektrooptik atau Pockel yang memberi peluang terhadap proses
modulasi cahaya. Prinsip modulasi dilukiskan dalam gambar 2 berikut ini
 Nonlinier Order-3
Material yang memiliki suseptibilitas order-3 bila disinari cahaya dengan
medan Eω cos ω t, maka polarisasi sehubungan suseptibilitas order-3 adalah:

 Maka suku kedua dari polarisasi itu akan menginduksikan medan


berfrekuensi 3 kali. Peristiwa ini disebut third harmonic generation (THG).
Gelombang Medan Elektromagnetik dalam media nonlinier
dan anisotropik
Persamaan Maxwell untuk medan elektromagnetik di dalam suatu medium non-konduktif tanpa
sumber ρ = 0, J = 0.s

Dimana:
 Persamaan gelombang yang diperoleh:
 Perhatikan bahwa pada umumnya

Begitu pula untuk medan H pada umumnya medium anisotropik atau


medium nonlinier, karena

Hanya berlaku untuk. kasus khusus


 Untuk medium anisotropik atau medium nonlinier

Dan

dengan
Jadi persamaan gelombang tergandeng menjadi

Ungkapan lebih umum, misalnya untuk medium dispersif, hubungan


antara D(1) dan E di atas harus dituliskan dalam bentuk konvolusi

Yang menyatakan bahwa respon bahan tidak bersifat sesaat dan


merupakan akibat hubungan
Hubungan ini memiliki bentuk lebih sederhana dalam kawasan frekuensi
berdasarkan dalil integral konvolusi. Dengan kata lain

Dengan demikian dapat dituliskan persamaan gelombang dalam


kawasan frekuensi
Yang berlaku untuk setiap komponen Fourier/harmonik ω.
Serat Optik

Serat optik adalah saluran transmisi atau sejenis kabel


yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus dan
lebih kecil dari sehelai rambut, dan dapat digunakan untuk
mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke
tempat lain. Sumber cahaya yang digunakan biasanya
adalah laser atau LED.
Perkembangan teknologi serat optik saat ini, telah dapat menghasilkan
pelemahan (attenuation) kurang dari 20 decibels (dB)/km. Dengan lebar
jalur (bandwidth) yang besar sehingga kemampuan dalam
mentransmisikan data menjadi lebih banyak dan cepat dibandingan
dengan penggunaan kabel konvensional.sehingga cocok untuk aplikasi
telekomunikasi
Efisiensi dari serat optik ditentukan oleh kemurnian dari bahan penyusun
gelas/kaca. Semakin murni bahan gelas, semakin sedikit cahaya yang
diserap oleh serat optik.
Kelebihan Serat Optik
Dalam penggunaan serat optik ini, terdapat beberapa
keuntungan antara lain:
1. Lebar jalur besar dan kemampuan dalam membawa banyak data,
dapat memuat kapasitas informasi yang sangat besar dengan
kecepatan transmisi mencapai gigabit-per detik dan
menghantarkan informasi jarak jauh tanpa pengulangan
2. Biaya pemasangan dan pengoperasian yang rendah serta tingkat
keamanan yang lebih tinggi
3. Ukuran kecil dan ringan, sehingga hemat pemakaian ruang
4. Imun, kekebalan terhadap gangguan elektromagnetik dan
gangguan gelombang radio
Kabel Serat Optik
Secara garis besar kabel serat optik
terdiri dari 2 bagian utama, yaitu
cladding dan core. Cladding adalah
selubung dari inti (core). Cladding
mempunyai indek bias lebih rendah
dari pada core akan memantulkan
kembali cahaya yang mengarah
keluar dari core kembali kedalam
core lagi.
Bagian bagian serat optik
Pembagian serat optik dapat dilihat dari 2 macam perbedaan :

1. Berdasarkan mode yang dirambatkan :

Single mode : serat optik dengan inti (core) yang sangat


kecil , diameter intinya sangat sempit. Bahagian inti
serat optik single-mode terbuat dari bahan kaca silika
(SiO2) dengan sejumlah kecil kaca Germania (GeO2)
untuk meningkatkan indeks biasnya.
Single mode : serat optik dengan inti (core) yang sangat kecil (biasanya
sekitar 8,3 mikron), diameter intinya sangat sempit mendekati panjang
gelombang sehingga cahaya yang masuk ke dalamnya tidak terpantul-
pantul ke dinding selongsong (cladding). Bahagian inti serat optik single-
mode terbuat dari bahan kaca silika (SiO2) dengan sejumlah kecil kaca
Germania (GeO2) untuk meningkatkan indeks biasnya.
2. Berdasarkan indeks bias core:

Step indeks : pada serat optik step indeks, core memiliki indeks bias
yang homogen.

Graded indeks : indeks bias core semakin mendekat ke arah


cladding semakin kecil. Jadi pada graded indeks, pusat core
memiliki nilai indeks bias yang paling besar. Serat graded indeks
memungkinkan untuk membawa bandwidth yang lebih besar,
karena pelebaran pulsa yang terjadi dapat diminimalkan.
Gambar kabel serat optik
Pelemahan
Pelemahan (Attenuation) cahaya sangat penting diketahui
terutama dalam merancang sistem telekomunikasi serat optik itu
sendiri. Pelemahan cahaya dalam serat optik adalah adanya
penurunan rata-rata daya optik pada kabel serat optik, biasanya
diekspresikan dalam decibel (dB) tanpa tanda negatif.

Berikut ini beberapa hal yang menyumbang kepada pelemahan


cahaya pada serat optik:
1. Penyerapan (Absorption). Kehilangan cahaya yang disebabkan
adanya kotoran dalam serat optik.
2. Penyebaran (Scattering)
3. Kehilangan radiasi (radiative losses)

Anda mungkin juga menyukai