Anda di halaman 1dari 4

Anika Kunthi Hutami (2106780316)

Tugas Meringkas materi tentang Chapter 2: Basic Radiobiology

Radiobiologi adalah suatu studi yang dapat dilakukan secara kualitatif dan dan kuantitatif
untuk mengetahui efek dari radiasi pengion. Radiasi bisa jadi maglinan (ganas), mengubah fungsional
hingga kematian. Pada level mikroskopik interasi radiasi pada tingkatan atom sehingga menyebabkan
:

1. Eksitasi merupakan perpindahan (diserap) energi rendah ke energi tinggi, tapi tidak bisa untuk
melepaskan diri dari lintasan atau orbital.
2. Ionisasi merupakan menghasilkan energi yang cukup untuk melepaskan diri atau meningglakn
orbitnya.

Awal mulanya atom bersifat netral (memiliki jumlah proton dan neutron yang sama) setelah ada
electron yang memiliki energi sehingga menyebabkan atom tidak bersifat netral lagi. Radiasi yang
dihasilkan akan menghasilkan flux energi partikel sekunder. Dari fenomena penyerapan bisa
disebutkan atau menghasilkan radikal dan spesies kimia lainnya, lalu berinteraksi secara kimia dan
menyebabkan perubahan radiasi. Radikal ini disebabkan oleh adanya secondary partikel (partikel
sekunder).

Transfer energi terjadi saat secondary elekttron (yang dihasilkan dari tumbukan electron dengan
atom yang menyebakan atau menghasilkan secondary electron atau partikel). Jika ini terjadi di dalam
tubuh manusia makan akan menyebakan ionsiasi biological system yang menghasilkan perubahan
system secara mikroskopi hingga kematian sel. Kematian sel terjadi di bagian mitosis. Efek dari radiasi
banyaknya dari kerusakan (secara akumulasi), efek ini bisa terjadi secara bulanan atau tahunan setelah
treatment. Karena radiasi yang diberikan pasti akan memberikan efek pada Organ At Risk (OAR)
walaupun nilainya kecil.

Pada kedokteran nuklir terdapat empat jenis yang memberikan short-effect pada tumor dan organ
sehat yaitu

1. Gamma
2. Beta
3. Alfa
4. Electron auger

Partikel alfa memiliki energi yang paling tinggi tetapi daya tembus yang dimilik partikel alfa ialah
yang paling rendah. Jika diasumsikan partikel alfa hanya bisa menembus sebuah kerta tipis. Dari ke
empat jenis tersebut yang telah disebutkan diatas, short-effect yang memiliki daya tembus paling
besar adalah gamma, karena gamma mampu menembus sebuah plat tembaga. Namun, partikel
gamma ini justru yang memiliki energi yang paling kecil dibandingkan dengan partikel alfa. Partikel
beta memiliki penetrasi (kemampuan daya tembus) yang sedikit lebih besar daripada partikel alfa
namun, partikel beta memiliki penetrasi yang tidak lebih besar daripada partikel gamma. Begitu juga
dengan energi yang dimiliki partikel beta lebih sedikit lebih besar daripada partikel gamma namun
lebih kecil daripada partikel alfa. Sedangkan untuk electron auger yaitu adanya perpindahan energi
electron di orbital jika energi cukup maka akan terlepas dari orbitalnya.

Gamma radiasi dihubungkan dengan Panjang gelombang (wavelength) atau dinotasikan sebagai
“λ” dimana Panjang gelombang dan frekuensi berbandingterbalik. Artinya jika Panjang gelombang
besar maka memiliki frekuensi yang kecil. Elektromagnetik dari high energy basanya berkisar >25 keV
karena foton bukan tunggal maka tidak bisa diprediksi dan sifat foton adalah random. Jika dalam
jumlah banyak maka secara statistic lebih baik.

Jika ada foton yang datang lalu menumbuk electron jika energinya cukup maka electron dapat
keluar dari orbital dan apabila orbital diatasnya mengalami kekosongan maka akan diisi oleh electron
yang berada di orbital bawahnya (foton electron) energi akan diserap seluruhnya.

Compton yaitu energi yang lebih tinggi dari foto electron karena bisa memberikan electron untuk
melepaskan diri dari orbitnya. Sedangkan ntuk produksi pasangan memiliki energi 1,602 ev dan
menghasilkan electron dan positron (electron yang bermuatan positif). Electron sekunder merupakan
ahasil kejadian ionisasi yang didekat darimana ia dihasilkan, maka disebut radiasi serap local. Foton
sekunder yaitu membawa energi dari tempat yang jah yang menyebabkan adalanya deposisi energi.

