Anggota Kelompok :
1. Yuda safrilana K1C016025
2. Stevania fadhilah adhillaksa K1C016033
3. Anika kunthi hutami K1C016060
4. Sarah Ikrimatul Izmi K1C016065
5. Annisa Nur Hidayah K1C016068
1. Optika non linear
Optik nonlinier adalah ilmu pengetahuan modern terbaru dengan fenomena
fisika yang terjadi akibat medan yang ditimbulkan laser. Teknologi ini
dinamakan teknologi fotonik sebagai pengganti teknologi elektronik untuk
memperoleh, meyimpan, menyiapkan, mengirim, dan memproses informasi.
Mudah difabrikasi
A. Perubahan Penyerapan
Efek Kerr (atau efek elektro-optik kuadrat, QEO efek): perubahan indeks
bias sebanding dengan kuadrat dari medan listrik. Semua bahan
menampilkan efek Kerr dengan besaran bervariasi, tetapi umunya jauh
lebih lemah dari efek pockels.
Terdapat tiga parameter kunci pada suatu gelombang sinusoida yaitu: amplitudo,
fase,dan frekuensi. Ketiga parameter tersebut dapat dimodifikasikan sesuai
dengan sinyal informasi (berfrekuensi rendah) untuk membentuk sinyal yang
termodulasi.
Dalam modulasi digital, suatu sinyal analog dimodulasi berdasarkan aliran data
digital. Perubahan sinyal pembawa dipilih dari jumlah pembatas simbol
alternatif. Teknik yang umum dipakai adalah:
Phase Shift Keying (PSK), digunakan suatu jumlah terbatas berdasarkan fase
Tahan dalam derau yang sangat tinggi, karena sinyal tidak dipengaruhi
medan elektromagnetik
Dimana:
Es adalah nilai sesaat besaran sinyal optik
As adalah amplitudo sinyal optik
ωs adalah sinyal optik atau pembawa
ϕ s fasa sinyal optik
Dari persamaan dasar di atas, dapat diturunkahn tiga macam teknik optik:
Amplitudo Shifk keying (ASK) atau disebut juga On-Off Keying (OOK) yang memodulasi sinyal
optik dengan perubahan amplitudo antara “0” dan “1” sementara frekuensi konstan dan tidak
ada lompatan fasa.
2. Frequency Shift keying (FSK) yang memodulasi sinyal optik dengan perubahan frekuensi ω1
(omega 1) dan ω2 (omega 2) dan mewakili sinyal biner, sementara amplitudo konstan dan tak
terjadi lompatan fasa.
Phase shift keying (PSK) yang memodulasi sinyal optik berdasarkan perubahan fasa menurut
gelombang sinus.
a) Karakteristik LASER
Tidak compatible dengan fiber optik single mode sehingga tidak cocok untuk
komunikasi jarak jauh (long haul)
Dari perbandingan karakteristik di atas, maka diperoleh laser mempunyai kriteria yang lebih baik
dan lebih cocok untuk sistem yang digunakan daripada LED sebagai sumber cahaya.
Modulasi Eksternal (memodulasi cahaya di luar perangkat cahaya).
Berdasarkan interaksi antara sinyal masukan dengan media interaksi optik,
maka terdapat tiga jenis modulator ekstern yaitu :
Modulator Elektro-Optik
Keterangan;
S: sumber berkas
P: titik fokus lensa L2
W1,W2,W3:muka gelombang optik
L1 dan L2: lensa kolimator
D1 dan D2: media semipantul
M1 dan M2: cermin pantul
Perbedaan fasa yang terjadi bisa disebabkan dua hal, yaitu perbedaan fasa
karena pemantulan atau perbedaan karena lintasan. Pada kasus ini perbedaan
fasa yang ditimbulkan disebabkan karena perbedaan lintasan yang ditempuh
kedua berkas sinar. Perbedaan fasa akibat pantulan tidak terjadi disini, karena
terjadinya pantulan pada masing-masing berkas sinar sama, yaitu tiap berkas
sama-sama mengalami dua kali pemantulan. Beda fasa antara dua berkas
cahaya pada titik P dapat dinyatakan dalam persamaan :
Dimana :
h adalah selisih dua berkas cahaya dalam interferometer
n adalah indeks bias medium perambatan optik
Pada titik P, tempat bertemunya dua berkas cahaya tadi, akan terjadi poal
dengan titik pusat (fringe) terang jika:
pola interferensi muncul akibat perrbedaan lintasan antara dua berkas cahaya
yang masuk dalam interferometer sehingga menimbulkan perbedaan fasa antara
kedua berkas tersebut. Jika tidak ada perbedaan lintasan antara kedua berkas,
maka tidak akan timbul interferensi karena tidak ada beda fasa antara kedua
berkas sehingga keduanya akan menyatu kembali dengan sempurna.
Perbedaan lintasan ini muncul karena kedua berkas tiba pada titik yang
berbeda pada L2 sehingga keduanya mencapai titik fokus lensa L2 yaitu P
dengan menempuh jarak lintasan yang berbeda pula. Karena pola
interferensi yang muncul tergantung pada parameter n dan parameter h,
maka persamaan di atas dapat diturunkan berdasarkan kedua parameter
tersebut. Bila diturunkan rumus beda fasa di atas, maka akan diperoleh:
Rumus beda fasa 2
Suatu modulator acousto optik (AOM) disebut sel Bragg, modulator ini
menggunakan efek acousto-optik untuk pelenturan dan pergeseran frekuensi
cahaya menggunakan gelombang suara (biasanya di radio frekuensi). Modulator
ini digunakan dalam laser untuk Q Switching, dalam telekomunikasi untuk modulasi
sinyal dan dalam spektroskopi untuk kontrol frekuensi. Sebuah transduser
piezoelectrik terpasang pada material seperti kaca. Sebuah drive sinyal listrik yang
berosilasi agar tranduser bergetar, menciptakan gelombang suara di kaca ini
dapat dianggap sebagai perpindahan pesawat periodik ekspansi dan kompresi
yang mengubah indeks bias. Cahaya yang masuk menyebar dari indeks modulasi
yang dihasilkan periodik dan terjadi gangguan serupa dalam difraksi Bragg.
Interaksi ini dapat dianggap sebagai empat gelombang pencampuran antara
fonon dan foton. Sifat-sifat cahaya keluaran AOM dapat dikontrol dalam lima cara:
1. Defleksi
Sebuah berkas difraksi yang muncul pada sudut θ yang tergantung pada
panjang gelombang cahaya λ relatif terhadap panjang gelombang dari suara Λ
3. Frekuensi
Satu perbedaan dari difraksi bragg adalah bahwa cahaya adalah hamburan
dari pesawat bergerak. Konsekuensi dari hal ini adalah frekuensi f berkas
difraksi dalam m ketertiban akan Doppler-bergeser dengan jumlah yang
sama dengan frekuensi gelombang suara F.
pergeseran frekuensi juga dibutuhkan oleh fakta bahwa energi dan
momentum (dari foton dan fonon) yang kekal dalam proses. Pergeseran
frekuensi yang khas bervariasi dari 27 MHz, untuk AOM lebih murah, sampai
400 MHz, untuk perangkat komersial negara–of-the-art. Dalam beberapa
AOMs, dua gelombang akustik berjalan diarah yang berlawanan dalam
materi, menciptakan sebuah gelombang berdiri. Difraksi dari gelombang
berdiri tidak bergeser frekuensi cahaya difraksi.
4. Tahap
Selain itu, fase berkas difraksi juga akan bergeser oleh fasa dari gelombang
suara, tahap ini dapat diubah dalam jumlah yang tidak terbatas.
5. Polarisasi
Kesegarisan akustik gelombang transversal atau gelombang longitudinal
tegak lurus dapat mengubah polarisasi. Gelombang akustik menginduksi
fase pergeseran-birefringent, seperti dalam sel pockels. Filter merdu
acousto-optik terutama dazzler yang dapat menghasilkan bentuk pulsa
variabel, berdasarkan pada prinsip ini.
Sebuah modulator acousto-optic terdiri dari transduser piezoelektrik yang
menciptakan gelombang suara dalam bahan seperti gelas atau kuarsa. Sebuah
berkas difraksi cahaya dalam beberapa perintah. Dengan bergetar material dengan
sinusoida murni dan miring AOM gelombang sehingga cahaya ini tercermin dari suara
datar ke difraksi orde pertama, hingga 90% defleksi efisiensi dapat dicapai.
3. Modulator Magneto-Optik
Sebuah modulator cahaya magneto-optik spasila (MOSLM) adalah sebuah
perangkat programmable- real-time untuk modulasi amplitudo dan/ atau fase dari
sinyal optik dua dimensi pada kecepatan tinggi. Sebuah modulator cahaya
magneto-optik spasial (MOSLM) adalah dua dimensi elektrik SLM (spatial light
moduator) berdasarkan pada efek magneto-optik yang dikenal sebagai efek
Faraday. Efek Faraday adalah properti dari beberapa bahan transparan yang
menyebabkan rotasi poparisasi cahaya melintasi melalui zat seperti ketika material
terkena medan magnet.
Pembangkit Harmonik
Pertama kali diamati oleh Franken dan kawan-kawan pada tahun 1961. Mereka
mengamati cahaya ultraviolet yang dilewatkan Kristal kuartz dimana cahaya UV
tersebut memiliki frekuensi dua kali frekuensi laser rubi (λ= 6943 Å). Percobaan
tersebut dikaji dalam eksperimental dan teoritis dari sifat ptis non linier.
dimana penjumlahan dilakukan di seluruh dwikutup dalam volume satuaan. Pengaruh orientasi
medan luar pada dwikutup molekul tergantung pada sifat-sifat medium dan pada kuat medan.
Jadi dapat ditulis
sehingga indeks biasnya bergantung pada medan Edc hal ini yang disebut
dengan efek elektrooptik atau Pockel yang memberi peluang terhadap proses
modulasi cahaya. Prinsip modulasi dilukiskan dalam gambar 2 berikut ini
Nonlinier Order-3
Material yang memiliki suseptibilitas order-3 bila disinari cahaya dengan
medan Eω cos ω t, maka polarisasi sehubungan suseptibilitas order-3 adalah:
Dimana:
Persamaan gelombang yang diperoleh:
Perhatikan bahwa pada umumnya
Dan
dengan
Jadi persamaan gelombang tergandeng menjadi
Step indeks : pada serat optik step indeks, core memiliki indeks bias
yang homogen.