Radiasi beta terjadi di inti atom yang kelebihan neutron (β-) atau proton (β+) dalam inti. Pada
diagnostic berhubungan dengan gamma, sedangkan radionuklida pemancar beta untuk terapi.
Pemancar beta yang diemisikan akan menghasilkan spektrum dari energi yang bersifat diskrit.
1
𝐸𝑎𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 = 𝐸𝑚𝑎𝑠
3
Radionuklida yang mengemisikan beta akan menhasilkan foton juga karena merubah inti atom
parent menjadi daughter, dimana keadaan daughter belum stabil sehingga mengemisikan. Saat
dikeluarkan dari proton maka akan menghasilkan electron yang mengikuti radiasi gamma. Untuk
radionuklida dapat menghasilkan partikel beta dan artikel gamma sehingga bisa dinyatakan dengan
radiasi partikuler (menghasilkan fraksinasi besar dari dosis untuk organ)

Contoh : Radionuklida yang diberikan pada kanker tiroid maka yang menghasilkan atau berkontribusi
banyak pada partikel beta.

Radiasi alfa akan memberikan energi di range yang pendek (<100 µm) tapi hal ini sangat bagus,
jjika diinjeksi ke pasien dengan menempelkan radiasi alfa ke radiasi farmaka karena menghasilkan
kerusakan yang jauh lebih tinggi dari beta dan gamma dan bisa memastikan radiasi pada tumor yang
terlokalisasi. Namun kekurangan radiasi alfa adalah bisa menghasilkan parent-daughter pada system
biological dan tidak bisa digunakanuntuk diagnostic.

Elektron-auger suatu radionuklida yang meluruh dengan konsep konvensi internal sehingga
electron pada keadaan (state) yang tinggi. Sifat-sifat electron auger yaitu :

1. Range pendek
2. Energi partikel rendah
3. Dapat menghasilkan densitas yang comparable yang dihasilkan oleh track partikel alfa
4. Meghasilkan nilai LET yang tidak jauh dari tempatnya
❖ Molecular effect of Radiation and their modifiers
Kerusakan yang disebabkan radiasi dapat dihasilkan dari :

1. Direct
- Ionisasi atau eksitasi dari ataom dalam target biological
- Menghasilkan secara mikroskopik
- Kurang lebih kerusakan 1/3 rendah untuk LET
2. Indirect
- Berasal dari sinar-x atau sinar gamma
- Menghasiljan ionisasi da eksitasi pada molekul air
- Low LET radiasi seperti sinar-x, sinar- gamma
- Kerusakan sel normal bisa terjadi 2/3

❖ Pengaruh Oksigen
Efek radiasi dapat dipengarhi ada atau tidak adanya oksigen. Radikal bebas yang dihasilkan dari
efek direct atau indirect menjadi sangat reaktif. Molekul oksigen mempunyai dua pasangan
electron yang menyebabkan radikal bebas hal ini yang menyebabkan kerusakkan secara indirect.

❖ Efek bystander
Terjadi pada sel yang belum ditransferkan pad partikel bermuatan yang menyebabkan
kerusakan karena adanya interaksi antar sel. Dan sel ini akan stress akhirnya memberikan respon
sel. Kejadian ini dikenal Apoptosis.

❖ DNA damage
Kerusakan yang disebabkan oleh radiasi bisa menyebakan perubahan pada DNA. Perubahan
pada DNA ada beberapa tipe yaitu :
1. Single strand breaks
2. Double Strand breals
Merupakan memegang peranan penting pada efek cell-killing karsinogenesis dan hereditary
3. Base damage
4. Protein DNA cross line
5. Protein-protein cross links

❖ DNA repair
mekanisme enzim dapat mendeteksi dan memperbaiki kerusakan DNA akibat radiasi. Bukaan
DNA yang rusak oleh enzim akan membuat bukaan rantai polinuklida yang mana hal ini
memungkinkan adanya membuang bagian kerusakkan itu. Untuk DSD mengikuti dua primary
repair (perbaikan utama) :
1. Non-homologos End Joining (NHEJ)
- Perbaikan protein yang memberikan bagian yang memberikan bagian yang broken dari
molekul DNA dan akhirnya ligation
- Jika rusak maka yang diambil ujung-ujungnya tanpa melihat sequence homology bisa jadi
“cacat”
2. Homologous recombinations
- Lebih baik
- Mengambil bagian yang tidak rusak (sequence) untuk menutupi bagian yang rusak
misal jika terjadi kerusakan di G1 dan S yaitu NHEJ sedangkan jika kerusakan pada G2 dan S
yaitu homologous. kerusakan yang diperbaiki atau salah diperbaiki DNA menjadi keusakan yang
menyebabkan kanker.

Anda mungkin juga menyukai